SEDIAAN APUS DARAH Tepi (Diff Count)

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

SEDIAAN APUS DARAH TEPI (DIFF COUNT)

Pemerikaaan ini dilakukan dengan cara membuat sediaan apus darah


tepi.sehingga sering kali disebut pmeriksaan sediaan apus darah tepi (SADT), yaitu
untuk menilai unsur-unsur sel darah tepi seperti eritrosit, lekosit, trombosit dan
mencari adanya parasit.
Pemeriksaan dihitung jenis ini dilakukan untuk menentukan jumlah relatif
masing-masing dari jenis sel darah putih yang ada di dalam darah. Pada saat yang
sama, pemeriksaan pada sel eritrosit, sel lekosit, dan trombosit juga dilakukan.
Pada keadaan sakit, jenis sel lekosit tertentu menunjukkan angka yang tinggi dari
normal seperti dibawah ini :
a. peningkatan absolut dari netrofil (netrofilia)
- Appendicitis
- Myelogenous leukemia
- Bacterial Infection
b. peningkatan absolut dari eosinofil (eosinofilia)
- Alergi
- Scarlet fever
- Parasitic infection
- Eosinohilic Leukemia
c. peningkatan absolut dari limfosit (limfositosis)
- Infeksi oleh virus
- Whopping cough
- Infectius monocleous
- Limfositic leukemia
PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH

A. Pemeriksaan hitung jenis lekosit


Prinsip : darah dipaparkan pada objek gelas kemudian diwarnai dengan
zat warna kemudian dilihat di bawah mikroskop
Alat-alat : - objek gelas
- mikroskop
Bahan : - darah pasien
- Alkohol 70 %
- Metanol absolut
- Oli mersi
- Xylol
- Aquadest
- Giemsa
Pengenceran giemsa :
 8 tetes giemsa stock : 5 cc Aquadest
ket : 1 cc = 20 tetes
8 tetes Giemsa = : 100 tetes aquadest
1 tetes Giemsa = 10 – 12 tetes aquadest
 Giemsa 1 gr + methanol abs 10 ml. Lalu hangatkan 56 0C, dan biarkan 15
menit, saring dan sebelum dipakai diencerkan dengan buffer pH 6,6 ,jika
untuk melihat parasit buffer yang digunakan pH 7,2

Prosedur : a. pembuatan persediaan apus darah


- Bersihkan objek gelas dengan alkohol supaya benar-benar bersih
dan bebas lemak
- Teteskan darah, 1 tetes kecil di bagian ujung kanan (sekitar 2-3 cm
dari ujung kanan)
- Dengan menggunakan objek gelas lain buat hapusan dengan sudut
30-450 sepanjang 3-4 cm
- Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung
- Setelah didapat hapusan yang cukup tipis biarkan kering pada suhu
kamar. Ketebalan apus darah dapat diatur dengan mengubah sudut
antara kedua kaca, tekanan dan kecepatan mengeser. Makin besar
atau semakin cepat akan menghasilkan sediaan yang makin tipis.

b. Pewarnaan
Giemsa merupakan pewarna dengan prinsip Romanowsky yang
terdiri dari Azure B (produk oksidasi methylen blue) yang memiliki
warna biru dan eosin (eosin B atau Y) yang berwarna merah, kombinasi
kedua zat warna tersebut bersifat polikromatik sehingga dapat
memberikan beberapa warna terhadap sediaan apus darah (Nugraha
G.,2015). Azur B (trimetil tionin) bersifat basa dan eosin Y
(tetrabromflurecein) bersifat asam. Azur B mewarnai komponen sel yang
bersifat asam dan eosin Y mewarnai komponen yang bersifat basa
seperti granula eosinofil, ikatan antara eosin Y dengan azur B dapat
menghasilkan warna ungu (Arianda D., 2015). Pewarna Giemsa
digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma sel
darah merah, sel darah putih, trombosit serta parasit darah (Nugraha
G.,2015).
Cara kerja :
- fiksasi preparat yang sudah kering dengan methanol absolut
selama 3-5 menit
- buang sisa methanol tersebut kemudian genangi dengan giemsa
yang sudah diencerkan selama 20-30 menit
- cuci dengan air kran perlahan-lahan
- keringkan diudara dengan suhu kamar

c. Pembacaan
- Simpan preparat di meja mikroskop
- Lihat dengan menggunakan objektif 40 x, yaitu untuk melihat
kualitas preparat.
- Jika sudah bagus dan jelass kemudian ganti objektif dengan 100 x
dan tambahkan oli mersi
- Hitung jenis sel-sel lekositnya
- Pembacaan dilakukan pada bagian dimana eritrosit saling
berdekatan tetapi tidak saling menumpuk atau jarang

1. Kepala (a)= eritrosit bertumpuk


2. Pinggir (b) = monosit, segmen, steb
3. Tengah (C)= limfosit
4. Ekor (d) = monosit, segmen, stab

Ciri-ciri apusan yang baik :


1. Tidak melebar sampai ke tepi (1/2 – 2/3 panjang kaca)
2. Ada bagian yang cukup tipis , dimana eritrosit tersebar merata dan tidak saling
menumpuk
3. Tidak berlobang-lobang atau bergaris-garis.
4. Bentuk seperti lidah

Cara menghitung jenis sel lekosit :


Yang dihitung dalam hitung jenis lekosit adalah :
 Granulosit :
- Basofil
- Eosinofil
- Netrofil segmen
- Netrofil batang
 Agranulosit :
- Limfosit
- Monosit
Nilai normal :
 Granulasit : - Basofil :0–1%
- Eosinofil :1–6%
- Netrofil segmen : 35 – 70 %
- Netrofil batang :3–5%
 Agranulosit : - Limfosit : 20 – 45 %
- Monosit : 2 – 10 %

Cara menghitung :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Basofil - 0
Eosinofil - II - - - - - 4
Netrofil Batang I 1
Netrofil segmen II III 50
Limfosit IIII II 38
II
Monosit I 7
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Bas / Eos / stab/ seg / Lim / Mon


- / 4 / 1 / 50 / 38 /7 = 100
Yang harus di hitung dari sel-sel lekosit ini sampai bejumlah seluruhnya 100 sel yang
dinyatakan dalam % . Tetapi dalam keadaan tertentu seperti lekositosis, perhitungan
harus labih banyak.
Jika : - Jumlah lekosit antara 10 ribu s/d 20 ribu, maka jumlah sel dihitung dalam
200 sel
- Jumlah lekosit antara 20 ribu s/d 50 ribu, maka jumlah sel dihitung dalam
300 sel
- Jumlah lekosit lebih dari 50 ribu maka jumlah sel dihitung dalam 400 sel
- Laporkan juga adanya eritrosit berinti jika banya eritrosit berinti misalnya
ditemukan 10% maka sel lekosit sebenarnya :

Misalnya :
Jumlah leko = 50 ribu/mm3; eri berinti = 10 %

50.000 – 4546 sel/mm3= 46.454 sel /mm3

Agar pemeriksaan merata dan ditemukan sel-sel lekosit yang jelas dan bentuk yang
baik, maka jalannya pemeriksaan dilakukaN dari bagian yang paling tipis sampai
dengan bagian yang tebal hingga didapat jumlah 100 sel lekosit seperti yang di
gambarkan biwah ini :

> > >

> > >


Gambaran morfologi jenis sel lekosit :

JENIS GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JML

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Gambaran Preparat Normal :

JENIS LEKOSIT GAMBAR


CIRI-CIRI

Basofil -14 m
-Inti Polimorf
- Sitoplasma Rose
-Granula kasar, tidak teratur
-N= 0-1%

Eosinofil -16 m
-Inti tembereng dua
- Sitoplasma Rose
-Granula teratur seperti gelembung
-N= 1-6%

N. Batang -14 m
-Inti batang, tapal kuda
- Sitoplasma Rose
- Granula ungu, halus, tersebar
-N= 3-5%

N. segmen -14 m
-Inti segmen 2
- Sitoplasma Rose
-Granula ungu, halus, tersebar
-N= 35-70%

Limfosit -12 m
-Inti bulat, hampir menutup sitoplasma
-Inti keunguan, sitoplasma berwarna biru
-Tak bergranula
-N= 20-45%

Monosit -18 m
-Inti berlekuk
-Sitoplasma Biru muda
-Tidak bergranula
-N= 2-10%

You might also like