Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Journal of Correctional Issues

SISTEM INFORMASI PEMASYARAKATAN : 2019, Vol.2 (1), 1-12


URGENSI DAN TANTANGAN DALAM PENGEMBANGAN Politeknik Ilmu
(DALAM PERSPEKTIF TEORI TRANSISI RUANG) Pemasyarakatan

Review
Yuni Sri Dwijayanti 12 Maret 2019
Universitas Indonesia
Accepted
4 Juni 2019
Iqrak Sulhin
Universitas Indonesia

Abstract

This journal discusses Correctional Information Systems as a system that produces


information from systems that work manually transitioning to computeized and online
system. Correctional information system is essentially generated from fact-sourced data
that is developed into information. In its development, the penal information system
also developed along with the times. The Correctional System Database that has been
utilized by the Directorate General of Corrections is a material for researchers to see the
urgency and challenges in the development of correctional information systems at this
time. The complexity of the tasks and functions of correctional requires good data
management. Fact or evidence as data are collected, processed to produce information
for decision making/leadership policies. This research is a qualitative research with
exploratory type. Data merging technique used is the study of literature, interviews with
Delphi techniques with expert speakers. The results of this study indicate the fact that
there is a transition to the development of correctional information systems from
several aspects (based on functions). Constraints greater than human resources. The
purpose of the emergence of correctional information system is the challenges faced
and the problems that will arise due to the prevention of information generated from
the system.

Keywords :
Manual, Computerized, Online, Correctional Information System.

Abstrak

Jurnal ini membahas tentang Sistem Informasi Pemasyarakatan sebagai sistem yang
menghasilkan informasi dari sistem yang bekerja secara manual bertransisi ke
komputerisasi bahkan online. Sistem informasi pemasyarakatan pada hakekatnya
dihasilkan dari data bersumber fakta yang dianalisis menjadi informasi. Dalam
perkembangannya, sistem informasi pemasyarakatan juga mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan zaman. Adanya Sistem Database Pemasyarakatan yang
telah dimanfaatkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menjadi bahan bagi
peneliti untuk melihat urgensi dan tantangan dalam pengembangan sistem informasi
pemasyarakatan saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe
2
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
eksploratif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, wawancara
dengan teknik delphi dengan narasumber ahli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
adanya transisi perkembangan sistem informasi pemasyarakatan dari beberapa aspek
(berdasarkan fungsi). Kompleksitas fungsi pemasyarakatan memerlukan pengelolaan
data yang baik. Fakta atau bukti sebagai data dikumpulkan, diolah menghasilkan
informasi guna bahan pengambilan keputusan/kebijakan pimpinan. Kendala yang
dihadapi secara garis besar adalah dari sumber daya manusia. Tujuan adanya transisi
sistem informasi pemasyarakatan adalah menghadapi tantangan yang cenderung
menimbulkan masalah dan mengantisipasi permasalahan yang akan timbul sebagai
upaya preventif dari informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut.

Kata kunci :
Manual, Komputerisasi, Online, Sistem Informasi Pemasyarakatan.

Pendahuluan Direktorat Jenderal


Salah satu bentuk hadirnya negara Pemasyarakatan yang merupakan leading
Indonesia dalam tatanan pemerintahan sektor pelaksana Revitalisasi
yaitu melalui kebijakan yang tetap Penyelenggaraan Pemasyarakatan
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila memiliki tantangan yang semakin
dan Undang-Undang Dasar Negara kompleks, hal ini mengindikasikan
Republik Indonesia Tahun 1945. semakin perlunya memetakan kembali
Indonesia sebagai negara hukum wajib peran dan fungsi pemasyarakatan
memberikan perlindungan Hak Asasi sehingga memudahkan organisasi dalam
Manusia (HAM) untuk seluruh warga memprediksi arah kebijakan yang akan
negara. Wujud dari perlindungan diambil untuk menghadapi
tersebut adalah kolaborasi tidak perkembangan zaman di masa
terpisahkan antara hukum dan HAM yang mendatang dengan tetap memegang
tercermin dalam dimensi kebijakan tujuan reintegrasi sosial bagi warga
revitalisasi dan reformasi hukum yang binaan pemasyarakatan. Pemetaan yang
dicanangkan oleh Presiden RI Joko dilakukan perlu didukung dengan data
Widodo. dan informasi yang valid, objektif dan
Percepatan yang dilakukan dalam realtime guna ketepatan dan kecepatan
paket Revitalisasi dan Reformasi Hukum dalam pengambilan keputusan. Oleh
direspon oleh Kementerian Hukum dan karena itu sangat diperlukan pengelolaan
Hak Asasi Manusia melalui Direktorat data yang baik, karena fakta atau bukti
Jenderal Pemasyarakatan dengan sebagai data yang dikumpulkan akan
mewujudkan Revitalisasi diolah menghasilkan informasi yang
Penyelenggaraan Pemasyarakatan. sangat mempengaruhi analisa dalam
Revitalisasi di bidang Pemasyarakatan setiap pengambilan keputusan/kebijakan
mengarah pada manajemen pimpinan.
pemasyarakatan dengan melakukan Dalam sistem peradilan pidana,
percepatan penegakan hukum dan hak peran dan fungsi pemasyarakatan ada
asasi manusia yang berkeadilan serta pada setiap tahapan baik pra adjudikasi,
berbasiskan pada teknologi. adjudikasi, maupun pasca adjudikasi yang
merupakan suatu kesatuan proses, saat

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


3
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
ini proses bisnisnya dirasa belum optimal mendapatkan data dan informasi secara
dan tidak sistemik. Sebagaimana fakta cepat dan tepat.
dilapangan menunjukkan bahwa kondisi Dari sumber berita online, Pejabat
overcrowding adalah masalah yang otoritas penjara Hongkong (Danny Woo
sampai saat ini belum terselesaikan, Ying-min, 2019) menyampaikan telah
jumlah penghuni di Lapas/Rutan/LPKA menyiapkan teknologi cerdas penjara
mencapai angka 267.912 orang dengan yaitu menghubungkan Rutan/Lapas
kapasitas hunian hanya untuk 130.445 dengan sensor serta kamera pintar untuk
orang (kelebihan populasi sebanyak mengawasi perilaku warga binaan
105%), sehingga mengakibatkan pemasyarakatan. Teknologi ini dapat
permasalahan-permasalahan lain seperti memantau serta menganalisis perilaku
tidak terpenuhinya hak warga binaan tidak normal dari warga binaan
pemasyarakatan sampai dengan adanya pemasyarakatan, selain itu juga
kerusuhan dan pelarian. menjadikan operasional penjara lebih
Konstruksi Sistem Pemasyarakatan efisien.
yang masih sangat sederhana dan out of Sama halnya di Indonesia, teknologi
date dianggap tidak dapat mengimbangi informasi yang dikembangkan di
dinamika sistem peradilan pidana yang Lapas/Rutan merupakan bagian dari
berkembang pesat. Konsekuensinya, sistem informasi pemasyarakatan yang
sistem pemasyarakatan yang sebelumnya membantu kinerja petugas agar lebih
hanya merupakan bagian akhir dari efektif dan efisien. Selain itu, sistem
sistem pemidanaan, secara otomatis informasi juga menghasilkan data untuk
harus meng-upgrade diri dan dianalisis menjadi informasi guna
mendefinisikan batasannya secara lebih pengambilan keputusan/kebijakan.
luas melalui Revitalisasi Penyelenggaraan Sistem informasi pemasyarakatan di
Pemasyarakatan. Indonesia sampai saat ini terus dalam
Revitalisasi Penyelenggaraan proses pengembangan. Informasi yang
Pemasyarakatan telah ditetapkan dalam dihasilkan dari sistem informasi harus
Peraturan Menteri Hukum dan HAM valid, jika tidak akan sangat berdampak
Nomor 3 Tahun 2018 yang merupakan pada kualitas keputusan/kebijakan
suatu upaya mengoptimalisasi pimpinan berbasis data yang dihasilkan
penyelenggaraan pemasyarakatan melalui sistem informasi.
sebagai bentuk perlakuan terhadap Informasi yang dihasilkan dapat
Tahanan, Narapidana dan Klien serta juga bermanfaat sebagai bahan bagi
perlindungan terhadap barang bukti keilmuan hukum/kriminologi di Indonesia
dengan menyelenggarakan fungsi utamanya dalam merespon
pemasyarakatan yaitu pelayanan, permasalahan kejahatan baik dari segi
pembimbingan, pembimbingan, proses pembentukan regulasi, trend
pengelolaan dan pengamanan. kejahatan, dan penyelenggaraan
Kompleksitas fungsi yang diemban pemasyarakatan (reaksi terhadap
pemasyarakatan menjadikan teknologi pelanggar hukum/pelaku kejahatan).
informasi sebagai salah satu bentuk Seperti yang diterangkan dalam
dukungan fasilitas pelaksanaan sistem latar belakang bahwa sistem informasi
pemasyarakatan utamanya dalam pemasyarakatan yang menghasilkan data
pengembangan sistem informasi guna untuk dianalisis menjadi informasi guna
pengambilan keputusan/kebijakan,

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


4
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
merupakan pendukung dalam suksesnya eksploratif yang merupakan studi dengan
Revitalisasi Penyelenggaraan melakukan penelusuran, terutama dalam
Pemasyarakatan. Oleh karena itu, sistem pemantapan konsep yang akan
informasi pemasyarakatan menjadi digunakan dalam ruang lingkup
penting untuk dikaji dan diprediksi lebih penelitian yang lebih luas dengan
lanjut. jangakauan konseptual yang lebih besar
Sistem informasi pemasyarakatan (Yusuf, 2017).
berawal dari sistem manual bertransisi ke Teknik pengumpulan data dalam
komputerisasi dan menuju online sistem. penelitian ini menggunakan studi
Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) literatur dan teknik Delphi. Studi literatur
adalah sistem informasi pemasyarakatan didapat dari buku-buku dan peraturan-
yang berbasiskan komputer dan online peraturan terkait. Sedangkan teknik
sistem. SDP merupakan salah satu bukti delphi merupakan metode guna
hadirnya negara dalam memberikan menangani masalah yang kompleks
perlindungan hukum dan HAM kepada dengan mengumpulkan data dari
warga binaan pemasyarakatan beberapa responden (pakar) yang
(WBP)/keluarga, petugas, serta dilakukan dengan wawancara individu
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan secara terpisah dari suatu domain
sebagai pemangku kebijakan. Ketiga penelitian, guna mendapatkan
elemen tersebut merupakan tolok ukur konvergensi pendapat terkait kondisi
keberhasilan perubahan pelaksanaan nyata yang dihadapi.
pemasyarakatan yang pada awalnya Teknik ini tidak hanya sekedar
dilaksanakan manual menjadi untuk memperoleh data, karena
berbasiskan teknologi informasi. dilakukan wawancara terhadap
Berdasarkan latar belakang responden dalam dua kali putaran untuk
tersebut, penelitian ini membahas mendapatkan kesepakatan dan sharing.
tentang bagaimana transformasi sistem Teknik ini memungkinkan untuk
informasi pemasyarakatan Indonesia dari mendapatkan data yang relatif valid.
manual, komputerisasi sampai online Dalam penelitian ini, studi literatur
sistem? serta bagaimana urgensi dan dilakukan dengan pengumpulan serta
tantangan sistem informasi analisis dokumen berupa buku, jurnal,
pemasyarakatan dikaitkan dengan fungsi tesis, disertasi, artikel terkait
pemasyarakatan Indonesia? Penelitian ini pemasyarakatan, teknologi informasi
bertujuan untuk memberikan analisis penjara, modul SDP, sistem informasi
tentang transformasi sistem informasi manajemen, kajian kriminologi, hukum,
pemasyarakatan Indonesia dan urgensi serta kebijakan dan regulasi
serta tantangan sistem informasi pemasyarakatan.
pemasyarakatan dalam pengembangan Teknik delphi diajukan kepada
dikaitkan dengan fungsi pemasyarakatan responden yang menjadi pengguna
Indonesia. dalam penelitian ini, yaitu Warga Binaan
Metode penelitian yang digunakan Pemasyarakatan/ Keluarga; Kepala/
dalam penelitian ini adalah pendekatan Petugas pada Unit Pelaksana Teknis; dan
penelitian kualitatif yang dapat mengulas Pengambil kebijakan pada Direktorat
secara teliti, luas dan detail tentang apa Jenderal Pemasyarakatan/ Kementerian
yang akan diteliti (Denzin &Lincoln, Hukum dan HAM.
1994). Tipe penelitian adalah penelitian

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


5
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
Data dan informasi yang dihasilkan pencatatan manual dibuku, pemberian
saat melakukan wawancara dengan para layanan dengan menerima
responden dibandingkan, dicocokkan dan tahanan/narapidana yang sakit/datang
dikombinasikan dengan data dan ke poliklinik.
informasi dari hasil studi literatur terkait c. Bidang Bimbingan Kemasyarakatan dan
sistem informasi. Kemudian, data dan Pengentasan Anak
informasi tersebut dikelompokkan ke Pelaksanaan fungsi dibidang Bimbingan
dalam kategori-kategori untuk kemudian Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak
dianalisis menggunakan kerangka konsep melaksanakan pemberian program
dan teori. Selanjutnya, hasil analisis bimbingan sesuai kebutuhan baik
tersebut dijelaskan ke dalam sebuah narapidana/tahanan maupun anak
deskripsi yang utuh berdasarkan pada dengan prosedur dan cara kerja
tujuan penelitian. manual.
d. Bidang Pelayanan Tahanan dan
Hasil Pengelolaan Basan Baran
Penulis dalam penelitian ini Pelaksanaan fungsi dibidang pelayanan
menemukan bahwa dalam implementasi tahanan dan pengelolaan basan baran
pelaksanaan fungsi pemasyarakatan melaksanakan pencatatan tahanan dan
secara keseluruhan sejak awal dilakukan koordinasi penahanan dengan instansi
secara manual. Segala sesuatu yang lain dengan surat menyurat,
dilakukan menghasilkan data yang diolah pencatatan pengelolaan benda sitaan
menjadi informasi. Data yang dihasilkan dan barang rampasan negara
dari sistem informasi pemasyarakatan menggunakan buku.
secara manual adalah sebagai berikut: e. Bidang Pembinaan Narapidana dan
a. Bidang Keamanan dan Ketertiban Latihan Kerja Produksi
Pelaksanaan fungsi dibidang Keamanan Pelaksanaan fungsi dibidang
dan Ketertiban melaksanakan pembinaan narapidana dan latihan
pencatatan kondisi penjagaan kerja produksi melaksanakan
menggunakan buku, pengawasan perhitungan remisi, PB, CB (hak
keamanan Lapas/Rutan melalui kontrol narapidana) menggunakan telraam,
keliling dengan tanda tangan kartu pemberian program pembinaan dengan
pada beberapa titik pos, penempatan media buku dan konsultasi tatap muka,
kamar yang dicatat secara manual serta penilaian perkembangan perilaku
dibuku, pencatatan barang dan orang narapidana menggunakan buku kontrol
masuk keluar menggunakan buku wali.
termasuk dalam pemberian layanan f. Bidang Fasilitatif
kunjungan dengan mencatat pada buku Pelaksanaan fungsi dibidang fasilitatif
kunjungan. melaksanakan penyusunan dan
b. Bidang Perawatan Kesehatan dan perhitungan anggaran menggunakan
Rehabilitasi kalkulator, pencatatan absensi dengan
Pelaksanaan fungsi dibidang Perawatan buku absen, pencatatan BMN dengan
Kesehatan dan Rehabilitasi buku ekspedisi, penyebaran berita
melaksanakan pemberian bahan menggunakan kertas bertuliskan
makanan sebagai kebutuhan dasar, informasi dan evaluasi pelaksanaan
pemberian layanan kesehatan fungsi dengan kuesioner.
berdasarkan prosedur dengan

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


6
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
Pada dasarnya pengolahan data Reaksi kepada pelaku kejahatan
pada sistem informasi pemasyarakatan yang sudah masuk tahap pemasyarakatan
dapat dilakukan secara manual, namun dilakukan dengan memberikan layanan
seiring perkembangan zaman dan sesuai dengan fungsi pemasyarakatan
teknologi serta tuntutan akan ketepatan meliputi pelayanan, pembinaan,
dan kecepatan mengjadikan perlunya ada pembimbingan, perawatan dan
sistem informasi berbasis komputer keamanan. Pelaksanaan layanan yang
menjadi komputerisasi bahkan online diberikan dengan seluruh komponen
sistem. yang mendukung dalam pelaksanaan
Informasi yang didapatkan oleh adalah fakta atau bukti yang menjadi
Kantor Pusat selama ini adalah data yang data yang dapat diolah menjadi
diolah dan dianalisis dari laporan yang informasi. Informasi yang dihasilkan
dikirimkan Lapas/Rutan berupa laporan berguna bagi masing-masing bidang
bulanan dan laporan tahunan yang tidak sebagai bahan evaluasi guna peningkatan
real dan up to date sehinga dukungan kualitas penyelenggaraan
fasilitatif dari bidang teknologi informasi pemasyarakatan utamanya dalam
dan kerja sama memiliki peran paling intervensi kepada warga binaan
besar dalam pengembangan sistem pemasyarakatan menjadi lebih baik.
informasi pemasyarakatan utamanya Sistem informasi pemasyarakatan
dalam mendukung terhimpunnya data berbasis bukti tidak hanya dapat
dalam suatu sistem. menginformasikan terkait perkembangan
pembinaan warga binaan
Pembahasan pemasyarakatan namun juga dapat
Sistem informasi bertransformasi mengindikasi adanya
dari manual ke komputerisasi dan online permasalahan-permasalahan yang timbul
sistem merupakan transformasi yang dari berbagai aspek, sehingga dapat
mau tidak mau harus dilakukan oleh dilakukan pencegahan. Smith (2001)
jajaran pemasyarakatan. Mengikuti mengemukakan bahwa kemajuan
perkembangan zaman dari 1.0 menuju teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
4.0 adalah bentuk nyata transformasi, hal telah menciptakan berbagai masalah
ini selaras dengan pendapat Jaishankar kejahatan baru, tetapi juga memfasilitasi
(2007) terkait konsep teori transisi ruang pencegahan, deteksi, penyelidikan,
pada disiplin ilmu cyber crime dalam penuntutan, dan hukuman kejahatan.
kriminologi. Tantangan kebutuhan Kejahatan bisa timbul di lingkungan
menumbuhkan kriminologi dunia maya pemasyarakatan akibat tidak
tidak hanya sebagai disiplin teoritis tetapi terpenuhinya hak-hak warga binaan dan
juga praktis. Teori transisi ruang yang juga lemahnya integritas pegawai.
menunjukan adanya pergeseran cara Direktorat Jenderal
dalam melakukan kejahatan, juga Pemasyarakatan sebagai pelaksana
diterapkan dalam bidang pidana turut berperan dalam penangan
pemasyarakatan guna merespon kejahatan dari hulu hingga hilir karena
permasalahan kejahatan baik dari segi berada dalam satu lingkup Sistem
proses pembentukan regulasi, trend Peradilan Pidana Terpadu. Hal yang
kejahatan, dan penyelenggaraan menjadi dasar pencegahan dan
pemasyarakatan (reaksi terhadap penanganan kejahatan adalah analisis
pelanggar hukum/pelaku kejahatan). dari data dan informasi, sehingga data

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


7
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
dan informasi yang dimiliki harus telah berubah menjadi SDP yang diolah
berbasiskan fakta, data real dan up to menggunakan perangkat komputer
date. dengan membutuhkan jaringan internet
Data dan informasi yang dihasilkan sebagai kemajuan teknologi informasi.
dari Sistem Informasi Pemasyarakatan Adanya kebutuhan pengguna secara
secara manual mulai dikembangkan oleh cepat dan tepat, baik bagi UPT
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Pemasyarakatan dalam hal ini Kepala dan
dengan sistem komputerisasi Petugas Lapas/Rutan, WBP/keluarga
memanfaatkan program excel dari bahkan pengambil kebijakan (Pimpinan
laporan bulanan dan dikirimkan melalui Pusat) menjadi dasar terbentuknya SDP.
surat elektronik sebelum secara Namun sampai saat ini sistem
keseluruhan masuk dalam Sistem pengelolaannya belum maksimal
Database Pemasyarakatan. Laporan dimanfaatkan.
bulanan dikirimkan secara berkala Pada tahun 2011 dan 2012,
(bulanan) sehingga lebih mudah dalam konsentrasi pengembangan SDP adalah
perekapan dan analisis data dari seluruh pada implementasi aplikasi SDP oleh
UPT Pemasyarakatan di 33 Wilayah seluruh Rutan dan Lapas seluruh
Kantor Kementerian Hukum dan HAM. Indonesia. Pelaksanaan osialisasi dan
Data yang diolah menjadi informasi oleh Bimbingan Teknis dilakukan sepanjang
Kantor Pusat didapat dari data-data yang tahun 2011 sebanyak 7 kali bimbingan
tercantum pada Keputusan Direktur teknis dan melibatkan seluruh operator
Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS- di Kantor Wilayah dan operator di UPT.
03.PR.04.01 tentang Format Laporan Pada Tahun 2012 hampir seluruh Kantor
Kinerja Pemasyarakatan. Wilayah di Indonesia dilakukan Bimtek
Direktorat Jenderal Aplikasi SDP. Sebanyak 31 kali bimtek
Pemasyarakatan sejak tahun 2008, sudah dilakukan untuk penguatan penggunaan
mengembangkan SMS Gateway dan Aplikasi SDP di UPT Lapas dan Rutan
Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) seluruh Indonesia. Hasil yang diperoleh
sebagai program yang menyediakan dari kegiatan bimtek tersebut adalah
informasi detail mengenai identitas peningkatan jumlah yang signifikan
narapidana, misalnya sidik jari, ciri fisik, terhadap pengguna Aplikasi SDP baik di
data tanggal masuk tahanan, masa Rutan dan Lapas seluruh Indonesia.
sepertiga tahanan, separuh masa pidana, Pengembangan Aplikasi SDP
dua pertiga masa pidana bahkan kondisi mengikuti kebutuhan pelaksanaan tugas
narapidana/tahanan di dalam blok dapat pemasyarakatan khususnya di Lapas dan
diketahui. Informasi yang dihasilkan dari Rutan. Perkembangan ini dapat dilihat
sistem informasi pemasyarakatan secara pada fitur-fitur baru serta perbaikan pada
manual maupun komputerisasi berupa fitur lama dan juga optimalisasi pada
laporan bulanan dan laporan tahunan kebutuhan pengguna. Isu keamanan data
saat ini fiturnya juga telah masuk dalam juga sangat diperhatikan dalam Aplikasi
Sistem Database Pemasyarakatan (SDP). SDP mengingat data-data Warga Binaan
Basis data yang pada awalnya Pemasyarakatan (WBP).
berupa arsip yang menumpuk pada Pada dasarnya perlakuan bisnis
masing-masing unit kerja mulai dari UPT proses pada Aplikasi SDP di sesuaikan
Pemasyarakatan, Kantor Wilayah, dan dengan perlakuan bisnis proses manual,
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan kini hanya saja ada beberapa tahapan yang

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


8
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
disederhanakan sehingga dapat b. Mempermudah pemantauan dan
mempermudah proses dan pelaksanaan mempercepat proses pengiriman SK
pekerjaan. Pada layanan pemasyarakatan PB.
berbasis teknologi informasi terdapat c. Penghematan biaya penggandaan dan
berbagai kemudahan pekerjaan yang pengiriman SK PB.
dapat dilakukan oleh petugas d. Mengurangi terjadinya
pemasyarakatan untuk mendukung penyalahgunaan kewenangan,
lancarnya proses pelaksanaan sistem meningkatkan
pemasyarakatan. transparansi/keterbukaan informasi
Salah satu contoh pelayanan Pelayanan Pemasyarakatan, serta
Pemasyarakatan berbasis teknologi yang efektif mengeliminasi terjadinya
banyak menarik perhatian publik adalah perilaku gratifikasi.
pelaksanaan input pengajuan dan Pelayanan terkait hak WBP sejak
percetakan SK Pembebasan Bersyarat terbitnya Peraturan Menteri Nomor 3
(PB). Berikut adalah gambaran Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata Cara
perbandingan pencetakan SK PB secara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
manual dan menggunakan Aplikasi SDP: Mengunjungi Keluarga, Pembebasan
Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti
Bersyarat menjadi lebih cepat. Semua
proses pengusulan dan pemberian hak
bagi Narapidana dan Anak dilaksanakan
secara online melalui SDP dengan
memanfaatkan tanda tangan elektronik,
sehingga memangkas waktu yang
dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian sebagian
besar kebutuhan data sudah tercover
dalam SDP, namun belum dapat
Gambar 1. menyajikan data dan informasi yang baik
Pencetakan SK PB Manual dan Online dikarenakan kendala penginputan. Ini
merupakan komponen yang perlu juga
Adapun maksud dan tujuan dari diperhatikan dalam sistem informasi
otorisasi cetak PB secara online dan pemasyarakatan. Menurut Stair (1992)
digital adalah: dalam Hanif (2007) salah satu komponen
a. Percepatan dan Kepastian Informasi. sistem informasi berbasis komputer
Pengiriman SK PB yang telah disetujui adalah manusia, yaitu personel dari
akan lebih efektif dan efisien. sistem informasi, meliputi manajer,
Terhitung mulai ditandatangani oleh analisis, programer, dan operator yang
Dirjen PAS sampai diterima SK PB di bertanggungjawab terhadap perawatan
UPT yang semula memerlukan waktu sistem. Manusia menjadi poin penting
sampai dengan 3 (tiga) minggu, maka karena dalam menginput data
dengan menggunakan mekanisme dibutuhkan suatu komitmen yang benar
Otorisasi Pencetakan SK PB di dari manusianya, sehingga data dapat
Lapas/Rutan hanya memerlukan dipertanggungjawabkan, mereka
waktu paling lama 5 hari kerja. memiliki dasar atas apa yang disajikan.
Selain kualitas SDM operator dalam

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


9
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
penginputan data masih lemah, kendala ● Kepala UPT Pemasyarakatan : guna
lain yang dihadapi adalah lemahnya membuat perbaikan layanan dan
kepedulian memelihara apa yang menjadi deteksi dini keamanan dan ketertiban
pendukung dalam bekerja. Adanya Lapas/Rutan.
kendala tersebut harus diselesaikan guna ● Pengambil Kebijakan Pusat :
mencapai tujuan awal terciptanya sistem pengambilan keputusan secara tepat
informasi pemasyarakatan. atas kondisi pemasyarakatan yang up
Sistem informasi pemasyarakatan to date berbasis hasil analisis data
diciptakan guna mendukung kebutuhan untuk perbaikan layanan pada UPT
teknis termasuk membantu dalam Pemasyarakatan secara menyuluruh.
penyelesaian masalah di lapangan. Pengembangan sistem informasi
Permasalahan yang sering dihadapi di dapat diartikan sebagai menyusun suatu
Rutan/Lapas adalah peredaran gelap sistem yang baru menggantikan sistem
narkoba, pungli, kerusuhan. Contoh yang lama secara keseluruhan atau
terkait pungli sering terjadi saat memperbaiki sistem yang telah ada.
pemberian hak kepada WBP. Jika hak-hak Pengembangan SDP saat ini dilakukan
tidak terpenuhi sesuai dengan yang dengan menambahkan fitur-fitur sesuai
seharusnya maka dapat memunculkan kebutuhan fungsi pemasyarakatan yang
permasalahan berujung pada kerusuhan sebelumnya belum terakomodir di SDP
atau gangguan keamanan dan ketertiban. dan akan terkoneksi dengan alat-alat
Dapat di petakan bahwasanya jika perangkat keras yang mendukung kinerja
data pada SDP terinput dengan baik oleh misalnya alat canggih yang otomatis
petugas yang bertugas mengisi data dapat dijadikan sebagai alat deteksi dini
tersebut, akan masuk dalam aplikasi peredaran gelap narkoba di Rutan/Lapas.
fakta atau bukti berupa data yang utuh Saat ini SDP juga sedang dalam tahap
dan dapat dianalisis secara baik untuk pengembangan yang terintegrasi dengan
dapat mengetahui kondisi UPT SPPT_TI yaitu upaya pertukaran data
Pemasyarakatan secara keseluruhan. Hal antar penegak hukum sehingga dapat
ini sangat penting sebagai informasi dan memenuhi kebutuhan bersama antar
pemetaan untuk perbaikan layanan, aparat penegak hukum.
deteksi kerawanan guna pencegahan
masalah, tindakan menyimpang, tindakan Kesimpulan
pidana bahkan kejahatan yang terjadi di Dari penelitian yang telah
dalam UPT Pemasyarakatan. dilaksanakan, dapat disimpulkan
Analisis data pada sistem informasi sebagai berikut :
pemasyarakatan, di dalam kriminologi ● Tansformasi sistem informasi
erat kaitannya dengan melihat fenomena pemasyarakatan Indonesia dari
sosial yang dihadapi masyarakat di dalam manual, komputerisasi sampai
Rutan/Lapas. Hasil analisa dapat online sistem.
digunakan dalam 3 (tiga) unsur pengguna Penelitian ini menunjukkan
layanan, yaitu : bahwa adanya transisi
● Warga Binaan perkembangan sistem informasi
Pemasyarakatan/Keluarga : dapat pemasyarakatan dari beberapa
mengetahui informasi yang mereka aspek (berdasarkan fungsi).
butuhkan secara cepat. Pengolahan sistem informasi dapat
dilakukan secara manual,

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


10
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan

komputerisasi juga online sistem. yang akan timbul sebagai upaya


Kompleksitas fungsi preventif dari informasi yang
pemasyarakatan memerlukan dihasilkan dari sistem tersebut.
dukungan pengelolaan data yang SDP jika terinput dengan baik
baik dari fakta atau bukti sebagai oleh petugas yang bertugas mengisi
bahan pertimbangan dalam data tersebut, akan masuk dalam
pengambilan keputusan/ kebijakan aplikasi fakta atau bukti berupa data
pimpinan. yang utuh dan dapat dianalisis
Pemanfaatan sistem informasi secara baik untuk dapat mengetahui
pemasyarakatan berbasis teknologi kondisi UPT Pemasyarakatan secara
informasi berupa komputerisasi dan keseluruhan. Hal ini sangat penting
online sistem pada SDP ditujukan sebagai informasi dan pemetaan
untuk menciptakan informasi yang untuk perbaikan layanan, deteksi
tepat dan cepat. Kondisi sistem kerawanan guna pencegahan
informasi pemasyarakatan saat ini masalah, tindakan menyimpang
masih lemah karena faktor sumber bahkan kejahatan yang terjadi di
daya manusia (pemahaman terkait dalam UPT Pemasyarakatan.
sistem informasi, teknologi Pengembangan sistem informasi
informasi, integritas, dan mental). pemasyarakatan dilakukan dengan
Berdasarkan pengamatan dan menambahkan fitur-fitur sesuai
analisis, tidak semua fungsi kebutuhan fungsi pemasyarakatan yang
pemasyarakatan dapat dilaksanakan sebelumnya belum terakomodir di SDP
menggunakan komputerisasi dan akan terkoneksi dengan alat-alat
maupun online sistem. Pemanfaatan perangkat keras yang mendukung kinerja.
teknologi informasi utamanya Selain itu juga SDP akan terintegrasi
dimanfaatkan pada fungsi dengan SPPT_TI (pertukaran data antar
administrasi dan manajemen, penegak hukum) yang saat ini baru di uji
sehingga masih tetap ada fungsi coba di beberapa UPT Pemasyarakatan.
yang dilaksanakan secara manual.
● Urgensi dan tantangan sistem Implikasi
informasi pemasyarakatan dikaitkan Sistem informasi pemasyarakatan
dengan fungsi pemasyarakatan yang dimanfaatkan guna
Indonesia. penyelenggaraan fungsi pemasyarakatan
Pelayanan pemasyarakatan utamanya dibidang teknis harus didukung
dilaksanakan menggunakan oleh bidang fasilitatif. Bidang fasilitatif
dukungan teknologi informasi guna harus melakukan evaluasi sistem
peningkatan kualitas pelayanan informasi pemasyarakatan serta
kepada masyarakat serta warga perbaikan dan pengembangan utamanya
binaan yang akuntabel, transparan, pengolahan informasi berbasis data
dan pasti. SDP muncul tidak lain dari bersumber fakta sehingga berimplikasi
kebutuhan data yang realtime. pada ketepatan dan kecepatan dalam
Tujuan adanya transisi sistem pengambilan keputusan dan tindaklanjut
informasi pemasyarakatan adalah pada fungsi pengguna baik
menghadapi tantangan yang narapidana/keluarga, Ka UPT/petugas
cenderung menimbulkan masalah maupun pengambil kebijakan tingkat
dan mengantisipasi permasalahan pusat.

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


11
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
Penelitian ini menunjukkan Press, Taylor & Francis Group an
bahwa perlu adanya penanganan Informa Business.
keberlanjutan secara terus-menerus Jaishankar, K. (2007). Establishing a
terkait perawatan/ maintenance Theory of Cyber Crime.
terhadap SDP baik komponen hardware, International Journal of Cyber
sofware, database, telekomunikasi juga Criminology Vol 1 Issue 2 July.
manusia yaitu personel dari sistem Juanita, Safitri. (2009) Model
informasi. Manusia merupakan kunci Perencanaan Strategis Sistem
utama dalam pencapaian keberhasilan Informasi atau Teknologi Informasi untuk
pelaksanaan suatu program. Sehebat Perguruan Tinggi. Universitas Indonesia :
apapun aplikasi Fakultas Ilmu Komputer. Sulhin, Iqrak.
yang dibangun kalau manusianya (2016). Diskontinuitas
tidak bisa memanfaatkan dengan baik, Penologi Punitif Sebuah Analisis
akan menjadi besi tua. Sehingga perlu Genealogis Terhadap
dilakukan upaya peningkatan kualitas Pemenjaraan. Jakarta: Kencana.
SDM utamanya petugas pemasyarakatan Susanto, Arief. 2011. Panduan
yang bertugas menangani SDP dengan Pengenalan Komputer. Jakarta:
memberikan pelatihan agar implementasi eLearning Ilmu Komputer.
sistem yang telah dibangun sesuai Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi
dengan harapan. Manajemen. Yogyakarta : Andi.
Sutherland, Edwin. et.al. (1992).
Referensi Principles of Criminology (11th ed.).
New York: General Hall Inc.
Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni. Stone & Scharf, dikutip oleh Brian A
(2013). Pengantar Teknologi Jackson, dkk. 2015. Fostering
Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Innovation in Community and
Andi. Institutional Corrections. Santa
Al Fatta, Hanif. (2017). Analisis dan Monica: RAND Corporation.
Perancangan Sistem Informasi Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi.
untuk Keunggulan Bersaing Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Perusahaan dan Organisasi Penerbit: Graha Ilmu. Yogyakarta.
Modern. Yogyakarta : Ondi Offset. Kementerian Hukum dan HAM (1995).
Dwi Kartika, Shanti. (2016). Pembentukan Undang-undang Nomor 12 Tahun
Kebijakan Reformasi Hukum, Kajian 1995 tentang Pemasyarakatan.
Singkat terhadap Isu Aktual dan Jakarta. Dari : http:// bphn.go.id.
Strategis. Jurnal Hukum Vol. VII, No. Kementerian Hukum dan HAM (1999).
19/I/P3DI/Oktober. Peraturan Pemerintah Nomor 31
Guevara, Meghan and Solomon, Enver. Tahun 1999 tentang Pembinaan
(2009). Implementing dan Pembimbingan Warga Binaan
Evidence-Based Policy and Practice Pemasyarakatan. Jakarta. Dari :
In Community Correction, Second http://ditjenpp.kemenkumham.g
Edition. US Department of Justice : o.id.
National Institute of Corrections. Kementerian Hukum dan HAM (2016).
Jaishankar, K. Cyber Criminology. (2011) Peraturan Menteri Hukum dan
Exploring Internet Crimes and HAM RI Nomor 39 Tahun 2016
Criminal Behaviour. Florida: CRC tentang Sistem Database

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019


12
Dwijayanti, Y.,S &Sulhin, I Sistem Informasi Pemasyarakatan
Pemasyarakatan. Jakarta. Dari :
http://
ditjenpp.kemenkumham.go.id.
Kementerian Hukum dan HAM (2017).
Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor 39 Tahun 2016
tentang Sistem Database
Pemasyarakatan. Jakarta. Dari :
http://
ditjenpp.kemenkumham.go.id.
Kementerian Hukum dan HAM (2018).
Peraturan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor 3 Tahun 2018
tentang Syarat dan Tata Cara
Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga,
Pembebasan Bersyarat, Cuti
Menjelang Bebas dan Cuti
Bersyarat. Jakarta. Dari :
http://ditjenpp.kemenkumham.g
o.id.
Kementerian Hukum dan HAM (2018).
Peraturan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor 35 Tahun 2018
tentang Revitalisasi
Penyelenggaraan
Pemasyarakatan. Jakarta. Dari :
http://ditjenpp.kemenkumham.g
o.id.
Kementerian Hukum dan HAM (2015).
Keputusan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan Nomor
PAS-03.PR.04.01 Tahun 2015
tentang Format Laporan Kinerja
Pemasyarakatan. Jakarta. Dari :
http://ditjenpp.kemenkumham.g
o.id.

Journal of Correctional Issues Volume 2, No.1 | 2019

You might also like