Professional Documents
Culture Documents
Kian Akbar Hidayatullah
Kian Akbar Hidayatullah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program study Pendidikan Profesi
Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan
Disusun Oleh :
AKBAR HIDAYATULLAH
PO7120422072
BAB 1
PENDAHHULUAN
A. Latar belakang
diabetes telah meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada
tahun 2014. Pada 2015, sekitar 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan
pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup atau agar ketika tubuh
disertai munculnya gejala khas yakni urin yang keluar dalam jumlah banyak
(Indriani et al., 2019). Kadar glukosa darah normal di dalam tubuh pada waktu
puasa dan 2 jam setelah makan adalah 100 mg/dL dan 140 mg/dL. Pada
1
2
kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan yaitu 100-125 mg/dL dan
diabetik (ulkus kaki), salah satu komplikasi yang sering terjadi yaitu ulkus kaki
melitus pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis
kulit, sampai luka dengan ketebalan penuh, yang dapat meluas ke jaringan lain
(Setiyawan, 2016).
darah normal sehingga angka kesmbuhan meningkat (Yuniarti, 2015). Hal ini
sebuah bentuk kenyamanan yang mencakup tiga tipe kenyamanan yaitu relief,
atau kepuasan hati dari pasien yang terjadi karena hilangnya ketidaknyamanan
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Rsud Madani
2. Tujuan khusus
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktisi
Manfaat penulisan karya ilmiah ini bagi rumah sakit yaitu dapat
c. Bagi Pembaca
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
1. Biografi
6
7
kenyamanan. Dia terus bekerja dengan siswa yang sedang melakukan studi
keperawatan paruh waktu di Universitas Akron, dimana dia saat ini adalah
seseorang mengatasi masalah atau rasa sakit. Paterson dan Zderad (1975)
label tahap akhir dari tindakan terapeutik perawat kepada pasien (Wirastri,
dalam bekerja. Namun, arti ini tidak secara implisit, ada konteks lainnya
dan masih bersifat ambigu. Konsep tersebut dapat diartikan sebagai kata
kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, proses dan hasil (Alligood,
2017).
(Alligood, 2017) :
harus dipenuhi oleh setiap individu. Hal ini merupakan usaha aktif
dirinya.
diperoleh.
3. Tingkat Keperawatan
a. Relef ( kelegalan )
b. Ease (ketentraman)
c. Transcendence
mengatasi kesulitannya.
segera. Ease dimaknai kondisi tentram atau kepuasan hati dari pasien
4. Konteks Kenyamanan
Alligood, 2017):
motifasi yang bertujuan agar pasien atau keluarga dapat bangkit atau
tubuh yang positif dan perawatan yang dilihat dari segi budaya.
1. Pengertian
Luka kaki diabetik adalah luka atau lesi pada pasien DM yang
merupakan suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam dermis
Penyebab lain ulkus diabetik adalah iskemik, infeksi, edema, dan kalus.
3. Klasifikasi
yaitu:
15
a. Derajat 0
Pada fase ini kulit utuh, tidak ada luka terbuka, namun ada kelainan
b. Derajat 1
c. Derajat 2
d. Derajat 3
e. Derajat 4
f. Derajat 5
4. Patofifiologi
trias yaitu iskemik, neuropati, dan infeksi. Neuropati perifer pada diabetes
berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea,
nekrosis jaringan sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung
sekresi kulit sehingga kulit menjadi kering dan mudah mengalami luka
(Prasetyorini,2015).
a. Lama DM ≥ 10 tahun
serabut saraf yang lebih lanjut akan terjadi neuropati. Saraf yang rusak
c. Hipertensi
vaskuler, selain itu hipertensi yang tekanan darah lebih dari 130/80
terkendali.
glukosa darah tidak terkontrol ( gula darah puasa (GDP) > 100 mg/dl
e. Kebiasaan Merokok
terkendali.
arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin
sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau
tungkai.
kaki tidak tepat. Pasien diabetes tidak boleh berjalan tanpa alas kaki
6. Penatalaksanaan
diabetikum adalah :
a. Debridemen
b. Kendali metabolic
c. Kendali Vaskuler
d. Kendali Infeksi
pengobatan infeksi.
e. Kendali Luka
sebagai berikut :
inflamsi.
f. Kendali Tekanan
g. Penyuluhan
luar rumah.
1. Pengkajian
dasar tentang klien, dan membuat catatan tentang respon kesehatan klien.
yang cukup utnuk menentukan strategi perawatan. Dikenal dua jenis data
jarang terdapat masalah yang perlu diantisipasi oleh perawat. Data hasil
24
a. Identitas Diri
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
d. Riwayat Psikososial
e. Aktivitas / Istirahat
menurun.
f. Sirkulasi
25
pada ekstremitas
g. Integritas Ego
b) Tanda : ansietas.
h. Eliminasi
i. Makanan / cairan
j. Nyeri / kenyamanan
k. Penyuluhan / pembelajaran
hipertensi.
2. Diagnosa Keperawatan
respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.1
oral
7) Anjurkan menghindari perubahan posisi
secara mendadak
8) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
9) Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
10) Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. Albumin, plasmanate)
11) Kolaborasi pemberian produk darah
7 Risiko infeksi d.d penyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan (I.14539)
kronis (mis. Diabetes melitus) diharapkan tingkat infeksi menurun 1) Monitor tanda gejala infeksi local dan
(D.0142) dengan Kriteria Hasil : (L.14137) sistemik
1) Demam menurun 2) Batasi jumlah pengunjung
2) Kemerahan menurun 3) Berikan perawatan kulit pada area edema
3) Nyeri menurun 4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
4) Bengkak menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
5) Cairan berbau busuk menurun 5) Pertahankan Teknik aseptic pada pasien
6) Kadar sel darah putih membaik beresiko tinggi
Kultur area luka membaik 6) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7) Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
8) Ajarkan cara memerika kondisi luka
atau luka operasi
9) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
10) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
35
36
1. Implementasi Keperawatan
2. Evaluasi Keperawatan
(Ernawati, 2019).
37
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 60 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku : Kaili
Alamat : Taweli
38
38
Agama : Islam
Suku : Kaili
Alamat : Taweli
Hubungan dengan klien : Istri Klien
2. Riwayat Penyakit
mengatakan sering keluar darah dan pus pada luka dan pada saat
makanan.
40
3. genogram
: Laki – laki
: perempuan
: meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
Gambar 3.1 Genogram
41
Mengalami
- Gangguan tidur Tidak terganggu gangguan tidur
5. Pemeriksaan Fisik
BB Sebelum Sakit : 63 Kg
BB Saat Ini : 61 Kg
TB : 165 Cm
Kesadaran : Composmentis
N : 89 X / Menit R : 20 X / Menit
1. Kepala
2. Mata
3. Hidung
4. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada pengeluaran
5. Mulut
Inspeksi : Mulut nampak bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada bibir
6. Leher
Palpasi : Tidak teraba nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada
kelenjar tiroid
Palpasi : Pada dada tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa vocal
8. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar, tidak ada lesi tidak ada pembesaran
Palpasi : Tidak teraba pembesaran hepar dan limfa tidak ada sedikit
9. Genetalia
Inspeksi : Ada luka pada punggung kaki kanan, dan terlihat edema,
5 5
5 3
46
12. Kulit
Inspeksi : Kulit berwarna sawo matang, tidak ada iritasi kulit dan
6. Data Penunjang
Hematokrit 37 L 40 - 49 %
3. gentamicin 20 mg / 3 j iv
8. Pengumpulan Data
- Skala nyeri 7
- Klien mengatakan luka pada kaki klien sering keluar darah dan pus
- Ttv
TD : 119 / 80 Mmhg
N : 89 X / Menit
S : 360 C
48
R : 20 X / Menit
9. Klasifikasi Data
Data Subjektif :
- Klien mengatakan luka pada kaki klien sering keluar darah dan pus
Data Objektif :
- Skala nyeri 7
- Ttv
S : 360 C R : 20 X / Menit
49
B. Perencanaan
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi
Gangguan integritas kulit danSetelah dilakukan tindakan 2 x24Perawawatan luka (1.14564)
jaringan b.d perubahan sirkulasi jam diharapkan masalahObservasi
gangguan integritas kulit dan 1. Monitor tanda-tanda infeksi, pendarahan,
jaringan meningkat dengan jaringan nekrosis dan jaringan granulasi
kriteria hasil : (L.14125) Terapeutik
1. Perfusi jaringan cukup 2. Lepaskan balutan dan plaster secara perlahan
meningkat 3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
2. Kerusakan jaringan pembersih nontoksik sesuai kebutuan
menurun 4. Pertahhankan teknik steril saat perawatan
3. Kerusakan lapisan kulit luka
menurun 5. bersikan jaringan nekrotik,
4. Kemerahan menurun 6. berikan salep yang sesuai ke kulit
5. Nyeri menurun 7. pasang balutan sesuai jenis luka
6. Perdarahan menurun Edukasi
7. Nekrosis menurun 1. jelaskan tanda dan gejala infeksi
8. Sensasi membaik 2. ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
3. anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
52
C. Implementasi
HARI/
NO
TANGGA DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
.
L
1. Selasa 22 Gangguan 14.5 1. Memonitor tanda-tanda infeksi, S : Klien mengatakan luka pada
november integritas kulit pendarahan, jaringan nekrosis kaki klien sering keluar
dan jaringan granulasi dengan
2022 dan jaringan b.d darah da pus
53
iv
HARI/
NO. TANGGA DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
L
1. Rabu , 23 Gangguan 14.5 1. Memonitor tanda-tanda infeksi, S : Klien mengatakan luka pada
november integritas kulit pendarahan, jaringan nekrosis kaki klien sering keluar
dan jaringan granulasi dengan
2022 dan jaringan darah da pus
hasil :
D/S b.d perubahan 2. Tampak luka pada punggung
56
iv
59
BAB IV
ANALISIS
Analisis masalah keperawatan pada kasus ini dibuat berdasarkan teori dan
telah dilakukan.
neuropati, keadaan lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak
dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob
dapatkan data, klien mengeluh nyeri pada punggung kaki sebelah kanan akibat
luka, klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri terasa hanya pada
punggung kaki, skala nyeri 7, klien tampak meringis, jempol kaki kanan sudah
di amputasi, kaki kanan terlihat edema, terdapat jaringan nekrosis dan pus pada
63
64
lambat.
keperawatan yang biasa muncul pada ulkus diabetikum yaitu nyeri akut,
2017 )
membersikan luka dengan NaCl, memasang balutan sesuai dengan jenis luka,
apakah ada bengkak, kemerahan, eksudat/pus, letak nyeri, intensitas nyeri, dan
bau ( Morison,2014 ).
NaCl. Menurut Hendri (2019) , cara yang teraik untuk membersihkan luka
adalah dengan mengguanakan saline dan untuk luka yang sangan kotor
66
yang efektif untuk perawatan luka karena sesuai dengan kandungan garam
sesuai jenis luka. Balutan luka yang ideal dapat mempercepat kesemuhan luka.
Balutan luka yang ideal harus dapat memberikan lingkungan yang optimal
bagi penyembuhan dan melindungi luka dari trauma. Balutan luka dipilih
untuk mempertahankan kelembaban luka dan menjaga dasar luka tetap bersih (
mikroorganisme. Perawatan luka dan ganti balutan steril dilakukan agar luka
tidak terjadi infeksi dan penyembuhan luka menjadi optimal ( Arviyani &
Rrusminah, 2019 ).
makanan tinggi kalori dan tinggi protein dengan mengonsumsi putih telur
sangat kaya protein, bebas lemak, dan kolesterol. Putih telur juga mengandung
asam amino yang yangat bermanfaat dalam pemulihan otot. Protein dan
albumin sangat berfungsi sebagai zat pemabangun sel-sel yang telah rusak
pada tingkat relief dan esse dan konteks kenyamanan lingkungan pada tingkat
rilef dan ease. Prinsip intervensi untuk pembinaaan ( coaching ) lebih tepat
the soul ) lebi tepat diberikan pada pasien yang memiliki ketidak nyamanan
Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini dapat dilihat dan dinilai
diharapkan dapat mencapai tujuan dan kriteria hasil yang telah direncanakan
untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan pasien (Potter & Perry,
2013).
integritas kulit dalam kasus ini adalah perawatan luka dengan NaCl 0,9% dan
dengan menggunakan NaCl 0,9% dan diberi kasa dengan antibiotik framycetin
sulfate sebagai primare dressing didapatkan kondisi luka bersih, tidak ada
framycetin sulfate. Hal ini terjadi karena kasa dengan antibiotik framycetin
luka dengan eksudat yang tinggi atau purulen. Kasa dengan antibiotik
sifatnya yang tidak lengket pada jaringan luka sehingga tidak menimbulkan
stres luka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sodera dan Soleh (2019) yang
sebagai penutup luka terbuka karena sifatnya yang tidak mudah melekat
pembuluh darah yang mudah pecah dan jaringan epithelium yang baru saja
penyembuhan tertentu yaitu fase respon inflamasi akut. Kasa dengan antibiotik
framycetin sulfate sangat mudah diangkat dari luka karena sifatnya yang tidak
jaringan luka tersebut, maka jaringan granulasi dan jaringan epitel dapat
dilakukan perawatan luka dengan NaCl 0,9% dan kasa dengan antibiotik
yang tetap atau tidak mengalami perubahan panjang atau lebar. Berdasarkan
warna dasar luka menunjukkan luka memiliki dasar luka berwarna kemerahan
memiliki eksudat berupa purulen, tebal, buram disertai bau. Pasien memiliki
dan peningkatan jumlah sel darah merah merupakan beberapa gejala infeksi
ialah kebutuhan yang diperlukan pada rentang sakit hingga sehat dan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah karena adanya luka di bagia punggung kaki kanan dengan luas ± 6 cm
dengan diameter 3 ±, warna luka tampak kemerahan, berbau, tampak pus pada
luka sehingga klien tidak nyaman dengan kondisianya saat ini. Diagnosa
B. Saran
selanjutnya.
73
72
diabetikum.
3. Bagi Pembaca