MANUSKRIP

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

STUDI LITERATUR PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK MENJADI

KOMPOS

Muhammad Al-Fikri1, 2, 3

Public Health Departement of UnivercityFort De Kock Bukittinggi 1,2,3

ABSTRACT

Abstract: Waste is waste production that contains materials that can cause pollution and can damage
health. In general, some people say that waste is useless and cannot be reused and must be disposed of
immediately. For the purposes of this study, to find out which organic waste can be used as compost and
to find out what is the pH standard, compost temperature, compost color and the length of time the
organic waste is composted into compost.
The method used in this research is a quasi experiment which is aliterature reviewobtained from
searching scientific research articles from 2015-2019 using the Research Gate, Google Schoolar and
Academia databases with 34 journal. The keywords used in the literature review search included:
organic waste and compost. Discussion of literature review using thetechnique. Criticize
It was found that the process of processing organic waste into compost has a neutral temperature
ranging from 6-8, a good temperature ranges from 30-60 0 C in order to kill microbes. Dark brown to
black color is similar to soil color and it will take several weeks for composting to get good compost.
Conclusion : From the result of study literature review , it can be concluded the neutral of temperature
of compost is around 7,5 with a blackish brown color.

Keywords: Organic Waste, Compost

Abstract: Pelaksanaan K3RS, pimpinan tertinggi Rumah Sakit harus berkomitmen untuk
merencanakan, melaksanakan, meninjau dan meningkatkan pelaksanaan K3RS secara tersistem.
(PMK, No 66, 2016). Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Kota Payakumbuh pada tanggal 5-28
Februari 2018. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari Direktur Utama RS, Ketua Tim K3 RS,
kelompok inti dan kelompok pendukung. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
Kualitatif berupa penelitian yang berlandaskan instrument kunci untuk memahami suatu
fenomena dengan cara komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena. Hasil
analisis kualitatif Input (kebijakan K3 sudah dibentuk dirumah sakit Kota Payakumbuh; tenaga
untuk tim K3 rumah sakit masih banyak yang rangkap jabatan; Dana : belum ada anggaran
khusus; sarana dan prasarana untuk K3 rumah sakit seperti adanya pemeriksaan secara berkala
untuk peralatan medis, Komponen Proses (perencanaan mulai berjalan dengan baik;
pengorganisasian mulai dibentuk dan disosialisasikan; pelaksanaan K3 rumah sakit belum
berjalan dengan baik; pengawasan dilakukan minimal 1x dalam 1 tahun), komponen Output
(pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja masih belum berjalan dengan
baik, namun sudah mulai bergerak sesuai dengan undang-undang yang berlaku). Disimpulkan
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja belum maksimal. Untuk itu
diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat bekerja sama dengan pihak-pihak tertentu
untuk memberi dorongan guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih baik
serta kepada petugas rumah sakit untuk selalu bekerja secara aman dan selamat.

Kepustakaan : 77 (2003 – 2017)


Kata Kunci : Kesehatan dan keselamatan kerja Rumah Sakit, pelayanan kesehatan
kerja

A. PENDAHULUAN mengalami cacat dan 271 kasus


1. Latar Belakang mengakibatkan kematian (Depkes RI,2002
Pada era globalisasi dan pasar bebas dalam Salawati,2009).
WTO (World Trade Organization) atau Pelaksanaan program Keselamatan
organisasi perdagangan dunia yang akan dan Kesehatan Kerja di suatu Rumah
berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan Sakit dapat menunjang peningkatan
dan keselamatan kerja merupakan salah satu produktivitas tenaga kerja itu sendiri yang
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan secara otomatis akan memberikan
ekonomi perdagangan dan jasa antar Negara keuntungan. Kecelakaan kerja tidak saja
yang harus dipenuhi oleh seluruh Negara menimbulkan korban jiwa dan kerugian
anggota, termasuk Indonesia. materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi
Di Indonesia, dalam Undang-Undang dapat juga mengganggu proses produksi
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga secara menyeluruh, merusak
Kesehatan juga dinyatakan bahwa tenaga lingkungan yang pada akhirnya akan
kesehatan dalam menjalankan praktik berhak berdampak pada masyaraat luas (Depkes
memperoleh pelindungan atas keselamatan dan RI, 2002).
Kesehatan Kerja. Pengelola Rumah Sakit harus Jumlah angkatan kerja di Sumatera
menjamin kesehatan dan keselamatan baik Barat pada Februari 2015 mencapai 2,48
terhadap SDM Rumah Sakit, pasien, juta orang, bertambah sebanyak 148,8 ribu
pendamping pasien, pengunjung, maupun orang dibanding angkatan kerja Agustus
lingkungan Rumah Sakit dari berbagai potensi 4 2014 sebanyak 2,33 juta orang atau
bahaya di Rumah Sakit (Permenkes, 2018). berkurang sebanyak 21,9 ribu orang
Badan pust statistic (1998/1999) dalam
dibanding Februari 2014. Jumlah kasus
Buku Sumatera Dalam Angka melaporkan
kecelakaan kerja di Sumatera Barat tahun
bahwa jumlah kasus kecelakaan akibat kerja
2015 berjumlah 689 kasus (Rahmi.E.2016).
masing-masing tahun adalah 4.162 dan
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan
3.846 kasus. Pada tahun 1999/2000
Republik Indonesia No 66 tahun 2016
jumlah kasus kecelakaan akibat kerja yang
dilaporkan PT. Jamsostek Sumatera adalah menyebutkan bahwa setiap Rumah
4.562 kasus. Menurut Badan Pusat Statistik Sakit harus memenuhi kualifikasi sesuai
(1999/2000), jumlah kasus kecelakaan kerja dengan standar SMK3RS dan memiliki
dalam industry meningkat dari 6.580 kasus sertifikasi dalam bidang kesehatan dan
menjadi 7.786 kasus. Pada tahun 2000/2001
PT. Jamsostek menerima laporan kecelakaan keselamatan kerja. Standar
kerja sebanyak 8.661 kasus di mana 5.940 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
kasus memerlukan perawatan, 2.400 kasus Sakit yang meliputi : manajemen risiko
SMK3RS;
Gambar 1.1
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana
Pelayanan Kesehatan Kota Payakumbuh Tahun 2018

2. Rumusan masalah banyak peluang untuk meningkatkan


Analisis Pelaksanaan Sistem keamanan budaya di antara penyedia
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan layanan kesehatan di Kuwait berdasarkan
Kerja Rumah Sakit (SMK3RS) di Rumah kebijakan yang ada dan yang sudah
Sakit Adnaan WD dan Rumah Sakit Yarsi dibentuk.
Ibnu Sina Kota Payakumbuh Tahun 2018. Menurut Ivana A, dkk (2014) di
3. Tujuan penelitian Pemalang. Kebijakan K3 dibuat secara
Tujuan Umum (Untuk Menganalisis terlulis,tertanggal, ditandatangani oleh
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan pengusaha atau pengurus RS, secara
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (SMK3RS) jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3
serta komitmen terhadap peningkatan K3.
Kebijakan K3 menjadi landasan utama
B. HASIL DAN PEMBAHASAN yang diharapkan mampu menggerakkan
a) Input semua elemen didalam perusahaan
1) Kebijakan sehingga dapat terwujudnya program K3
Kebijakan keselamatan dan dan program tersebut dapat dilaksanakan
kesehatan kerja Rumah Sakit sudah dengan baik.
diberlakukan dan disosialisasikan di Menurut asumsi peneliti
Rumah Sakit. Baik itu di Rumah mengenai kebijakan Rumah Sakit
Sakit adnaan WD maupun Yarsi ibnu sina membuat kebijakan SMK3RS sangat
payakumbuh RSUD Adnaan WD diperlukan karena K3 mempunyai
keputusan direktur nomor peranan penting untuk menjaga
:445/069A/RSUD/2017. Ibnu Sina Yarsi keselamatan dan kesehatan petugas
keputusan direktur nomor:10A/SK-DIR/IS- Rumah Sakit, pasien, maupun orang yang
PYK/III-2017. Menurut Mohamed. MG, berkunjung ke Rumah Sakit. Sebelum
dkk di Kuwait menyebutkan bahwa membuat kebijakan sebaiknya direktur
Kualitas dan akreditasi direktorat membuat komitmen mengenai K3 di
Kementerian Kesehatan, akreditasi dan Rumah Sakit serta memberikan
program keselamatan hanya pada tingkat sosialisasi kepada seluruh karyawan
perawatan sekunder dan tersier di Rumah mengenai komitmen untuk menjalankan
Sakit , sehingga diantisipasi bahwa ada K3 agar menghindari terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja Menurut peneliti menegenai dana
serta untuk meningkatkan produktivitas untuk pelaksanaan keselamatan dan
petugas kesehatan dalam bekerja serta kesehatan kerja sebaiknya dianggarkan
berperilaku tidak aman. khusus karena jika tidak ada anggaran
khusus untuk K3 maka pelaksanaan K3
tidak akan berjalan secara maksimal.
2) Tenaga Pelaksanaan K3 sangat membutuhkan
Jumlah tenaga di Rumah Sakit R biaya yang besar seperti perlengkapan
Adnaan Wd sebanyak 548 orang dan RSI yang dibutuhkan (APD, Rambu-Rambu
Yarsi sebanyak 178 orang. Menurut K3,dll) serta dengan adanya dana khusus
Yunita Ajeng Retno, dkk (2016) Di bisa memberikan pelatihan kepada tenaga
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit kerja untuk mengikuti pelatihan yang
Umum Daerah Semarang. Terkait berkaitan dengan keselamatan dan
pelatihan K3 hampir semua informan kesehatan kerja.
mendapatkan pelatihan K3 seperti
pelatihan bencana, kebakaran, penggunaan
APAR, pencegahan infeksi, perilaku hidup 4) Sarana
bersih, safety patient. Survei Rumah Rumah Sakit Adnaan WD dan
Sakit tentang Budaya Keselamatan Rumah Sakit Yarsi Payakumbuh tidak
Pasien (HSOPSC) Kuesioner dari AHRQ ada membuat pencatatan dan pelaporan
(Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan) untuk lembar observasi pemeriksaan alat
digunakan. Tingkat respons adalah 75%. keselamatan dan kesehatan kerja, namun
Metoda AHRQ, uji Pearson's Chi-square, untuk peralatan penunnjang ada
proporsi berpasangan tes ( p≤ 0,05) dan disediakan seperti Apar, jalur
alpha Cronbach digunakan untuk analisis evakuasi,alat pelindung diri, cairan
statistik. pembersih tangan.
Menurut asumsi peneliti tenaga kerja Menurut Zakaria.KM,dkk (2015) di
di Rumah Sakit harus diberikan sosialisasi Negara Iran Budaya keselamatan pasien
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian penting dari peningkatan
agar tenaga kerja mengeahui potensi keselamatan perawatan kesehatan.
bahaya, sumber-sumber bahaya yang ada Mengetahui statusnya saat ini diperlukan
di Rumah Sakit agar tenaga kerja bekerja untuk pengembangan budaya keselamatan.
secara aman, efektif dan efisien untuk Menurut peneliti menegenai dana
menghindari terjadinya kecelakaan kerja untuk pelaksanaan keselamatan dan
serta penyakit akibat kerja. kesehatan kerja sebaiknya dianggarkan
khusus karena jika tidak ada anggaran
3) Dana khusus untuk K3 maka pelaksanaan K3
Sampai saat ini untuk tidak akan berjalan secara maksimal.
pendanaan tidak ada yang di khususkan Pelaksanaan K3 sangat membutuhkan
dalam kegiatan keselamatan dan biaya yang besar seperti perlengkapan
kesehatan kerja Rumah Sakit baik itu di yang dibutuhkan (APD, Rambu-Rambu
Rumah Sakit Adnaan WD dan Ibnu Sina K3,dll) serta dengan adanya dana khusus
Yarsi. bisa memberikan pelatihan kepada tenaga
Menurut Achakzai.H (2014) di
kerja untuk mengikuti pelatihan yang
Negara Afaganistan menyebutkan bahwa
berkaitan dengan keselamatan dan
Pada tahun 2004, Workgroup Kesalahan
kesehatan kerja.
Medis dari Tugas Koordinasi Antar
Lembaga Kualitas Force (QuIC)
menanggapi kebutuhan alat pengukuran b) Proses
untuk menilai budaya keselamatan pasien 1) Perencanaan
dalam organisasi perawatan kesehatan dan Sampai saat ini Rumah Sakit masih
mendanai pengembangan survei Rumah berada pada tahap proses menuju
Sakit tentang keselamatan pasien budaya.
keselamatan dan kesehatan kerja yang baik di pengurus wajib menunjukkan dan
lingkungan Rumah Sakit, mulai dari menjelaskan pada tenaga kerja baru tentang
memberikan saran kondisi dan bahaya yang dapat ditimbulkan
dan pertimbangan yang baik diminta maupun di tempat kerja, semua pengamanan dan
tidak kepada direktur Rumah Sakit mengenai alat-alat perlindungan yang diharuskan
masalah K3RS, menghimpun dan mengolah dalam tempat kerjanya, alat-alat
data atau permasalahan K3RS pada perlindungan diri bagi tenaga kerja yang
masing-masing bidang Rumah Sakit. bersangkutan, cara-cara dan sikap yang
Menurut Ulrich. B, dkk (2014) di aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Negara Amerika menyebutkan bahwa Menurut peneliti kewajiban pengurus
Dalam laporan Kesalahan adalah Manusia harus membentuk struktur organisasi yang
,IOM mendefinisikan kesalahan sebagai jelas dalam pelaksanan keselamatan dan
“kegagalan aksi yang direncanakan untuk kesehatan kerja karena dengan adanya
diselesaikan sebagai dimaksudkan struktur organisasi yang jelas dan
(mis.kesalahan eksekusi) atau penggunaan menempatkan karyawan yang terlibat dalam
rencana yang salah untuk mencapai suatu organisasi K3 sesuai dengan keahlian
tujuan. masing-masing maka pelaksanaan K3 dapat
Menurut peneliti tahap awal untuk berjalan secara efektif untuk menghindari
melakukan tindakan sebaiknya dilakukan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
tahap perencanaan agar tercapaianya suatu kerja.
tujuan. Dengan adanya perencaan bisa
menggambarkan langkah kerja kedepan untuk
telaksananya K3 di ruamh sakit agar 3) Pelaksanaan
karyawan Rumah Sakit mengetahui langkah Untuk pelaksanaan yang
awal untuk melaksanakan K3 di Rumah Sakit dilakukan di Rumah Sakit kota payakumbuh
dan karyawan tidak ragu dalam melaksanakan belum berjalan dengan baik, namun Rumah
keselamatan dan kesehatan kerja baik di Sakit sudah berupaya untuk melakukan
dalam Rumah Sakit maupun di luar Rumah pelaksanaan sitem manajemen keselamatan
Sakit untuk menghindari terjadinya kesehatan kerja sesuai dengan undang-
kecelakaan dan penyakit akibat kerja undang dan peraturan yang berlaku. Namun
dengan sudah diadakannnya beberapa
sosialisasi yang berkaitan dengan K3RS
2) Pengorganisasian maka juga akan menunjang pelaksanaan
Menurut pihak Rumah Sakit sudah K3RS yang ada di Rumah Sakit
mencukupi untuk pengorganisasia sistem Adnaan WD dan Rumah Sakit yarsi. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja yang ini pihak manajemen K3 akan melakukan
ada di Rumah Sakit. Namun dari standar pertemuan dengan pihak tertentu dan
yang sudah diatur masih ada beberapa direktur Rumah Sakit jika dalam
kukurangan Rumah Sakit dalam pengawasan tersebut ada kendala yang tidak
pengorganisasian tenaga seperti tenaga bisa diselesaikan dari pihak penunjang
khusus yang harus memegang program ini medis dan mencari jalan keluar secara
seperti tenaga yang lulusan dari K3. Namun bersama-sama dengan masing-masing
masih banyak yang berasal bukan dari bidang.
tenaga khusus K3RS. Menurut Mirsaeidi. Menurut Undang-Undang No 13
SF, dkk (2010) di Negara Iran menyebutkan Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 9
bawha Sistem Manajemen adalah alat yang pelatihan kerja diselenggarakan dan
kuat untuk bisnis untuk mengelola kesehatan diarahkan untuk membekali, meningkatkan,
dan keselamatan berkualitas, dan mengembangkan kompetensi kerja guna
pengorganisasian lingkungan dan kerja meningkatkan kemampuan, produktivitas,
Persyaratan. dan kesejahteraan. Agar terlaksananya
Menurut Undang-Undang No 1 Tahun kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja di
1970 pasal 9 mengenai pembinaan yaitu Rumah Sakit sebaiknya di berikan pelatihan
kepada karyawan Rumah Sakit mengenai K3. lebih dan menunjang kegiatan K3 di Rumah
Menurut Peneliti K3 mempunyai Sakit Adnaan WD dan Yarsi. Sehingga yang pada
peranan penting untuk menghindari terjadinya awalnya masih banyak kekurangan dengan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang adanya sosialisasi maka smentara akan membantu
terjadi di Rumah Sakit serta memberikan menyempurnakan dari beberapa
keselamatan bagi karyawan Rumah Sakit, kekurangan yang ada disetiap masing- masing
pasien serta tamu yang berkunjung ke Rumah Rumah Sakit di Kota Payakumbuh.
Sakit. Pelaksaan K3 mempunyai peranan Menurut Ahmed.KW,dkk (2014) di Negara
penting untuk menekankan terjadinya Lohare menyebutkan bahwa Penelitian ini
kecelakaan kerja serta menciptkan tempat mengeksplorasi situasi kesehatan dan keselamatan
kerja yang aman, nyaman serta ergonomik kerja dalam skala besar di Lahore bersama
untuk seluruh tenaga kerja. dengan analisis risiko. Studi menemukan bahwa
ada masalah yang berbeda, yang menciptakan
rintangan untuk mencapai sistem K3 yang efektif
4) Pengawasan di pelayanan kesehatan tersebut.
Pengawasan yang dilakukan bagian Menurut Suci RJ,dkk (2016) di Pekan Baru
tim inti K3 Rumah Sakit Adnaan WD Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3: Hal
dan Yarsi belum berjalan dengan baik. ini untuk menjamin kesesuaian dan kefektifan
Namun tim akan menerima setiap laporan yang berkesinambungan terhadap penerapan
yang diberikan dari pihak tertentu dan akan SMK3.
segera ditanggulangi. Apakah itu
penanggulangan yang harus segera dilakukan C. PENUTUP
ataupun yang tidak bisa langsung ditindak 1. Kesimpulan
Menurut Amukugo HJ,dkk (2015) di a) Input :
Negara Namibia menyebutkan bahwa 1) Kebijakan RSUD Adnaan WD
Sebagian kecil akses ke Pelayanan Kesehatan keputusan direktur nomor:
Kerja, terutama untuk pencegahan dan 445/069A/RSUD/2017. Ibnu Sina
mengendalikan penyakit dan cedera terkait Yarsi, keputusan direktur nomor:
pekerjaan terkait pekerjaan. 10A/SK-DIR/IS-PYK/III-2017
Menurut peneliti pengawasan 2) Tenaga Jumlah tenaga di rumah sakit
Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian RS Adnaan Wd sebanyak 548 orang
peralatan kerja terhadap SDM Rumah Sakit dan RSI Yarsi sebanyak 178 orang
belum dilaksanakan karena upaya ini 3) Dana : Tidak ada adanya dana khusus
menyangkut dengan ergonomi dan SDM untuk pelaksanaan dan penunjang
Rumah Sakit belum ada yang memiliki sistem manajemen keselamatan kerja
kompetensi di bidang ergonomi. Sebaiknya 4) Sarana : Di rumah sakit Adnaan WD
dilakukan Triwulan sekali untuk mengetahui tidak ditemukannya lembar observasi
sejauh mana pelaksanaan keselamatan dan pemeriksaan berkala untuk peralatan
kesehatan. Serta bisa melihat hambatan yang penunjang keselamatan dan kesehatan
dapat mengakibatkan tidak berjalannya kerja. Namun untuk lokasi tertentu
dengan baik mengenai keselamatan dan b) Proses
kesehatan kerja. a. Perencanaan
Jangka pendek dan jangka panjang,
mengupayakan peningkatan kualitas
c) Output pelayanan K3RS, dan sebagai komanda
Sistem manajemen keselamatn dan tertinggi rumah sakit pada saat terjadi
kesehatan kerja yang ada di Rumah Sakit Adnaan bencana di dalam rumah sakit
WD dan yarsi sudah dibentuk dan dilaksanakan b. Pengorganisasian : Di Rumah Sakit
dengan semestinya, meskipun masih terdapat Adnaan WD sesuai dengan SK No
beberapa kekurangan. Dengan adanya Rumah Sakit 445/069A/RSUD/2017. Dan di
bekerja sama dengan instansi dan pihak tertentu rumah sakit yarsi dibentuk tim
terkait dengan K3RS maka akan memberikan nilai
K3RS sesuai dengan SK No 06C/SK- dan kesehatan kerja dan selalu
DIR/IS-PYK/III-2017. memberikan konseling dan membuat
c. Pelaksanaan: pertemuan bersama pihak rumah sakit..
Sudah diadakannnya beberapa e) Bagi Peneliti Selanjutnya
sosialisasi yang berkaitan dengan Agar dapat melakukan penelitian lebih
K3RS maka juga akan menunjang lanjut, dan mengevaluasi lebih dalam
pelaksanaan K3RS yang ada di rumah tentang pelaksanaan sistem manajemen
sakit keselamatan dan kesehatan kerja rumah
d. Pengawasan : sakit dan peneliti selanjutnya hendaknya
Belum adanya lembar pengawasan dapat mengkaji pelaksanaan SMK3RS
dari pihak manajemen keselamatan dengan variable dan metode yang
dan kesehatan kerja berbeda.
c. Output
Sistem manajemen keselamatan DAFTAR PUSTAKA
dan kesehatan kerja yang ada di rumah Asmar, dkk (2011). Penerapan Sistem
sakit Adnaan WD dan yarsi sudah Manajemen Kesehatan Dan
dibentuk dan dilaksanakan dengan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit
semestinya, meskipun masih terdapat Bersalin Pertiwi Makasar. Jurnal
beberapa kekurangan. Dengan adanya Biocelebes, Vol 5 No 1, Juni 2011.
rumah sakit bekerja sama dengan instansi Achakzai.H (2014). Research proposal for
dan pihak tertentu terkait dengan K3RS Assessing Patient Safety Culture in
maka akan memberikan nilai lebih dan Public Hospitals under the Essential
menunjang kegiatan K3 di rumah sakit Package of Hospital Services (EPHS) in
Adnaan WD dan Yarsi. Afghanistan
Ahmed.KW. (2014). Occupational Health, Safety
2. Saran And Risk Analysis
a) Bagi Pihak Rumah Sakit Amukugo,HJ,dkk (2015). Perceptions of health
Diharapkan karyawan rumah sakit untuk workers regarding the occupational
meningkatkan dan pemeliharaan derajat health services rendered at Onandjokwe
kesehatan fisik, mental dan sosial yang hospital, Namibia
setinggi- tingginya di semua jenis pekerjaan. Gbadago.P,dkk (2017). The Impact of
b) Bagi Instansi Kesehatan Occupational Health and Safety Measures
Dapat meningkatkan kinerja agar resiko on Employee Performance at the South
teradinya penyakit dan kecelakaan kerja Tongu District Hospital
dapat menurun dan sehingga semua instansi Ivana.A (2014). Analisa Komitmen Manajemen
kesehatan mampu membuat pengunjung dan Rumah Sakit Terhadap Keselamatan
petugas merasa aman dalam memberikan dan Dan Kesehatan Kerja Pada Rumah
menerima pelayanan dari pihak rumah sakit. Sakit Prima Medika Pemalan. Jurnal
c) Bagi instansi Pendidikan Kesehatan Masyarakat (e-journal), Vol
Dapat menajdi data awal bagi peneliti 2, No 1, Januari 2014.
selanjutnya dan bisa menjadi tambahan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
referensi kepustakaan sehubungan dengan Indonesia. Nomor : 66 Tahun :2016
sistem manajemen keselamatan dan Mohamed.GM,dkk (2014). Assessment of Patient
kesehatan kerja rumah sakit untuk selalu Safety Culture in Primary Health Care
meningkatkan bimbingan dan pengarahan Settings in Kuwait
kepada peserta didik, khususnya pendidikan Mirsaeidi. FS,dkk (2010). Continual Improvement
kesehatan masyarakat. with Integrated Management System
d) Bagi Penulis Notoatmodjo S. ( 2011 ) Kesehatan Masyarakat
Agar terus meningkatkan kualitas dan Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta
kuantitas melalui pendidikan dan mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
perkembangan khususnya untuk keselamatan Tahun 2012
Permenakertrans, NOMOR PER.08/MEN/VII/2010.
Alat Pelindung
Diri.
Permenkes. No 66 Tahun 2016. Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit Proses
Manajemen Risiko AS/NZS/4360/2004
Retno.AY. (2016). Analisis Faktor-Faktor Kebijakan
Dalam Implementasi Program Program
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS) di Intalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang. Jurnal kesehatan
Masyarakat,Vol 4, No 2, April 2016
Rahmi,E (2016). Analisis pelaksanaan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di
Sumatera Barat
Sabhar KG (2016). Importance Of Quality in
Health Care Sector. Journal of
management 18 (I)84-94.
Salawati, L (2009). Hubungan Perilaku,
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium Patologi Klinik
Rumah Sakit Umum DR. ZAINOEL
ABIDIN Banda Aceh Tahun
2009.
Suci RJ, dkk (2016) Peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3. Pekan Baru
Ulrich.B ,dkk (2016). Patient Safety and Patient
Safety Culture: Foundations of Excellent
Health Care Delivery
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Zakaria.KM,dkk (2015). Patient safety culture in
teaching hospitals in Iran: assessment
by the hospital survey on patient safety
culture (HSOPSC).

You might also like