Persepsi Peserta Latsar

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

BPSDM

PROVINSI JAMBI

JURNAL PRAJAISWARA e-ISSN: 2809-6991, p-ISSN: 2722-6352


Home page (https://prajaiswara.jambiprov.go.id) Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020

Pelatihan Dasar Golongan III Pola Dalam Jaringan (Daring) :


Persepsi Kepuasan Peserta dan Capaian Pembelajaran

Basic Training Group III Patterns in the Network (Online):


Perceptions of Participant Satisfaction and Learning Outcomes

Bailah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi, Indonesia
bailahsalehtuah@gmail.com

Abstract
This study aims to determine how the success rate of implementing the online pattern latsar
compared to the facial pattern latsar that has been done so far. Measurement of the
effectiveness/success rate of latsar is done by evaluating using the Kirkpatrick reaction level
and learning level approach. This study uses a mixed mix approach of quantitative and
qualitative. Data were collected by filling out questionnaires and secondary data studies.
Subjects for this study were participants of CPNS Class III Batch I Tanjung Jabung Barat
Regency 2020. The informants in this study were 40 (forty) participants and the organizing
committee at BKPSDM, Tanjung Jabung Barat Regency. The data analysis technique was
carried out by using qualitative data that was converted into quantitative data, data
classification, formulating research results, and analyzing research results. The results of the
research on the reaction level showed that 71.95% of Latsar participants showed a "very
satisfied reaction” in the implementation of online latsar, and 22.79% of Latsar participants
showed " satisfied " reactions and only 5.85% of participants showed reactions "quite
satisfied". If analyzed per indicator, out of the 7 (seven) level reaction indicators that have
been determined, there are 4 indicators that indicate the level of reaction of participants who
are "very satisfied" which is above 60%, namely the benefits of increasing participant
competence, teacher performance, discussion topics and teacher competence. One indicator
that needs attention is the convenience of the training location because the level of reaction
of participants who stated "very satisfied" was only 28.42% and 58.75% stated, "satisfied". At
the learning level of the 4 assessment indicators used, the normative average score of face-to-
face latsar participants is 80 (eighty), while the online latsar participants' average score is 84
(eighty-four), this shows that the level of effectiveness / the success of online pattern latsar is
higher than face-to-face pattern latsar. The conclusion of the study, at the reaction level
71.95% of Latsar participants stated that the online learning process with online patterns was
very fun / very good and 22.79% stated it was fun/good, and only 5.85% stated that it was
quite fun/good enough and at the level of participant learning, the implementation of online
latsar learning has a better effect on the ability of participants to absorb material compared to
face-to-face latsar patterns. Suggestions for organizers to further improve the quality of the
convenience of online training locations for future implementation and organizers do not

125
Corresponding author’s email: bailahsalehtuah@gmail.com
This is an open-access article distributed under the terms a CC By-SA 4.0
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

hesitate to do online pattern lats because the learning effect for participants is higher than
face-to-class pattern lats.
Keywords: online communication; face-to-face communication; reaction; learning

PENDAHULUAN pembinaan dan pengembangan karir serta


Perubahan nomenklatur Prajabatan salah satu upaya untuk meningkatkan
CPNS menjadi Pelatihan Dasar (Latsar) kualitas sumber daya manusia sesuai
CPNS merupakan pembaharuan pelatihan dengan kebutuhan pekerjaan. Para ahli
yang diharapkan dapat menghasilkan PNS banyak berpendapat tentang arti dan
profesional yang berkarakter dalam definisi pelatihan, namun dari berbagai
melaksanakan tugas dan jabatannya pendapat tersebut pada prinsipnya tidak
sebagai pelaksana kebijakan publik, jauh berbeda. Goldstsein dan Gressner
pelayan publik, dan perekat dan pemersatu dalam Kamil (2010) mendefinisikan
bangsa. Arus globalisasi sudah tidak pelatihan sebagai usaha sistematis untuk
terbendung masuk ke Indonesia disertai menguasai keterampilan, peraturan,
dengan perkembangan teknologi yang konsep, ataupun cara berperilaku yang
semakin canggih, dunia kini memasuki era berdampak pada peningkatan kinerja.
revolusi industri 4.0, yakni menekankan Selanjutnya menurut Dearden dalam
pada pola digital economy, artificial Kamil (2010) yang menyatakan bahwa
intelligence, big data, robotic, dan lain pelatihan pada dasarnya meliputi proses
sebagainya atau dikenal dengan fenomena belajar mengajar dan latihan bertujuan
disruptive innovation. Menghadapi untuk mencapai tingkatan kompetensi
tantangan tersebut, kita perlu tertentu atau efisiensi kerja. Sebagai hasil
meningkatkan daya saing kita baik pelatihan, peserta diharapkan mampu
nasional maupun regional. merespon dengan tepat dan sesuai situasi
PNS mempunyai peranan penting tertentu.
dalam proses pelayanan publik dalam Selanjutnya Fiedman dan Yarbrough
masyarakat, merupakan aset negara yang (dalam Sudjana, 2007) menunjukan bahwa
perlu dikembangkan potensi dan pelatihan adalah upaya pembelajaran,
kemampuannya. Untuk mewujudkan hal yang diselenggarakan oleh organisasi
itu, diperlukan desain diklat yang tepat (instansi pemerintah, lembaga swadaya
bagi CPNS sebagai awal pembentukan masyarakat, perusahaan, dan lain
karakter dan kompetensi sesuai tuntutan sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan
jabatannya. Pelatihan merupakan sarana atau untuk mencapai tujuan organisasi.
126
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

Lebih jauh Sastrodipoera (2006) dalam masyarakat yang mempengaruhi segala


Kamil (2010) memberikan definisi aspek kehidupan, tidak terkecuali pada
pelatihan adalah “salah satu jenis proses pelatihan/diklat. Siap atau tidak siap, mau
pembelajaran untuk memperoleh dan atau tidak mau, semua pihak yang terlibat
meningkatkan keterampilan diluar sistem pada penyelenggaraan pelatihan dituntut
pengembangan sumber daya manusia, untuk siap menghadapi pelatihan pola
yang berlaku dalam waktu yang relatif daring. Kondisi demikian membuat skeptic
singkat dengan metode yang lebih beberapa pihak dan pesimis jika mampu
mengutamakan taktik daripada teori”.
melaksanakan pelatihan daring dengan baik.
Sejalan dengan pendapat diatas
Banyak pihak seperti penyelenggara,
Sastraadipoera (2006) menyebutkan juga
pengajar, peserta dan pihak terkait lainnya
bahwa pelatihan bisa dianggap sebagai
pesimis mampu melaksanakan pelatihan
suatu proses penyampaian pengetahuan ,
daring berhasil dengan baik.
keterampilan, dan pembinaan sikap dan
Pelaksanaan latsar CPNS di Provinsi
kepribadian.
Jambi sampai dengan tahun 2019 telah
Berdasarkan pendapat para ahli yang
dilakukan secara konvensional atau tatap
telah dikemukakan diatas, maka
muka di kelas, dengan merebaknya wabah
kesimpulan bahwa pelatihan merupakan
Pandemik Covid-19 yang di Indonesia
suatu bentuk bantuan dalam proses
dimulai pada awal Maret 2020 dan
pembelajaran yang terorganisir dan
berlangsung hingga sampai saat ini,
sistematis dengan jangka waktu yang relatif
kondisi demikian sudah membawa efek
singkat untuk meningkatkan pengetahuan
yang luar biasa bagi semua aspek
dan keterampilan peserta pelatihan yang
kehidupan dan kegiatan masyarakat secara
sifatnya praktis guna mencapai tujuan
keseluruhan, termasuk pelatihan juga
tertentu.
terkena dampaknya. Dengan adanya
Pelaksanaan pelatihan tanpa tatap muka
wabah pandemik ini, mau tidak mau dan
langusng (daring) tidak asing lagi dan sudah
siap atau tidak siap, pelatihan juga
diterapkan pada beberapa pelatihan di
menyesuaikan dengan kebijakan social
Indonesia. Permasalahannya selama ini
distance dan diranah pelatihan dikenal
penyelenggara pelatihan terpaku dengan
dengan distance learning. Pihak
pola tatap muka dan sedikit lalai untuk berwenang terkait sudah mengambil
mempersiapkan daring pola daring. kebijakan pelatihan yang wajib
Kejadian pandemic Covid-19 memberikan menggunakan daring dan kalaupun
hikmah dan kesadaran luar biasa bagi dengan tatap muka harus memenuhi
127
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

protokol kesehatan dengan ketat dan TINJAUAN LITERATUR


itupun hanya boleh dilakukan pada Model evaluasi ini pertama kali
daerah dengan status zona hijau. dipublikasikan pada tahun 1959 oleh
Dengan mempertimbangkan segala aspek, Donald Kirkpatrick, seorang profesor di
maka pelatihan daring adalah solusi Universitas Wisconsin, sekaligus presiden
terbaik dilakukan pada Latsar CPNS dari American Society for Training and
Tahun 2020 ini karena masih maraknya Development (ASTD). Empat level yang
wabah pandemic Covid-19. dimaksud adalah Reaction (Reaksi),
Evaluasi pelatihan adalah langkah Learning (Pembelajaran), Behavior
terstruktur untuk memutuskan maksud (Tingkah laku), dan Results.
tujuan suatu nilai dalam sebuah proses Level Reaction. Level ini mengukur
pembelajaran, kinerja, kegiatan, proses dan bagaimana para peserta pelatihan bereaksi
sebagainya berlandaskan parameter kepada training tersebut. Tentunya sebagai
tertentu. Berdasarkan pendapat Prevical organisasi menginginkan para peserta
(dalam Hamalik, 2001) Evaluasi adalah merasa training yang mereka lakukan
aktivitas sistematis untuk menilai berguna dan membantu perkembangan
keefektifan sebuah sistem pembelajaran mereka, sekaligus bahwa mereka merasa
secara menyeluruh. Sementara evaluasi nyaman dengan para instruktur, topik yang
belajar adalah sebuah kegiatan pemastian diberikan, materi- materi, presentasi, serta
hasil belajar yang telah didapat lokasi training. Reaksi perlu diukur untuk
berlandaskan parameter yang telah menjadi referensi ke depan agar program
ditetapkan. Evaluasi pembelajaran adalah training menjadi seefektif mungkin dan
metode penetapan nilai.. senantiasa berkembang, sekaligus
Evaluasi pelaksanaan pelatihan sudah mendeteksi apakah ada materi yang
pernah dilakukan di BPSDM Provinsi tertinggal dan tidak disampaikan. Tips
Jambi. Evaluasi dilakukan mengacu praktis untuk level ini adalah memberikan
kepada Peraturan Kepala Lembaga kuesioner kepada peserta, agar peserta
Administrasi Negara dan dilakukan pada dapat memberikan rating atas: instruktur,
aspek penyelenggaraan, peserta, pengajar topik, materi-materi, presentasi yang telah
dan penceramah. Hanya saja evaluasi diberikan, serta lokasi training.
yang dilakukan terfokus pada Level Learning, mengukur apa saja
penyelenggaraan pelatihan pola tatap yang telah dipelajari oleh para peserta.
muka (luring). Pertanyaan yang penting diajukan adalah
seberapa jauh mereka belajar, atau

128
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

menangkap pengetahuan dan wawasan mengaplikasikan apa yang sudah mereka


baru? Hal yang sebaiknya dilakukan pelajari, atau dari diri mereka sendiri
sebelum memulai sesi training adalah memang tidak ada niatan untuk
dengan menyiapkan daftar tujuan menerapkannya. Tips praktis untuk level
pembelajaran, yang juga akan menjadi ini adalah melakukan pencatatan dan
titik awal analisis nantinya. Perlu diingat evaluasi terhadap perubahan perilaku yang
bahwa hasil pembelajaran dapat diukur diharapkan dari peserta, sebelum dan
dengan berbagai cara, melalui perubahan sesudah mengikuti pelatihan. Contoh:
pengetahuan, skill, atau sikap dan perilaku kemampuan bernegosiasi, kemampuan
peserta. Level ini juga sangatlah penting menjual, dan sebagainya.
karena berkembang atau tidaknya peserta Level Result, hasil akhir dari sesi
juga dapat membantu sesi training di training tersebut dapat dianalisa dan
kemudian hari. Tips praktis untuk level ini diukur. Pengukuran ini termasuk hasil
adalah memberikan pra dan post-test akhir yang menurut organisasi adalah baik
kepada karyawan. bagi kelangsungan bisnis, para pegawai,
Level Behavior, yang dapat di dan segala hal yang berhubungan dengan
evaluasi adalah seberapa jauh sikap dan perusahaan itu sendiri. Tips praktis untuk
perilaku para peserta berkembang setelah level ini adalah melihat apakah ada
menerima training. Hal ini dapat lebih peningkatan terhadap aspek bisnis atau
spesifik terlihat dalam bagaimana mereka proses bisnis perusahaan. Contoh:
mengaplikasikan informasi dan materi peningkatan penjualan, efisiensi waktu
yang mereka dapatkan. Perlu diingat kerja, dan sebagainya.
bahwa sikap dan perilaku akan berubah
senada dengan perubahan kondisi Review Penelitian Sebelumnya
lingkungan sekitar. Sangat mungkin 1. Penelitian oleh Yetti Nurhayati yang
perubahan tersebut tidak tampak apabila, berjudul Penerapan Model Kirkpatrick
misalnya, dua level sebelumnya tidak Untuk Evaluasi Program Diklat Teknis
diaplikasikan dan diukur dengan benar. Substantif Materi Perencanaan
Maka, organisasi akan berasumsi training Pembelajaran di Wilayah Kerja Provinsi
gagal, padahal sebaliknya. Namun, tidak Kepulauan Riau. Penelitian ini berfokus
adanya perubahan tidak selalu berarti para pada pelaksanaan diklat teknis dan
peserta tidak mempelajari apa-apa;
penelitianm mencakup semua level
sangatlah mungkin atasan atau lingkungan
yaitu reaction, learning, behavior dan
kerja menghalangi mereka
results.

129
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

2. Penelitian oleh Syamsu Qamar Badu pembelajaran peserta latsar pola daring?
yang berjudul Implementasi Evaluasi
Model Kirkpatrick Pada Perkuliahan METODE
Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas. Jenis penelitian ialah penelitian evaluasi
Penelitian ini berfokus pada penelitian dengan pendekatan campuran dengan
mata kuliah dan menggunakan 4 level menggunakan metode kuantitatif dan
evaluasi, dimana masing-masing level kualitatif secara bersamaan baik dalam
menggunakan alat penilaian yang pengumpulan data dan analisisnya.

berbeda. 1. Lokasi dan Kesampaian Daerah

3. Penelitian oleh Azwar Iskandar yang Penelitian dilakukan di Kabupaten

berjudul Evaluasi Diklat ASN Model Tanjung Jabung Barat dan hasil
penelitian diharapkan sebagai bahan
Kirkpatrick (Studi Kasus Pelatihan
pengambilan kebijakan terkait
Effective Negotiation Skill balai Diklat
pelaksanaan latsar tahun 2021 dalam
Keuangan Makasar). Penelitian ini
Provinsi Jambi.
berfokus pada mengukur kepuasan
2. Materi yang Diteliti
peserta, implementasi hasil diklat,
Evaluasi model Kirkpatrick memilik 4
dampak diklat dan identifikasi yang
(empat) level evaluasi, yaitu : reaction,
menghambat penerapan hasil diklat.
learning, behavior dan result. Pada
penelitian ini digunakan 2 level
pertama yaitu reaction dan learning
Tujuan dan Maksud Penelitian untuk mengukur perbandingan persepsi
Penelitian ini memiliki tujuan untuk peserta yang mengikuti latsar pola
mengetahui reaksi peserta dan capaian daring terhadap peserta latsar dengan
pembelajaran yang diperoleh peserta pada pola tatap muka. Kemudian
latsar pola daring yang merupakan pengukuran hanya dilakukan sampai
pertama kali dilakukan di Provinsi Jambi. proses pembelajaran pada tahap on
Penelitian ini juga dimaksudkan untuk class 1.
memperkaya bahan tidak ada kepastian. Materi dalam penelitian ini adalah
persepsi peserta terhadap proses
Pertanyaan Peneliti Sebelumnya pelaksanaan Latsar secara daring dan
1) Bagaimanakah tingkat kepuasan peserta juga dilakukan pengambilan data hasil
dengan penyelenggaraan latsar daring? penilaian pada peserta meliputi nilai
2) Bagimanakah tingkat ketercapaian disiplin peserta, nilai akademik peserta

130
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

dan nilai keterampilan peserta berupa pembelajaran, kelima, materi


aktualisasi. pembelajaran, keenam, kompetensi
narasumber/pengajar menurut persepsi
Pengumpulan Data peserta, dan ketujuh, lokasi pelatihan
Data yang digunakan adalah data primer menurut persepsi peserta. Berikut
dan data sekunder. disajikan hasil penelitian per indicator
a. Data primer diperoleh dari informan yaitu sebagaimana disajikan pafda table 01
40 peserta Latsar CPNS Golongan III berikut :
Angkatan 1 Kabupaten Tanjung Jabung Tabel 1. Reaksi peserta per Indikator

Barat Tahun 2020 dan pengambilan data


dilakukan dengan kuesioner google form.
b. Data sekunder diperoleh dari panitia
penyelenggara di BKPSDM Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dan pengambilan
data diambil dari laporan dokumentasi.

Pengolahan dan Analisis Data


Data primer yang diperoleh dari jawaban
peserta penulis konversikan ke data Hasil penelitian keseluruhan menunjukan
kuantitatif, analisis hasil dan penyajian bahwa secara umum peserta memiliki
hasil. Data sekunder yang diperoleh dari persepsi yang sangat puas terhadap
laporan/dokumentasi penulis olah, analisis penyelenggaraan latsar pola daring, hal ini
hasil dan penyajian hasil. ditunjukkan dengan hasil kuesioner secara
lebih jelasnya dapat lihat dalam Tabel 01
HASIL dan PEMBAHASAN berikut: Dari Tabel 01, rata-rata 7 indikator
Evaluasi Level Reaction Peserta menunjukkan bahwa menunjukkan
Dalam penelitian ini, untuk mengukur level persepsi 71,96% peserta sangat puas,
reaction peserta digunakan 7 variabel yang 22,79% peserta puas dan 5,25% peserta
meliputi : pertama, kemanfaatan latsar cukup puas Hal ini menunjukkan bahwa
bagi peserta dalam menjalankan tugas, reaksi peserta terhadap proses
kedua, peningkatan kompetensi peserta penyelenggaraan latsar pola daring ini
setelah mengikuti latsar, ketiga, sangat baik.
performance narasumber saat memberikan
materi, keempat, topik diskusi saat

131
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

Kemanfaatan Latsar bagi peserta meningkat setelah mengikuti latsar,


dalam menjalankan tugas kemudian ditanyakan juga bagaimana
Dari Tabel 01, Hasil penelitian sikap perilaku mereka setelah mengikuti
menunjukkan bahwa peserta merasakan latsar?dan terakhir ditanyakan apakah
memiliki kemanfaatan latsar dalam kompetensi mereka meningkat dalam
menunjang pelaksanaan tugas mereka memberikan pelayanan.
sehari-hari. Pada indikator ini peserta
menjawab bahwa 66,25% merasakan Performance pengajar/narasumber saat
sangat bermanfaat,30.75% merasakan memberikan materi
bermanfaat dan 3,00% cukup bermanfaat. Berdasarkan indikator performance
Dalam indikator ini persepsi peserta narasumber dan pengajar dalam
menyatakan bahwa mereka disiplin lebih memberikan materi pembelajaran, peserta
dalam memberikan pelayanan, mereka berpersepsi bahwa 70,25% merasakan
juga lebih bertanggung jawab dalam narasumber/pengajar sangat baik
menjalankan tugas dan bersikap ramah, performannya, sekitar 26.00%
mereka juga dapat bekerjasama dalam berpendapat performan
memberikan pelayanan serta mereka narasumber/pengajar baik 3,75% peserta
meyakini dapat mempraktekkan nilai-nilai berpendapat performan
dasar ANEKA dalam menjalankan tugas narasumber/pengajar cukup. Agar dapat
mereka. menarik kesimpulan terhadap indicator ini
peneliti menanyakan performance
Peningkatan Kometensi pengajar agenda 1, agenda 2, agenda 3 dan
Ketika ditanyakan apakah persepsi agenda aktualisasi/habituasi. Berdasarkan
kompetensi mereka bertambah dengan angka pada tabel 02, peserta berpersepsi
mengikuti latsar?hasil penelitian bahwa kompetensi para pengajar dan
menunjukkan bahwa sebanyak 48,13% narasumber sudah sangat baik. Walaupun
peserta sangat merasakan terjadi demikian, masih ada peserta berpersepsi
peningkatan kompetensi mereka, 51,12% cukup baik sekitar 3,75%, hal ini perlu
merasakan adanya peningkatan menjadi perhatian para pengajar untuk
kompetensi, dan 0,75% peserta cukup selalu meningkatkan kualitas diri dan
merasakan peningkatan kompetensi performance nya dalam memberikan
mereka. Dalam indikator yang peneliti materi. Dan jika dianalisis lebih
eksplorasi pada peserta adalah apakah mendalam, persepsi peserta terhadap
pengetahuan dan keterampilan mereka pemateri agenda 1 masih kurang

132
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

dibandingkan terhadap pemateri agenda analisis isu kontempor, dan bela negara
lainnya. Karena itu pemateri agenda lebih Agenda 2 terdiri dari materi Akuntabiltas,
memperhatikan kondisi yang demikian Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
sebagai antisipasi kedepannya jika latsar Mutu dan Anti-Korupsi, yang biasa
daring dibuka kembali. disingkat ANEKA. Materi ini merupakan
nilai-nilai dasar yang harus dan wajib PNS
terapkan untuk menjadi abdi negara yang
Topik diskusi saat pembelajaran professional. Dan agenda 3 terdiri dari
Topik diskusi saat pembelajaran adalah Whole of Govenrment, Pelayanan Publik
membahas suatus kasus dan peserta dan Manajemen PNS. Hasil peneltian
diminta untuk berdiskusi dengan menunjukkan sebanyak 40% peserta
kelompoknya dan memaparkan hasil berpendapat materi latsar sangat baik,
diskusinya. Untuk mengeksplor toipik 55,50% mereka berpendapat baik dan
diskusi ini, peneliti menanyakan kepada 4,50% menjawab cukup baik. Yang perlu
peserta meliputi daya ytarik topik agenda mendapat perhatian adalah bahwa persepsi
1, agenda 2, agenda 3 dan agenda peserta yang berkategori “baik” melebihi
aktualisasi/habituasi. Hasil penelitian “sangat baik”, hal ini perlu menjadi
menunjukan sekitar 63,75% peserta catatan tersendiri agar para pengajar
berpendapat topik pembelajaran sangat mengembangkan materi pembelajarannya
menarik, 32,50% perserta berpendapat secara lebih kreatif dan inovatif sehingga
topik pembelajaran menarik, dan 3,75% persepsi peserta bergerak kearah “sangat
peserta berpendapat topik cukup menarik. baik” menjadi lebih tinggi lagi. Dalam hal
ini pengajar bisa mengembangkan materi
Materi pembelajaran pelengkap modul dengan materi-materi
Materi pembelajaran meliputi materi yang menarik dan kekinian sesuai dengan
agenda 1, materi agenda 2, materi agenda perkembangan teknologi dan informasi.
3 dan materi agenda aktualisasi/habituasi.
Untuk melihat persepsi peserta terhadap Kompetensi narasumber/pengajar
indicator ini, peneliti menanyakan menurut persepsi peserta
bagaimana ketertarikan peserta pada Ketika peserta ditanya kompetensi
materi pembelajarn agenda 1 yaitu materi pengajar dan narasumber, bagaimana
terkait dengan pembentukan sikap dan persepsi mereka terhadap pengajar dan
perilaku peserta. Dalam materi ini ada 3 narasumber? Dalam penelitian indikator
mata diklat yaitu wawasan kebangsaan, ini, aspek yang ditanyakan ke peserta

133
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

adalah bagaimana persepsi mereka 13,12% yang menyatakan lokasi cukup


terhadap kompetensi pengajar/narasumber nyaman.
materi agenda 1, materi agenda 2, materi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
agenda 3 dan materi aktualisasi/habituasi. dari 7 variabel reaction yang diteliti,
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel (variabel kompetensi
67.62% peserta berpersepsi bahwa pengajar, variabel topik pembelajaran,
pengajar dan narasumber memiliki variabel performance pengajar dan
kompetensi yang sangat baik, 27,50% variabel kemanfaatan latsar bagi peserta)
menjawab kompetensi dimana peserta berpersepsi “sangat baik”
pengajar/narasumber baik, dan hanya mendapat porsi yang paling besar (lebih
4,88% yang menjawab bahwa kompetensi dari 50%). Sementara ada 3 variabel
narasumber cukup baik. Hal ini (variabel peningkatan kompetensi peserta,
menunjukkan bahwa kompetensi pengajar variabel materi pembelajaran dan variabel
dan narasumber sudah sesuai dengan lokasi pelatihan) dimana peserta
program yang disusun dan dilaksanakan. berpersepsi “baik” lebih dari 50%. Dari 3
Dan perlu menjadi perhatian dan catatan variabel yang memiliki persepsi “baik”,
adalah bahwa masih ada 4,88% peserta adalah variabel lokasi pelatihan perlu
berpendapat kompetensi pengajar masih mendapat perhatian khusus untuk
berkategori “cukup baik”. merancang latsar pola daring ke depannya,
karena berdasarkan indikator-indikator
Lokasi Pelatihan yang ditanyakan hanya variabel lokasi
Dan terakhir, untuk mengetahui reaksi pelatihan yang pesertanya berpersepsi
peserta terhadap penyelenggaraan latsar kategori “baik” sejumlah 58,75% artinya
pola daring ini, ditanyakan juga persepsi hampir 60% peserta beranggapan lokasi
mereka terhadap lokasi penyelenggaraan. pelatihan latsar masih perlu ditingkatkan
Lokasi yang ditanyakan meliputi lokasi kenyamanannya.
peserta sendiri, lokasi pengajar, lokasi
admin kelas dan lokasi peserta lainnya. Evaluasi Level Learning Peserta
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Dalam pengukuran level learning peserta
hanya 28,12% yang menyatakan lokasi latsar ini, data yang digunakan adalah data
sangat nyaman, sementara sebagian besar sekunder yang diperoleh dari BKPSDM
peserta berpersepsi lokasi penyelenggaraan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
nyaman yaitu sejumlah 58,75% dan hanya Berdasarkan data, jumlah CPNS tahun
2018 yang diterima dan lolos di

134
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung maupun seminar laporan aktualisasi


Barat berjumlah 185 orang. Dari 185 dilakukan dengan tatap muka langsung
CPNS tersebut, pada tahun 2019 sudah dengan protokol kesehatan ketat.
dilaksanakan Latsar untuk 1 kelas (40 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
orang) dengan pola konvensional (tatap penyelenggaraan latsar pola daring
muka). Sisanya 145 orang baru bisa memiliki tingkat pembelajaran yang lebih
melaksanakan latsar pada tahun 2020 ini. baik dibandingkan pola tatap muka, hal ini
Oleh karena kondisi pandemic, maka pola dapat dilihat perbandinganya pada Tabel
latsar tahun 2020 ini yang awalnya 09 berikut:
direncanakan tatap muka diubah menjadi Tabel 2. Capaian Pembelajaran Peserta pada Pola
Daring dan Tatap Muka
pola daring dan langsung dilaksanakan
serentak 4 kelas (145 orang).
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, latsar
tahun 2019 yang dilaksanakan dengan pola
tatap muka (luring) sudah selesai dan
memiliki data-data yang lengkap baik itu
nilai disiplin peserta, nilai pendalaman
Pengukuran level learning peserta latsar
kasus, nilai pengetahuan dan nilai
dilakukan dengan menggunakan 4
aktualisasinya. Sementara pada latsar
indikator yang meliputi : disiplin,
tahun 2020 yang saat ini sedang
pendalaman kasus, pengetahuan dan
berlangsung, data yang didapat adalah
aktualisasi. Keempat indikator ini
sampai dengan selesai tahap on class 1
diperoleh dari data sekunder, yaitu
yaitu sampai setelah seminar rancangan
berdasarkan laporan BKPSDM Kabupaten
aktualisasi. Walaupun demikian, peneliti
Tanjung Jabung Barat.
berpendapat bahwa karena penelitian ini
berfokus pada evaluasi model Kirkpatrick
Nilai rata-rata disiplin
level reaction dan learning, maka sudah
Indikator pertama yang dilakukan
bisa didapat perbandingan latsar pola tatap
pengukurannya adalah disiplin peserta
muka dengan latsar pola daring. Dan perlu
latsar. Disiplin peserta latsar pada pola
juga diketahui bahwa latsar tahun 2020 ini
tatap muka berkontribusi 10% terhadap
pelaksanaan daring hanya sampai tahap on
nilai akhir peserta, sementara itu pada pola
class 1> Setelah on class 1, tahap
daring berkontribusi 20% terhadap nilai
berikutnya dilaksanakan secara tatap
akhir peserta. Pembentukan disiplin
muka semua, baik itu aktualisasinya
peserta merupakan tugas utama pengampu

135
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

agenda 1 yaitu agenda pembentukan sikap


dan perilaku peserta. Nilai rata-rata pendalaman kasus
Berdasarkan data yang diperoleh Indikator kedua yang diukur dalam
dari BKPSDM, nilai disiplin peserta latsar penelitian level learning adalah nilai
dengan pola daring lebih baik penda;laman kasus peserta. Pada
dibandingkan peserta latsar dengan pola pendalaman kasus peserta diajak untuk
tatap muka. Hal ini menunjukkan bahwa memecahkan kasus nyata yang terkait
tidak perlu ada kekuatiran pihak dengan materi pembelajaran. Peserta
penyelenggara dan pengampu agenda 1 dibagi kedalam 4 kelompok kemudian
(agenda pembentukan sikap dan perilaku) masing-masing kelompok mendapat 1
terhadap latsar pola daring. Pembentukan kasus untuk dipecahkan Bersama dan
sikap dan perilaku disiplin peserta pada terakhir kelompok tersebut memaparkan
pola daring dapat dilakukan dengan hasil diskusi kelompoknya di kelas.
penugasan-penugasan yang sifatnya Penilaian peserta dilakjukan oleh
praktiuk keterampilan, misalnya rekaman amsing=maisng pengajar dengan menagcu
video baris berbaris, tata upacara sipil, dll. poada pedoman penilaian yang ada.
Data yang diperoleh menunjukkan nilai Berdasarkan data yang diperoleh
disiplin peserta latsar pola tatap muka menunjukkan bahwa nilai peserta dalam
rata-rata 77 (tujuh puluh tuju), sementara hal kemampuan melakukan pemecahan
nilai disiplin peserta latsar pola daring kasus (pendalaman materi) secara rata-rata
rata-rata 88 (delapan puluh delapan). lebih baik peserta dengan pola daring
Analisis lebih lanjut terjadinya yaitu 85 (delapan puluh lima), sementara
peningkatan nilai disiplin pada latsar pola nilai latsar peserta pola tatap muka secara
daring adalah kemungkinan disebabkan rata-rata hanya 78 (tujuh puluh delapan).
peserta terfokus kepada penugsan- Tingginya kemampuan peserta latsar pola
penugasan yang diberikan pengajar berupa daring dalam menganalisis kasus dan
video-video rekaman terkait praktik pendalaman materi kemungkinan
keterampilan baris berbaris, tata upacara disebabkan oleh kemampuan mereka
sipil, keprotokolan dan lain-lain. Dan dalam mencari lebih cepat dan akurat
selain focus pada penugasan, factor dengan menggunakan teknologi informasi
pendukung lainnya adalah waktu yang yang tersedia. Kemudian kemungkinan
dimiliki peserta pada pola daring juga kedua adalah waktu peserta untuk belajar
lebih banyak dibandingkan jika pada lebih banyak dibanding dengan pola tatap
pelaksanaan tatap muka. muka. Analisis lebih lanjut terjadinya

136
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

peningkatan nilai rata-rata pendalaman


kasus adalah kemungkinan disebabkan Nilai rata-rata aktualisasi
peserta lebih focus dan lebih memiliki Indikator yang keempat pengukuran
banyak waktu untuk menganalisis kasus evaluasi level learning peserta adalah
dan berdiskusi, jika dibandingkan dengan dengan mengukur nilai aktualisasinya.
pola tatap muka. Penyelenggaraan latsar Dalam penelitian ini nilai aktualisasi yang
pola tatap muka banyak kendala yang dibandingkan adalah nilai hasil seminar
dihadapi oleh peserta, seperti antara lain : rancangan aktualisasi peserta. Dan
gangguan fisik karena lingkungan yang berdasarkan hasil penelitian, tidak ada
related baru (diasramakan), kurangnya perbedaan signifikan kemampuan
waktu karena kontak fisik dengan aktualisasi peserta latsar pola daring
berbagai fihak dan juga banyak factor dengan peserta latsar pola tatap muka,
yang sifatnya yang tidak dapat dikontrol masing-masing memperoleh nilai yang
(uncontroable factor) oleh masing-masing sama yaitu 85 (delapan puluh lima).
peserta. Sementara jika dilakukan secara
daring, masing-maisng peserta bias lebih KESIMPULAN dan SARAN
focus, memiliki waktu yang lebih banyak Kesimpulan
dan semua factor masih dalam rentang Berdasarkan evaluasi reaksi, 71,95%
bias dikontrol (controllable factor) peserta latsar menyatakan bahwa secara
umum proses pembelajaran latsar dengan
Nilai rata-rata pengetahuan pola daring sangat menyenangkan/sangat
Indikator ketiga pengukuran evaluasi level baik dan 22,79% menyatakan
learning peserta adalah dengan menyenangkan/baik, dan hanya 5,85%
membandingkan nilai akademik yang menyatakan cukup
(pengetahuan) peserta latsar. Secara menyenangkan/cukup baik.
prinsip tidak ada perbedaan yang Evaluasi pembelajaran peserta,
siginifikan antara kemampuan menyerap penyelenggaraan pembelajaran latsar
pengetahuan baik yang belajar secara tatap secara daring lebih baik pengaruhnya pada
muka maupun yang dilakukan secara kemampuan peserta dalam menyerap
daring. Pada tabel 10 hasil menunjukkan materi dibandingkan dengan latsar pola
bahwa kemampuan pengetahuan peserta tatap muka. Hal ini ditandai dengan 2
latsar pola tatap muka dan pola daring indikator pembelajarn pola daring lebih
memiliki nilai yang sama yaitu 80 tinggi dibandingkan pembelajaran dengan
(delapan puluh). tatap muka. Dua indikator yang lebih

137
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

tinggi itu adalah nilai disiplin dan nilai


pendalaman kasus materi pembelajaran,
dengan perbandingan 88 : 77 untuk nilai
disiplin pserta pada pola daring dan pola
tatap muka, dan 85:78 untuk nilai
kemampuan menganalisis kasus pada
pendalaman materi pada pola daring dan
pola tatap muka.

Saran
Data menunjukkan sekitar 94%
reaksi peserta sangat baik dengan
penyelenggaraan latsar pola daring,
walaupun demikian perlu diperhatikan
agar penyelenggara lebih meningkatkan
kualitas kenyamanan lokasi pelatihan
daring. Berdasarkan analisis per indikator,
lokasi pelatihan dipersepsikan lebih
rendah oleh peserta dibandingkan
indikator-indikator lainnya.
Penyelenggara latsar jangan ragu
untuk melakukan latsar dengan pola
daring, karena tebukti memberikan efek
pembelajaran yang lebih baik dibandingkan
latsar pola tatap muka.

138
Volume 1 Number 2 Month Dec Year 2020 (125-139)

DAFTAR PUSTAKA Sugiyono, 2017, Metodologi Penelitian


Kebijakan, Penerbit Alfabeta, Bandung
Bogdan dan Taylor, 2010, Prosedur Sudjana, Anas, 2006, Pengantar
Penelitian dalam Moleong, Penerbit Evaluasi Pendidikan, Raja Gravindo
Rineka Cipta, Persada, Jakarta
Jakarta
http://repository.upi.edu/20501/5/S_PLS_10
01655_Chapter2.pdfSudjana,
Hamalik, Oemar, 2001, Proses Belajar
diakses pada tanggal 6 oktober 2020.
Mengajar, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
Perkalan Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar CPNS
Kamil Mustofa, 2010, Model Pendidikan
dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi),
Surat Edaran LAN RI Nomor :
Penerbit Alfabeta, Bandung
10/K.1/HKM.02.3/2020 tentang
Panduan Teknis Penyelenggaraan
Kirkpatrick L. Donald & Kirkpatrick D. Pelatihan Dalam Masa Pandemi Corona
James, 2008, Evaluating Training Virus Disease (Covid-19
Program The Four Level Third
Edition, Berret Koehler Publisher Inc.,
San Fransisco California

139

You might also like