Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Patriotisme Pada Anak Sekolah

Dasar Melalui Pembelajaran IPS

Gina Amalia1 Auliadi2, Tin Rustini3, Muh. Husen Arifin4


Universitas Pendidikan Indonesia
1,2,3,4

E-mail: ginaamalia602@upi.edu, auliadi2302@upi.edu2, tinrustini@upi.edu3,


muhusenarifin@upi.edu4

Abstract

Many Indonesian citizens, including elementary school children, have been carried out by external developments due to
increasing technological growth. They forget that the true identity of an Indonesian citizen is to love his own country.
Therefore, more is needed to improve nationalism in Indonesia, which starts as early as at Sd through ips study. The
education materials given are about Indonesia's independence process. At the first meeting before class, children are taught
to pray before and after learning to create a religious consciousness so that children realize that in the Indonesian state,
there is a variety of religions and a growing love for the Indonesian state. Additionally, there are methods given during
learning that are contextual teaching and learning (TCL) and higher order thinking skill (hots). Contextual teaching and
learning (TCL) is a system that links learning materials to daily life, such as taking the possible values of Indonesia's
independence from hard work, cooperation, and foremost nationalism and patriotism. Then, there is called higher order
thinking skill (hots) which is the method of discussion students perform about taking a meaning from the Indonesian
independence event. With such a method, it will add to the student's knowledge and love of the country. In addition,
students become proficient at thinking critical of the learning materials. As a result of this writing was the invention of several
methods and ways that a teacher can promote nationalism in elementary school students by studying ips related materials
for Indonesia's independence process. Not only teachers but parents also contribute greatly to the efforts of increasing
nationalistic values in their children.

Keywords: Elementary school,Nationalism,Patriotism

Abstrak

Sebagian dari masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan termasuk siswa SD pada saat ini sudah terbawa arus oleh
perkembangan dari luar akibat semakin canggihnya teknologi. Mereka lupa bahwa sesungguhnya jati diri seorang warga
negara Indonesia adalah mencintai negaaranya sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan rasa
nasionalisme pada masyarakat Indonesia yang dimulai dari sedini mungkin seperti di SD melalui pembelajaran IPS. Materi
pembelajaran yang diberikan yaitu tentang Proses Kemerdekaan Indonesia. Pada pertemuan awal sebelum masuk kelas,
anak diajarkan untuk berdo’a sebelum dan sesudah belajar agar tercipta kesadaran dari segi agama sehingga anak menyadari
di Negara Indonsia ini terdapat beragam agama dan semakin mencintai negara Indonesia. Selain itu, ada metode yang
diberikan pada saat pembelajaran berlangsung yaitu Conterxtual Teaching and Learning (TCL) dan Higher Order Thingking
Skill (HOTS). Conterxtual Teaching and Learning (TCL) adalah metode dengan cara menghubungkan materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari, seperti mengambil nilai-nilai yang dapat dilakukan dari peristiwa kemerdekaan Indonesia
mulai dari kerja keras, bekerja sama, dan yang paling utama terkait nilai nasionalisme dan patriotisme. Kemudian, ada yang
disebut dengan Higher Order Thingking Skill (HOTS) yaitu metode diskusi yang dilakukan siswa tentang mengambil makna
dari peristiwa kemerdekaan Indonesia. Dengan metode tersebut, akan menambah pengetahuan dan rasa cinta tanah air dari
siswa terhadap negara Indonesia. Hasil dari pembuatan karya tulis ini yaitu ditemukannya beberapa metode dan cara yang
dapat dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa SD melalui pembelajaran IPS terkait
materi proses kemerdekaan Indonesia.

Kata Kunci: Sekolah Dasar (SD), Nasionalisme, Patriotisme.

108
PENDAHULUAN merupakan perkara yang tidak mudah untuk
Di zaman sekarang yang semakin canggih, dilakukan. Masyarakat dan pahlawan bangsa
masih banyak dari masyarakat Indonesia yang berusaha sekuat tenaga yang didasarkan pada
kurang kesadarannya dalam hal nilai-nilai rasa cinta tanah air atau nasionalisme dan
nasionalisme pada negara Indonesia. semangat keagamaan (Susilo, 2018).
Masyarakat tersebut terdiri dari berbagai Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini
kalangan seperti anak-anak, remaja, dan orang yaitu untuk mengetahui cara bagaimana
dewasa. Salah satu hal yang dapat menyelesaikan permasalahan terkait
membuktikan pernyataan tersebut yaitu kurangnya kesadaran nasionalisme dan
banyaknya budaya asing yang masuk ke patriotisme pada masyarakat Indonesia
Indonesia sehingga masyarakat lebih banyak melalui pembelajaran IPS khususnya materi
mengikuti perkembangan dari budaya lain dan tentang sejarah kemerdekaan Indonesia di
dijadikan sebagai anutan karena dianggap Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran tersebut,
hebat atau bagus. Budaya asing yang sering dapat dilakukan sedini mungkin karena pada
diikuti masyarakat, antara lain dari segi rentang usia tersebut, anak-anak dapat
berpakaian, berbicara, dan produk luar negeri. dengan mudah menyerap pembelajaran Ilmu
Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus Pengetahuan Sosial (IPS). Generasi muda ini
ada tindakan atau sosialisasi yang dilakukan harus memiliki wawasan sejarah yang luas
agar menumbuhkan rasa nasionalisme dan demi menunjang kehidupan
patriotisme pada masyarakat Indonesia, bermasyarakatnya (Susilo & Wulansari, 2021).
termasuk anak-anak di Sekolah Dasar. Ilmu
pendidikan Sosial (IPS) dapat menjadi jawaban METODE
atas permasalahan yang sedang terjadi saat ini. Metodologi yang dilakukan pada penelitian
Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah ilmu ini menggunakan pendekatan kualitatif.
yang disederhanakan kembali dalam program Penelitian Kualitatif adalah metode dalam
pendidikan meliputi beberapa aspek, antara penelitian untuk menghasilkan data berupa
lain ilmu ekonomi, sejarah, sosiologi, gambaran atau deskripsi tentang
antropologi, geografi, psikologi, politik, dan permasalahan yang sedang diamati (Dr.farida
filsafat. Adapun pengertian Ilmu Pengetahuan Nugrahani, 2014). Penelitian kualitatif harus
Sosial (IPS) menurut beberapa ahli. S. Nasution berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan
menyampaikan pendapatnya tentang Ilmu dalam bentuk teori (Prof. Dr. Suryana, 2012).
Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai pelajaran Dalam sebuah penelitian, diharuskan melaui
yang memuat sejumlah mata pelajaran sosial. beberapa proses dari prosedur penelitian yang
Sedangkan, menurut Moeljono Cokrodikardjo dilakukan secara kritis dan ilmiah.
Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) merupakan Teknik pengumpulan data yang
perwujudan dari pendekan interdisipliner dari dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
sebuah ilmu yang dinamakan ilmu sosial studi litelatur. Studi literatur adalah Teknik
(Nasution & Biru, 2018) Ilmu Pendidikan Sosial yang bertujuan untuk mendapatkan teori yang
(IPS) di Indonesia indentik dengan istilah studi mendukung penelitian dengan mengumpulkan
sosial (social studies) seperti halnya di luar data-data yang berasal dari jurnal dengan
negeri yaitu Amerika Serikat. Akan tetapi, isi penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya
dari ilmu tersebut, disesuaikan lagi dengan (Bakhrudin All Habsy, 2017). Selain itu,
kondisi yang ada di negara Indonesia pengumpulan data dapat dilakukan dengan
(Mukminan, 2014). membaca buku-buku yang relevan dengan
Salah satu ilmu sosial yang ada di dalam permasalahan pada penelitian ini
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sejarah. (Muhammad, 2013).
Dapat berisi peristiwa penting yang terjadi di Prosedur analisis data pada penelitian
masa lalu yang sangat bermanfaat bagi kualitatif, antara lain reduksi data, sajian data,
kehidupan sekarang untuk diambil maknanya. dan penarikan simpulan atau verifikasi.
Salah satu materi yang dapat menumbuhkan Reduksi data yaitu proses untuk membuat
rasa nasionalisme dan patriotisme pada siswa catatan ringkasan yang diperoleh. Sajian data
Sekolah Dasar (SD) adalah tentang merupakan narasi atau deskripsi yang disusun
kemerdekaan Indonesia. Perjuangan seorang secara sistematis berdasarkan pokok-pokok
pahlawan untuk memerdekakan Indonesia ringkasan yang telah dibuat. Terakhir, ada

109
simpulan atau verifikasi yang dilakukan dengan proklamasi kemerdekaan. Pada tanggal 1
cara mencari makna secara hati-hati agar Maret 1945 dibentuklah sebuah Lembaga yaitu
menghasilkan penarikan kesimpulan yang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Panitia
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kemerdekaan Indoneisia (BPUPKI) dengan
(Gunawan, 2013). ketuanya oleh Dr. Radjiman Wediodiningrat.
Namun, pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
HASIL DAN PEMBAHASAN dibubarbarkan disertai dengan pembentukan
Pentingnya Nilai Nasionalisme Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Nilai nasionalisme sangat penting untuk (PPKI). Ketua dari Lembaga ini yaitu Ir.
diterapkan pada berbagai jenjang sekolah Soekarno dan diwakili oleh Drs. Moh. Hatta.
termasuk di SD. Nilai ini harus segera Selain jatuhnya kepulauan Saipan, telah terjadi
diterapkan pada siswa sedini mungkin karena peristiwa pengeboman di Nagasaki dan
pada waktu itu siswa dapat dengan mudah Hirosima pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945
untuk menyerap dan memahami berbagai hal oleh sekutu kepada Jepang. Karena peristiwa
yang ada disekitarnya termasuk nilai tersebut, Jenderal Besar Terauci
nasionalisme. Selain itu, dengan adanya nilai menyampaikan bahwa akan memberikan
nasionalisme dapat meningkatkan kemerdekaan kepada Indonesia.
kesejahteraan dan kenyamanan masyarakat
Ditengah persiapan kemerdekaan, terjadi
Indonesia. Bayangkan saja apabila tidak ada
sebuah peristiwa yang melibatkan tokoh
nilai nasionalisme di negara Indonesia ini.
penting Indonesia yaitu Ir. Soekarno dan Drs.
Pastinya tidak ada kedamaian dan terjadi
Moh Hatta yang diculik oleh kaum muda ke
pertikaian yang dapat memecah belah antar
Rengasdengklok. Lebih tepatnya berada di
masyarakat Indonesia.
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Peristiwa ini
disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat
Penting Nilai Patriotisme
antara golongan tua dan golongan muda
Di tengah maraknya globalisasi, nilai
terkait pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
patriotism harus segera ditingkatkan agar
Para golongan tua menganggap proklamasi
masyarakat termasuk siswa SD tidak terbawa
harus dilakukan sesuai dengan prosedur
pengaruh negatifnya. Nilai patrriotisme sangat
ketetapan dari Jepang yaitu dilakukan pada
penting untuk diterapkan sejak dini karena
tanggal 24 Agustus 1945. Sedangkan, golongan
generasi muda ini dapat menjadi penggerak
muda sangat menentang pernyataan tersebut
dan pemimpin dalam membela negara
dan menganggap bahwa proklamasi
Indonesia dengan segala pengorbanannya.
kemerdekaan harus dilaksanakan atas hak
Para siswa SD harus mengetahui bahwasanya
masyarakat Indonesia bukan menuruti hal
sebagai masyarakat Indonesia harus membela
yang diperintahkan oleh Jepang. Walaupun
dan melindungi negara dari berbagai macam
sudah dikatakan oleh anggota kaum muda
ancaman yang menerpa (Wijayanto J. &
yaitu Darwis dan Wikada pada kaum tua bahwa
Marzuki, 2018). Untuk dapat meningkatkan
apabila tidak dilaksanakan proklamasi
nilai patriotism, dapat dilakukan melalui
kemedekaan pada 16 Agustus 1945 akan
pembelajaran IPS tentang sejarah dengan
terjadi pertumpahan darah tetap saja kaum
materi tentang kemerdekaan Indonesia.
tua sangat teguh akan pendiriannya untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan pada
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
24 Agustus 1945. Setelah itu, kaum muda
Hal yang dapat dilakukan untuk
memutuskan untuk membawa Ir. Soekarno
menumbuhkan rasa nasionalisme pada siswa
dan Drs. Moh Hatta ke Rengasdengklok agar
yaitu dengan mengetahui sejarah negaranya.
lebih focus untuk berdiskusi membahas
Adapun tahapan-tahapan yang mengantarkan
kemerdekaan. Proses ini dibantu oleh Cudanco
Indonesia pada kemerdekaan:
Latief Hendranigrat yaitu salah satu anggota
1. Peristiwa Menjelang proklamasi
Tentara Peta. Alasan mengapa harus di
Jepang (Dr. AMAN, 2015) mengumumkan
Rengasdengklok karena memikirkan
kekalahan dengan jatuhnya kepulauan Saipan
perhitungan keselamatan dari Ir. Soekarno dan
oleh Amerika. Kemudian, Indonesia
Drs. Moh Hatta.
diperbolehkan untuk menyelenggarakan
Selain itu, Rengasdeklok berada di tempat
Proklamasi kemerdekaan menyelenggarakan
terpincil jauh dari keramaian anggota militer

110
Jepang sekitar 15 km. Tak hanya di menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen
Rengasdengklok, di Jakarta juga sedang ‘05”.
diadakan diskusi antara golongan tua dan
golongan muda yang menghasilkan 3. Pembacaan Teks Proklamasi
kesepakatan atas dilaksanakannya proklamasi Proses pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. kemerdekaan dilakukan di Jalan Pegangsaan
Kemudian, untuk meningkatkan kepercayaan Timur 56. Dalam rangka pembacaan teks, Dr.
agar tidak dilanggar oleh golongan tua, maka Muwardi meminta kepada anak buah dari
diberikannya jaminan bahwa proklamasi Cudanco Latief Hendraningrat untuk berjaga
kemerdekaan akan dilaksanakan selambatnya disekitar rumah Ir. Soekarno. Disamping itu, di
pada pukul 12.00 WIB di tanggal 17 Agustus. Jalan Pegangsaan Timur 56 juga sedang
Karena jaminan tersebut, Ir. Soekarno dan Drs. dilakukan persiapan beberapa peralatan
Moh Hatta Berhasil dijemput dan Kembali ke seperti pengeras suara dan mikrofon. Adapun
Jakarta untuk mempersiapkan proklamasi rangkaian acara yang dilakukan pada saat itu,
kemerdekaan. antara lain pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan oleh Soekarno, pengibaran
bendera merah putih yang dijahit oleh
2. Perumusan Teks Proklamasi Fatmawati, dan sambutan dari Suwirjo dan Dr.
Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sampai di Muwardi sebagai Walikota (Setiani, 2017).
Jakarta pada pul 23.00 WIB dan menuju rumah
Laksamana Maeda untuk mempersiapkan Metode Penanaman Nilai Nasionalisme
rumusan teks proklamasi. Alasan dipilihnya Melalui Pembelajaran IPS
rumah Laksamana Maeda karena dianggap Setelah mengetahui materi Proklamasi
sebagai tempat yang paling aman diantara Kemerdekaan, alangkah baiknya untuk
tempat yang lain dan agar terhindar dari mengetahui metode seperti apa yang harus
ancaman anggota militer Jepang. Tak hanya dilakukan untuk menanamkan rasa
golongan tua yang hadir, adapun pewakilan nasionalisme dan patriotisme pada siswa SD.
dari golongan muda, diantaranya B.M. Diah Penanaman nilai nasionalisme dan patriotisme
dan Sukarni. Dari diskusi tersebut, dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
menghasilkan teks proklamasi yang ditulis oleh seperti hormat terhadap guru dan berdoa
Ir. Soekarno: sebelum & sesudah pembelajaran. Selain itu,
Proklamasi guru dapat menyampaikan nilai-nilai
Kami bangsa Indonseia dengan ini nasionalisme melalui belajar budaya
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal Indonesia, sejarah kemerdekaan Indonesia,
yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., dan menggunakan barang-barang yang berasal
diselenggarakan dengan tjara seksama dan dari tanah air. Siswa juga diajarkan untuk
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. memiliki nilai nasionalisme dan patriotisme
dengan tujuan agar dapat diturunkan kepada
Djakarta, hari 17 boelanSalah satu kaum muda generasi selanjutnya dan tidak ada kata punah
Sukarni menyarankan untuk Ir. Soekarno dan dari nilai nasionalisme dan patriotisme. Selain
Drs. Moh Hatta saja yang menandatangani teks didalam pembelajaran dikelas, penanaman
proklamasi dan dibacakan oleh Ir. Soekarno nilai nasionalisme dan patriotism dapat
pada saat hari kemerdekaan. Atas usulan dilakukan di luar kelas yaitu lingkungan sekitar
Sukarni yang diterima oleh Soekarno, maka kelas yang dapat berupa lapangan. Kegiatan
diperintahkan pula Sayuti Melik agar mengetik yang dapat dilakukan antara lain, upacara
naskah yang ditulis oleh Soekarno tersebut. bendera merah putih yang rutin dilakukan
Teks proklamasi tersebut merupakan hasil dari setiap hari senin di lapang sekolah. Siswa tidak
perubahan yang dilakukan selama di kediaman hanya diajarkan untuk menghormat pada
Laksamana Maeda. Adapun perubahan kata bendera merah putih saja, tetapi diajarkan
yang dilakukan, atanra lain dari kata “tempoh” juga untuk mengingat Pancasila dan
menjadi tempo”, kata wakil-wakil bangsa pembukaan UUD 1945. Hal ini dilakukan agar
Indonesia” menjadi “atas nama bangsa siswa mengetahui dan berusaha untuk
Indonesia”, dan kata Djakarta 17-08 ‘05” menerapkan nilai-nilai yang ada didalam
Pancasila pada kehidupan sehari-hari

111
termasuk nilai nasionalisme dan patriotisme. segera diterapkan pada siswa sedini mungkin
Adapun istilah yang menyebutkan tentang karena pada waktu itu siswa dapat dengan
mengghubungkan materi pembelajaran dan mudah untuk menyerap dan memahami
kehidupan sehari-hari yaitu Conterxtual berbagai hal yang ada disekitarnya termasuk
Teaching and Learning (TCL). nilai nasionalisme dan patriotisme.
Pada saat pembelajaran IPS, guru dapat Hal yang harus dilakukan untuk
menerapkan metode diskusi pada siswa. Pada menumbuhkan rasa nasionalisme dan
kegiatan tersebut, siswa diperintahkan untuk patriotisme pada siswa yaitu dengan
berdiskusi dengan temannya dan mengambil memepelajari pelajaran IPS materi mengenai
makna dari materi terkait kemerdekaan sejarah kemerdekaan Indonesia pada masa
Indonesia. Dengan mencari makna, lampau. Dimana siswa dapat mengetahui
pengetahuan siswa akan semakin bertambah sejarah negaranya. Adapun tahap-tahapan
dan meningkatkan rasa cinta tanah air karena yang mengantarkan Indonesia pada
sudah mengetahui perjuangan yang tak mudah kemerdekaan yaitu peristiwa menjelang
oleh para pahlawan terdahulu. Istilah metode proklamasi, perumusan teks proklamasi,
yang dapat dilakukan yaitu Higher Order pembacaan teks proklamasi. Disini siswa akan
Thingking Skill (HOTS). Dengan melakukan mempelajari bagaimana para pejuang
metode ini, para siswa akan berpikir kritis Indonesia untuk mencapai kemerdekaan
terkait pembelajaran IPS termasuk materi dengan bertarung nyawa dan susah payah.
Kemerdekaan Indonesia. Siswa akan menjadi Untuk penanaman nilai nasionalisme dan
semakin termotivasi dan saling aktif patriotisme dapat dilakukan dengan cara
memberikan pendapatnya pada saat mengajarkan kepada murid seperti hormat
berdiskusi (Triska Rindiana, Muh. Husen Arifin, terhadap guru dan berdoa sesudah/sebelum
2022). pembelajaran. Selain itu guru juga dapat
Selain itu, di sekolah dapat dilakukan menyampaikan nilai-nilai nasionalisme dan
kegiatan lain seperti pramuka dan patriotisme melalui belajar budaya, sejarah
memperingati hari kemerdekaan Indonesia kemerdekaan Indonesia, dan menggunakan
pada setiap tanggal 17 Agustus 1945. Tak barang-barang yang berasal dari tanah air.
hanya meningkatkan nilai nasionalisme dan Siswa juga diajarkan untuk memiliki nilai
nilai patriotisme, tetapi dapat meningkatkan nasionalisme dengan tujuan agar dapat
interaksi sosial siswa yang baik antar teman diturunkan kepada generasi selanjutnya dan
maupun dengan gurunya (Arfadila & Dewi, tidak ada kata punah dari nilai nasionalisme.
2021). Selain didalam pembelajaran dikelas,
Guru harus menyampaikan pembelajaran penanaman nilai nasionalisme dan patriotisme
dengan cara yang menarik agar tidak terlihat dapat dilakukan di luar kelas yaitu lingkungan
monoton. Salah satunya dengan media visual sekitar kelas yang dapat berupa lapangan.
dan audio dalam menjelaskan proses Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain,
kemerdekaan Indonesia. Manfaat yang dapat upacara bendera merah putih yang rutin
dirasakan siswa setelah memiliki nilai dilakukan setiap hari senin di lapang sekolah.
nasionalisme dan patriotisme yaitu semakin Siswa tidak hanya diajarkan untuk
cinta terhadap negara Indonesia dan selalu menghormat pada bendera merah putih saja,
memiliki keinginan untuk memajukan negara tetapi diajarkan juga untuk mengingat
Indonesia (Riawan, 2020). Pancasila dan pembukaan UUD 1945. Hal ini
dilakukan agar siswa mengetahui dan
KESIMPULAN berusaha untuk menerapkan nilai-nilai yang
Tidak sedikit siswa SD yang terbawa oleh ada didalam Pancasila pada kehidupan sehari-
arus perkembangan budaya luar. Rasa hari termasuk nilai nasionalisme dan
nasionalisme dan patriotisme pada siswa SD patriotosme. Selain itu juga para siswa dan
juga tidak sedikit yang belum menerapkannya. juga guru dapat berdiskusi tentang
Mereka terkadang lupa terhadap jati dirinya kemerdekaan Indonesia untuk memunculkan
sebagai warga negara Indonesia. Disini guru rasa cinta tanah air dan bela negara.
dan orang tua merupakan peran penting untuk
menumbuhkan rasa nasionalisme dan
patriotisme terhadap anak. Nilai ini harus

112
DAFTAR PUSTAKA Linggarjati (Diplomasi dan Perjuangan
Arfadila, & Dewi, D. A. (2021). Penanaman Nilai Bangsa Indonesia Tahun 1946-1947).
Nasionalisme Kebangsaan Pada Siswa Sd Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah,
Muhammadiyah Muntok Bangka Barat. 10(1), 30–42.
Edukasi Tematik: Jurnal Pendidikan Guru https://doi.org/10.36706/jc.v10i1.12683
Sekolah Dasar, 1(1), 72–79. Triska Rindiana, Muh. Husen Arifin, Y. W.
Bakhrudin All Habsy. (2017). Seni Memehami (2022). Model Pembelajaran Radec
Penelitian Kuliatatif Dalam Bimbingan Untuk Meningkatkan Higher Order
Dan Konseling : Studi Literatur. Jurkam: Thingking Skill Dalam Pembelajaran Ips Di
Jurnal Konseling Andi Matappa, 1(2), 90– Sekolah Dasar. Autentik: Jurnal …, 89–
100. 100.
https://www.neliti.com/publications/17 https://autentik.stkippgrisumenep.ac.id/
7169/seni-memehami-penelitian- index.php/autentik/article/view/186
kuliatatif-dalam-bimbingan-dan- Wijayanto J., R., & Marzuki, M. (2018).
konseling-studi-literatu Pendidikan Bela Negara Sebagai Tonggak
Dr. AMAN, M. P. (2015). SEJARAH INDONESIA Peradaban Jiwa Patriotisme Generasi
MASA KEMERDEKAAN. Muda. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila
Dr.farida Nugrahani, M. H. (2014). dalam Dan Kewarganegaraan, 3(2), 186.
Penelitian Pendidikan Bahasa. 1(1), 38– https://doi.org/10.17977/um019v3i2p18
42. http://e- 6-191
journal.usd.ac.id/index.php/LLT%0Ahttp:
//jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/art
icle/viewFile/11345/10753%0Ahttp://dx.
doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.758%0
Awww.iosrjournals.org
Gunawan, I. (2013). Kualitatif. 1–14.
Muhammad, A. A. (2013). Metodelogi
Penelitian. 66–79.
Mukminan, H. (2014). Pada Prodi S2 PIPS PPs –
UNY. 1–102.
Nasution, T., & Biru, S. (2018). Revisi Ips.
Prof. Dr. Suryana, Ms. (2012). Metodologi
Penelitian : Metodologi Penelitian Model
Prakatis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Universitas Pendidikan
Indonesia, 1–243.
https://doi.org/10.1007/s13398-014-
0173-7.2
Riawan, R. (2020). Penanaman Nilai-Nilai
Karakter Terhadap Siswa Melalui
Pembelajaran IPS di SDN 02 Metro Timur.
Jurnal of Social Science Education, 1(1).
https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/social
-pedagogy/article/download/2139/1633
Setiani, P. F. (2017). Sejarah Indonesia
Kontemporer.
Susilo, A. (2018). Sejarah Perjuangan Jenderal
Soedirman Dalam Mempertahankan
Indonesia (1945-1950). HISTORIA : Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 6(1),
57.
https://doi.org/10.24127/hj.v6i1.1149
Susilo, A., & Wulansari, R. (2021). Perjanjian

113

You might also like