Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR KURIKULUM

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika

Dosen Pengampu: Abi Fadila, M. Pd

Disusun oleh:

Kelompok 1

Anggi Prihartini 2111050004


Ayu Mustika Asih 2111050014
Elisa Dwi Yuliyanti 2111050031
Fitri Adelia Puspa 2111050037
Riska Fitriani 2111050086
Rosy Yulian 2111050089

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2024
KATA PENGHANTAR

Kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
limpahan rahmat-Nya yang diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika dengan judul Pendahuluan dan Konsep
Dasar Kurikulum.

Kami selaku penulis mengetahui bahwa penulisan makalah ini tidak mungkin
terwujud tanpa dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada para narasumber yang telah memberikan bimbingan penulisan dan tidak lupa pula
kepada seluruh pihak yang turut serta dalam penulisan makalah ini. Kami juga sangat
berterima kasih kepada Bapak Abi Fadila, M. Pd yang telah memberikan gambaran tentang
materi ini.

Semoga karya ini dapat diterima dan bermanfaat oleh pembaca. Makalah ini
dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan Anda dan mengembangkan keterampilan
mengajar untuk mencapai pendidikan profesional. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki banyak hal yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, Februari 2024

(Kelompok 1)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3. Maksud dan Tujuan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1. Pengertian Kurikulum.................................................................................................3

2.2. Komponen...................................................................................................................4

2.3. Fungsi..........................................................................................................................7

2.4. Perubahan....................................................................................................................8

2.5. Pengembangan.............................................................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan................................................................................................................11

3.2. Saran..........................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang membentuk masa depan
suatu bangsa. Dalam konteks pendidikan, kurikulum memainkan peran yang sangat
penting sebagai panduan dalam proses pembelajaran. Dengan kurikulum yang tepat,
pendidikan dapat memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan potensi individu
dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan.

Kurikulum merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis
dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara,
yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa.
Tujuan dan pola kehidupan suatu negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang
digunakan, mulai dari kurikulum taman kanak-kanak sampai pada kurikulum perguruan
tinggi. Apabila terjadi perubahan sistem ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada
perubahan sistem pemerintahan dan sistem pendidikan, bahkan sistem kurikulum yang
berlaku.

Sebagai suatu pedoman, kurikulum memegang kedudukan strategis dalam seluruh


kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan dan pengembangan kurikulum
membutuhkan adanya pemahaman terhadap konsep dasar kurikulum. Kurikulum yang
disusun di pusat berisikan beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta
didik di seluruh Indonesia mempunyai standar kecakapan yang sama. Pengembangan
kurikulum dilakukan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, semua komponen
tenaga kependidikan di setiap satuan pendidikan hendaknya memiliki pemahaman yang
luas dan mendalam tentang konsep dasar kurikulum. Konsep dasar kurikulum yang
dipahami tersebut secara operasional menjadi pedoman dalam implementasi kurikulum
di masing-masing satuan pendidikan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, pemahaman konsep


dasar kurikulum berperan penting dalam proses penyusunan dan pengembangan
kurikulum. Makalah ini disusun untuk mengkaji lebih lanjut tentang konsep dasar
kurikulum.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah yang diajukan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Komponen-komponen apakah yang menyusun kurikulum?
3. Bagaimana fungsi kurikulum?
4. Bagaimana perubahan kurikulum?
5. Bagaimana proses pengembangan kurikulum?

1.3. Maksud dan Tujuan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Menjelaskan pengertian kurikulum


2. Menjelaskan komponen- komponen yang menyusun kurikulum
3. Menjelaskan fungsi kurikulum
4. Menjelaskan perubahan kurikulum
5. Menjelaskan proses pengembangan kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh
oleh pelari dari garis start sampai finish.

Menurut S. Nasution, kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk


melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan beserta staf pengajaran. Selanjutnya Nasution menjelaskan
sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi
semua kegiatan yang direncanakan melainkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah
pengawasan sekolah.1

Menurut Muhaimin pengertian kurikulum dalam arti yang sempit merupakan


seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Pengertian ini mengeris bawahi adanya 4 (empat) komponen pokok dalam kurikulum,
yaitu tujuan, isi/ bahan, organisasi dan strategi.2

Pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam UUSPN No.20 Tahun 2003


adalah sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kurikulum adalah


seperangkat rencana dan pengaturan yang dirancang secara sistematis untuk menyusun
pengalaman pembelajaran bagi peserta didik. Secara lebih luas, kurikulum mencakup
tujuan, isi, metode, serta evaluasi pembelajaran yang menjadi panduan dalam proses
pendidikan formal. Kurikulum tidak hanya merujuk pada materi pelajaran yang
diajarkan di sekolah, tetapi juga mencakup aspek pengembangan karakter,
keterampilan, dan nilai-nilai yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Dengan

1
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran ( Jakarta: Rineka Cipta, 1989)
2
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
3
UUSPN, No. 20 Tahun 2003, Bab 1 Ayat 19

3
demikian, kurikulum mencerminkan visi, misi, dan nilai-nilai yang ingin dicapai dalam
pendidikan suatu negara, wilayah, atau institusi pendidikan.

2.2. Komponen
Proses pengembangan kurikulum harus dimulai dengan menentukan landasan
atau azas - azas pengembangannya sebagai pondasi, selanjutnya mengembangkan
komponen-komponen kurikulum. Pengembangan komponen-komponen inilah yang
kemudian membentuk sistem kurikulum. Sistem adalah suatu kesatuan komponen yang
lalu sama lain berkaitan, kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen
tertentu, maka komponen-komponen kurikulum dijabarkan sebagai berikut:

a. Komponen tujuan.
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan sehingga
segala proses pembelajaran difokuskan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan
kurikulum mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tujuan tersebut
ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa kurikulum
menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses
pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya
dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya. Adapun Hirarki
tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat kita lihat sebagai berikut:
1) Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan pendidikan umum jangka
panjang, tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Secara makro tujuan
pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan bersifat otonom
sehingga mampu melaksanakan inovasi untuk menuju lembaga yang beretika,
menggunakan nalar, sosial yang positif dan Sumber Daya Manusia yang
tangguh. Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan, selanjutnya bertanggung jawab dan
berbudi pekerti yang luhur.
2) Tujuan Institusional
Tujuan institusional yang mengacu pada tujuan institusi (sekolah) merupakan
sasaran pendidikan sesuatu lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan
institusional merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Tujuan institusional merupakan kualifikasi yang harus dimiliki oleh

4
setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di
suatu lembaga pendidikan tertentu.
3) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu program studi
atau oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan ini dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki peserta didik setelah mereka
menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam institusi pendidikan tertentu.
Tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan
institusional. Tujuan ini tercermin pada isi setiap mata pelajaran yang harus di
kuasi oleh peserta didik dalam setiap satuan pendidikan.
4) Tujuan Pembelajaran Instruksional (Tujuan Khusus)
Tujuan ini lebih diutamakan karena lebih jelas dan mudah pencapaiannya. Dalam
tujuan ini, guru mempersiapkan pelajaran, guru menjabarkan tujuan mengajarnya
dalam bentuk tujuan-tujuan khusus atau objectives yang bersifat operasional.
Tujuan ini dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit, dan menekankan
pada perilaku siswa.
b. Komponen Materi Ajar (Bahan Ajar)
Hal yang merupakan fungsi khusus dari kurikulum pendidikan formal adalah
memilih dan menyusun isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya keinginan
tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan
paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara efektif
c. Komponen Organisasi
Komponen organisasi kurikulum merujuk pada struktur dan pengaturan yang
diterapkan dalam merancang, menyusun, dan melaksanakan kurikulum. Berikut
adalah penjelasan tentang beberapa komponen organisasi kurikulum:
1) Struktur Kurikulum: Merupakan susunan atau kerangka dasar dari kurikulum
yang mencakup semua mata pelajaran atau unit pembelajaran yang akan
diajarkan. Struktur ini biasanya disusun berdasarkan tingkat pendidikan
(misalnya, pendidikan dasar, menengah, atau tinggi) serta kebijakan pendidikan
nasional atau institusi pendidikan.
2) Mata Pelajaran dan Unit Pembelajaran: Merupakan bagian-bagian terkecil dari
kurikulum yang merinci materi, tujuan, metode pembelajaran, dan penilaian
yang akan dilakukan. Mata pelajaran bisa mencakup subjek akademis seperti

5
matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan bahasa, serta mata pelajaran non-
akademis seperti seni, olahraga, atau keterampilan hidup.
3) Penyusunan Silabus: Silabus adalah dokumen yang merinci rencana
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran atau unit pembelajaran. Silabus
mencakup deskripsi singkat materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, strategi
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar yang akan digunakan. Silabus
membantu dalam mengorganisir dan mengarahkan proses pembelajaran di kelas.
4) Pembagian Waktu: Merupakan alokasi waktu yang diberikan untuk setiap mata
pelajaran atau kegiatan pembelajaran. Pembagian waktu ini memastikan bahwa
seluruh materi pembelajaran dapat disampaikan dengan tepat dan efektif sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
5) Pengelompokan Siswa: Pengelompokan siswa dilakukan berdasarkan kriteria
tertentu, seperti tingkat kemampuan, minat, atau kebutuhan khusus.
Pengelompokan ini membantu dalam menyediakan pendekatan pembelajaran
yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing siswa.
6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): RPP adalah dokumen perencanaan
pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk setiap pertemuan pembelajaran. RPP
merinci langkah-langkah pengajaran, strategi pembelajaran, penilaian, dan
sumber belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
7) Penggunaan Sumber Belajar: Organisasi kurikulum juga mencakup pemilihan
dan penggunaan berbagai sumber belajar, seperti buku teks, materi
pembelajaran digital, media pembelajaran, dan sumber daya lainnya yang
mendukung proses pembelajaran.
d. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum untuk melihat efektifitas
pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Evaluasi
juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.
Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran, keberhasilan siswa, guru dan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan
upaya bimbingan yang diperlukan. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari

6
proses pengembangan kurikulum4. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan evaluasi, Pertama, evaluasi harus menilai apakah telah terjadi
perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan. Kedua, evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian
dalam suatu waktu tertentu. Dengan demikian, penilaian suatu program tidak
mungkin hanya dapat mengandalkan hasil tes siswa setelah akhir proses
pembelajaran.

2.3. Fungsi
Kurikulum sebagai alat pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
fungsi, yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive functiom)


Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted, yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis.
Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya
merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa
harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi
dengan masyarakatnya.
c. Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alatpendidikan
harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap
siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus dihargai
dan dilayani dengan baik.
d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan
4
Saridudin, S. (2020). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Di Pesantren Ulya Zainul
Hasan Probolinggo. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 18(1), 84–99.
http://dx.doi.org/10.32729/edukasi.v18i1.690

7
berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk
dapat hidup dalam masyarakat seandainya ia karena sesuatu hal, tidak dapat
melanjutkan pendidikannya.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Hal ini bermakna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar
yang Sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi tersebut sangat erat
hubungannya dengan fungsi diferensiasi karena pengakuan atas adanya perbedaan
individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk
memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan
kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat
fleksibel (luwes/lentur).
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah
mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada
dirinya maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi/ kekuatan
yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

2.4. Perubahan
Menurut Soetopo dan Soemanto (1991: 39-40), perubahan kurikulum dapat
bersifat sebagian-sebagian, tapi dapat pula bersifat menyeluruh.

a. Perubahan sebagian-sebagian
Perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tentu saja dari kurikulum kita
sebut perubahan yang sebagian-sebagian. Perubahan dalam metode mengajar saja,
perubahan dalam itu saja, atau perubahan dalam sistem penilaian saja, adalah
merupakan contoh dari perubahan sebagian-sebagian. Dalam perubahan sebagian-
sebagian ini, dapat terjadi bahwa perubahan yang berlangsung pada komponen
tertentu sama sekali tidak berpengaruh terhadap komponen yang lain. Sebagai
contoh, penambahan satu atau lebih bidang studi ke dalam suatu kurikulum dapat
saja terjadi tanpa membawa perubahan dalam cara (metode) mengajar atau sistem
penilaian dalam kurikulum tersebut.

8
b. Perubahan menyeluruh
Di samping secara sebagian-sebagian, perubahan suatu kurikulum dapat saja
terjadi secara menyeluruh artinya keseluruhan sistem dari kurikulum tersebut
mengalami perubahan mana tergambar baik di dalam tujuannya, isinya organisasi
dan strategi dan pelaksanaannya.
Perubahan dari kurikulum1968 menjadi kurikulum 1975 dan 1976 lebih
merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian pula kegiatan
pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan pula usaha
perubahan kurikulum yang bersifat menyeluruh. Kurikulum 1975 dan 1976
misalnya, pengembangan, tujuan, isi, organisasi dan strategi pelaksanaan yang baru
dan dalam banyak hal berbeda dari kurikulum sebelumnya.
2.5. Pengembangan
Menurut Audrey Nicholls dan Howard Nicholls, sebagaimana dipahami oleh
Oemar Hamalik, bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-
perubahan yang diinginkan dan menilai sampai di mana perubahan dimaksud telah
terjadi pada diri siswa5

Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum


sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh
yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dalam sendiri, dengan harapan agar
peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.6

Pengembangan kurikulum adalah proses merencanakan, merancang, dan


mengevaluasi rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam suatu institusi
pendidikan. Proses ini melibatkan beberapa tahapan penting:

1. Analisis Kebutuhan: Tahap awal dalam pengembangan kurikulum adalah


mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan pendidikan, serta tuntutan dari
lingkungan dan stakeholder lainnya.

2. Perumusan Tujuan Pembelajaran: Merumuskan tujuan yang jelas dan spesifik


untuk dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan kurikulum tersebut. Tujuan ini

5
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Cet. Ke-4 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 97
6
Dakir,Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 84

9
harus dapat diukur dan relevan dengan kebutuhan siswa serta standar pendidikan
yang berlaku.

3. Desain Kurikulum: Merancang struktur dan isi dari kurikulum, termasuk


pemilihan materi pembelajaran, metode pengajaran, serta strategi evaluasi yang
akan digunakan. Proses desain ini harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti
kebutuhan siswa, prinsip-prinsip pembelajaran, dan perkembangan teknologi.

4. Implementasi: Menyusun rencana pelaksanaan kurikulum di lapangan, termasuk


alokasi sumber daya, pembagian waktu, serta pelatihan bagi para pengajar untuk
mengimplementasikan kurikulum dengan efektif.

5. Evaluasi dan Revisi: Melakukan evaluasi terhadap efektivitas kurikulum dan hasil
pembelajaran siswa. Evaluasi ini dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk
memantau perkembangan siswa dan mengevaluasi keberhasilan kurikulum. Jika
diperlukan, kurikulum dapat direvisi atau disesuaikan untuk meningkatkan
kualitasnya.

Pengembangan kurikulum dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, seperti


pendekatan berbasis kompetensi, pendekatan berbasis proyek, atau pendekatan berbasis
teknologi. Pendekatan yang dipilih akan tergantung pada kebutuhan dan karakteristik
institusi pendidikan serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Selain itu, penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti


guru, siswa, orang tua, dan komunitas dalam proses pengembangan kurikulum untuk
memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan dapat memberikan pengalaman
pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi semua pihak yang terlibat.

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Pada
awalnya, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama dalam bidang atletik
pada zaman Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa Latin, kurikulum berasal dari kata
currere yang berarti berlari (running) sebagai suatu pengalaman hidup. Secara
terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.

Kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, meliputi: 1) kurikulum sebagai


suatu ide atau konsepsi; 2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai ide; 3) kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses)
yang merupakan bentuk implementasi kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan 4)
kurikulum sebagai suatu hasil belajar yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.

Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan


direncanakan mempunyai komponen-komponen pokok tujuan, isi, organisasi, dan
strategi. Kurikulum memiliki karakteristik atau konsepnya tersendiri yaitu: konsep
kurikulum ideal, kurikulum nyata, kurikulum tersembunyi, dan kurikulum dan
pembelajaran. Kurikulum memiliki enam fungsi yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi
integrasi, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Kurikulum memiliki tiga peranan utama yaitu peranan konservatif, peranan kreatif,
peranan kritis/evaluatif.

3.2. Saran
Pada makalah ini kita telah diberikan pemahaman mengenai konsep dasar
kurikulum. Sangat besar harapan penyusun agar nantinya makalah ini dapat membantu
pembaca untuk lebih memahami baik konsep maupun penerapan pengembangan
kurikulum Bahasa Indonesia di sekolah dan kampus. Selain itu, penyusun
mengharapkan adanya kritik dan saran pembaca agar pada penulisan makalah
selanjutnya hal itu dapat diperbaiki.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ach, Nurholis Masjid. 2013. “Karakteristik dan Orientasi Kurikulum Pendidikan Islam,” 1-8.

Ansyar, Muhamad. 2017. “Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan.” Buku
Elektronik, 160-63

Bahri, Syamsul. 2017. “Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya.” Jurnal Ilmiah
Islam Futura 11, no. 1 : 15. https://doi.org/10.22373/jiif.v1 1i1.61.

Kartika, I Made. 2013. “Pengertian, Perannan Dan Fungsi Kurikulum.” Jurnal Curere 1, no.
55: 1-12.

Arifin, Z. (2014). “Konsep dan Model Pengembangan kurikulum.” Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Prasetyo, A.R., & Hamami, T. (2020). Prinsip-Prinsip dalam Pengembangan Kurikulum.


PALAPA, 8(1), 42-55

12

You might also like