Adminjurnal, 15-30

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

JURNAL KAJIAN BISNIS ARIEF ANDANI HIDAYAT & DIDI ACHJARI

VOL. 26, NO. 1, 2018, 13 - 29

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN


SPIRITUAL PADA KEPUASAN KERJA YANG BERDAMPAK
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU
BANTUL, YOGYAKARTA

Erlangga Arya Mandala


Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Faresti Nurdiana Dihan


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
email: fareshti.nurdiana@uii.ac.id

Abstract
The Emotional intelligence, spiritual intelligence and job satisfaction to be part of
the factors that influence performance. The purpose of this study was to determine
the effect of emotional intelligence and spiritual intelligence on the performance
through job satisfaction as an intervening variable partially and simultaneously.
This study also aimed to determine the effect of emotional intelligence and spiritual
intelligence on the performance through job satisfaction as an intervening variable
directly and indirectly. This study was conducted to 77 respondents employees
of PT. Madu Baru, Yogyakarta. The research method used is quantitative method
uses statistical analysis and descriptive. The results of this study are (1) there is
a significant effect of emotional intelligence on employee job satisfaction. (2)
there is a significant influence of spiritual intelligence on employee job satisfaction.
(3) There is a significant relationship between emotional intelligence and spiritual
intelligence on job satisfaction. (4) There is a significant relationship between
emotional intelligence on employee performance. (5) There is a significant
relationship between spiritual intelligence on employee performance. (6) There is
a significant relationship between emotional intelligence and spiritual intelligence
on employee performance. (7) There is a significant relationship between job
satisfaction on employee performance. (8) There is an indirect effect of emotional
intelligence on the performance of employees through job satisfaction. (9) There
is the indirect influence of spiritual intelligence on the performance of employees
through job satisfaction.
Keywords: emotional intelligence, spiritual intelligence, job satisfaction and
employee performance

PENDAHULUAN
Tenaga kerja sebagai sumberdaya yang masing-masing. Kinerja merupakan suatu
sangat penting di dalam suatu organisasi. prestasi atau tingkat keberhasilan yang
Organisasi akan lebih maju dan dicapai oleh individu atau suatu organisasi
berkembang apabila mempunyai tenaga dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu
kerja yang handal, dan mampu dijadikan periode tertentu. Kinerja juga dapat diartikan
partner kerja oleh pimpinannya dalam sebagai suatu prestasi yang dicapai dalam
menjalankan tugas yang menjadi bagiannya melaksanakan pelayanan kepada masya-

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 13


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

rakat dalam suatu periode. Usaha-usaha terdapat beberapa kecerdasan pada diri
manajemen kinerja ditujukan untuk manusia, diantaranya: kecerdasan intelek-
mendorong kinerja dalam mencapai tingkat tual, kecerdasan emosional, kecerdasan
tertinggi organisasi. kinerja merupakan kreativitas, dan kecerdasan spiritual.
perwujudan kerja yang dilakukan oleh Menurut Carmichael (2005) yang
karyawan yang biasanya dipakai sebagai menyatakan kecerdasan emosi adalah
dasar penilaian terhadap karyawan atau proses spesifik dari kecerdasan informasi
organisasi. Kinerja akan menggambarkan yang meliputi kemampuan untuk
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu memunculkan dan mengekspresikan
kegiatan, program, dan kebijaksanaan emosi diri sendiri kepada orang lain,
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, pengaturan emosi (controlling), serta
dan visi unit kerja tersebut. PT. Madubaru penggunaan emosi untuk mencapai tujuan.
Bantul D.I Yogyakarta sebagai sebuah Selain kecerdasan emosional, Zohar dan
perusahaan memiliki perencanaan kinerja Marshall (2000) menjelaskan bahwa
guna menentukan bagaimana kinerja harus kecerdasan spiritual juga memegang
diukur, mengenali dan merencanakan cara peranan yang besar terhadap kesuksesan
mengatasi kendala, serta mencapai seseorang dalam bekerja. Seorang
pemahaman bersama tentang pekerjaan. karyawan yang memperoleh kebahagiaan
Sehubungan dengan pemaparan diatas, dalam bekerja akan berkarya lebih baik.
yang menjadi obyek penelitian ini adalah PT Sehubungan dengan uraian diatas dan
Madu Baru, Bantul. Perusahaan ini terletak masih sedikitnya penelitian tentang
di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, kepuasan kerja dalam hubungannya antara
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, kecerdasan emosional dan kecerdasan
Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta. spiritual dengan kinerja karyawan dalam
Faktor ini antara lain adalah kecerdasan lingkup Fakultas Ekonomi Universitas Islam
emosional, kecerdasan spiritual dan kepuasan Indonesia Yogyakarta, maka peneliti tertarik
kerja karyawan ketika mereka melaksanakan untuk melakukan penelitian yang berjudul
pekerjaan dalam kesehariannya. Perlu “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
diketahui bahwa kepuasan kerja juga Kecerdasan Spiritual pada Kepuasan Kerja
merupakan faktor penting dalam meningkat- yang Berdampak Terhadap Kinerja (Studi
kan kinerja karyawan. Kepuasan kerja pada Karyawan PT. Madu Baru Bantul,
mencerminkan perasaan seseorang Yogyakarta)”.
terhadap pekerjaannya dan sangat penting
bagi aktualisasi diri. Karyawan yang TELAAH PUSTAKA
mendapat kepuasan kerja akan melaksana- 1. Kinerja
kan pekerjaannya dengan baik sedangkan Menurut Prawirosentono (1999), kinerja
karyawan yang tidak memperoleh kepuasan atau performance adalah hasil kerja yang
kerja tidak akan pernah mencapai dapat dicapai oleh seseorang atau
kematangan psikologis dan pada gilirannya sekelompok orang dalam organisasi,
menjadi frustasi. Selain faktor kepuasan, sesuai dengan wewenang dan tanggung
faktor kecerdasan dari seorang karyawan jawab masing-masing, dalam rangka upaya
juga turut memberikan kontribusi terhadap mencapai tujuan organisasi bersangkutan
kinerja seseorang. Kemampuan seseorang secara legal, tidak melanggar hukum dan
diantaranya ditentukan oleh kecerdasan sesuai dengan moral maupun etika.
yang dimilikinya, menurut Hawari (2006)

14 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


ERLANGGA ARYA MANDALA & FARESTI NURDIANA DIHAN

Menurut Dessler dalam (Guritno dan Mathis dan Jackson (2006:378),


Waridin, 2005:56), kinerja merupakan mendefinisikan bahwa kinerja pada
prestasi kerja. Yakni perbandingan antara dasarnya adalah apa yang dilakukan dan
hasil kerja yang secara nyata dengan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan
standar kerja yang ditetapkan. Dengan adalah yang mempengaruhi seberapa
demikian kinerja memfokuskan pada hasil banyak mereka memberikan kontribusi
kerjanya. Sedangkan menurut Mangkunegara kepada organisasi yang antara lain
(2005:67) bahwa istilah kinerja berasal dari termasuk (1) kuantitas keluaran, (2) kualitas
kata job performance atau actual perfor- keluaran, (3) jangka waktu keluaran, (4)
mance (prestasi kerja atau prestasi kehadiran di tempat kerja, (5) Sikap
sesungguhnya yang dicapai seseorang) kooperatif. Berdasarkan beberapa teori di
yaitu hasil kerja secara kualitas dan atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
kuantitas yang dicapai oleh seorang merupakan hasil kerja yang dapat dicapai
pegawai dalam melaksanakan tugasnya pegawai dalam suatu organisasi, sesuai
sesuai dengan tanggung jawab yang dengan wewenang dan tanggung jawab
diberikan kepadanya. Lebih lanjut yang diberikan organisasi dalam upaya
Mangkunegara (2005:75) menyatakan mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi
bahwa pada umumnya kinerja dibedakan bersangkutan secara legal, tidak melanggar
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan hukum dan sesuai dengan moral maupun
kinerja organisasi. Kinerja individu adalah etika.
hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar 2. Kepuasan Kerja
kerja yang telah ditentukan, sedangkan Robbins (2006) mendefinisikan kepuasan
kinerja organisasi adalah gabungan dari kerja sebagai suatu sikap umum terhadap
kinerja individu dengan kinerja kelompok. pekerjaan seseorang, selisih antara
Hasibuan (2007) menyatakan kinerja banyaknya ganjaran yang diterima seorang
merupakan perwujudan kerja yang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini
dilakukan oleh karyawan yang biasanya seharusnya mereka terima. Pegawai yang
dipakai sebagai dasar penilaian terhadap menikmati pekerjaan akan merasa puas jika
karyawan atau organisasi. Kinerja yang baik hasil kerja keras dan balas jasa dirasa adil
merupakan langkah untuk tercapainya dan layak.
tujuan organisasi. Sehingga perlu Handoko (2003) menyatakan kepuasan
diupayakan usaha untuk meningkatkan kerja (job satisfaction) sebagai keadaan
kinerja. Tetapi hal ini tidak mudah sebab emosional yang menyenangkan atau tidak
banyak faktor yang mempengaruhi tinggi menyenangkan dengan mana para
rendahnya kinerja seseorang. pegawai memandang pekerjaan mereka.
Rivai (2008) menyatakan kinerja Kepuasan kerja mencerminkan sikap
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini
setiap orang sebagai prestasi kerja yang nampak dalam sikap positif pegawai
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
perannya dalam perusahaan. Kinerja yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
karyawan merupakan suatu hal yang sangat Departemen personalia atau pihak
penting dalam upaya perusahaan untuk manajemen harus senantiasa memonitor
mencapai tujuannya. kepuasan kerja, karena hal ini dapat
mempengaruhi tingkat absensi, perputaran

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 15


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

tenaga kerja, semangat kerja, keluhan- diartikan tingkat kecemerlangan seseorang


keluhan dan masalah personalia vital dalam menggunakan perasaannya untuk
lainnya. merespon keadaan perasaan dari diri
Menurut Malthis dan Jackson (2006) sendiri maupun dalam menghadapi
kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang lingkungannya.
positif dari mengevaluasi pengalaman kerja 4. Kecerdasan Spiritual
seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul
saat harapan-harapan ini tidak terpenuhi. Menurut Zohar dan Marshall (2007)
Kepuasan kerja mempunyai banyak kecerdasan spiritual diartikan sebagai
dimensi, secara umum adalah kepuasan kecerdasan yang bertumpu pada bagian
dalam pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan, dalam diri yang berhubungan dengan
hubungan antara supervisor dengan tenaga kearifan di luar ego atau jiwa kesadaran.
kerja, dan kesempatan untuk maju. Setiap Sebagai kecerdasan yang senantiasa
dimensi menghasilkan perasaan puas dipergunakan bukan hanya untuk
secara keseluruhan dengan pekerjaan itu mengetahui nilai-nilai yang ada, melainkan
sendiri. Tolak ukur tingkat kepuasan yang juga untuk secara kreatif menemukan nilai-
mutlak tidak ada, karena setiap individu nilai baru dalam kehidupan. Jadi seseorang
pegawai berbeda standar kepuasannya. menghadapi persoalan makna atau nilai
Indikator kepuasan kerja ini dapat diukur (value) guna menempatkan perilaku dan
dengan kedisiplinan, moral kerja, dan labour hidup dalam konteks yang lebih luas.
turnover yang kecil, maka secara relatif Pengertian ini mengandung makna bahwa
kepuasan kerja pegawai baik tetapi kecerdasan ini berperan sebagai landasan
sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiri-
labour turnover besar, maka kepuasan kerja tual lebih berurusan dengan pencerahan
pegawai pada perusahaan dinilai kurang. jiwa. Orang yang mempunyai SQ tinggi
mampu memaknai penderitaan hidup
3. Kecerdasan Emosional dengan memberi makna positif pada setiap
Menurut Sojka and Deeter (2002), peristiwa, masalah bahkan penderitaan
kecerdasan emosi adalah penerimaan, yang dialaminya. Dengan memberi makna
pengintepretasian, pemberian reaksi dari yang positif itu, ia mampu membangkitkan
seseorang ke orang lain. Hal senada jiwanya dan melakukan perbuatan dan
diungkapkan Carmichael (2005) yang tindakan yang positif.
menyatakan kecerdasan emosi adalah
5. Penelitian Terdahulu
proses spesifik dari kecerdasan informasi
yang meliputi kemampuan untuk memuncul- Menurut Carmichael (2005), kecer-
kan dan mengekspresikan emosi diri sendiri dasan emosi merupakan kemampuan
kepada orang lain, pengaturan emosi untuk memunculkan dan mengekspresikan
(controlling), serta penggunaan emosi untuk emosi diri sendiri kepada orang lain,
mencapai tujuan. Menurut Prati, et al. (2003) pengaturan emosi (controlling), serta
kecerdasan emosi adalah kemampuan penggunaan emosi untuk mencapai tujuan.
untuk membaca dan memahami orang lain, Kecerdasan emosional seseorang mem-
dan kemampuan untuk menggunakan berikan kontribusi yang positif terhadap
pengetahuan untuk mempengaruhi orang kepuasan kerja, seperti hasil riset yang
lain melalui pengaturan dan penggunaan dilakukan oleh Thomas Sy, et al. (2006),
emosi. Jadi kecerdasan emosi dapat yang menyatakan bahwa tingkat kecerdasan

16 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


ERLANGGA ARYA MANDALA & FARESTI NURDIANA DIHAN

emosional pegawai berhubungan positif dialami, maka ia akan mampu membangkit-


dengan kepuasan kerja. Pegawai yang kan jiwanya dan melakukan perbuatan-
mempunyai kecerdasan emosional lebih perbuatan dan tindakan nyata yang positif.
baik akan memiliki kepuasan kerja yang Selain itu, kecerdasan spiritual juga dapat
tinggi. menciptakan keberanian dalam bertindak,
Shaffar (2005) menyimpulkan bahwa lebih tenang dan tararah dalam menyelesai-
kecerdasan emosi mempunyai pengaruh kan persoalan dan lebih kepada rasa
secara langsung terhadap kepuasan kerja. kemanusiaan atau keadilan untuk memilah-
Achmad Sani Supriyanto dan Eka Afnan milah jenis reaksi.
Troena (2012) yang menyatakan bahwa Sependapat dengan Moore et al. (2006),
kecerdasan emosional berpengaruh Milliman, et al. (2003) mengatakan bahwa
signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan kecerdasan spiritual akan mempengaruhi
demikian makna yang dapat ditarik dari sikap kerja, sikap kerja ini ditunjukkan
temuan ini adalah kecerdasan emosional dengan indikatornya adalah kepuasan kerja.
merupakan salah satu faktor penting dalam Menurut Sojka and Deeter (2002),
pelaksanaan tugas seorang karyawan dan kecerdasan emosi adalah penerimaan,
peningkatan kepuasan karyawan. Hal pengintepretasian, pemberian reaksi dari
tersebut sesuai apa yang dikatakan oleh seseorang ke orang lain. Hal senada
Zapf (2002) bahwa banyak bukti yang diungkapkan Carmichael (2005) yang
empiris menunjukkan bahwa emosional menyatakan kecerdasan emosi adalah
pekerjaan dalam suatu organisasi adalah proses spesifik dari kecerdasan informasi
suatu isu penting. Oleh karena itu kemampuan yang meliputi kemampuan untuk memuncul-
seseorang dalam mengolah dan meng- kan dan mengekspresikan emosi diri sendiri
gunakan emosi dengan cerdas dalam kepada orang lain, pengaturan emosi
bekerja merupakan bagian penting dan (controlling), serta penggunaan emosi untuk
harus dipelihara terus-menerus dan mencapai tujuan. kecerdasan spiritual
dipertahankan. diartikan sebagai kecerdasan yang
Kecerdasan spiritual merupakan bertumpu pada bagian dalam diri yang
kecerdasan yang bertumpu pada bagian berhubungandengan kearifan di luar ego
dalam diri yang berhubungan dengan atau jiwa kesadaran. Sebagai kecerdasan
kearifan di luar ego atau jiwa kesadaran yang senantiasa dipergunakan bukan hanya
(Zohar dan Marshall, 2007). Hal ini sejalan untuk mengetahui nilai-nilai yang ada,
dengan penelitian yang dilakukan Moore, et melainkan juga untuk secara kreatif
al. (2006), mengatakan bahwa pada menemukan nilai-nilai baru dalam
dasarnya kecerdasan spiritual sangat kehidupan. kepuasan kerja itu sangat
berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Dari tergantung dari apa yang diinginkan
penelitian ini dapat diungkapkan bahwa seseorang dari pekerjan tersebut dan apa
kecerdasan spiritual karyawan akan yang akan diperoleh dari hasil pekerjaan
mempengaruhi kepuasan kerjanya. tersebut. Sehingga seseorang akan merasa
Semakin cerdas karyawan maka tingkat puas terhadap hasil pekerjaannya karena
kepuasaan terhadap pekerjaan juga kan mempunyai banyak pilihan dan banyak
semakin meningkat. Dengan kecerdasan harapan untuk mendapatkannya.
spiritual yang tinggi, orang akan mampu Hal ini sejalan dengan penelitian yang
memaknai positif pada setiap peristiwa, dilakukan oleh Achmad Sani Supriyanto dan
permasalahan bahkan penderitaan yang Eka Afnan Troena (2012) membuktikan

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 17


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

bahwa kecerdasan emosional dan puan emosi atau kecerdasan emosi lebih
kecerdasan spiritual memiliki pengaruh banyak diperlukan. Bila seseorang dapat
yang signifikan terhadap kepuasan kerja. menyelesaikan masalahmasalah di dunia
Pada dasarnya setiap orang memiliki kerja yang berkaitan dengan emosinya
kesadaran akan emosi diri sendiri dan orang maka dia akan menghasilkan kerja yang
lain, dan menyesuaikan perilaku mereka lebih baik. Agustian (2006:36). Hal ini
berdasarkan pengetahuannya atas ditunjukan dengan hasil penelitian Rika Indra
kecerdasan emosionalnya. Selanjutnya Handayani, Sutrisno, Sugeng Iswono
dikatakan bahwa keduanya merupakan (2014) Ada pengaruh kecerdasan
ketrampilan dan kemampuan dalam emosional dan kecerdasan spiritual secara
mengelola emosionalnya (key people skill. bersama-sama terhadap kinerja karyawan
Hal ini sependapat dengan pernyataan pada Hotel Ijen View & Resort Bondowoso.
Carmeli (2003) yang menyatakan bahwa Kepuasan kerja mencerminkan
kecerdasan emosional merupakan syarat perasaan seseorang terhadap pekerjaan-
kunci kesuksesan dan keahlian seseorang. nya dan sangat penting bagi aktualisasi diri.
Penelitian Achmad Sani Supriyanto dan Eka Dan kepuasan kerja mempunyai arti penting
Afnan Troena (2012) yang menyatakan bagi karyawan ataupun karyawan dalam
bahwa kecerdasan emosional berpengaruh menciptakan kinerja yang tinggi didalam
signifikan terhadap kinerja. lingkungan kerja suatu organisasi (Handoko,
Kecerdasan spiritual, selain mem- 2005). Dapat dikatakan pula bahwa
pengaruhi kepuasan kerja seorang kepuasaan kerja adalah dipenuhinya
karyawan juga memberikan dampak pada keinginan dan kebutuhannya melalui
kinerja seorang karyawan tersebut. Hal ini kegiatan bekerja. Karyawan akan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan termotivasi jika kebutuhannya terpenuhi,
Achmad Sani Supriyanto dan Eka Afnan dengan terpenuhinya kebutuhan maka akan
Troena (2012) membuktikan bahwa timbul kepuasaan kerja yang berdampak
kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan positif pada kinerja karyawan pada
terhadap kinerja. Lisda Rahmasari (2012) perusahaan. Robbins (2006), yang
menyatakan kecerdasan spiritual menyatakan bahwa kepuasan kerja di
berpengaruh positif terhadap kunerja tempat kerja akan berpengaruh terhadap
karyawan. Dan Penelitian Rika Indra kinerja. Penelitian Achmad Sani Supriyanto
Handayani, Sutrisno, Sugeng Iswono dan Eka Afnan Troena (2012) menyimpulkan
(2014) yang juga menyatakan terdapat terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kepuasan kerja terhadap kinerja organisasi.
kinerja karyawan. Hasil ini bermakna bahwa Hasil ini bermakna bahwa semakin
semakin meningkat tingkat kecerdasan meningkat kepuasan kerja, maka kinerja
spiritual, maka kinerja akan semakin akan semakin meningkat. Koefisien jalur
meningkat. Dunia kerja mempunyai bertanda positif mengindikasikan semakin
berbagai masalah dan tantangan yang meningkat kepuasan kerja, maka akan
harus dihadapi oleh karyawan, misalnya mengakibatkan semakin meningkat pula
persaingan ketat, tuntutan tugas, suasana kinerja.
kerja yang tidak nyaman dan masalah Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
hubungan dengan orang lain. Masalah oleh banyak faktor. Peranan pada masing-
masalah tersebut dalam dunia kerja masing faktor tersebut memberikan
bukanlah suatu hal yang hanya membutuh- kepuasan berbeda, tergantung pada pribadi
kan kemampuan intelektualnya, tetapi dalam masing-masing karyawan. Secara umum
menyelesaikan masalah tersebut kemam-

18 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


ERLANGGA ARYA MANDALA & FARESTI NURDIANA DIHAN

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan D.I Yogyakarta yang berjumlah 329 orang.
kerja adalah kerja yang secara mental Pengambilan sampel penelitian berdasar-
menantang, imbalan yang pantas, kondisi kan pada pendekatan rumus Slovin (Umar,
kerja dan rekan sekerja yang mendukung 2005), yaitu sebagai berikut :
(Robbins, 2006). Kepuasan di tempat kerja
akan mempengaruhi nilai penghargaan,
dimana semakin tinggi kepuasan seseorang
terhadap pekerjaannya maka diharapkan
kinerjanya semakin baik, sehingga sesuatu Dalam hal ini :
yang diperoleh juga semakin besar. N = Populasi
Sehubungan dengan ini, maka kecerdasan n = Sampel
emosional selain berpengaruh langsung
e = Persentasi kelonggaran karena
terhadap kinerja juga berpengaruh secara
kesalahan pengambilan sampel
tidak langsung terhadap kinerja melalui
yang masih ditolerir
kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad n=
Sani Supriyanto dan Eka Afnan Troena n = 76,69
(2012) yang menyimpulkan bahwa Dari perhitungan tersebut, maka besar
kecerdasan emosional berpengaruh sampel yang akan diambil dalam penelitian
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. ini adalah sebanyak 77 karyawan PT.
Tram (2006), adanya hubungan yang Madubaru Bantul D.I Yogyakarta. Sedangkan
signifikan antara kecerdasan emosi, teknik pengambilan sampel yang akan
kepuasan kerja dan kinerja. digunakan dalam penelitian ini adalah
Kepuasan kerja selain memediasi Proportional Stratified Random Sampling,
pengaruh dari kecerdasan emosional dimana besar sampel dapat dicari dengan
terhadap kinerja, juga memediasi pada rumus :
pengaruh kecerdasan spiritual terhadap
kinerja karyawan. Zohar dan Marshall
(2000) menjelaskan bahwa kecerdasan
spiritual juga memegang peranan yang Dalam hal ini :
besar terhadap kesuksesan seseorang ni = Banyaknya sampel karyawan dari tiap
dalam bekerja, seorang karyawan yang departemen
memperoleh kebahagiaan dalam bekerja Ni = Banyaknya karyawan tiap departemen
akan berkarya lebih baik. Hal ini juga
No = Banyaknya sampel
ditunjukkan oleh penelitian dari Achmad
Sani Supriyanto dan Eka Afnan Troena Σ N = Banyaknya populasi
(2012) yang menyimpulkan bahwa Penarikan sampel yang dilakukan oleh
kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap peneliti didasarkan atas departemen para
kinerja melalui kepuasan kerja. karyawan PT. Madubaru Bantul D.I
Yogyakarta, dan besar sampel pada
METODE PENELITIAN masing-masing departemen adalah :
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan di PT. Madubaru Bantul

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 19


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

menyenangkan atau tidak menyenang-


kan dengan mana para pegawai
= SDM & Umum memandang pekerjaan mereka
d. Kinerja
= Akuntansi & Keuangan
Menurut Prawirosentono (1999), kinerja
atau performance adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau
= Pemasaran sekelompok orang dalam organisasi,
sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam
= Tanaman
rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai
=T&A
dengan moral maupun etika.

= Instalasi Metode Analisis Data


Metode analisis merupakan cara yang
= Pabrikasi PG
digunakan dalam proses melakukan
penelitian agar dapat menunjukkan hasilnya.
Metode analisis data dibedakan menjadi
= Pabrikasi SP dua, yaitu:
1. Analisis Deskriptif, yaitu analisis yang
dipakai untuk mendeskripsikan
= SPI
karakteristik penelitian, responden yang
diteliti serta data yang dikumpulkan.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Setelah itu dilakukan pembahasan
a. Kecerdasan emosional secara deskriptif.
Menurut Carmichael (2005) kecerdasan 2. Analisis Statistik, yaitu analisis yang
emosi adalah proses spesifik dari dilakukan dengan menggunakan teknik
kecerdasan informasi yang meliputi statistik. Teknik statistik yang digunakan
kemampuan untuk memunculkan dan adalah analisis regresi tahap I, analisis
mengekspresikan emosi diri sendiri regresi tahap II, koefisien determinasi,
kepada orang lain, pengaturan emosi uji F (Serentak), uji t (Parsial), dan
(controlling), serta penggunaan emosi analisis jalur.
untuk mencapai tujuan
Uji Instrumen Penelitian
b. Kecerdasan spiritual
O Uji Validitas
Menurut Zohar dan Marshall (2007)
Uji validitas digunakan untuk mengukur
kecerdasan spiritual diartikan sebagai
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
kecerdasan yang bertumpu pada bagian
Suatu kuesioner dikatakan valid jika
dalam diri yang berhubungan dengan
pertanyaan pada kuesioner mampu
kearifan di luar ego atau jiwa kesadaran
untuk mengungkapkan sesuatu yang
c. Kepuasan kerja akan diukur oleh kuesioner tersebut
Menurut Handoko (2003) menyatakan (Ghozali, 2005). Pada penelitian ini dari
kepuasan kerja (job satisfaction) 45 pertanyaan yang ada dalam
sebagai keadaan emosional yang kuesioner dan semuanya valid.

20 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


ERLANGGA ARYA MANDALA & FARESTI NURDIANA DIHAN

O Uji Reliabilitas didapatkan bahwa semua nilai VIF < 10


Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur ini berarti tidak terjadi multikolonieritas.
suatu kuisioner yang mempunyai Dan menyimpulkan bahwa uji
indikator dari variabel atau konstruk. multikolonieritas terpenuhi.
Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau O Uji Heteroskedastisitas
handal jika jawaban seseorang terhadap Uji heteroskedastisitas bertujuan
pernyataan adalah konsisten atau stabil menguji apakah dalam model regresi
dari waktu ke waktu (Ghozali,2005). terjadi ketidaksamaan variance dari re-
Pada penelitian ini semua variabel yang sidual satu pengamatan ke pengamatan
digunakan dinyatakan reliabel, hal ini yang lain. Jika variance dari residual satu
terbukti dengan nilai alfa > tingkat pengamatan ke pengamatan yang lain
signifikansi (0,6). Berikut hasil tetap, maka disebut Homoskedastisitas
perhitungan uji reliabilitas dengan dan jika berbeda disebut Heteroskedas-
menggunakan SPSS 16, kecerdasan tisitas. (Ghozali, 2005:105). Uji
emosional 0,892, kecerdasan spiritual heteroskedastitas pada penelitian ini
0,917, kepuasan kerja 0,894, kinerja dilakukan menggunakan pendekatan
0,908. grafik dan statistik melalui uji glejser
Uji asumsi Klasik dengan menggunakan tingkat signifikan
O Hasil Uji Normalitas 5 Persen.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji HASIL ANALISIS


apakah dalam model regresi variabel
Analisis Deskriptif
pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2006:110). Hasil analisis deskriptif disajikan pada
Dibawah ini merupakan gambar dia- tabel 1.
gram uji normalitas pengaruh kualitas
Analisis Kuantitatif
kehidupan kerja dan modal sosial
terhadap komitmen organisasional. Dari Hasil analisis kuantitatiff disajikan pada
analisis kurva dapat dilihat bahwa data tabel 2.
menyebar disekitar diagram dan Tabel 1
mengikuti model regresi sehingga dapat Hasil Analisis Deskriptif
disimpulkan bahwa data yang diolah Pernyataan Mean Keterangan
merupakan data yang berdistribusi nor-
Kecerdasan emosional (X1) 3,91 Tinggi
mal sehingga uji normalitas terpenuhi.
Kecerdasan spiritual (X2) 3,83 Tinggi
O Hasil Uji Multikolinieritas
Kepuasan kerja (Z) 3,81 Tinggi
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi Kinerja (Y) 4,00 Tinggi
ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model Berdasarkan rangkuman diatas maka
regresi yang baik seharusnya tidak seluruh variabel dikategorikan tinggi.
terjadi korelasi diantara variabel
PEMBAHASAN
independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel- Berdasarkan hasil analisis data diatas,
variabel ini tidak orthogonal (Ghozali, diperoleh penilaian jawaban responden
2005:91). Dari hasil output data terhadap variabel kecerdasan emosional

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 21


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

Tabel 2
Hasil Analisis Kuantitatif
Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional
H1: terhadap kepuasan kerja Terbukti
Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan spiritual
H2: terhadap kepuasan kerja Terbukti
Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan
H3: kecerdasan spiritual terhadap kepuasan kerja Terbukti
Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional
H4: terhadap kinerja karyawan Terbukti
Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan spiritual
H5: terhadap kinerja karyawan Terbukti
Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan
H6: kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan Terbukti
Ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap
H7: kinerja karyawan Terbukti
Ada pengaruh tidak langsung kecerdasan emosional
H8: terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja Terbukti
Ada pengaruh tidak langsung kecerdasan spiritual
H9: terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja Terbukti

dengan skor rata-rata sebesar 3,91 yang signifikan dari kecerdasan emosi terhadap
berada dalam interval (3,40 – 4,19) atau kepuasan kerja karyawan dengan pengaruh
dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan sebesar 29,7%. Adanya pengaruh signifikan
sudah tingginya tingkat emosi karyawan PT. ini ditunjukkan oleh besarnya nilai
Madu Baru Bantul, Yogyakarta yang dilihat signifikansi dari kecerdasan emosi sebesar
dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi 0,008 yang berada dibawah 0,05, sehingga
diri, empati, dan ketrampilan sosialnya hipotesis yang menyatakan ada pengaruh
dalam bekerja di perusahaan. Dari beberapa kecerdasan emosional terhadap kepuasan
item, kecerdasan emosional mengenai kerja diterima atau terbukti. Dengan
mampu pulih kembali dari tekanan emosi demikian, semakin tingginya tingkat emosi
dalam pekerjaan mendapatkan penilaian karyawan menjadikan kepuasan mereka
yang terendah. Dengan demikian jika ada juga meningkat. Karyawan yang merasa
karyawan yang merasa dirinya mendapatkan dapat menunjukkan kemampuannya dalam
tekanan emosi yang tinggi dari pekerjaan- bekerja dan mampu mengekspresikan
nya, mereka akan sulit untuk bangkit emosi dirinya akan merasa puas. Kondisi
kembali dalam memulihkannya. Melihat ini sejalan dengan pendapat Thomas Sy et
kondisi demikian, pentingnya perusahaan al (2006), yang menyatakan bahwa tingkat
untuk menjaga keberadaan dari emosi para kecerdasan emosional pegawai berhubungan
karyawan agar mereka tidak mengalami positif dengan kepuasan kerja. Pegawai
tekanan. yang mempunyai kecerdasan emosional
lebih baik akan memiliki kepuasan kerja
Kemudian mengenai pengaruh dari
yang tinggi. Shaffar (2005) menyimpulkan
kecerdasan emosi terhadap kepuasan
bahwa kecerdasan emosi mempunyai
kerja, menunjukkan adanya pengaruh yang
pengaruh secara langsung terhadap

22 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


ERLANGGA ARYA MANDALA & FARESTI NURDIANA DIHAN

kepuasan kerja. Achmad Sani Supriyanto emosional berpengaruh signifikan terhadap


dan Eka Afnan Troena (2012) yang kinerja.
menyatakan bahwa kecerdasan emosional Dan selanjutnya terbukti kecerdasan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan emosi berpengaruh tidak langsung
kerja. Dengan demikian makna yang dapat terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan
ditarik dari temuan ini adalah kecerdasan kerja dengan pengaruh total sebesar
emosional merupakan salah satu faktor 32,4%. Adanya pengaruh tidak langsung ini
penting dalam pelaksanaan tugas seorang ditunjukkan dengan nilai signifikan thitung pada
karyawan dan peningkatan kepuasan pengaruh kecerdasan emosional terhadap
karyawan. kepuasan kerja sebesar 0,008 dan
Lebih lanjut, kecerdasan emosi juga kemudian diperoleh nilai signifikan thitung
memberikan pengaruh yang signifikan pada pengaruh kepuasan kerja terhadap
terhadap kinerja seorang karyawan dengan kinerja sebesar 0,000. Dikarenakan kedua
pengaruh sebesar 21,9%. Adanya pengaruh jalur pengaruh tersebut signifikan atau
signifikan ini dapat ditunjukkan dengan nilai memiliki nilai signifikan thitung lebih kecil dari
signifikan kecerdasan emosi sebesar 0,001 nilai signifikan 0,05 maka dinyatakan ada
yang berada dibawah 0,05, sehingga pengaruh tidak langsung kecerdasan
hipotesis yang menyatakan ada pengaruh emosional terhadap kinerja karyawan
kecerdasan emosional terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Hal ini menjelaskan
diterima atau terbukti. Dengan demikian, bahwa karyawan selain memiliki
tingginya tingkat emosi dari karyawan ini kecerdasan emosional yang baik dan
berdampak positif pada kinerjnya, hal ini memiliki kepuasan yang tinggi dipastikan
dikarenakan seorang karyawan yang tinggi kinerja karyawan juga makin lebih baik lagi
emosinya memiliki keyakinan dan dengan adanmya kepuasan kerja tersebut.
kepercayaan diri yang tinggi, memiliki Kepuasan di tempat kerja akan mem-
kepekaan pada kata hati dalam bekerja, pengaruhi nilai penghargaan, dimana
inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan semakin tinggi kepuasan seseorang
berinteraksi dengan lancar dengan sesama terhadap pekerjaannya maka diharapkan
rekan kerja. Dengan modal tersebut, kinerjanya semakin baik, sehingga sesuatu
dipastikan mereka akan bekerja dengan yang diperoleh juga semakin besar.
baik dan bersemangat dalam bekerja yang Sehubungan dengan ini, maka kecerdasan
pada akhirnya pekerjaan-pekerjaan dapat emosional selain berpengaruh langsung
diselesaikan tepat pada waktunya dan terhadap kinerja juga berpengaruh secara
hasilnya sesuai dengan target yang tidak langsung terhadap kinerja melalui
diinginkan perusahaan. Adanya pengaruh kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan
yang signifikan dari kecerdasan emosi hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad
terhadap kinerja karyawan sependapat Sani Supriyanto dan Eka Afnan Troena
dengan pernyataan Carmeli (2003) yang (2012) yang menyimpulkan bahwa
menyatakan bahwa kecerdasan emosional kecerdasan emosional berpengaruh
merupakan syarat kunci kesuksesan dan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja.
keahlian seseorang. Dan mendukung hasil- Tram (2006), adanya hubungan yang
hasil penelitian yang sudah ada, signifikan antara kecerdasan emosi,
diantaranya penelitian Achmad Sani kepuasan kerja dan kinerja.
Supriyanto dan Eka Afnan Troena (2012) Hasil analisis data pada variabel
yang menyatakan bahwa kecerdasan kecerdasan spiritual diperoleh skor rata-rata

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 23


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

penilaian dari responden sebesar 3,83 yang dapat diungkapkan bahwa kecerdasan spiri-
berada dalam interval (3,40 – 4,19) atau tual karyawan akan mempengaruhi
dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan kepuasan kerjanya. Semakin cerdas
sudah tingginya tingkat spiritual dari para karyawan maka tingkat kepuasaan terhadap
karyawan PT. Madu Baru Bantul, pekerjaan juga kan semakin meningkat.
Yogyakarta yang dilihat dari kejujuran, Dengan kecerdasan spiritual yang tinggi,
keterbukaan, pengetahuan diri, fokus pada orang akan mampu memaknai positif pada
organisasi, dan memiliki visi dan nilai-nilai setiap peristiwa, permasalahan bahkan
dalam bekerja di perusahaan. Pada penderitaan yang dialami, maka ia akan
penilaian ini terlihat item mengenai memiliki mampu membangkitkan jiwanya dan
kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan melakukan perbuatan-perbuatan dan
nilai-nilai mendapatkan penilaian yang tindakan nyata yang positif. Selain itu,
terendah, sehingga dalam menjalankan kecerdasan spiritual juga dapat menciptakan
hidupnya para karyawan dalam mengilhami keberanian dalam bertindak, lebih tenang
visi-visi dan nilai-nilai hidup harus dan tararah dalam menyelesaikan
mendapatkan perhatian yang lebih baik lagi. persoalan dan lebih kepada rasa
Untuk itu, perluya perusahaan melakukan kemanusiaan atau keadilan untuk memilah-
upaya-upaya dalam mendorong karyawan milah jenis reaksi. Sependapat dengan
untuk lebih bersikap baik dalam hal Moore et al. (2006), Milliman, et al. (2003)
meningkatkan kejujurannya, keterbukaan, mengatakan bahwa kecerdasan spiritual
pengetahuan diri, fokus pada organisasi, akan mempengaruhi sikap kerja, sikap kerja
dan memiliki visi dan nilai-nilai dalam ini ditunjukkan dengan indikatornya adalah
bekerja di perusahaan. kepuasan kerja.
Dan kemudian pada pengujian statistik Kemudian kecerdasan spiritual juga
menunjukkan kecerdasan spiritual terbukti memberikan pengaruh yang signifikan pada
memberikan pengaruh yang signifikan kinerja seorang karyawan dengan pengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan dengan sebesar 20,0%. Adanya pengaruh signifikan
pengaruh sebesar 29,8%. Adanya pengaruh ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikan
signifikan ini dapat ditunjukkan dengan nilai kecerdasan spiritual sebesar 0,005 yang
signifikan kecerdasan spiritual sebesar berada dibawah 0,05, sehingga hipotesis
0,001 yang berada dibawah 0,05, sehingga yang menyatakan ada pengaruh
hipotesis yang menyatakan ada pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja
kecerdasan spiritual terhadap kepuasan diterima atau terbukti. Berdasarkan hasil ini,
kerja diterima atau terbukti. Dengan makin baik kecerdasan spiritualnya mampu
demikian, makin tingginya tingkat spiritual memberikan kontribusi yang signifikan
seseorang akan menjadikan mereka puas dalam meningkatkan kinerja seseorang.
dalam bekerja. Dengan tingkat spiritualnya Orang yang mempunyai tingkat sipritual
menjadikan karyawan dapat bertindak arif tinggi mampu memaknai penderitaan hidup
di luar ego atau jiwa kesadarannya mampu dengan memberi makna positif pada setiap
memberikan kepuasan tersendiri bagi peristiwa, masalah bahkan penderitaan
mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dialaminya. Dengan memberi makna
yang dilakukan Moore et al (2006), yang yang positif itu, ia mampu membangkitkan
mengatakan bahwa pada dasarnya jiwanya dan melakukan perbuatan dan
kecerdasan spiritual sangat berpengaruh tindakan yang positif. Tindakan positif ini
terhadap kepuasan kerja. Dari penelitian ini dapat ditunjukkan dengan mereka bekerja

24 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


ERLANGGA ARYA MANDALA & FARESTI NURDIANA DIHAN

dengan baik yang sesuai dengan keinginan kecerdasan emosional terhadap kinerja,
perusahaan, hal inilah yang menjadikan juga memediasi pada pengaruh kecerdasan
kinerja karyawan meningkat dan tujuan spiritual terhadap kinerja karyawan. Zohar
perusahaan pun dapat dicapai dengan dan Marshall (2000) menjelaskan bahwa
kecerdasan spiritual yang tinggi dari para kecerdasan spiritual juga memegang
karyawan tersebut. peranan yang besar terhadap kesuksesan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang seseorang dalam bekerja, seorang
dilakukan Achmad Sani Supriyanto dan Eka karyawan yang memperoleh kebahagiaan
Afnan Troena (2012) membuktikan bahwa dalam bekerja akan berkarya lebih baik. Hal
kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan ini juga ditunjukkan oleh penelitian dari
terhadap kinerja. Lisda Rahmasari (2012) Achmad Sani Supriyanto dan Eka Afnan
menyatakan kecerdasan spiritual Troena (2012) yang menyimpulkan bahwa
berpengaruh positif terhadap kunerja kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan
karyawan. Dan Penelitian Rika Indra terhadap kinerja melalui kepuasan kerja.
Handayani, Sutrisno, Sugeng Iswono
PENUTUP
(2014) yang juga menyatakan terdapat
pengaruh kecerdasan spiritual terhadap Simpulan
kinerja karyawan. Hasil ini bermakna bahwa Berdasarkan hasil analisis dan
semakin meningkat tingkat kecerdasan pembahasan tentang pengaruh kecerdasan
spiritual, maka kinerja akan semakin emosional dan kecerdasan spiritual
meningkat. terhadap kinerja melalui kepuasan kerja,
Dan selanjutnya terbukti kecerdasan maka dapat ditarik kesimpulan:
spiritual berpengaruh tidak langsung 1. Terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan antara kecerdasan emosional terhadap
kerja dengan pengaruh total sebesar kepuasan kerja karyawan yang
30,5%. Adanya pengaruh tidak langsung ini dibuktikan dengan nilai signifikansi dari
ditunjukkan dengan nilai signifikan thitung pada kecerdasan emosional sebesar 0,008
pengaruh kecerdasan spiritual terhadap yang lebih kecil dari nilai signifikan 
kepuasan kerja sebesar 0,001 dan sebsar 0,05.
kemudian diperoleh nilai signifikan thitung 2. Terdapat pengaruh yang signifikan
pada pengaruh kepuasan kerja terhadap antara kecerdasan spiritual terhadap
kinerja sebesar 0,000. Dikarenakan kedua kepuasan kerja karyawan yang
jalur pengaruh tersebut signifikan atau dibuktikan dengan nilai signifikansi dari
memiliki nilai signifikan thitung lebih kecil dari kecerdasan emosional sebesar 0,001
nilai signifikan 0,05 maka dinyatakan ada yang lebih kecil dari nilai signifikan 
pengaruh tidak langsung kecerdasan spiri- sebsar 0,05.
tual terhadap kinerja karyawan melalui
3. Terdapat pengaruh yang signifikan
kepuasan kerja. Hal ini menjelaskan bahwa
antara kecerdasan emosional dan
karyawan selain memiliki kecerdasan spiri-
kecerdasan spiritual terhadap kepuasan
tual yang baik dan didukung dengan
karyawan yang dibuktikan dengan nilai
kepuasan yang tinggi dipastikan kinerja
signifikansi dari kecerdasan emosional
karyawan juga makin lebih baik lagi dengan
sebesar 0,018 dan kecerdasan spiritual
adanmya kepuasan kerja karyawan
sebesar 0,001 yang lebih kecil dari nilai
tersebut. Dengan demikian, kepuasan kerja
signifikan  sebsar 0,05
selain memediasi pengaruh dari

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 25


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

4. Terdapat pengaruh yang signifikan melalui kepuasan kerja.


antara kecerdasan emosional terhadap 9. Terdapat pengaruh tidak langsung
kinerja karyawan yang dibuktikan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
dengan nilai signifikansi dari kecerdasan karyawan melalui kepuasan kerja yang
emosional sebesar 0,013 yang lebih dibuktikan dengan nilai signifikansi dari
kecil dari nilai signifikan  sebsar 0,05. kecerdasan emosional terhadap
5. Terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan kerja sebesar 0,005 dan
antara kecerdasan spiritual terhadap diperoleh nilai signifikan pada pengaruh
kinerja karyawan yang dibuktikan kepuasan kerja terhadap kinerja sebesar
dengan nilai signifikansi dari kecerdasan 0,000. Dikarenakan kedua jalur pengaruh
emosional sebesar 0,005 yang lebih tersebut signifikan maka dinyatakan ada
kecil dari nilai signifikan  sebsar 0,05. pengaruh tidak langsung kecerdasan
6. Terdapat pengaruh yang signifikan spiritual terhadap kinerja karyawan
antara kecerdasan emosional dan melalui kepuasan kerja.
kecerdasan spiritual terhadap kepuasan
Saran
karyawan yang dibuktikan dengan nilai
signifikansi dari kecerdasan emosional Berdasarkan hasil pembahasan dan
sebesar 0,0001 dan kecerdasan spiri- kesimpulan di atas, dapat diberikan
tual sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari beberapa saran sebagai berikut :
nilai signifikan  sebsar 0,05 1. Untuk meningkatkan kinerja karyawan,
7. Terdapat pengaruh yang signifikan sebaiknya perusahaan memberikan
antara kepuasan kerja terhadap kinerja pengarahan dan pelatihan kepada para
karyawan yang dibuktikan dengan nilai karyawannya, karena terbukti kinerja
signifikansi dari kecerdasan emosional karyawan yang dilihat dari pengetahuan
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai tentang tugas dan kewajibannya
signifikan  sebsar 0,05. mendapatkan penilaian yang paling
rendah yaitu rata-rata sebesar 3,84.
8. Terdapat pengaruh tidak langsung
kecerdasan emosional terhadap kinerja 2. Untuk meningkatkan kepuasan kerja
karyawan melalui kepuasan kerja yang karyawan, sebaiknya perusahaan
dibuktikan dengan nilai signifikansi dari dalam memberikan insentif/bonus dan
kecerdasan emosional terhadap tunjangan disesuaikan dengan pangkat
kepuasan kerja sebesar 0,008 dan dan golongannya, hal ini ditunjukkan
diperoleh nilai signifikan pada pengaruh dengan penilaian pada item pemberian
kepuasan kerja terhadap kinerja sebesar insentif/bonus dan tunjangan lain
0,000. Dikarenakan kedua jalur pengaruh disesuaikan dengan pangkat dan
tersebut signifikan maka dinyatakan ada golongan mendapatkan penilaian yang
pengaruh tidak langsung kecerdasan paling rendah yaitu rata-rata sebesar
emosional terhadap kinerja karyawan 3,70.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sani Supriyanto dan Eka Afnan asional, Kepuasan Kerja dan Kinerja
Troena (2012), Pengaruh Kecerdasan Manajer (Studi di Bank Syari’ah Kota
Emosional dan Kecerdasan Spiritual Malang), Jurnal Aplikasi Manajemen,
terhadap Kepemimpinan Transform- Volume 10, No. 4.

26 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


ERLANGGA ARYA MANDALA & FARESTI NURDIANA DIHAN

Agustian, Ary Ginanjar (2006), Rahasia Guritno, Bambang dan Waridin (2005),
Sukses Membangun Kecerdasan Pengaruh Persepsi Karyawan
Emosi dan Spiritual. Arga. Jakarta. Mengenai Perilaku Kepemimpinan,
Algifari (2000), Analisis Regresi, Teori, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kasus & Solusi, Yogyakarta: BPFE Kinerja. Jurnal Riset Bisnis Indonesia.
UGM. Vol.1. No.1

Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Handoko, T. Hani (2003), Manajemen.


Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan 18. BPFE Yogyakarta.
Jakarta :Rineka Cipta. Yogyakarta

As’ad, Moh (2004), Psikologi Perusahaan, Hasibuan, S. P. Melayu (2007), Manajemen


Yogyakarta :Liberty. Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,
Jakarta: Bumi Aksara..
Bitsch, V (2008), Spirituality and Religion
Developments in the Management Hawari H. Dadang (2006), IQ, EQ, CQ, dan
Literature Relevant to Agribusiness SQ “Kriteria Sumberdaya Manusia
and Entrepreneurship. Annual World (Pemimpin) Berkualitas”, Jakara : Balai
and symposium of the International Penerbit.
Food and Agribusiness Management Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang
Association. bitsch@msu.edu (2002), Metode Penelitian Bisnis
Carmichael, B.D., and Maxim, S (2005), Untuk Akuntansi & Manajemen, Edisi
Emotional Intelligence, Organizational 1, Yogyakarta :BPFE.
Legitimacy And Charismatic Leadership, Koesmono H, Teman (2005), Pengaruh
Academy Of Management Journal. Budaya Organisasi Terhadap Motivasi
Ferdinand, Augusty (2006), Metode dan Kepuasan Kerja serta kinerja
Penelitian Manajemen. Badan Karyawan Pada Sub Sektor Industri
Penerbit Universitas Diponegoro, Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa
Semarang. timur, Disertasi, Universitas Airlangga,
Surabaya.
Ghozali, I (2005), Aplikasi Analisis Multivari-
ate Dengan Program SPSS, Badan Lisda Rahmasari (2012), Pengaruh
Penerbit Universitas Diponegoro, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Semarang. Emosi dan Kecerdasan Spiritual
Terhadap Kinerja Karyawan, Majalah
Ghozali, I. (2006), Aplikasi Analisis Multivari-
Ilmiah INFORMATiKA. Vol. 3 No. 1.
ate Dengan Program SPSS. Badan Fakultas Ekonomi Universitas AKI.
Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang. Luthans, Fred (2006), Perilaku Organisasi.
Yogyakarta :Andi.
Ghozali, Imam (2011), Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM Mahmudi (2005), Manajemen Kinerja
SPSS 19 (edisi kelima). Universitas Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP
Diponegoro, Semarang. YKPN.

Goleman, Daniel (2005), Emotional Intelli- Mangkunegara, A.P (2005), Manajemen


gence. Alih Bahasa: T. Hermay. Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Gramedia Pustaka. Jakarta. Bandung : Remaja Rosdakarya.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 27


-JU
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA KEPUASAN
KERJA YANG BERDAMPAK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MADU BARU

________ (2006), Evaluasi Kinerja Sumber Robbins, Stephen P (2006), Perilaku


Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Organisasi, Edisi 10, Jakarta : PT
PT. Refika Aditama. Indeks Jakarta.
Mathis Robert L.& Jackson, John H (2006), Sedarmayanti (2009), Sumber Daya
Human Resources Management, Manusia dan Produktivitas Kerja,
Edisi 10, Penerbit Salemba Empat. Bandung: CV. Mandar Maju.
Mas’ud, Fuad (2004), Survai Diagnosis Sugiyono. (2005), Metode Penelitian
Organisasional, Badan Penerbit Uni- Bisnis, Bandung: CV Alphabeta.
versitas Diponegoro, Semarang. Sojka, J.Z., and Dawn, R.D (2002), Enhancing
Nugroho, B. (2005), Memilih Metode The Emotional Intellegence Of Sales-
Statistik Penelitian dengan SPSS, people, American Journal of Bussiness :
Yogyakarta : Penerbit ANDI. Spring 17(1)
Prati, L.M., Douglas, C., Ferris, R.G., Ammeter, Sukidi (2002), Rahasia Sukses Hidup
P.A., Buckley, R.M (2003), Emotional Bahagia Kecerdasan Spiritual:
Intelligence, Leadership Effectiveness, Mengapa SQ Lebih Penting Daripada
and Team Outcomes, The International IQ dan EQ, Jakarta :Gramedia
Journal Of Organizational Analysis, Vol Pustaka Utama.
11, No.1. Sjafri, Mangkuprawira, Hubeis, Aida Yitayala
Prawirosentono, Suyadi (1999), Kebijakan (2007), Manajemen Mutu Sumber
Kinerja Karyawan, Yogyakarta :BPFE. Daya Manusia, Bogor : Ghalia Indone-
Rika Indra Handayani, Sutrisno, Sugeng sia.
Iswono (2014), Pengaruh Kecerdasan Umar, H. (2005), Metode Penelitian untuk
Emosional dan Kecerdasan Spiritual Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Raja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Grafindo Persada.
Ijen View, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Zohar, D., dan Marshall, I (2007), SQ: Spiri-
Mahasiswa, Ilmu Administrasi Bisnis. tual Intelligence The Ultimate Intelli-
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. gence, Alih Bahasa Rahmani Astuti dkk.
Universitas Jember (UNEJ). Bandung: Penerbit Mizan Media Utama.
Rivai, Veithzal (2008), Manajemen Sumber Wibowo (2007), Manajemen Kinerja,
Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

28 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

You might also like