Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Isna Mahmudatul Azizah, S.Pd.

Puisi

Puisi merupakan satu bentuk karya sastra yang berisi ungkapan hati, pikiran, dan
perasaan penyair yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa,
kreativitas dan imajinasi pengarang dengan rangkaian bahasa yang indah serta
mengandung irama juga makna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang
bahasa terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Jadi, dapat
disimpulkan puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang dituangkan
dengan menggunakan bahasa yang indah serta mengandung makna mendalam.

unsur fisik
Unsur
Intrinsik
unsur batin

puisi
biografi

Unsur
ekstrinsik sosial

nilai-nilai

Struktur fisik puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat


nampak dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri
dari:

1. Tipografi
Tipografi (perwajahan puisi) yaitu bentuk tatanan penulisan puisi, seperti
halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, rata kanan-kiri, bentuk tulisan
yang kadang teratur, kadang zig zag, dan kalimat yang tak selalu diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik.
Seringkali seorang penyair kontemporer mengekspresikan gejolak
perasaannya dengan menonjolkan aspek visual puisi di samping melalui
kata-kata. Seperti puisi tipografi yang lebih mementingkan sisi visual
pada puisi. Contoh:

2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata. Setiap karya sastra, entah puisi, prosa,
novel, perlu memperhatikan pemilihan diksi yang tepat dengan cara
memahami karakter diksi pada setiap jenis karya sastra yang berbeda-
beda.
Karena puisi cenderung bukan karya tulis naratif atau deskriptif,
maka pilihan kata pada puisi musti diperhatikan secermat dan setepat
mungkin karena memiliki kaitan erat pada makna, keselarasan bunyi,
dan urutan kata.
Contohnya adalah pemilihan kata-kata seperti "kata yang tak sempat
diucapkan", "isyarat yang tak sempat disampaikan", yang menyiratkan
rasa penyesalan atau kegagalan dalam menyampaikan perasaan.

3. Imaji
Imaji adalah gambaran, kesan, atau apa yang ada dalam pikiran kita
ketika kita membayangkan atau mengingat sesuatu. Imaji bisa berupa
gambaran visual, suara, bau, rasa, atau kombinasi dari semua indra
tersebut.
Kalau didefinisikan, imaji (citraan) adalah kata-kata yang dapat
mengungkapkan sebuah pengalaman indrawi seperti penglihatan
(visual), pendengaran (auditif), atau perasaan (imaji taktil).
Termasuk puisi yang bagus, bagaimana seorang penulis puisi bisa
memilih kata- kata yang bisa membangkitkan imajinasi para pembaca.
Tanpa imaji, puisi akan terasa hambar dan mati.

Imaji bisa dimunculkan dengan menghadirkan benda-benda konkret


dengan memposisikannya dalam bentuk personifikasi atau metafora.
Misalnya, gambaran kayu yang terbakar menjadi abu oleh api dapat
dipahami secara visual (penglihatan), sementara isyarat yang tidak dapat
disampaikan awan kepada hujan menciptakan gambaran yang kuat
tentang kesedihan atau kehilangan (perasaan).

4. Kata Konkret
Dalam sastra, kita mengenal kata abstrak dan kata konkret dengan
makna yang berlawanan. Kata abstrak lebih memerlukan pendalaman
pemahaman karena sifatnya yang tidak nyata.
Berkebalikan dengan kata abstrak, kata konkret merupakan kata
yang memiliki rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca
indera. Ciri-cirinya, kata konkret memiliki makna yang bisa diraba, dirasa,
didengar, dicium, atau dilihat.
Dalam struktur puisi, kata konkret diperlukan karena memungkinkan
membangkitkan imaji para pembaca. Seperti yang sudah disinggung
pada poin sebelumnya, imaji berguna untuk membuat sebuah puisi
menjadi lebih hidup.
Contoh kata konkret dalam puisi “kayu", "api", "awan", dan "hujan".
Kata-kata ini secara langsung merujuk pada objek fisik atau fenomena
alam yang dapat dirasakan atau dilihat.

5. Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif sama dengan majas, yaitu kata-kata yang bersifat
konotatif untuk menimbulkan efek-efek tertentu. Pada puisi, majas
banyak digunakan untuk memperindah pada aspek pemilihan kata.
Selain itu, majas juga digunakan untuk menyampaikan suatu pesan
dengan cara memancing imajinasi pembaca dengan menggunakan
kiasan untuk mewakili pikiran dan perasaan seorang penulis.
Ada banyak sekali jenis majas yang digunakan dalam karya sastra
yang terdiri dari majas perbandingan, majas pertentangan, majas
sindiran, dan majas penegasan.
Contoh, seperti "kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api"
dan "isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan". Kedua
pernyataan ini mengandung metafora yang menggambarkan kesulitan
atau kegagalan dalam menyampaikan perasaan.
6. Rima dan Irama
Rima dan irama dalam puisi akan membentuk keselarasan bunyi yang
harmonis dan padu untuk membangun satu kesatuan makna yang utuh.
Irama timbul karena pengulangan bunyi (rima) yang berturut-turut dan
bervariasi.
Rima
Rima (persajakan) yaitu pengulangan bunyi yang teletak dalam larik
sajak atau akhir sajak. Rima memiliki peran dalam menghadirkan
keindahan puisi. Ada banyak jenis pola rima seperti a-b-a-b, a-a-b-b,
atau yang lainnya.
Contoh Rima:

Angin pulang menyejuk


bumi, Menepuk teluk
menghempas emas, Lari
ke gunung memuncak
sunyi,
Terayun-ayun di atas alas. (Amir Hamzah)

Irama
Irama adalah permainan bunyi pada akhir kata, frasa, atau
kalimat. Nada-nada pada puisi biasanya digunakan secara serentak
dan berkesinambungan untuk membangun suara yang harmonis.
Ada namanya metrum, yaitu irama yang sifatnya tetap. Dalam
metrum, pergantian irama sudah ditentukan antar baris atau alineanya.
Tekanan nada tinggi rendah sudah di tentukan.
Vokal dan konsonan pada setiap akhir baris puisi sudah ditentukan.
Suku kata pada akhir baris pun sudah ada polanya. Puisi yang
menggunakan metrum yang ketat seperti tembang-tembang jawa dan
macapat.
Ada namanya ritme, yaitu irama yang disebabkan perubahan nada
tinggi rendah secara teratur. Berbeda dengan metrum yang sifatnya
tetap, pola ritme tak selalu sama.
Ritme merupakan hasil kombinasi semua jenis nada, intonasi, dan
tekanan sehingga menghasilkan suara yang harmonis

Unsur Batin Puisi

Tema Rasa Nada Amanat

Struktur batin merupakan unsur pembangun puisi yang tidak


nampak secara langsung pada penulisan puisi. Struktur batin puisi
terdiri dari :

1. Tema
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sarat akan pesan moral yang
terbungkus dalam tema tertentu. Tema adalah gagasan pokok yang
dikemukakan penyair dalam puisi. Gagasan ini merupakan landasan
pemikiran penyair dalam menciptakan karya puisi.
2. Perasaan penyair
Ketika menulis puisi, seorang penyair akan mengangkat satu tema
dan pokok permasalahan. Rasa (feel) adalah sikap penyair terhadap
pokok permasalahan pada puisi yang dibuat.Pengungkapan suatu
pokok permasalahan dan sikap terhadap permasalahan tersebut
tidak bergantung pada kemampuan teknis dalam membuat puisi
saja, tetapi lebih banyak bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang
sosial dan psikologisnya.
3. Nada
Nada (tone) adalah sikap penyair kepada pembaca. Nada juga
berkaitan dengan tema dan rasa, penyair bisa menyampaikan tema
yang diangkat dengan nada menggurui, mendikte, mengajak, atau
dengan nada sombong dan merendahkan pembaca.
4. Amanat
Amanat adalah pesan inti dari penyair yang ingin disampaikan kepada
pembaca melalui puisi. Amanat menjadi dasar dan tujuan yang
mendorong penyair menciptakan puisi tersebut

Musikalisasi Puisi

Musikalisasi puisi adalah pengekspresian dua bentuk karya seni, musik, dan
sastra dalam satu penampilan. Musikalisasi puisi menggabungkan musik dengan
puisi. Tambahan komponen musik pada pembawaan puisi akan membantu para
penikmat puisi. Musik dapat memperkuat imaji auditif. Musik juga dapat
memperkuat unsur nada dan suasana pada puisi, yang akhirnya dapat membantu
penikmat puisi memahami perasaan penyair. Tentu saja, hal ini membuat puisi lebih
dapat dinikmati, dipahami, maupun diapresiasi.
Jenis-jenis Musikalisasi Puisi

1. Musikalisasi Puisi Awal


Musikalisasi puisi awal merupakan musikalisasi yang dibawakan dengan
pembacaan puisi berlatar belakang suatu komposisi musik, baik musik vokal
maupun musik instrumental.
2. Musikalisasi Terapan
Musikalisasi terapan adalah musikalisasi puisi di mana syair-syairnya diterapkan
menjadi lirik lagu, sebagaimana halnya lagu-lagu populer pada umumnya.
3. Musikalisasi Campuran
Musikalisasi campuran adalah musikalisasi puisi yang ditampilkan dengan
menyuguhkan komposisi musik yang di dalamnya ada sebuah puisi. Syair di
dalamnya ada yang dilagukan dan dinarasikan atau diceritakan

Langkah-langkah Mempersiapkan Musikalisasi Puisi

1. Langkah 1, memilih cerpen yang akan ditransformasi menjadi puisi. Pilihlah satu
atau dua orang sebagai penulis yang akan mentransformasi cerpen yang telah
disediakan di atas menjadi sebuah puisi.

2. Langkah 2, memahami puisi. Bacalah puisi yang telah ditulis. Temukan tema
dari puisi itu. Pahamilah makna puisi dengan memperhatikan pengimajian dari
pilihan kata serta meresapi nada dan suasana yang ingin dibangun oleh penulis.

3. Langkah 3, menentukan alat musik yang akan dipakai. Pilihlah dua atau tiga
orang untuk memilih alat musik yang sesuai. Tentukan alat musik yang akan
digunakan untuk musik pengiring puisi. Alat musik yang akan digunakan dapat
berupa alat musik tradisional, alat musik modern, atau berupa campuran
keduanya. Selain itu, tentukan juga apakah alat musik tersebut berupa alat musik
elektrik atau akustik. Gabungan alat musik elektrik atau akustik dan alat musik
modern pun dapat menjadi pilihan. Bahkan, akapela juga dapat digunakan
sebagai musik pengiring.

4. Langkah 4, menentukan irama dan lagu yang akan digunakan. Memilih nada
yang akan mengiringi puisi dipengaruhi oleh pemahaman akan ekspresi yang
tepat dari puisi yang dituliskan. Dengan memahami tema dan pesan yang ingin
disampaikan penulis, nada pada puisi dapat lebih mudah ditentukan. Tema dan
pesan yang dimaksud oleh penulis dapat memberikan inspirasi pada nada puisi
gembira, sedih, semangat, melankolis atau lainnya.

5. Langkah 5, mempersiapkan kostum dan efek suara. Sebelum melakukan


pementasan musikalisasi puisi, beberapa persiapan perlu dilakukan. Tentukan
tentukan kostum yang akan dikenakan saat pementasan. Pilihlah kostum yang
sesuai dan sopan. Selain itu perlu dilakukan persiapan efek suara. Periksalah
mikrofon sesuai dengan kebutuhan.

6. Langkah 6, mementaskan musikalisasi puisi. Pementasan musikalisasi puisi akan


dipengaruhi oleh artikulasi dan vokal yang jelas. Selain itu juga dipengaruhi oleh
penghayatan terhadap puisi. Ekspresi yang tepat dapat menunjang penyajian
dan penyampaian makna puisi kepada penonton.

You might also like