Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

MAKALAH

KONSEP PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Dr. Rosmiati, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah :
Ekonomi Publik

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Ratna Tiara Sani A1A121080
Nabila Nurru Lestari A1A121049
Yulia Putri Kartika A1A121024

Kelas : R-005/B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Pengeloaan Pendidikan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang konsep pengelolaan
pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
bekerja sama dan memberi ilmu pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Maka dari itu, kami sangat menyadari bahwa makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
menunggu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 24 Februari 2024

Prnyusun

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada beberapa hal yang penting untuk dipahami dalam konteks
perubahan di dunia pendidikan. Pertama, teknologi yang terus berkembang
telah mengubah cara kita belajar dan mengajar. Ini memerlukan pengelolaan
yang pintar untuk memanfaatkan teknologi dengan baik dan menyelesaikan
masalah yang muncul. Kedua, ada lebih banyak orang yang membutuhkan
akses pendidikan daripada sebelumnya. Hal ini menuntut pengelolaan yang
adil dan inklusif agar semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk
belajar.
Selain itu, kita juga harus memikirkan bagaimana mengajar
keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini. Ini berarti pengelolaan
pendidikan harus fokus pada pengembangan keterampilan yang berguna
dalam kehidupan nyata. Terakhir, tantangan global seperti perubahan iklim
dan konflik juga mempengaruhi pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk
memiliki pengelolaan yang adaptif untuk mengatasi masalah-masalah ini.
Dengan memahami ini semua, kita bisa lebih baik mempersiapkan diri
untuk mengelola sistem pendidikan dengan baik dan meningkatkan
pendidikan bagi semua orang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada
makalah ini yaitu sebagai berikut:

1) Apa pengertian manajemen dari segi etimologis dan terminologis dalam


konteks pendidikan?
2) Bagaimana ruang lingkup manajemen pendidikan dibedakan dari
manajemen sekolah?
3) Apa saja fungsi manajemen pendidikan dan bagaimana implementasinya
dalam konteks pendidikan?
4) Apa pengertian pengelolaan pendidikan?

iv
5) Bagaimana konsep dasar serta unsur-unsur yang terlibat dalam
pengelolaan pendidikan?
6) Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan pendidikan, baik dari
segi sumber daya maupun sistem pendidikan itu sendiri?
7) Apa unsur-unsur utamanya dalam pengelolaan pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini yaitu
sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui pengertian manajemen dari segi etimologis dan


terminologis dalam konteks pendidikan
2) Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan dibedakan dari
manajemen sekolah
3) Untuk mengetahui fungsi manajemen pendidikan dan bagaimana
implementasinya dalam konteks pendidikan
4) Untuk mengetahui pengertian pengelolaan pendidikan
5) Untuk mengetahui konsep dasar serta unsur-unsur yang terlibat dalam
pengelolaan pendidikan
6) Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan
pendidikan, baik dari segi sumber daya maupun sistem pendidikan itu
sendiri
7) Untuk mengetahui unsur-unsur utamanya dalam pengelolaan pendidikan

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen


Terdapat beragam pengertian manajemen, baik ditinjau dari segi
etimologis maupun terminologis. Dari segi etimologis, kata “manajemen”
berasal dari bahasa asing, sedangkan dari sisi terminologis terdapat banyak
pendapat mengenai pengertiannya. Beberapa di antara pengertian manajemen
baik dari segi bahasa/etimologis maupun dari segi istilah/terminologis akan
dipaparkan berikut ini. Istilah manajemen diterangkan dalam Usman (2006:3)
berasal dari bahasa Latin, yaitu manus berarti tangan dan agere berarti
melakukan, digabung menjadi managere berarti menangani. Dalam bahasa
Inggris kk.to manage, kb.management berarti manajemen atau pengelolaan.
Syaiful Sagala dalam Baharuddin dan Makin (2010:48) juga mengungkapkan
pengertian manajemen secara etimologis yaitu berasal dari kata managio
berarti pengurusan, atau managiare berarti melatih dalam mengatur langkah-
langkah, atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat, dan
profesi.

Ditinjau dari segi terminologis manajemen memiliki banyak makna


tergantung dari siapa pendapat tersebut muncul. Dari banyak pendapat itu, di
sini akan dipaparkan beberapa saja yang dianggap cocok untukditerapkan
dengan pembelajaran. Dalam Kartono (1994:74) dipaparkan bahwa
manajemen adalah usaha serentak dan sistematis untuk mencapai tujuan
bersama. Selanjutnya G.R Terry dalam Kartono (1994:74) mengungkapkan
bahwa: “Management is the performance of conceiving and achieving desired
results by means of group efforts consisting of utilizing human talents and
resources (manajemen adalah penyelenggaraan dari penyusunan dan
pencapaian hasil yang diinginkan denganmenggunakan upaya-upaya
kelompok, terdiri atas penggunaan bakat- bakat dan sumber-sumber daya
manusia).” Nanang Fattah dalam (Baharuddin dan Makin, 2010:49).
Menjelaskan pengertian manajemen yaitu manajemen merupakan proses
merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi

vi
dengan segala aspeknya agar tujuan oeganisasi tercapai secara efektif dan
efisien. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Abdikadir Issa Farah, 2013) yang menyatakan bahwa diperlukan sebuah
kinerja yang sinergis dalam menjalankan dan mensuskseskan sebuah
manajemen sekolah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa manajemen
adalah usahausaha suatu individu maupun organisasi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dan telah ditentukan dengan mengelola, mengatur,
menggunakan, memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan
efisien.

Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan


konsitensi dalam penggunaan istilah manajemen. Dalam perkembangannya
istilah manajemen secara substansial disamakan dengan istilah administrasi.
Perbedaan pada keduanya terletak pada ruang lingkupnya saja. Administrasi
lebih luas ruang lingkupnya dibanding dengan manajemen. Keduanya
menekankan pada tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja untuk keuntungan
yang lebih besar.

Manajemen diartikan sebagai suatu proses dalam menjalankan suatu


aktifitas penting dalam organisasi atau lembaga. Dalam Encylopedia of the
Sosial Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses pelaksanaan
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Mulyasa (2013)
mengartikan manajemen sebagai salah satu yang berkenan dengan
pengelolaan proses untuk mencapai tujuan yang ditetapkan baik tujuan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Manajemen dalam kamus besar bahasa Indonesia, diartikan sebagai


penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sementara
itu, para pakar administrasi pendidikan seperti Sergiovanni Coombs dan
Thurson dalam Ibrahim Bafadal mendefinisikan manajemen sebagai “process
of working with and trough others to accomplish otganizational goals
efficiently”. Pengertian manajemen ini dapat dimaknai sebagai proses kerja
melalui(mendayagunakan) orang lain

vii
Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama- sama untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen
merupakan sebuah kegiatan yang pelaksanaannya disebut manajing dan orang
yang dilakukannya disebut manajer.

2.2 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan secara umum memiliki ruang lingkup yang lebih
luas daripada manajemen sekolah. Ruang lingkup manajemen pendidikan
secara rinci meliputi: manajemen kurikulum, manajemen peserta didik,
manajemen kepegawaian, manajemen keuangan. Manajemen sarana dan
prasarana, manajemen perkantoran, manajemen hubungan masyarakat.
Manajemen unit-unit penunjang, manajemen ekstrakurikuler, manajemen
pelayanan khusus. Serta manajemen keuangan.

Adapun ruang lingkup manajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a) Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan


dan evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang
diajarkan, waktu yang tersedia, jumlah guru beserta pembagian jam
pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-
buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi. Program tahunan,
kalender pendidikan, perubahan kurikulum, maupun inovasi-inovasi dalam
pengembangan kurikulum.
b) Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pengalangan penerimaan
siswa baru, pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan
pembagian kelas, kegiatan-kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya
peningkatan kualitas lulusan dan sebagainya.
c) Manajemen tenaga pendidikan (kepegawaian), meliputi perencanaan,
pengorganisasian. Pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan

viii
penerimaan pegawai haru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-
berkas tenaga kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningktan
SDM serta kinerja pegawai, dan sebagainya.
d) Manajemen keuangan/pembiayaan pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian. Pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi masuk dan
keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan sekolah seperti
kegiatan koperasi serta penggunaan dana secara efisien.
e) Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
pengadaan barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris),
perbaikan barang, tukar tambah maupun penghapusan barang.
f) Manajemen administrasi perkantoran, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor
agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua orang yang
membutuhkan serta berhubungan dengan kegiatan lembaga.
g) Manajemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan,
pengorganisasian. Pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
hubungan masyarakat, misalnya pendataan alamat kantor/orang yang
dianggap perlu, hasil kerja sama, program-program humas.
h) Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian. Pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan unit-
unit penunjang, misalnya bimbingan dan konseling (BK). Perpustakaan,
UKS, pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
i) Manajemen ekstrakurikuler, manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah
seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir
mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan diluar kelas dan diluar jam
pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan
aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian
khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi
dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan – kegiatan yang
wajib maupun pilihan.

ix
j) Manajemen layanan khusus pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
pelayanan khusus, misalnya menu makanan/konsumsi, layanan antar
jemput, bimbingan khusus dirumah dan sebagainya. Manajemen tata
lingkungan dan keamanaan sekolah, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasanan dan evaluasi tata ruang
pertamanan sekolah, kebersihan dan ketertiban sekolah, serta keamanan
dan kenyamanan lingkungan sekolah.

Dari pemaparan diatas jelas kiranya bahwa pengelolaan pendidikan


merupakan aktifitas luar biasa yang melibatkan banyak sumber daya. Dalam
aktifitasnya, pengelolaan pendidikan memerlukan keterampilan tersendiri
dalam memberdayakan segala sumber daya yang ada. Dengan demikian
aktifitas organisasi yang terpadu akan mampu membawa organisasi dalam
mencapai tujuannya.

2.3 Fungsi Manajemen Pendidikan


Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan usaha-usaha sistematis yang
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh serta secara efektif dan efisien.
(Ibrahim & Abdalla, 2017) mengatakan bahwa Manajemen meliputi
pengumpulan proses pengaturan dan pencapaian tujuan organisasi melalui
fungsinya, seperti, peramalan, organisasi, koordinasi, pelatihan dan
pemantauan-evaluasi. Usaha sistematis dalam sebuah manajemen tersebut
dapat disebut dengan fungsi manajemen.

Fungsi manajemen menurut G.R. Terry dalam Kartono (1994:75)


meliputi empat peristiwa yang disingkat dengan POAC, yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling.

1) Planning (Perencanaan)

Menurut Baharuddin dan Makin (2010:99), perencanaan adalah


akivitas pengambilan keputusan mengenai sasaran (objectives) apa yang
akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka pencapaian
tujuan atau sasaran dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugasnya.

x
Dalam Kartono (1994:79) dipaparkan bahwa perencanaan adalah kegiatan
menemukan sasaran ekonomis yang ingin dicapai dan memikirkan sarana
pencapainnya.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa perencanaan adalah


suatu kegiatan atau aktivitas dalam rangka menetapkan tujuan yang ingin
dicapai, apa yang harus dilakukan, dan siapa pelaksana langkah untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam suatu organisasi, lembaga, atau kegiatan
langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan apa yang ingin
dicapai. Kemudian barulah dirumuskan cara-cara mencapai tujuan itu dan
pelaku kerjanya. Sesudah menetapkan tujuan dan sebelum . merumuskan
langkah atau cara hendaknya terlebih dahulu melakukan analisis untuk
mengetahui apa yang diperlukan agar tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Kegiatan analisis ini sebaiknya menggunakan teori analisis
SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats yaitu Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
Ancaman/tantangan (Sallis, 2010:221).

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang andal


dalam usaha mengembangkan lembaga pendidikan, bertumpu pada
kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam internal lembaga, sedangkan
peluang dan tantangan didasarkan pada faktor eksternal lembaga
(Baharuddin dan Makin, 2010:40). Dengan mengetahui dan
memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di dalam dan
sekitar lembaga maka usaha pemilihan strategi kerja yang efektif akan
membuahkan hasil sesuai keinginan. Adanya kegiatan perencanaan
sebelum melaksanakan suatu kegiatan ataupun manajemen memiliki
manfaat tersendiri. Di antara manfaat perencanaan sebagimana dipaparkan
dalam Usman (2006:48) adalah sebagai berikut:
a. Standar pelaksanaan dan pengawasan.
b. Pemilihan berbagai alternatif terbaik.
c. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
d. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.

xi
e. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.
f. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
g. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
2) Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang


sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan
lingkungan yang melingkupinya (Usman, 2006:128). Menururt Sarwoto
pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Baharuddin dan
Makin, 2010:102).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengorganisasian adalah


penyusunan struktur organisasi dan pengelompokan pelaku beserta tugas,
tanggung jawab sehingga organisasi tersebut dapat bekerja untuk
mencapai tujuan. Di dalam pengorganisasian tentunya terdapat suatu tugas
pokok.Tugas pokok dalam pengorganisasian adalah membagi tugas kerja,
menentukan kelompok atau unit kerja.

Beberapa kegiatan dalam proses organizing (pengorganisasian)


seperti disebutkan oleh Sarwoto dalam Baharuddin dan Makin (2010:102-
105) adalah:
a. Perumusan tujuan.
b. Penetapan tugas pokok.
c. Perincian kegiatan.
d. Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi.
e. Departementasi.
f. Pelimpahan authority, Pelimpahan otoritas adalah pemberian
kekuasaan atau hak untuk bertindak atau memberikan perintah
untuk menimbulkan tindakan-tindakan.

xii
g. Staffing, Staffing adalah penempatan orang pada satuan- satuan
organisasi yang telah tercipta dalam proses departementasi. Prinsip
utamanya ialah menempatkan orang yang tepat pada tempatnya
dan jabatan atau pekerjaannya.
h. Facilitating, Bentuk facilitating berupa pemberian kelengkapan
seperti peralatan.
3) Actuating (Pelaksanaan)

G.R. Terry yang dikutip oleh Baharuddin dan Makin (2010:105)


mendefinisikan actuating sebagai tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok suka berusaha guna mencapai sasaran-sasaran,
agar sesuai dengan perenca-naan manajerial dan usaha-usaha organisasi.

Dari definisi ini dapat dipahami bahwa dalam kegiatan actuating


seorang manajer atau pemimpin melaksanakan suatu usaha menggiatkan
unsur-unsur bawahannya agar mau bekerja dan berusaha secara sungguh-
sungguh guna mencapai tujuan yang diinginkan.

4) Controlling (Pengawasan)

Pengawasan menurut Lembaga Administrasi Negara Republik


Indonesia dalam Usman (2006:401) ialah suatu kegiatan untuk
memperoleh kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah
dilakukan sesuai dengan rencana semula atau belum. Sarwoto dalam
Baharuddin dan Makin (2010:111) memberi batasan pengawasan sebagai
kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana
sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.
Berdasarkan dua pengertian pengawasan tersebut dapat dipahami
bahwasannya dalam aktivitas pengawasan seorang manajer atau pemimpin
mengawasi jalannya kegiatan dan kinerja bawahan untuk mengetahui
apakah sudah sesuai dengan rencana semula atau belum dalam upaya
mencapai tujuan yang selanjutnya akan diadakan tindak lanjut dari hasil
pengawasan itu.

xiii
Dalam bagian pengawasan juga dilakukan evaluasi.Evaluasi adalah
kegiatan mengukur, menilai, dan membandingkan hasil kinerja dengan
standar yang sudah digariskan dalam planning, apakah sudah tepat dan
sesuai atau belum, ataukah mungkin justru menyimpang. Adanya kontrol
dan evaluasi sangat diperlukan dalam pelak-sanaan suatu manajemen. Jika
keberadaan kontrol dan evaluasi ini lemah dan longgar, maka akan dapat
mengakibatkan kegagalan dalam menemukan kelemahan dan gagal
mengoreksi aktivitas yang menyim-pang (Kartono, 1994:84-85). Jika hasil
dari kontrol dan evaluasi tidak memuaskan maka harus diatasi dengan
mengubah rencana, menga-dakan reorganisasi, atau mengubah fungsi
kepemimpinan (Kartono, 1994:85).

2.4 Pengertian Pengelolaan pendidikan


Pengelolaan Pendidikan berasal dari kata “kelola” yang berarti
mengusahakan; menyelenggarakan; dan mengurus. Kata ini mendapat
imbuhan pe-an maka menjadi pengelolaan yang berarti penyelenggaraan atau
pengusahaan. Sedangkan pengertian pendidikan, Marimba mengatakan
pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Pengelolaan pendidikan menurut Sukirman (1998)
adalah penataan, pengaturan dan kegiatan-kegiatan lain sejenisnya yang
berkenaan dengan lembaga pendidikan beserta segala komponennya, dan
dalam kaitannya dengan pranata dan lembaga lain. Dari paparan diatas dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan pendidikan adalah serangkaian kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan
mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan
sumber manusia,

Sementara fungsi pengelolaan pendidikan, yakni: fungsi perencanaan,


pengorganisasian, pemotivasian, dan pengawasan.

2.5 Konsep dasar pengelolaan pendidikan


Konsep Dasar Pengelolaan Pendidikan Pendidikan kita dewasa ini
menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya:

xiv
1) Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus
bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan,
yang secara komulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang
memadai.
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-
dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-
menerus, dan dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih sama
sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (long life education).
3) Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam
menguasai dan memanfatkan alam dan lingkunganya, tetapi yang
sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian
peranan manusiawi.

2.6 Tantangan dalam pengelolaan pendidikan


Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat lagi dirasakan karena berbagai
persoalan datang, baik dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu
sendiri, diantaranya:

1) Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkanya


sumber yang ada secara efektif dan efisien.
2) Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur,
kurikulumnya belum serasi, relevan, suasana belum menarik, dan
sebagainya.
3) Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum
peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun
masa yang akan datang.
4) Masih kabur dan belum mantabnya konsepsi tentang pendidikan dan
interpretasinya dalam praktik.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran
kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini
harus selalu didahului dengan penjelajahan yang mendahului percobaan, dan
tidak boleh semata-mata atas dasar coba coba.

xv
2.7 Unsur-unsur dalam pengelolaan pendidikan
Dalam pengelolaan pendidikan terdapat beberapa unsur yang harus
dipenuhi, yaitu :

1) Organisasi pendidikan
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya.
Dalam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala sekolah
mengorganisasi guru-guru dan pegawai yang lainnya dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya kerjasama yang harmonis
dan lancar. Dilihat dari wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerja
dalam organisasi, dapat dikemukakan adanya empat tipe atau bentuk
organisasi, yaitu: organisasi garis, organisasi garis dan staf, organisasi
panitia, organisasi fungsional
2) Manajemen Sekolah Kontemporer
Arcaro (2005) menjelaskan ada lima pilar yang perlu dipahami
sebelum mengembangkan sekolah bermutu total, yaitu: fokus pada
kostumer, keterlibatan total, pengukuran, komitmen, dan perbaikan
berkelanjutan. Indikasi pendidikan bermutu dapat dilihat dari hasil
pendidikan dengan menghasilkan lulusan yang: (1) menguasai
keterampilan dasar, (2) berfikir secara rasional dan mandiri, (3) menguasai
pengetahuan umum dalam berbagai bidang, (4) memiliki keterampilan
yang cukup untuk memperoleh pekerjaan, (5) berperan serta secara aktif
dalam masyarakat dan kebudayaan, (6) memiliki dan menghargai nilai-
nilai luhur yang tumbuh dalam masyarakat dan dapat hidup di dalamnya.

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari materi di atas adalah bahwa manajemen pendidikan
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Ruang lingkup manajemen pendidikan
mencakup berbagai aspek seperti kurikulum, peserta didik, kepegawaian,
keuangan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, dan lain-lain.
Fungsi manajemen pendidikan terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Tantangan dalam
pengelolaan pendidikan meliputi keterbatasan sumber daya, sistem pendidikan
yang belum optimal, dan konsepsi pendidikan yang belum mantap. Untuk

xvii
mengatasi tantangan tersebut, diperlukan pemikiran mendalam, pendekatan
progresif, dan perbaikan berkelanjutan. Unsur-unsur dalam pengelolaan
pendidikan termasuk organisasi pendidikan dan manajemen sekolah
kontemporer yang fokus pada kualitas total, keterlibatan total, pengukuran,
komitmen, dan perbaikan berkelanjutan.

3.2 Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan pengaruh
positif bagi banyak pihak terutama bagi mahasiswa. Selain itu diharapkan pula
agar mahasiswa mampu menunjukkan performa yang mantap dan
penyelenggaraan pembelajaran yang optimal agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Kami sangat menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami menunggu kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Iswadi, M. P. Pengelolaan Pendidikan.

Hidayat, A., & Machali, I. (2012). Pengelolaan pendidikan: konsep, prinsip, dan
aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah.

Sunaengsih, C. (2017). Buku ajar pengelolaan pendidikan. UPI Sumedang Press.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan (2014). Pengelolaan Pendidikan.


Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI

Pakar Manajemen Pendidikan UM. (2004). Perspektif Manajemen Pendidikan


Berbasis Sekolah, Malang: Universitas Negeri Malang.

xviii
Umaedi. (1999). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

…(2009). Bagaimana peran pemerintah dalam menggalakkan Pendidikan


Berbasis Masyarakat. Tersedia. [Online]: http://edu-articles.com/peran-
pemerintah-dalam- pendidikan-berbasis-masyarakat-pbm-iii/.

Turmidzi, I. (2021). Pengelolaan Pendidikan Bermutu Di Madrasah. Tarbawi:


Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 4(2), 165-181.

Rama, A., Giatman, M., Maksum, H., & Dermawan, A. (2023). Konsep Fungsi
dan Prinsip Manajemen Pendidikan. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan
Indonesia, 8(2), 130-136.

xix

You might also like