Professional Documents
Culture Documents
Artikel UAS Penulisan Karya Ilmiah
Artikel UAS Penulisan Karya Ilmiah
1 , Desember 2023
e-ISSN: 2337-7593
Latifah Najwa Nayla Al Hafizd, Saldanu Africo Mardianto, Rizky Aditya Pratama,
Muhammad Ferizky, Syarifuddin
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya
Email : najwaalhafizd@gmail.com, saldanuam@gmail.com, goldpointion@gmail.com,
muhammadferizky2005@gmail.com,
ABSTRAK
ABSTRACT
Speaking is a means of communication to be able to communicate with other people, all
individuals must be able to master two different functions, the ability to grasp the meaning
that other people want to communicate and the ability to communicate with other people in
such a way that they can be understood. Communication can be carried out in any form of
written, spoken language, hand signals, musical and artistic expressions and so on. But in
many cases, spoken language is the most efficient language because the possibility of
misunderstanding is very small. Social development is the level of a child's interactions with
Jurnal Pendidikan, Vol 2. , No.1 , Desember 2023
e-ISSN: 2337-7593
other people, from parents, siblings, to the wider community. Early social experiences play
an important role in determining the social relationships of other people, and because a
baby's life is centered around the home, it is at home that the foundations of his future social
behavior and attitudes are laid. There is little evidence to suggest that social or anti-social
attitudes are innate. Instead, whether someone becomes an introvert or an extrovert depends
primarily on early social experiences. in the stage of moral development called morality by
coercion which is the first stage of the 3 stages of moral development.
PENDAHULUAN
Kemampuan manusia dalam menguasai bahasa berbeda-beda. Ada yang memiliki kualitas
yang baik dan ada yang tidak, sesuai tingkat pengetahuan bahasa yang dimiliki. Alquran
menggambarkan perbedaan kualitas tersebut dengan memperlihatkan bahwa Alquran
merupakan kitab dengan kualitas bahasa yang baik. Keterampilan berbahasa merupakan
gabungan dari keseluruhan sistem perkembangan anak. Keterampilan berbahasa melibatkan
kemampuan motorik, psikologis, emosional dan perilaku. (Marta Pastari, 2022)
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Alquran itu
diajarkah oleh seorang manusia kepada- nya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka
tuduhkan, Untuk menguasai bahasa dengan baik, manusia harus menggunakan kemampuannya
untuk mempelajari bahasa. Alquran mengajarkan bahwa Allah mengajarkan manusia agar dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, baik bahasa lisan maupun tulisan. Bacalah. Dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-Alaq [96])
Dengan bahasa, seseorang dapat menguasai hikmah dan ilmu pengeta- huan.
Keterampilan menggunakan bahasa dikuasai secara berangsur- angsur. Kemajuan
seseorang dalam mempelajari bahasa terlihat dari perkembangan kemampuan bahasa
yang dimiliki.Perkembangan bahasa sudah dimulai dari awal kehidupan. Bayi telah
dipersiapkan dengan baik dalam belajar bahasa. Selama tahap pralinguistik
(prelinguistic phase), mereka dengan mudah membedakan suara yang mirip percakapan
dan lebih sensitif terhadap berbagai variasi bunyi bahasa daripada orang dewasa.
Mereka sensitif terhadap isyarat intonasi dari awal dan pada usia 7 - 10 bulan dapat
melakukan seg- mentasi dari bunyi percakapan ke dalam frasa atau unit seperti kata.
(Hasan, 2006)
Jurnal Pendidikan, Vol 2. , No.1 , Desember 2023
e-ISSN: 2337-7593
Masa bayi disebut juga sebagai periode vital sebab di lihat dari segi psikologi
kondisi sosial maupun emosional bayi merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk
perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Zulkifli, 2003)
Moral yang berasal dari kata mores yang berarti tatacara, kebiasaan, dan adat.
Istilah moral selalu terkait dengan kebiasaan, aturan, maupun tatacara suatu dalam
masyarakat. Maka moral merupakan suatu aturan maupun nilai terhadap lingkungan
sekitar. Perilaku moral manusia sesuai harapan, aturan, dan kebiasaan seseorang.
Perilaku moral juga bisa dikatakan sebagai salah satu kodrat manusia yang bisa
diterapkan dalam bersosial masyarakat.
Diketahui bahwa masa keemasaan dan masa kritis pada anak dihitung sejak anak
lahir sampai anak memasuki pendidikan dasar,yang nantinya akan menentukan
perkembangan anak selanjutnya baik dari segi sosial maupun emosional. (Mansur,
2014)
Perkembangan moral serta budi pekerti yang baik pada anak usia dini dapat
lebih diarahkan dengan pengenalan kehidupan pribadi anak yang berkaitan dengan
orang lain. Pada pengenalan orang lain dengan lebih bersosialisasi sehingga dapat
mengembangkan kesadaran anak akan adanya tanggung jawab untuk diri sendiri
maupun oranglain. Tujuan dalam pengembangan moral yang dapat merespond orang
lain dengan pengalaman baru, anak yang mempunyai teman baru akan mudah bersosial.
Hal ini dapat melatih perkembangan moral anak dengan berbagai pembentukkan
karakter, seperti dalam kepribadian anak serta perkembangan bersosial. Maka guru
disekolah harus lebih banyak memiliki serta menguasai strategi dalam perkembangan
moral anak yang dapat membangkitkannya
KAJIAN PUSTAKA
1. Perkembangan Bicara Pada Masa Bayi
Berbicara merupakan sarana berkomunikasi untuk dapat berkomunikasi
dengan orang lain, semua individu harus dapat menguasai dua fungsi yang berbeda,
kemampuan menangkap maksud yang ingin dikomunikasikan orang lain dan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan sedemikan rupa sehinnga
dapat dimengerti. Komunikasi dapat dilakukan dalam setiap bentuk bahasa tertulis,
lisan, isyarat tangan, ungkapan musik dan artistik dan sebaginya. Tatapi dalam
banyak hal, bahasa lisan merupakan bahasa yang paling efisien karena kemungkinan
terjadinya salah paham sangan kecil sekali.
Istilah moral berasal dari bahasa latin mos ( moris ) yang berarti adat
istiadat,kebiasaan, tata cara kehidupan. Pengertian Moralitas yaitu berhubungan dengan
keadaan nilai-niai moral yang berlaku dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat.
Jadi suatu tingkah laku dikatakan bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilai-
nilai moral yang berlaku dalam kelompok sosial dimana anak tersebut hidup (Gunarsa,
2008)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dengan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif, informasi
yang muncul lebih banyak berupa kata-kata, bukan kumpulan dari susunan angka. Analisis
data kualitatif sering dipandang sebagai suatu proses dan sebagai bukti dari komponen-
komponen yang diperlukan selama menganalisis suatu data.
Analisis dilakukan pada artikel ilmiah yang terkait perkembangan pada masa bayi.
Peneliti kemudian menganalisis dan mendeskripsikan hasil dari temuan yang ada berdasarkan
hasil kajian dan pengamatan.
dan keinginan. Perlu diketahui bahwa ada beberapa tahapan pada anak usia
dini perkembangan bahasa berdasarkan usia. Dimulai pada tahap pra-bahasa
(0-12 bulan). Pada awalnya bayi berkomunikasi dengan menangis, memohon,
dan menggunakan bahasa tubuh. (Jasiah, 2023)
Kedua aspek komunikasi, yaitu mengerti apa yang dimaksud oleh orang
lain dan kemapuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan diri kepada
orang lain sehingga dapat dimengerti, terasa sulit dan tidak cepat dapat
dikuasai. Tetapi dasar – dasar kedua aspek itu telah diletakkan selama masa
bayi, meskipun kemampuan untuk mengerti biasanya lebih besar dari pada
kemampuan berbicara pada menjelang berakhirnya masa bayi.
1. Pengertian Bicara
Sampai bayi berusia 18 bulan, kata – kata harus diperkuat dengan isyarat, seperti
menunjuk benda. Pada usia 2 tahun, menurut tes intelegensi skala terman – merill, rata –
rata harus cukup dapat mengerti dan beraksi terhadap dua dari enam perintah sederhana,
seperti “berikan kucing itu pada saya” dan “masukkan sendok kedalam cangkir” kalau
benda – benda itu mudah diraih. Tetapi besarnya pengertian tergantung sebagian
sebagian pada kemampuan intelektual bayi sendiri dan sebagian pada rangsangan dan
dorongan orang lain agar bayi berusaha mengerti apa yang mereka katakan
Sebelum mampu berbicara, bayi lebih dahulu dapat mengerti apa yang dikatakan
tanpa dapat bereaksi dengan kata hanya dengan ekspresi dan gerakan. (Jahja, 2011).
Oleh karena itu, mimik dan ekspresi bayi jug dapat dimengerti setelah usia tiga
bulan. Rata – rata bayi dapat berekasi terhadap perintah – perintah pada usia kurang
lebih dua tahun. Rata – rata bayi belajar menyampaikan kebutuhan – kebutuhan dan
keniginan pada usia tahun – tahun pertama yang disebut dengan komunikasi pra bicara.
Bentuk – bentuk pra bicara ini antara lain menangis, berceloteh, isyarat, dan ungkapan –
ungkapan emosi (Thahir, 2018). Pada masa bayi menagis merupakan satu – satunya alat
komunikasi bayi. Perbedaan dalam nada, pola, dan intensitas menandakan lapar.
Jurnal Pendidikan, Vol 2. , No.1 , Desember 2023
e-ISSN: 2337-7593
kantuk, atau kemarahan. Antara usia 6 minggu dan 3 bulan, bayi mulai
mengeluarkan suara mendengkur tak jelas ketika mereka senang, menjerit,
menggumam, dan mengeluarkan suara vocal seperti “aaah”. Pada sekitar usia 3 hinnga 6
bulan, bayi mulai bermain dengan suara pembicaraan dengan menyesuaikan suara yang
merekan dengar dari orang – orang disekelilingnya. Berceloteh adalah pengulangan
konsunan dan untain vocal seperti “ma – ma” terjadi antara usia 6 dan 10 bulan dan
seiiring disalhkaprahkannya sebagai kata pertama bayi. Celoteh bukanlah kata pertama
dari bayi karena tidak membawa makna bagi bayi tersebut tetapi hanya mirip dengan
kata – kata yang ada
1. Belajar Berbicara
a. Menangis
sakit perut disertai dengan jeritan aneh yang tinggi nadanya berganti-ganti dengan otot
kaki yang tegang dan tarikan-tarikan kaki.Sebelum usia tiga tahun kebanyakan bayi
sudah belajar bahwa menangis adalah cara yang manjur untuk memperoleh perhatian.
b. Berceloteh
Pada usia enam bulan sebagian besar bayi dapat menggabungkan huruf hidup
tertentu dengan huruf mati,seperti “ma-ma”, “da-da”, dan “na-na”. Berceloteh dimulai
pada bulan kedua atau ketiga,mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian
berangsur-angsur berubah menjadi bicara yang benar-benar.Ocehan menghilang sama
sekalipada saat masa bayi berakhir.
c. Isyarat
a. Pengucapan
campuran huruf mati lebih sulit diucapkan bayi dari pada huruf hidup.
Banyak ucapan bayi yang tidak dapat dimengerti sampai usia 18 bulan,
setelah it berangsur-angsur terjadi kemajuan yang mencolok.
c. Kalimat
B. Perkembangan Sosialisasi
Penelitian tentang penyesuaian sosial anak –anak yang lebih besar dan bahkan
para remaja menunjukkan pentingnya peletakan dasar – dasar sosial pada masa bayi.
Hal ini berdasarkan dua alasan sebagai berikut:
ibunya atau pengasuh yang lain dan memperoleh perhatian pengasuh yang
lain dan memperoleh perhatian yang lebih banyak dari orang dewasa dari
pada nereka yang kurang senyum”.
b. Kedua mengapa dasar – dasar sosial yang dini itu penting adalah bahwa
sekali terbentuk dasar – dasar itu cenderung menetap kalau anak menjadi
besar. Anak pada saat bayi banyak menangis cenderung agresif dan
menunjukkan perilaku – perilaku yang mencari perhatian lain. Sebaliknya,
bayi yang ramah dan lebih bahagaia biasanya penyesuaian sosialnya lebih
baik apabila telah menjadi besar nantinya. (Elizabeth B, 1991)
sebagaimana yang diketahui Anak Usia Dini (AUD) adalah individu yang
berada dalam rentang usia 0-6 tahun atau menurut pakar 0-8 tahun. Usia ini disebut
sebagai usia emas (Golden Age), sebab anak di usia ini mengalami perkembangan
yang sangat signifikan dalam proses tahapan perkembangannya. Masa usia ini penting
dikarenakan pada masa ini terjadi pematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang datang dari lingkungannya. Masa ini stimulus yang diberikan
pada berbagai aspek perkembangannya memiliki peranan penting untuk tugas
perkembangan selanjutnya. Perkembangan adalah proses menyeluruh ketika individu
beradaptasi sebagaimana yang diketahui Anak Usia Dini (AUD) adalah individu yang
berada dalam rentang usia 0-6 tahun atau menurut pakar 0-8 tahun. (Zahrani, 2021)
Usia ini disebut sebagai usia emas (Golden Age), sebab anak di usia ini
mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam proses tahapan
perkembangannya. Masa usia ini penting dikarenakan pada masa ini terjadi
pematangan fungsifungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang datang
dari lingkungannya. Masa ini stimulus yang diberikan pada berbagai aspek
perkembangannya memiliki peranan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya.
Perkembangan adalah proses menyeluruh ketika individu beradaptasi.
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang perlu di stimulus dengan tepat
antara lain yaitu salah satunya “aspek perkembangan sosial”. Sebab, aspek ini secara
umum termasuk kebutuhan bagi anak sebagai individu dalam proses interaksi atau
disebut kebutuhan sosial (Suhada, 2013). Adapun yang termasuk kebutuhan sosial
anak yaitu hal-hal yang berhubungan dengan tindakan-tindakan dalam kaitannya
dengan orang lain, seperti pertemanan dengan sebayanya, komunikasi dengan orang
tua maupun orang dewasa lainnya.
Pada akhir masa bayi, balita, prasekolah, dan usia sekolah, gerakan negatif,
aktivitas, kemampuan bersosialasi, dan rasa malu / hambatan dipelajarai melalui
peringkat orang tua dalam skala EAS, yang didasarkan pada kriteria keturunan.
Perilaku sosial dini mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan meskipun dapat
terjadi perbedaan – perbedaan karena keadaan kesehetan atau keadaan emosi atau
kondisi lingkungan pada saat dilahirkan bayi tidak memilih dalam arti tidak
memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhan fisiknya. Nyatanya bayi dapat
ditenangkan baik oleh botol air panas, bantal yang empuk, maupun oleh balaian –
belain manusia, tetapi sekitar usia enam bulan timbul senyum sebagai reaksi terhadap
seseorang dan bukan reaksi terhadap terhadap seseorang dan bukan reaksi terhadap
rangsangan peradaban yang dikenakan pada bibir yang menimbulkan refleks senyum
dan ini dianggap sebagai permulaan dari sosialilsasi. (Elizabeth B, 1991)
Pola perkembangan emosional pada bayi yang sesuai dengan tingkat usia dan
kematangannya berperan sangat penting bagi kedewasaan dalam mengontrol emosi
ketika bayi sudah beranjak dewasa, pola kontrol emosi yang baik pasti akan
berpengaruh bagi perkembanganperkembangan bayi lainnya sebut saja seperti
perkembangan refleks, perkembangan sosial dan bahkan perkembangan otak, bila
perkembangan emosi yang tidak baik karena pola interaksi dan komunikasi yang
sering salah dari orang tua ke anak maka hal tersebut bisa saja menghambat
perkembangan yang lainnya seperti ketika seorang bayi yang diacuhkan secara
emosional anak akan mengalami kegagalan tumbuh yakni keterlambatan dan
tertahannya pertumbuhan fisik sehingga menyebabkan bayi tidak mendapatkan berat
badan yang seharusnya. (Desmita, 2013)
Pola reaksi sosial kepada orang dewasa berbeda dengan reaksi sosial kepada
aorang dewasa berbeda dengan reaksi sosial kepada bayi – bayi lain. Hal ini diuraikan
secara terpisah reaksi sosial pertama di ditujukan kepada orang dewasa, sedangkan
reaksi sosial kepada bayi – bayi lain timbul kemudian.
bayi pada masa ini bayi dapat Bayi mencoba menarik perhatian
membedakan manusia dari benda bayi atau anak lain dengan
mati dan bayi tahu bahwa melambungkan badan keatas dan
manusialah yang memenuhi kebawah, menendang, tertawa
kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas atau bermain dengan ludah.
bila berda bersama manusia dan
tidak senang ditiggak semdiri. Pada
usia ini bayi tidak menunjukkan rasa
lebih menyukai satu orang tertentu
dibandingan dengan orang- orang
lain.
Bayi ingin digendong oleh siapa saja Bayi tersenyum kepada bayi lain
yang mendekatinya. Ia memberikan dan menunjukkan minat
reaksi yang berbeda kepada wajah- terhadap tangisannya
wajah yang tersenyum, suara-suara
yang ramah dan suara-suara yang
menunjukkan amarah.
1. Pengertian Bermain
Sensomotorik
Ini adalah bentuk permainan yang paling awal dan terdiri dari tendangan,
gerakan-gerakan mengangakat-angkat tubuh, bergoyang-goyang, menggerak-
gerakkan jari-jemari tangan dan kaki, memanjat, berceloteh dan
menngelinding.
Menjelajah
Meniru
Berpura-pura
Permainan
Hiburan
C. Perkembangan Moral
1. Pengertian Moral
Istilah moral berasal dari bahasa latin mos ( moris ) yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, tata cara kehidupan. Pengertian Moralitas yaitu berhubungan dengan
keadaan nilai-niai moral yang berlaku dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat.
Jadi suatu tingkah laku dikatakan bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan
Jurnal Pendidikan, Vol 2. , No.1 , Desember 2023
e-ISSN: 2337-7593
nilai-nilai moral yang berlaku dalam kelompok sosial dimana anak tersebut hidup
(Gunarsa, 2008)
Bayi tidak memiliki hierarki nilai dan suara hati. Bayi tergolong nonmoral,
tidak bermoral maupun tidak amoral, dalam artian bahwa perilakunya tidak
dibimbing norma-norma moral. Lambat laun ia akan mempelajari kode moral dari
orang tua dan kemudian dari guru-guru dan teman-teman ber main dan juga ia belajar
pentingnya mengikuti kode-kode moral ini. (Muhiyatul Huliyah S. M., 2021)
1. Menurut Piaget
Pada tahap ini disebut juga tingkatan pramoral yaitu anak pada tahap ini
anak hanya tahu konsep aturan dan tidak tahu moralitas bersifat internal dan
eksternal, pertumbuhan rasa moralitas dengan konsep diri terhadap orang lain.
(Elizabeth B, 1991)
2. Menurut Kohlberg
Adapun yang termasuk tahap perkembangan moral pada masa bayi sebagai
berikut :
1. Prakonvensional
KESIMPULAN
merupakan bahasa yang paling efisien karena kemungkinan terjadinya salah paham sangan
kecil sekali.
Tugas pertama dalam berkomunikasi dengan orang – orang lain berupa pemahaman
akan perkataan orang lain. Dalam setiap tahapan usia, anak – anak lebih dapat mengerti apa
yang dikatakan orang lain dari pada mengutarakan pikiran dan perasaan- perasaan mereka
sendiri dalam kata – kata. Hal ini tampak lebih jelas dalam masa bayi dari pada tahun – tahun
masa kanak – kanak. Eskpresi muka pembicara, nada suara dan isyarat –isyarat tangan
membantu bayi untuk mengerti apa yang dikatakan kepadanya. Rasa senang, marah dan takut
sudah dapat dimengerti sejak usia 3 bulan.
Perkembangan sosial adalah tingkat jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari
orangtua, saudara, hingga masyarakat luas. Pengalaman sosial yang dini memainkan peranan
yang penting dalam menentukan hubungan sosial orang lain, dan karena kehidupan bayi
berpusat di sekitar rumah,maka dirumah lah diletakkan dasar prilaku dan sikap sosialnya
kelak. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap sosial atau anti sosial merupakan
sikap bawaan. Malahan apakah seseorang menjadi introvert atau ekstrovert bergantung
terutama pada pengalaman sosial awal.
Piaget mengatakan bayi berada dalam tahap perkembangan moral yang disebut
moralitas dengan paksaan yang merupakan tahap pertama dari 3 tahapan perkembangan
moral. Tahap ini berakhir sampai usia tujuh atau delapan tahun dan ditandai oleh kepatuhan
otomatis kepada aturan-aturan tanpa penalaran atau penilaian, dan tahap perkembagan moral
pada masa bayi menurut kohberg berada pada tahap Penalaran prakonvensional,
prakonvensional adalah tingkat terendah dari penalaran moral menuerut Kohberg. Pada tahap
ini baik dan buruk diinterpretasikan melalui reward ( imbalan ) dan punishment ( hukuman )
eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (S. R. Mulia, Penyunt.)
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Jasiah, d. (2023). Improving Early Childhood Language Development thourgh "Kiki Miu-Miu"
YouTube Videos. JCD:Journal of Childhood Development, 24-35.
Mansur. (2014). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Marta Pastari, d. (2022). The Effect of Baby Massage on Language Develpment Disorder
(Speech Delay). Undapest international research and critics institute- journal (BIRC
Journal), 5, 11238-11247. doi:https://doi.org/10.33258/birci.v5i2.4941
Muhiyatul Huliyah, S. M. (2021). Strategi Pengembangan Moral Anak dan Karakter Anak Usia
Dini. (R. A. Nugroho, Penyunt.) Banguntapan Bantul Yogyakarta: Jejak Pustaka.
Muhiyatul Huliyah, S. M. (2021). Strategi Pengembangan Moral Anak dan Karakter Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Jejak Pustaka.
Jurnal Pendidikan, Vol 2. , No.1 , Desember 2023
e-ISSN: 2337-7593
Zahrani, K. d. (2021). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Medan: Merdeka Kreasi.