Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Hendrasty

JURNAL AGROEKOTEKNOLOGI TERAPAN


VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022
Applied Agroecotechnology Journal

Agroteknologi Universitas Sam Ratulangi e_ISSN:2797-0647


Abstract
EFFECTIVENESS OF Whey is a by-product of the cheese-making process that has not been
EDIBLE FILM FROM fully utilized by cheese producers. The edible film made from mozzarella
MOZARELLA CHEESE cheese whey and ginger extract is an alternative packaging that is safe for
WHEY ON PHYSICAL AND consumption and environmentally friendly. Making edible films from
CHEMICAL PROPERTIES mozzarella cheese whey is expected to reduce waste that has not been
utilized. The aim of this research was to determine the effectiveness of
OF “HALLOUMI” CHEESE the edible film from Mozarella whey applied for storage of Halloumi
AND “MOZARELLA” cheese and Mozzarella cheese at room temperature. This study used a
CHEESE STORED AT completely randomized design (CRD) with 2 factors, namely factor 1
ROOM TEMPERATURE type of cheese (Halloumi & Mozarella) and factor 2 storage time ( 0,3,6,9
days). The products were analyzed physically ( color and texture) and
chemically (moisture .fat, protein content, and acidity). The result
(Efektivitas Edible Film Dari showed that Edible film made from Mozarella cheese whey was effective
Whey Keju “Mozarella” for wrapping Halloumi cheese at room temperature for 9 days but was not
Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia effective for Mozarella cheese that only 3 days storage. There was a
Keju “Halloumi“ Dan Keju decrease in physical properties (color and texture) and chemical
“Mozarella” Yang Disimpan properties (moisture content, fat, protein, and acidity)
Pada Suhu Ruang) Keywords: whey, edible film, effectiveness, Mozarella, Halloumi cheese.

Henny Krissetiana Hendrasty*1, Abstrak


Widi Tias Rahayu2, Fevri Marsudi2) Whey merupakan hasil samping dari proses pembuatan keju yang belum
1)
termanfaatkan sepenuhnya oleh para produsen keju. Edible film dari whey
Fakultas Teknologi Pertanian,Institut
keju Mozarella dan ekstrak jahe adalah salah satu kemasan alternatif yang
Pertanian (INTAN) Yogyakarta
aman untuk dikonsumsi serta ramah lingkungan. Pembuatan edible film
*Corresponding author: dari whey keju Mozarella diharapkan dapat mengurangi limbah yang
hkrissetiana@yahoo.com belum termanfaatkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas edible film
yang dibuat dari whey keju Mozarella yang digunakan untuk mengemas
keju Halloumi dan keju Mozarella pada suhu kamar. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, Faktor 1
jenis keju (Halloumi dan Mozarella) dan faktor ke 2 waktu penyimpanan
(0,3,6,9 hari). Produk dianalisis sifat fisik (warna dan tekstur) dan sifat
kimia (kadar air, ,lemak, protein dan keasaman )
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Edible film whey keju Mozarella
efektif untuk mengemas
keju Halloumi pada suhu ruang selama penyimpanan 9 hari tetapi tidak
efektif untuk mengemas keju Mozarella karena hanya dapat bertahan
selama 3 hari . Terdapat kemunduran sifat fisik (warna dan tekstur) dan
sifat kimia ( kadar air, lemak, protein, dan angka keasamannya).
Kata kunci : whey, edible film, efektivitas, keju Mozarella ,Halloumi.

PENDAHULUAN Pada proses pengolahan keju akan


Keju adalah salah satu produk hasil menghasilkan produk samping berupa
olahan susu yang dibuat melalui proses whey atau biasa disebut dengan serum
fermentasi. Prinsip pembuatan keju yakni susu. Berdasarkan pengamatan yang
dengan cara menjendalkan protein yang dilakukan di rumah Kejugja yang
terdapat dalam susu yaitu kasein dengan merupakan salah satu UMKM pengrajin
penambahan starter dan perlakuan yang keju natural yang ada di Yogyakarta,
sesuai dengan jenis keju yang akan dibuat dalam satu kali produksi keju Mozarella,
(Asri Nursiwi , 2015). whey yang dihasilkan kurang lebih
sebanyak 32-33 liter.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
229
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

Menurut Malaka,(2014) komposisi merupakan penghalang oksigen, lipid, dan


whey cair rata-rata memiliki keragaman aroma yang sangat baik, namun karena
dan dapat mengalami perubahan secara mempunyai sifat hidrofilik maka memiliki
partikuler oleh pengaruh lama sifat penghalang kelembaban yang buruk.
penyimpanan dan proses pembuatannya. Akan tetapi hal ini dapat teratasi dengan
Kandungan laktosa berada dalam bentuk perlakuan pemanasan menggunakan suhu
yang tidak stabil dan sangat sensitif dari 90°C. Pemanasan bertujuan untuk
pengaruh temperatur dan kandungan air. mendenaturasi protein whey sehingga
Menurut Anis Usfah Prastujati, gugus sulfhidril internal terpacu
(2018) whey memiliki karakteristik bening membentuk ikatan disulfide
dan berwarna putih kearah kuning. intermolekuler. Ikatan disulfide
Komposisi utama whey keju adalah protein intermolekuler berperan dalam
sebesar 0,85% dan laktosa sebesar 4,7%. pembentukan struktur film sehingga
Selain itu whey keju juga masih memiliki protein whey tidak mudah larut (Khotibul
kandungan mineral antara lain adalah Umam Al Awwaly, 2010).
kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na) dan Selama ini whey keju Mozarella
Kalium (K). Limbah cair (whey) yang hanya dibuang begitu saja, baru sedikit
dihasilkan dari proses pembuatan keju yang dimanfaatkan untuk dibuat minuman
sangat bervariasi kandungannya, karena smooties whey, padahal whey keju
tergantung dari jenis keju yang dibuat Mozarella masih mengandung nutrisi yang
(Arsesya, 2021). dapat dikembangkan menjadi suatu produk
Edible film adalah salah satu jenis salah satunya adalah edible film.
kemasan yang aman untuk dikonsumsi dan
Penelitian ini bertujuan untuk
juga memiliki sifat ramah lingkungan. mengetahui efektivitas penggunaan edible
Banyak jenis bahan yang dapat digunakan film dari whey keju Mozarella pada
untuk membuat edible film antara lain pati, pengemasan keju “Halloumi dan
agar, kitosan dan lain-lain, namun pada Mozarella” pada suhu kamar dengan
metode penelitian ini akan diamati edible melihat sifat fisik dan kimiawinya
film berbahan dasar whey keju Mozarella,
dengan bahan tambahan ekstrak jahe METODOLOGI PENELITIAN
merah sebagai antimikrobia yang dapat Bahan:
menghambat kontaminasi mikrobia selama Bahan utama yang digunakan pada
penyimpanan pada suhu ruang. penelitian ini adalah whey keju Mozarella
Jahe merah merupakan salah satu segar sebanyak 250 ml yang diperoleh dari
tanaman obat yang populer di Indonesia. Rumah Keju Jogja yang ada di Jalan
Jahe juga memiliki sifat sebagai Plemburan Gang Cucakrowo No.4,
antimikrobia, jahe merah memiliki Ngaglik, Sariharjo, Sleman, Yogyakarta.
kandungan senyawa metabolit sekunder Sedangkan bahan tambahan lain yang
antara lain flavonoid, fenol, terpenoid dan digunakan adalah gliserin 10% dari total
minyak atsiri. Jahe sebagai antimikroba bahan, ekstrak jahe merah 100 ml, aqudes
diharapkan dapat menghambat dan 750 ml, serta CMC sebanyak 2% dari total
membunuh mikroba patogen tanpa bahan. Adapun alat yang digunakan dalam
merusak hospes/inang, tidak menimbulkan penelitian ini adalah timbangan analitik,
alergenik atau menimbulkan efek samping gelas ukur, geles beker, toples kaca,
bila digunakan dalam jangka waktu lama spatula, thermometer, pipet tetes, hotplate,
(Kartika Indah Permata Sari,2013). magnetic stirrer, universal oven,
Edible film berbasis whey keju cetakan ukuran 30x30 cm, penggaris,
memiliki kekuatan mekanik yang baik dan stopwatch kain saring, ember, batang

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
230
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

pengaduk, kertas label, kertas whattmann, Sudarmadji (2010) serta analisa fisik yaitu
nampan, mortar, alu dan erlenmeyer. warna (Chromameter) dan tekstur
terhadap kedua keju yang dikemas. Data
Metode:
yang diperoleh kemudian diolah
Penelitian ini menggunakan
menggunakan aplikasi IBM SPSS 16.0
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
serta menggunakan aplikasi Microsoft
dengan 2 faktor dengan 3 kali ulangan.
Excel 2010.
Faktor 1 : jenis keju yang dikemas, keju
Mozarella (A1) dan keju Halloumi (A2). HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor 2 adalah lama waktu penyimpanan : Kadar Air :
0 hari (W1), 3 hari (W2), 6 hari (W3), dan Kadar air adalah salah satu indikator
9 hari (W4). Kombinasi 2 faktor penelitian
dalam pengamatan bahan pangan,
ini menghasilkan 8 perlakuan yang diulang khususnya bahan pangan yang memiliki
sebanyak 3 kali ulangan sehingga sifat mudah rusak (perishable). Besarnya
menghasilkan 24 perlakuan. kadar air akan berpengaruh terhadap
Tahap awal penelitian ini adalah kenampakan, kualitas rasa, tekstur, dan
membuat ekstrak jahe . Pembuatan ekstrak ketahanan simpan suatu bahan pangan.
jahe dilakukan dengan cara mengupas jahe Kadar air keju Halloumi dan keju
sebanyak 0,5 kg, selanjutnya dihaluskan Mozarella yang dikemas menggunakan
dan ditambahkan aquades sebanyak 1,5 edible film dengan lama penyimpanan 0
liter. Hasil perasan disaring dengan kertas hari, 3 hari, 6 hari, dan 9 hari pada suhu
whattman nomor 40 untuk mendapatkan ruang menunjukkan adanya laju
hasil ekstrak. Selanjutnya ekstrak jahe peningkatan maupun penurunan yang
yang didapatkan digunakan sebagai salah berbeda antara kedua jenis keju (Gambar
satu bahan dalam pembuatan edible film. 1).
Pembuatan edible film dilakukan dengan Laju peningkatan dan penurunan
cara m enyaring whey hingga didapatlkan kadar air dipengaruhi oleh beberapa hal
250 ml whey ,kemudian tambahkan 750 ml diantaranya ketidakmampuan keju
aquades, lalu dipanaskan pada suhu 85°C bertahan dalam waktu yang lebih lama saat
selama 30 menit, kemudian tambahkan disimpan di suhu ruang, hal ini
hidrokoloid berupa CMC sebanyak 2% dikaranekan keju merupakan salah satu
dari larutan edible (Arsesya, 2021). jenis bahan pangan yang mudah rusak jika
Kemudian dilakukan pengadukan secara disimpan pada suhu ruang, karena
cepat menggunakan magnetic stirrer pengaruh oksigen. Pada penelitian ini
hingga homogen, kemudian ditambahkan diamati seberapa efektif pengemas edible
gliserol sebanyak 10%, lalu masukkan yang dibuat dari whey Mozarella untuk
adonan ke dalam Loyang berukuran 30x30 menjaga sifat fisik maupun kimia keju
cm. kemudian dikeringkan pada universal Halloumi dan keju Mozarella.
oven dengan suhu 50°C selama 24 jam. Pada Uji ANOVA yang telah
Setelah kering edible film didinginkan dilakukan, kadar air keju Halloumi dan
hingga mencapai suhu ruang, kemudian keju Mozarella menunjukkan pengaruh
dilepas dari cetakkan dengan hati-hati, yang signifikan P<0,05 selama
setelah itu edible film diaplikasikan untuk penyimpanan, Gambar Histogram diatas
mengemas keju Mozarella dan keju menunjukkan jenis keju Halloumi rata-rata
Halloumi. mengalami peningkatan kadar air selama
Parameter penelitian terdiri dari penyimpanan pada suhu ruang dan
analisa kimia yakni kadar air, kadar lemak,
kemudian turun pada penyimpanan selama
kadar protein, dan angka keasaman (pH) 9 hari. Kadar air awal keju halloumi
dengan metode AOAC dalam Slamet

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
231
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

0,6236%, kadar air tertinggi pada keju yang digunakan dalam pembuatan edible
Halloumi yakni 1,28% dan kadar air film maka kadar air yang terikat juga
terendahnya 0,038%, sedangkan pada keju semakin banyak, sehingga berpengaruh
Mozarella kadar air awal 0,7335% kadar terhadap laju peningkatan kadar air.
air tertinggi yakni 2,38% dan kadar air Kadar Lemak :
terendahnya yakni 0,25%. Peningkatan Hasil pengamatan menunjukkan
kadar air pada kedua jenis keju juga kadar lemak keju Halloumi mengalami
dipengaruhi oleh tingkat permeabilitas peningkatan maksimum pada penyimpanan
kemasan. Hal ini sesuai dengan hasil hari ke 9 dengan kadar lemak sebesar
penelitian Linatas dalam Ayuni, (2020) 9,52%. Hal ini diduga karena keju
bahwa kemampuan permebilitas Halloumi sudah cukup lama berada pada
berpengaruh terhadap laju uap air. Semakin suhu ruang. Pada keju Mozarella terjadi
kecil laju transmisi uap air suatu penurunan kadar lemak pada penyimpanan
kemasan, maka akan semakin sedikit uap hari ke 3 dengan kadar lemak 6.89%. Hal
air yang mampu menembus bahan. Secara ini disebabkan semakin meningkat jumlah
keseluruhan pengemas edible film memilki kadar air maka juga akan diikuti
kemampuan permeabilitas yang cukup meningkatnya kadar lemak yang ada pada
tinggi. Laju kadar air juga dipengaruhi oleh keju Mozarella, penurunan kadar lemak
bahan yang digunakan dalam pembuatan pada keju Mozarella dapat menyebabkan
edible film yakni gliserol dan CMC. Hal ini warna keju menjadi pucat hal ini sesuai
sesuai dengan penelitian yang dilakukan dengan pendapat Winarno dalam (S.Y.V.
oleh Anjani Fatnasari (2018) bahwa Putri, 2020). Selain itu kemampuan keju
gliserol mampu meningkatkan sifat
Mozarella bertahan pada suhu ruang lebih
koherensif antar molekul, sehingga air rendah dibandingkan keju Halloumi, kadar
yang terikat pada hidrokoloid akan lemak tertinggi keju Mozarella berada di
meningkat yang akan menyebabkan hari ke 0 pengamatan dengan besar kadar
meningkatnya kadar air edible film. lemak 11,26%. Perubahan suhu
CMC dalam kemasan edible film penyimpanan keju dan penggunaan
selain berfungsi sebagai plasticizer juga kemasan edible film dapat menyebabkan
berfungsi sebagai penstabil yang berguna meningkatnya kadar lemak yang ada pada
untuk menstabilkan suspense. Hal ini
keju Mozarella.
sesuai dengan penelitian (Hasnelley, 2015)
bahwa semakin banyak konsentrasi CMC

Gambar 1. Histogram Kadar Air Keju Halloumi dan Keju Mozarella yang dikemas menggunakan
edible film whey keju Mozarella.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
232
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

Gambar 2. Histogram Kadar Lemak Keju Halloumi dan Keju Mozarella yang dikemas menggunakan edible
film whey Keju Mozarela
Kadar Protein : menggunakan asam asetat pada pH yang
Kadar protein merupakan besarnya sama cenderung meningkatkan kadar
kandungan protein yang terdapat dalam protein. Penurunan kadar protein pada
suatu bahan pangan. Pengemas edible film kedua jenis keju diduga karena faktor suhu
mampu mempertahankan kadar protein ruang selama penyimpanan serta adanya
yang ada pada keju Halloumi maupun keju kontaminasi disekitar ruang yang
Mozarella. Lebih jelas kadar protein dapat menyebabkan meningkatnya kadar air yang
dilihat pada Gambar 3. kemudian diikuti menurunnya kadar
Hasil pengamatan menunjukkan protein akibat proses denaturasi.
kadar protein keju Halloumi tertinggi Warna :
berada pada hari penyimpanan ke 0 yakni Warna yakni faktor visual yang
13,3%, dan kadar protein terendahnya pada pertama kali dapat dilihat oleh manusia.
hari ke 6 yakni 2,82%. Pada keju Warna merupakan parameter fisik yang
Mozarella kadar protein tertinggi pada dapat diukur dengan berbagai metode, pada
penyimpanan hari ke 0 yakni 16,4% dan penelitian ini warna keju Halloumi dan
kadar protein terendah pada penyimpanan
keju Mozarella diukur menggunakan alat
hari ke 6 dan penyimpanan hari ke 9 yakni Chromameter . Hasil pengamatan pada
0%. kedua keju yang dikemas menggunakan
Tingginya kadar protein pada hari ke edible film whey keju Mozarela disajikan
0 disebabkan karena kondisi keju masih pada histogram (gambar 4).
sangat baik dan belum terkontaminasi Kecerahan (L) mengindikasikan
bakteri ataupun kontaminan dengan bahan kecerahan yang mempunyai notasi 0
lain. Hal ini sesuai dengan penelitian yang (hitam) sampai dengan 100 (putih). Negatif
dilakukan Nazera Amurita Sari (2014) a menunjukkan warna hijau, sedangkan
menyebutkan proses pengolahan keju positif b menunjukkan warna kuning.
mempengaruhi kadar protein keju yang Semakin tinggi L (kecerahan) maka
dihasilkan, karena pada saat proses semakin terang juga warna keju yang
pembuatan keju terdapat tahapan koagulasi dikemas menggunakan edible film whey
curd dan penambahan rennet, penambahan keju Mozarela . Sampel yang diamati
rennet inilah yang menyebabkan kadar mayoritas berwarna kuning cerah dan
protein yang didapat lebih tinggi. Selain itu kuning sedikit pucat kearah hijau muda.
Metzger L.E, (2000) juga menyebutkan Tingkat kecerahan warna keju Halloumi
bahwa proses pengasaman awal tertinggi berada pada penyimpanan hari ke

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
233
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

0 dengan tingkat kecerahan (L 76,27 ; a – pengamatan ke 3 dengan tingkat kecerahan


9,12 ;b 31,28) dan tingkat kecerahan keju (L 55,34 ; a – 9,58 ; b 20,82 ).
Halloumi terendah berada waktu

Gambar 3. Histogram Kadar Protein Keju Halloumi dan Keju Mozarella yang dikemas menggunakan
edible film whey Keju Mozarella

Gambar 4. Histogram Warna Keju Halloumi dan Keju Mozarella yang dikemas menggunakan edible
film Whey keju Mozarela
Pada keju Mozarella kecerahan tertinggi Angka Keasaman (pH)
berada di angka L 83,97 ; a -7,38 ;b 53,46 Angka Keasaman (pH) selama
dan tingkat kecerahan terendah berada penyimpanan rata-rata mengalami
diangka L 59,19; a -7,15 ;b 25,31. Tingkat penurunan untuk jenis keju Mozarella dan
kecerahan masing-masing keju dipengaruhi cukup stabil untuk jenis keju Halloumi, hal
oleh beberapa faktor baik berasal dari ini disebabkan proses metabolisme pada
bahan yang digunakan untuk membuat keju Mozarella tetap berlangsung serta di
masing keju juga faktor suhu ruang, dukung kondisi ruang penyimpanan yang
kelembapan, dan juga pengemas edible cukup konstan (Abu Amar, 2017). Tingkat
filmnya. Pengemas edible film efektif keasaman yang semakin menurun pada
untuk menjaga kecerahan warna masing- keju Mozarella diduga disebabkan oleh
masing keju. mikrobia yang terdapat dalam keju

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
234
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

Mozzarella tidak dapat beradaptasi dengan Berikut merupakan histogram hasil


baik dengan edible film whey keju pengukuran tekstur keju Halloumi dan keju
Mozarella sebagai pembungkus keju, Hal Mozarella Gambar 6.
ini karena kandungan senyawa oleoresin Dari hasil uji ANOVA yang telah
yang ada dalam edible film yang digunakan dilakukan terhadap tekstur keju Halloumi
dalam penelitian ini mengandung 2 dan keju Mozarella menunjukkan hasil
komponen penyusun yakni zingiberene yang signifikan P<0,05 . Semakin tinggi
dan zingiberol (Setiabudi, 2017). pH keju nilai tekstur pada keju menunjukkan bahwa
Halloumi dan Keju Mozarella dapat dilihat tekstur keju semakin padat dan kokoh.
pada histogram gambar 5. Histogram diatas menunjukkan tekstur
pH pada keju Halloumi rata-rata keju Halloumi lebih kokoh dibandingkan
stabil sejak disimpan pada suhu ruang pada dengan tekstur keju Mozarella.
hari ke-0 hingga disimpan pada hari ke-9 Pada keju Halloumi nilai tekstur
yakni 6,47 dan pH pada penyimpanan hari tertinggi yakni 20,9 pada penyimpanan
ke-9 sebesar 6,25. Hal ini menunjukkan suhu ruang pada hari ke 0 dan nilai tekstur
bahwa selama penyimpanan pada suhu terendah 6,0 pada hari ke 6, sedangkan
ruang keju Halloumi dalam keadan netral, pada keju Mozarella nilai tekstur tertinggi
sehingga edible film yang digunakan untuk yakni 8,2 dan tekstur terendahnya yakni 0
mengemas keju Halloumi efektif untuk pada penyimpanan hari ke 6 dan
menjaga keasaman keju Halloumi. Keju penyimpanan hari ke 9. Kekuatan teksur
Mozarella pada peyimpanan hari ke 0, pada keju Halloumi diduga karena kadar
mempunyai nilai keasamaan 5,02 dan air keju Halloumi lebih rendah
semakin turun pada penyimpanan hari ke 3 dibandingkan kadar air keju Mozarella,
dengan nilai pH 4,64. serta kemampuan edible film whey keju
Tingkat keasaman keju Mozarella Mozarella menahan penguapan air serta
semakin meningkat diduga dipengaruhi masuknya udara kedalam keju terbukti
kadar air yang juga tinggi. Kadar air yang lebih baik, sehingga tekstur keju Halloumi
tinggi memungkinkan mikroorganisme tetap kuat, sedangkan keju Mozarella
dapat berkembangbiak pada keju memiliki tekstur asli jauh lebih empuk
Mozarella kondisi ini didukung dengan dibandingkan dengan keju Halloumi. Hal
suhu ruang yang rata-rata stabil selama ini dikarenakan dalam pembuatan keju
penyimpanan yakni 27°C - 29 °C. Mozarella terdapat proses stretching dan
Penyimpanan pada hari ke 3 merupakan pemanasan dalam air panas sehingga
hari terakhir pengamatan keju Mozarella menyebabkan tekstur keju Mozarella lebih
karena setelahnya kondisi keju Mozarella lunak. Malaka (2014) menyebutkan
sudah rusak. Hal ini dimungkinkan karena perubahan tekstur disebabkan oleh protein
karakteristik fisik dan kimia keju yang ada dalam keju berubah menjadi
Mozarella yang kurang mendukung. peptida serta asam amino yang lebih
selama disimpan pada suhu ruang serta sederhana, terjadinya hidrolisa lemak yang
edible film whey keju Mozarella kurang mudah menguap serta perubahan -
efektif untuk mengemas keju Mozarella. perubahan lain yang disebabkan oleh
bermacam-macam enzim, juga adanya
Tekstur :
aktivitas bakteri jamur maupun ragi yang
Tekstur yakni tingkat kekerasan,
terdapat di dalam atau pada permukaan
kehalusan, dan juga kekasaran keju baik
keju. Hal ini sesuai dengan kondisi keju
keju Halloumi maupun keju Mozarella.
Mozarella yang sudah ditumbuhi jamur
Dalam penelitian ini tekstur keju Halloumi
pada penyimpanan hari ke 6, keju
dan keju Mozarella diamati menggunakan
Mozarella hanya dilakukan selama 3 hari.
alat Universal Testing Machine (UTM).

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
235
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

Gambar 5. Histogram laju pH Keju Halloumi dan Keju Mozarella yang dikemas menggunakan edible
film Whey keju Mozarella

Gambar 6. Histogram Tekstur Keju Halloumi dan Keju Mozarella yang dikemas
menggunakan edible film Whey keju Mozarella

KESIMPULAN DAN SARAN keasaman juga mengalami perubahan


selama proses penyimpanan.
1. Edible film dari whey keju Mozarella
efektif untuk mengemas keju Halloumi
DAFTAR PUSTAKA
pada suhu ruang selama penyimpanan
9 hari tetapi tidak efektif untuk Abu Amar, M. A. (2017). karakteristik
mengemas keju Mozarella karena Keju Lunak Saga (Adenanthera
hanya dapat bertahan selama 3 hari pavonina, Linn) dengan Bergai
penyimpanan pada suhu ruang. Kemasan dan Waktu Simpan Yang
2. Terdapat kemunduran mutu fisik Berbeda. Jurnal IPTEK, Volume 1,
berupa menurunnya warna dan tekstur Nomor , 99- 106.
keju Halloumi serta keju Mozzarella Anjani Fatnasari, K. A. (2018). Pengaruh
yang dibungkus menggunakan edible Konsentrasi Gliserol Terhadap
film whey keju Mozarella. Disamping
Karakteristik Edible Film Pati Ubi
itu sifat kimia berupa kadar air, kadar Jalar (Ipomea batatas L.). Media
lemak, kadar protein, dan angka Ilmiah Teknollogi Pangan , 30-32.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
236
Hendrasty VOLUME 3 NOMOR 1 Juli-Desember 2022

Arsesya, A. K. (2021). Karakter Fisik, gliserol Terhadap Sifat Fisik Dan


Mekanik, Barrier, Dan Zona Hambat Kimia. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Edible Film Whey Produk Samping Hasil Ternak, 45-46.
Keju Mozarella Dengan Penambahan Malaka, R. (2014). Teknologi Aplikatif
Gliserol Dan Antimikrobia Dari Pengolahan Susu. Surabaya: Brillian
Ektrak Jahe Merah. Skripsi, 8-9. Internasional Surabaya.
Asri Nursiwi, R. U. (2015). Fermentasi Metzger L.E, D. B. (2000). Effect of Milk
Whey Limbah Keju Untuk Produksi Preacidification on Low Fat
Kefiran oleh Kefir Grains . Jurnal Mozarella Cheese : I. Composition
Teknologi Hasil Pertanian Vol. VIII. and Yield . J. Diary, (83) : 648-658.
Ayuni, K. S. (2020). Pendugaan Umur
Simpan Cemue Instan menggunakan
Metode Accelerated Shelf Life Tes S.Y.V. Putri, W. P. (2020). Sifat Fisk dan
(ASLT) Dengan Pendekatan Akseptabilitas Keju yang
Arrhensius. Skripsi, 19. Ditambahkan CaCl2 Menggunkan
Ekstrak Jahe Merah . Jurnal
Hasnelley, I. S. (2015). Pemanfaatan Whey Peternakan Indonesia , 6-7.
Susu Menjadi Edible Film Sebagai
Kemasan Dengan Penambahan CMC, Setiabudi, A. F. (2017). Ekstraksi Jahe
Gelatin, dan Plasticizer. Food Emprit (Zingiber Officinale Rosc.)
Technology Journal, 65. dan Serai Dapur (Cymbopogon
citratus) Dengan Metode Maserasi
Kartika Indah Permata Sari, P. N. (2013). Sebagai Bahan Dasar Untuk
Uji Antimikroba Ekstrak Segar Jahe- Pembuatan Produk Effervescent.
Jahean (Zingiberaceae) Terhadap Skripsi, II-6 - II-7.
Staphylococcus aureus, Escherichia
coli dan Candida albicans. Jurnal Slamet Sudarmadji, B. H. (2010). Analisa
Biologi Universitas Andalas . Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Khotibul Umam Al Awwaly, d. (2010).
Pembuatan Edible Film Protein
Whey : Kajian Rasio Protein dan

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
237

You might also like