Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

An-Nawa: Jurnal Studi Islam

Vol. 00 No. 00 (2020) : 00-00


Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTEK JUAL


BELI DENGAN MENAIKKAN HARGA MAKANAN DI
WISATA PANTAI INDAH SELAT BARU BENGKALIS
RIAU
Lina Listiana1, Muhajir2, Nurul Fahmi3
1
Institut Agama Islam An Nawawi Purworejo, Jawa Tengah
2
Institut Agama Islam An Nawawi Purworejo, Jawa Tengah
3
Institut Agama Islam An Nawawi Purworejo, Jawa Tengah
Email :I91580022@gmail.com1,muhajirmadruslam@gmail.com 2,Nurlfahmi@gmail.com 3

DOI:
Received: 00 Accepted: 00 Published: 00

Abstract :
This Jurnal discusses "an analysis of Islamic law regarding the practice of buying and
selling by increasing prices in Selat Baru Village, Kec Bantan, Bengkalis Regency, Riau
Province in 2022". Buying and selling is one of the livelihoods chosen by the people of
the new strait village, the businees is carried out in order to make ends meet. The
problem in this thesis is where the seller raises the price not according to the market
price the price increase here is done from day to day because with the aim of getting a
return on investment from sales. For example, from the drinking water market, the
seller raised Rp. 2. 500 to Rp. 5. 000 and even reached Rp. 10.000. in this study the
author tries to find answers whether buying and selling is in accordance with Islamic
law and positive law or not. In this research, the method used is field method (filed
research) and liberary (research). The conclusion of this thesis is that practice of buying
and selling by increasing prices according yo Islamic law is permissible as long as there
are no fraud in the buying and selling. The amount of profit here is permissible as long
as there is no ghoban (deception). Meanwhile, according to positive law it is also
permissible by which one party binds himself to surrender an object, and the other
party to pay the price that has been promised, besides that, it is also reviewed from the
author based on Tas’ir analysis of buying and selling by increasing prices in Selat Baru
Village, Kec. Bantan Kab. Bengkalis Province. Riau, it is a natural thing and if they have
agreed on a predetermined price then it will benefit each other.
Keywords : Buying and Selling and Tas’ir

Abstrak :
Jurnal ini membahas tentang “ Analisis Hukum Islam Tentang Praktek Jual Beli
Dengan Menaikkan Harga di Desa Selat Baru Kec Bantan Kab Bengkalis Prov Riau
tahun 2022”. Jual beli merupakan salah satu mata pencaharian yang dipilih oleh
masyarakat Desa Selat Baru usaha yang dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Permasalahan dalam skripsi ini adalah dimana penjual menaikkan harga tidak
sesuai dengan harga pasarannya, naiknya harga disini dilakukan dari hari kehari
karena dengan tujuan untuk balik modal dari penjualan. Semisal dari pasar air minum
Rp 2.500 oleh penjual dinaikkan menjadi Rp 5.000 bahkan mencapai Rp. 10. 000. Dalam
penelitian ini penulis berusaha untuk menemukan jawaban apakah jual beli tersebut
sesuai dengan hukum Islam atau belum. Dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah metode lapangan (filed research) dan liberary (research). Kesimpulan dari skripsi
ini ialah bahwa praktek jual beli menaikkan harga menurut hukum Islam itu
diperbolehkan asalkan tidak ada pengelabuhan dalam jual belinya. Besarnya

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 04 No. 01 (2023) : 1-12
keuntungan di sini dibolehkan selama tidak ada ghoban (pengelabuan). Sedangkan
menurut berdasarkan Tas’ir analisis jual beli dengan menaikkan harga di Desa Selat
Baru Kec. Bantan Kab. Bengkalis Prov. Riau, itu sudah merupakan hal wajar dan jika
mereka telah bersepakat atas suatu harga yang telah ditentukan maka menimbulkan
kemaslahatan untuk satu sama lain.

Kata Kunci : Jual Beli dan Tas’ir

PENDAHULUAN
Pengertian jual beli dalam hukum perlindungan konsumen tidak
dijelaskan secara langsung. Hukum perlindungan konsumen berkolesi erat
dengan hukum perikatan, khususnya perikatan perdata. Sebagaimana dalam
hukum perlindungan konsumen terdapat aspek hukum yang mengaturnya
seperti salah satunya hukum perdata.
Istilah perjanjian jual beli berasal dari terjemahan cantract of sale. Perjanjian
jual beli diatur dalam Pasal 1457 sampai dengan Pasal 1540 KUH Perdata. Yang
dimaksud dengan jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang
satu mengikat dirinya untuk menyerahkan suatu benda, dan pihak yang lain
untuk membayar harga yang telah dijanjikan (Pasal 1457 KUH Perdata)
(Salim,2018).
Islam dalam praktek jual beli menganut mekanisme kebebasan pasar yang
diatur bahwa harga itu berdasarkan permintaan dan penawaran. Hal itu
dikarenakan untuk melindungi pihak-pihak yang terkait dalam jual beli agar
tidak ada yang didzolimi, seperti adanya paksaan untuk menjual dengan harga
yang tidak diinginkan.
Dalam melakukan jual beli perlu adanya sebuah pertimbangan dalam
memilih tempat, karena dengan adanya tempat yang strategi usaha atau bisnis
akan mengalami kemajuan. Tempat yang cocok untuk berdagang karena
berhubungan langsung dengan konsumen yaitu yang mudah dijangkau,
mudah terlihat oleh calon pembeli, serta tempat yang sering dilalui oleh para
konsumen yang biasanya berdekatan dengan jalan masuk. Dengan adanya
semua itu akan mudah untuk menjual atau menawarkan berbagai barang yang
diperjual belikan Az-zuhaili,2007).
Pantai Selat Baru merupakan ojek wisata di Kabupaten Bengkalis. Hal ini
merupakan peluang bagi pedagang kaki lima dalam meningkatkan
perekonomian mereka. Oleh karena itu, berdagan di kaki lima Pantai Selat Baru
yang di lakukan oleh masyrakat setempat sangat membantu dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Pedagan kaki lima yang ada di pantai Selat Baru kurang lebih 40 orang
yang telah lama berdagang dipantai tersebut, bahkan ada yang berjualan
hingga 15 tahun lamanya. Walaupun banyak saingan dengan pedagang yang
lain dan juga merupakan tempat satu-satunya akan tetapi mereka masih tetap
berjualan di kaki lima Pantai Selat Baru.
Pantai Selat Baru selain juga memiliki hamparan pantai yang landai dan
berpasir halus, di tempat ini juga pengunjung dapat melakukan berbagai
kegiatan, seperti berjemur (sun burning) di pantai, berselancar (surfing),
berperahu (boating), berenang (swimming), dan memancing (fishing). Namun
juga tak lupa dilengkapi dengan berbagai macam kuliner hasil tangkapan
nelayan setempat yang langsung diolah dan di jual langsung oleh masyarakat

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 2
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
dan makanan ringan seperti Lokan, Siput, air Kelapa Muda, Es Teh, air sirup
dan lain-lain (Wawancara,2022).
Jika melihat praktek di lapangan, terdapat kejangalan terhadap jual beli
makanan atau minuman di tempat wisata Pantai Indah Selat Baru. Yang
dimana harga yang ditetapkan oleh penjual dari hari kehari mengalami
kenaikan dan naiknya harga dilakukan dengan tiba-tiba. Dari hasil wawancara
bersama dengan Pak Sugeng yang merupakan salah satu pembeli yang telah
lama berjualan di Pantai Indah Selat Baru, naiknya harga dari hari kehari atau
naik secara tiba-tiba itu wajar bagi sebuah wisata pantai dikarenakan, untuk
balik modal dan naiknya harga diwisata dulu mengalami kemosrotan
dikarenakan adanya pandemi Covid-19 diperkirakan sekitar 50%. Namun
sekarang naik drastis apalagi dengan adanya libur lebaran bisa mencapai 80%-
90%. Ia juga mengatakan bahwa naiknya harga produk atau harga barang lebih
tinggi guna untuk menarik klaiyen dengan kualitas lebih baik
(Wawancara,2022).
Dalam transaksi jual beli saat ini, harga satu jenis makanan berubah sesuai
dengan harapan penjual. Misalnya harga lokan siput satu porsinya seharga Rp.
25.000,- akan dijual kepada para wisatawan dengan harga Rp. 30.000,-. Begitu
juga dengan harga minuman seperti air kelapa muda Rp. 5.000,- akan dijual
seharga Rp. 9.000,- dan makanan minuman lainnya akan mengalami penaikan
harga sekitar seribu rupiah sampai dua kali lipat harga pasaran pada
umumnya.
Kenaikan harga pada objek wisata Pantai Selat Baru Bengkalis tidak
didasarkan pada hukum yang berlaku dalam ekonomi, yaitu hukum
permintaan dan penawaran. Akan tetapi penaikan harga makanan lebih
didasarkan pada tempat, karena dipandang sebagai tempat wisata, maka
dinaikan harga-harga makanan dari harga pasaran sesuai dengan keinginan
penjual (Wawancara,2022).
Kenaikan harga dan pengambilan keuntungan yang tinggi di suatu objek
wisata memang bukan sesuatu yang aneh atau asing lagi bagi masyarakat
sekarang, bahkan oleh sebagian orang sudah dianggap sesuatu yang wajar.
Akan tetapi menurut penulis, sesuatu yang dianggap sudah wajar oleh
sebagian masyarakat belum tentu itu dibenarkan oleh hukum Islam. Karena
kebanyakan orang, khususnya di dalam berdagang, duluan berbuat dari pada
ada ilmunya, dalam hal ini adalah ilmu berdagang yang sesuai dengan
ketentuan Islam. Islam memiliki prinsip-prinsip yang ketat dalam
perdagangan, seperti larangan melakukan penipuan, menzalimi satu organisasi
dan menginginkan imbalan yang sangat tinggi. Karena itu, Islam sangat tidak
menganjurkn penggunaan keadilan dalam semua aspek kehidupan sehari-hari.
Ini terutama berlaku ketika keadilan digunakan dalam aktivitas pasar,
khususnya harga (wawancara,20220.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktek Jual Beli Dengan
Menaikkan Harga Makanan di Wisata Pantai Indah Selat Baru Bengkalis Riau.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 3
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
untuk melukiskan, menggambarkan, atau memaparkan keadaan objek yang
diteliti sebagaimana adanya, sesuai dengan situasi dan kondisi ketika
penelitian tersebut dilakukanTeknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi (Sugiono,2018). Dalam
melakukan sebuah penelitian ada beberapa teknik yang dilakukan oleh seorang
peneliti. Karena hal tersebut adalah pekerjaan yang penting dan menjadi
penentu dalam penelitian. Dalam penelitian ini, ada beberapa teknik yang
digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data, seperti observasi,
wawancara, dokumentasi (Amirul Hadi, 2005).
Didalam melakukan penelitian ini, penulis menganalisis data
menggunakan metode analisa kualitatif yaitu suatu proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan urutan
dasar hingga proses penafsiran (Muhammad,2008).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hukum Islam Tentang Akad Jual Beli Dengan Menaikkan Harga
1. Analisis Akad Jual Beli
1. Analisis Berdasarkan Orang Yang Berakad
Salah satu rukun yang menjadi dasar untuk melakukan
transaksi jual beli ialah: Subjek jual beli. Subjek dalam jual beli yaitu:
yang di mana antara pembeli dan penjual (pembeli di sini adalah
agen). Sebagaimana yang disebutkan dalam bab II bahwa akad jual
beli dipandang sah dan harus memenuhi beberapa syarat yang telah
ditetapkan dalam hukum Islam. Dari hasil penelitian tentang jual beli
dengan menaikkan harga di Desa Selat Baru Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis, menurut peneliti bahwa subjek antara penjual
dan pembeli sudah memenuhi syarat yang telah ditegaskan dalam
hukum Islam. Dengan alasan sebagai berikut:
a) Penjual dan pembeli harus berakal, yaitu dapat membedakan atau
dapat memilih mana barang yang baik untuk dijial dan dibeli.
b) Jual beli yang dilakukan dengan kehendak sendiri, bukan karena
paksaan orang lain.
c) Penjual dan pembeli yang berarti sudah dewasa, yang dimaksud
dewasa dalam hukum Islam ialah: apabila berumur 15 tahun, dan
sudah bisa membedakan, memili dan mengerti dalam jual beli.
2. Analisis Dari Segi Objek Jual Beli
Jual beli menurut Islam dapat dikatakan sah apabila sudah
memenuhi sukun dan syaratnya. Di antara rukun jual beli yaitu:
objek akad atau yang dimaksud objek jual beli. Objek jual beli adalah:
barang yang diperjualbelikan dan uang sebagai pengganti barang
tersebut. Karena jual beli cabai merupakan jual beli yang mutlak
dalam arti pertukaran barang dengan uang, maka objeknya adalah:
barang yang dijual dan uang sebagai penggantinya. Dari hasil
penelitian tentang jual beli di Desa Selat Baru Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis, menurut peneliti, bahwa di dalam objek akad
sudah memenuhi rukun yang telah ditetapkan dalam hukum Islam.
1) Bahwa barang yang diperjual belikan tersebut harus diketahui
oleh kedua belah pihak terutama pembeli, baik dari bentuk,
ukuran, dan barangnya. Sedangkan dalam praktik jual beli antara

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 4
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
penjual dan pembeli, bahwa barangnya (zat dan sifat) sudah
diketahui oleh kedua pihak.
2) Bersih barangnya, barang yang diperjualbelikan bukanlah benda-
benda yang tergolong benda najis atau golongan benda yang
diharamkan. Transaksi jual beli yang dilakukan antara penjual
dan pembeli adalah makanan dan minuman, sedangkan makanan
dan minuman tidak termasuk barang yang tergolong najis apalagi
haram.
3) Bahwa antara penjual dan pembeli sudah melakukan serah terima
barang tersebut, dan lafal serah terima sendiri tidak ada aturan
yang baku,tetapi sesuai dengan kebiasaan masyarakat pada suatu
lingkungan.
2. Analisis Tas’ir
Tas’ir merupakan intervensi pemerintahan dalam menetapkan
suatu harga, komodotif barang yang ada di pasar. Hakikat tas’ir adalah
keharusan para pedagang agar tidak menjual atau tidak membeli
dengan harga pasar. Namun menurut jumhur al-tas’ir hukumnya haram
karena pembatasan (penetapan) harga dapat mengakibatkan
tersembunyinya barang-barang, hal ini membuat barang menjadi mahal.
Menurut ulama Mazhab ada dua alasan tidak diperkenankan
pemerintah menetukan harga. Pertama, rasulullah tidak pernah
menetapkan harga meskipun penduduk mengingnkannya. Kedua,
menetapkan harga adalah suatu kedzaliman. Namun ada juga yang
membolehkan Tas’ir dengan tujuan-tujuan tertentu.
Dari pemaparan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa jual beli
dengan menaikkan harga menurut yang dilakukan di Desa Selat Baru
menurut hukum Islam diperbolehkan dan menurut hukum Positif juga
diperbolehkan akan tetapi tidak secara mutlak. Menurut Hanafiyah,
diperbolehkan apabila terjadi kenaikan-kenaikan harga barang, yang
dimana kenaikan tersebut masih melewati batas kewajaran. Sedangkan
menurut Malikiyah, ada dua bentuk diperbolehkannya Pertama
diperbolehkan apabila sebagai penjual menurunkan harga barang
dimana penjual menurunkan harga sesuai dengan harga pedagang
kebanyakan. Kedua membatasi harga dengan harga tertentu.
Yang tidak diperbolehkan disini jika menaikkan harga hanya
untuk bersenang-senang, untuk menyusahkan para pembeli dari
kalangan misikin sehingga mereka tidak mampu untuk membeli maka
itu tidak diperbolehkan. Namun ketika menaikkan harga tersebut
dengan tujuan pembalikan modal untuk kebutuahan keluarga dan juga
dari penjual dan pembeli adanya sebuah keridhoan dari hukum
permintaan dan penawaran maka hal tersebut diperbolehkan.
B. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jual Beli Dengan Menaikkan
Harga Makanan
Ekonomi Islam merupakan tata aturan yang berkaitan dengan cara
berproduksi, distribusi, dan konsumsi serta kegiatan lain dalam kerangka
mencari penghidupan individu atau kelompok sesuai dengan ajaran Islam.
Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan
materi atau harga dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 5
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
telah ditetapkan. Hal ini dijamin oleh Allah, bahwa Allah telah menetapkan
rezeki setiap makhluk yang diciptakannya.
Faktor kenaikan harga ini disebutkan oleh Abu Yusuf, bahwa
peningkatan dan penurunan produksi dalam kaitannya dengan perubahan
harga. Pemahaman saat itu mengatakan bahwa bila tersedia sedikit barang,
maka harga akan mahal dan demikian sebaliknya. Selain itu kenaikan harga
juga berpengaruh pada tingkat pembelian konsumen. Ketika terjadi
kenaikan harga pembeli mengurangi jumlah pembelian.
Berdasarkan hasil wawancara penulis bahwa, kenaikan harga yang
terjadi di pantai Selat Baru dikarenakan faktor produksi yang menurun
sehingga barang kebutuhan pokok menjadi berkurang atau mengalami
kelangkaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan faktor dari cuaca yang tidak
mendukung, hal ini mengakibatkan penurunan produksi bahan kebutuhan
pokok, dan juga rusaknya infrastuktur jalan. Sehingga mengakibatkan pada
terlambatnya distribusi bahan kebutuhan pokok (sembako ). Seperti yang di
sebutkan oleh kelima pedagang makanan di Pantai Sealatan Desa Bantan,
beliau mengatakan untuk mendapatkan barang dagangan mengalami
kesulitan, dikarenakan kurangnnya barang kebutuhan pokok (sembako),
dikarenakan dari faktor cuaca yang tidak mendukunng, sehingga harga
mengalami kenaikan (Wawancara,2022).
Kemudian menurut Ibnu Taimiyah sebagaimana yang dikutip oleh
Nurul Huda, menyatakan perubahan dalam penawaran digambarkan
sebagai peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang
ditawarkan. Sedangkan permintaan ditentukan oleh selera dan pendapatan.
Bila transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi
merupakan kehendak Allah.
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga
Makanan teersebut diantaranya:
1. Bahan baku
Bahan baku sutu barang mentah yang akan dikelola menjadi
barang jadi. Sumber bahan baku yang berjarak jauh dapat berpengaruh
terhadap biaya produksi dan harga jual.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pedagang di Pantai
Selatan Desa Bantan bahan baku juga sangat berpengaruh terhadap
kenaikan harga karena bahan baku juga mepengaruhi proses produksi
karena semakin mudah bahan baku di cari maka harganya juga akan
murah akan tetapi jika bahan baku sulit di cari maka harganya akan
semakin mahal (Wawancara,2022).
Menurut analisis penulis bahan baku memang betul sangat
mempengaruhi kenaikan harga, karena pedagang makanan di pantai
selatan Desa Bantan juga menyesuaikan kenaikan harga dengan
mempertimbangkan harga pasar.
2. Produksi
Produksi selalu mempengaruhi penentuan harga suatu produk
yang dihasilkan. Apabila produk yang dihasilkan kurang baik, maka ini
berpengaruh pada harga.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pedagang
Makanan kaki lima di Pantai Selatan Desa Bantan, produksi juga

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 6
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
berpengaruh pada kenaikan harga, dikarenakan faktor poduksi yang
menurun menjadikan kebutuhan pokok menjadi berkurang atau
mengalami kelangkaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan faktor cuaca
yang tidak mendukung, hal ini mengakibatkan penurunan produksi,
sehingga harga mengalami kenaikan. Pedagang tersebut juga
mengatakan dampak dari kenaikan harga sembako juga menyulitkan
beliau untuk membeli barang dagangannya (Wawancara,2022).
Menurut analisis penulis bahwa produksi juga sangat
mempengaruhi kenaikan harga karena menaikan makanan juga melihat
pengaruh faktor-faktor produksi seperti halnya tahap perencanaan
produksi dimulai dari persiapan alat dan bahan hingga penjualan hasil
produksi.
3. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi lebih lanjut dari kegiatan
produksi. Dalam suatu usaha untuk mempelancar arus barang dan jasa
dari produsen ke konsumen.
Bedasarkan hasil wawancara penulis bahwa, kenaikan terjadi di
Pantai Selatan Desa Bantan Selat Baru dikarenakan faktor distribusi yang
sering kali mengalami kerterlambatan pengiriman barang kebutuhan
pokok. Ibu Siti mengatakan jika terjadi keterlambatan pengiriman
barang dagangan, maka akan mengalami kehabisan stok barang
kebutuhan pokok (Wawancara,2022).
Menurut analisis peneliti distribusi juga mempengaruhi kenaikan
harga makanan karena distribusi berkaitan dengan pengiriman barang,
kegiatan pengangkutan makanan dan penentuan jadwal penyaluran
produk, mengendalikan dan meminimalisir resiko yang bisa
ditimbulkan dari kondisi Alam. Dari produsen sampai ke konsumen
tentunya melalui beberapa tahap.
4. Sumber pasokan
Pasokan merupakan proses pengendalian operasi dari rantai
pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan
seefesien mungkin.
Berdasarkan hasil wawancara penulis di Pantai Selatan Desa
Bantan bahwa, pedagang mengalami kesulitan untuk mendapatkan
barang dagangan. Ibu Kamila misalnya, beliau mengatakan pasokan
sembako terkadang mengalami sedikit barang, sehingga apabila pasokan
kurang maka harga kebutuhan akan langka, dan ini mengakibatkan
harga naik (Wawancara,2022).
Menurut analisis penulis sumber pasokan juga harus diperhatikan
dalam menaikan harga makanan kerena untuk menaikan harga
makanan pedagang harus mempertimbangkan harganya dengan harga
awal pemasok makanan tersebut. Apabila pemasok sedikit, baik
pemasok maupun pembeli harus berani menanggung resiko menjadi
tawanan satu sama lain karena biaya pemasok sangat besar.

5. Penawaran permintaan

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 7
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
Penawaran berarti peningkatan dan penurunan barang yang
ditawarkan, sedangkan permintaan ditentukan oleh selera pendapatan.
Makin rendah suatu barang maka banyak permintaan. Sebaliknya
semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan
terhadap barang tersebut.
Bedasarkan hasil wawancara penulis dengan pedagang bahwa,
harga sembako mengalami naik turun, dikarenakan harga sembako di
Pantai Selatan Desa Bantan dipengaruhi oleh penawaran dan
permintaan. Hal tersebut dikarenakan besar kecilnya kebutuhan
terhadap barang, ketika terjadi kenaikan harga pembeli mengurangi
jumlah pembeliannya. Seperti yang disebutkan oleh Ibu Siti dan Ibu
Kamila misalnya, beliau mengatakan sering mengalami penurunan
dalam jumlah barang yang ditawarkan oleh pembeli (Wawancara,2022).
Menurut analisis peneliti permintaan barang-barang bersifat
inelatis artinya permintaan terhadap barang kebutuhan yang tidak ada
gantinya sekalipun harga naik pasti konsumen akan tetap membelinya.
Perubahan harga makanan tidak akan banyak mempengaruhi tingkat
permintaan produk oleh konsumen selam tidak terlalu signifikan. Jika
harga makanan tersebut naik secara signifikan maka sebagian konsumen
akan beralih ke produk serupa pengganti (subtitusi).
6. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mengatur berbagai perekonomian untuk
menghadapi masalah inflasi. Kebijakan pemerintah dalam hal ini,
seorang pedagang harus menyewa tempat, membayar kepihak dinas
pantai terkait dengan iuran kebersihan, dan salar. Misalnya harga yang
ditawakan Ibu Siti lebih mahal dibanding pedagang lainnya, karena
beliau memperhitungkan harga supaya tidak merugi (Wawancara,2022).

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pengumpulan data dari tempat
wisata Pantai Selatan Pantai Bantan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
yang sesuai dengan masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Hukum Islam Tentang Akad Jual Beli Dengan Menaikkan Harga
Hukum Islam memiliki konsep harga bahwa suatu pasar dapat
berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila prinsip persaingan bebas
dapat berlaku secara normal pasar tidak membutuhkan suatu intervensi
dari pihak manapun tidak terkecuali Negara dengan otoritas penentuan
harga dengan kegiatan monopolistik atau yang lainnya. Persaingan bebas
dalam hal ini adalah bahwa umat Islam menentukan sendiri tentang apa
yang harus dikonsumsi dan produksi serta dibebaskan untuk memilih
sendiri apa-apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara memenuhinya.
a) Analisis Akad Jual Beli
Dari hasil penelitian tentang jual beli dengan menaikkan harga di
Desa Selat Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, menurut
peneliti bahwa subjek antara penjual dan pembeli sudah memenuhi
syarat yang telah ditegaskan dalam hukum Islam.
b) Analisis Dari Segi Objek Jual Beli

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 8
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
Dari hasil penelitian tentang jual beli di Desa Selat Baru
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, menurut peneliti, bahwa di
dalam objek akad sudah memenuhi rukun yang telah ditetapkan dalam
hukum Islam.
2. Analisis Faktor Jual Beli Dengan Menaikkan Harga Makanan
Adapaun Faktor yang mempengaruhi kenaikan harga sebagai
berikut: Bahan baku, Produksi, Distribusi, Sumber pasokan, Penawaran
permintaan, Kebijakan pemerintah.

REFERENSI

Sumber Buku

Abdul Manaf, Muhammad. 1992. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Jakarta: PT
Intermasa.

Adam, Panji. 2018. Fikih Muamalah Adabiyah. Bandung : PT Refika Aditama.

Al-Mishri, Abdul Sami’. 2006. Pilar-Pilar Ekonomi Islam. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Ali Hasan, Muhammad. 2003. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam. Jakarta :
Rajawali Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT


Rineka Cipta

Sumber Kitab :

Az-Zuhaili, Wahab. 2007. Fiqh Islam Wa adillatuhu. Damaskus : Darul Fikr.

Al-Anshory, Zakariyya. Fath al-Wahhab bi Syarh Manhaj Ath Thulab. Semarang : CV


Toha Putra.

Sumber Interview

Wawancara dengan Ibu Rahayu Nendang, selaku Kepala Desa di Pantai Selat Baru,
Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau, tanggal 7 April 2022.

Wawancara dengan Ibu Maryam, selaku Penjual di Pantai Selat Baru, Kecamatan
Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau, tanggal 7 April 2022.

Wawancara dengan Bapak Sugeng, selaku Pembeli di Pantai Selat Baru, Kecamatan
Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau, tanggal 7 April 2022.

Wawancara dengan Ibu Siti, Selaku Penjual di Pantai Selat Baru, Kecamatan Bantan,
Kabupaten Bengkalis, Riau, tanggal 7 April 2022.

Wawancara dengan Ibu Karmila, selaku Penjual di Pantai Selat Baru, Kecamatan
Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau, tanggal 7 April 2022.

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 9
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article
Sumber Skripsi :

Nisrina, Analisis Tingkat Kemahalan Harga Makanan Dan Minuman Di Tempatwisata


Ditinjau Menurut Konsep Tas’ir (Suatu Penelitian Di Pantai Ulee Lheue
Kota Banda Aceh), Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. 2018, pdf

M.Aulia, Penaikan Harga Makanan Di Objek Wisata Pantai Lhoknga Menurut


Pandangan Fiqh Mumalah, Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. 2017, pdf

An-Nawa: Jurnal Studi Islam


Vol. 00 No. 00 (2023) : 0-00 10
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/An-Nawa/article

You might also like