Professional Documents
Culture Documents
Pbak Rifa
Pbak Rifa
Disusun
Oleh :
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi
Mencegah Korupsi di Lingkungan Kampus” dengan Mata Kuliah Pendidikan
Budaya Anti Korupsi. Shalawat serta salam mari kita curah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai
hari pembalasan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
tugas perbaikan mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Selain itu,
makalah ini bisa untuk menambah wawasan untuk para pembaca.
Penulis
RIFA AZIZAH
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Korupsi..............................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................................23
B. Saran....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
keberhasilan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang dalam memberantas korupsi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
3
B. Konsep Pendidikan Anti Korupsi
4
kerangka berfikir (framewor of thinking); Studi kasus (case study)
seperti mendiskusikan kasus – kasus terkait dengan topik yang sedang
dibahas, seperti kasus korupsi, kasus faktor penyebab korupsi, kasus
dampak korupsi, kasus gerakan pemberantasan korupsi di negara lain,
dan sebagainya; skenario perbaikan sistem (improvement system
scenario) seperti membuat skema perbaikan sistem untuk
menyelesaikan masalah korupsi; kuliah umum (general lecture) seperti
menghadirkan seorang pembicara tamu untuk berbagi pengalaman dan
kita dalam memberantas dan mencegah korupsi di dunia kerjanya;
2. Diskusi Film (Film Discussion)
yaitu dengan menggunakan media film sebagai media
pembelajaran melalui kekuatan audiovisual;
3. Laporan Investigasi (Investigative Report)
yaitu investigasi lapangan yang dilakukan dalam beberapa waktu;
Thematic explorationdengan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa melakukan observasi terhadap sebuah kasus korupsi atau
perilaku koruptif, kemudian menganalisis dari berbagai perspektif sosial,
budaya, hukum, ekonomi, politik dan sebagainya; prototype:
4. Mahasiswa Membuat Prototype
Teknologi terkait cara penanggulangan korupsi; prove the
government policy yaitu melakukan pengamatan, penelitian ke lapangan
untuk melihat kesesuaian janji pemerintah yang disosialisasikan melalui
kampanye /spanduk/iklan/pengumuman dll; education tools:
mewujudkan kreatifitasnya dalam mendesain berbagai produk untuk
menjadi media pembelajaran anti-korupsi.
5
berperilaku koruptif di keseharian yang dapat menjadi benih-benih dari
korupsi di masa mendatang. Padahal mahasiswa yang mengaku kritis terhadap
ketidakadilan seharusnya memberikan teladan yang baik kepada masyarakat.
Adapun perilaku tak koruptif bagi mahasiswa seperti:
1. Menyontek
Menyontek adalah kecurangan yang mencederai nilai kejujuran.
Sedangkan kejujuran adalah salah satu nilai integritas yang harus
dipegang teguh untuk mencegah korupsi.
Walau disadari perbuatan buruk, faktanya masih ada saja
mahasiswa yang menyontek. Alasannya seribu satu, mulai dari tidak
belajar, tidak punya waktu mengerjakan sendiri, hingga tidak percaya
diri. Apapun alasannya, menyontek tidak bisa dibenarkan.
2. Bolos Kuliah Dan Titip Absen
Bolos kuliah dan titip absen merupakan perbuatan tercela yang
sering sekali terjadi dan sulit dihindari karna kebanyakan pelaku
melakukannya dengan sadar. Bahkan masalah titip absen juga dilakukan
dengan bersekongkol antar teman dengan alasan kesetiakawanan atau
balas budi, dan yang lainnya.
3. Selalu Terlambat
Pada dasarnya terlambat kadang tidak bisa dihindari karena alasan
manusiawi. Terlambat bisa disebabkan karena ada kepentingan
mendesak atau hal lain yang membuat kita terlambat. Tapi jika terjadi
berkali-kali, maka ini patut dipertanyakan. Jika keterlambatan masuk
kuliah sering terjadi karena kelalaian atau kemalasan, maka ini adalah
bentuk perilaku koruptif yaitu tidak disiplin. Sering terlambat juga
menunjukkan bahwa seseorang tidak bertanggung jawab atas kewajiban-
kewajibannya, yaitu datang tepat waktu.
4. Copy-Paste Tugas Teman
Copy-paste atau plagiarisme adalah kegiatan mencatut karya orang
lain tanpa usaha dan kerja keras. Bagi mahasiswa, biasanya copy-paste
dilakukan karena malas mengerjakan tugas, atau agar tugas selesai
dengan cepat.Perilaku koruptif ini juga mencederai nilai kejujuran.
6
Tetapi apabila dianggap remeh, maka akan terbawa hingga ke dunia
kerja.
Sebaiknya bagi mahasiswa Jika menemui kesulitan atau kendala
dengan tugas tersebut, mintalah bantuan teman atau dosen, bukan
dengan menyalin mentah-mentah pekerjaan orang lain.
5. Manipulasi Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
Korupsi bisa dilakukan mahasiswa dalam memanipulasi LPJ sikap
egois dan materialistis. Manipulasi bisa berupa rekayasa nota pembelian
barang hingga mark-up harga. Tujuannya bisa jadi untuk mencari
keuntungan pribadi dengan mencuri uang yang diamanahkan kepadanya.
6. Memberi Hadiah Untuk Dosen
Memberikan hadiah kepada dosen adalah salah satu bentuk
gratifikasi yang dilakukan mahasiswa. Perbuatan ini terlarang karena
berkaitan dengan pekerjaan dosen sebagai pengajar di kampus yang
berpotensi memengaruhi kerja dosen sebagai pengajar dan merugikan
mahasiswa lainnya.
7. Memalsukan Data Beasiswa
Memalsukan data beasiswa adalah bentuk kecurangan yang
menjurus kepada korupsi. Di antara bentuknya adalah memalsukan nilai
IPK dan penghasilan orang tua, demi memenuhi persyaratan lolos
beasiswa. Perilaku ini menunjukkan bahwa pelakunya tidak berperilaku
adil pada mereka yang membutuhkan. Padahal masih banyak mahasiswa
di luar sana yang lebih membutuhkan.
8. Gaya Hidup Mahasiswa Yang Hedonis
Menurut Japarianto (Umami, 2013), hedonisme adalah suatu
konsep yang dimiliki seseorang berdasarkan kesenangan semata demi
memenuhi kepuasan pikiran mereka sendiri. Hopkinson & Pujari
(Kirgiz, 2014) menyatakan bahwa kesenangan adalah keindahan
tertinggi, dan gaya hidup hedonis bertujuan untuk mencari kesenangan.
Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki gaya hidup
hedonis akan cenderung mengarah pada kebiasaan hidup glamor,
7
menghamburkan-hamburkan uang, dan menghabiskan waktu untuk
bersenang-senang (Wijaya, dalam Kusumastuti, 2006).
Perilaku hedonis semakin marak terjadi di kalangan mahasiswa hal
ini menunjukkan bahwa mahasiswa lebih mengutamakan kesenangan
hidup daripada kegiatan belajar, karena waktu luang yang mereka miliki
lebih banyak dihabiskan untuk bersenang-senang. Perilaku mahasiswa
yang memiliki gaya hidup hedonis ini ditunjukkan dengan mencari
kesenangan dengan berusaha untuk selalu tampil trendy, senang
memiliki barang-barang mewah dengan merk yang prestisius, senang
nongkrong di café atau mall dan makan makanan di restoran cepat saji
(Susanto, dalam Dewi, 2013). Selain itu, mereka juga cenderung
impulsif dan ikut-ikutan, senang menjadi pusat perhatian, dan menjadi
lebih peka terhadap inovasi baru (Susianto, dalam Rianton, 2013).
9. Organisasi Mahasiswa
Beberapa mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan organisasi
kampus sering melakukan perilaku korupsi, semisal merancang
anggaran kegiatan dengan tinggi, lalu menyalahgunakan sisa dana
anggaran tersebut untuk kepentingan pribadi mereka.
Perilaku korupsi lainnya adalah kegiatan fiktif atau memanipulasi
proposal kegiatan yang pendanaannya telah dibiayai oleh pihak
kemahasiswaan.
Dari hal diatas apabila perilaku ini dibiarkan begitu saja maka akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi mahasiswa khususnya yang
menjadi pengurus lembaga intra di perguruan tinggi. Akibatnya adalah
saat menjadi anggota organisasi yang besar misalnya dalam dunia
politik, dikhawatirkan mereka juga akan melakukan perilaku korupsi
bahkan pada uang negara.
8
dilakukan mahasiswa cukup dengan ikut membangun budaya anti korupsi di
masyarakat. Dengan adanya mahasiswa, diharapkan dapat memakai perannya
sebagai agen menuju perubahan sekaligus sebagai motor penggerak gerakan
anti korupsi di masyarakat. Maka dari itu, mahasiswa perlu dibekali dengan
pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus
tidak bisa dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang
mempunyai kewajiban ikut menjalankan visi dan misi kampusnya.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi di lingkungan kampus
dapat dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu mahasiswanya
sendiri, dan untuk komunitas mahasiswa. Untuk konteks individu, seorang
mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak berperilaku
koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks komunitas, seorang
mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya sesama
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berperilaku
koruptif dan tidak korupsi. Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan
baik dalam gerakan anti-korupsi maka pertama-pertama mahasiswa tersebut
harus berperilaku anti koruptif dan tidak korupsi dalam berbagai tingkatan.
Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti-
korupsi maka pertama-pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti-
koruptif dan tidak korupsi dalam berbagai tingkatan. Dengan demikian
mahasiswa tersebut harus mempunyai nilai-nilai anti-korupsi dan memahami
korupsi dan memahami korupsi dan prinsip-prinsip anti-korupsi. Kedua hal ini
dapat diperoleh dari mengikuti kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar dan
kuliah pendidikan anti-korupsi. Nilai-nilai dan pengetahuan yang diperoleh
tersebut harus diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata
lain seorang mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya
bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
Nilai-nilai dan pengetahuan yang diperoleh tersebut harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain seorang
mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan jauh
9
dari perbuatan korupsi. Dalam menumbuhkan harus ditanamkan nilai-nilai
antara lain:
1. Kejujuran
Kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi
kehidupan mahasiswa, nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang
diwarnai dengan budaya akademik sangatlah diperlukan. Nilai kejujuran
ibaratnya seperti mata uang yang berlaku dimana-mana termasuk dalam
kehidupan di kampus. Jika mahasiswa terbukti melakukan tindakan yang
tidak jujur, baik pada lingkup akademik maupun sosial, maka selamanya
orang lain akan selalu merasa ragu untuk mempercayai mahasiswa
tersebut. Sebagai akibatnya mahasiswa akan
Jujur adalah sikap yang antara perbuatan dan perkataan yang
sebenarnya dan tidak melalukan perbuatan curang. Nilai kejujuran inilah
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pondasi awal dalam mencegah
tindakan korupsi. Seseorang yang telah menanamkan sifat kejujuran
dalam dirinya akan tehindar dari perbuatan korupsi. Ia merasa takut
apabila harus mencurangi orang lain. Selain karena akan merugikan
orang lain, dampak yang diperoleh dengan melakukan perbuatan yang
tidak jujur adalah keresahan psikis yang dirasakan secara berlarut-larut
selalu mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Hal
ini juga akan menyebabkan ketidak nyamanan bagi orang lain karena
selalu merasa curiga terhadap.
Beberapa perbuatan antikorupsi yang mencerminkan nilai
kejujuran antara lain:
a. Melakukan pekerjaaan yang seharusnya diselesaikan
b. Tidak menyontek atau menyalin pekerjaan orang lain
c. Tidak memanipulasi data dan fakta pada suatu pekerjaan
d. Bersikap arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
2. Kepedulian
10
Menurut Sugono sebagaimana dikutip Dikdik Baehaqi, Syifa siti
Aulia, dan Dkk definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan
dan menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon
pemimpin masa depan, seorang mahasiswa perlu memiliki rasa
kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam kampus
maupun lingkungan di luar kampus. Rasa kepedulian seorang mahasiswa
harus mulai ditumbuhkan sejak berada di kampus. Oleh karena itu upaya
untuk mengembangkan sikap peduli di kalangan mahasiswa sebagai
subjek didik sangat penting. Seorang mahasiswa dituntut untuk peduli
terhadap proses belajar mengajar di kampus, terhadap pengelolalaan
sumber daya di kampus secara efektif dan efisien, serta terhadap berbagai
hal yang berkembang di dalam kampus. Mahasiswa juga dituntut untuk
peduli terhadap lingkungan di luar kampus, terhadap kiprah alumni dan
kualitas produk ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tingginya.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan sebagai wujud kepedulian di
antaranya adalah dengan menciptakan suasana kampus sebagai rumah
kedua. Hal ini dimaksudkan agar kampus menjadi tempat untuk
mahasiswa berkarya, baik kurikuler maupun ekstra-kurikuler, tanpa
adanya batasan ruang gerak. Selain itu dengan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
sebagai manusia yang utuh dengan berbagai kegiatan di kampus,
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan interaksi antara
mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya sehingga hubungan
saling mengenal dan saling belajar dapat dicapai lebih dalam. Hal ini akan
sangat berguna bagi para mahasiswa untuk mengembangkan karir dan
reputasi mereka pada masa yang akan datang.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan
bagi mahasiswa untuk menggalang dana guna memberikan bantuan biaya
pendidikan bagi mahasiswa yang membutuhkan. Dengan adanya aksi
tersebut, maka interaksi mahasiswa satu dengan lainnya akan semakin
erat. Tindakan lainnya adalah dengan memperluas akses mahasiswa
11
kepada dosen di luar jam kuliah melalui pemanfaatan internet dan juga
meningkatkan peran dosen sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator.
Ini penting dilakukan karena hubungan baik mahasiswa dengan dosen
akan memberikan dampak positif bagi tertanamnya nilai kepedulian.
Pengembangan dari tindakan ini juga dapat diterapkan dengan
mengadakan kelas-kelas kecil yang memungkinkan untuk memberikan
perhatian dan asistensi lebih intensif. Dengan adanya kelas-kelas ini,
maka bukan hanya hubungan antara mahasiswa dengan dosen tetapi
hubungan antara mahasiswa dengan banyak mahasiswa yang saling
interaktif dan positif juga dapat terjalin dengan baik dan di situ mahasiswa
dapat memberikan pelajaran, perhatian, dan perbaikan terus menerus.
Dengan demikian perhatian dan perbaikan kepada setiap mahasiswa
tersebut dapat memberikan kesempatan belajar yang baik. Penanaman
antikorupsi yang mencerminkan nilai kepedulian dapat diterapkan melalui
sikap peduli terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa
a. Peduli Terhadap Diri Sendiri
Sikap peduli ini sangat diperlukan untuk memotivasi diri menjadi
lebih baik dan mawas diri, dengan menanamkan sikap peduli pada
diri sendiri diharapkan dapat menularkan energi positif kepada
omasyarakat sekitar. Beberapa perilaku yang mencerminkan nilai
peduli terhadap diri sendiri yaitu melakukan pola hidup sederhana
agar tidak terpengaruh oleh perilaku konsumtif, semakin
mendekatkan diri kepada Tuhan, mengontrol emosi agar tidak mudah
terjerumus dalam pergaulan yang salah, menyibukkan diri dengan
melakukan kegiatan yang positif.
b. Peduli Terhadap Keluarga
Setiap amggota keluarga harus peduli dengan anggota keluarga
lainya. Kepedulian dalam keluarga juga merupakan bentuk kontrol
yang dilakukan agar anggota keluarga tidak melakukan korupsi.
Sikap peduli keluarga ini dapat dilakukan dengan hal hal berikut:
memberikan pendidikan moral dan agama terhadap anak, sebagai
seorang istri tidak memaksa suaminya untuk membelikan barang
12
mewah, tidak mengeluh, menghindari hal-hal yang menyebabkan
anggota keluarga melakukan korupsi, saling menguatkan dan
mengingatkan kepada anggota keluarga bahwa korupsi adalah
perbuatan yang keji dan harus dihindari.
c. Peduli Terhadap Lingkungan Dan Masyarakat
Perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai kepedulian terhadap
lingkungan dan masyarakat diantaranya: saling bertegur sapa dengan
orang-orang di lingkungan agar saling mengenal, memberikan
pengarahan kepada warga untuk bekerja secara jujur, memedulikan
lingkungan sekitar serta menjalin komunikasi dengan baik,
melakukan
musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
d. Peduli Terhadap Bangsa
Sikap peduli terhadap bangsa inilah yang kelak dapat mewujudkan
cita-cita bangsa. Hal ini dapat diwujudkan dengan menyejahterakan
bangsa yaitu dengan tidak melakukan perbuatan korupsi.
3. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.Hal ini penting untuk masa
depannya dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya dan
orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya sebab tidak
mungkin orang yang tidak dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan
mampu mengatur hidup orang lain. Dengan karakter kemandirian tersebut
mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan
usahanya sendiri dan bukan orang lain. Beberapa perilaku antikorupsi
yang mencerminkan nilai kemandirian antara lain, menyelesaikan
tanggung jawab tanpa bantuan dari orang lain, mengontrol diri agar dapat
menyelesaikan tugas tepat waktu, dapat mengatur diri sendiri sebelum
mengatur orang lain, tidak putus asa dalam menghadapi kendala dan
hambatan yang dihadapi.
4. Disiplin
13
Disiplin adalah kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap
segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin berarti
patuh pada aturan. Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik
maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak
berarti harus hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup
disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu
yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk
menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial
kampus. Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat
mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien.
Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu
kepercayaan. Misalnya orang tua akan lebih percaya pada anaknya yang
hidup disiplin untuk belajar di kota lain dibanding dengan ketentuan yang
berlaku di kampus, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan fokus
pada pekerjaan. Selain itu disiplin dalam belajar perlu dimiliki oleh
mahasiswa agar diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
Mendisiplinkan mahasiswa harus dilakukan dengan cara-cara yang dapat
diterima oleh jiwa dan perasaan mahasiswa, yaitu dengan bentuk
penerapan kasih sayang. Disiplin dengan cara kasih sayang ini dapat
membantu mahasiswa agar mereka dapat berdiri sendiri atau mandiri.
Saat ini perilaku dan kebiasan yang buruk/negatif dari mahasiswa
cenderung mengarah kepada suatu tindakan kriminalitas suatu tindakan
yang melawan hukum. Kenakalan mahasiswa dapat dikatakan dalam batas
kewajaran apabila dilakukan dalam kerangan mencari identitas diri/jati
diri dan tidak merugikan orang lain. Peranan dosen dalam menanamkan
nilai disiplin, yaitu mengarahkan dan berbuat baik, menjadi
teladan/contoh, sabar dan penuh pengertian. Dosen diharuskan mampu
mendisiplinkan mahasiswa dengan kasih sayang, khususnya disiplin diri
(self discipline). Dalam usaha tersebut, dosen perlu memperhatikan dan
melakukan:
14
a. Membantu mahasiswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya,
misalnya waktu belajar di rumah, lama mahasiswa harus membaca
atau mengerjakan tugas.
b. Menggunakan pelaksanaan aturan akademik sebagai alat dan cara
untuk menegakan disiplin, misalnya menerapkan reward and
punishment secara adil, sesegera mungkin dan transparan.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran seseorang terhadap tingkah laku
atau perbuatan yang telah dilakukan, baik yang dusengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan kesadaran akan
kewajiban menerina dan menyelesaikan semua masalah yang telah di
lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu pengabdian dan
pengorbanan. Maksudnya pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa
pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta
kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan
ikhlas.
Mahasiswa mempunyai banyak kewajiban yang harus
dipertanggungjawabkan. Misalnya tugas-tugas yang diberikan oleh dosen,
tanggung jawab untuk belajar, tanggung jawab untuk menyelesaikan
perkuliahan sampai lulus, tanggung jawab menjaga diri sendiri. Sebagai
seorang mahasiswa kita sudah dilatih oleh orang tua untuk lebih mandiri
dalam menjaga diri kita sendiri, karena dalam perkulihan kita diajarkan
untuk melakukan apa apa sendiri. Oleh sebab itu orang tua sudah tidak
bisa mengontrol aktifitas keseharian anak-anaknya. Jadi sebagai
mahasiswa harus bisa bertanggung jawab dalam menjaga dirinya sendiri.
Bila ditinjau dari keadaan individu terhadap hubungan yang
dibuatnya, tangung jawab dibedakan menjadi:
a. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Contoh perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai tanggung
jawab terhadap diri sendiri antara lain: menjalankan amanah kerja
dengan baik, mengerjakan tugas dan kewajiban dengan sungguh-
sungguh, menjaga diri sendiri agar tidak terpengaruh untuk
15
melakukan tindakan korupsi, membuat manajemen waktu agar
pekerjaan tidak terbengkalai.
b. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Sebagai organisasi terkecil dalam masyarakat, keluarga seharusnya
menanamkan sikap tanggung jawab. Beberapa perilaku antikorupsi
yang mencerminkan nilai tanggung jawab terhadap keluarga antara
lain: berperilaku baik agar dapat ditiru oleh anak, menerapkan
pendidikan moral agar anak dapat bersosialisasi dengan masyarakat,
anak harus menunjukkan sikap patuh dan mengerjakan tugasnya
dibawah pengawasan orang tua, mengembangkan potensi diri agar
dapat menbanggakan keluarga.
c. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pertanggung jawaban terhadap masyarakat merupakan wujud
berbakti dan cinta terhadap lingkungan. Beberapa perilaku anti
korupsi yang mencerminkan nilai tanggung jawab terhadap
masyarakat adalah sebagai berikut: tidak menghina tetangga,
menunjukkan prestasi dengan tujuan membangun masyarakat, tidak
melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat, menunjukkan rasa solidaritas dan empati yang tinggi
terhadap peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
d. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa Dan Negara
Bentuk dan sikap warga nehara yang dapat dilakukan sebagai
perwujudan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara antara lain:
memahami dan mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
menjaga, memelihara dan mengharumkan nama baik bangsa,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, memelihara rasa solidaritas
antar warga, mematuhi aturan perundang-undangan serta tidak
melakukan tindakan korupsi.
e. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Bentuk bertanggung jawab seseorang terhadap Tuhannya
diwujudkan dengan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-
masing. Beberapa perilaku tanggung jawab kepada Tuhan antara lain:
16
mensyukuri segala nikmat yang telah dikaruniakan-Nya,
melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, menuntut ilmu
dan mengamalkanya, menjalin silaturahim dengan sesama manusia
dan antar pemeluk agama agar tercipta masyarakat yang damai.
6. Kerja keras
Kerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil
yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak
berguna jika tanpa adanya pengetahuan. Di dalam kampus, para
mahasiswa diperlengkapi dengan berbagai ilmu pengetahuan.17 Di
situlah para pengajar memiliki peran yang penting agar setiap usaha
kerja keras mahasiswa dan juga arahan-arahan kepada mahasiswa tidak
menjadi sia-sia. Beberapa perilaku kerja keras yang dapat dilakukan
dalam mewujudkan nilai antikorupsi; mengenali potensi diri dan
mengembangkanya dan meraih apa yang diinginkan tanpa melakukan
suap, bekerja dengan sunggguh-sungguh tanpa mengenal putus asa,
berkeyakinan teguh bahwa tugas yang diembanya dapat terselesaikan
dengan baik, berusaha sebaik mungkin tanpa mengorbankan orang lain
7. Kesederhanaan
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam
interaksi dengan masyarakat di sekitarnya. Gaya hidup sederhana
sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam masa pen-
didikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa dibiasakan
untuk tidak hi- dup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Kerap kali kebutuhan diidentikkan
dengan keinginan semata, padahal tidak selalu kebutuhan sesuai dengan
keinginan dan sebaliknya.
Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina
untuk memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup
sederhana ini merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama mahasiswa karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan yang sikap-sikap negatif
17
lainnya. Prinsip hidup sederhana juga menghindari seseorang dari
keinginan yang berlebihan
8. Keberanian
Untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan
pendirian dan keyakinan mahasiswa, terutama sekali mahasiswa harus
mempertimbangkan berbagai masalah dengan sebaik-baiknya.
Pengetahuan yang mendalam menimbulkan perasaan percaya kepada
diri sendiri. Jika mahasiswa menguasai masalah yang dia hadapi, dia
pun akan menguasai diri sendiri. Di mana pun dan dalam kondisi apa
pun sering kali harus diambil keputusan yang cepat dan harus
dilaksanakan dengan cepat pula. Salah satu kesempatan terbaik untuk
membentuk suatu pendapat atau penilaian yang sebaik-baiknya adalah
dalam kesunyian di mana dia bisa berpikir tanpa diganggu
Rasa percaya kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena
mahasiswa harus memelihara rasa percaya kepada diri sendiri secara
terus menerus, supaya bisa memperkuat sifat-sifat lainnya. Jika
mahasiswa percaya kepada diri sendiri, maka hal ini akan terwujud
dalam segala tingkah laku mahasiswa. Seorang mahasiswa perlu
mengenali perilakunya, sikap, dan sistem nilai yang membentuk
kepribadiannya. Pengetahuan mengenai kepribadian dan kemampuan
sendiri perlu dikaitkan dengan pengetahuan mengenai lingkungan
karena mahasiswa senantiasa berada dalam lingkungan kampus yang
merupakan tempat berinteraksi dengan mahasiswa lainnya. Di
lingkungan tersebut mahasiswa akan mendapat sentuhan kreativitas dan
inovasi yang akan menghasilkan nilai tambah dalam masa
perkuliahannya.
Beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai
keberanian: menuruti hati nurani diri sendiri, mengatakan apa yang
dirasakan dan diketahui, membenarkan apa yang telah diketahui tentang
orang lain, menolak suap dari atasan untuk melakukan hal-hal yang
menyimpang
9. Keadilan
18
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat
sebelah, tidak memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali
dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar
mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar. Di
dalam kehidupan sehari-hari, pemikiran- pemikiran sebagai dasar
pertimbangan untuk menghasilkan keputusan akan terus berkembang
seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Dalam masa perkuliahan setiap mahasiswa perlu didorong untuk
mencari pengalaman dan pengetahuan melalui interaksinya dengan
sesama mahasiswa lainnya. Dengan demikian mahasiswa diharapkan
dapat semakin bijaksana dalam mengambil keputusan dimana
permasalahannya semakin lama semakin kompleks atau rumit untuk
diselesaikan. Contoh perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai
keadailan: memberikan orang lain sesuai dengan hak yang seharusnya
diterimanya, tidak melakukan tindakan curang dengan mengambil jatah
orang lain, melakukan pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab
sebelum mendapatkan hak, membuat keputusan tanpa memihak ataupun
hal-hal yang mengandung unsur nepotisme.
19
Mahasiswa kedokteran Stovia adalah pihak yang memicu kebangkitan bangsa
Indonesia dalam melawan melawanan. Proklamasi Kemerdekaan RI juga
dilakukan oleh para pemuda yang merupakan tokoh pergerakan mahasiswa.
Pada tahun 1966, mahasiswa Universitas Indonesia menjadi salah satu kampus
yang tampil ke depan mendesakkan " Tritura " yang akhimya melahirkan Orde
Baru dan para mahasiswa berbagai kampus juga yang memelopori perubahan
menjadi Orde Reformasi . Salah satu tuntutan yang didesakkan adalah
korupsi, kolusi dan nepotisme hingga tuntas.
Setidaknya ada 7 (tujuh) peran strategis yang dapat dilakukan oleh
perguruan tinggi dengan mengembangkan sivitas akademianya dalam
mendorong pemberantasan korupsi korupsi , yaitu sebagai berikut:
Kesatu , penemuan, merumuskan dan mengembangkan nilai dan prinsip
anti korupsi dan integritas. Dalam kapasitas dan kompetensinya sebagai pusat
pembelajaran maka kamus dapat bekerja untuk melahirkan ide dan gagasan
yang orisinal dan utuh mengenai nilai dan prinsip anti korupsi dan integritas.
Kini, KPK tengah mengkampanyekan nilai dan prinsip berupa "JUJUR itu
HEBAT ". Tidak lagi sekedar , lihat , laporkan dan lawan . Ide ini
berkembang dari akumulasi banyak pihak yang salah satunya adalah kampus.
Kedua, transformasi moral, role model dan keteladanan. Kampus
memiliki kesempatan untuk mengembangkan laboratorium moral dan sosial
secara internal di lingkungan kampus sehingga kelak metode pembelajaran
tidak hanya bersifat tekstual tetapi bersifat dialektik antara teori dan fenomena
sosial, dan dapat ditransformasikan secara aplikatif dan bahkan
mengembangkan panutan berupa sikap dan perilaku teladan dalam
menerapkan nilai - nilai dan prinsip anti korupsi dan integritas. Pada akhirnya
, sikap dan perilaku anti korupsi dan integritas itu bisa ditransformasikan pada
kehidupan di luar kampus.
Ketiga, pengembangan strategi dan program pemberantasan korupsi.
Modus operandi kejahatan akan selalu berkembang dan dikembangkan oleh
pelaku kejahatan korupsi. Oleh karena itu, lembaga dan aparat penegak
hukum harus melakukan inovasi dan berbagai program dan pemberantasan
strategi. Kini, sebagian besar tindak penyuapan sebagai bagian dari korupsi
20
tidak lagi dilakukan melalui transaksi jasa keuangan dan perbankan sehingga
perlu kebijakan pembayaran non tunai dan perluasan pihak yang melaporkan
transaksi yang di sektor, real estat, show room mobil dan lainnya.
Selain itu, perguruan tinggi dapat membantu aparatur dan lembaga
penegak hukum untuk mengembangkan metode penelusuran aset, audit mesin
keuangan dan investigasi modern. Kini, KPK memerlukan kampus untuk
membantu merumuskan penghitungan kerugian dampak korupsi di berbagai
sektor (kehutanan, pertambangan, pajak dan lainnya)
Keempat, membangun lembaga pengawas dan menjadi kelompok
penekan. Kekuatan moral, kapasitas kompetensi dan profesional di sivitas
akademia dapat digunakan sebagai lembaga pengawasan untuk memastikan
kinerja para penegak hukum tetapi juga sekaligus kelompok penekan yang
efektif untuk menjamin agar penegakan hukum dilakukan secara amanah serta
kebijakan pemberantasan korupsi ditujukan untuk meningkatkan daya dan
hasil korupsi. Perlu dikembangkan anti reformasi undang-undang korupsi
yang baik. Kampus juga dapat berfungsi sebagai kontrol sosial terhadap
penggunaan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.Kini , ada indikasi kuat ,
para koruptor dapat memanfaatkan sebagian pemegang kekuasaan untuk
berpihak pada kepentingan mereka dan bahkan mengingkari kepentingan
kemaslahatan publik.
Kelima, pembentukan kader dan karakter anti korupsi. Kampus adalah
wahana bagi mahasiswa untuk melakukan penggemblengan dalam membentuk
disiplin antikorupsi dan sekaligus membangun integritas. Hal tersebut dapat
dilakukan mulai dari: pengelolaan anggaran kemahasiswaan, pembelajaran
mengenai transparansi waktu, penanaman disiplin belajar tanpa menjiplak,
menyontek dan datang tepat. Kampus juga dapat berfungsi untuk melakukan
penguatan CSO lainnya dalam membangun gerakan pemberantasan korupsi
sosial.
Keenam, menjadi pusat promosi dan pendidikan anti korupsi bagi
masyarakat. Pemberantasan harus dilakukan dengan melibatkan publik secara
massal dan bahkan memberikan konteks sesuai dengan derajat problematik
masalah dan kekhasan masing-masing wilayah rawan korupsi. KPK tengah
21
mencari mitra untuk mengembangkan Anti Corruption Learning Center
(ACLS) yang akan mengonsolidasi seluruh praktik terbaik, tolok ukur, dan
strategi pemberantasan korupsi. Semuanya itu harus menjadi pengetahuan
yang kelak dapat ditransformasikan kepada khalayak bagi kemaslahatan
publik.
Ketujuh, membangun grand design pemberantasan korupsi, menjadi
agenda setter dan membangun gerakan sosial anti korupsi. Pemberantasan
korupsi tidak akan berhasil dan optimal bila dilakukan secara parsial, kasuistis
dan jangka pendek. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk membangun
vision yang jauh " menembus batas " untuk membangun gerakan anti korupsi.
KPK dengan dibantu oleh kalangan masyarakat sipil mengembangkan peta
strategi yang tidak lagi merusak korupsi tetapi membangun sistem integritas
nasional dan kelak akan membangun sistem pengendalian penipuan atau
rencana pengendalian penipuan. Hal ini dilakukan karena pada masa
mendatang pemberantasan korupsi akan dilakukan dengan strategi pre-emitif
yaitu suatu tindakan yang sudah bisa dideteksi dan dikendalikan sebelum
kecurangan hendak dilakukan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
segala bentuk ketidak adilan, mahasiswa menempati posisi yang penting
dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Setidaknya ada 7 ( tujuh ) peran strategis yang dapat dilakukan oleh
perguruan tinggi dengan segenap sivitas akademianya dalam mendorong
percepatan pemberantasan korupsi , yaitu : Kesatu , menggali , merumuskan
dan mengembangkan nilai dan prinsip anti korupsi dan integritas ; Kedua ,
transformasi moral , role model dan keteladanan ; Ketiga , pengembangan
strategi dan program pemberantasan korupsi ; Keempat , membangun lembaga
watch dog dan menjadi pressure group ; Kelima , pembentukan kader dan
karakter anti korupsi ; Keenam , menjadi pusat promosi dan pendidikan anti
korupsi bagi masyarakat ; Ketujuh , membangun grand design pemberantasan
korupsi , menjadi agenda setter dan membangun gerakan sosial anti korupsi .
Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi,
mahasiswa mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk
bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan
penyelewengan jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa
merupakan faktor penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta
pengawal bagi terciptanya kebijakan publik yang berpihak kepada
kepentingan masyarakat banyak.
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Indonesiana.id. 27 April 2019. Peran Mahasiswa Dalam Memberantas Kasus
Tindak Pidana Korupsi. Di akses pada. 09 November 2022.
https://www.indonesiana.id/read/128823/login
26