Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

Bentuk Tindak Tutur........

(Nofita Anggraini)

BENTUK TINDAK TUTUR LOKUSI DAN ILOKUSI


PEDAGANG DAN PEMBELI DI PASAR SEKIP UJUNG, PALEMBANG
(Differences of Action Locusion and Ilocusion
of Traders and Buyers Pasar Sekip Ujung, Palembang)

Nofita Anggraini
Balai Bahasa Sumatera Selatan
nofita_anggraini99@yahoo.co.i
d

Abstract
This study aims to describe the forms and types of speech acts of locus and illocution between
traders and buyers in the Sekip Ujung market, Palembang. respondents involved in this study
amounted to 15 traders. This study is qualitative with descriptive methods. Data collection
techniques in this study were carried out through observation, recording techniques and note-
taking techniques. Data analysis used the equivalent method with pragmatic techniques, and
triangulation techniques for data validity. The results of the study show that there are two forms of
speech acts among traders and buyers in the Sekip Ujung market, Palembang, namely there are
local speech acts and illocutionary speech acts. Based on 27 data obtained quantitatively, it is
known that the form of a locus speech act consists of (1) statement form (declarative), (2) question
form (interrogative), (3) imperative form. Meanwhile, the types of illocutionary speech acts consist
of (1) commissive illocution, (2) expressive illocution, (3) assertive illocution.
Keywords: speech acts, traders, buyers, markets.

Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk medeskripsikan bentuk dan jenis tindak tutur lokusi dan
ilokusi antara pedagang dan pembeli di pasar Sekip Ujung, Palembang. responden yang
terlibat dalam kajian ini berjumlah 15 orang pedagang. Kajian ini bersifat kualitatif
dengan metode deskripstif. Teknik pengumpulan data dalam kajian ini dilakukan melalui
observasi, teknik rekam dan teknik catat. Analisis data menggunakan metode padan
dengan teknik pragmatis, dan teknik triangulasi untuk keabsahan data. Hasil kajian
menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk tindak tutur dikalangan pedagang dan pembeli
di pasar Sekip Ujung, Palembang, yaitu terdapat tindak tutur lokusi, dan tindak tutur
ilokusi. Berdasarkan 27 data yang diperoleh secara kuantitatif diketahui bahwa bentuk
tindak tutur lokusi yang terdiri atas (1) bentuk pernyataan (deklaratif), (2) bentuk
pertanyaan (interogarif), (3) bentuk perintah (imperative). Sedangkan bentuk tindak tutur
ilokusi, terdiri atas (1) ilokusi komisif, (2) ilokusi ekspresif, (3) ilokusi asertif.
Kata-kata kunci : tindak tutur, pedagang, pembeli, pasar.

PENDAHULUAN sistematis dan sekaligus sistematis (Chaer,

Sebagai mahluk sosial, manusia


membutuhkan interaksi dengan manusia
lainnya. Bahasa merupakan piranti lunak
bagi manusia untuk melakukan interaksi
dan komunikasi yang dinamis dengan
lingkungan disekitarnya. Bahasa sebagai
alat komunikasi dapat digunakan secara
tertulis dan lisan. Sebagai alat komunikasi,
bahasa adalah suatu sistem yang bersifat

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

2007:4). Seiring dengan kebutuhan hidup,


bahasa menjadi hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam proses komunikasi, bahasa
berfungsi sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada setiap
insividu termasuk untuk kepentingan
pribadi maupun sosial. Dalam proses
komunikasi, beragam cara betutur yang
diungkapkan setiap individu dalam
menyampaikan maksud, tujuan,
pemikiran, pandangan, dan ungkapan
hatinya kepada

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 2


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

lawan bicara. Suatu maksud keragaman mengatakan tindak tutur termasuk kepada
cara bertutur merupakan ilmu bahasa yang kajian pragmatik, yaitu studi tentang
biasa disebut tindak tutur atau kata tutur. perilaku komunikasi interpersonal pemakai
Komunikasi yang dilakukan secara bahasa. Tindak tutur tidak semata-mata
tertulis dipahami dengan mengkaji makna mendeskripsikan pernyataan tertentu yang
kalimat secara sintaksis atau gramatikal menggambarkan atau melaporkan sesuatu,
sedangkan dalam komunikasi lisan, makna tetapi tuturan berupa kalimat, atau bagian
lebih dikaitkan dengan konteks ujaran dari kalimat, untuk melakukan sesuatu
dibandingkan dengan penanda gramatikal tindakan yang tidak lazim dideskripsikan
karena sejatinya bahasa merupakan sistem untuk menyatakan sesuatu (Schiffin,
lambang bunyi yang bersifat arbiter yang 1994:50).
digunakan untuk berkomunikasi manusia Sementara itu, Rustono (1999:24)
melalui alat ucap (Alwi, 2000:1). menjelaskan bahwa aktivitas menuturkan
Komunikasi yang terjadi merupakan sesuatu dengan maksud tertentu
refleksi tindak tutur yang melibatkan merupakan tindak tutur karena
penutur dan mitra tutur. Tindak tutur yang berpengaruh terhadap orang lain yang
terjadi dalam masyarakat berupa kata-kata mendengarkan sehingga menimbulkan
seperti yang diucapkan sehari-hari sesuai respons dan terjadilan peristiwa
normal seperti norma pemakaian bahasa komunikasi. Van Ek dalam (Jumadi 2010:
suatu kelompok masyarakat. Menurut 60) menjelaskan bahwa ada enam fungsi
Markamah (2009:15) kata tutur adalah tindak tutur yang terkait dengan alat
kata yang sering digunakan pada bahasa penyampaian pesan adalah sebagai, (1)
lisan dan yang sering diucapkan dalam untuk tukar menukar informasi faktual,
komunikasi sehari hari. Disebut tindak misalnya untuk mengidentifikasi bertanya,
tutur karena dalam mengucapkan ekspresi melaporkan, dan mengatakan, (2)
itu, seseorang penutur juga melakukan atau mengungkapkan informasi intelektual,
menindakkan sesuatu (Prayitno, 2009:19). misalnya setuju/tidak setuju, tahu/tidak
Suatu proses komunikasi dapat berjalan tahu, dan ingat/ tidak ingat, (3)
dengan baik jika seorang penutur dalam mengungkapkan sikap emosi misalnya
menyampaikan ide, gagasan, penawaran, berminat/kurang berminat, heran atau tidak
keterangan, dan pesan kepada lawan tutur heran,takut, cemas, dan simpati, (4)
secara sopan dan santun. mengungkapkan sikap moral, misalnya
Ketika seorang penutur yang ingin meminta maaf/memberi maaf, setuju/tidak
menyampaikan sesuatu kepada mitratutur, setuju, menyesal dan acuh.
maka apa yang ingin disampaikannya Setiap tindak tutur dalam proses
tersebut adalah makna atau maksud komunikasi yang diujarkan oleh seorang
kalimat. Dalam proses komunikasi, cara penutur maupun mitra tutur mengandung
atau gaya seseorang menyampaikan makna suatu maksud tertentu, termasuk dalam
atau maksud berbeda-beda. Namun aktivitas tindak tutur transaksi jual beli
demikian, seorang penutur dituntut untuk yang terjadi di pasar. Pasar merupakan
mempertimbangkan dalam wujud tindak salah satu tempat bertemu kelompok sosial
tutur yang beretika. Dalam kehidupan masyarakat. Komunikasi interpersonal
sosial, maksud dalam tindak tutur perlu antara pedagang dan pembeli di
mempertimbangkan beberapa ahal lingkungan pasar sangat dinamis, tanpa
diantaranya posisi penutur, situasi penutur, terbatas usia atau jenis kelamin. Dalam
dan kemungkinan struktur yang ada dalam kegiatan transaksi jual beli, tindak tutur
situasi berbahasa tersebut. Tindak tutur pedagang biasaanya menawarkan,
juga dimaknai sebagai aktivitas mempromosikan dan menyakinkan kepada
menuturkan sesuatu dengan maksud pembeli bahwa barang dagangan yang di
tertentu. Menurut Oktavianus (2006:70) jual memiliki kualitas terbaik. Sebaliknya,

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 3


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

seorang pembeli akan berusaha menjalin dan menjadi masukan bagi pemerhati
komunikasi dengan pedagang dengan bahasa dalam dinamika interaksi sosial dan
tindak tutur yang baik sehingga pedangan ragam tindak tutur lokusi dan ilokusi
menerima penawaran, dan barang yang pedagang dan pembeli. Di lingkungan
dibutuhkan dapat diperoleh sesuai harga pasar, para penutur dan petutur yang
yang diinginkan. Hal ini mengisyaratkan terlibat proses komunikasi berlatar
bahwa dalam kegiatan transaksi jual beli, belakang budaya yang berbeda-beda. Di
kemungkinan akan banyak terjadi kecamatan Kemuning, pasar sekip ujung
percakapan yang mengandung berbagai merupakan pasar yang cukup ramai
jenis tindak tutur yang biasanya disertai dikunjungi oleh masyarakat dari beberapa
dengan ekspresi wajah dan tubuh yang kelurahan untuk memenuhi kebutuhan
menarik sehingga terjalin komunikasi yang pokok sehari-hari. Dalam kajian ini,
menarik. peneliti memilih pasar sebagai obyek
Menurut Mursyidi (dalam Lina, kajian dengan beberapa alasan pertama,
2015:45), pengertian transaksi adalah pasar merupakan tempat berkumpulnya
suatu kejadian dalam dunia bisnis dan penjual dan pembeli untuk melakukan
tidak hanya pada proses jual-beli, interaksi jual-beli. Kedua, bahasa
pembayaran dan penerimaan uang. Namun merupakan sarana komunikasi yang
juga akibat adanya kehilangan, kebakaran, digunakan penjual dan pembeli dalam
arus, dan peristiwa lainnya yang dapat bertransaksi sehingga kemungkinan
dinilai dengan uang. Pertukaran harta atas beragam percakapan yang mengandung
dasar saling rela, atau memindahkan hak beragam jenis tindak tutur, yang berkesan
milik dengan mendapatkan benda lainnya lebih sopan. Selain itu, penjual dan
sebagai gantinya dengan tujuan untuk pembeli di pasar Sekip Ujung, umumnya
mencari keuntungan (laba) disebut jual menggunakan bahasa Palembang sehari-
beli. Hery (2009: 63) mengemukakan hari sehingga dapat dipahami oleh peneliti
bahwa transaksi adalah sebuah pertemuan dengan baik.
antara kedua belah pihak yang saling Penelitian tentang tindak tutur
menguntungkan dan terdapat bukti di antara pedagang dan pembeli pernah
dalamnya. Secara umum, pasar dapat dilakukan oleh Yanti Sariasih (2017) yang
diartikan sebagai tempat bertemunya berjudul Analisis tindak tutur bahasa
pembeli dan penjual untuk melakukan Komering desa Tanjung Baru kecamatan
transaksi jual-beli barang dan jasa. Pasar Tanjung Lubuk kabupaten Ogan Komering
merupkan suatu pengaturan anatra dua Ilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pihak atau lebih terlibat dalam pertukaran (1) Tindak tutur asertif bentuk mengklaim,
barang, layanan, dan informasi disebut mengeluh, menyatakan, jenis tindak tutur
pasar. Idealnya pasar adalah tempat direktif bentuk bertanya, memerintah,
bertemunya dua pihak atau lebih terlibat meminta, jenis tindak tutur ekspresif
dalam pembelian dan penjualan.Kedua bentuk pujian, mengkritik, rasa senang,
pihak yang terlibat dalam transaksi disebut jenis tindak tutur deklarasi bentuk
penjual dan pembeli. pernyataan benar, tidak setuju, dan setuju.
Kajian ini dilakukan untuk (2) Jenis tindak tutur komisif tidak
menjawab pertanyaan bagaimanakah ditemukan dalam penelitian ini, hal
ragam tindak tutur lokusi dan tindak tutur tersebut disebabkan oleh situasi tutur. (3)
ilokusi pedagang dan pembeli dipasar Situasi tutur pada saat peristiwa tutur
Sekip Ujung. Kajian ini bertujuan untuk berlangsung tidak mendukung atau
mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak mendorong penutur untuk melakukan
tutur lokusi dan ilokusi pedagang dan tindak tutur yang akan melibatkan dirinya
pembeli dipasar Sekip Ujung, Palembang. pada beberapa tindakan akan datang,
Kajian ini diharapkan dapat bermanfaat misalnya berjanji, bersumpah, dan

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 4


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

memanjatkan (doa). Berdasarkan analisis ini disebabkan karena penutur dan mitra
yang telah dilakukan, selain adanya tindak tutur mengabaikan konteks. Menurut
tutur ilokusioner dalam penelitian ini juga Nadar (2009:6) pragmatik berkaitan
ditemukan jenis tindak tutur yang lain. dengan konteks, yaitu hal-hal yang
Jenis tindak tutur yang ditemukan, yaitu berkaitan dengan lingkungan fisik dan
tindak tutur lokusioner, tindak tutur tidak sosial sebuah tuturan maupun latar
literal, dan tindak tutur tidak langsung. belakang pengetahuan bersama panutur
Hingga saat ini, kajian ragam tindak tutur dan mitra tutur yang membantu mitra tutur
dalam traksaksi jual beli di pasar Sekip menafsirkan makna tuturan. Aspek-aspek
Ujung, Palembang belum peneliti temukan lingkungan fisik dan sosial itu disebut
sehingga sangat menarik untuk dikaji sebagai unsur di luar bahasa yang dikaji
secara lebih komprehensif. dalam pragmatik. Tindak tutur terdapat
dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur
merupakan produk dari suatu ujaran dari
LANDASAN TEORI kalimat dalam kondisi tertentu dan
merupakan satuan terkecil dari komunikasi
Dalam proses komunikasi bahasa yang menentukan makna kalimat.
khususnya kajian pragmatik, tuturan itu Tindak tutur merupakan pijakan
sendiri dapat dipahami sebagai bentuk mendasar dalam kajian pragmatik
tindak tutur itu sendiri di samping itu juga (Rustono, 1999: 31). Ketiga terjalin proses
dapat di pahami sebagai produk suatu komunikasi, mitra tutur mendengar ujaran
tindak tutur. Tindak tutur merupakan penutur dan tidak hanya berusaha untuk
tuturan yang di dalamnya terdapat memahami makna ujuran itu, tetapi juga
tindakan. Sebagaimana yang disampaikan makna yang tersirat yang diinginkan
Austin dalam (Cummings, 2007:8) bahwa penutur. Dalam peristiwa komunikasi yang
pengujaran kalimat merupakan bagian dari terjadi tidak saja melibatkan penutur dan
melakukan tindakan yang biasanya tidak mitra tutur, namun ada hal yang lebih
dideskripsikan sebagai atau ‗hanya‘ kompleks yakni konteks. Untuk
sebagai tindak untuk menyatkaan sesuatu. menghindari kesalahapaman, penutur dan
Selanjutnya, tindak tutur juga dapat mitra tutur harus memahami konteks
diartikan sebagai satuan terkecil dari pembicaraan. Analisis tuturan-tuturan yang
komunikasi bahasa yang menentukan digunakan dalam suatu dialog termasuk
makna atau maksud kalimat. Adapun pedagang dan pembeli dapat dilakukan
makna atau maksud kalimat adalah suatu dengan menggunakan teori pragmatic.
hal yang ingin diungkapkan penutur Pragmatik adalah ilmu yang
(secara tidak langsung) kepada mitra tutur. berhubungan dengan tindak ujar atau
Leech (dalam Wijana, 1996:115) speect act. Moris menyebutkan bahwa
menyatakan bahwa tindak tutur atau pragmatic menjelaskan alasan atau
speech act, yakni suatu tindakan yang pemikira para penutur dan para mitra tutur
diungkapkan melalui bahasa yang disertai dalam menyusun korelasi suatu konteks
gerak dan sikap anggota badan untuk kalimat dengan suatu proposisi
mendukung maksud penuturan. Tindak (Gunarwan, 2007:6). Suatu makna tindak
tutur merupakan suatu tindakan yang tutur akan terungkap jika konteks
berkaitan dengan informasi yang ingin kalimatnya diketahui. Menurut Rahardi
diungkapkan penutur kepada mitra tutur. (2005:50) konteks mencakup aspek-aspek:
Pihak Penutur harus penutur dan lawan tutur, konteks tuturan,
mempertimbangkan cara penyampaian tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk
makna atau maksud kalimat dalam wujud tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai
tindak tutur. Dalam proses komunikasi, produk tindak verbal. Konteks sangat
seringkali terjadi kesalahampahaman. Hal berperan pada peristiwa tutur. Pendapat

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 5


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

senada juga dikemukan Yule (2006) pernyataan (interogarif) yang berfungsi


bahwa peristiwa tutur sebagai sebuah untuk menanyakan sesuatu sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh peserta yang pendengar memberikan jawaban atas
berinteraksi melalui bahasa atau ungkapan pertanyaan yang diajukan, (3) perintah
dengan caracara konvensional untuk (imperatif) yang memiliki maksud agar
mencapai suatu hasil. Leech (1993:5—6) pendengar memberikan tanggapan berupa
menyatakan bahwa pragmatik mempelajari tindakan atau perbuatan yang diminta.
maksud tuturan, yaitu untuk apa tuturan itu Pendapat senada juga diuraikan Asih
dilakukan dan apa maksudnya serta dalam (Fitriah dan Fitriani, 2017: 53),
mengaitkan dengan siapa berbicara kepada tindak tutur lokusi menjadi tiga, yakni :
siapa, dimana, dan bagaimana. Tindak lokusi pernyataan (deklaratif), lokusi
tutur merupakan entitas yang bersifat perintah (imperatif), dan lokusi pertanyaan
sentral di dalam pragmatik dan merupakan (interogatif). Tindak tutur ilokusi biasanya
dasar bagi analisis topik-topik lain seperti diidentifikasikan dengan kalimat pormatif
praanggapan, perikutan, implikatur yang eksplisit. Tindak tutur ini biasanya
percakapan, pronsip kerja sama, dan berkenaan dengan pemberian izin,
prinsip kesantunan (Wijana, 1996:46). mengucapkan terima kasih, menyuruh,
Austin (1956) dan Searle (1969) menawarkan, menjanjikan, dan sebagainya
membagi tuturan menjadi tiga jenis, yaitu (Chear dan Leonie, 2010:53). Pendapat
(1) tidak lokusi (locutionary act), yaitu senada juga dikemukan Cummings
tinda tutur untuk menyatakan suatu (2007:9) bahwa tindak tutur ilokusi adalah
maksud, (2) ilokusi (illocutionary act) , ujaran-ujaran yang memiliki daya tertentu,
yaitu tindak tutur yang dikaitan dengan seperti memberi tahu, memerintah,
maksud penutur dibalik kata-kata yang mengingatkan, dan melakasanakan.
menyusunnya, dan (3) perlokusi Menurut Tarigan (2009:42), bahwa
(perlocutionary act), yaitu tindak tutur tindak tutur ilokusi terbagi dalam beberapa
dengan tujuan mempengaruh/ member jenis, yaitu (1) tindak tutur asertif atau
efek lawan tutur seperti memalukan, representatif, adalah tindak tutur yang
mengintimidasi, membujuk, dan lain-lain menyatakan apa yang diyakini penutur
(Rustono, 1999:36). Pendapat senada juga kasus atau bukan. Tindak tutur asertif
dikemukakan Ibrahim, (1993:15) bahwa melibatkan pembicara pada kebenaran. (2)
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur Tindak tutur direktif adalah tindak tutur
untuk menyatakan sesuatu. Dalam tidak yang di pakai oleh penutur untuk
tutur ini dihasilkan serangkaian bunyi menyuruh orang lain melakukan sesuatu.
bahasa yang berarti sesuatu. Tindak tutur (3) Tindak tutur komisif adalah jenis tindak
lokusi merupakan tindak tutur yang relatif tutur yang digunakan oleh penutur untuk
paling mudah diidentifikasi karena dapat membuat dirinya berkomitmen untuk
dilakukan tanpa menyertakan konteks melakukan tindakan tertentu dimasa yang
tuturan (Wijana, 1996:17—18). akan datang. (4) Tindak tutur ekspresif
Dalam tindak tutur lokusi fungsi adalah jenis-jenis tindak tutur yang
tuturannya tidak dipermasalahkan karena menyatakan apa yang dirasakan oleh
maknanya terdapat dalam kalimat yang penutur (perasaan atau sikap). (5) Tindak
dituturkan. Tindak tutur ini merupakan tutur deklarasi adalah ilokusi yang bila
tindak tutur yang paling mudah performansinya berhasil akan
diidentifikasi karena tidak menyebabkan korespondensi yang baik
mengikutsertakan maksud. Tindak tutur antara isi proposisional dengan realitas.
lokusi dibedakan menjadi tiga bagian, Chear dan Leonie (2010:70)
yaitu (1) pernyataan (deklaratif), yang menjelaskan bahwa perlokusi berhubungan
berfungsi memberitahukan sesuatu kepada dengan sikap dan perilaku nonlinguistik.
orang lain agar menaruh perhatian, (2) Ujaran yang diucapkan penutur bukan

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 6


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

hanya peristiwa ujar yang terjadi dengan lanjutan (Mahsun, 2013:93). Selama
sendirinya, tetapi merupakan ujaran yang pengumpulan data, peneliti dibantu oleh
mengandung maksud dan tujuan tertentu seorang pendamping yang berlibat
yang dirancang untuk menghasilkan efek, bertransaksi, peneliti tidak terlibat
pengaruh, atau akibat terhadap lingkungan langsung dalam kegiatan tuturan, sehingga
mitra tutur (Tarigan, 1984:35). Sementara kegiatan tuturan berlangsung apa adanya.
itu, menurut Rustono (1999:38) tindak Alat perekam digunakan peneliti untuk
tutur perlokusi adalah tindak tutur yang merekam tuturan yang terjadi selama
pengujarannya dimaksudkan untuk bertransaksi. Untuk menganalisis data,
mempengaruhi mitra tutur. Searle dalam peneliti melakukan beberapa langkah yaitu
(Wijayanti, 2014: 19-20) menyatakan (1) melakukan penerjemahan data tuturan
bahwa tindak perlokusi menjadi tiga jenis, yang diucapkan pedagang dan pembeli di
yaitu (1) tindak tutur perlokusi verbal, (2) Pasar Sekip Ujung, Palembang, (2)
tindak tutur non-verbal, dan (3) tindak menganalisis dan menginterpretasikan
tutur verbal nonverbal. tindak tutur pedagang dan pembeli. Untuk
menguji keabsahan data, kajian ini
menggunakan triangulasi teori. Dalam
METODE PENELITIAN kajian ini, metode padan dengan teknik
pragmatis digunakan dalam menganalisis
Penelitian ini menggunakan data penelitian. Sudaryanto (2015: 18)
metode deskriptif kualitatif kerena data menyatakan bahwa metode padan
yang diperoleh tidak dituangkan dalam pragmatis merupakan metode analisis
bentuk bilangan atau angka statistic. dengan alat penentu mitra wicara atau
Menurut Ibnu (2003:8) metode deskriptif mitra tutur. Dalam penelitian ini keabsahan
merupakan metode yang menjelaskan data data menggunakan teknik triangulasi.
atau objek secara natural, objektif, dan Sugiyono (2012:241) menjelaskan bahwa
factual. Penelitian kualitatif adalah triangulasi diartikan sebagai teknik
penelitian yang menghasilkan prosedur pengumpulan data yang bersifat
analisis yang tidak menggunakan prosedur penggabungan dari berbagai teknik
analisis statistik atau cara kuantitatif pengumpulan data dan sumber data yang
lainnya (Moleong, 2015:6). Tujuan telah ada.
penelitian yang bersifat deskriptif adalah
memahami dan memaparkan fenomena
budaya yang tersembunyi atau sedikit PEMBAHASAN
diketahui orang (Santosa, 2014:27).
Sumber data dalam kajian ini adalah tindak
Hasil kajian menunjukkan bahwa
tutur berbahasa atau tindak tutur pedagang
terdapat tiga jenis tindak tutur, yaitu (1)
yang berjumlah berjumlah 15 orang di
data wujud tindak tutur lokusi, terdiri atas
Pasar Sekip Ujung, Palembang. Sedangkan
(a) lokusi deklaratif, (b) lokusi interogatif,
data dalam kajian ini merupakan tindak
dan (c) lokusi imperatif, (2) data wujud
tutur yang didapatkan dari peristiwa tutur
tindak tutur ilokusi, terdiri atas (a) ilokusi
antara pedagang dan pembeli dalam
konstantif, (b) lokusi direktif, (c) lokusi
interaksi social dalam proses jual-beli di
komisif, (d) lokusi ekspresif.
Pasar Sekip Ujung, Palembang.
Teknik pengumpulan data Analisis Wujud Tindak Tutur Lokusi
digunakan metode observasi, rekam, dan
catat. Teknik catat merupakan teknik Tindak tutur lokusi adalah tindak
lanjutan yang dilakukan ketika tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak
menerapkan metode simak dengan teknik tutur ini sering disebut sebagai the act of
saying something. Tindak tutur lokusi

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 7


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

merupakan tindak tutur yang reatif paling Data (02) Percakapan Pedagang
mdah di identifikasi karena dapat dilakuan (PD) Ubi dengan Pembeli (PB)
tanpa menyertakan konteks tuturan PB : ―kalo yang ini lembut
(Wijana, 1996: 17—18). dak digoreng?” (yang ini lembut
atau tidak jika digoreng)
Analisis Wujud Tindak Tutur Lokusi PD : “lembut ini, ubi madu kuning
Deklaratif ini” (lembut ubi madu kuning ini)
Menurut Anggraeni (20015:11)
kalimat deklaratif pada umumnya Pada data (02) terapat kalimat ―lembut ini,
digunakan pembicara untuk untuk ubi madu kuning ini‖(lembut, ubi madu
membuat pernyataan kepada pendengar. kuning ini) yang merupakan tuturan
Kalimat deklaratif diartikan sebagai suatu menyatakan penjual kepada calon pembeli
kalimat yang berisi pernyataan dan untuk menyatakan kejelasan dan ciri-ciri
berfungsi untuk memberikan informasi jenis ubi kayu yang ditanyakan pembeli.
tanpa meminta balasan ataupun timbal Penjelasan yag diberikan oleh penjual
balik dari orang lain. Tindak tutur lkusi membuat pembeli menaruh perhatian dan
deklaratif berfungsi memberitakukn yakin untuk membeli dagangannya.
sesuatu kepada orang lain agar menaruh
perhatian. Data (03) Percakapan Pedagang
(PD) Bumbu dengan Pembeli (PB)
Data (01) Percakapan Pedagang PB : ―beli tigo ribu pacak
(PD) Buah dengan Pembeli (PB) dak Bik?” (beli tiga ribu bisa
PB : Berapo jeruk peras sekilo atau tidak Bi)
Mang (berapa jeruk peras satu kilo PD : “dak pacak dek, bawang
Mang?) merah ni sekarang mahal
PB : Lapan setengah, ambek duo regonyo”
kilo limo belas bae, jeruk Muaro (belum bisa dik, harga bawang
Kuang,bagus ini merah sedang mahal).
(Rp 8.500 perkilogram, jika
membeli dua kilogram Rp15.000 Pada data (03) terdapat kalimat ―dak pacak
saja, jeruk dari daerah Muaro dek, bawang merah ni sekarang mahal
Kuang, bagus) regony” (belum bisa dik, harga bawang
merah sedang mahal) yang merupakan
Pada data (01) merupakan wujud tindak tuturan menyatakan penjual kepada calon
tutur lokusi deklaratif pernyataan antara pembeli untuk menyatakan bahwa saat itu
seorang penjual jeruk dengan pembeli. harga bawang merah saat ini sangat tinggi,
Tuturan Pedagang jeruk ―Lapan setengah, sehingga tidak mengizinkan pembeli
ambek duo kilo limo belas bae, jeruk dengan harga tiga ribu rupiah. Harapan
Muaro Kuang Bagus ini (Harga jeruk rp penjual, dengan penjelasan tersebut
8.500 perkilo, jika membeli dua kilo Rp pembeli akan menaruh perhatian terhadap
15.000 saja, jeruk dari Muaro Kuang, pernyataan tersebut.
bagus) kepada pembeli tersebut
mengandung makna deklaratif berupa Data (04) Percakapan Pedagang
informasi. Tindak tutur lokusi deklaratif (PD) Ayam dengan Pembeli (PB)
tersebut tidak berupa tindakan verba atau PB : Kaki setengah kilo kak ? (beli
non verba, melainkan mitra tutur juga kaki ayam setengah kilo, Kak)
dapat memahami dan menerima tuturan Pd : Lum ado, punyo uwong galo
tersebut sebagai pengetahuan baru. ini (belum bisa, yang ini sudah ada
pembelinya)

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 8


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

Pada data (04) terdapat kalimat “Lum ado,


punyo uwong galo in” (belum bisa, yang Analisis Wujud Tindak Tutur Lokusi
ini sudah ada pembelinya) yang Interogatif
merupakan tuturan penjual untuk Hasil kajian juga menunjukkan
menyatakan situasi barang, bahwa saat ini terdapat beberapa kalimat yang
belum tersedia, karena barang yang mengandung lokusi pertanyaan yaitu
tersedia sudah ada pembelinya. Tuturan makna menanyakan di dalam dialog dalam
pedagang tersebut membuat pembeli transaksi penjual dan pembeli di Pasar
menaruh perhatian informasi yang Sekip Ujung, Palembang.
disampaikan oleh pedagang.
Data (07) Percakapan Pedagang
Data (05) Percakapan Pedagang Sembako dengan Pembeli
(PD) Ikan dengan Pembeli (PB) PB : ado Guloku dak wak ? (ada
PB : Baung laut sekilo berapo ? gula pasir Gulaku tidak Pak?)
(ikan Baung Laut sekilo berapa) PD : nak berapo kilo ? yang curah
Pd : Tigo dua dak kurang lagi ado jugo (mau berapa kilo? Gula
(harganya tiga puluh dua ribu, tidak curah juga ada)
bisa ditawar lagi)
Pada data (07) terdapat kalimat ―nak
Pada data (05) terdapat kalimat “Tigo dua berapo kilo ? yang curah ado jugo (mau
dak kurang lagi” (harganya tiga puluh dua berapa kilo? Gula curah juga ada) yang
ribu, tidak bisa ditawar lagi), yang merupakan tuturan pedagang kepada
merupakan tuturan penjual untuk pembeli untuk menayakan mau membeli
menyatakan harga ikan yang dijual tidak berapa banyak barang yang diinginkan.
dapat ditawar lagi. Dalam tuturan tersebut Dalam konteks kalimat ini penjual
penjual menyatakan tentang harga ikan menjawab pertanyaan yang diutarakan
yang dijual adalah harga terbaik. pembelinya dengan baik, dan
mempromosikan juga barang lain yang
Data (06) Percakapan Pedagang dijual.
(PD) Ikan dengan Pembeli (PB)
PB : ―Patin duo puluh Kak ? (ikan Data (08) Percakapan Pedagang
Patin harganya turun ya Kak) Sayur dengan Pembeli
PD : “duo duo, dak be palak duo PB : ―Sagu Udang duo kilo” (Sagu
enam bae” udang dua kilo)
(dua puluh dua ribu, jika tanpa PD : ―Jadike sebungkus apo nak
kepala ikan patin harganya dua bagi berapa?‖ (dibungkus satu
puluh enam ribu saja) kantong atau dibagi menjadi berapa
bungkus ? )
Pada data (06) terdapat kalimat “duo duo,
dak be palak duo enam bae” (dua puluh Pada data (08) terdapat kalimat Jadike
dua ribu, jika tanpa kepala ikan patin sebungkus apo nak bagi berapa?
harganya dua puluh enam ribu saja) yang (dibungkus satu kantong atau dibagi
merupakan tuturan penjual untuk menjadi berapa bungkus ?), yang
menyatakan harga ikan dengan dua pilihan merupakan tuturan pedagang kepada
dengan harga yang berbeda. Tuturan pembeli untuk menayakan pembagian
pedagang tersebut membuat pembeli kemasan barang yang hendak dibeli.
menaruh perhatian apakah ingin membeli
ikan utuh, atau hanya membeli ikan tanpa Data (09) Percakapan Pedagang
kepala. telur dengan Pembeli

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 9


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

PB : ―telok bebek yo” (telur PB : ―Bungkuske yang sedeng


bebek ya) setengah Wak, yang seger yo”
PD : ―apo lagi yuk? puyuh baru (bungkus cumi sedang setengah
datang” (mau beli apa lagi yuk? kilo Wak, yang segar ya )
Ada telur puyuh yang baru datang)
Pada data (011) terdapat kalimat
Pada data (09) terdapat kalimat ―apo ―bungkuske yang sedeng setengah Wak,
lagi yuk ? puyuh baru datang (apa lagi yang seger yo” (bungkus cumi sedang
yuk? Telur puyuh baru datang)” yang setengah kilo Wak, yang segar ya) yang
merupakan tuturan pedagang kepada merupakan kalimat perintah seorang
pembeli untuk menayakan mau membeli pembeli kepada penjual. Tuturan tersebut
apalagi selain telur bebek. Selain itu, merupakan ungkapan agar penjual
pedagang juga berusaha menawarkan memberikan tanggapan atau tindakan yaitu
produk lain yaitu telur puyuh kepada untuk membungkuskan setengah kilogram
pembeli. cumi ukuran sedang pilihan pilihan
pembeli. Dalam tuturan ini, terlihat
Data (10) Percakapan Pedagang pernyataan deklaratif yang berfungsi unuk
kue dengan Pembeli memberitahukan sesuatu kepada orang lain
PB : ―Pempek belah 10, agar menaruh perhatian.
Donat Gulo 10‖(Pempek belah 10,
Donat Gula 10) Data (12) Percakapan Pedagang
PD : ―tambah kecap, tambah Rempah-rempah dengan Pembeli
gulo dak ?‖ (tambah kecap, tambah PD : ―ayuk... nak bumbu
gula apa tidak) rendang lengkap‖ (ayuk, mau
bumbu rendang
Pada data (10) terdapat kalimat lengkap)
―tambah kecap, tambah gulo dak ? PB : ―yo, 5000 daun jeruk,
(tambah kecap, tambah gula apa tidak)‖ kunyit pisahke yo !‖ (ya, 5000
yang merupakan tuturan pedagang kepada daun jeruk, daun kunyit dibungkus
pembeli untuk menayakan apakah kue pisah ya) PD : sip, tunggu bentar
pempek belah mau diberi tambahan kecap yo
apa tidak, dan kue donat apakah mau
ditambah gula apa tidak kepada pembeli. Pada data (12) terdapat kalimat ―yo, 5000
daun jeruk, kunyit pisahke yo !‖ (ya, 5000
Analisis Wujud Tindak Tutur Lokusi daun jeruk, daun kunyit dibungkus pisah
Imperatif (Perintah) ya) yang merupakan kalimat perintah
Hasil kajian juga menunjukkan pembeli kepada penjual bumbu masak.
terdapat beberapa kalimat yang Tuturan tersebut merupakan ungkapan
mengandung lokusi imperati (perintah) di supaya penjual memberikan tanggapan
dalam dialog dalam transaksi penjual dan atau tindakan, yaitu mengemas bumbu
pembeli di Pasar Sekip Ujung, Palembang. rendang harga lima ribu rupiah dan tidak
mencampurkan daun jeruk dan daun
Data (11) Percakapan Pedagang kunyit kedalam bumbu kepada sang
ikan dengan Pembeli penjual. Dalam tuturan ini, terlihat
PB : ―cumi baru yo, seger nian‖ pernyataan deklaratif yang berfungsi unuk
(cumi baru ya, segar sekali) memberitahukan sesuatu kepada orang lain
PD : ―payo, cumi besak 90, sedeng agar menaruh perhatian.
65 (Ayo, cumi jumbo Rp90.000,
cumi Sedang Data (13) Percakapan Pedagang
Rp65.000) Buah dengan Pembeli

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

PD : ―pisang lilin yuk, ranum


nian untuk kawan ngopi nah‖
(pisang

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

lilin yuk, ranum, cocok untuk Data (15) Percakapan Pedagang


gorengan teman minum kopi) sayur dengan pembeli
PB : ―sekilo yang masak, sekilo PB : ―Sagu Pak Tani, kacang
yang masih mengkel, kantong tanah, Fortune,, minyak samin, ado
jangan dicampur!‖ dak Mang‖
(satu kilogram pisang yang matang, (sagu pak tani, kacang tanah,
satu kilogram yang masih hijau, minyak goreng, minyak samin, ada
dibungkus terpisah) tidak Mang)
PD : ―aku ado galo‖ (ditoko
Pada data (13) terdapat kalimat sekilo yang saya ada semua)
masak, sekilo yang masih mengkel, PB : ―sekilo galo yo, minyak
kantong jangan dicampur!‖ (satu kilogram bungkus double takut pecah‖
pisang yang matang, satu kilogram yang (semua bahan satu kilogram ya,
masih hijau, dibungkus terpisah) yang minyak dibungkus terpisah takut
merupakan kalimat perintah pembeli pecah)
kepada penjual pisang Lilin. Tuturan
tersebut merupakan ungkapan supaya Pada data (15) terdapat kalimat pembeli
penjual memberikan tanggapan atau ――sekilo galo yo, minyak bungkus
tindakan, yaitu memilihkan dua jenis double takut pecah‖ (semua bahan satu
pisang yaitu pisang yang telah matang dan kilogram ya, minyak dibungkus terpisah
pisang yang belum matang, dan takut pecah) yang merupakan kalimat
mengemasnya menjadi dua kantong yang perintah kepada penjual sembako. Tuturan
terpisah. Dalam tuturan ini pembeli tersebut merupakan ungkapan supaya
mengharapkan penjual memenuhi penjual sembako memberikan tanggapan
perintahnya. atau tindakan, yaitu membungkus ―Sagu
Pak Tani, kacang tanah, minyak goreng,
Data (14) Percakapan Pedagang minyak samin. Dalam tuturan ini pembeli
ikan dengan Pembeli mengharapkan penjual memenuhi
PD : ―sarden besak, perintahnya, khususnya untuk kantong
kenceng, selawe bae‖ (ikan sarden, untuk minyak goreng karena khawatir
besar, segar, Rp25.000 saja) bocor atau tumpah.
PB : ―aku sekilo bae,
bersihke, potong duo!‖ (saya beli Data (16) Percakapan pedagang
satu kilo saja, ikan dibersihkan, gula merah dengan pembeli
dan dipotong menjadi dua bagian) PD : ―gulo batok Linggau dak ?
untuk cuko manteb nian ini‖ (gula
Pada data (14) terdapat kalimat pembeli batok dari Linggau
―aku sekilo bae, bersihke, potong duo!‖ tidak? Untuk cuka sangat enak)
(saya beli satu kilo saja, ikan dibersihkan, PB : ―baru ye aku 100ribu
dan dipotong menjadi dua bagian) yang yo sekalian untuk simpenan‖ (stok
merupakan kalimat perintah kepada baru ya, saya beli
penjual ikan. Tuturan tersebut merupakan seratus ribu sekalian untuk stok)
ungkapan supaya penjual memberikan PD : ―baru nian, dapat limo kilo
tanggapan atau tindakan, yaitu memilihkan gek kupilihke‖
ikan Sarden sebanyak satu kilogram, (baru, dapat lima kilogram nanti
kemudian dibersihkan dan dipotong saya pilihkan)
menjadi dua bagian. Dalam tuturan ini
pembeli mengharapkan penjual memenuhi Pada data (16) terdapat kalimat pembeli
perintahnya. ―baru ye aku 100ribu yo sekalian untuk
simpenan‖ (stok baru ya, saya beli seratus

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

ribu sekalian untuk stok) merupakan Menurut Cummings (2007: 9)


kalimat perintah kepada penjual gula. tindak tutur ilokusi adalah ujaran-ujaran
Tuturan tersebut merupakan ungkapan yang memiliki daya tertentu, seperti
supaya penjual memberikan tanggapan member tahu, memerintahkan,
atau tindakan, yaitu membungkuskan gula mengingatkan, da melaksanakan. Tindak
merah seharga seratus ribu rupiah. Dalam tutur ilokusi biasanya diidentifikasikan
tuturan ini pembeli tidak menanyakan dengan kalimat performatif yang eksplisit.
menanyakan lagi harga gula merah karena Tindak tutur ini biasanya berkenaan
sudah langganan. Dalam tuturan ini, dengan pemberian izin, mengucapkan
pembeli mengharapkan penjual memenuhi terima kasih, menyuruh, menawarkan,
perintahnya. menjanjikan, dan sebagainya (Chear dan
Leonie, 2010: 53). Pendapat senada juga
Data (17) Percakapan pedagang diuraikan Rahardi (2008:35) bahwa tindak
rempah-rempah dengan pembeli tutur ilokusi adalah tindak melakukan
PD : ―cabenyo lah dicuci lum ? sesuatu dengan maksud dan fungsi
garam, bawang putih dai aku yo? tertentu.
(cabenya sudah dicuci apa belum?
garam, bawang putih dri saya ya?) Analisis Wujud Tindak Tutur Ilokusi
PB : ―lah berseh itu, kau itung bae Komisif
garam, bawang putihnyo, penting Tindak tutur ilokusi komisif adalah
sedep! jenis tindak tutur yang dipahami oleh
(sudah dicuci bersih itu, kamu penutur untuk mengikatkan dirinya
hitung saja berapa garam dan terhadap tindakan-tindakan di masa yang
bawang putihnya, yang penting akan datang (Yule, 2006:94).
sedap)
PD : ―payo.. mudah rasan” Data (018) Percakapan Pedagang
(baik, sepakat) Buah dengan Pembeli
PB : ―limo belas duo bungkus
Pada data (17) terdapat kalimat pembeli yo yuk‖ (lima belas ribu untuk dua
―lah berseh itu, kau itung bae bungkus ya mbak)
garam, bawang putihnyo, penting sedep! PD : ―bungkus cindo‖
(sudah dicuci bersih itu, kamu hitung saja (benar, cantik)
berapa garam dan bawang putihnya, yang
penting sedap) merupakan kalimat Tuturan dalam data (018) merupakan
perintah kepada pembeli kepada penjual wujud tindak tutur ilokusi komisif tawaran,
rempah-rempah. Tuturan tersebut karena tuturan pembeli mempunyai
merupakan ungkapan supaya penjual maksud atau tujuan yang ingin dicapai atas
memberikan tanggapan atau tindakan, penuturnya. Pada contoh tuturan
yaitu menggiling cabe dan menambahkan ―limo belas duo bungkus yo yuk‖ (lima
garam dan bawang putih ke dalam belas ribu untuk dua bungkus ya mbak)
campuran cabe sehingga bumbu terasa sang pembeli tidak hanya semata-mata
sedap. Dalam tuturan ini pembeli tidak untuk menawar saja, namun di dalamnya
mempermasalahkan harga untuk tambahan mempunyai maksud supaya harga yang
garam dan bawang putih campuran cabe ditawarkannya tidak naik lagi, dan
gilingnya. Dalam tuturan ini, terlihat pedagang menyepakati dengan menjawab
pernyataan interogatif yang berfungsi tuturan dengan
unuk memberitahukan sesuatu kepada ―bungkus cindo‖ (bungkus cantik).
orang lain agar menaruh perhatian.
Data (019) Percakapan pedagang
Tindak Tutur Ilokusi sayur dengan pembeli

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

PB : ―tomat curup yo ? mulus nian, belanja sama ayuk, pasti diberi kantong
sepuluh yo Kak ― berlapis, terima kasih ya) merupakan
(tomar curup ya? Bagus sekali, ilokusi ekspresif yaitu ungkapan terima
sepuluh ribu rupiah ya Kak) kasih dari pembeli kepada penjual.
PD : ―akor, pilihlah bagus nian Data (021) Percakapan pedagang
baru datang dek ― ikan dengan pembeli.
(sepakat, pilihlah, bagus sekali PD : ―lah bersih nah, laju mindang
baru datang, dik) patin‖
(sudah diberihkan ikannya, siap
Tuturan dalam data (019) ―tomat curup yo membuat pindang patin)
? mulus nian, sepuluh yo Kak― (tomat PB : ―mantab, kalu lah bersih ni
Curup ya? Bagus sekali, sepuluh ribu sampe rumah tinggal mindang
rupiah ya Kak), sang pembeli tidak hanya nian, mokasih Kak‖
sebatas memastikan harga tomat saja tetapi (mantab, jika ikan sudah bersih,
juga berharap harga tawarannya disepakati sampai dirumah tinggal dimasak
oleh pedagang. Pada tuturan ini terlihat pindang, terima kasih kak).
bahwa pedagang menyepakati tawaran
yang dituturkan oleh pembeli dan Pada tuturan (021) terdapat kalimat
merupakan wujud tindak tutur ilokusi ―mantab, kalu lah bersih ni sampe rumah
komisif tawaran. Dalam konteks tuturan tinggal mindang nian, mokasih Kak‖
tersebu pembeli tidak hanya bertujuan (mantab, jika ikan sudah bersih, sampai
membeli tetapi juga berkeinginan untuk dirumah tinggal dimasak pindang, terima
melakukan kesepakatan dengan pembeli kasih kak), merupakan tindak tutur ilokusi
seperti harga yang diinginkanya. ekspresif yaitu ugkapan terima kasih dari
pembeli kepada penjual. Pada kalimat ini
Analisis Wujud Tindak Tutur Ilokusi terlihat penjual memberian layanan yang
Ekspresif baik kepada pembeli, sehingga pembeli
Hasil pengamatan menunjukkan mengungkapkan rasa terima kasihnya.
terdapat wujud tindak tutur ilokusi
ekpresif. Tindak tutur ilokusi ekspresif Data (022) Percakapan pedagang
adalah tindak tutur yang digunakan untuk ayam dengan pembeli.
mengungkapkan perasaan yang nantinya PB : ―dek ayamnyo potong duo apo
berpengaruh pada lawan tutur (Akbar, tiga yo ?(dek ayamnya dipotong
2018:28). Seperti data berikut ini. dua atau tiga ya)
PD : ―duo bae kak biar besak‖ (dua
Data (020) Percakapan pedagang
saja Kak, supaya lebih besar)
buah dengan pembeli.
PB : ― aku lemak beli dengan ayuk PD : ―ya saman ku potong tigo
ini, plastiknyo pasti double, nah‖ (ya tuhan, sudah saya potong
mokasih yo‖ tiga)
(saya suka belanja sama ayuk, pasti PB : ―dem, dak apolah,
diberi kantong berlapis, terima masih cocok galo‖ (sudah tidak apa-
kasih ya) apa, masih cocok)
PD : ―adek kan langganan,
amanlah‖ (adek langganan, Pada tuturan (022) terdapat kalimat ―dem,
amanlah) dak apolah, masih cocok galo‖ (sudah
tidak apa-apa, masih cocok), merupakan
tindak tutur ilokusi ekspresif yaitu
Pada tuturan (020) terdapat kalimat “aku
memberi maaf dari pembeli kepada
lemak beli dengan ayuk ini, plastiknyo
penjual. Pada kalimat ini terlihat penjual
pasti double, mokasih yo‖ (saya suka
mengungkapkan ketidaksengajaanya

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

karena telah memotong ayam menjadi tiga pembeli di pasar Sekip Ujung. Searle
bagian sedangkan permintaan pembeli dalam (Yoga, 2017: 11) menyatakan
meminta ayam dipotong menjadi dua bahwa asertif adalah tindak tutur yng
bagian saja. Dalam konteks percakapan menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu
ini, sang pembeli memberi maaf atas itu adanya, seperti memesan,
kecerobohan sang penjual dan transaksi merekomendasikan, dan lain-lain. Ilokusi
jual beli tetap berjalan dengan baik asertif adalah bentuk tuturan yang
mengikat penutur pada kebenaran
Data (023) Percakapan Sayuran proposisi yang diungkapkan, misalnya
dengan pembeli. menyarankan, menyatakan, dan lain-lain.
PB : ―Wak, duit jagung mudo
kemaren ye. Mokasih nian y Wak Data (024) Percakapan pedagang
― (Wak, uang jagung muda semangka dengan pembeli
kemarin ya, terima kasih banyak, PB : ―manis dak yuk ?‖ (manis atau
Wak) tidak, yuk?)
PD : ―samo-samo‖ (sama-sama) PD : ―dijamin say, baby semangko
ini pasti manis beda dengan yang
Pada tuturan (023) terdapat kalimat ―Wak, biaso”
duit jagung mudo kemaren ye. Mokasih (dijamin say, jenis baby semangka
nian yo Wak ― (Wak, uang jagung muda pasti manis beda dengan semangka
kemarin ya, terima kasih banyak, Wak) biasa)
merupakan tindak tutur ilokusi ekspresif
yaitu ungkapan berterima kasih dari Tuturan (024) terlihat dialog penjual
pembeli kepada penjual sayur. Pada ―dijamin say, baby semangko ini
kalimat ini terlihat pembeli pasti manis beda dengan yang biaso”
mengungkapkan rasa terima kasihnya (dijamin say, jenis baby semangka pasti
kepada penjual sayur kerana memberikan manis beda dengan semangka biasa)
ijin membawa jagung muda ketika pembeli adalah tindak tutur ilokusi asertif, yaitu
membeli beberapa sayuran ditempat menyatakan. Dalam ungkapan tersebut,
tersebut namun uang untuk membayar penjual mencoba menyakinkan pembeli
masih kurang lima ribu rupiah. dengan ungkapan bahwa buah semangka
yang disebut jenis ―baby semangka‖ lebih
Tindak tutur yang mengandung ilokusi
manis rasanya dibandingkan dengan buah
ekspresif dalam kajian sejalan dengan
semangka yang biasa dijual dipasaran, dan
pendapat Searle dalam (Leech, 193: 164)
ini adalah tindak tutur ilokusi asertif
yang menjabarkan bahwa ilokusi ekspresif
menyatakan secara jelas.
berfungsi menyataan sikap psikologis
penutur terhadap suatu keadaan, misalnya
berterima kasih, mengecam, member maaf, Data (025) percakapan pedagang
mengucapkan selamat, dan lain-lain. ayam dan pembeli
Jalinan komunikasi yang menyenangkan PD : ―anget ini yuk, disembelih
antar individu, menciptakan keterdekatan pagi nil ah, dado apo paha
fisik dan kontak social yang berkelanjutan, ayamnyo‖
termasuk transaksi pedagang dan pembeli. (panas ini yuk, baru disembeli pagi
ini, mau ayam bagian dada atau
paha)
Analisis Wujud Tindak Tutur Ilokusi
PB : ―galak ku, dadonyo bae sekilo
Asertif
ye‖ (saya mau, bagian dadan, satu
Hasil kajian menunjukkan terdapat
kilo saja)
beberapa kalimat dalam dialog yang
mengandung tindak tutur ilokusi asertif
dalam transaksi antara pedagang dan

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

Pada tuturan (025) terdapat kalimat ―anget Data (027) percakapan pedagang
ini yuk, disembelih pagi nil ah, dado apo model dan pembeli
paha ayamnyo‖ (panas ini yuk, baru PD : ―Ikan apo Gendum kau tu ?‖
disembelih pagi ini, mau ayam bagian PB : ―aku nak nyubo Gandum yuk‖
dada atau paha) adalah kalimat yang PD : ―siap, be kuah daging yo lebih
dituturkan penjual untuk menyatakan mantab nian, sampe rumah tinggal
bahwa ayam kampung yang dijual terjamin angetke‖
kualitasnya karena baru disembelih dan PB : ―akor kak‖ (setuju Kak)
segar. Dalam konteks tuturan ini,
terungkap tindak tutur ilokusi asertif Tuturan (027) terlihat dialog penjual ―siap,
pedagang berusaha menjalin komunikasi be kuah daging yo lebih mantab nian,
yang dinamis dengan sang pembeli. sampe rumah tinggal angetke‖ adalah
tindak tutur ilokusi asertif, yaitu
Data (026) percakapan pedagang menyatakan. Dalam ungkapan tersebut,
pecel dan pembeli penjual mencoba menyakinkan pembeli
PB : ―Wak pecel sikok bumbu pisah dengan ungkapan bahwa model Gandum
ye‖ (Wak, pecel satu, bumbu lebih enak dinikmati dengan kuah daging,
dipisah ya) dan lebih enak jika disajikan dengan kuah
PD : ―lengkap yo? untuk kau yang panas. Tuturan pedagang Model
makan sekarang apo siang kagek?‖ adalah tindak tutur ilokusi asertif yaitu
(lengkap ya? Untuk kamu makan menyatakan secara jelas.
sekarang atau siang nanti?) Berdasarkan hasil kajian, tindak
PB : ―siang lah, kami abis be jajan tutur antara penjual dan pembeli di pasar
model‖ (sianglah, kami baru jajan Sekip Ujung menunjukkan adanya jalinan
model) negosiasi yang menarik yaitu berupa
PD : ― kalo cak itu dak usah be penawaran, permintaan, persetujuan,
tomat samo timun, biar sayurnyo pemenuhan, yang sederhana dan dinamis.
dak cepet basi‖ Komunikasi antara pedagang dan pembeli
(kalau begitu, tidak usah memakai di pasar Sekip Ujung juga menunjukkan
tomat dan mentimun, supaya pola kebahasaan yang santun, ungkapan
sayurnya tidak lekas basi) ekspresif yang menyenangkan, terdapat
Pada tuturan (026) terdapat kalimat ungkapan bersifat memerintah, memenuhi
―kalo cak itu dak usah be tomat samo permintaan, sehingga tujuan percakapan
timun, biar sayurnyo dak cepet basi‖ tercapai. Selain itu, meskipun latar
(kalau begitu, tidak usah memakai tomat belakang budaya para pedagang dan
dan mentimun, supaya sayurnya tidak pembeli berbeda-beda namun pencapaian
cepat basi) adalah kalimat yang dituturkan tujuan pembicaraan dapat dicapai tanpa
penjual untuk menyarankan, kepada halangan yang berarti. Hal ini
pelanggannya supaya tidak menambahkan mengisyaratkan bahwa bahasa yang
potongan tomat dan mentimun karena akan sederhana dalam transaksi jual beli di
menyebabkan sayuran pecel cepat basi. pasar Sekip Ujung saling menumbuhkan
Dalam komunikasi ini, pedagang tidak keterdekatan fisik dan hubungan
hanya mengungkap tindak tutur ilokusi interpersonal yang baik antara penjual dan
asertif yaitu menyarankan kepada pembeli.
pelanggannya, tetapi juga menunjukkan
perilaku yang bersahabat kepada
pembelinya. PENUTUP

Berdasarkan hasil kajian dapat


disimpulkan bahwa (1) ragam jenis tindak

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1


Bentuk Tindak Tutur........(Nofita Anggraini)

tutur antara pedagang dan pembeli di Pasar Nadar, F.X. (2009). Pragmatik dan
Sekip Ujung, Palembang, terdiri dari (a) Penelitian Pragmatik. Yogyakarta:
jenis tindak tutur lokusi, dan (b) tindak Graha Ilmu.
tutur ilokusi ; (2) bentuk tindak tutur lokusi Rahardi, Kunjana. (2009). Sosiopragmatik.
antara pedang dan pembeli, terdiri atas (a) Yogyakarta: PT Gelora Aksara
tindak tutur bentuk pernyataan (deklaratif), Pratama.
(b) tindak tutur bentuk pertanyaan Rustino. (1999). Pokok-pokok Pragmatik.
(interogarif), dan (c) tindak tutur bentuk Semarang: IKIP Semarang Press.
perintah (imperative); (3) jenis tindak tutur Sariasih, Yanti. (2017). Analisis Tindak
ilokusi, yang terdiri dari (a) tindak tutur tutur Bahasa Komering desa Tanjung
ilokusi komisif, (b) tindak tutur ilokusi Bru kecamatan Tanjung Lubuk
ekspresif, dan (c) tindak tutur ilokusi Kabupeten Ogan kmering Ilir. Jurnal
asertif. Bindo Sastra 1 (2) (2017), STKIP
Nurul Huda Sukaraja OKU Timur,
hlm 79–86.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan: Pendkatan Kuantitatif,
Cummings, Louise. (2007). Pragmatik
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Sebuah Perspektif Multidisipliner.
Alfabeta.
Yogyakarata: Pustaka Pelajar.
Chaer dan Agustina. (2010). Wijana, I Dewa Putu. (1996).
Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Sosiolinguistik. Surakarta: Penerbit
Cipta. Yuma.
Fitriah, Farrah & Siti Sarah Fitriani. Yule, G. (2014). Pragmatik. Yogyakarta:
(2017). Analisis Tindak Tutur dalam Pustaka Pelajar Offset.
Novel Marwah di Ujung Bara karya
R.H. Fitriadi. Jurnal Master Bahasa,
Volume 5, No.1, Januari 2017, hlm
53.
Gunarwan, Asim. (1994). ―Persepsi
Kesantunan Direktif di dalam
Bahasa Indonesia di antara beberapa
Kelompok Etnik di Jakarta‖.
Makalah PELLBA 5: Bahasa
Budaya. Jakarta: Unika Atma Jaya.
-------. (2007). Pragmatik Teori dan
Kajian Nusantara. Jakarta: Penerbit
Universitas Atmajaya.
Leech, G. (2015). Prinsip-Prinsip
Pragmatik. Terjemahan M.D.D. Oka
(hlm. 5—6, (63-65). Jakarta:
Universitas Indonesia.
Lubis, Hamid Hasan. (1993). Analisis
Wacana Pragmatik. Bandung:
Angkasa.
Mahsun. (2012). Metode Penelitian
Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

BIDAR , Volume 10, Nomor 1, Juni 2020 (73— 1

You might also like