Professional Documents
Culture Documents
20 - Zazili Mustopa, S.Si - BUSIAK CICAK PEKAN
20 - Zazili Mustopa, S.Si - BUSIAK CICAK PEKAN
Penulis
Zazili Mustopa
Perhatian: Buku cerita dwibahasa ini disusun, ditelaah, dan diterbitkan pada tahun 2023 Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan
sebagai produk kegiatan Penerjemahan di bawah koordinasi Kantor Bahasa Provinsi Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Bengkulu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, dan Teknologi, pada tahun 2023 melaksanakan kegiatan Penerjemahan Buku Cerita
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa Anak Berbahasa Daerah Bengkulu ke Bahasa Indonesia. Kegiatan penerjemahan ini akan
diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan menghasilkan bahan pendukung diplomasi bahasa Indonesia sekaligus untuk mendukung
perubahan zaman. Isi buku ini, baik sebagian maupun keseluruhnya, dilarang diperbanyak tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi anak-anak Indonesia. Melalui kegiatan ini,
dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk tim KKLP Penerjemahan Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu berupaya untuk mengadirkan
keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Masukan dari berbagai pihak melalui buku-buku yang menarik untuk para sahabat bahasa dan sastra di Provinsi Bengkulu,
alamat posel penerjemahankbpb2023@gmail.com diharapkan dapat meningkatkan khususnya bagi Pembaca Awal (B2), yaitu anak-anak yang berusia 7—9 tahun. Buku
kualitas buku ini. produk penerjemahan Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu tahun ini merupakan cerita anak
yang memuat unsur STEAM (Science, Technology, Art, and Mathematics) dengan tidak
Busiak Cicak Pekan lupa memasukkan unsur-unsur kearifan lokal Provinsi Bengkulu yang akan memperkaya
(Bermain Pasar-pasaran) khasanah pengetahuan para pembaca tentang budaya Bengkulu dan sekaligus akan
memperkaya pengetahuan pembaca tentang bahasa-bahasa daerah yang ada di Provinsi
Penulis : Zazili Mustopa Bengkulu. Tak kenal maka tak sayang, mari kenali bahasa daerah yang ada di Provinsi
Penerjemah : Zazili Mustopa Bengkulu agar tetap lestari!. Pada buku yang berjudul Busiak Cicak Pekan (Bermain Pasar-
Penyelia : Dwi Laily Sukmawati pasaran) yang ditulis oleh Zazili Mustopa ini, pembaca akan disuguhi cerita tentang nilai
Peninjau bahan : Hellen Astria, M. Yusuf, Resy Novalia padanan dan nilai konversi antarsatuan caghuak, cupak, kulak, dan kaleng yang digunakan
Penyunting Bahasa Indonesia : Hellen Astria oleh masyarakat suku Serawai. Dalam cerita ini juga dikenalkan alat untuk membawa hasil
Penyunting Bahasa Daerah : M. Yusuf pertanian tradisional berupa bakul, bunang, dan kideng.
Ilustrator : Ryo Ariyanto
Selamat membaca!
Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kepala Kantor Bahasa Bengkulu,
Dikeluarkan oleh
Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu
Jalan Zainul Arifin Nomor 2, Timur Indah, Singaran Pati, Kota Bengkulu
Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum.
ii iii
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
iv
“Taya, Taya, tuapo kulaghan kaba? Taya, busiak cicak “Oi, kudai Suti, tunggu jerang. Mela Suti sini kito busiak.
pecan, mela!” Suti masighi anjung Taya. Suti mantau Aku cicak jualan, kaba cicak meli, au,” kato Taya ngajong
Taya ndak ngajak busiak cicak pekan. Suti masighi pitak jualanno.
“Taya, Taya, kamu sedang apa? Taya, main pasar- “Oi, sebentar Suti, tunggu sebentar. Ayo Suti ke sini kita
pasaran, yuk!” Suti mendekati pondok Taya. Suti bermain!. Aku pura-pura berjualan, kamu pura-pura membeli,
memanggil Taya mau mengajak bermain pasar-pasaran. ya,” kata Taya menyuruh Suti mendekati tempat berjualannya.
2 3
“Oi Taya, aku ndak meli kacang padi ini tigo caghuak,” kato
Suti nunjuak tumpukan kacang padi. “Oi, au, Suti. Tunggu
jerang au. Aku nakario kudai. Secaghuak, duo caghuak, tigo
caghuak. Nah ini. Angko tu ndak meli tuapo lagi kaba?” uji
Di pitak bada cicak pekan la idar sereneng macam jualan.
Taya sambil ngenjuakka setuntum kacang padi.
Ado kacang padi, beghas padi pulut, beghas padi aghang,
beghas padi mpai, ado pulo petai bepapan-papan. “Oi, Taya, aku mau beli kacang hijau ini tiga canting,” kata
Suti menunjuk tumpukan kacang hijau. “Ya, Suti. Tunggu
Di kios tempat pasar-pasaran sudah tersedia berbagai
sebentar ya. Aku menakarnya dulu. Secanting, dua canting,
macam jualan. Ada kacang hijau, beras ketan, ketan hitam,
tiga canting. Ini dia. Kamu mau beli apa lagi?” kata Taya
beras baru, ada juga petai berpapan-papan.
sambil memberikan sebungkus kacang hijau.
4 5
“Kini, aku ndak meli beghas padi aghang secupak. “Secupak? Secupak itu beghapo banyak?” Taya bang
Batan nanti mak kami ndak mena tapai,” uji Suti temanga nengagh muni cupak. Pecako dio lum terti nian
nunjuak ke tumpukan beghas padi aghang. luak apo secupak itu.
“Sekarang, aku mau beli beras ketan hitam “Secupak? Secupak itu berapa banyak?” Taya agak
secupak. Nanti Ibuku mau membuat tapai,” kata heran mendengar istilah cupak. Sepertinya dia belum
Suti menunjuk ke tumpukan beras ketan hitam. mengerti apa makna kata secupak.
6 7
“Oi, au, enam caghuak. Cubo kito takari. Secaghuak,
duo caghuak, tigo caghuak, empat caghuak, limo
caghuak, enam caghuak. Nah pas nian secupak itu
enam caghuak,” Taya nakari beghas pakai caghuak
angko tu dimasuakkenyo ke dalam cupak.
“Nduak ai, maso nido keruan. Secupak itu enam
caghuak. Ini aku matak cupak,” uji Suti sambil “Oh, enam canting. Ayo kita takar. Secanting, dua
ngancakka cupak nga Taya. canting, tiga canting, empat canting, lima canting,
“Aduh, masa tidak tau? Secupak itu enam enam canting. Nah, sangat pas secupak itu enam
canting. Ini aku membawa cupak,” kata Suti canting,” Taya menakar beras menggunakan canting
8 9
“Masuakka ke dalam bakul ni au. Lainka badao mangko “Lasong. Nah, la kupiakka tuntuman beghas ke dalam bakul.
nido teundak nga nyo lain,” kato Suti sambil ngenjuakka Angko tu ndak meli tuapo lagi kaba Suti? Beghas padi pulut nido
bakul keciak batan bada beghas padi aghang. ndako? Kalau-kalu ndak mena lemang,” kato Taya mujuak Suti.
10 11
“Sekulak? Sekulak itu beghapo
“Ndak eh. Mintak beghas padi pulut
banyak?” Taya la nido pulo
sekulak,” uji Suti ibo lalu mesan
keruan sekulak. La jaua rupukan
beghas padi pulut. Upo beghas itu
mikirka luak apo sekulak itu.
alap beghenas putia luak ayiak puan.
12 13
“Mpai nian nila aku keruan, Suti, ukan
“Sekulak itu duo cupak. Bulia pulo
begera. Cubo kito ukur kulak ni nga
duo belas caghuak. Amon ndak
cupak ni. Secupak, duo cupak. Nah pas
gancang, ini aku ado kulak,” Suti
nianan duo cupak itu sekulak,” Suti
matak pulo kulak sebua. Kulak itu
nakari beghas padi pulut tadi makai
dikeluaghkenyo jak di kideng angko
cupak angko dimasuakkenyo ke dalam
diancakkenyo nga Taya.
kulak. Udem itu langsung dituntumo.
14 15
“Lasong. Nah, angko ndak meli tuapo
lagi Suti? Beghas gi banyak di uma?
“Masuakka ke dalam bunang ini, Kami mpai nianan udem nutuak padi.
au!” Suti ngeluaghka bunang jak di Beghas padi mpai alap nianan, nasio
dalam kideng. Angko tu bunang itu keghai lempuak eghum,” pujuak Taya
dienjuakkkenyo nga Taya. angko Suti meli.
16 17
“Au nian? Ndak meli beghas padi “Sekaleng? Sekaleng itu
mpai sekaleng amo ngenian,” La mbak mano?” Na na nido pulo
ibo pulo Suti nengagh nasi keghai tenapi nga Taya luak mano
lempuak eghum ni tadi. sekaleng itu.
18 19
“Oo luak tu. Arola amun luak itu.
“Sekaleng itu limo kulak atau
Sekulak, duo kulak, tigo kulak, empat
sepulua cupak. Amun aku nido
kulak, limo kulak. Nah ini pas sekaleng.
salah negagh kiciakan niniak
Ndak dipiakka ke mano?” Taya milangi
mpai ni,” uji Suti nunjuki Taya.
kulak beghas mangko cukup sekaleng.
“Sekaleng itu lima kulak atau “O, begitu. Baiklah. Sekulak, dua kulak,
sepuluh cupak. Kalau aku tidak tiga kulak, empat kulak, lima kulak.
salah dengar waktu dulu nenek Nah ini pas sekaleng. Mau diletakkan ke
pernah menyampaikan,” kata mana?” Taya menghitung beras supaya
Suti memberi tahu Taya. cukup satu kaleng.
20 21
“Masuakka ke dalam kideng ini, au!” uji Suti
“Yak, alakak lemak titu kelo. Ambiakla dewek
sambil ngenjuakka kideng besak beragi itam
nga kaba, nalakla nyo alap!” uji Taya ngajong
abang. “Lasong. Ai beghat tegalau setini
Suti milia petai. “Nah, la udem aku belanjo. Aghi
ingkaso. Nah, angko ndak meli tuapo lagi Suti?
la tinggi. Kalu rintang mak tadi nginak aku lum
La dapat batan gulai akap ni?” Pacak nian Taya
baliak. Beghapo rego gegaloyo ni?”
bejualan. La mujuak Suti meli batan gulai pulo.
Suti la ndak larat jak di pitak jualan Taya.
22 23
“Aku merikoyo kudai. “Nah, ini cicak tancio. Terimo kasia, aku
Emm, duo ratus enam pulua baliak kudai au,” Suti beghangkat sambil
ribu,” uji Taya ngiciakka rego ngatangka kideng. “Au, terimo kasia.
reranggian tu tadi. Pagi busiak nga aku agi, au,” pekiak
Taya ngiciki Suti la bejalan baliak.
24 25
BIODATA PENULIS BIODATA
DAN PENERJEMAH ILUSTRATOR
26 27
BIODATA PENYUNTING
BAHASA INDONESIA
Lahir di Bengkulu pada tanggal 19 Juli 1986, puteri tunggal
dari pasangan Saharudin dan Nurbaiti ini menghabiskan
masa kecil di Kota Curup, Kabupaten Rejang Lebong,
Provinsi Bengkulu. Setelah menamatkan pendidikan dasar
dan pendidikan menengahnya di Kota Curup, Hellen lalu
melanjutkan pendidikannya di Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP,
Universitas Bengkulu. Setelah mengabdi pada beberapa
institusi pendidikan, Hellen akhirnya diangkat sebagai ASN
di Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebagai
seorang Pengkaji Bahasa dan Sastra. Sejak 16 Januari 2023, Hellen
pun menduduki jabatan fungsional baru sebagai seorang Widyabasa Ahli Muda. Istri
dari Ardiansyah, S.Pd. dan ibu dari empat orang anak ini memiliki ketertarikan yang
tinggi pada dunia bahasa dan sastra, apalagi jika dituntut untuk tampil di depan umum
untuk berbagi ilmu dan beragi cerita tentang dunia yang digelutinya. Setelah mengalami
beberapa proses baik di bidang UKBI, BIPA, Literasi, Hellen akhirnya menjatuhkan pilihan
pada bidang Penerjemahan sebagai pilihan hatinya.
BIODATA PENYUNTING
BAHASA DAERAH
Lahir di Padang pada 13 Maret 1976, putra kelima dari
pasangan Tasir dan Nurtana ini telah menempuh pendidikan
formal hingga jenjang pascasarjana. Kemudian, mengabdi
sebagai ASN di Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa sejak tahun 2005 dengan penempatan pertama
di Balai Bahasa Sumatera Utara. Selanjutnya, berpindah
tugas ke Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu sejak tahun 2010
hingga sekarang. Saat ini, papa dua orang anak ini telah
memantapkan diri untuk menetap di Provinsi Bengkulu sebagai
Staf Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu dengan jabatan Widyabasa
Ahli Muda. Lelaki yang suka menyanyi ini mempunyai seorang istri yang cantik dan setia
bernama Apt. Devita, S.Farm. yang juga bekerja sebagai ASN di Pemerintah Daerah
Provinsi Bengkulu. Dari hasil pernikahannya, dia telah dikaruniai sepasang buah cinta yang
bernama Haury Paratista El-Yusuf yang saat ini sudah berusia 11 tahun dan Muhammad
Hadefahdly El-Yusuf yang berusia 9 tahun. Aktivitas sehari-hari selain sebagai ASN, dia
juga aktif sebagai juri, kontributor tulisan dalam bidang kebahasaan dan kesastraan, dan
narasumber di media penyiaran publik. Bidang ini telah diikutinya sejak duduk di bangku
perguruan tinggi, yaitu sejak menjadi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab di IAIN,
Imam Bonjo Padang. Bahkan, setelah menyelesaikan Pendidikan di Program Pascasarjana
di Universitas Bengkulu pun aktivitas ini terus menjadi kegiatan yang rutin.
28
Busiak Cicak Pekan
(Bermain Pasar-pasaran)