Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 31

WARGA NEGARA INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: PKN di MI/SD
Dosen Pengampu: Eka Yusnaldi, M.Pd.

Disusun Oleh :
Sem. III/PGMI 3
ANIS KHAIRIYAH (0306222097)
KHAIRANI AL FATHA (0306222088)
SARAH SYAFITRI SIREGAR (0306222091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT


atas segala limpahan rahmat dan karunianya serta nikmat-Nya, sehingga kelompok ini
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Warga Negara Indonesia”. Tak lupa
shalawat serta salam kami ucapkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga.

Tugas makalah ini dibuat guna unuk memenuhi tugas dalam mata kuliah PKN
di MI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Eka Yusnaldi, M.Pd
selaku dosen mata kuliah PKN di MI/SD. Kami menyadari dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.

Demikian disusunnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca


dalam menambah pengetahuan terkait dengan materi warga negara Indonesia.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 12 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Konsep Kewarganegaraan .................................................................................. 3
B. Warga Negara Indonesia .................................................................................... 5
C. Hak Dan Kewajiban Warga Negara ................................................................... 8
D. Cara-Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia...................................... 10
E. Hal-Hal Yang Menyebabkan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia .......... 16
BAB III ....................................................................................................................... 25
KESIMPULAN.......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 26

ii
WARGA NEGARA INDONESIA
Disusun oleh: Anis Khairiyah, Khairani Al Fatha, Sarah Syafitri Siregar

Abstrak

Warga negara merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan resmi sebagai


anggota suatu negara, warga negara memiliki hubungan hukum dengan negara dalam
bentuk hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik. Setiap negara yang berdaulat
dapat menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negaranya, begitu pula dengan
Negara Indonesia yang bebas menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negaranya
sesuai dengan asas yang dianut. Ketentuan mengenai warga negara tercantum
dalam pasal 26 Undang-Undang Dasar 1945. Dalam konteks Indonesia juga
mengatur hak serta kewajiban warga negara terhadap negara yang telah diatur dalam
undang-undang dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi
dari hak-hak umum yang di gariskan dalam UUD 1945.
Kata kunci: Warga, Negara, Indonesia

Abstract

Citizens are people who have official status as members of a state, citizens have
legal relations with the state in the form of reciprocal rights and obligations. Every
sovereign state can determine who is its citizen, as well as the State of Indonesia which
is free to determine who is its citizen in accordance with the principles adopted. The
provisions regarding citizens are contained in article 26 of the 1945 Constitution. In
the context, Indonesia also regulates the rights and obligations of citizens towards the
state which have been regulated in the 1945 constitution and various other regulations
which are derivations of general rights outlined in the 1945 Constitution.

Keywords: Citizen, State, Indonesia

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga negara merupakan salah satu unsur fundamental terpenting dalam
keberadaan negara. Menurut para ahli, sudah menjadi fakta umum bahwa
setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan negara merdeka.
yaitu adanya suatu wilayah, adanya suatu bangsa (warga negara) yang tetap, adanya
pemerintahan yang berdaulat dan adanya pengakuan dari negara lain.

Warga negara atau kewarganegaraan merupakan salah satu unsur pokok


keberadaan suatu negara, warga negara adalah bagian dari penduduk dan menjadi
bagian dari negara, dan konstitusi mempunyai hubungan yang tidak terputus
dengan konstitusi tanah air dan negaranya, meskipun orang tersebut berada di luar
negeri.

Warga negara merupakan salah satu unsur pokok suatu negara, tidak mungkin
suatu negara ada tanpa warga negaranya, begitu pula sebaliknya, tanpa negara tidak
akan ada warga negara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep kewarganegaraan?
2. Apa yang dimaksud dengan warga negara indonesia?
3. Apa hak dan kewajiban warga negara Indonesia?
4. Bagaimanakah cara-cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia?
5. Apakah hal-hal yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pkn di MI/SD
2. Mengetahui konsep kewarganegaraan
3. Mengetahui siapa yang disebut dengan warga negara Indonesia

1
4. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara Indonesi
5. Mengetahui cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia
6. Mengetahui hal-hal yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan
Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Kewarganegaraan

Dalam hal memberikan definisi terkait warga negara dan siapa yang disebut
sebagai warga negara untuk suatu negara bukanlah hal yang mudah, karena negara-
negara di dunia memiliki pandangan yang berbeda dalam hal memberikan definisi
terkait warga negara. Jauh sebelum adanya konsep negara dalam arti modem,
Aristoteles (Barker, 1995:84-85) pernah mengantisipasi bahwa "The definition of a
citizen is a question which is often disputed there is no general agreement on who
is a citizen (Definisi warga negara adalah masalah yang sering membingungkan:
tidak ada kesepakatan tentang siapa warga negara itu)." Akan tetapi, terdapat suatu
landasan pikir yang dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mengetahui
pengertian warga negara dan siapa yang menjadi warga negara. Dasar
pertimbangan yang dimaksud adalah Konstitusi Negara Aristoteles menyatakan
"different constitutions require different types of good citizen (perbedaan konstitusi
mensyaratkan tipe warga negara yang berbeda)”,1

Dalam hal ini tiap-tiap negara berhak untuk menetapkan siapa yang akan
menjadi warga negaranya menurut hukum Internasional. Terdapat dua asas yang
biasanya dipakai dalam penentuan kewarganegaraan, yaitu asas ius soli dan asas
ius sanguinis. Asas ius soli (law of the soil) menentukan warga negaranya
berdasarkan tempat tinggal, dalam arti siapapun yang bertempat tinggal di suatu
negara adalah warga negara tersebut. Misal, Negara Inggris, Amerika menganut

1
Nurfauziah Husnah Nasution dan Dinda Yarshal, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI
MADRASAH IBTIDAIYAH (Medan: Perdana Publishing, 2019), hlm. 9

3
asas ini. Dimana apabila seseorang yang berasal dari Negara lain melahirkan di
Inggris, maka secara otomatis anak tersebut menjadi warga negara Inggris.2

Sedangkan asas ius sanguinis (Law of the blood), yaitu status kewarganegaraan
anak berdasarkan hubungan kekeluargaan yang lebih ditekankan pada hubungan
perdata anak dengan ayahnya (garis ayah), sedangkan garis ibu hanya merupakan
pengecualian yang dilakukan manakala ayahnya tidak berkewarganegaraan atau
tidak diketahui kewarganegaraannya. Maka, konsekuensinya adalah tidak ada
kebebasan bagi anak untuk menentukan pilihan kewarganegaraannya, karena harus
mengikuti kewarganegaraan ayahnya.3

Tetapi, dengan adanya ketentuan status kewarganegaraan yang berlainan pada


setiap negara dapat menimbulkan masalah kewarganegaraan bagi seseorang yaitu
Apatride, artinya seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan Contohnya,
seorang anak lahir di negara RRC yang menganut asas ius sanguinis, sementara
orang tuanya berkewarganegaraan Amerika Serikat yang menganut asas ius soli.
Anak tersebut tidak memperoleh kewarganegaraan dari negara RRC karena bukan
keturunan dari orang RRC dan juga tidak berkewarganegaraan AS karena tidak
lahir di wilayah AS. Bipatride, artinya seseorang yang memiliki dua
kewarganegaraan (kewarganegaran ganda). Contohnya, seorang anak lahir di
Amerika Serikat yang menganut asas ius soli, sementara orang tuanya
berkewarganegaraan RRC yang menganut asas ius sanguinis. Anak tersebut
memperoleh dua kewarganegaraan sekaligus, yaitu dia menjadi warga negara AS

2
Wasiyem, Dkk, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI (Medan: CV.
Merdeka Kreasi Group, 2023), hlm. 54
3
Marcel Christian “PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN PENDAFTARAN MEMPEROLEH
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006
BAGI ANAK HASIL PERKAWINAN CAMPURAN YANG LAHIR SEBELUM TANGGAL 1 AGUSTUS 2006”.
Diunduh pada Tanggal 12 September 2023. Dari http://e-journal.uajy.ac.id/2529/2/1HK09416.pdf

4
karena lahir di wilayah AS dan menjadi warga negara RRC karena orang tuanya
adalah warga negara RRC.

Berkaitan dengan adanya apatride dan bipatride, maka di dalam suatu negara
terdapat sistem yang lazim digunakan, yaitu Stelsel aktif, yaitu agar seseorang
dapat menjadi warga negara diperlukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara
aktif. Dalam hal ini, seseorang dapat menggunakan hak opsi atau hak untuk
memilih menjadi warga negara. Stelsel pasif, yaitu seseorang secara otomatis
menjadi warga negara tanpa harus melakukan tindakan hukum tertentu. Dalam hal
ini, seseorang dapat menggunakan hak repudiasi atau hak untuk menolak menjadi
warga negara (Yuliastuni, 2011).4
B. Warga Negara Indonesia

Kata warga negara merupakan terjemahan kata dari bahasa Inggris, citizen yang
memiliki arti warga negara, sesama penduduk, dan orang setanah air Pengertian
warga negara menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a) Menurut A.S. Hikam, warga negara adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk negara itu sendiri
b) Menurut Koerniatmanto, warga negara adalah anggota negara.
c) Menurut Austin Ranney, warga negara adalah orang-orang yang
memiliki kedudukan resmi sebagai anggota penuh suatu negara
(Yuliastuti, 2011)

Adapun dilihat dan hubungannya dengan kekuasaan pemerintah negara


tersebut, seseorang dapat dikatakan sebagai warga negara dan bukan warga negara
karena alasan-alasan berikut:

4
Wasiyem, Op.Cit., hlm. 55

5
a) Disebut warga negara, bila seorang berdasarkan hukum merupakan
anggota dari wilayah negara yang bersangkutan dengan memiliki status
kewarganegaraan asli maupun keturunan asing.
b) Disebut bukan warga negara, bila seseorang berdasarkan hukum
merupakan angora dan wilayah negara yang bersangkutan, tetapi tunduk
pada kekuasaan pemerintah negara lain, Contoh duta besar dan konsuler
negara lain vang ada di Indonesia.5

Dalam bagian Penjelasan UUD NKRI 1945 dikemukakan mengenai ketentuan


orang-orang bangsa lain, sbb: Orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan
Belanda, peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab, yang bertempat tinggal di
Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya, dan bersikap setia kepada
Negara Republik Indonesia, dapat menjadi warga negara.6

Jadi, dapat disimpulkan orang-orang yang memiliki kedudukan resmi sebagai


anggota suatu negara disebut sebagai warga negara, warga negara memiliki
hubungan hukum dengan negara dalam bentuk hak dan kewajiban yang bersifat
timbal balik.

Setiap negara yang berdaulat dapat menentukan siapa-siapa yang menjadi


warga negaranya, begitu pula dengan Negara Indonesia yang bebas menentukan
siapa-siapa yang menjadi warga negaranya sesuai dengan asas yang dianut.
Ketentuan mengenai warga negara tercantum dalam pasal 26 Undang-Undang
Dasar 1945 yang menyatakan bahwa:
a) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara.

5
Ibid, hlm. 56
6
Nurfauziah Husnah Nasution, Op.Cit., hlm. 10

6
b) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
c) Hal-hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan
undang-undang.

Berdasarkan hal di atas, kita dapat mengetahui bahwa orang yang dapat menjadi
warga negara Indonesia adalah:

a) Orang-orang bangsa Indonesia asli;


b) Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
menjadi warga negara.7

Selanjutnya pasal 26 UUD 1945 di atas, diatur dan dijabarkan kembali pada
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan yaitu:8

a) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan atau


berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia
b) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga
negara Indonesia
c) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negan
Indonesia dan ibu warga negara asing
d) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal besa tidak memberikan kewaganegaraan kepada anak tenebu

7
Indria Kristiawa. “Kajian Yuridis Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Indonesia”. Diunduh pada Tanggal 12 September 2023. Dari
http://likhitapradnya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/likhitapradnya/article/download/41/38
8
Wasiyem, Op.Cit., hlm 58

7
e) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dan perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara
Indonesia
f) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia
g) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin
h) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya
i) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonessa
selama ayah dan ibunya ndak ketahui
j) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
k) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu warga hegara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat
aruk tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan
l) Anak dan seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
C. Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara
guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undangan. Dengan kata lain
hak warga negara merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga
negara diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan Kewajiban warga

8
negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara
dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara
dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh
seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.9

Dalam konteks Indonesia hak warga Negara terhadap negaranya telah diatur
dalam undang-undang dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan
derivasi dari hak-hak umum yang di gariskan dalam UUD 1945. Diantara hak-hak
warga Negara yang dijamin dalam UUD adalah hak asasi manusia yang rumusan
lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan ke dua. Dalam pasal tersebut
di muat hak-hak asasi yang melekat dalam setiap individu warga Negara seperti
hak kebebasan beragam dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya, bebas untuk
berserikat dan berkumpul (pasal 28E), hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, hak memperoleh kesempatan
yang sama dalam pemerintah, hak atas status kewarganegaraan (pasal 28E), dan
hak-hak asasi manusia lainnya yang tertuang dalam pasal tersebut. Sedangkan
contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warga Negara antara lain kewajiban
membayar pajak sebagai kontrak utama antara Negara dengan warga, membela
tanah air (pasal 27E), membela pertahanan dan keamanan Negara (pasal 29E),
menghormati hak asasi lain dan mematuhi pembatasan yang tertuang dalam
peraturan (pasal 28E), dan berbagai kewajiban lainnya dalam undang-undang.
Adapun prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiaban warga adalah
terlibatnya warga secara langsung atau perwakilan dalam setiap perumusan hak dan

9
Johan Yasin. “Hak Azasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara Dalam Hukum Positif
Indonesia. Bandung Islamic University”. Diunduh pada Tanggal 12 September 2023. Dari
https://scholar.archive.org/work/gczgshlwmvd5rnqanviodlkmaq/access/wayback/http://ejournal.unis
ba.ac.id:80/index.php/syiar_hukum/article/download/541/pdf

9
kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiaban
tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang di buat sendiri.10

D. Cara-Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI, pada


prinsipnya mengatur 2 (dua) hal, yaitu tentang cara dan syarat memperoleh
kewarganegaraan RI dan cara dan syarat kehilangan kewarganegaraan RI.

Cara memperoleh kewarganegaraan RI menurut Undang-Undang Nomor 62


Tahun 1958 adalah:11

a. Kelahiran
b. Pengangkatan
c. Dikabulkannya permohonan
d. Pewarganegaraan (Naturalisasi)
e. Akibat perkawinan
f. Turut Ayah/lbu
g. Pernyataan/kembali asal

Masing-masing cara memperoleh kewarganegaraan RI tersebut memiliki


persyaratan-persyaratan tertentu sebagaimana yang ditegaskan dalam pasal-pasal
yang mengaturnya.

a. Cara Kelahiran

Memperoleh kewarganegaraan RI dengan cara kelahiran, dibedakan menjadi


dua, yaitu kelahiran berdasarkan keturunan dan kelahiran berdasarkan daerah lahir
yakni di dalam wilayah negara RI untuk menghindari atau mencegah timbulnya
apatride dan bipatride.

10
Mahpudin Noor, PANCASILA (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hlm. 64
11
Titik Susiatik, Ilmu Kewarganegaraan (Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif, 2020), hlm. 89- 95

10
Syarat untuk memperoleh kewarganegaraan RI dengan cara kelahiran
berdasarkan keturunan, antara lain:

1) Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan


dengan ayahnya seorang warga negara RI.
2) Anak yang lahir 300 hari setelah ayahnya yang warga negara RI meninggal
dunia.

Syarat untuk memperoleh kewarganegaraan RI dengan cara kelahiran


berdasarkan daerah lahir, antara lain:

1) Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak
diketahui.
2) Orang yang lahir di dalam wilayah RI, kewarganegaraan kedua orang tuanya
tidak diketahui.
b. Cara Pengangkatan

Pasal 2 Undang-Undang 62/1958 memberi kemungkinan kepada setiap orang


warga negara RI, baik yang berasal dari golongan asli maupun peranakan untuk
mengangkat anak asing sebagai anaknya. Anak angkat tersebut akan memperoleh
kewarganegaraan RI apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu:

1) Anak asing itu belum genap berumur 5 tahun.


2) Yang mengangkat anak memohon pengesahan pengangkatan kepada
Pengadilan Negeri yang daerah kekuasaannya meliputi tempat tinggal
pemohon.
3) Pemohon pengesahan oleh pengadilan harus dalam waktu satu tahun setelah
pengangkatan.
4) Pengangkatan anak itu dinyatakan sah oleh Pengadilan Negeri
5) Kewarganegaraan RI anak itu baru diperoleh pada saat pengadilan menyatakan
sahnya pengangkatan anak itu.
c. Cara Dikabulkannya Permohonan

11
Cara memperoleh kewarganegaraan RI dengan cara permohonan diatur dalam
Pasal 3 dan 4 Undang-Undang 62/1958. Syarat yang ditentukan dalam cara ini
antara lain:

1) Anak lahir di luar perkawinan.


2) Ibunya WNRI, ayahnya asing.
3) Diakui sah oleh ayahnya sebagai anaknya menjadi anak asing.
4) Anak yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman
melalui Pengadilan Negeri setempat untuk memperoleh kewarganegaraan RI.
5) Permohonan diajukan dalam waktu 1 tahun setelah anak tersebut berumur 18
tahun.
6) Kewarganegaraan RI mulai berlaku pada hari tanggal keputusan Menteri
Kehakiman.
7) Setelah memperoleh kewarganegaraan RI tidak mempunyai kewarganegaraan
lain.
d. Cara Pewarganegaraan (Naturalisasi)

Peraturan yang mengatur mengenai pewarganegaraan antara lain Undang-


Undang 62/1958 dan Keppres 13/1980 tentang Tata Cara Penyelesaian
Permohonan Pewarganegaraan RI. Dalam Undang-Undang 62/1958 ditegaskan
bahwa kewarganegaraan RI karena pewarganegaraan diperoleh dengan berlakunya
Keputusan Menteri Kehakiman yang memberikan pewarganegaraan. Untuk dapat
mengajukan permohonan, pemohon harus:

1) Sudah berumur 21 tahun.


2) Lahir dalam wilayah RI atau pada waktu mengajukan permohonan bertempat
tinggal dalam daerah itu selama sedikit-dikitnya 5 tahun berturut-turut yang
paling akhir atau selama 10 tahun tidak berturut-turut di wilayah RI.
3) Apabila ia seorang laki-laki yang sudah kawin, ia perlu mendapat persetujuan
dari isterinya.

12
4) Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai sekedar pengetahuan tentang
sejarah Indonesia, serta tidak pernah dihukum karena melakukan suatu
kejahatan yang merugikan negara RI.
5) Dalam keadaaan sehat jasmani dan rohani.
6) Tersedia membayar kepada kas negara sejumlah antara Rp. 500,00 sampai
Rp10.000,00 bergantung pada penghasilan setiap bulannya.
7) Mempunyai mata pencaharian yang tetap.
8) Tidak mempunyai kewarganegaraan lain atau pernah kehilangan
kewargangeraan RI

Sebelum mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman RI melalui


Ketua Pengadilan Negeri setempatberdasarkan Keppres 13/1980 pemohon
mempersiapkan:

1) surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa.


2) surat keterangan bermata pencaharian dan surat keterangan berkelakuan baik
dari kecamatan.
3) surat keterangan keimigrasian.
4) surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian setempat.
5) membayar uang pewarganegaraan ke kas negara setempat sebesar
Rp.30.000,00 sampai dengan Rp100.000,00.
6) bila beristri harus ada surat persetujuan dari isteri atau isteri-isterinya.
7) pas foto 3 buah ukuran 4 X 6.

e. Cara Perkawinan

Memperoleh kewarganegaraan RI dengan cara atau sebagai akibat perkawinan,


antara lain perempuan asing yang kawin dengan seorang WNRI memperoleh
kewarganegaraaan RI, apabila dan pada waktu ia dalam 1 tahun setelah
perkawinannya berlangsung menyatakan keterangan untuk itu, kecuali apabila

13
setelah memperoleh kewarganegaraan RI masih mempunyai kewarganegaraan lain,
dalam hal mana keterangan untuk itu tidak boleh dinyatakan.

f. Cara Turut Ayah / Ibu

Memperoleh kewarganegaraan RI dengan cara turut ayah/ibu antara lain dapat


terjadi dalam hal-hal sebagai berikut:

Anak belum berumur 18 tahun dan belum kawinyang mempunyai hubungan


hukum kekeluargaan dengan ayahnya sebelum ayah itu memperoleh
kewarganegaraan RI turut memperoleh kewarganegaraan RI setelah ia bertempat
tinggal dan berada di Indonesia. Keterangan bertempat tinggal dan berada di
Indonesia tidak berlaku terhadap anak-anak yang karena ayahnya memperoleh
kewarganegaraan RI menjadi tanpa kewarganegaraan.

Kewarganegaraan RI yang diperoleh seorang ibu berlaku juga terhadap anak-


anaknya yang tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya,
yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin setelah mereka bertempat tinggal
dan berada di Indonesia.

g. Cara Kembali Asal /Pernyataan

Seseorang yang disebabkan oleh atau sebagai akibat perkawinannya kehilangan


kewargangeraan RImemperoleh kewarganegaraan RI itu kembali jika dan pada
waktu ia setelah perkawinannya terputus menyatakan keterangan untuk itu.
Keterangan itu harus dinyakan dalam waktu 1 tahun setelah perkawinannya
terputus kepada Pengadilan Negeri atau kepada Perwakilan RI dari
tempat tinggalnya.

Dalam Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958, seseorang dapat kehilangan


kewarganegaraan RI karena beberapa sebabseperti karena perkawinankarena
kembali asalkarena turut ayahnya yang mendapat kewarganegaraan lainkarena
turut ibunya yang mendapat kewarganegaraan lain. Pada prinsipnya cara

14
kehilangan kewarganegaraan sebagaimana disebutkan telah diuraikan pada bagian
terdahulu.

UU No. 62 Tahun 1958 menyatakan bahwa untuk memperoleh status


kewarganegaraan Indonesia, diperlukan bukti-bukti sebagai berikut:12

1) Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh


kewarganegaraan Indonesia karena kelahiran, yaitu dengan Akta Kelahiran.
2) Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia karena pengangkatan, yaitu Kutipan Pernyataan
Sah Buku Catatan Pengangkatan Anak Asing dari Peraturan Pemerintah No. 67
Tahun 1958, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kehakiman No. JB.23/2/25,
butir 6, tanggal 5 Januari 1959.
3) Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia karena dikabulkannya permohonan, yaitu
Petikan Keputusan. Presiden tentang permohonan tersebut (tanpa pengucapan
sumpah dan janji setia).
4) Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia karena pewarganegaraan, yaitu Keputusan
Presiden tentang pewarganegaraan tersebut yang diberikan setelah pemohon
mengangkat sumpah dan janji setia
5) Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia karena pernyataan, yaitu sebagaimana diatur dalam
Surat Edaran Menteri Kehakiman NoJB.3/166/22 tanggal 30 September 1958
tentang memperoleh/kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan pernyataan.

12
Retno Listyarti Setiadi, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm 133

15
E. Hal-Hal Yang Menyebabkan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Hukum kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan seperangkat kaidah yang


mengatur tentang muncul dan berakhirnya hubungan antara Negara dan
warganegara. Dengan kata lain, hukum kewarganegaraan mempunyai ruang
lingkup cara-cara memperoleh dan cara-cara kehilangan kewarganegaraan.13

Warga negara dapat tinggal di negaranya sendiri atau tinggal di negara lain,
demikian pula penduduk yang tinggal di suatu negara dapat mempunyai
kewarganegaraan Negara yang bersangkutan ataupun negara lain. Oleh karena itu,
warga negara dan kewarganegaraan mempunyai konsep yang berbeda dari
pengertian penduduk dan kependudukan.

Dalam banyak sekali literatur aturan pada Indonesia, umumnya cara


memperoleh status kewarganegaraan hanya digambarkan terdiri atas 2 cara, yaitu:
status kewarganegaraan dengan kelahiran pada wilayah hukum Indonesia, atau
menggunakan cara kewarganegaraan atau naturalisasi. akan tetapi di samping itu,
dari Jimly Asshiddiqie dapat dikatakan bahwa pada praktik, adanya 5 (lima)
prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan, yaitu menjadi berikut :

a) Citizenship by birth, yaitu kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dimana


setiap orang yg lahir pada wilayah suatu negara, diklaim sah menjadi rakyat
negara yg bersangkutan. Asas yang dianut disini merupakan ius soli, yaitu
daerah kelahiranlah yg menentukan kewarganegaraan seseorang.
b) Citizenship by descent, yaitu pewarganegaraan berdasarkan keturunan dimana
seorang yang lahir di luar daerah suatu negara diklaim menjadi warga negara
sebab keturunan apabila pada waktu yang bersangkutan dilahirkan ke 2 orang
tuanya adalah rakyat negara tersebut. Asas yg dipakai disini merupakan ius

13
Moh. Mahfud MD, “Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu”, Jakarta Rajawali Pers. Diunduh
pada tanggal 12 September 2023. Dari http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=10179&lokasi=lokal

16
sanguinis dan hukum kewarganegaraan pada Indonesia di pokoknya menganut
asas ini, yaitu melalui garis ayah.
c) Citizenship by naturalisation, yaitu pewarganegaraan orang asing yg atas
kehendak sadarnya sendiri mengajukan permohonan buat menjadi rakyat
negara menggunakan memenuhi segala persyaratannyang dipengaruhi buat itu.
d) Citizenship by registration, yaitu pewarganegaraan bagi mereka yg sudah
memenuhi syaratsyarat tertentu disebut cukup dilakukan melalui prosedur
administrasi registrasi yg lebih sederhana dibandingkan dengan metode
naturalisasi yg lebih rumit. contohnya seorang perempuan asing yg menikah
menggunakan laki-laki berkewarganegaraan Indonesia.
e) Citizenship by incorporation of territory, yaitu pewarganegaraan karena
terjadinya ekspansi daerah negara. misalnya saat Timor Timur sebagai wilayah
Negara Republik Indonesia, maka proses pewarganegaraan Timor Timur itu
dilakukan melalui prosedur yg spesifik ini.14

Berikut uraian sebab hilangnya status kewarganegaraan seseorang dan cara


memperoleh pulang status kewarganegaraan yang telah hilang. Menurut Pasal 23
ayat (1) alfabet a s/d i Undang-Undang Kewarganegaraan Tahun 2006, secara
ringkas bisa dijelaskan bahwa seorang rakyat negara Indonesia akan kehilangan
kewarganegaraannya Jika memenuhi hal-hal berikut:

a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


b. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah

14
Pradana, A. 2018. Kehilangan Kewarganegaraan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Tinjauan Yuridis Terhadap Peristiwa
Kewarganegaraan Arcandra Tahar Dan Gloria Natapradja Hamel). Jurnal Idea Hukum, 4(1).
https://scholar.archive.org/work/ts2vgvpqpbbtdbeqrxmjnwjqlq/access/wayback/http://jih.fh.unsoe
d.ac.id/index.php/jih/article/download/68/pdf

17
kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
d. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
e. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
f. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut;
g. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing:
h. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya; atau bertempat tinggal di luar wilayah negara
Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka
dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka
waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik
Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.15

Terdapat beberapa hal yg perlu kita ketahui sehubungan menggunakan


hilangnya suatu kewarganegaraan di Pasal 25 Undang-Undang nomor 12 Tahun
2006 perihal Kewarganegaraan Indonesia yakni:

15
Lian Nury Sanusi, Undang-undang Republik Indonesia, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2006),

18
a. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia bagi seseorang ayah tidak
dengan sendirinya berlaku terhadap anaknya yang memiliki korelasi
hukum menggunakan ayahnya hingga dengan anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin.
b. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia bagi seorang ibu tidak dengan
sendirinya berlaku terhadap anaknya yang tidak mempunyai hubungan
hukum, menggunakan ayahnya hingga menggunakan anak tadi berusia
18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin. Kehilangan
kewarganegaraan RI sebab memperoleh kewarganegaraan lain bagi
seorang mak yang putus perkawinannya, tidak menggunakan
sendirinya berlaku terhadap anaknya sampai dengan anak tadi berusia
18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
c. pada hal status kewarganegaraan Indonesia terhadap anak membuahkan
anak berkewarganegaraan ganda, sesudah berusia 18 (delapan belas)
tahun atau telah kawin, anak tadi wajib menyatakan menentukan keliru
satu kewarganegaraannya.
d. perempuan warga negara Indonesia yang kawin dengan warga negara
asing kehilangan kewarganegaraan Indonesia Jika menurut hukum
negara dari suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami menjadi akibat perkawinan tadi.
e. laki-laki warga negara Indonesia yang kawin menggunakan wanita
warga negara asing kehilangan kewarganegaraan Indonesia Bila dari
hukum negara asli istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti
kewarganegaraan istri menjadi akibat perkawinan tersebut.
f. wanita atau laki-laki tadi Bila ingin tetap menjadi masyarakat negara
Indonesia bisa mengajukan surat pernyataan tentang keinginannya
kepada pejabat atau perwakilan Indonesia yg wilayahnya meliputi
rumah wanita atau laki-laki tadi, kecuali pengajuan tadi mengakibatkan
kewarganegaraan ganda.

19
g. Kehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri yg terikat
perkawinan yang sah tidak mengakibatkan hilangnya status
kewarganegaraan asal istri atau suami.
h. Setiap orang yg memperoleh kewarganegaraan Indonesia sesuai
keterangan yg kemudian hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak
benar atau terjadi kekeliruan tentang orangnya sang instansi yg
berwenang, dinyatakan batal kewarganegaraannya.
i. Menteri mengumumkan nama orang yg kehilangan kewarganegaraan
Indonesia dalam berita negara Indonesia.
j. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan serta norma kehilangan
serta pembatalan kewarganegaraan diatur pada peraturan pemerintah.
seperti penerangan pada atas mengenai hilangnya suatu
kewarganegaraan seseorang maka dijelaskan juga bagaimana syarat-
kondisi buat dapat memperoleh kewarganegaraan pulang setelah
kehilangan, sebab pada undang-undang ini memberikan kesempatan
buat memperoleh kewarganegaraan balik.16

Di samping itu, seseorang dapat pula kehilangan kewarganegaraan karena tiga


kemungkinan cara, yaitu sebagai berikut:

a) Renunciation, yaitu tindakan sukarela seseorang untuk menanggalkan


salah satu dari dua atau lebih status kewarganegaraan yang diperolehnya
dari dua negara atau lebih. Misalnya dalam hal terjadi keadaan
bipatride, yang bersangkutan dapat menentukan pilihan
kewarganegaraan secara sukarela dengan menanggalkan salah satu
statusnya warga negara (renunciation).

16
Gustin, S. R. (2022). Analisis Terhadap Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia Berdasarkan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Indonesia (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS JAMBI). https://repository.unja.ac.id/41744/

20
b) Termination, yaitu penghentian status kewarganegaraan sebagai
tindakan hukum, karena yang bersangkutan memperoleh
kewarganegaraan dari negara lain. Jika seseorang mendapatkan status
kewarganegaraan dari negara lain, negara yang bersangkutan dapat
memutuskan sebagai tindakan hukum bahwa status
kewarganegaraannya dihentikan.
c) Deprivation, yaitu suatu penghentian paksa, pencabutan, atau
pemecatan dari status kewarganegaraan berdasarkan perintah pejabat
yang berwenang karena terbukti adanya kesalahan atau pelanggaran
yang dilakukan dalam cara perolehan status kewarganegaraan atau
apabila orang yang bersangkutan terbukti tidak setia atau berkhianat
kepada negara dan undang-undang dasar.

Dalam Undang-Undang nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia, pengaturan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
dipengaruhi dapat melalui :

kelahiran, permohonan, pernyataan, anugerah oleh negara, serta pengangkatan


anak. Disamping ketentuan tentang memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia, seorang dapat jua kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia.
Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia sesuai Undang-Undang nomor
12 Tahun 2006 perihal Kewarganegaraan Republik Indonesia bisa terjadi karena
kehilangan kewarganegaraan menggunakan sendirinya, menggunakan adanya
permohonan, serta kehilangan kewarganegaraan akibat asal suatu perkawinan.

Apabila seseorang kehilangan status kewarganegaraannya sebagai warga


negara Indonesia maka secara otomatis negara akan kehilangan tanggung jawabnya
kepada warga negara dan warga negara tersebut akan kehilangan hak-haknya.
Adapun hak dan tanggung jawab yang diberikan negara kepada setiap warga negara
menurut Pasal 27-33 UUD 1945 yang menyatakan:

21
1. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak. “tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
2. Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak membela Negara.
“Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara"
3. Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak berpendapat. “Kemerdekaan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”
4. Pasal 28 A sampai J Undang-Undang Dasar 1945 mengenai hak asasi manusia
dan kewajiban dasar manusia.
5. Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak kemerdekaan dalam
memeluk agama. Hak ini tidak hanya hak warga Negara tetapi juga hak
penduduk Indonesia. “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”.
6. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak dalam usaha
memperthankan negara. “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan negara”
7. Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak untuk mendapatkan
pengajaran atau pendidikan. “Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan”
8. Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kebebasan masyarakat
dalam mememelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. “negara
menunjukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayaannya"
9. Pasal 33 ayat (1) Undang-UndangDasar 1945 yaitu hak ekonomi.

22
10. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu hak untuk mendapatkan
jaminan sosial. “fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara.”

Berdasarkan uraian diatas mengenai hak-hak warga negara, maka apabila


seorang warga negara Indonesia hilang kewarganegaraannya hilang pula segala
hak-hak yang melekat pada warga negara tersebut, hak mendapat pendidikan gratis,
fasilitas kesehatan dan lapangan pekerjaan yang hanya diperuntukkan bagi WNI.
Hak yang hilang lainnya adalah kepemilikan barang atau tanah yang hanya
diperuntukkan bagi WNI, tunjangan sosial dan jaminan keamanan dan keselamatan
di Indonesia.

Selanjutnya akibat hukum dari hilangnya kewarganegaraan Indonesia dapat


terjadi kepada anak hasil perkawinan campuran seperti kasus Gloria bahwa Gloria
merupakan Anak hasil dari perkawinan campuran yakni dari ibu yang
berkewarganegaran Indonesia dan ayah berkewarganegaraan Perancis yang
bernama Gloria Natapraja Hamel berdasarkan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 tentang kewarganegaraan indonesia yang menyatakan Gloria Natapraja
Hamel adalah Warga Negara Perancis sehingga Gloria yang belum dewasa
mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk menjadi Warga Negara Indonesia
setelah berusia 18 tahun juga berakibat pula tidak bisa mengikuti Upacara
Pengibaran Bendera Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 2016 untuk
memperingati Kemerdekaan RI yang ke 71 di Istana Merdeka sebagai anggota
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dikarenakan berlakunya Pasal 41 Undang-
Undang Tentang Kewarganegaraan tersebut dengan dalil bahwa Gloria yang belum
cukup umur tersebut telat didaftarkan status kewarganegaraannya oleh Ibunya.
Dalam putusan tersebut Gloria dinyatakan hilang kewarganegaraannya sebagai
Warga Negara Indonesia. Sebab, dalam putusan tersebut menyatakan bahwa materi
permohonan ibu Gloria tersebut telah kehilangan objek permohonan karena Pasal
41 tersebut sudah tidak berlaku lagi. Pasal 41 menyatakan bahwa :

23
“Anak yang lahir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, huruf
i dan anak yang diakui atau diangkat secara sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
sebelum Undang-Undang ini diundangkan dan belum berusia 18 (delapan belas) tahun
atau belum kawin memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
Undang-Undang ini dengan mendaftarkan diri kepada Menteri melalui Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia paling lambat 4 (empat) tahun setelah Undang-Undang
ini diundangkan”.

24
BAB III

KESIMPULAN
Orang-orang yang memiliki kedudukan resmi sebagai anggota suatu negara
disebut sebagai warga negara, warga negara memiliki hubungan hukum dengan
negara dalam bentuk hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik. Dalam hal ini
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI, pada
prinsipnya mengatur dua hal, yaitu tentang cara dan syarat memperoleh
kewarganegaraan RI dan cara dan syarat kehilangan kewarganegaraan RI selain itu
juga terdapat beberapa hal yg perlu untuk diketahui sehubungan menggunakan
hilangnya suatu kewarganegaraan di Pasal 25 Undang-Undang nomor 12 Tahun
2006 perihal Kewarganegaraan Indonesia.

25
DAFTAR PUSTAKA
Christian, Marcel. “PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN PENDAFTARAN
MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 BAGI ANAK
HASIL PERKAWINAN CAMPURAN YANG LAHIR SEBELUM
TANGGAL 1 AGUSTUS 2006”. Diunduh pada Tanggal 12 September 2023.
Dari http://e-journal.uajy.ac.id/2529/2/1HK09416.pdf

Gustin, S. R. (2022). “Analisis Terhadap Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia


Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Indonesia” (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS JAMBI).
Diunduh pada Tanggal 12 September 2023. Dari
https://repository.unja.ac.id/41744/

Kristiawa, Indria. “Kajian Yuridis Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang


Kewarganegaraan Indonesia”. Diunduh pada Tanggal 12 September 2023. Dari
http://likhitapradnya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/likhitapradnya/article/
download/41/38

MD, Moh. Mahfud. “Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu”, Jakarta Rajawali
Pers. Diunduh pada tanggal 12 September 2023. Dari http://library.stik-
ptik.ac.id/detail?id=10179&lokasi=lokal

Nasution, Nurfauziah Husnah dan Dinda Yarshal. PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN MATERI MADRASAH IBTIDAIYAH. Medan: Perdana
Publishing, 2019.

26
Noor, Mahpudin. PANCASILA. Bandung: Pustaka Setia, 2016.

Setiadi, Retno Listyarti. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga, 2008.

Susiatik, Titik. Ilmu Kewarganegaraan. Jawa Timur: Cerdas Ulet Kreatif, 2020.

Pradana, A. 2018. “Kehilangan Kewarganegaraan Berdasarkan Undang-Undang


Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
(Tinjauan Yuridis Terhadap Peristiwa Kewarganegaraan Arcandra Tahar Dan
Gloria Natapradja Hamel)”. Jurnal Idea Hukum, 4(1). Diunduh pada Tanggal
12 September 2023. Dari
https://scholar.archive.org/work/ts2vgvpqpbbtdbeqrxmjnwjqlq/access/wayb
ack/http://jih.fh.unsoed.ac.id/index.php/jih/article/download/68/pdf

Sanusi, Lian Nury. Undang-undang Republik Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka,


2006.

Wasiyem. Hamidah Purba. Dan Muhammad Kaulan Karima. PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI. Medan: CV.
Merdeka Kreasi Group, 2023.

Yasin, Johan. “Hak Azasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara Dalam
Hukum Positif Indonesia. Bandung Islamic University”. Diunduh pada Tanggal
12 September 2023. Dari
https://scholar.archive.org/work/gczgshlwmvd5rnqanviodlkmaq/access/way
back/http://ejournal.unisba.ac.id:80/index.php/syiar_hukum/article/downlo
ad/541/pdf

27

You might also like