Ayat Tentang Abu Bakr

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Telaah Ayat-Ayat Tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam Al-Qur`an Menurut

Tafsir Al-Misbah

Research About Abu Bakar Ash-Shiddiq Related Verses In The Al-Qur’an


According to Tafseer Al-Misbah

Muhammad Ainul Yaqin


Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Isy Karima Karanganyar
email: mainulyaqin22@gmail.com

ABSTRACT
The best generation is the generation of sahaba. Abu Bakar Ash-Shiddiq was one of the best
among them. With his noble character, even though his name is not written in the Al-Qur’an,
there are at least 16 topics in the Al-Qur’an that was revealed about him. The research takes
it focus on the Al-Qur’an verses that related to Abu Bakar Ash-Shiddiq according to M.
Quraish Shibab’s Tafseer Al-Misbah which is one of the archipelago’s best tafseer that give
its prioritize its discussion to the society and community matters. This research is library
research based with thematical approach. The result of this research shows that the inter-
pretation of the verses of Abu Bakar Ash-Shiddiq in M. Quraish Shihab’s Tafsir Al-Misbah
was done by using a sistematic tahlili method, however, there are some particular aspect that
were missed in some of the context: a) Asbabu An-Nuzul, Ali Imran: 159, Ali Imran: 186,
Al-Hijr: 47, Al-Ahzab: 43, Ar-Rohman: 46, At-Tahrim: 4, Al-Lail: 5-16; b) The strengthen-
ing of the interpretation by Hadits and Sirah, Al-Anfal: 67-68; c) Islamic Law, the details of
ghanimah distribution. Also, one of the most superior aspect in this interpretation is the study
of munasabat, which is divided into 6 kinds. M. Quraish Shihab’s interpretation is can be
concluded within the Ahlu As-Sunnah Wa Al-Jammah scholars, it is not found any proof that
indicates his interpretation is leaning to the syiah sect. This research also conclude about the
moral value of Abu Bakar Ash-Shiddiq himself, such as, piety, becoming a best friend, gener-
ous, courage, forgiving, repent, etc.
Keyword: verses about Abu Bakar Ash-Shiddiq, tafseer Al-Misbah, M. Quraish Shihab.

ABSTRAK
Generasi terbaik adalah generasi para sahabat. Abû Bakar Ash-Shiddîq merupakan salah satu
sahabat terbaik di antara sahabat yang lain. Dengan sifat yang mulia, walaupun namanya tidak
tercantum dalam Al-Qur`an, ada 16 tema dalam Al-Qur`an turun berkenaan dengan Abû Ba-
kar Ash-Shiddîq. Kajian fokus pada telaah ayat-ayat tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam
Al-Qur`an menurut tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab yang merupakan salah satu

35
tafsir nusantara yang bercorak kemaysarakatan. Penelitian ini berbasis kajian kepustakaan
(library research) dengan pendekatan maudhu’i (tematik). Hasil kajian ini menunjukkan
bahwa penafsiran atas ayat-ayat tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam Tafsir Al-Mibah
karya M. Quraish Shihab telah dilakukan dengan metode tahlili secara sistematis, namun ada
aspek tertentu yang terlewatkan dalam beberapa hal berikut: a) Asbabu An-Nuzul termasuk,
yaitu pada Surat Âli ‘Imron ayat 159, Âli ‘Imron ayat 186, Al-Hijr 47, Al-Ahzab ayat 43, Ar-
Rahman ayat 46, At-Tahrim ayat 4, serta Al-Lail ayat 5—16; b) Penguatan penafsiran dengan
hadits dan sirah, yaitu pada surat Al-Anfâl ayat 67—68; c) Syariat Islam, yaitu pada rincian
pembagian ghanimah. Hal yang unggul dalam penafsiran ini adalah pembahasan tentang
munasabat yang terangkum dalam 6 macam munasabat. Penafsiran M. Quraish Shihab ini
data disimpulkan sejalan dengan penafsiran Ulama’ Ahlu As-Sunnah wa Al-Jama’ah, tidak
ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahwa penafsiran M. Quraish Shihab condong kepada
pemikiran sekte syiah. Penelitian ini juga menyimpulkan adapun pesan moral yang dapat
sosok Abû Bakar Ash-Shiddîq, yaitu ketakwaan, menjadi sahabat yang baik, kedermawanan,
keberanian, pemaaf, tobat, tawakal, dan menjaga lisan.

Kata Kunci: ayat-ayat tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq, tafsir Al-Misbah, M. Quraish Shihab.

1. PENDAHULUAN Para sahabat Rasulullah Shollallahu


‘Alaihi Wasallam tentunya memiliki kelebihan
Sebaik-baik generasi adalah generasi sa-
dan keutamaan masing-masing, akan tetapi, di
habat, sehingga tidak diragukan lagi mereka
antara para sahabat Rasulullah ada sesosok sa-
sangat patut dijadikan sebagia teladan bagi
habat yang sangat hebat, menjadi nomor satu di
generasi sekarang, Abdullah bin Mas’ud rodhi-
antara para sahabat, yang sangat disegani dan
yallhu ‘anhu berkata,
berbudi pekerti yang baik, beliau adalah Abû
“Barang siapa yang hendak Bakar Ash-Shiddîq.
mengambil teladan maka teladanilah
orang-orang yang meninggal. Abû Bakar Ash-Shiddîq adalah sosok sa-
Mereka itu para sahabat Muhammad habat yang selalu bersama dengan Rasulullah,
Sholallahu‘Alaihi Wasallam mereka adalah membela Rasulullah di kala orang-orang
orang-orang yang paling baik hatinya di
kalangan umat ini. Ilmu mereka paling Quraisy menyakitinya, yang selalu membena-
dalam serta tidak mau membebani diri. rkan apa yang dibawa oleh Rasulullah di kala
Mereka adalah suatu kaum yang telah yang lainnya tidak percaya. Beliau sangatlah
dipilih oleh Allah Ta’ala guna menemani
lembut, suka memberi dan juga berjihad di ja-
Nabi Sholallahu‘Alaihi Wasallam dan
untuk menyampaikan ajaran agamanya. lan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Oleh karena itu, tirulah akhlak mereka dan
tempuhlah jalan-jalan mereka, karena Dalam bab asbabunnuzul, sebab turunnya
sesungguhnya mereka berada di jalan suatu ayat itu berkisaran pada duahal, yang per-
yang lurus.”1 tama jika terjadi sesuatu peristiwa, maka turun-
lah ayat yang mengenai peristiwa tersebut, yang
kedua yaitu bila Rasulullah Sholallahu‘Alaihi
1 Mahmud al-Mishri. 2017. Biografi 104 Sahabat Nabi.
Penerj: Arif Rahman Hakim. Solo: Insan Kamil. cet. 1.hlm. Wa sallam ditanya tentang sesuatu hal, maka
32

36
turunlah ayat Al-Qur`an menerangkan hukum- bagaimana implementasinya di kehidupan se-
nya.2 hari-hari.

Dari penjelasan mengenai asbabun an-


2. KAJIAN PUSTAKA
nuzul, Abû Bakar Ash-Shiddîq adalah salah
seorang sahabat yang banyak ayat diturunkan Kajian mengenai Abu Bakar Ash-Shiddiq
atau disebabkan karena beliau. Begitu luar bi- telah banyak dikaji oleh intelektual muslim,
asanya Abû Bakar Ash-Shiddîq sampai-sampai namun sepanjang pengetahuan penulis, penulis
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan se- belum menemukan kajian yang mengenai ayat-
buah ayat melewati peristiwa yang dialami oleh ayat tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam Al-
Abû Bakar Ash-Shiddîq. Qur`an. Adapun kajian-kajian yang mengenai
Abû Bakar Ash-Shiddîq banyak ditemukan
Dari uraian di atas, mengenai keutamaan
mengenai kepemimpinan Abû Bakar Ash-Shid-
sahabat dan sosok sahabat yang paling utama
dîq itu sendiri.
di antara sahabat-sahabat yaitu Abû Bakar Ash-
Shiddîq, penulis ingin meneliti ayat-ayat ten- Di sini penulis menemukan beberapa
tang Abû Bakar Ash-Shiddîq yang mana penu- skripsi mengenai Abû Bakar Ash-Shiddîq, an-
lis ingin menjadikan Abû Bakar Ash-Shiddîq tara lain: Skripsi yang dibuat oleh Hermanto
menjadi teladan di tengah kalangan umat. dari Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
IlmuTarbiyah dan keuangan dari UIN Syarif
Selan itu, penulis akan menggunakan
Hidayatullah Jakarta dengan judul “Kepe-
Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab
mimpinan Abu bakar Ash-Shiddiq dan Nilai-
yang bercorakkan kemasyarakatan. Di sisi
Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung di
lain, penulis ingin mengetahui penafsiran M.
Dalamnya”, dalam kesimpulannya ia menyam-
Quraish Shihab mengenai ayat-ayat tentang
paikan sifat-sifat Abu Bakar kemudian dikait-
Abû Bakar Ash-Shiddiq apakah sama seperti
kan dengan cara pembelajaran seorang guru
halnya mufasir-mufasir syiah, yang dalam aja-
kepada muridnya.3 Skripsi mahasiswa yang
rannya mengkafirkan sebagian sahabat, terma-
bernama Jamilah dari Jurusan Ilmu Sejarah dan
sukAbû Bakar Ash-Shiddiq. Dikarenakan telah
Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab dari
tersebar informasi bahwa M. Quraish Shihab
IAIN Sunan Ampel di Surabaya dengan judul
adalah seorang syiah.
“Suksesi dari Rasulullah ke Abu Bakar”, dalam
Dari latar belakang tersebut penulis ingin kesimpulannya, ia telah memaparkan tentang
mengetahui bagaimana penafsiran M. Quraish pemerintah Rasulullah yang dilanjutkan oleh
Shihab dalam Tafsir Al-Misbah tentang ayat- Abû Bakar Ash-Shiddîq, dan didalamnya ia
ayat Abû Bakar Ash-Shiddîq serta apa pesan juga menyebutkan bahwa Abu Bakar Ash-
moral yang didapat dari Tafsir Al-Misbah, dari Shiddîq adalah Khalifah yang sangat bijaksana
ayat-ayat tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq serta dalam mengembangkan strategi selama pemer-

2 Manna Al-Qaththan. 2018. Pengantar Studi Ilmu Al- 3 Hermanto. 2014. Skripsi: “Kepemimpinan Abu Bakar Ash-
Quran. Penerj: Aunur Rafiq El-Mazni. Jakarta Timur: Shiddîq dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung
Pustaka Al-Kautsar. cet. 12, hlm. 94 di Dalamnya. Jakarta: UIN SyarifHidayatullah, hlm. 75

37
intahan yang singkat.4 Skripsi, “Metode Dak- menggunakan teknik kepustakaan dan sifat
wah Khalifah Abû Bakar Ash-Shiddîq” yang penelitian ini adalah deskriptif-analitik. Kemu-
ditulis oleh Mr. Hasronghisam dari Fakultas dian dalam penelitian ini penulis menggunakan
Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo, be- teknik analisis data yang diadopsi dari teori Al-
liau memaparkan tentang cara Abû Bakar Ash- Farmawi dalam bukunya metode tafsir maudu’i
Shiddîq berdakwah dengan tidak biasa pendak- dan cara penerapannya, serta teori Mushtafa
wah lakukan yaitu dengan lisan, pengajaran dan Muslim dalam kitabnya mabahitsfi at-tafsir al-
bil hal, tetapi dakwah Abû Bakar Ash-Shiddîq maudhu’i6, dengan penyesuaian dari penulis,
dengan cara mengumpulkan Al-Qur`an, perang sebagai berikut:
riddah, perang pidato, kelembagaan, serta kete- a. Menetapkan tema yang akan dibahas, di
ladanan.5 sini penulis mengambil tema ayat-ayat
tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam Al-
Dari kajian pustaka tersebut, sejauh ini
Qur`an menurut Tafsir Al-Misbah.
penulis belum menemukan adanya penelitian
mengenai Abu Bakar dalam hal ayat-ayat ten- b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan
dengan masalah tersebut, dalam hal ini
tang Abu Bakar, sehingga penulis merasa perlu
penulis memilih ayat-ayat tentang Abû
untuk menelitinya.
Bakar Ash-Shiddîq.
c. Memahami ayat-ayat secara kronologis,
3. METODE PENELITIAN
dalam hal ini penulis akan memahami
Penelitian ini merupakan penelitian ke- kronologi ayat dengan mengetahui asbab
pustakaan (library research), yaitu penelitian an-nuzul-nya.
yang berusaha mendapatkan dan mengolah da- d. Melengkapi dengan hadits-hadits yang
ta-data kepustakaan untuk mendapatkan jawa- berkaitan dengan tema pembahasan.
ban dari masalah pokok yang diajukan den- e. Menganalisis penafsiranayat-ayat tersebut.
gan pendekatan tematik. Sumber data dalam f. Menyimpulkan hasil analisis, sehingga
penelitian yang akan dijadikan sebagai objek didapatkan jawaban atas rumusan masalah
penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang telah ditentukan.
sumber data primer penafsiran ayat-ayat Abû
Bakar Ash-Shiddîq dalam Tafsir Al-Misbah. 4. PEMBAHASAN
Sedangkan data sekunder adalah bahan ru-
4.1 Ayat-ayat Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam
jukan kepustakaan yang menjadi pendukung
Al-Qur`an
dalam penelitian ini, baik berupa hadits, ar-
tikel, jurnal, tulisan ilmiah, maupun buku se- Ayat-ayat mengenai Abû Bakar Ash-Shid-
jarah yang dapat melengkapi data-data primer dîq dalam Al-Qur`an adalah ayat-ayat yang se-
di atas. Sedangkan teknik pengumpulan data bab turunnya berkaitan secara langsung dengan
6 Abdul Hayy Al-Farmawi. 2002. Metode Tafsir Maudhu’i
4 Jamilah. 1994. Skripsi: Suksesi Dari Rasulullah ke Abû Dan Cara Penerapannya. Penerj: Rosihon Anwar.
Bakar. Surabaya: IAIN SunanAmpel. hlm. 87 Bandung: Pustaka Setia. cet. 1. hal 51.
5 Mr. Hasronghisam. 2018. Skripsi: “Metode Dakwah
Musthafa Muslim. 2000. “Mabahits Fi at-Tafsir Al-
Kholifah Abu Bakar Ash-Shiddîq”. Semarang: UIN
Maudhu’i”. Damaskus: Dâr Al-Qolam. cet. 3. hlm. 37.
Walisongo. hlm. 137.

38
Abû Bakar Ash-Shiddîq. Penentuan dan pem- 4.2 Analisa Penafsiran Ayat-ayat Abû Bakar
batasan ayat-ayat tersebut, dirujuk dari bebera- Ash-Shiddîq
pa kitab yang membahas tentang biografi Abû 4.2.1 Asbâbu An-Nuzûl
Bakar Ash-Shiddîq, dan keutamaan-keutamaan
Dalam aspek ini, penulis menemukan ada
Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam Al-Qur`an, di-
16 tempat dalam Al-Qur`an dengan jumlah
antaranya: The Golden Story of Abû Bakar
ayat 34 yang berkenaan dengan Abû Bakar
Ash-Shiddîq karangan DR. Ahmad Hatta dkk;
Ash-Shiddîq, 16 tempat tersebut sudah
’AqidatunAlhlu As-Sunnah wa Al-Jama’ah Fii
penulis sampaikan pada bab sebelumnya,
Ash-Shohabatu Al-Kirom Rodhiyallahu‘Anhum
akan tetapi ada sebagian ayat yang
karya Nasir bin ‘Ali ‘Aidh Hasanu Asy-Syaikh;
ternyata M. Quraish Shihab terlewatkan
Al-Kholîfatual-ûla Abû Bakar Ash-Shiddîq
menyebutkan dalam tafsirnya bahwa ayat
Syakhshiyatuhuwa ‘Ashruhu karangan ‘Ali
tersebut turun berkenaan dengan Abû
Muhammad Ash-Shollâby; dan Tarikh Khula-
Bakar Ash-Shiddîq.
fa` karangan Imam As-Suyuthi.7
Ada 10 tempat dari 16 tempat M. Quraish
Dari kitab atau buku tersebut didapatkan
Shihab menyebutkan ayat tersebut turun
ayat-ayat terkait Abû Bakar Ash-Shiddîq seb-
berkenaan dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq,
agai berikut:
ayat tersebut adalah Âli ‘Imron ayat 181,
No Surat Ayat
Al-Anfâl ayat 9, Al-Anfâl ayat 67-68, At-
1 At-Taubah 40
Taubah ayat 40, At-Taubah ayat 100, An-
2 At-Taubah 100
3 An-Nur 22
Nur ayat 22, Az-Zumar ayat 33, Al-Ahqôf
4 Al-Hujurot 2 ayat 15-16, Al-Hujurat ayat 2 serta Al-Lail
5 Al-Lail 5-21 ayat 17-21.
6 Al-Anfal 9
Adapun selain ayat-ayat di atas, beliau
7 Ali ‘Imron 159
8 Ali ‘Imron 181
tidak menyampaikan sebab turunnya ayat,
9 Ali ‘Imron 186 ayat-ayat tersebut, yaitu Âli ‘Imron ayat
10 Az-Zumar 33 159, Âli ‘Imron ayat 186, Al-Hijr 47, Al-
11 Al-Tahrim 4 Ahzab ayat 43, Ar-Rahman ayat 46, At-
12 Al-Hujurot 2 Tahrim ayat 4 serta Al-Lail ayat 5-16.
13 Al-Ahzab 43
14 Al-Hijr 47 Ayat 159 surat Âli ‘Imron dalam buku
15 Al-Ahqof 15-16 Tarikh Khulafa disebutkan turun berkenaan
16 Al-Anfal 67-68 dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq dari
riwayat Al-Hakim dari Ibnu Abbas ayat
7 Nashir bin Ali ‘Aidh. 2000.“‘Aqidatu Ahlu As-Sunnah
159 surat Ali Imron berkenaan dengan
Wa Al-Jamâ’ah Fî Ash-Shohâbah Al-Kirôm Rodhiyallahu Abû Bakar Ash-Shiddîq.8 Dan disebutkan
‘Anhum” Riyadh: Maktabah Ar-Rosyad. jilid. 1. hlm. 220,
Imam As-Suyuthi. 2000. “Tarikh Khulafa”. Penerj: Samson juga dalam kitab tafsir Tafsîr Dâru Al-
Rahman Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. cet. 1. hlm. 53 dan
Ali Muhammad Ash-Shollabî. “Al-Kholîfatu Al-Awwal Abû
Bakar Ash-Shiddîq Syakhshîyatuhu Wa ‘Ashrihi”. Bairut 8 Imam As-Suyuthi. 2000. “Tarikh Khulafa”. Penerj: Samson
Lebanon: Dâr Al-Ma’refah hlm. 62 Rahman. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. cet. 1. hlm. 53

39
MantsurFî At-Tafsîri Al-Ma`tsuûr karya segala kebaikan yang diturunkan Allah
Imam Suyuthi.9 kepadamu, kami pun turut merasakannya.”
Kemudian Âli ‘Imron ayat 186 menurut Maka turunlah ayat, yang artinya, “Dialah
Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Asbâbu yang memberi rahmat kepada kalian dan
An-Nuzul ayat ini berkenaan dengan Abuˆ para malaikat-Nya (memohonkan ampunan
Bakar, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim untuk kalian), agar Dia mengeluarkan
dan Ibnul Mundzir dengan sanad yang kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang
hasan, bahwa Ibnu ‘Abbas menuturkan: terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada
ayat itu turun berkenaan dengan peristiwa orang-orang yang beriman.” Surat Al-
antara Abu Bakar dengan Fanhash, Ahzab ayat 43.12
berkenaan dengan ucapan Fanhash dalam Surat Ar-Rahman ayat 46 berkenaan
surat Ali Imran ayat 181. “Sesungguhnya dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq ketika
Allah itu miskin dan kami kaya....”10 beliau sedang merenungi tentang perihal
Kemudian surat Al-Hijr ayat 47, dari Ibnu surga, hari kiamat, mizan, dari Ibnu Abi
Abi Hatim meriwayatkan dari Ali bin Al- Hatim dan Abu Asy-Syaikh dalam kitab
Husain, ia menuturkan ayat, “Dan Kami Al-Uzhamah meriwayatkan perkataan
lenyapkan segala rasa dendam yang ada Atha’: Suatu hari Abû Bakar Ash-
dalam hati mereka“ turun berkenaan Shiddîq merenung tentang hari kiamat,
dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq, ‘Umar, mizan, surga, dan neraka. Kemudian
dan ‘Ali bin Abû Thalib. Ada orang yang beliau berkata, “Aku sangat berharap
bertanya, “Dendam apa yang dimaksudkan sekadar menjadi rerumputan hijau di
ayat itu?” Ali bin Al-Husain menjelaskan, padang sabana yang dimakan oleh hewan
“Dendam semasa jahiliyah. Dahulu bani ternak. Alangkah indahnya jika aku tidak
Tamim (Abû Bakar Ash-Shiddîq), bani Adi diciptakan sebagai manusia (yang akan
(‘Umar), dan bani Hasyim (‘Ali) selalu dimintai pertanggung jawaban kelak)”
bermusuhan. Setelah mereka semua masuk kemudian Allah menurunkan firman-Nya,
Islam, mereka pun saling mengasihi.11 yang artinya, “Dan bagi siapa yang takut
akan saat menghadap Rabb-nya ada dua
Selanjutnya surat Al-Ahzâb ayat 43, dari
Surga.” Ar-Rahmân ayat 46.
Abd bin Humaid meriwayat kandari
Mujâhid, ia mengisahkan ketika turun Surat At-Tahrim ayat 4 juga turun
ayat 56 surat Al-Ahzab yang artinya, berkenaan dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat- dari Imam Thobari meriwayatkan dari Ibnu
Nya bershalawat untuk Nabi….” Abû Bakar Umar dan Ibnu Abbas bahwa ayat 4 surat
Ash-Shiddîq berujar, “Wahai Rasulullah, At-Tahrim berkenaan dengan Abû Bakar
9 Imam As-Suyuthi. 2011.“Tafsir Dâru Al-Mantsur Fî At- Ash-Shiddîq.13
Tafsîri Al-Ma`tsuûr”. Bairût Lebanon: Dâr Al-Fikri. Jilid. 2.
hlm. 359
10 Imam As-Suyuthi. 2016. “Asbabu An-Nuzul”. Solo: Insan
Kamil. cet. 1. hlm. 139 12 Ibid. hlm. 493
11 Ibid. hlm. 356 13 Imam As-Suyuthi, 2000, “Tarikh Khulafa”…. hlm. 54

40
Sedangkan surat Al-Lail, diriwayatkan M. Quraish Shihab berkenaan dengan
oleh Al-Hakim dari Amir bin ‘Abdullah firman Allah “maka Allah akan turunkan
bin Zubair dari ayahnya berkata: Suatu ketenangan-Nya kepadanya”ditunjukkan
hari Abû Quhafah berkata kepada Abû kepada Rasulullah tepatnya pada kata
Bakar Ash-Shiddîq, “Wahai anakku, aku “kepadanya”, dengan merujuk kepada
melihatmu membeli budak yang lemah susunan ayat jika kata tersebut kembali
dan memerdekakannya. Sekiranya yang kepada orang lain maka maknanya
engkau beli kemudian merdekakan adalah menjadi rancu dan menurutnya tujuan ayat
budak yang kuat, niscaya dia mampu tersebut untuk menjadikan kemantapan di
berusaha sendiri tanpa butuh bantuanmu hati Rasulullah dalam menghadapi situasi
dan di kemudian hari dia bisa menjadi sulit, penyebutan sahabat beliau sayyidana
pelindungmu. Abû Bakar Ash-Shiddîq Abû Bakar tidak dimasukkan kecuali
menjawab, “Wahai ayahku, aku hanya untuk menjelaskan kemantapan Nabi
mengharapkan ganjaran berupa pahala di Shollallahu‘Alaihi Wasallam.
sisi Allah” kemudian turunlah ayat, yang Akan tetapi jika dilihat dari cerita
artinya, “Maka barang siapa memberikan mengenai kejadian di dalam gua,
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,” Rasulullah memberikan nasihat kepada
(Al-Lail ayat 5 hingga akhir surat). Abû Bakar Ash-Shiddîq agar jangan
Itulah ayat tentang Abû Bakar Ash- berduka, sesungguhnya Allah bersama
Shiddîq yang mana dari Tafsir Al-Misbah kita, tenangkan pikiranmu wahai Abû
ada sebagian tidak tercantumkan sebab Bakar Ash-Shiddîq dan setelah itu Abû
turunnya ayat. Oleh karena itu, penulis Bakar Ash-Shiddîq mulai bertawakal
menjelaskan apa yang penulis temukan kepada Allah. Dari situ Buya Hamka
dari sumber-sumber yang penulis sebutkan dalam tafsirnya berpendapat kata tersebut
di atas. kembali kepada Abû Bakar Ash-Shiddîq.14
4.2.2 Hadits dan Sirah Jika dilihat kembali dalam Tafsir
Kiranya perlu penulis paparkan apa yang Al-Misbah, M. Quraish Shihab
penulis temukan mengenai penafsiran M. membandingkan peristiwa di gua ini
Quraish Shihab dalam tafsirnya berkenaan dengan peristiwa sebelum Perang Badar,
dengan ayat-ayat Abû Bakar Ash-Shiddîq disebutkan peristiwa di gua itu Rasulullah
yang menurut penulis terlewatkan oleh lah yang menasihati Abû Bakar Ash-
beliau, serta sedikit mengenai pendapatnya Shiddîq dengan nasihat yang penulis tulis
yang mungkin perlu sekiranya untuk di atas, sehingga turunlah ketenangan itu,
dianalisis. kemudian pada peristiwa perang, Abû
Bakar Ash-Shiddîq yang menenangkan
Pertama kali penulis ingin paparkan
adalah berkenaan dengan ayat 40 surat
At-Taubah. Penulis melihat pendapat 14 Hamka. 2015. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Gema Insani. cet.
1. Jilid. 4. hlm. 165

41
Rasulullah ketika beliau cemas akan orang musyrik berkata, ‘Abu Bakar
kalahnya umat Islam. memerdekakannya hanya karena loyalitas
Jadi, walaupun M. Quraish Shihab yang dimiliki Bilal.” Maka turunlah ayat
berpendapat seperti itu, nyatanya beliau ini: “Padahal tidak ada seseorang pun
juga mengutarakan Rasulullah memberi memberikan suatu nikmat kepadanya yang
ketenangan untuk Abû Bakar Ash-Shiddîq harus dibalasnya. Kecuali (dia memberikan
sehingga turun ketenangan itu. itu semata-mata) karena mencari keridhaan
Rabb-Nya yang Mahatinggi. Dan kelak
Selanjutnya, M. Quraish Shihab berkata
dia benar-benar mendapat kepuasan.”
dalam tafsirnya ketika menafsirkan surat
Al-Lail 19-21). Maksudnya, Allah akan
Al-Lail ayat 19-20, “Ketika itu Sayyidina
memberikan kepada Abu Bakar kepuasan
Abû Bakar Ash-Shiddîq menebus Bilal
di dalam surga.15
dengan harga yang sangat mahal. Maka,
ada yang berkata bahwa tebusan ini Dengan cerita di atas terlihat jelas apa yang
disebabkan memang Bilal mempunyai M. Quraish Shihab maksudkan, sayangnya
jasa yang besar terhadap Abû Bakar Ash- beliau tidak menyuguhkan cerita tersebut
Shiddîq, akan tetapi perkataan tersebut sehingga pembaca yang tidak paham akan
terbantahkan oleh ayat 19-20.” Maksud ceritanya lebih sulit memahaminya.
dari yang di atas adalah perkataan orang-
Selanjutnya berkenaan dengan M.
orang musyrik bahwa Abû Bakar Ash-
Quraish Shihab dalam menyuguhkan
Shiddîq memerdekakan hanya karena
dalil. Penulis melihat dalam tafsirnya,
loyalitas yang dimiliki Bilal.
terkadang M. Quraish Shihab terlewatkan
Dalam cerita yang diriwayatkan dari
akan penyebutan hadits yang mana hadits
Ibnu Abbas ia berkata, “Orang-orang
tersebut menjadi pokok rujukan, seperti
musyrik menyiksa Bilal. Dan Bilal terus
mengucapkan “Ahad... Ahad… Lalu ketika menjelaskan sebab turunnya ayat
Nabi melewatinya. Beliau berkata. 67—68 pada surat Al-Anfâl, memang
“Ahad (Allah subhanahuwata’ala) pasti beliau menceritakan secara singkat sebab
menyelamatkanmu.” Kemudian beliau turunnya ayat tersebut dan cerita tersebut
berkata kepada Abû Bakar Ash-Shiddîq. terdapat dalam hadits riwayat Imam Ahmad
“Wahai Abû Bakar Ash-Shiddîq, Bilal dan At-Tirmidzi, dari Abû Mu’awiyah dari
sedang disiksa di jalan Allah.” Maka Al-A’masy dengan dishohihkan oleh Al-
Abu Bakar mengerti apa yang dimaksud Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrok.16
Rasulullah, lalu pulang ke rumahnya.
Menurut penulis, hal tersebut menjadikan
Lalu mengambil 1 rithl emas dan pergi
penafsiran beliau terlihat kurang, melihat
membawanya ke Umayyah bin Khalaf,
Tafsir Al-Misbah menggunakan metode
pemilik Bilal. Ia berkata kepadanya,
tahlili yang seharusnya menyajikan
‘Apakah engkau akan menjual Bilal
15 Mahmud Al-Mishri. 2017. “Biografi 104 Sahabat Nabi”....
kepadaku? Umayyah menjawab, ‘Ya’. hlm. 58.
Maka Abû Bakar Ash-Shiddîq membeli 16 Ibnu Katsir. 2016. Tafsir Al-Qur`an Al-’Azhîm. Penerj: Arif
Rahman Hakim, dkk. Solo: Insan Kamil. cet. 2.jilid. 4.hlm.
Bilal dan memerdekakannya. Lalu orang- 108.

42
dalil-dalil yang sekiranya inti pokok dari sanksi yang tercabut 2 dan 3 setelah seorang
pembahasan untuk dijadikan rujukan tersebut dikenai sanksi yang pertama.17
dalam menganalisis. Pendapat tersebut sejalan dengan Ibnu
Katsir yang mana beliau berpendapat tidak
4.2.3 Syariat Islam dalam Ayat-ayat Abû ada lagi hukuman kecuali yang pertama,
Bakar Ash-Shiddîq yaitu cambuk. Disebutkan juga dalam
a. Qodzaf Tafsir Ath-Thobari had merupakan hak
bagi yang dituduh, sebagaimana qishosh
Pembahasan mengenai qodzaf sangat bagi yang diwajibkan karena adanya
berkaitan dengan sumpahnya Abû Bakar kejahatan jinayah yang dilakukannya.18
Ash-Shiddîq yang ketika itu tidak ingin lagi
mengurus Misthoh dikarenakan Misthoh b. Pembebasan Budak
menjadi salah satu yang menyebarkan Islam menganjurkan bagi siapa
berita bohong bahwa sayyidatu ‘Âisyah yang mampu untuk bisa membebaskan
telah melakukan zina. budak, hal tersebut telah dilakukan oleh
Hal tersebut ada pada ayat 4-5 pada Abû Bakar Ash-Shiddîq sehingga Allah
surat An-Nur, Allah Subhanahu Wa Ta’ala abadikan kebaikannya dalam surat Al-Lail.
berfirman: Perkara ini telah ada dalam Al-Qur`an
“Dan orang-orang yang menuduh surat Al-Balad ayat 13, Allah Subhanahu
wanita-wanita yang baik-baik kemudian Wa Ta’ala berfirman “pelepasan budak”.
mereka tidak mendatangkan empat orang Pembebasan budak menjadi salah satu
saksi, maka cambuklah mereka dengan wasilah menghilangkan perbudakan itu
delapan puluh kali cambuk, dan janganlah sendiri, salah satu bukti tersebut adalah
kamu terima kesaksian mereka untuk ayat di atas.
selama-lamanya dan mereka itulah orang-
orang fasik. Kecuali orang-orang bertobat M. Quraish Shihab dalam tafsirnya
sesudah itu dan memperbaiki diri, maka menjelaskan terkait pembebasan budak
sesungguhnya Allah Maha Pengampun bahwa Islam sejak semula telah berupaya
lagi Maha Penyayang.” menghapus perbudakan di muka bumi ini,
Dari ayat di atas mengingatkan tentang terlihat dari anjuran maupun dalam bentuk
keburukan dan sanksi hukuman bagi ketetapan hukum, yang pada akhirnya
mereka yang menuduh dan mencemarkan dapat mengantar kepada kebebasannya
nama baik seorang wanita terhormat. kemanusiaan dari segala bentuk
perbudakan.
Ada tiga sanksi yang dijatuhkan pada
pencemaran nama baik itu: Semisal kewajiban untuk menyisihkan
hasil dari pengumpulan zakat oleh negara
1) Dicambuk delapan puluh kali
digunakan untuk pembebasan budak, ini
2) Ditolak kesaksian sepanjang masa
tertera dalam surat At-Taubah ayat 60.
3) Dinilai sebagai seorang fasik Bagi tawanan perang yang diperbudak,
Tafsir Al-Misbah menjelaskan
17 M. Quraish Shihab. 2017. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan
perihal hukuman sesudah seorang tersebut Dan Keserasian Al-Qur`an. Tangerang: Lentera Hati. cet.
1. Jilid. 8. hlm. 482
bertobat, M. Quraish Shihab berpendapat 18 Abû Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thobari. 2009. Tafsir
bahwa ketika seseorang itu tobat maka Ath-Thobari. Penerjemah: Ahsan Askan Jakartaa: Pustaka
Azzam. Cet. 1. Jilid. 18. hlm. 916

43
Al-Qur`an memberi pilihan guna sebagai tebusan, ini jika musuh sudah
untuk keringanan mereka, menawan, terkalahkan dan dibunuh jika memang
atau membebaskan tanpa tebusan atau musuh masih belum terkalahkan.
membebaskan dengan tebusan, tertera Selanjutnya mengenai harta rampasan,
dalam surat Muhammad ayat 4. penulis melihat penafsiran M. Quraish
Selain daripada di atas, Al-Qur`an Shihab pada ayat pertama surat Al-Anfâl
juga memberi kesempatan kepada hamba berbicara mengenai makna apa itu al-anfâl,
sahaya untuk berusaha atas bantuan dalam tafsirnya dikatakan bahwa kata
tuannya guna membebaskan dirinya dari al-anfâl artinya kelebihan berkembang
perbudakan, bahkan sang tuan dituntut maknanya menjadi pemberian. Harta yang
untuk memerhatikan yang baik buat hamba diperoleh pejuang melalui peperangan di
sahayanya dan itu pun sang tuan dianjurkan jalan Allah merupakan kelebihan dari niat
untuk memberinya dari harta yang Allah utama serta anugerah dan pemberian dari
berikan kepadanya, seperti halnya tertera Allah setelah perolehan ridho-Nya.20
dalam surat An-Nur ayat 33. Masih dalam TafsirAl-Misbah, ada juga
Selain anjuran di atas, Islam yang mengartikan al-anfâl sama dengan
mewajibkan pembebasan guna untuk ghonimah, ada juga yang membedakan
menebus dosa pelanggaran tertentu, seperti antara keduanya. Yang berpendapat seperti
dosa pembunuhan tanpa sengaja dijelaskan itu menyebutkan al-anfâl adalah apa yang
Al-Qur`an surat An-Nisa` ayat 92, sumpah diperoleh dalam peperangan sebelum
palsu dalam surat Al-Maidah ayat 89, mencapai kemenangan atau yang diperoleh
zhihâr dalam surat Al-Mujâdalah ayat 3.19 dari musuh tanpa peperangan, sedangkan
ghonimah sendiri didapatkan setelah
c. Pembagian Ghonimah
memerangi musuh agama yang kafir. Ada
Terdapat pada surat Al-Anfâl ayat juga yang berpendapat harta rampasan
67-68 membicarakan tentang tawanan yang berlebihan dari hak mereka, empat
perang, ayat tersebut turun disebabkan per lima untuk para pejuang dan seperlima
kejadian Abû Bakar Ash-Shiddîq diminta dibagi oleh Rasul atau panglima perang
pendapat oleh Rasulullah mengenai sesuai dengan kebijakannya.21
tawanan perang, yang mana ketika itu umat
Islam memenangkan Perang Badar dan Kemudian bagaimana cara pembagian
mendapatkan harta rampasan dari orang- al-anfâl tersebut?, penulis menemukan
orang kafir serta mendapatkan tawanan dalam kitab Ibnu katsir mengenai
perang. pemimpin membagikan al-anfâl. Cara
tersebut yang dilakukan imam atau khalifah
Dari hasil kemenangan itu, mulai
yang masing-masing cara berbeda dengan
bermunculan permasalahan mengenai apa
yang lain:
yang didapat itu, yaitu harta ghonimah dan
para tawanan perang sehingga syariat Islam 1) An-nafl yang tidak dibagi khumus (1/5
perlu untuk mengaturnya. Permasalahan bagian)-nya, yaitu as-salb (rampasan
tawanan perang, Islam membolehkan untuk khusus atau pribadi).
membebaskannya dengan cara membayar
19 M. Quraish Shihab, 2017, “Tafsir Al-Misbah Pesan, 20 Ibid. Jilid. 15 hlm. 324
Kesan Dan Keserasian Al-Qur`an”… Jilid. 8.hlm. 452 21 Ibid. Jilid. 8 hlm. 453

44
2) An-nafl yang diambil dari ghanimah b. Keserasian kandungan ayat dengan
setelah dikeluarkan 1/5 darinya. Seperti fashilat penutup ayat
seorang imam mengirimkan pasukan Pada penafsiran ayat 47 surat Al-Hijr,
ke darul harb (medan perang), lalu M. Quraish Shihab dalam penutupannya
pasukan itu pulang dengan membawa memberikan contoh atas apa yang
ghanimah yang banyak, maka pasukan ditafsirkan pada ayat 47 surat Al-Hijr, yaitu
itu mendapatkan dari ghanimah itu mengenai dicabutnya rasa dengki ketika
dalam surga. Beliau menceritakan kejadian
1/4 atau 1/3 setelah dikeluarkan 1/5
Perang Al-Jamal antara ‘Ali Ibn Abi
darinya.
Thalib dengan Az-Zubair Ibn Al-Awwâm,
3) An-nafl yang terambil dari 1/5 itu dalam perang tersebut‘Ali mengingatkan
sendiri, yaitu seluruh ghanimah Az-Zubair yang sedang memeranginya
dikumpulkan lalu dibagi 5, sesudah dengan perkataan Rasul Shollallahu
‘Alaihi Wasallam “Bukankah Rasul pernah
yang 1/5 diserahkan ke tangan
berkata kepada engkau bahwa engkau akan
imam. Dan, sang imam me-nafl-kan
memerangi ‘Ali sedangkan engkau dalam
sebagiannya sesuai dengan kadar yang keadaan zholim?” mendengar itu, iman
disetujuinya. yang ada dalam hatinya mendorong untuk
4) An-nafl dalam jumlah ghanimah meletakkan pedangnya dan menghentikan
sebelum dibagi 5, yaitu sesuatu yang perangnya.
diberikan kepada para penunjuk jalan, c. Keserasian ayat dengan ayat berikutnya
penggembala dan penuntut hewan Terlihat ketika M. Quraish Shihab
gembalaan itu.22 menyampaikan dalam tafsirnya bahwa
ayat 5, 6, 8, dan 9 pada surat Al-Lail
4.2.4 Munâsabah
itu menggambarkan dua sifat manusia
Aspek munâsabah ini sangat jelas disam- yang bertolak belakang, sifat pertama
dijelaskan pada ayat 5 dan 6 dan sifat ke
paikan oleh M. Quraish Shihab dalam bukunya,
dua dijelaskan pada ayat 8 dan 9. Dari
setidaknya ada enam yang disampaikan dalam
situ terlihat keserasian ayat dengan ayat
bukunya: berikutnya.
a. Keserasian kata demi kata dalam satu Dalam penutupnya pada surat Al-Lail,
surat memang M. Quraish Shihab mengaitkan
dengan sifat terpuji Abû Bakar Ash-
Ini seperti halnya penafsiran beliau
Shiddîq, akan tetapi pada ayat di atas beliau
pada ayat 22 dalam surat An-Nur beliau
hanya menjelaskan secara umum macam-
mengaitkan kata ya’fu dengan kata
macam sifat manusia yang menurut Imam
sesudahnya, yaitu yashfahu, beliau
As-Suyuthi itu berkenaan dengan Abû
menjelaskan bahwa kata ‘afw lebih tinggi
Bakar Ash-Shiddîq, seperti apa yang
dari maghfiroh, dan kata ash-shofh lebih
penulis sampaikan sebelumnya.
tinggi dari kata ‘afw.
d. Keserasian uraian awal (muqodimah)
22 Ibnu Katsir, 2016. Tafsir al-Qur`an Al-’Azhîm. .... Jilid. 4
hlm. 5 satu surat dengan penutupnya.

45
Ketika M. Quraish Shihab menafsirkan siran M. Quraish Shihab, karena memang hal di
surat Al-Lail, penulis menemukan di atas tertulis di sekapur sirih guna untuk memu-
penutupnya beliau mengaitkan kembali dahkan pembaca untuk memahami sebuah ayat
dengan pembahasan awal pada surat. atau surat.
Dalam tafsirnya beliau menjelaskan
bahwa awal-awal surat Al-Lail berbicara 4.3 Analisa Umum Isi Penafsiran Ayat-Ayat
tentang macam-macam usaha manusia, Abû Bakar As-Shiddîq
akhirnya pun berbicara hal tersebut dengan
menyebutkan salah satu usaha manusia Dari pemaparan penulis tentang penaf-
yang paling terpuji.23 Yang dimaksud siran ayat-ayat tentang Abû Bakar Ash-Shiddîq
terpuji di situ adalah Abû Bakar Ash- oleh M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mis-
Shiddîq. bah pada bab tiga secara umum penafsiran M.
e. Keserasian penutup surat dengan uraian Quraish Shihab terhadap ayat-ayat Abû Bakar
awal (muqodimah) surah sesudahnya. Ash-Shiddîq sejalan dengan penafsiran ulama’
Dalam muqodimah surah Adh-Dhuhâ Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah, tidak dite-
dijelaskan bahwa tema surat tersebut mukan dalam penafsiran tesebut hal-hal yang
adalah sanggahan dari anggapan bahwa menunjukkan bahwa M. Quraish Shihab con-
Allah telah meninggalkan Rasulullah dong kepada pemikiran sekte syiah.
akibat tidak hadirnya wahyu seperti
halnya sebelumnya. Kemudian beliau Ia menyebutkan kelebihan dan keutamaan
menyambungkan tema tersebut dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq dalam penafsirannya
surat Al-Lail yang mana tema tersebut seperti halnya mufasir yang lain pada ayat-ayat
menguraikan apa yang dijelaskan pada yang berbicara tentang kelebihan dan keuta-
akhir surat Al-Lail, bahwa yang paling maan Abû Bakar Ash-Shiddîq. Adapun ayat
bertakwa di antara seluruh orang bertakwa yang berisikan teguran seperti dalam penaf-
adalah Rasulullah.
siran surat An-Nur ayat 22, surat Al-Anfal ayat
f. Keserasian tema surat dengan nama 67—68 dan surat Al-Hujurot ayat 2 M. Quraish
surat Shihab telah memaparkan penafsirannya den-
Setelah menjelaskan keserasian gan proporsional.
penutup surat dengan pembuka,
melanjutkan penjelas M. Quraish Shihab 4.4 Pesan Moral Dari Penafsiran M. Quraish
mengenai nama surat bahwa nama Adh- Shihab
Dhuhâ yang merupakan cahaya matahari 4.4.1 Ketakwaan
yang paling sempurna sama seperti halnya
dengan sifat-sifat terpuji yang menghiasi Tidak dipungkiri bahwa Abû Bakar
diri Rasulullah.24 Ash-Shiddîq adalah orang yang termasuk
pertama kali masuk Islam. Terbukti dalam
Penulis melihat aspek di atas tersajikan sejarah bahwa Abû Bakar Ash-Shiddîq
oleh Tafsir Al-Misbah hampir di semua penaf- ketika mendengar Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wasallam diutus, beliau langsung
23 M. Quraish Shihab. 2017. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan
Dan Keserasian Al-Qur`an……. Jilid. 15.hlm. 369 mengimaninya tanpa bantahan sedikit
24 Ibid. hlm. 373

46
pun. Selain itu Abû Bakar Ash-Shiddîq setelah turunnya ayat, dalam riwayat Al-
juga termasuk sahabat dengan julukan as- Hakim dinyatakan bahwa Sayyidina Abû
sâbiqûna al-awwalûn yang mana tertera Bakar Ash-Shiddîq bersumpah di hadapan
dalam surat At-Taubah ayat 100. Nabi: “Demi Allah yang menurunkan Al-
M. Quraish Shihab menyebutkan Qur`an bahwa beliau tidak akan bercakap
ada tiga kelompok terdapat pada surat dengan Nabi kecuali seperti percakapan
At-Taubah ayat 100 itu, yang pertama seorang yang menyampaikan rahasia
kelompok as-sâbiqûna al-awwalûn, yang kepada rekannya.”
kedua kelompok orang-orang anshôr, Sikap Abû Bakar Ash-Shiddîq ini perlu
dan yang terakhir kelompok orang- dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,
orang pengikut. Dalam tafsirnya M. karena memang permasalahan lisan ini
Quraish Shihab berpendapat seseorang sangatlah berbahaya sekali, disebutkan
bisa mendapatkan kedudukan seperti tiga dalam buku Penyucian Jiwa Dalam Islam,
kelompok di atas, akan tetapi jumlahnya DR Ahmad Farid mengatakan bahwasanya,
sangat sedikit, dengan dalil pada surat Al- barang siapa ia melepaskan manisnya dan
Waqi’ah ayat 10 sampai 14. membiarkan tali kekangnya, setan akan
Akan tetapi walaupun beliau menghantarkannya ke dalam kesesatan
menyebutkan seperti itu, beliau dan ke tepi jurang kehancuran. Manusia
melanjutkan dengan perkataan, “Namun tidak akan terjerumus ke dalam api neraka
demikian, tentu kita tidak dapat berkata sampai ke ujung kupingnya kecuali
bahwa yang kemudian datang melebihi dikarenakan lisannya. Tidak ada yang
kedudukan para sahabat Nabi yang utama selamat dari keburukan lisannya kecuali ia
seperi, Abû Bakar Ash-Shiddîq, Umar, mengikatnya dengan tali syariat.25
Utsman dan ‘Ali bin Abi Thalib”. ‘Uqbah bin Amir pernah bertanya
Belum lagi ketakwaan beliau muncul kepada Rasulullah, ya Rasulullah apa
tatkala beliau membebaskan Bilal Ibn keselamatan itu? Rasulullah menjawab,
Robbâh, yang seketika beliau dipuji oleh “Jagalah lisanmu”. Di hadits lain
Allah pada surat Al-Lail ayat 17 sampai Rasulullah juga bersabda, “Barang siapa
21. beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia berkata baik atau diam.”
4.4.2 Menjaga Lisan Dari hadits tersebut merupakan jawami’u
Pada suatu kejadian, Abû Bakar al-kalam yang dimiliki Rasulullah,
Ash-Shiddîq mendapat teguran langsung didalamnya mengandung perintah untuk
dari Allah melalui ayatnya, tatkala beliau berkata baik atau diam dari perkataan yang
sedang berbeda pendapat dengan ‘Umar buruk. Ada kalanya diperintahkan untuk
mengenai serombongan dari Bani Tamîm berbicara dikala itu baik, dan ada kalanya
yang datang menghadap Rasulullah yang diperintahkan diam di kala itu tidak baik.26
mana ketika itu menentukan siapa yang 4.4.3 Tobat
akan menjadi pemimpin di Bani Tamîm.
Ketika dalam perdebatannya Allah 25 Ahmad Farid. 2014. Penyucian Jiwa Dalam Islam. Penerj:
menurunkan ayat ke-2 dari surat al- Muhammad Suhadi. Jakarta Timur: Ummul Quro. hlm.
38
Hujurat, dalam tafsir al-Misbah disebutkan 26 Ibid. hlm. 39

47
Abû Bakar Ash-Shiddîq telah menghapus siksa dosanya berkat anugerah
bersahabat dengan Nabi sejak umur 18 dan rahmat-Nya.28
tahun dan Nabi ketika itu berusia 20 tahun. Seringkali kata istighfar disandingkan
Mereka sering kali bepergian bersama, dengan kata tobat . Dalam kondisi demikian,
antara lain dalam perjalanan dagang ke kapasitas istighfar ialah ungkapan
Syam. Beliau memeluk Islam pada usia untuk memohon ampunan dengan lisan,
38 tahun di kala Nabi baru beberapa saat sedangkan tobat kapasitasnya sebagai
mendapat wahyu pertama, dan dua tahun ungkapan pelepasan dosa dengan hati dan
setelah itu Abû Bakar Ash-Shiddîq berdoa anggota tubuh. Adapun istighfar hukumnya
tepatnya beliau umur 40, Abû Bakar Ash- seperti doa. Apabila Allah menghendaki,
Shiddîq berdoa sebgaimana tertera pada Dia akan mengabulkan dan mengampuni
ayat 15 surat Al-Ahqaf. .27 pelakunya.29
Dia tidak menunjukkannya di
|Môϑyè÷Ρr& û©ÉL©9$# y7tFyϑ÷èÏΡ tä3ô©r& ÷βr& û©Í_ôãΗ÷ρr& Éb>u‘ 4.4.4 Pemaaf
dunia dan menutupinya di akhirat.
çμ9|Êös? $[sÎ=≈|¹ Ÿ≅uΗùår& ÷βr&uρ £“t$Î!≡uρ 4’n?tãuρ ¥’n?tã
Kisah yang sangat masyhur
Bahkan, Dia menghapus siksa
mengenai fitnah yang mengira bahwa
dosanya
Sayyidatu berkat
‘Aisyah anugerah
berzina, dan
bahkan Allah
z⎯ÏΒ ’ÎoΤÎ)uρ y7ø‹s9Î) àMö6è? ’ÎoΤÎ) ( û©ÉL−ƒÍh‘èŒ ’Îû ’Í< ôxÎ=ô¹r&uρ mengabadikan
rahmat-Nya.hal28 tersebut dalam Al-
Qur`an sehingga setiap muslim yang
t⎦⎫ÏΗÍ>ó¡ßϑø9$# membacanya Seringkali
akan selalukata mengambil
istighfar
disandingkan
hikmah dari kejadiandengan
tersebut.kata tobat .
Pada Pada
ayat diayat
atas di atasTafsir
dalam dalam
Al-
Akan kondisi
Dalam tetapi dalam hal inikapasitas
demikian, penulis
Tafsirdisebutkan
Misbah Al-Misbah adadisebutkan
penggalan yangada
tidak akan membahas perkara tersebut,
menunjukkan kata tobat, yaitu innî tubtu istighfar ialah ungkapan untuk
penggalan yang menunjukkan kata melainkan sebagian sedikit yang terjadi
ilaika. Ayat ini mengisyaratkan bahwa
padamemohon
kejadian ampunan
tersebut, dengan lisan,
yaitu tentang
tobat,
tobat dan yaitu innî tubtu
penyerahan ilaika. Ayat
diri kepada Allah
sumpah Abû Bakar
sedangkan Ash-Shiddîq
tobat berhenti
kapasitasnya
secara sempurna, sehingga
ini mengisyaratkan bahwa seseorang
tobat mengurus Misthah.
tidak menghendaki kecuali apa yang sebagai ungkapan pelepasan dosa
dan penyerahan
dikehendaki oleh Allahdiri kepada Allah
menghantarkan Dalam satu riwayat dinyatakan bahwa
dengan
ketika hati dan
Rasulullah anggota
membaca ayat tubuh.
ini di
secara tersebut
seseorang sempurna,
memperoleh sehingga
ilham dan
kekuatan untuk melaksanakan apa yang depan Abû Bakaristighfar
Adapun Ash-Shiddîq,hukumnya
Abû Bakar
seseorang tidak menghendaki Ash-Shiddîq menyambut dengan firman
diperintahkan oleh Allah dan menjadikan seperti doa. Apabila Allah
kecuali
dirinya apa yang
terpilih dalamdikehendaki
kelompok orang-oleh Allah, “Alâ tuhibbûna an yaghfiro Allâhu
orang pilihan Allah yang mengikhlaskan lakum artinya apakah kamu
menghendaki, Dia tidak ingin
akan
Allah menghantarkan seseorang
diri kepada-Nya. Allah mengampuni kamu?” Dilanjutkan
mengabulkan dan mengampuni
tersebut memperoleh ilham dan Abû Bakar Ash-Shiddîq, “Saya ingin
Istighfar ialah memohon ampunan, pelakunya.
diampuni 29
Allah,” dan ketika itu juga
kekuatan untuk melaksanakan
sedangkan ampunan ialah penjagaanapa
beliau sumpahnya dicabut kembali dengan
danyang diperintahkan
penutup kejelekan oleh Allah
dosa. dan
Artinya, membayar kaffarah, dan bantuan-bantuan
Allah menutupi dosa hamba sehingga yang4.4.4 Pemaaf diteruskannya. Sehingga
diberikannya
menjadikan dirinya terpilih dalam
Dia tidak menunjukkannya di dunia dan Kisah yang
kaum kerabatnya yangsangat masyhur
ditolongnya itu
kelompok di orang-orang
menutupinya akhirat. Bahkan, pilihan
Dia terpelihara kembali jiwanya. Hukuman
mengenai fitnah yang mengira
27 Allah
Ahmad yang
Hatta, dkk. 2015. mengikhlaskan diri
The Golden Story Of Abu Bakar 28 Ibid. hlm. 76
Ash-Shiddiq. Jakarta: Maghfiroh. cet. 1 hlm. 67 29 Ibid. bahwa
hlm.77 Sayyidatu ‘Aisyah berzina,
kepada-Nya.
bahkan Allah mengabadikan hal
Istighfar ialah memohon
48
tersebut dalam Al-Qur`an sehingga
ampunan, sedangkan ampunan
setiap muslim yang membacanya
ialah penjagaan dan penutup
yang demikianlah yang menambah dijadikan pertimbangan untuk mengambil
keinsyafan mereka dan memperdalam suatu keputusan.
rasa kesadaran. Dan pintu untuk beramal Bukti beliau pemberani adalah ketika
yang baik masih terbuka bagi mereka. beliau membela Rasulullah yang mana
Dan bagi Abû Bakar Ash-Shiddîq sendiri, Rasulullah ketika itu sedang melaksanakan
penderitaan batin karena anaknya tertuduh shalat di Masjid Al-Harom, tiba-tiba orang
itu, yang telah dibersihkan oleh Allah musyrik Quraish mencekik Nabi, seketika
sendiri dengan serba kemuliaan adalah Abû Bakar Ash-Shiddîq mendatanginya
menjadi salah satu pembina dari pribadi dengan cepat lalu beliau menuju serambi
besar Sayyidina Abû Bakar Ash-Shiddîq, membaca surat Al-Ghôfir ayat 28.
Khalifah pertama dari Rasulullah. Ujian- Kemudian setelah itu kaum musyrikin
ujian perasaan yang berat apabila dapat di menyerbunya dan memukulinya hingga
atasi akan menjadi jaminan atas kenaikan keluar darah dari pelipisnya dan akhirnya
mutu pribadi30. beliau pingsan, beliau sadar ketika sudah
Karena sejatinya memaafkan orang sore hari dan pertama kali yang dipikirkan
lain itu seperti halnya menghilangkan atau ketika sadar adalah Rasulullah Shollallahu
menjadikan kejadian yang menimpanya ‘Alaihi Wasallam.31
tidak ada, sebagaimana penafsiran M. Itulah keberanian Abû Bakar Ash-
Quraish Shihab mengartikan kata ya’fu Shiddîq, tidak hanya itu, pada surat Âli
dalam surat An-Nûr ayat 22. Maknanya ‘Imron ayat 181 asbabu an-nuzul-nya
berkisar pada dua hal, yaitu meninggalkan berkenaan dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq
sesuatu dan memintanya. Dari sini kata ‘afw yang mana Abû Bakar Ash-Shiddîq marah
diartikan meninggalkan sanksi terhadap kepada seorang Yahudi yang menghina
yang salah (memaafkan). Perlindungan Allah ‘azza wa jalla. Ketika itu Abû Bakar
Allah juga dari keburukan juga dinamai Ash-Shiddîq mengajak orang Yahudi agar
‘âfiyah. Pelindungan mengandung makna memeluk Islam. Namun dia menjawab:
ketertutupan, dari sini kata ‘afw berarti “Kami tidak perlu kepada Allah yang
menutupi, bahkan dari kata tersebut juga kamu sembah. Dia fakir dan kami kaya,
lahir makna terhapus atau habis tidak seandainya Dia kaya, Dia tidak akan
berbekas. Selanjutnya juga bisa berartikan meminjam kepada kami.” Mendengar ini,
berlebih yang mana mampu memberikan Abû Bakar Ash-Shiddîq sangat marah dan
siapa yang meminta. Pada kamus pada sampai memukulnya sehingga Finhash
dasarnya kata ‘afw berarti menghapus (nama orang Yahudi) mengadu kepada
dan membinasakan serta mencabut akar Rasulullah. Rasul bertanya kepada Abû
sesuatu. Bakar Ash-Shiddîq mengenai perkara
4.4.5 Keberanian tersebut dan Abû Bakar Ash-Shiddîq
menceritakan sedangkan tokoh Yahudi
Walaupun Abû Bakar Ash-Shiddîq
tersebut mengingkari.
berjiwa lemah lembut, beliau sejatinya
adalah seorang pemberani, lebih-lebih 4.4.6 Kedermawaan
dalam hal membela agama Islam. Beliau
juga orang yang cerdas yang pendapatnya 31 Anas Ahmad Kurzum. 2011. Shohâbatu Rosulillah Wa
Juhûduhu Fî Ta’allumi Al-Qur`ani Al-Karîm. Saudi Arabia:
30 Hamka. 2015. Tafsir Al-Azhar ….Jilid. 6. hlm. 282 Dâr nûru Al-Maktabât. Cet. 4. hlm. 134

49
Di antara sahabat Nabi yang paling yang kemudian menjadi Muadzin Rasul
dermawan adalah Abû Bakar Ash-Shiddîq, membelinya dari Umayyah Ibn Khalaf
beliau paling banyak mengorbankan yang sering kali menyiksanya. Ketika
hartanya demi tegaknya agama Islam. itu Sayyidina Abû Bakar Ash-Shiddîq
Ketika beliau masuk Islam, beliau terkenal menebus Bilal dengan harga yang sangat
dengan orang kaya, namun kekayaan mahal. Maka, ada yang berkata bahwa
itu beliau infakkan semua di jalan Allah tebusan ini disebabkan memang Bilal
Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti halnya mempunyai jasa yang besar terhadap Abû
hadits ini, diriwayatkan dari Umar, ia Bakar Ash-Shiddîq, akan tetapi perkataan
berkata, “Rasulullah memerintahkan tersebut terbantahkan oleh ayat 19-20.
kami untuk bersedekah, kebetulan aku Sungguh hanya orang-orang yang
memiliki harta (saat itu).” Maka aku terpilih yang memiliki hati seperti itu,
berkata, “Aku akan mengalahkan Abû dengan keimanan yang kuat menumbuhkan
Bakar Ash-Shiddîq hari ini. Maka aku rasa berbagi kepada saudaranya, tidak
datang dengan membawa setengah ada keraguan ketika memberikan seluruh
hartaku.” Lalu Rasulullah berkata, “Apa hartanya untuk tegaknya agama Islam.
yang engkau sisakan untuk keluargamu?”
Aku menjawab, “Setengahnya,” lalu Abu 4.4.7 Menjadi Sahabat yang Baik
Bakar datang membawa semua miliknya. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Maka Rasulullah berkata kepadanya, “Apa Wasallam dalam berdakwah selama 23
yang engkau sisakan untuk keluargamu?” tahun didampingi oleh para sahabatnya
Abu Bakar menjawab, “Aku sisakan untuk yang mulia. Akan tetapi ada sahabat yang
mereka Allah dan Rasul-Nya. Maka aku yang dikhususkan oleh Rasulullah di
berkata. “Aku tidak akan pernah bisa antara sahabat-sahabat yang lain, ia adalah
mengalahkan Abu Bakar selamanya.”32 Abû Bakar Ash-Shiddîq.
Belum lagi andil beliau dalam hijrahnya Loyalitas beliau terbukti ketika
bersama Rasulullah ke Madinah yang mana Abû Bakar Ash-Shiddîq menemani
beliau juga memberikan hartanya untuk Rasulullah di kala hijrah dari Makkah ke
bekal hijrah, walaupun Rasulullah sendiri Madinah. Dalam perjalanan di saat yang
berusaha dalam persiapan hijrah tersebut, begitu genting yang akan menentukan
seperti yang penulis sebutkan di pembahasan hidup matinya Islam, hanya Abû Bakar
di atas. Kejadian sebelum hijrah, yang mana Ash-Shiddîq yang mampu menemani
menjadikan asbabu an-nuzul suatu ayat, Rasulullah. Menurut riwayat Al-Baihaqi
yaitu tentang beliau membebaskan budak, dalam kitabnya Dalâilun Nubuwwah,
hingga diabadikan di surat Al-Lail oleh Allah ketika mereka berdua berjalan dari Mekah
Subhanahu Wa Ta’ala. menuju gua itu, kadang-kadang Abu Bakar
Tepatnya pada ayat 17 sampai 21, berjalan di muka Nabi dan kadang-kadang
M. Quraish Shihab menyebutkan banyak dia jalan di belakangnya. Nabi bertanya
ulama berpendapat bahwa ayat ini turun kepadanya mengapa dia berbuat begitu.
menyangkut Abû Bakar Ash-Shiddîq Dia menjawab, “Kalau aku teringat bahwa
yang ketika itu membeli Bilal Ibn Rabbah orang sedang mengejar kita, aku berjalan
32 Mahmud Al-Mishri. 2017. Biografo 104 Shahabat di belakang engkau ya Rasulullah. Dan
Nabi.…. hlm. 58

50
kalau aku teringat bahwa kita sedang musuh berada di atasnya, sejatinya inilah
diintip, aku berjalan di hadapan engkau.” waktu bertawakal yang paling benar, karena
Lalu Nabi Saw. berkata, ”Jadi, kalau terjadi tidak ada jalan lain selain pertolongan
apa-apa engkau lebih suka mati terlebih Allah, dan hanya sikap berserah diri yang
dahulu sebelum aku mau?” Dia menjawab, perlu dimunculkan.
“Memang begitu, demi Allah yang telah Beda halnya dengan Perang Badar,
mengutus engkau dengan kebenaran”.33 Rasulullah dan para sahabat masih
Tidak hanya perkara yang hanya bisa berikhtiar mencari solusi untuk
membahayakan Rasulullah, Abû Bakar kemenangannya, walaupun di penghujung
Ash-Shiddîq sebagai teman juga menjadi ketika hendak perang Rasulullah berdoa
penenang Rasulullah di saat Rasulullah untuk meminta kemenangan, karena
menghadapi Perang Badar. M. Quraish memang sebelumnya usaha sudah
Shihab menyebutkan dalam tafsirnya dilakukan oleh beliau.
ketika beliau menafsirkan surat Al-Anfâl Jadi, pada intinya walaupun ada
ayat 9 yang sudah penulis jelaskan di bab perintah untuk bertawakal tetap ikhtiar itu
sebelumnya, bahwa ayat tersebut turun ada, karena Nabi yang menjadi sebaik-
berkenaan dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq baik manusia mencontohkan tawakal dan
yang ketika itu Rasulullah resah akan ikhtiar, dan beliau sebaik-baik orang yang
apa yang akan beliau hadapi, maka Abû bertawakal kepada Allah. Karena memang
Bakar Ash-Shiddîq mendatanginya dan hidup di dunia ini ada yang namanya sebab
menenangkan Rasulullah. dan akibat, karena jika mengatakan bahwa
4.4.8 Tawakal tidak melakukan sebab bisa merusak
undang-undang Allah dan jika hanya yakin
Tawakal adalah membebaskan diri
terhadap sebab bisa merusak tauhid.35
dari segala ketergantungan kepada selain
Allah dan menyerahkan keputusannya Dari semua apa yang penulis paparkan,
segala sesuatunya kepada Allah.34 Dalam tidak semua ayat-ayat tentang Abû Bakar Ash-
surat Âli ‘Imron 159 Allah memerintahkan Shiddîq penulis jadikan rujukan sebagai pesan
untuk bertawakal setelah apa yang telah
moral yang ada pada ayat-ayat tentang Abû
diusahakan, kemudian banyak di antara
Bakar Ash-Shiddîq, karena dalam Tafsir Al-
orang yang salah menempatkan tawakal itu
sendiri, bukan berarti ada perintah untuk Misbah sendiri hanya sebagian ayat yang M.
bertawakal lalu kemudian lupa akan hal Quraish Shihab menyebutkan turun berkenaan
ikhtiar. dengan Abû Bakar Ash-Shiddîq.
M. Quraish Shihab menjelaskan hal Walaupun demikian, ada sebagian yang
tersebut dalam tafsirnya mengenai kejadian
mana M. Quraish Shihab terlewatkan akan pe-
antara hijrahnya Rasulullah dan Perang
nyebutan sebab turunnya ayat mengenai Abû
Badar. Pada salah satu kejadian hijrah,
ketika Rasulullah dan Abû Bakar Ash- Bakar Ash-Shiddîq, penulis jadikan rujukan
Shiddîq bersembunyi di gua, sedangkan yang sifatnya mendukung atau perlu untuk

33 Hamka. 2015. Tafsir al-Azhar….. Jilid. 4. hlm. 164 35 Ahmad Farid. 2014. Penyucian Jiwa Dalam Islam……hlm.
34 Yunahar Ilyas. 2018. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI. cet. 360
17. hlm. 44

51
penulis sampaikan disebabkan adanya pesan ketika itu membebaskan Bilal dan dijawab
moral dalam ayat tersebut. oleh Allah dengan surat Al-Lail ayat 19—
21.
5. KESIMPULAN c. Hubungan Sosok Abû Bakar dengan
Penafsiran ayat-ayat Abû Bakar Ash- Syariat Islam
Shiddîq Penulis menemukan ketika
menganalisis ayat-ayat tentang Abû Bakar
Penelitian atas ayat-ayat tentang Abû Ba- Ash-Shiddîq ada beberapa ayat yang di
kar Ash-Shiddîq dalam Tafsir Al-Misbah karya situ berkaitan dengan syariat Islam, ayat
M. Quraish Shihab didasari pada beberapa as- tersebut adalah surat An-Nur ayat 22 yang
pek yang berkaitan dengan metode penafsiran berkaitan dengan qodzaf, surat Al-Anfâl
tahlîli. Secara umum, penafsiran yang ada telah ayat 67—68 berkaitan dengan ghanîmah
tersusun secara sistematis, namun ada aspek dan surat Al-Lail ayat 17—21 berkenaan
dengan pembebasan budak.
tertentu yang terlewatkan dalam beberapa hal
berikut: d. Munsabât

a. Asbabu An-Nuzul Termasuk hal yang unggul dalam


penafsiran M. Quraish Shihab dalam
Aspek ini sangat penting sekali ayat Abû Bakar Ash-Shiddîq adalah
mengingat penelitian penulis sendiri pembahasan tentang munasabât. Aspek
berkenaan dengan sebab turunnya ayat. ini sangat terlihat dalam Tafsir Al-Misbah
Akan tetapi, dalam analisis penulis ketika menafsirkan ayat-ayat tentang Abû
ada beberapa ayat M. Quraish Shihab Bakar Ash-Shiddîq, melihat memang M.
terlewatkan menyebutkan ayat tersebut Quraish Shihab menyebutkankannya di
turun berkenaan dengan Abû Bakar Ash- awal bukunya yang tujuannya memudahkan
Shiddîq. Ayat-ayat tersebut adalah Âli pemahaman pembacanya. Munasabât
‘Imron ayat 159, Âli ‘Imron ayat 186, Al- yang tersebut adalah:
Hijr 47, Al-Ahzab ayat 43, Ar-Rohman
• Keserasian kata demi kata dalam satu
ayat 46, At-Tahrim ayat 4 serta Al-Lail
surat
ayat 5-16.
• Keserasian kandungan ayat dengan
b. Penguatan penafsiran dengan hadits fashilat penutup ayat
dan sirah • Keserasian ayat dengan ayat berikutnya
• Keserasian uraian awal (muqodimah)
Hal ini berkenaan dengan penafsiran
satu surat dengan
M. Quraish Shihab yang terkadang
• Keserasian penutup surat dengan uraian
terlewatkan menyebutkan hadits ataupun
awal (muqodimah)
sirah yang mana hadits ataupun sirah
• Keserasian tema surat dengan nama
tersebut menjadi pokok pembahasan ayat,
seperti halnya penafsirannya pada surat surat
Al-Anfâl ayat 67—68 tidak tersebutkan e. Isi Penafsiran
haditsnya dan cerita orang kafir yang Secara umum penafsiran M. Quraish
mengejek Abû Bakar Ash-Shiddîq yang Shihab terhadap ayat-ayat Abû Bakar Ash-

52
Shiddîq sejalan dengan penafsiran Ulama’ f. Tobat
Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah, tidak
Terdapat dalam doa Abû Bakar Ash-
ditemukan dalam penafsiran tesebut hal-
Shiddîq dalam surat Al-Ahqaf ayat 15.
hal yang menunjukkan bahwa M. Quraish
Shihab condong kepada pemikiran sekte g. Tawakal
syiah.
Terdapat dalam penafsiran M. Quraish
Shihab pada surat At-Taubah ayat 40.
Pesan Moral yang Terkandung Dalam
h. Menjaga Lisan
Penafsiran Tafsir Al-­
Misbah Tentang
Ayat-ayat Abû Bakar Ash-Shiddîq Berkenaan dengan surat Al-Hujurat
ayat 2 tentang larangan bersuara keras.
Adapun pesan moral yang dapat diprak-
tikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
berikut: DAFTAR PUSTAKA
a. Ketakwaan ‘Âidh Nashir bin Ali. 2000. ‘Aqidatu Ahlu As-
Mendapatkan predikat taqwa dalam Sunnah Wa Al-Jamâ’ah Fî Ash- Shohâbah
ayat 17—19 surat Al-Lail. Al-Kirôm Rodhiyallahu ‘Anhum. Riyadh:
Maktabah Ar-Rosyad.
b. Menjadi Sahabat yang Baik
Al-Farmawi, Abdul Hayy. 2002. Metode Tafsir
Terdapat pada penafsiran ayat 40 Maudhu’i Dan Cara Penerapannya. Cet. 1.
surat At-Taubah mengenai Abû Bakar Penerj: Rosihon Anwar. Bandung: Pusta-
Ash-Shiddîq menemani Rasulullah ka Setia.
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam ketika Al-Mishri, Mahmud. 2017. Biografi 104 Sa-
hijrah ke Madinah. habat Nabi. Penerj: Arif Rahman Hakim.
c. Kedermawanan Cet. 1. Solo: Insan Kamil.

Terdapat pada penafsiran surat Al-Lail Al-Qaththan, Manna. 2018. Pengantar Studi
Ilmu Al-Quran. Penerj: Aunur Rafiq El-
ayat 17—21 dan shadaqah Abû Bakar
Mazni. Cet. 12. Jakarta Timur : Pustaka
Ash-Shiddiq untuk perbekalan hijrah
Al-Kautsar.
ke Madinah.
Ash-Shollabî, Ali Muhammad. t.t. Al-Kholîfatu
d. Keberanian Al-Awwal Abû Bakar Ash-Shiddîq Syakh-
Terkandung dalam cerita sebab turun- shîyatuhu Wa ‘Ashrihi. Bairut Lebanon:
nya ayat 181 surat Âli ‘Imron Dâr Al-Ma’refah.
e. Pemaaf Farid, Ahmad. 2014. Penyucian Jiwa Dalam Is-
Terdapat pada surat An-Nur ayat lam. Penerj: Muhammad Suhadi. Jakarta:
Ummul Quro.
22 yang berkenaan dengan tuduhan
yang diberikan dari Misthah kepada Hamka. 2015. Tafsir Al-Azhar. Cet. 1. Jilid. 6.
Sayyidatu ‘Aisyah. Jakarta: Gema Insani.

53
______. 2015. Tafsir al-Azhar. Cet. 1. Jilld. 4.
Jakarta: Gema Insani.
Hasronghisam. 2018. Skripsi: Metode Dakwah
Kholifah Abu Bakar Ash-Shiddîq. Sema-
rang: UIN Walisongo.
Hatta, Ahmad, dkk. 2015. The Golden Story Of
Abu Bakar Ash-Shiddiq. Cet. 1. Jakarta:
Maghfiroh.
Hermanto. 2014. Skripsi: Kepemimpinan Abu
Bakar Ash-Shiddîq dan Nilai-Nilai Pendi-
dikan Islam Yang Terkandung di Dalam-
nya”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Ilyas, Yunahar. 2018. Kuliah Akhlaq. Cet. 17.
Yogyakarta: LPPI.
Katsir, Ibnu. 2016. Tafsir al-Qur`an Al-’Azhîm.
Penerj: Arif Rahman Hakim dkk. Cet. 2.
Jilid. 4. Solo: Insan Kamil.
Jamilah. 1994. Skripsi: Suksesi Dari Rosu-
lullah ke Abû Bakar. Surabaya: IAIN Su-
nan Ampel.
Kurzum Anas, Ahmad. 2011. Shohâbatu Ro-
sulillah Wa Juhûduhu Fî Ta’allumi Al-
Qur`ani Al-Karîm. cet. 4. Saudi Arabia:
Dâr Nûru l-Maktabât.
Muslim, Musthafa. 2000. Mabahits Fi at-Tafsir
Al-Maudhu’i. Cet. 3. Damaskus: Dâr Al-
Qolam.
Mustaqim, Abdul. 2017. Metode Penelitian
Dan Tafsir. Cet. 1. Yogyakarta: Idea Press.
Shihab, M. Quroish. 2017. Tafsir Al-Misbah
Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur`an.
Cet. 1 Jilid. 15. Tangerang: Lentera Hati.
Shihab, M. Quroish. 2017. Tafsir Al-Misbah
Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Quran.
Cet. 1 Jilid. 8. Tangerang: Lentera Hati.
Suyuthy, Imam. 2000. Tarikh Khulafa. Penerj:
Samson Rahman. Cet. 1. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.

54

You might also like