Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
“NEGARA KESATUAN RI (NKRI)”
Dosen Pengampu : Yan Kristian Halomoan, S.E, M.M

Disusun oleh :
Kelompok 12
1. Hilal Gibran (221010501521)
2. Shasha Khoirunnisa (221010501561)
3. Yosen Munajat (221010501500)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No. 1, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten 15417
(2023)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga makalah ini dapat
berjalan dengan baik. Makalah dengan judul “Negara Kesatuan RI (NKRI)” Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini bisa
berguna bagi pembaca dalam menambah wawasan dan juga ilmu pengetahuan.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tak jarang kami menjumpai berbagai hambatan,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak, hambatan-hambatan tersebut dapat kami atasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua kami masing-masing yang senantiasa memberikan dukungan dalam wujud moral
ataupun material.
2. Teman-teman kami yang senantiasa memberikan semangat.
3. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Pamulang, 3 mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
A. Pengertian NKRI................................................................................................................................3
B. Sejarah NKRI......................................................................................................................................3
C. Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia...............................................................4
E. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan Negara RI...............................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ), Juga di kenal dengan nama
nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang
terbentang dari sabang sampai Merauke.
Letak Wilayah NKRI berada di antara :
1). Dua benua, yaitu benua asia dan benua Australia; serta
2). Dua Samudra, yaotu Samudra hindia dan Samudra pasifik.
Indonesia terletak di benua asia tepatnya di asia tenggara. Wilayah Indonesia berada di :
1). 6°LU (lintang utara)-11° LS (lintang selatan)
2). 95° BT(bujur timur)-141° BT (bujur timur)
Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia memiliki
iklim tropisdan memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan, pulau pulau
yang termasuk dalam wilayah NKRI berjumlah 17.504 terdiri dari pulau pulau besar dan
pulau pulau kecil. Beberapa di antaranya 6000 pulau tidak berpenghuni.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m2 di antara Samudra hindia dan
Samudra pasifik. Luas daratan Indonesia 1,922.570 juta km2 sedangkan luas wilayah
perairan mencapai 3.257.483 juta km2. Pulau dengan jumlah penduduk paling padat
adalah pulau jawa. Setengah dari jumlah penduduk Indonesia menempati pulau jawa.
Pulau pulau besar yaitu :
- Jawa dengan luas 132.107 km2
- Sumatra dengan luas 473.606 km2
- Kalimantan dengan luas 539.460 km2
- Sulawesi dengan luas 189.216 km2
- Papua dengan luas 421.981 km2

Pulau pulau kecil di antara lain pulau nias, pulau sirebut, pulau bangka, pulau Belitung,
pulau madura, pulau bali, pulau Lombok, pulau flores, pulau ambon, pulau Halmahera.
Perkembangan jumlah provinsi Indonesia clan tahun ke tahun terus berambah. pada awal
kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang, telah terbentuk 37
provinsi. perkembangan jumlah provinsi indonesia dari tahun ke tahun terus bertambah.
Tujuan perkembangan jumlah provinsi dan kabupaten adalah untuk memudahkan
pelayanan kepada masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian NKRI?
2. Bagaimana sejarah NKRI?
3. Bagaimana pemerintahan daerah di dalam negara kesatuan republic Indonesia
(NKRI)?
4. Bagaimana menjaga keutuhan NKRI?

C. Tujuan Masalah.
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI
2. Utuk mengetahui sejarah NKRI
3. Untuk mengetahui daerah dalam negara nkesatuan republic Indonesia NKRI
4. Untuk mengetahui bagaimana cara agar dapat mempertahankan keutuhan NKRI

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan
berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana
pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat Pasal 18 UUD 45
menyebutkan :
1). Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang
2). Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3). Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4). Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5). Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
6). Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7). Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.

B. Sejarah NKRI
Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya tanam
paksa (Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah menyebabkan hancurnya
struktur tanah yang dimiliki pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar pribumi dalam
menjalankan segala aktivitasnya. Dengan adanya tanam paksa yang diterapkan telah
mengubah jenis tanaman pribumi dengan jenis tanaman yang didatangkan dari Eropa
yang nota bene tidak di kuasai oleh pribumi, hal ini menyebabkan pribumi tidak lagi
mampu mengelola tanah yang dimilikinya dan tidak mengerti jenis tanaman yang berasal
dari Eropa, sehingga pribumi pada saat itu terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan
tertindas. Hal inilah kemudian yang di manfaatkan oleh pihak Belanda untuk membangun
pemerintahan yang dinamakan Hindia-Belanda guna mengatur kehidupan pribumi yang
semakin tertindas, yang pada akhirnya terjadilah sistem kerja rodi untuk mengeksplorasi
hasil bumi yang ada di Indonesia.

3
Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan politik
ethis sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan suatu sistem
pendidikan di wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang dibebankan untuk
mendapatkan pendidikan ini terlalu mahal, maknanya tidak semua pribumi mampu
menikmati pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Dari sinilah terbangun strata sosial
di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Adapun bentuk strata sosial tersebut telah
memposisikan pribumi sebagai kaum mayoritas berada pada kelas terbawah, kelas di
atasnya adalah ningrat-ningratnya pribumi dan para pendatang dari Asia Timur (Cina,
India, Arab, dsb), kemudian kelas teratas adalah orang-orang Eropa dan kulit putih
lainnya. Hal ini menjadikan pribumi sebagai kaum mayoritas semakin terbodohkan,
termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Sehingga pada tahun 1908, Dr. Soetomoe
membangun pendidikan bagi kaum pribumi secara informal dan gratis dengan nama Budi
Utomo sebagai bentuk kepedulian terhadap pribumi yang semakin tertindas. Pada
akhirnya pendidikan pribumi tersebut diteruskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan
mendirikan Taman Siswa pada tahun 1920 secara formal, pendidikan pribumi yang di
jalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar Dewantara telah membangkitkan jiwa-jiwa
kebangsaan dan persatuan untuk melakukan perlawanan kepada Belanda, yang pada
akhirnya mengakumulasi lahirnya Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928
melalui momen Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal dari
Jong-jong atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di Indonesia yang memiliki
mmkomitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Orang-orang Indonesia
(pribumi).
Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian
bahumembahu mengadakan perlawanan kepada pihak Belanda untuk merebut
kemerdekaan Indonesia dan barulah 17 tahun kurang 2 bulan kurang 11 hari atau
tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Allah SWT Bangsa Indonesia
dapat mencapai kemerdekaannya dalam bentuk Teks Proklamasi yang dibacakan oleh
Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945
Bangsa Indonesia membentuk suatu Negara Republik Indonesia dengan disahkannya
konstitusi unsang undang dasar 1945 sebagai aturan dasar di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

C. Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Bentuk Republik Indonesia


Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara benua Asiadan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 13.487 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara,
Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006 dan Indonesia adalah negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim
terbesar di dunia.

4
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan
agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling
dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika, berarti keberagaman
yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas,
Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati
terbesar kedua di dunia.

2. Bentuk Pemerintahan Indonesia


Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota
negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan,
dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor.
Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan
Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

3. Sistem Politik Indonesia


Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada
di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR). Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak
Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat
yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan
pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik
Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun
kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997),
pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang
bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk
mewujudkan desentralisasi kekuasaan.

D. Menjaga keutuhan NKRI


Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia.
Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk
mementukan nasib dan tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan
bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh
rakyat. Misalnya, ada upaya untuk menggantikan bentuk negara menjadi Indonesia
Serikat. Tetapi upaya untuk menggantikan bentuk negara itu segera berlalu.
Indonesia kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap

5
dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa dan juga sebagai peserta didik kita
merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela negara.
Bangsa kita terus bergerak maju dan terus melintasi sejarah. Berbagai kemajuan dan
perkembangan terus dinikmati oleh rakyat. Tetapi ancaman terhadap kedaulatan dan
keharmonisan bangsa dan negara masih terus terjadi, meskipun intesitasnya kecil.
Ancaman-ancaman itu meskipun dalam intesitas yang kecil tapi jauh lebih rumit.
Ancaman-ancaman itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagaian, yaitu ancaman
yang dating dari luar negeri dan ancaman dari dalam negeri.
Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek
kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat
nasional. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah
suatu proses dimana batas- batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam
kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang
matang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.
2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai
sektor kehidupan.
3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /
regional.
4. Kesiapan perekonomian rakyat.
Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan
bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat
konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik
berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan
strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman
atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya
digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah
dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional. Dari hasil
perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai kepentingan strategis untuk mencegah dan
mengatasi ancaman keamanan tradisional dan nontradisional.
Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer
negara lain yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan kebutuhan wilayah
NKRI. Dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan kebutuhan wilayah,
kebijakan pertahanan Indonesia tetap mengacu pada prinsip sebagai bangsa yang
cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu mengutamakan tindakan
pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka Confidence
Building Measure (CBM) dan Preventive Diplomacy. Penggunaan kekuatan militer

6
untuk tujuan perang merupakan tindakan terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan
terakhir apabila cara-cara damai tidak membuahkan hasil.
Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat dinamika
politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang makin lebar telah
menyebabkan kondisi timpang yang lambat laun berkembang dan menjalar
melampaui batas-batas negara. Ancaman keamanan non tradisional yang timbul di
dalam negeri dengan motivasi separatisme, akan dihadapi dengan mengedepankan
cara-cara dialogis.
Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis
harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam pembangunan
dan
pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena yang mengelilingi kita
setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta oleh adanya interaksi
dengan orang lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu yang merupakan hasil
bersama (shared), atau kesepakatan kelompok (held in common). Beberapa produk
hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi, kebiasaan, norma-norma kelompok,
nilai-nilai pendukung, seperti “kualitas produk”, filosofi kelompok, aturan main,
iklim kerja, kemampuan terpendam, cara berpikir, pengertian yang sama serta
simbol-simbol yang mempersatukan mereka. Tanggap akan pengaruh budaya dengan
memahami keragaman dan perbedaan budaya akan mengurangi dampak negatif
globalisasi (kegoncangan budaya dan ketimpangan/ketertinggalan budaya).

E. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan Negara RI


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang dapat
menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI.
Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk
menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatan
bangsa.
Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :
- Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
- Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
- Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada
akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan
karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
- Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,
bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam
bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

7
-Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan
nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas,
-kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki wawasan nusantara
berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati dan dipelihara
oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu antara lain pancasila
sebagai landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan
lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur
kehidupan bermasyarakat.
-Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan dengan tertib
dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat
menimbulkan perpecahan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
NKRI adalah negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi
berdasarkan otonomi daerah seluas-luasnya di luar urusan pusat .
Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya.
Penyelenggaraan negara harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia
adalah bertanggungjawab rasa kepentingan bersama warganya. Negara harus
melindungi hak- hak warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai
warga negara. Ia juga harus menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh
semangat cinta kasih, keadilan, dan perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan
kewajiban, antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban
membela negara dari segala ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar
negeri.
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai negara kita.
Ada pun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan hal tersebut
misalnya meningkatkan kebangaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia dalam diri
setiap warga negara, membangun saling pengertian dan pengahargaan antarsesama
warga yang memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan etnik yang
berbeda, para pemimpin negara sebaiknya menjalankan roda pemerintahan secara
efektif dan efisien, dan memperkuat unsur-unsur yang menjadi alat pertahanan
negara, seperti TNI
B. Saran
Upaya untuk mempertahankan NKRI bisa ditempuh dengan cara mengetahui
kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat
menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga
tidak timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang
mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21,
Indonesia” Dephan, 2003, Jakarta.
Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta,
1990. Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta
1985.
Studi Pertahanan Nomor : 1 “Monographe : Pokok-Pokok Pikiran tentang
Hankamneg”,
Badiklat Dephan, Agustus 2005, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, Biro
Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.

You might also like