Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN AGUSTUS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ABSES BEZOLD

Oleh:
Muh Zulfahmi, S.Ked.
1051505404419

Pembimbing:
dr. Yunida Andriani, M.Kes, Sp.THT-KL

(Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik bagian


Ilmu Kesehatan THT-KL)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:


Nama : MUH ZULFAHMI
Judul Referat : ABSES BEZOLD
Telah menyelesaikan referat dalam rangka Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu
Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2022

Pembimbing,

dr. Yunida Andriani, M.Kes Sp.THT-


KL

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah,
kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga referat dengan judul “Abses Bezold” ini
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW, sang pembelajar sejati yang memberikan pedoman hidup yang
sesungguhnya.

Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing, dr. Yunida
Andriani, M.Kes Sp.THT-KL telah memberikan petunjuk, arahan dan nasehat
yang sangat berharga dalam penyusunan sampai dengan selesainya referat ini.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan


kekurangan dalam penyusunan referat ini, baik dari isi maupun penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi
penyempurnaan referat ini.

Demikian, semoga referat ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan
penulis secara khususnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Makassar,

Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

DEFINISI 2

ANATOMI 2

EPIDEMIOLOGI 5
ETIOLOGI...............................................................................................................6
PATOGENESIS.................................................................................................... 7
DIAGNOSIS.......................................................................................................... 8
PENATALAKSANA.......................................................................................... 10
DIAGNOSIS BANDING......................................................................................11
PROGNOSIS.........................................................................................................13

BAB III KESIMPULAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Abses Bezold adalah abses leher dalam yang langka dan merupakan
komplikasi intratemporal dari mastoiditis koalesen melalui ekstensi langsung ke
jaringan peri-mastoid. Ini pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli otologi Jerman
Dr. Friedrich Bezold pada tahun 1881. Perjalanan penyakit Abses Bezold ini
dimana infeksi terkikis melalui medial korteks mastoid lateral dengan perlekatan
otot sternocleidomastoid (SCM). Setelah infeksi mencapai ruang ini, ia dapat
berkembang ke fossa infratemporal dan melakukan perjalanan jauh ke lapisan
investasi fasia serviks yang dalam. Penyebaran infeksi pada lapisan ini dapat
menyebabkan selulitis/abses progresif, tetapi juga dapat berlanjut menuju
selubung karotis, dan trombosis vena jugular internal dapat terjadi.1
Sejak diperkenalkannya antibiotik, jumlah kasus abses Bezold yang
dilaporkan telah menurun secara signifikan. Menurut beberapa penulis, sejak 1967
ada kurang dari 100 kasus yang dilaporkan dalam literatur Inggris, di mana hanya
empat kasus yang terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun.1

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI
Abses Bezold merupakan penyebaran abses mastoid ke daerah
leher akibat komplikasi yang sangat jarang dari otitis media atau
mastoiditis. Salah satu penyebab mastoiditis adalah kelainan kronik telinga
tengah seperti kolesteatoma dan jaringan granulasi. Mastoiditis dapat
menjadi sumber penyebaran infeksi ke daerah leher bila terdapat destruksi
pada mastoid, sehingga membentuk jalur ke luar telinga melalui otot-otot
leher. Kasus ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1881 oleh Friedrich
Bezold yang menemukannya pada kadaver.2

B. ANATOMI
Pars mastoid tulang temporal ialah tulang keras yang terletak di
belakang telinga. Di dalam kavum timpani, terdapat rongga seperti sarang
lebah yang berisi udara. Rongga-rongga udara ini (air cells) terhubung
dengan rongga besar yang disebut antrum mastoid. Kegunaan air cells ini
adalah sebagai udara cadangan yang membantu gerak normal gendang
telinga.3

Gambar 1. Anatomi lokasi mastoid

1
Prosesus mastoid sering disebut juga ujung mastoid (mastoid tip)
merupakan suatu tonjolan di bagian bawah tulang temporal yang dibentuk
oleh prosesus zigomatikus di bagian anterior dan lateralnya, serta pars
petrosa tulang temporal di bagian ujung dan posteriornya. Pneumatisasi
mastoid dimulai setelah bayi lahir dan hampir lengkap pada usia 3 dan 4
tahun, kemudian berlangsung terus sampai usia dewasa. Proses
pneumatisasi ini bervariasi pada individu, sehingga terdapat tiga tipe
pneumatisasi, yaitu pneumatik, diploik dan sklerotik. Pada tipe pneumatik,
hampir seluruh prosesus mastoid terisi oleh pneumatisasi. Sklerotik tidak
terdapat pneumatisasi sama sekali dan tipe diploik pneumatisasi kurang
berkembang. Sel mastoid dapat meluas ke daerah sekitarnya, dapat sampai
ke arkus zigomatikus dan ke pars skuamosa tulang temporal.3

Gambar 2. Anatomi Tulang Mastoid4

Formasi abses leher mengikuti anatomi regional. Tip mastoid,


pneumatisasi pada dewasa, terdiri dari sel-sel udara berdinding tipis.
Bagian lateral dari prosesus mastoideus terdiri dari tulang yang lebih tebal

4
dibandingkan dengan dinding bagian medial. Selain itu, bagian lateral
berfungsi sebagai tempat insersi dari m. digastrikus, m.
sternokleidomastoideus, m. kapitis splenius dan m. kapitis longissimus.
Bagian lateral yang tebal dari prosesus mastoid dan pertemuan dari otot
leher berfungsi sebagai barier kuat penahan erosi pus di bagian lateral. Pus
di mastoid mengikis melalui area yang tidak kuat yaitu tip mastoid di
bagian inferior dan medial. Dengan demikian, abses terkumpul jauh di
dalam otot-otot leher sehingga sulit untuk dideteksi dini.3

A
B

Gambar 3 (A) Bezold Abses, (B) M Sternocleidomastoideus

C. EPIDEMIOLOGI
Sebuah pencarian literatur Inggris antara 2000-2014 menemukan
sekitar 17 kasus abses Bezold. Kasus Bezold ditemukan lebih banyak pada
orang dewasa (10 dari 17, 55,6%) dibandingkan pada anak-anak berusia
18 tahun ke bawah (7 dari 17, 44,4%). Hal ini ditemukan lebih pada laki-
laki (11 dari 17, 61%) dibandingkan pada perempuan (6 dari 17, 39%).
Pasien yang memiliki riwayat kolesteatoma atau operasi mastoid
sebelumnya tampaknya berisiko tinggi terkena abses Bezold (6 dari 17,
33,3%). 6
Penelitian ini juga menemukan bahwa bakteri yang paling umum
ditemukan adalah bakteri gram positif dan dibutuhkannya ketepatan dalam
memilih antibiotik untuk bakteri gram positif. Secara khusus, spesies
streptococcus adalah organisme penyebab yang paling umum meskipun
abses Bezold dapat disebabkan oleh semua jenis organisme. Hampir pada

5
semua kasus, manajemen standar adalah antibiotik intravena, drainase
abses, dan mastoidektomi. Namun, pada penelitian disimpulkan bahwa
perawatan bedah dapat disesuaikan dengan pneumatisasi tulang mastoid
dan perluasan abses leher.6,
Banyak faktor telah terbukti berperan dalam perkembangan otitis
media akut, kronis, dan supuratif pada anak-anak. Abses Bezold mungkin
merupakan komplikasi kedua dari belakang otitis media supuratif (SOM).
Jika SOM dibiarkan tidak diobati atau tidak dikenali, itu dapat
berkembang menjadi abses Bezold Faktor risiko meliputi:1
1. Kondisi sosial ekonomi: ada peningkatan jumlah kasus
pada anak-anak yang hidup dalam kondisi sosial ekonomi
yang lebih miskin.
2. Tempat penitipan anak: tampaknya ada peningkatan pada
anak yang dititipkan di penitipan anak.
3. Kondisi medis yang mendasari yang mempengaruhi fungsi
tabung Eustachius: anak-anak dengan langit-langit mulut
sumbing, anomali kraniofasial, disfungsi kekebalan bawaan
atau didapat, kondisi yang mempengaruhi fungsi siliaris
tabung Eustachius dan mukosa telinga tengah.
Pada orang dewasa, pertimbangan medis yang harus
dipertimbangkan termasuk status HIV pasien, riwayat diabetes yang tidak
terkontrol, gagal ginjal, dan pasien yang mengalami imunosupresi karena
alasan lain. Selain itu, pasien dengan penyakit telinga kronis yang tidak
diobati yang tidak memiliki akses ke perawatan medis dan antibiotik
reguler dapat hadir dengan manifestasi SOM yang terlambat, parah, dan
parah.5

D. ETIOLOGI
Organisme yang biasa dikultur dari abses Bezold termasuk aerob
gram positif: spesies Streptococcus, Staphylococcus, dan Enterococcus;
aerob gram negatif: Spesies dan anaerob Klebsiella, Pseudomonas, dan
Proteus, terutama spesies Peptostreptococcus dan Fusobacterium. Ini

6
adalah organisme yang sama yang terlibat dalam mastoiditis koalesen, dari
mana kondisi ini berkembang. Meskipun infeksi ini sangat jarang terjadi di
zaman modern, pasien dan pasien yang mengalami imunosupresi di daerah
tanpa akses ke perawatan antibiotik tetap berisiko lebih tinggi.7

E. PATOGENESIS
Faktor yang paling penting untuk pengembangan abses Bezold
adalah adanya tulang mastoid yang diangin-anginkan dengan baik dan
pneumatik. Saat lahir, tulang mastoid terutama terdiri dari sel antral. Dari
sel antral ini, sel-sel udara mulai berkembang sampai ada pneumatikasi
lengkap tulang mastoid sekitar usia lima tahun. Ketika proses
pneumatikasi tulang mastoid terjadi, dinding di sekitar tulang mastoid
tipis, terutama di ujung tulang mastoid pada permukaan medialnya di
sepanjang incisura digastrica (alur digastrik), di mana otot digastrik
menempel. Jika infeksi dibiarkan, dinding luar ujung mastoid terlibat
dengan penyebaran infeksi di sepanjang otot sternocleidomastoid, otot
trapezius, dan splenius capitis. Sekresi dan bakteri dapat memasuki telinga
tengah melalui tabung eustachius dan dari telinga tengah dapat masuk
langsung ke tulang mastoid melalui lubang kecil aditus ad antrum. Selama
proses inflamasi (otitis media supuratif), terjadi obstruksi aditus ad
antrum. Sekresi purulen terperangkap dan akan menumpuk di tulang
mastoid. Tekanan yang diciptakan oleh bahan purulen ini dengan aktivitas
enzimatiknya di dalam tulang mastoid menyebabkan osteitis dan
osteonekrosis dari sel-sel udara pneumatik yang rapuh semakin
menipiskan dinding tulang mastoid. Tahap ini disebut mastoiditis
koalesen. Proses inflamasi dapat menyebar ke banyak arah. Jika menyebar
lebih rendah ke arah ujung mastoid, bahan purulen pada akhirnya akan
mengikis tulang yang sangat tipis di sepanjang punggungan digastrik pada
penyisipan otot digastrik. Akibatnya, bahan purulen akan menyebar ke
leher antara otot digastrik dan sternocleidomastoid. Pus tertahan otot-otot
leher untuk tidak meluas ke arah superfisial, namun dapat membuat jalur
ke arah otot digastrikus atau otot sternokleidomastoideus. Abses Bezold

7
dapat menyebar sampai ruang servikal posterior dan perivertebra, dapat
meluas ke ruang karotis, prevertebra, danger’s space, hingga ke
mediastinum atau dasar tengkorak.1,2
Otot-otot sternokleidomastoideus dan ruang submandibula dapat
terhubung satu sama lain karena keduanya berada di lapisan superfisial
fasia servikalis profunda, sehingga infeksi bisa menyebar melalui
hubungan tersebut. Riwayat tindakan mastoidektomi sebelumnya juga
berperan menyebabkan destruksi tulang akibat adanya penipisan tulang
mastoid dan juga pembersihan jaringan patologis yang tidak adekuat.2

F. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis Abses Bezold dapat
terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dengan tulang mastoid yang
berkembang dengan baik. Keduanya mungkin memiliki riwayat otitis
media berulang atau otitis media kronis dengan perforasi membran
timpani dan telinga yang mengering. Riwayat operasi mastoid sebelumnya
untuk kolesteatoma biasanya menyebabkan penipisan lebih lanjut pada
dinding mastoid sehingga memudahkan infeksi menyebar dengan cara
ini.1,10
Tanda dan gejala klinis yang sering dijumpai pada abses Bezold
adalah pembengkakan daerah belakang telinga sampai leher, demam,
otalgia, sukar menggerakkan leher, paralisis fasialis, nyeri leher, otorrhea,
torticollis, sakit leher dan gangguan pendengaran.2,8

8
Gambar 4: pasien dengan pembengkakan di servikal dan regio retroauricular5
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan perforasi membran
timpani, nyeri mastoid yang ditimbulkan oleh tekanan, nyeri tekan lebih
ringan di leher daripada daerah mastoid, kehilangan pendengaran jenis
konduktif,. Pada pemeriksaan daerah retroaurikuler menunjukkan
obliterasi dari sulkus. Nyeri tekan lebih nyata bila dilakukan pada bagian
puncak mastoid.9,10
Parameter laboratorium biasanya diubah, dengan peningkatan
leukosit dan protein C-reaktif atau laju sedimentasi eritrosit, secara
konsisten dengan infeksi bakteri. Dalam kasus yang jarang terjadi (tes
laboratorium mungkin biasa-biasa saja atau sedikit di atas normalitas.
Dalam kasus ini, otitis media tuberkulosis, HIV yang tidak terkontrol
dengan baik , dan kolesteatoma adalah penyakit yang mendasarinya dan
demam tidak ada atau tidak dilaporkan.
CT dan MRI adalah alat terbaik dalam mengidentifikasi abses dan
fitur mas- toiditis bersamaan dan memberikan informasi yang berguna
untuk pendekatan bedah karena drainase abses leher sederhana mungkin
tidak cukup untuk memberantas infeksi dan ultrasonografi hanya
menunjukkan "puncak gunung es" dan bukan sumber infeksi. Selain itu,
diferensiasi yang tepat antara abses Bezold dan abses leher lainnya yang
berasal dari otogenik dapat membantu ahli bedah melokalisasi cacat tulang
saat mengevaluasi mastoid.10

9
Pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI diperlukan untuk
menegakkan diagnosis untuk rencana penanganan penyakit. CT scan
memberikan informasi mencakup batas dan luasnya abses. Pada pasien ini
dilakukan CT scan yang menemukan gambaran infeksi di mastoid sinistra
berupa densitas soft tissue, ditemukan bony defect yang menunjukkan
destruksi tulang mastoid, dan penyebaran abses di otot
sternokleidomatoideus kiri dan kanan, yang mengesankan suatu abses
Bezold. Abses Bezold juga dapat meluas ke daerah servikal posterior dan
ruang perivertebralis yang terbatas oleh fasia faringobasiler dan fasia
servikalis profunda, atau dapat menyebar ke ruang karotis, prevertebralis,
retrofaring dan danger’s space sehingga dapat mencapai mediastinum.
Pada pasien ini terdapat abses di daerah submandibula kiri yang mungkin
menyebar dari otot sternokleidomastoid kiri melalui sisi medialnya yang
dekat dengan ruang submandibula kiri (secara anatomis dapat terhubung
dalam satu lapisan superficial di fasia servikalis profunda). Munculnya
abses submandibula di sisi kontralateral dapat disebabkan oleh penyebaran
ruang submandibula yang saling terhubung ke sisi sebelahnya melalui
ruang submaksilaris, dan juga tidak ditemukan kemungkinan fokal infeksi
lain (misalnya dentogen).2,10

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada abses Bezold yaitu terapi medikamentosa
dan operatif. Terapi medikamnteso yaitu pemberian antibiotik. Pemberian
antibiotik berdasarkan hasil biakan kuman dan tes kepekaan antibiotik
terhadap kuman penyebab infeksi. Sebelum hasil kultur kuman dan uji
sensitifitas keluar, diberikan antibiotik kuman aerob dan anaerob secara
empiris. Pemberian antibiotik kombinasi merupakan pilihan yang tepat
mengingat kuman penyebab dari abses Bezold adalah campuran berbagai
kuman. Berdasarkan uji kepekaaan terhadap ceforazone sulbactam,
moxyfloxacine, ceforazone, ceftriaxone, angka sensitifitasnya terhadap
kuman aerob yaitu lebih dari 70%. Metronidazole dan klindamisin angka
sensitifitasnya masih tinggi terutama untuk kuman anaerob gram negatif.

10
Secara empiris kombinasi ceftriaxone ampul 2x1 gram dengan
metronidazole drip 3x500 mg masih cukup baik serta pemberian anti nyeri
berupa ketorolac 3x30 mg.2,5,10
Operasi dini umumnya dianjurkan untuk evakuasi abses dengan
drainase pus dari sel mastoid di regio leher dilakukan secara bersamaan.
Pendapat lain menyatakan operasi dini untuk drainase pus dari leher yang
kemudian direncanakan operasi untuk penyakit telinga yang mendasarinya
pada saat yang lebih tepat saat inflamasi telah berkurang.2,5,10

H. DIAGNOSIS BANDING
Ketika berhadapan dengan proses supuratif yang berasal dari
tulang mastoid, jalur difusi melalui leher harus dipertimbangkan karena ini
mungkin sangat penting untuk evolusi selanjutnya dan untuk perencanaan
pengobatan. Proses supuratif dari mastoid dapat menyebar melalui erosi
tulang di sepanjang tiga jalur berbeda: medial, lateral, atau posteromedial.
Karena anatomi kompleks dari beberapa otot leher dan fasia yang
terhubung ke mastoid, lokasi erosi tulang akan menentukan jalur difusi
berikutnya dari proses supuratif yang akhirnya diklasifikasikan dengan
eponim yang berbeda.10

11
Gambar 5: Ilustrasi abses otogenik ekstrakranial. Abses Bezold, abses Citelli,
abses post auricula.10

1. Abses Citelli
Abses Citelli merupakan salah satu komplikasi ekstratemporal dari
otitis media supuratif. Komplikasi dapat terjadi akibat otitis media
supuratif akut, tetapi biasanya sekunder dari otitis media supuratif kronik
terutama tipe maligna. Abses Citelli adalah abses subperiosteal yang
menyebar melalui aspek medial dari kavum mastoid ke dalam fosa
digastrikus dan merupakan perluasan dari infeksi pada mastoid. Lokalisasi
penjebolan nanah pada mastoiditis bergantung dari luasnya pneumatisasi.

12
Beberapa abses yang berhubungan dengan mastoiditis adalah abses retro-
aurikuler, abses zygomaticus, abses Bezold dan abses Luc. Abses retro-
aurikuler yang paling sering terjadi, sedangkan abses Citelli sampai saat
ini insidennya belum diketahui.11
Pada abses Citelli pembengkakan terlihat di daerah digastric
triangle di leher. Lokasi penjebolan nanah tergantung dari letak
pembengkakan. Bila penjebolan nanah terjadi pada permukaan mastoid
disebut abses subperiosteal, dan merupakan abses yang paling sering
ditemukan. Bila di depan dan atas daun telinga disebut abses zigomatik,
bila di bawah ujung mastoid medial dari m. sternokleidomastoideus
disebut abses Bezold, dan bila pembengkakan terlihat di bagian dalam dari
pars oseus meatus disebut abses meatal (Luc’s abscess).11

Gambar 6: Abses citelli


2. Abses retroairucular
Abses di daerah retroauricular sebagai komplikasi otitis media
kronik dengan kolesteatoma, biasanya di pasien dengan Riwayat operasi
mastoid sebelumnya. Temuan ini muncul sebagai Subperiosteal Abses,
meskipun pada pasien dengan operasi sebelumnya lapisan periosteal
mungkin telah terganggu dan bahkan digunakan dalam rekonstruksi.
Manifestasi klinis yaitu nyeri, pembengkakan retroauricular dan nyeri
tekan serta didapatkan juga Subperiosteal Abses.

13
Gambar 7: Abses Retroauricula

I. PROGNOSIS
Pada umumnya, prognosis abses Bezold baik apabila didiagnosis
secara dini dan ditangani dengan penanganan yang tepat. Kebanyakan
pasien umumnya sembuh total dengan terapi antibiotik yang adekuat dan
intervensi pembedahan dini (10 dari 14 pasien, 71%).6

BAB III
KESIMPULAN
Abses Bezold merupakan penyebaran abses mastoid ke daerah leher akibat
komplikasi yang sangat jarang dari otitis media atau mastoiditis. Salah satu
penyebab mastoiditis adalah kelainan kronik telinga tengah seperti kolesteatoma
dan jaringan granulasi. Spesies streptococcus adalah organisme penyebab yang
paling umum meskipun abses Bezold dapat disebabkan oleh semua jenis
organisme.

14
Sebuah pencarian literatur Inggris antara 2000-2014 menemukan sekitar
17 kasus abses Bezold. Kasus Bezold ditemukan lebih banyak pada orang dewasa
(10 dari 17, 55,6%) dibandingkan pada anak-anak berusia 18 tahun ke bawah (7
dari 17, 44,4%).
Pada abses Bezold. proses infeksi dan inflamasi mastoid seperti akibat
jaringan patologis (granulasi, kolesteatoma) dapat menyebabkan nekrosis pada tip
mastoid, sehingga pus dapat mengalir dari bagian medial prosesus mastoid ke
incisura digastrika (incisura mastoid). Pus tertahan otot-otot leher untuk tidak
meluas ke arah superfisial, namun dapat membuat jalur ke arah otot digastrikus
atau otot sternokleidomastoideus.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Tanda dan gejala klinis yang sering dijumpai pada abses
Bezold adalah pembengkakan daerah belakang telinga sampai leher, demam,
otalgia, otore, sukar menggerakkan leher, paralisis fasialis, dan hipoakusia.
Pemeriksaan penunjang seperti CT scan sangat penting dalam menegakkan
diagnosis yang dapat mengidentifikasi kumpulan pus dan batas-batas abses di
daerah leher serta keterlibatan mastoid. Manajemen terapi kasus ini adalah
drainase abses yang adekuat, pemberian antibiotik spektrum luas berupa
ceftriaxone ampul 2x1 gram dan metrodinazole drip 3x500 mg serta ketorolac
3x30 mg dan eradikasi sumber infeksi di telinga tengah atau mastoid.
Diagnosis banding Abses Bezold yaitu abses Citelli dan empyema
subperiosteal. Pada umumnya, prognosis abses Bezold baik apabila didiagnosis
secara dini dan ditangani dengan penanganan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Winters R, Hogan CJ, Lepore ML, et al. Bezold Abscess. [Updated 2022
Jul 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436004/?
report=classic

15
2. Zulkarnain I, Soepardi. ABSES BEZOLD YANG MELUAS MENJADI
ABSES SUBMANDIBULA BILATERAL PASCA MASTOIDEKTOMI
RADIKAL.Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala
dan Leher, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. 2010
3. Helmi. Anatomi bedah regio temporal. Otitis media supuratif kronis,
pengetahuan dasar, terapi medik, masoidektomi, timpanoplasti. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2005.4-12.
4. https://www.uptodate.com/contents/imageimageKey=PEDS
%2F74487&topicKey=PEDS%2F6036&source=see_link
5. Castillo M, Albernaz VS, Mukherji SK, Smith MM, Weissman JL.
Imaging of Bezold’s abscess. AJR. 1998; 171: 1491-5.
6. Baharna HA, Mubaireek HA, Arora V. Bezold’s abscess : A case report
and review of cases over 14 years. Department of Otolaryngology, Qatif Central
Hospital, Eastern Province, Saudi Arabia. 2016. 148-151.
7. Govea-Camacho LH, Pérez-Ramírez R, Cornejo-Suárez A, Fierro-Rizo R,
Jiménez-Sala CJ, Rosales-Orozco CS. [Diagnosis and treatment of the
complications of otitis media in adults. Case series and literature review]. Cir
Cir. 2016 Sep-Oct;84(5):398-404.
8. Lyoubi H, Berrada O, Lekhbal A, Abada RA, Mahtar M. Bezold's abscess:
An extremely rare complication of suppurative mastoiditis: Case report and
literature review. Int J Surg Case Rep. 2020;77:534-537. doi:
10.1016/j.ijscr.2020.11.052. Epub 2020 Nov 16. PMID: 33395840; PMCID:
PMC7704357.
9. Gaffney RJ, Dwyer TPO, Maguire AJ. Bezold’s abscess. The Journal of
Laryngology and Otology. 1991; 105:765-6.
10. Valeggia, S.; Minerva, M.; Muraro, E.; Bovo, R.; Marioni, G.; Manara, R.;
Brotto, D. Epidemiologic, Imaging, and Clinical Issues in Bezold’s Abscess: A
Systematic Review. Tomography 2022, 8, 920-932.
https://doi.org/10.3390/tomography8020074

16
17

You might also like