914-Article Text-3859-1-10-20220930

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 11 No.

2 September 2022
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 133 - 140

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI


KELUARGA BKKBN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Oleh:
Mei Nanda Maulida,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Email : meinandamaulida123@gmail.com
Imawati Yousida
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Email: yousidabungas@gmail.com
Tina Lestari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia (STIE) Banjarmasin
Email: lestari.tn@gmail.com
Article Info Abstract
Article History : This study aims to determine the Financial Management that has been
Received 16 Agustus - 2022 applied to the Family Economic Empowerment Program of the National
Accepted 25 Agustus - 2022 Population and Family Planning Agency (BKKBN) of South Kalimantan
Available Online Province so far. The secondary data source of this research is data from
30 September - 2022 the BKKBN of South Kalimantan Province. While the primary data of this
study were obtained from direct observation by distributing
questionnaires and interviews, as well as documentation to UPPKA who
are members of the family economic empowerment program. The method
of analysis in this research is to use Field Research data processing and
analysis. The data processing process was analyzed qualitatively through
several stages from the data that had been collected, compiled beforehand
based on data obtained from the BKKBN of South Kalimantan Province,
and from the results of questionnaires, interviews, and documentation.
Based on the analysis results show that financial management in the
family economic empowerment program has not been implemented
optimally. There are still elements whose application is low because the
UPPKA who are members of this family economic empowerment program
experience obstacles in their implementation. The item that is most widely
applied is the planning element, while the lowest is the reporting element.
Keyword :
Financial Management,
Family Economic
Empowerment Program,
Planning, Reporting

1. PENDAHULUAN perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak


Kondisi kependudukan saat ini baik dalam arti reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
jumlah dan kualitas maupun persebaran merupakan berkualitas. Keluarga berkualitas adalah keluarga
tantangan yang berat bagi pembangunan bangsa yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah
Indonesia. Salah satu upaya yang terus dilakukan dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri,
oleh Pemerintah adalah dengan pengendalian memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke
jumlah penduduk dan peningkatan kualitas depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa
penduduk melalui program Keluarga Berencana. kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Program Keluarga Berencana Nasional diatur Dalam upaya meninjau efektifitas pelaksanaan
dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 program pemerintah yang berkaitan dengan
tentang perkembangan Kependudukan dan pembangunan keluarga maka pemerintah bersama
Pembangunan Keluarga. Dalam UU Nomor 52 dengan BKKBN menciptakan suatu program yang
Tahun 2009 disebutkan bahwa yang dimaksud dinamakan program pemberdayaan ekonomi
dengan keluarga berencana adalah upaya mengatur keluarga. Pemberdayaan ekonomi keluarga
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, merupakan suatu proses atau kegiatan yang
mengatur kehamilan, melalui promosi, dilakukan agar keluarga memiliki kemandirian
133
ekonomi dan keuangan menuju keharmonisan dan oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder di
kebahagiaan hidup berkeluarga. perusahaan tersebut. Untuk tanggung jawab
Program keluarga berencana Nasional tak perusahaan diukur sebagai indikator ekonomi
hanya menjalankan program KB guna mengatasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial,
ledakan penduduk saja, namun juga baik internal maupun eksternal, karena
menyelenggarakan program lain seperti kesehatan kelangsungan hidup perusahaan tergantung
reproduksi remaja, program ketahanan keluarga dukungan dari para stakeholder (Pramesti, 2021).
serta kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga Teori stakeholder akan membuat perusahaan
melalui program UPPKA. UPPKA merupakan berusaha untuk memuaskan stakeholder agar tetap
usaha ekonomi produktif yang beranggotakan bertahan, yaitu dengan mengungkapkan informasi
sekumpulan anggota keluarga aspektor yang saling yang di butuhkan. Informasi yang diperoleh
berinteraksi dalam rangka meningkatkan fungsi berdasarkan dari pencatatan keuangan yang
ekonomi keluarganya demi mewujudkan dilakukan di mana dalam pencatatan tersebut dapat
kemandirian ekonomi keluarga. Sasaran UPPKA menghasilkan laporan keuangan sebagai informasi
adalah seluruh anggota keluarga akseptor dan dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan
keluarga rentan yang meliputi pasangan usia subur, masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu entitas.
remaja, lansia,dan atau anggota keluarga yang Penyusunan laporan keuangan merupakan hal yang
berkeinginan menjadi akseptor. Program UPPKA penting untuk dilakukan oleh suatu usaha apabila
sangatlah penting keberadaannya karena usaha ini ingin mengembangkan usahanya, karena dengan
membina agar dapat mendapatkan penghasilan adanya pencatatan dan pembukuan akan
pribadi dengan memanfaatkan sumber daya alam di memudahkan untuk mengetahui perjalanan
sekitar lingkungan tempat tinggalnya untuk diolah bisnisnya, kendala-kendala apa saja yang dialami,
dan dikelola menjadi suatu usaha yang dapat dan informasi yang dibutuhkan dapat dilihat dari
menghasilkan pendapatan. Karena selain laporan keuangan yang dihasilkan.
menambah pendapatan bagi keluarganya, Teori Legitimasi menurut Sukasih dan
penciptaan usaha melalui UPPKA juga dapat Sugiyono (2017), teori legitimasi menyakini suatu
menciptakan lapangan pekerjaan. gagasan bahwa terdapat “kontrak sosial” antara
UPPKA memiliki beberapa langkah yang organisasi dengan lingkungan. Konsep “kontrak
harus dilakukan agar dapat meningkatkan kinerja sosial” digunakan untuk menunjukan harapan
di dalamnya, salah satunya adalah melaksanakan masyarakat tentang cara yang seharusnya
administrasi dan keuangan kelompok. Namun, dilakukan organisasi dalam melakukan aktivitas.
terdapat keterbatasan pengetahuan para anggota Harapan masyarakat terhadap perilaku perusahaan
kelompok UPPKA dalam pengelolaan keuangan dapat bersifat implisit dan eksplisit. Bentuk
sehingga mempengaruhi dalam kinerja UPPKA eksplisit dari kontrak sosial adalah persyaratan
tersebut. UPPKA adalah program Pemberdayaan legal, sementara bentuk implisitnya adalah harapan
Ekonomi Keluarga yang dikembangkan melalui masyarakat yang tidak tercantum dalam peraturan
usaha ekonomi mikro dengan sasaran keluarga, legal. Pengungkapan pelaporan lingkungan dan
khusus nya keluarga akseptor. Dalam upaya sosial menjadi salah satu cara perusahan untuk
pemberdayaan ini sangat penting dilakukan mewujudkan kinerja yang baik kepada masyarakat
pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan dan investor. Dengan adanya pengungkapan
tidaklah hanya untuk memaksimumkan laba tersebut, perusahaan akan mendapatkan image dan
melainkan untuk meminimumkan biaya hal ini pengakuan yang baik dan memiliki daya tarik
dikarenakan melalui pengelolaan yang baik dalam penanaman modal dalam negri maupun luar
diharapkan mampu menekan biaya-biaya yang negeri. Teori legitimasi menegaskan bahwa
mungkin timbul dari kegiatan usaha. Selain itu, perusahaan berupaya untuk membangun strategi
dapat memberikan gambaran kesehatan keuangan dalam hal yang berkaitan terhadap penempatan
usaha baik saat ini maupun di masa lalu, sehingga posisi agar berada pada lingkungan masyarakat
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dimana aktivitas perusahaan diterima oleh pihak
yang berkaitan dengan itu dalam rangka luar. Dalam hal ini, perusahaan akan melakukan
meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. pelaporan terkait aktivitas perusahaan apabila
2. KAJIAN PUSTAKA DAN manajemen menaganggap bahwa pelaporan
PEGEMBANGAN HIPOTESIS tersebut diharapkan oleh masyarakat. Teori
Teori stakeholder dalam perusahaan bukanlah legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya
entitas yang beroperasi untuk kepentingan sendiri potensi bagi perusahaan. Berdasarkan teori
namun juga harus mampu memberikan manfaat legitimasi, BKKBN berharap agar aktivitas usaha
bagi stakeholdernya. Dengan demikian, yang dijalankan dalam program pemberdayaan
keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi ekonomi keluarga dapat berjalan dengan lancar.
134
Program pemberdayaan ekonomi keluarga harus tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan
mengungkapkan aktivitas usaha dengan dan Pembangunan Keluarga, UPPKA berubah
menunjukkan bahwa aktivitas UPPKA telah nama menjadi kelompok UPPKS (Usaha
beroperasi secara baik dengan nilai sosial yang ada. Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
Dalam hal ini, program pemberdayaan ekonomi dengan sasaran yang lebih luas yaitu keluarga
keluarga dapat diterima dengan baik dengan akseptor dan bukan akseptor. Seiring dengan
masyarakat sehingga dapat menjamin dinamika program KB yang diperbaharui menjdi
keberlangsungan program ini. Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan,
Teori keagenan merupakan suatu hubungan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana),
kontraktual antara prinsipal dan agen. Dalam dengan keterbatasan permodalan dan kewenanga,
hubungan prinsipal memberikan wewenang kepada BKKBN pada tahun 2020 mengembalikan
agen mengenai tentang pembuatan keputusan yang nomenklatur UPPKS menjadi UPPKA berdasarkan
terbaik bagi prinsipal dengan mengutamakan Peraturan BKKBN No.17 tahun 2020 tentang
kepentingan mengoptimalkan laba perusahaan pengelolaan Kelompok UPPKA.
sehingga meminimalisir beban (Purnomo, 2021). Akuntansi menurut Sumarsan (2017:1) adalah
Dilihat dari sudut pengelolaan keuangan, salah suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasi,
satu tujuan perusahaan adalah untuk mengklasifikasikan, mencatat transaksi, serta
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. kejadian yang berhubungan dengan keuangan,
Dengan adanya pengelolaan keuangan yang baik sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan
dapat meningkatkan kepercayaan lembaga yang atau suatu laporan keuangan yang dapat digunakan
memberikan dan meminjamkan dana sehingga oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
memberikan informasi tambahan dalam Berdasarkan pemaparan tersebut dapat
pengambilan keputusan. Teori keagenan disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses
merupakan basis teori yang mendasari praktik mengumpulkan, mengidentifikasi,
bisnis yang digunakan selama ini. Para kader mengklasifikasi, dan mencatat transaksi serta
UPPKA yang tergabung dalam program kejadian yang berhubungan dengan keuangan.
pemberdayaan ekonomi keluarga diberikan Proses tersebut menghasilkan informasi keuangan
kekuasaan oleh BKKBN untuk membuat yang berguna bagi para pemakai laporan (users)
keputusan dalam usaha yang mereka jalankan agar untuk pengambilan keputusan. Berikut merupakan
dapat memaksimalkan laba yang diperoleh dan tahapan siklus akuntansi:
meminimalisir biaya yang dikeluarkan.
Pengelolaan Keuangan menurut Purba et al.,
(2021:114) pengelolaan keuangan atau manajemen
keuangan adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian kegiatan keuangan
seperti pengadaan dan pemanfaatan dana usaha.
Manajemen keuangan menurut para ahli dalam
Irfani (2020:11) manajemen keuangan dapat
didefinisikan sebagai aktivitas pengelolaan
keuangan perusahaan yang berbubungan dengan
upaya mencari dan menggunakan dana secara
efisien dan efektif untuk mewujudkan tujuan
perusahaan. Terdapat empat kerangka dasar
pengelolaan keuangan yakni perencanaan,
pencatatan, pelaporan, dan pengendalian.
Pemberdayaan ekonomi keluarga menjadi Gambar-1: Siklus Akuntansi
suatu cerminan keberdayaan ekonomi masyarakat Sumber: Hery.(2015). Akuntansi Dasar 1 dan 2.
maupun bangsa. Pemberdayaan ekonomi keluarga 3. METODE PENELITIAN
merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh Penelitian ini menggunakan pendekatan
pemerintah bersama masyarakat untuk deskriptif kualitatif, yang dilakukan pada program
memantapkan keberhasilan Program Keluarga pemberdayaan ekonomi keluarga BKKBN
Berencana. Salah satu langkah dalam Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini
pemberdayaan ekonomi keluarga yaitu membentuk bertujuan untuk menganalisis bagaimana
UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh para
Akseptor). kelompok UPPKA yang tergabung dalam program
Nama UPPKA) sudah muncul di pertengahan pemberdayaan ekonomi keluarga.
tahun 1980-an. Setelah lahirnya UU nomor 10
135
Pengumpulan data dengan langsung ketempat kesejahteraan akseptor KB bisa ditingkatkan dan
objek penelitian dengan cara Field Reaserch menjadi pemicu penggunaan kontrasepsi modern
terbagi menjadi 3 tahapan yaitu sebagai berikut: (1) dan berjangka panjang.
Observasi, suatu pengamatan atas aktivitas Akuntansi menurut Financial Accounting
beberapa UPPKA di Kota Banjarmasin sehingga Standards Board (FASB) (2017) merupakan
dapat melihat dengan jelas bagaimana pengelolaan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan suatu
keuangan yang telah diterapkan. (2) Wawancara, informasi kuantitatif yang kemudian digunakan
merupakan pengumpulan data yang dilakukan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi
dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak- merupakan suatu proses pencatatan transaksi yang
pihak terkait sehubungan dengan masalah ynag berkaitan dengan kegiatan ekonomi sehingga
dibahas, untuk memperoleh data tentang tersaji informasi keuangan yang bermanfaat bagi
pengelolaan keuangan program pemberdayaan pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak
ekonomi keluarga. (3) Dokumentasi, teknik internal maupun pihak eksternal, dalam rangka
pengumpulan data dengan menghimpun dan pengambilan keputusan. Informasi keuangan
menganalisis dokumen-dokumen. Dokumen tersebut menjadi media komunikasi bagi pihak-
merupakan pelengkap dari penggunaan observasi pihak yang berkepentingan untuk menilai kinerja
dan wawancara yang dilakukan pada program suatu usaha pada suatu periode, sehingga memiliki
pemberdayaan ekonomi keluarga BKKBN kemungkinan untuk memilih alternatif yang
Provinsi Kalimantan Selatan. Setelah data selesai terbaik untuk kemajuan usaha yang dijalankan.
dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah 4. HASIL PEMBAHASAN
pengolahan dan analisa data. Pengelolaan keuangan program pemberdayaan
Proses pengolahan data dianalisis secara ekonomi keluarga yaitu pada UPPKA di Kota
statistik kualitatif melalui beberapa tahapan dari Banjarmasin dapat dilihat melalui 4 (empat)
data-data yang telah dikumpulkan, disusun terlebih indikator yakni perencanaan, pencatatan,
dahulu, setelah itu dilihat berdasarkan hasil pelaporan, dan pengendalian: (1) Perencanaan
kuesioner, dimana dari hasil kuesioner tersebut yaitu salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
dapat dilihat penerapan pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan dengan memilih cara
yang dilakukan oleh beberapa kelompok UPPKA untuk mencapai tujuan usaha.
di Kota Banjarmasin yang tergabung dalam
program pemberdayaan ekonomi keluarga. PENERAPAN INDIKATOR
PERENCANAAN KEUANGAN PADA
Pengelolaan keuangan adalah suatu aksi untuk BEBERAPA UPPKA DI KOTA
memenuhi kebutuhan keuangan pada masa yang BANJARMASIN
akan datang, dan digunakan untuk memecahkan Membuat perencanaan keuangan

masalah ekonomi pribadi, keluarga maupun Membuat perencanaan penjualan produk


perusahaan. Pengelolaan keuangan juga Membuat perencanaan laba
mempunyai tujuan agar mencapai kesuksesan
Membuat perencanaan modal awal
dalam keuangan. Pada penelitian ini dilakukan
analisis pengelolan keuangan melalui 4 unsur yaitu Membuat perencanaan modal awal
unsur perencanaan, pencatatan, pelaporan, dan Membandingkan perencanaan dengan kenyataan
pengendalian. Untuk mengetahui penerapan
Melakukan pemeriksaan apabila terjadi perbedaan
menganai 4 unsur tersebut dilakukan observasi, antara perencanaan dengan kenyataan
wawancara, serta pembagian kuesioner kepada
kelompok UPPKA yang menjadi sample dalam 5%
13% 14%
penelitian ini. 4% 15%
4%
Pemberdayan ekonomi keluarga merupakan
15% 15%
suatu proses atau kegiatan agar keluarga mampu 15%
melakukan kegiatan ekonomi (bekerja atau
berusaha). Salah satu langkah dalam
pemberdayaan ekonomi keluarga yaitu membentuk
UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Gambar-2 Penerapan Indikator Perencanaan
Akseptor). BKKBN pada tahun 2020 keuangan Pada beberapa UPPKA di Kota
mengembalikan nomenklaur UPPKS menjadi Banjarmasin
UPPKA berdasarkan Peraturan BKKBN No.17 Berdasarkan grafik di atas, dapat kita lihat bahwa
tahun 2020 tentang pengelolaan Kelompok item pernyataan perencanaan keuangan yang telah
UPPKA dengan tujuan untuk lebih fokus pada banyak diterapkan oleh para kelompok UPPKA
pelestarian kesertaan KB dan memudahkan untuk yakni membuat perencanaan dalam penjualan
melakukan pemantauan lapangan, serta diharapkan produk, membuat perencanaan laba, serta membuat
136
perencanaan modal awal sebelum memulai usaha. penjualan yang dilakukan secara tertulis.
Item yang paling rendah diterapkan oleh kelompok Berdasarkan wawancara dan dokumentasi
UPPKA yakni membandingkan perencanaan yang didapatkan oleh peneliti pencatatan
dengan kenyataan, serta melakukan evaluasi transaksi penjualan masih dilakukan secara
apabila terjadi perbedaan antara perencanaan manual yakni secara tertulis, tidak
dengan kenyataan.
menggunakan sistem aplikasi.
PENERAPAN INDIKATOR Selanjutnya, item yang masih sedikit
PERENCANAAN KEUANGAN PADA diterapkan yaitu rutinitas melakukan
BEBERAPA UPPKA DI TIAP KECAMATAN
pencatatan transaksi penjualan dan transaksi
Banjarmasin Selatan Banjarmasin Timur pembelian. Hal ini dikarenakan sebagian
Banjarmasin Barat Banjarmasin Utara UPPKA hanya melakukan pencatatan pada
Banjarmasin Tengah waktu luang saja, dan apabila mereka ingat.
Bahkan ada yang tidak melakukan pencatatan
19% 21% selama 1 tahun terakhir ini.
20% PENERAPAN INDIKATOR
24% PENCATATAN KEUANGAN PADA
16% UPPKA DI TIAP KECAMATAN

Banjarmasin Selatan Banjarmasin Timur


Gambar-3 Penerapan Indikator Perencanaan
Banjarmasin Barat Banjarmasin Utara
Keuangan pada UPPKA Di Tiap Kecamatan
Banjarmasin Tengah
Berdasarkan grafik dapat kita lihat bahwa
penerapan indikator perencanaan keuangan di 18% 16%
posisi pertama yakni pada Kecamatan Banjarmasin
14% 23%
Timur. Karena berdasarkan hasil kuesioner bahwa
mereka telah menerapkan perencanaan keuangan 29%
dengan baik. Terbukti dengan adanya perencanaan
yang mereka buat dalam penjualan produk, serta Gambar-5 Penerapan Indikator Pencatatan
merencanakan berapa laba yang akan mereka keuangan Pada UPPKA Di Tiap Kecamatan
dapatkan dari penjualan produk tersebut, Berdasarkan grafik tersebut, penerapan
Kemudian, tidak lupa mereka merencanakan modal indikator pencatatan keuangan telah banyak
awal untuk memulai usahanya. Sedangkan pada diterapkan oleh UPPKA di Banjarmasin Barat.
Kecamatan Banjarmasin Barat menempati posisi
Sedangkan yang paling sedikit menerapkan
terendah dalam penerapan perencanaan keuangan.
(2) Pencatatan atau pembukuan adalah kegiatan pencatatan keuangan dalam usahanya yakni di
dalam akuntansi yaitu mencatat transaksi harian wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara. Pada
(Andreas, 2011). wilayah ini kebanyakan dari mereka kurang
P EN ERAPAN I N D IKATOR P EN CATATAN
sadar pentingnya melakukan pencatatan
K EU AN GAN P AD A B EB ER APA U P PKA D I K OTA
B AN JAR MASIN
keuangan.
Pencatatan transaksi penjualan (3) Pelaporan berarti laporan yang dibuat tidak
Pencatatan transaksi pembelian hanya sekedar angka-angka tetapi memiliki
Pencatatan inventaris
Pencatatan biaya dalam produksi informasi (Kuswadi, 2005). Laporan keuangan
Pencatatan penjualan secara tertulis dibuat untuk menyediakan informasi mengenai
Pencatatan pembelian secara tertulis
Rutin mencatat transaksi penjualan posisi keuangan suatu usaha, dan ditujukan
Rutin mencatat transaksi pembelian kepada pemakai laporan keuangan.
11% 14%
11% 12%
13% 12%
15% 12%

Gambar-4 Penerapan Indikator Pencatatan


keuangan Pada beberapa uppka di Kota
Banjarmasin
Pada grafik di atas, dapat kita lihat penerapan
yang tertinggi yaitu pada item pencatatan
137
PENERAPAN INDIKATOR PELAPORAN
kelompok UPPKA. Karena kurangnya
KEUANGAN PADA BEBERAPA UPPKA DI pengetahuan mereka mengenai pelaporan
KOTA BANJARMASIN keuangan yang baik dan benar. Tujuan dari
Membuat laporan keuangan lengkap adanya laporan keuangan ialah memberikan
Membuat laporan neraca informasi terkait kinerja keuangan sehingga
Membuat laporan laba/rugi
berguna untuk evaluasi agar usaha yang
Rutin membuat laporan laba/rugi
dijalankan dapat berkembang.
Membuat laporan arus kas
Rutin membuat laporan arus kas
(4) Pengendalian adalah peralatan untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan
19%0%18% sesuai dengan perencanaan (Handoko, 2011).
Perencanaan yang disusun pada awal usaha,
19% akan dievaluasi setelah pelaksanaan rencana
44% selesai.
Gambar-6 Penerapan Indikator Pelaporan PENERAPAN INDIKATOR
PENGENDALIAN KEUANGAN
keuangan Pada beberapa UPPKA di Kota PADA BEBERAPA UPPKA DI
Banjarmasin KOTA BANJARMASIN
Berdasarkan grafik tersebut, dapat kita lihat Menyimpan nota dari pengeluaran yang terjadi
bahwa item terbanyak yang telah diterapkan
Membuat nota penjualan dua rangkap
oleh UPPKA dalam pelaporan keuangan yakni
membuat laporan arus kas. Hal ini terbukti Menyimpan nota atas transaksi penjualan
dengan adanya buku kas yang berisi 21%
pencatatan kas masuk ataupun keluar yang 29%
telah dilakukan oleh beberapa kelompok
UPPKA tersebut. Kemudian, item yang paling
50%
sedikit diterapkan yaitu membuat laporan
keuangan lengkap, dan laporan neraca.
Gambar-8 Penerapan Indikator Pengendalian
PENERAPAN INDIKATOR PELAPORAN Keuangan Pada beberapa UPPKA di Kota
KEUANGAN PADA BEBERAPA UPPKA DI Banjarmasin
TIAP KECAMATAN
Dapat kita lihat bahwa penerapan indikator
Banjarmasin Selatan Banjarmasin Timur pengendalian yang paling banyak adalah
Banjarmasin Barat Banjarmasin Utara membuat nota penjualan dua rangkap.
Banjarmasin Tengah Kemudian, yang paling sedikit diterapkan
yakni menyimpan nota dari pengeluaran yang
6%12% terjadi.
19%
PENERAPAN INDIKATOR PENGENDALIAN
KEUANGAN PADA BEBERAPA UPPKA DI TIAP
13% KECAMATAN
50%
Banjarmasin Selatan Banjarmasin Timur
Banjarmasin Barat Banjarmasin Utara
Banjarmasin Tengah

13%12%
Gambar-7 Penerapan Indikator Pelaporan 21%
keuangan Pada beberapa UPPKA Di Tiap 42%
12%
Kecamatan
Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa Gambar-9 Penerapan Indikator Pengendalian
penerapan indikator pelaporan terbanyak yakni Keuangan pada beberapa uppka Di Tiap
di wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur. Kecamatan
Sedangkan yang paling rendah ialah di wilayah Dapat kita lihat bahwa wilayah Banjarmasin
Kecamatan Banjarmasin Tengah. Berdasarkan Timur sudah banyak menerapkan
hasil kuesioner, dan wawancara dapat pengendalian keuangan. Sedangkan wilayah
disimpulkan bahwa penerapan pelaporan yang paling rendah dalam penerapan indikator
keuangan sangat minim dilakukan oleh para
138
pengendalian yakni Kecamatan Banjarmasin kelompok UPPKA mana yang masih berjalan
Barat dan Banjarmasin. dengan baik dan mana yang sudah tidak
Hambatan dan solusi dalam pengelolaan terkoordinir dengan semestinya. Untuk
keuangan program pemberdayaan ekonomi UPPKA yang sudah kurang terkoordinir agar
keluarga, antara lain: (1) Unsur Perencanaan, bisa diberikan solusi terutama mengenai
hambatan dalam penerapan unsur perencanaan permodalan. Karena dengan adanya modal
keuangan dalam program pemberdayaan yang diberikan oleh pihak terkait (yang
ekonomi keluarga yakni kurang memahami menangani program pemberdayaaan ekonomi
bagaimana cara melakukan perbandingan dan keluarga) sehingga dapat membuat UPPKA
evaluasi terhadap perencanaan yang dibuat yang awalnya hampir mati menjadi tumbuh
dengan actual. Serta belum mempunyai dana kembali. (3) Unsur Pelaporan, hambatan dalam
yang bisa disisihkan untuk cadangan kas penerapan unsur pelaporan keuangan dalam
kelompok. Solusi dari hambatan dalam program pemberdayaan ekonomi keluarga
penerapan perencanaan keuangan program yakni kurangnya pengetahuan para kelompok
pemberdayaan ekonomi keluarga ialah UPPKA bagaimana laporan keuangan yang
perlunya dilakukan pelatihan ataupun lengkap dan seperti apa laporan neraca itu.
sosialisasi mengenai cara membandingkan dan Banyak dari mereka melakukan pencatatan
mengevaluasi perencanaan usaha yang telah pemasukan dan pengeluaran saja, akan tetapi
dibuat dengan kenyataan yang terjadi. Karena tidak sampai ditahap pembuatan laporan
melakukan evaluasi dan perbandingan tersebut keuangan karena kurangnya pengetahuan
sangat penting dilakukan agar tujuan dari mereka mengenai hal tersebut. Solusi dari
rencana dapat tercapai dan dapat menilai hambatan tersebut yaitu perlu perhatian khusus
apakah rencana yang dilakukan sudah baik kepada para UPPKA karena kebanyakan dari
atau belum. Jadi, apabila rencana sebelumnya mereka kurang memahami mengenai
kurang optimal, maka diperlukannya rencana pelaporan keuangan yang lengkap, baik, dan
yang kedua untuk memaksimalkan kinerja benar. Dengan adanya pelaporan keuangan
usaha dari UPPKA tersebut . (2) Unsur yang baik dapat memberikan informasi yang
Pencatatan, hambatan dalam penerapan unsur berguna untuk evaluasi usaha sekaligus dapat
pencatatan keuangan dalam program dijadikan inovasi untuk usaha kedepannya.
pemberdayaan ekonomi keluarga yakni Tidak perlu membuat laporan keuangan yang
kurangnya pengetahuan para kelompok rumit, cukup dengan membuat laporan laba
UPPKA mengenai pentingnya dilakukan rugi dan laporan arus kas secara teratur (misal
pencatatan atas segala transaksi yang terjadi di sebulan sekali). Dengan membuat kedua
dalam sebuah usaha. Kurangnya kesadaran laporan tersebut dirasa sudah dapat
mereka untuk melakukan pencatatan keuangan memberikan efek yang baik dalam kelancaran
tersebut. Faktor lain yang menjadi penghambat usaha kedepannya. (4) Unsur Pengendalian,
dalam pencatatan keuangan para kelompok hambatan dalam penerapan unsur
UPPKA yakni saat terjdi pandemi virus pengendalian keuangan dalam program
CORONA yang menyebabkan usaha mereka pemberdayaan ekonomi keluarga yakni masih
menurun drastis, sehingga pencatatan kurang menyadari pentingnya membuat dan
keuangan tidak terlaksana dengan baik. Selain mengarsipkan nota dari setiap pengeluaran dan
itu karena adanya musibah kebanjiran, dan transaksi penjualan yang terjadi. Sulitnya
juga kebakaran yang menyebabkan buku menemukan tempat di pasar tradisional yang
pencatatan mereka rusak sehingga perlu waktu menyediakan nota atas transaksi jual beli yang
agar mereka bisa melakukan pencatatan dilakukan. Kemudian, kurangnya kesadaran
kembali. Solusi dari hambatan tersebut adalah mereka mengenai pengarsipan nota penjualan,
perlu diberikan sosialisasi tentang pentingnya karena mereka hanya membuat nota untuk
pencatatan keuangan. Karena sumber dana dan diserahkan ke pembeli, sehingga kebanyakan
jenis penggunaan dana harus dicatat dengan kelompok UPPKA tidak menyimpan nota
tepat agar tidak terjadi penyelewengan dan tersebut sebagai arsip dalam pengendalian
ketidak-beresan dalam kinerja keuangan. keuangan mereka.
Selain itu, perlunya perhatian khusus untuk
139
Solusi dari hambatan tersebut yaitu perlunya Nasution, A. R. (2015). Pemberdayaan UPPKS
para kelompok UPPKA terus membuat nota Monalisa Berbasis Pencatatan Keuangan
penjualan dua rangkap (baik penjualan dalam di Kota Medan. Jurnal Pengabdian
jumlah banyak ataupun sedikit, penjualan Kepada Masyarakat Vol. 21 Nomor 80
dalam jarak jauh ataupun dekat) salah satu nota
diberikan untuk pembeli, dan satu nota lagi Puspitaningtyas, Z. (2017). Pembudayaan
dijadikan sebagai arsip. Sehingga sinkronisasi Pengelolaan Keuangan Berbasis
data dapat akurat untuk pembuatan laporan Akuntansi Bagi Pelaku Usaha Kecil
keuangan. Menengah. Jurnal Akuntansi/Volume
5. KESIMPULAN XXI, No. 03.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, Sitorus, M. A. (2018). Analisis Pengelolaan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Program Pemberdayaan Ekonomi
Analisis pengelolaan keuangan progam Keluarga Perwakilan Badan
pemberdayaan ekonomi keluarga BKKBN Kependudukan Keluarga Berencana
Provinsi Kalimantan Selatan sudah cukup baik
Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera
akan tetapi masih ada beberapa indikator yang
perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Terutama pada Utara Tahun 2013 – 2017. Jurnal
unsur pelaporan dan pengendalian. Penerapan Pengabdian Kepada Masyarakat
indikator perencanaan (74%), indikator pencatatan Volume 24 No. 3.
(57%), indikator pengendalian (32%), dan Tewal, B. Rimper, J, R, T, S.L. Herrari, M, Ch,
indikator pelaporan (11%). Masih terdapat P. (2019). Pemberdayaan Ekonomi Dan
hambatan dalam pengelolaan keuangan program Pengelolaan Keuangan Keluarga Bagi
pemberdayaan ekonomi keluarga Badan Wanita GBI Marina Plaza Manado.
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
(BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan. Pada Universitas Sam Ratulangi.
unsur perencanaan para kelompok UPPKA masih Astuti, E, N. (2021). Peran Dinas
kurang memahami bagaimana cara melakukan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
perbandingan dan evaluasi terhadap perencanaan
yang dibuat dengan aktual. Pada unsur pencatatan Berencana Dalam Meningkatkan
kurangnya kesadaran mereka untuk melakukan Pendapatan Keluarga Sejahtera Melalui
pencatatan keuangan. Kemudian, dalam unsur Usaha Ekonomi Keluarga Di Kelompok
pelaporan kurangnya pengetahuan para kelompok UPPKA Maju Bersama Kelurahan
UPPKA bagaimana laporan keuangan yang Bagan Pete Kota Jambi.
lengkap dan seperti apa laporan neraca itu. Perwakilan Badan Kependudukan dan
Terakhir, pada unsur pengendalian keuangan Keluarga Berencana Nasional Provinsi
sulitnya menemukan tempat di pasar tradisional Kalimantan Selatan (2019). 8 Langkah
yang menyediakan nota atas transaksi jual beli Tingkatkan Penghasilan Keluarga
yang dilakukan dan kurangnya kesadaran mereka Menuju Ekonomi Kuat dan Mandiri.
mengenai pengarsipan nota penjualan.
Perwakilan Badan Kependudukan dan
6. REFERENSI
Hasibuan, A. F. (2015). Pemberdayaan Keluarga Berencana Nasional Provinsi
UPPKS Cendrawasih Berbasis Kalimantan Selatan (2021). Pedoman
Pencatatan Keuangan di Kota Tanjung Pengelolaan Kelompok Usaha
Balai. Jurnal Pengabdian Kepada Peningkatan Pendapatan Keluarga
Masyarakat Vol. 21 Nomor 81. Akseptor (UPPKA).
Hery. (2015). Akuntansi Dasar 1 dan 2. Perwakilan Badan Kependudukan dan
Jakarta: PT. Grasindo Keluarga Berencana Nasional Provinsi
Inayah, N. Jauhariyah, N, A. Ekaningsih, L, A, Kalimantan Selatan (2021). Tatanan
F. Ridwan, M, H. (2019). Pemberdayaan Hidup Baru Dalam Pengelolaan
Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Keuangan Keluarga.
Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS). Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Volume II Nomor 1.

140

You might also like