Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 40

ANALISIS PERKEMBANGAN SIKAP KEBERANIAN SISWA

BERDASARKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

SKRIPSI

Nadia Maulida
NIM 20212061044

UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN


KUNINGAN
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perkembangan Sikap
Keberanian Siswa Berdasarkan Pendidikan Karakter di Sekolah” Skripsi ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan progam Sarjana di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Islam Al-Ihya Kuningan.
Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini membutuhkan
waktu,usaha, dan kerja keras yang luar biasa. Namun penulis sadari skripsi ini
tidak akan selesai tanpa orang-orang hebat disekeliling penulis yang turut
mendukung dan membantu hingga skripsi ini selesai. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. ………… selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Al-Ihya Kuningan
2. Dr. ………… selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Islam Al-Ihya Kuningan
3. ……… selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan sabar
selama penyusunan skripsi
4. ……….. Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar selama
penyusunan skripsi,
5. Seluruh Dosen PGSD yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas ilmu yang
diberikan,
6. …………, selaku ayah tercinta, support system, penyemangat untuk
menyelesaikan pendidikan sarjana,
7. Ibu ………… selaku ibu dan kakak tercinta, yang selalu memberikan doa,
kasih sayang dan perjuangan yang sangat luar biasa selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas……….
8. Semua keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan semangat dan doa serta dukungan baik moril maupun materiil,

ii
9. ……… selaku Kepala Sekolah SDN 1 Winduhaji yang telah mengizinkan
penelitian di sekolah tersebut,
10. ……….. selaku guru kelas IV SDN 1 Winduhaji yang terlah mengizinkan dan
membantu selama proses penelitian berlangsung,
11. Kepada sahabat tercinta, teman-teman seperjuangan yang telah memberikan
dukungan dan saran selama penyusunan skripsi,
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan, doa, dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuan yang diberikan
selama ini. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan
skripsi ini dimasa mendatang. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

Kuningan, Februari 2024

Nadia Maulida
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.......................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................6

C. Tujuan Penelitian...............................................................................................6

D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6

BAB II TINJAUN PUSTAKA.....................................................................................8

A. Kajian Teori.......................................................................................................8

B. Pendidikan Karakter........................................................................................13

C. Kerangka Berpikir...........................................................................................23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................25

A. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................25

B. Pendekatan Penelitian......................................................................................25

C. Data dan Sumber Data.....................................................................................26

D. Instrumen Penelitian........................................................................................27

E. Teknik Analisis Data.......................................................................................27

F. Prosedur Penelitian..........................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................31

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir...................................................................................21

xii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan elemen krusial dalam memastikan kualitas

sumber daya manusia yang unggul dan dapat bersaing di tingkat global.

Hingga saat ini, pendidikan tetap menjadi fondasi utama dalam

mengembangkan kecerdasan dan membentuk karakter yang lebih positif.

Oleh karena itu, pendidikan perlu terus-menerus diperbarui dan

disempurnakan agar mampu mencetak generasi yang diharapkan. Proses

pengembangan tersebut mencakup peningkatan pengetahuan,

pembentukan sikap, pengembangan keterampilan, dan penanaman nilai

moral yang kokoh, sehingga terbentuklah individu yang berkontribusi

positif bagi agama, negara, dan bangsa. (Asnani Susiana, 2020).

Salah satu strategi dalam pengembangan tersebut adalah melalui

pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk karakter anak didik atau siswa. Selain

memberikan pengetahuan, pendidikan juga bertujuan untuk mengajarkan

nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, agar anak-

anak dapat hidup harmonis dengan sesama. Pendidikan karakter

merupakan usaha untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai

karakter pada individu, sehingga mereka dapat menerapkan nilai-nilai

tersebut dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,

sesama manusia, serta bangsa dan negara. Dengan pendidikan karakter,


2

diharapkan peserta didik dapat menginternalisasi nilai-nilai tentang

kepedulian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, masyarakat, dan bangsa, sehingga mereka dapat menjadi

individu yang sesuai dengan kodratnya..

Dalam Islam, pendidikan karakter memegang peranan yang sangat

penting. Sebagaimana disampaikan dalam sabda Rasulullah SAW yang

berarti "Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah yang

memiliki akhlak yang baik". Memberikan teladan yang baik dengan

mengambil figur Rasulullah SAW sebagai contoh adalah sesuatu yang

sangat dianjurkan bahkan diwajibkan dalam ajaran Islam. Oleh karena itu,

jika seorang anak diberikan pengenalan terhadap karakter positif yang

sesuai dengan teladan Rasulullah sejak usia dini, maka ketika dewasa, ia

akan menjadi generasi yang kuat, percaya diri, dan memiliki karakter yang

kokoh.

Salah satu tujuan utama Pendidikan Nasional adalah membentuk

karakter individu. Pasal 1 dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan dari sistem

pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik

agar memiliki kecerdasan, kepribadian, dan moral yang baik. Melalui

amanat Undang-Undang ini, tujuannya adalah agar pendidikan tidak hanya

menghasilkan individu Indonesia yang cerdas, tetapi juga memiliki

kepribadian atau karakter yang baik, sehingga dapat menciptakan generasi


3

bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan nilai-nilai luhur karakter

bangsa.

Pembentukan dan penanaman karakter melalui pendidikan karakter

berasal dari berbagai masalah yang berkaitan dengan generasi muda pada

era globalisasi saat ini. Permasalahan meliputi perilaku pergaulan, gaya

hidup, menurunnya minat belajar, penyalahgunaan narkoba, dan

peningkatan kasus kriminalitas di kalangan anak-anak dan remaja

belakangan ini. Dengan melihat situasi ini, pendidikan karakter menjadi

penting dalam membentuk karakter individu bangsa. Pendidikan karakter

bertujuan untuk menyematkan nilai-nilai sosial dalam diri anak, yang akan

menjadi pedoman dalam berinteraksi dan berperilaku dengan orang lain

sehingga dapat diterima dalam masyarakat.

Saat ini, penanaman karakter di lingkungan pendidikan menjadi

topik yang terus disosialisasikan oleh pemerintah agar diimplementasikan

dalam setiap mata pelajaran di sekolah. Karena masalah pokok dalam

pendidikan karakter terkait dengan kurangnya keberanian siswa, yang

seringkali kurang percaya diri, cenderung minder, dan merasa gugup,

sehingga enggan untuk berbicara di depan publik. Ketika dihadapkan pada

situasi yang memerlukan mereka untuk berbicara di depan umum, seperti

pidato, debat, atau presentasi, mereka seringkali merespons dengan rasa

takut, yang berdampak pada ketidakjelasan dalam menyampaikan pesan

yang ingin disampaikan (Swarniti, 2019). Guru berperan penting dalam

membentuk karakter siswa dengan memberikan contoh teladan,


4

menggunakan cara berbicara yang baik, menunjukkan toleransi, dan

berbagai perilaku positif lainnya. Proses penanaman nilai-nilai karakter ini

sebaiknya dimulai sejak dini, bahkan sejak usia anak sekolah dasar.

Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa nilai-nilai karakter yang

diajarkan dapat diserap dan tertanam dengan baik, mengingat anak-anak

pada usia sekolah dasar cenderung mengamati dan meniru perilaku orang-

orang di sekitarnya (I. Lestari & Handayani, 2023).

Penanaman pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar perlu

dilakukan secara berkelanjutan dan terukur oleh para pelaku pendidikan di

sekolah dasar. Hal ini karena pendidikan karakter memiliki peranan yang

sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

oleh setiap lembaga pendidikan. Perubahan karakter dalam diri anak usia

sekolah dasar dapat diamati melalui setiap gerak dan tingkah laku mereka.

Dengan implementasi pendidikan karakter yang baik di jenjang pendidikan

dasar, diharapkan akan terbentuk generasi yang memiliki akhlak yang

mulia.

Upaya penanaman karakter sejak dini melalui pendidikan

merupakan langkah yang tepat. Penanaman karakter ini sangat penting

terutama dalam menghadapi tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia

dalam menyiapkan generasi masa depan yang sesuai dengan cita-cita luhur

bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Salah satu karakter yang

penting untuk ditanamkan adalah keberanian, karena karakter ini

memainkan peranan besar dalam membentuk individu yang berkualitas


5

dan berakhlak mulia. Anak yang memiliki sikap keberanian akan lebih

percaya diri dalam menghadapi berbagai aktivitas dan mencapai hasil yang

baik.

Faktor lingkungan, termasuk lingkungan sekolah memiliki

pengaruh besar dalam pembentukan sikap keberanian pada anak. Oleh

karena itu, pengembangan sikap keberanian menjadi salah satu aspek

penting dari pendidikan karakter di sekolah dasar. Pembelajaran yang

mendukung pengembangan sikap keberanian dapat dilakukan melalui

berbagai pendekatan, termasuk pembelajaran dalam kelas, kegiatan praktik

langsung di lapangan, interaksi sosial, observasi, mentoring, dan interaksi

dengan masyarakat. Di sekolah dasar, pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada

(Santika & Sudiana, 2021).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Winduhaji,

terutama di kelas IV, peneliti menemukan bahwa karakteristik sikap

keberanian yang dimiliki oleh siswa sudah mulai muncul, tetapi belum

optimal. Siswa kadang perlu didorong dan dibujuk oleh guru untuk berani

menyampaikan pendapat mereka dalam pembelajaran. Bahkan, terkadang

guru harus memberikan imbalan atau insentif agar siswa mau dan berani

berbicara. Selain itu, masih ada siswa yang tidak berani mengungkapkan

pendapat secara lisan dan kurang percaya diri saat diminta guru untuk

berbicara di depan kelas.


6

Dengan berdasarkan pada permasalahan tersebut, peneliti tertarik

untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengembangan sikap keberanian

melalui pendidikan karakter di sekolah dasar. Peneliti mengambil judul

“Analisis Perkembangan Sikap Keberanian Siswa Berdasarkan

Pendidikan Karakter di Sekolah”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, rumusah masalah yang

akan diteliti pada penelitian ini yaitu :

Bagaimana perkembangan sikap keberanian berpendapat siswa

berdasarkan pendidikan karakter pada mata pelajaran Pancasila kelas 4

sekolah dasar ?

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perkembangan sikap keberanian berpendapat siswa

berdasarkan pendidikan karakter pada mata pelajaran Pancasila kelas 4

sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan mengenai

pengembangan sikap keberanian melalui pendidikan karakter sehingga

dapat diterapkan di sekolah dasar. Selain itu dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan dan merubah pola


7

pikir siswa di sekolah dasar dalam membangun karakter keberanian

berpendapat untuk diterapkan dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan sikap keberanian

berpendapat melalui pendidikan karakter di sekolah dasar.

b. Bagi Guru

Dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam menjalankan perannya,

yakni proses penanaman karakter keberanian berpendapat dalam

disi siswa sehingga tercapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan.

c. Bagi Peserta Didik

Dapat meningkatkan keberanian berpendapat dalam proses

pembelajaran.

d. Bagi Peneliti lain

Dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian berikutnya dan

diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan

dan pengalaman terkait mengembangkan sikap keberanian

berpendapat siswa di sekolah dasar.


8

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keberanian Berpendapat

a. Pengertian Keberanian

Keberanian berasal dari Bahasa Latin, "Car," yang berarti

"jantung," dan Bahasa Perancis "Corage," yang berarti "hati dan

jiwa" atau "cuer," yang berarti "hati." Dari etimologi kata tersebut,

terdapat makna bahwa keberanian merupakan kemampuan

seseorang untuk menghadapi ketakutan atau bahaya dengan hati

yang kuat. Menurut Aristoteles dalam (Tan, 2021) Keberanian

adalah kondisi mental atau tindakan yang memungkinkan

seseorang untuk menghadapi bahaya tanpa dikalahkan oleh

ketakutan yang menyertainya. Ini mencerminkan suatu

keseimbangan antara sikap nekat dan ketakutan.

Keberanian melibatkan bertindak untuk mempertahankan

sesuatu yang dianggap penting dan memiliki keyakinan untuk

mengatasi segala halangan yang mungkin timbul karena keyakinan

pada kebenarannya. (Peter Irons dalam Amran dkk., 2018). Sejalan

dengan itu menurut Muhsinin dkk (2021) keberanian adalah tekad

untut tetap mempertahankan sikap yang telah diyakini sebagai


9

kewajiban dan tanggung jawab, juga apabila disetujui atau bahkan

secara aktif dilawan oleh lingkungan.

Keberanian adalah hal baik yang patut dikembangkan oleh

seseorang dalam menjalani kehidupan. Keberanian adalah sikap

dan prinsip mencakup banyak hal. Menurut Amorrista (2023)

diantaranya seperti keberanian untuk berkata benar, keberanian

menguatarakan pendapat, keberanian untuk hidup jujur, keberanian

untuk mengakui kesalahan yang diperbuat, keberanian

mempertanggungjawabkan tugas yang telah dipercayakan, dan

keberanian mengambil resiko atas pilihan yang telah diambil.

Berdasarkan beberapa definisi sebelumnya, kesimpulannya

adalah bahwa keberanian adalah upaya yang sadar terhadap kondisi

emosional dan memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai

tujuan tertentu. Dalam mencapai keberanian, seseorang harus

memiliki keyakinan diri yang kuat dan mengurangi rasa ketakutan

dalam dirinya.

b. Manfaat Keberanian

Menurut Tan (2021) banyak manfaat yang diperoleh jika

seseorang memiliki sikap keberanian yang tinggi. Manfaat tersebut

diantaranya :

1. Melatih ketrampilan hidup (Life Skill)

Keberanian dan independensi adalah elemen penting dari

keterampilan hidup yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak.


10

Melatih keterampilan ini sejak usia dini akan memberikan

manfaat yang dirasakan oleh anak-anak baik dalam jangka

waktu pendek maupun jangka panjang.

2. Meningkatkan sikap proaktif

Anak yang terlatih dalam keberanian dan kemandirian

cenderung menjadi lebih proaktif. Mereka akan memiliki

kemampuan yang lebih baik dalam memahami penyebab dan

konsekuensi dari tindakan mereka. Dengan sikap proaktif ini,

anak-anak akan lebih mampu untuk meramalkan dan

mengantisipasi akibat dari setiap langkah yang mereka ambil.

3. Menumbuhkan pikiran kritis

Setiap anak yang memiliki keberanian dan kemandirian

umumnya akan memiliki kemampuan berpikir yang lebih kritis

dan kreatif. Mereka telah diajarkan untuk menghadapi risiko

dan melalui keberanian untuk mencoba hal-hal yang baru.

4. Menumbuhkan rasa tanggung jawab

Keberanian dalam tindakan juga akan mendorong anak

untuk menjadi lebih bertanggung jawab. Ini berarti anak akan

diberi tanggung jawab untuk menghadapi konsekuensi dari

keberaniannya dan menghadapinya dengan dewasa.

5. Menumbuhkan daya metal yang kuat dan Tangguh

Ketahanan mental yang kuat adalah hasil dari bagaimana

setiap anak menangani dan mengelola masalahnya sendiri


11

dengan keberanian. Anak yang terbiasa dan berani mengatasi

masalahnya sendiri akan membentuk sikap tangguh dalam

kehidupannya.

c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keberanian Siswa untuk

Berpendapat

Faktor-faktor yang memengaruhi keberanian siswa untuk

berpendapat dan bertanya dalam proses belajar mengajar menurut

Lestari (2023) meliputi :

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

a. Minat siswa terhadap Pelajaran

Minat memiliki pengaruh yang signifikan dalam proses

pembelajaran karena melalui minat, seseorang akan terdorong

untuk melakukan aktivitas yang diinginkan. Minat akan

mengarahkan individu menuju tujuan tertentu dan menjadi

motivasi bagi siswa untuk belajar dengan lebih tekun dan

efektif.

b. Motif keingintahuan siswa

Motif adalah faktor yang akan selalu menjadi dasar bagi

setiap tindakan seseorang. Dengan adanya motif keingintahuan

yang tinggi, seseorang akan melakukan segala aktivitas belajar

dengan tekun dan bersemangat untuk mencapai prestasi serta

meraih cita-citanya.
12

c. Kepercayaan diri

Apabila seorang siswa memiliki rasa percaya diri, ia

akan merasa memiliki kemampuan yang cukup untuk

menyampaikan gagasan atau pendapatnya di depan kelas

dengan penuh keberanian.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

1. Guru

Seringkali, keberanian dalam mengungkapkan pendapat

dipengaruhi oleh sikap keterbukaan guru dalam memberikan

kesempatan bagi siswa untuk dengan bebas menyampaikan

pendapatnya, baik itu terkait dengan pelajaran maupun hal-hal

lain yang berhubungan dengan proses pembelajaran di kelas.

2. Suasana dan lingkungan belajar

Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak

monoton akan mempengaruhi semangat dan mood siswa. Oleh

karena itu, guru harus memiliki keterampilan untuk

menciptakan pembelajaran yang menarik. Misalnya, dengan

mengadopsi beragam metode pengajaran, memanfaatkan media

yang menarik perhatian siswa, serta selalu melibatkan mereka

dalam proses pembelajaran.


13

3. Penghargaan atau Penguatan

Memberikan penghargaan atau penguatan adalah upaya

seorang guru untuk merangsang motivasi siswa, dengan

harapan bahwa usaha atau prestasi yang telah dicapai akan

terus ditingkatkan.

d. Indikator Keberanian Berpendapat

Orang tua sering kali mengabaikan pendapat anak-anak,

bahkan saat mereka telah dewasa, masih dianggap sebagai anak-

anak yang tidak perlu didengarkan. Hal ini dapat merugikan karena

dapat menghambat perkembangan kepercayaan diri mereka.

Sebaliknya, sebaiknya kita menghargai pendapat anak-anak karena

hal ini dapat membantu mereka tumbuh sebagai individu yang

percaya diri. Jika pendapat mereka kurang tepat, lebih baik kita

bantu mereka memperbaikinya dengan cara bertanya-tanya yang

dapat membantu mereka mengasah kemampuan berpikir mereka

(Sutan, 2015).

Dalam perbincangan kelompok, (Winarno, 2014)

menggarisbawahi beberapa aspek yang menilai kemampuan

interaksi siswa, termasuk (1) respons positif terhadap pendapat

orang lain, (2) sikap terbuka terhadap kritik, (3) kebijaksanaan

dalam menyampaikan pendapat kepada teman sekelas, (4)

keterbukaan untuk membantu rekan-rekan yang menghadapi


14

kesulitan dalam menyuarakan pendapat, dan (5) kesabaran dalam

mendengarkan saran dari teman sekelas.

Menurut Pramuduaningrum, dalam konteks kemerdekaan

berpendapat, indikatornya meliputi memberikan pendapat terkait

isu tertentu, memberikan respons terhadap pendapat rekan

sekelompok, mengajukan pertanyaan atau menyampaikan

pernyataan kepada teman lain, serta memberikan klarifikasi

terhadap pertanyaan atau tanggapan yang diajukan oleh rekan

sekelompok (Pramuduaningrum, 2011).

Dari indikator keberanian berpendapat di atas, tujuan yang

diharapkan bagi siswa adalah:

1). Mengungkapkan pendapatnya secara spontan

2). Mengungkapkan pendapatnya secara logis

3). Mengungkapkan pendapatnya dengan baik dan percaya diri

4). Mengajukan pertanyaan secara spontan

5). Mengajukan pertanyaan secara logis

6). Mengajukan pertanyaan dengan baik dan percaya diri

7). Memberikan jawaban secara spontan

8). Memberikan jawaban dengan logika

9). Memberikan jawaban dengan baik dan percaya diri

Artinya, indikator yang dapat digunakan dalam menganalisis

penilaian untuk perkembangan berpendapat siswa dalam


15

mengutarakan pendapat dapat dikategorikan menjadi 3 kategori,

diantaranya :

1). Berani Mengungkapkan Pendapat

2). Berani Mengajukan Pertanyaan

3). Berani Memberikan Jawaban

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan upaya sadar yang

dilakukan seseorang atau sekelompok orang (pendidik) untuk

menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada seseorang yang

lain (peserta didik) sebagai pencerahan agar peserta didik

mengetahui, berfikir dan bertindak secara bermoral dalam

menghadapi setiap situasi (Amran dkk., 2018) . selaras dengan

itu Laghung (2023) berpendapat bahwa pendidikan karakter

merupakan suatu prosedur yang menumbuhkan nilai-nilai

karakter terhadap pelajar meliputi wawasan, pemahaman diri,

keteguhan hati, dan komponen semangat serta langkah

mengimplementasikan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan YME,

diri sendiri, orang lain, linkungan, maupun masyarakat,

sehingga akan terwujud insane kamil.

Pendidikan karakter juga dapat dijelaskan sebagai suatu

metode pendidikan moral atau etika yang bertujuan untuk

menanamkan dan memperkuat nilai-nilai karakter yang positif


16

pada individu, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan

perilaku yang baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, di sekolah, maupun di

masyarakat (Salsabilah dkk, 2021). Pendidikan karakter adalah

proses di mana nilai-nilai kehidupan diubah dan diperkuat

dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari cara hidup individu tersebut (Solehat &

Ramadan, 2021).

Kemendikud dalam (Dewi dkk., 2020) Pendidikan karakter

adalah upaya pendidikan di lingkungan sekolah yang bertujuan

untuk membentuk, mengubah, menyebarluaskan, dan

mengembangkan potensi peserta didik dengan

mengintegrasikan hati, perasaan, pemikiran, dan tindakan yang

sejalan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan hidup.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan

bahwa pendidikan karakter adalah sistem pendidikan yang

mengimplikasikan nilai-nilai karakter kepada peserta didik

melalui praktik-praktik pembiasaan, contoh teladan, dan

pengajaran dengan tujuan memperkuat dan mengembangkan

perilaku peserta didik agar menjadi individu yang memiliki

karakter yang kokoh dan utuh.


17

b. Pentingnya Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter penting diajarkan kepada siswa di

Sekolah Dasar, karena melalui pendidikan karakter siswa

dapat membentuk identitasnya dan menjadikan sarana

untuk bersosialisasi bagi siswa. Sofiasyari dkk (2019)

mengungkapkan pendidikan memiliki peranan dalam

penanaman nilai karakter antara lain

1). Salah satu tugas utama dalam pendidikan adalah membentuk

kepribadian. Tugas utama pendidikan tidak terbatas pada

pemberian pengetahuan dan keterampilan semata, tetapi juga

mencakup pembentukan kepribadian. Dengan pembentukan

kepribadian yang kuat, akan dihasilkan individu yang memiliki

karakter yang unggul, sehingga mereka dapat menjadi

bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan

yang dihadapi.

2). Melalui pendidikan karakter, siswa dapat belajar dan

memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan yang

buruk, serta dapat mengubah kebiasaan buruknya secara

bertahap. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan

kesadaran diri dan kemampuan untuk mengatasi kebiasaan

buruk yang dimilikinya.

3). Karakter adalah sifat yang melekat dalam batin seseorang, dan

melalui sifat tersebut, sikap seseorang terhadap orang lain akan


18

terlihat dengan jelas. Melalui pendidikan karakter, siswa

dipersiapkan untuk memiliki sifat-sifat yang baik. Keberadaan

karakter yang baik pada siswa dapat diidentifikasi melalui

perilaku dan perlakuan mereka terhadap orang lain.

4). Karakter adalah atribut yang timbul dari dalam diri individu

untuk menunjukkan perilaku yang baik dan mengandung unsur

kebajikan. Pembentukan karakter yang tercermin melalui

perilaku ini dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk

proses penanaman nilai-nilai melalui pendidikan di sekolah.

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan dan hasil dari proses

pendidikan, dengan tujuan utama membentuk karakter peserta

didik secara menyeluruh, komprehensif, dan seimbang, yang

sesuai dengan kemampuan lulusan. Melalui pendidikan

karakter, diharapkan siswa mampu secara mandiri

meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, memahami

nilai-nilai moral dan perilaku yang baik, serta

menginternalisasikan dan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari mereka.

Menurut Kemendiknas dalam (Amran dkk, 2018), tujuan

pendidikan karakter antara lain:


19

1). Mengupayakan pertumbuhan emosional dan moral peserta

didik sebagai individu dan anggota masyarakat yang

menghargai nilai-nilai budaya serta karakteristik bangsa.

2). Mendorong pembentukan kebiasaan dan perilaku yang terpuji

pada peserta didik, yang sejalan dengan nilai-nilai universal dan

tradisi keagamaan serta budaya bangsa.

3). Menanamkan jiwa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab

pada peserta didik sebagai generasi penerus negara.

4). Mendorong pengembangan kemampuan peserta didik untuk

menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan memiliki

pandangan yang luas tentang negara.

5). Membentuk lingkungan belajar di sekolah yang aman,

berintegritas, penuh dengan kreativitas dan kerjasama, serta

memupuk rasa cinta tanah air yang kuat dan berdaya.

Pendapat lain dari Perdana (2018) mengungkapkan tujuan dari

pendidikan karakter yaitu :

1) Mengupayakan pengembangan aspek emosional dan moral

peserta didik sebagai individu dan anggota masyarakat agar

memiliki hati yang baik, pikiran yang positif, dan perilaku

yang positif.

2) Menguatkan dan memperkukuh sikap yang menghargai

keragaman budaya dalam masyarakat.


20

3) Memupuk semangat kepemimpinan dan rasa tanggung jawab

pada peserta didik sebagai calon pemimpin bangsa.

4) Mendorong perkembangan kemandirian, kreativitas, dan

kesadaran akan kebangsaan pada peserta didik.

5) Meningkatkan daya saing bangsa dalam kancah global.

Jadi peneliti mengambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan

karakter yaitu untuk menerapkan nilai-nilai karakter yang dianggap

penting dan meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang

mengarah pada pembentukan karakter peserta didik. Hal ini juga

dimaksudkan sebagai bekal peserta didik dalam menghadapi

tantangan-tantangan di masa depan.

d. Prinsip Pendidikan Karakter

Berdasarkan standar mutu pendidikan karakter dalam Putra

dkk. (2022) terdapat sebelas prinsip untuk mewujudkan karakter

yang efektif. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut :

1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagagai basis karakter

2. Mengidentifikasikan karakter secara komprehensif supaya

mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku

3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif

untuk membangun karakter

4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian

5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menunjukkan

perilaku yang baik


21

6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun

karakter dan membantu untuk sukses

7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para peserta didik

8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral

yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karalter dan

setia kepada nilai dasar yang sama

9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas

dalam membangun inisiatif pendidikan karakter

10. Memfungsikan keluarga dan anggota Masyarakat sebagai mitra

dalam usaha membangun karakter

11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai

guru dengan manifestasi karakter positif dalam kehidupan

peserta didik

e. Pendidikan Karakter di Sekolah

Pelaksanaan pendidikan karakter di lingkungan sekolah

diatur dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan

Pendidikan Karakter, terutama dalam Pasal 6 dan 7. Pasal 6

menyatakan bahwa penerapan Pendidikan Karakter (PPK) di

sekolah formal terintegrasi dalam kegiatan intrakurikuler,

kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Sedangkan Pasal 7 menjelaskan

bahwa kegiatan intrakurikuler melibatkan penguatan nilai-nilai

karakter melalui materi pembelajaran dan metode pembelajaran


22

yang sesuai dengan kurikulum berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Pendidikan karakter di sekolah menurut Amran dkk.,

(2018) meliputi :

1. Pengitegrasian dalam Mata Pelajaran

Integrasi pendidikan karakter dalam proses

pembelajaran bertujuan untuk mengatasi berbagai

kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan karakter,

terutama melalui dua aspek utama, yaitu pendidikan

agama dan pendidikan kewarganegaraan.

2. Program pengembangan diri

Pengembangan diri merujuk pada upaya

meningkatkan potensi pribadi yang meliputi

kemampuan berpikir, inisiatif, dan kapasitas intelektual

melalui berbagai aktivitas. Contoh program

pengembangan diri yang dapat disusun meliputi

kegiatan keagamaan, partisipasi dalam organisasi siswa,

kegiatan pramuka, study tour, dan program pembiasaan

lainnya.

3. Budaya sekolah

Budaya sekolah mencakup sistem nilai, norma, dan

interaksi yang diperkenalkan, diajarkan, dan diterapkan

di lingkungan sekolah untuk mempengaruhi pemikiran,


23

sikap, dan perilaku guru. Budaya sekolah dapat menjadi

ciri khas yang membedakan satu sekolah dengan yang

lain, mengidentifikasi sekolah tersebut, dan menetapkan

standar perilaku bagi anggota sekolah. Peran budaya

sekolah adalah mengkomunikasikan perilaku yang

diharapkan dari semua anggota sekolah. Fungsinya

mirip dengan pendidikan dan berfungsi sebagai sarana

dalam proses pembinaan dan pembentukan kepribadian

siswa.

Selaras pendapat diatas, Prabandari (2020) menambahkan

bahwa pendidikan karakter di sekolah dasar dijalankan baik dalam

maupun di luar kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran,

implementasi pendidikan karakter melibatkan perencanaan

pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran. Di luar

pembelajaran, pendidikan karakter terwujud melalui budaya

sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler. Budaya sekolah mencakup

aktivitas rutin, momen spontan, contoh teladan dari guru, dan

penciptaan lingkungan yang mendukung.

B. Penelitian Relevan

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan siswa dalam

mengembangkan dan menumbuhkan ketrampilan, bakat dan minat yang

dimilikinya. Pendidikan bukan hanya mengutamakan kognitif saja,


24

melainkan juha harus mengembangkan aspek sikap. Dalam hal ini perlu

memberikan pendidikan karakter untuk mengembankan sikap-sikap

positif. Salah satunya sikap atau karakter keberanian. Permasalahan ini

ditemukan di kelas IV SDN 1 Winduhaji, Kuningan. Dimana siswa masih

kurang memiliki keberanian dalam mengungkapkan dan menyampaiakan

pendapatnya.

Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dijelaskan melalui

gambar berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Pengembangan Sikap Keberanian


Melalui Pendidikan Karakter di
Sekolah

Rumusan Masalah

Proses Pembelajaran

Pendukung -Perencanaan Penghambat

-Pelaksanaan

-Evaluasi
25

Pengembangan Sikap
Keberanian

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SDN 1 Winduhaji, Kecamatan

Kuningan Kabupaten Kuningan. Tempat penelitian dipilih karena

ditemukannya masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Peneliti ingin

mengembangkan sikap keberanian siswa melalui pendidikan karakter di

sekolah.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan kurang lebih 5 bulan yakni

mulai bulan Februari hingga bulan Juni. Waktu penelitian ini terhitung

mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pembuatan laporan.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain

penelitian deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan deskriptif ialah

memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi,


26

situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Menurut Sugiyono (2020)

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi dan

kualitaif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari

orang-orang (subjek) itu sendiri.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa

penelitian kulitatif ialah penelitian yang menghasilkan data berupa kata-

kata tertulis atau lisan. Alasan peneliti menggunakan desain penelitian

deskriptif kualitatif, karena peneliti ingin mendeskripsikan keadaan yang

akan diamati di lapangan dengan lebih spesifik, transparan, dan mendalam.

Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi/kejadian sehingga data

yang akan terkumpul bersifat deskriptif. Dengan demikian, peneliti dapat

mengetahui pengembangan sikap keberanian melalui pendidikan karakter

di sekolah.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Menurut Sugiyono ( 2020) Data primer adalah data


27

yang diperoleh langsung dari sumber atau dapat disebut sebagai data

utama. Sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan

oleh peneliti dari sumber yang telah tersedia. Dalam penelitian ini, data

primer diperoleh dari wawancara dan angket/kuesioner yang

dibagikan. Sedangkan data sekunder akan diambil dari dokumen,

observasi, foto dan data penelitian relevan terdahulu.

2. Sumber Data

Menurut Syahza (2021) sumber data dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata, dan Tindakan. Selebihnya hanya tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Sumber data akan diambil dari dokumen, hasil

wawancara, hasil angket, catatan lapangan.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2020) instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Instrument penelitian yang disusun (dikontruksi), sesuai

dengan fungsinya, maka disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang akan

direkam dan metode pengumpulan data yang akan dipakai, baik

format, item maupun optionnya.

Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan yaitu

pedoman wawancara, dan angket yag berisi seperangkat pertanyaan

yang harus dijawab oleh responden (siswa). Instrumen penelitian yang

digunakan berupa angket tertutup berisi daftar pertanyaan dengan

beberapa laternative jawaban yang didasarkan pada skalat likert dan


28

juga hasil dokumentasi mengenai pengembangan sikap keberanian

melalui pendidikan karakter di sekolah. Instrumen penelitian dapat

dilihat pada lampiran …..

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2020). Analisis data

merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah dan

dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh, dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

yang penting dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain. Analisis data berfungsi agar penyajian

data hasil penelitian dapat tersusun rapi dan dapat dengan mudah

dipahami.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik analisis data interaktif. Peneliti menganalisis terus

menerus mengenai data-data yang didapat dari teknik pengumpulan

data sebelumnya antara lain: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Data-data tersebut ditelaah secara sistematik. Menurut Hubberman dan

Miles dalam (Sustiyo Wandi dan Tri Nurharsono, 2013 )ada tiga hal

penting dalam teknik analisis interaktif yaitu: reduksi data, penyajian


29

data, dan penarikan kesimpulan. Tiga hal tersebut dijelaskan lebih

lanjut.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang

dianggap pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

merampingkan data yang dipandang penting, menyederhanakan

dan mengabstraksikannya (Sugiyono, 2020). Data yang

diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian

data. Penyajian data merupakan rangkaian kalimat yang

disusun secara logis dan sistematis sehingga mudah dipahami.

Kemampuan manusia sangat terbatas dalam menghadapi

catatan lapangan yang bias, jadi mencapai ribuan halaman.

Oleh karena itu diperlukan sajian data yang jelas dan sistematis

dalam membantu peneliti menyelesaikan penelitiannya. Pada

tahap ini peneliti menarasikan dan melakukan perhitungan data

temuan terkait pengembangan nilai keberanian melalui

pendidikan karakter di sekolah.


30

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi

jelas (Sugiyono, 2020). Kesimpulan dapat berupa deskripsi

atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori

Pada tahap ini data terkait pengembangan nilai keberanian

melalui pendidikan karakter di sekolah yang telah diperoleh

dan disajikan kemudian di interpretasikan dan diperjelas lagi

dengan cara menganalisisnya untuk mendapat kesimpulan.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan rancangan tahapan yang

dilaksanakan dalam suatu penelitian. Berikut prosedur atau tahap-tahap

dalam penelitian ini :

1. Tahap pra lapangan, yaitu orientasi yang meliputi kegiatan penentuan

fokus, penyesuaian paradigma dengan teori dan disiplin ilmu,

penjajakan dengan konteks penelitian mencakup observasi awal ke

lapangan dalam hal ini adalah SDN 1 Winduhaji, penyusunan usulan

penelitian dan seminar proposal penelitian, kemudian dilanjutkan

dengan mengurus perizinan penelitian kepada subyek penelitian.


31

2. Tahap kegiatan lapangan, tahap ini meliputi pengumpulan data-data

yang terkait dengan fokus penelitian yaitu tentang pengembangan

keberanian berpendapat melalui pendidikan karakter di SDN 1

Winduhaji.

3. Tahap analisis data, tahap ini meliputi kegiatan mengolah dan

mengorganisir data yang diperoleh melalui observasi partisipan,

wawancara mendalam dan dokumentasi, setelah itu dilakukan

penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti.

Selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan data dengan cara

mengecek sumber data dan metode yang digunakan untuk memperoleh

data sebagai data yang valid, akuntabel sebagai dasar dan bahan untuk

pemberian makna atau penafsiran data yang merupakan proses

penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

4. Tahap penulisan laporan, tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil

penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai

pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil

penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan

sebagai perbaikan menjadi lebih baik sehingga dapat menyempurnakan

hasil penelitian.

5. Langkah terakhir adalah melakukan pengurusan kelengkapan

persyaratan untuk mengadakan ujian skripsi.


32

DAFTAR PUSTAKA

Amorrista, A. (2023). Apa Itu Filsafat? Menelisik Ilmu Filsafat Yang Kerap Dianggap
Istimewa Dan Induk Dari Semua Ilmu Pengetahuan. Anak Hebat Indonesia.
Amran, M., Sahabuddin, E. S., & Muslimin. (2018). Pendididkan Karakter Di Sekolah
Dasar. In Prosiding Seminar Nasional Administrasi dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy. file:///C:/Users/Easy/Downloads/6121-14535-1-PB.pdf
Asnani Susiana, M. (2020). Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter Dalam
Meminimalisasi Kenakalan Remaja. Jurnal Mappesona, 3(2).
Dewi, R. R., Suresman, E., & Suabuana, C. (2020). Pendidikan Karakter Di
Persekolahan. Journal of Social Science and Education, 1(2), 71–84.
LAGHUNG, R. (2023). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila. CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 3(1), 1–9.
https://doi.org/10.51878/cendekia.v3i1.1950
Lestari, E. P. (2023). Model Pembelajaran Think Pair Share Solusi Menumbuhkan
Keberanian Berpendapat. Penerbi P4I.
Lestari, I., & Handayani, N. (2023). Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah
Khususnya Sma/Smk Di Zaman Serba Digital. Guru Pencerah Semesta, 1(2),
101–109. https://doi.org/10.56983/gps.v1i2.606
Muhsinin, Masruroh, U., & Kusumawati, N. C. (2021). Permainan Tradisional Boy
Boyan (Lempar Kereweng) Membentuk Karakter Keberanian Anak. NaSReCD,
5(1), 17–28. http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/NaSReCD/article/view/
1019%0Ahttp://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/NaSReCD/article/
download/1019/676
Perdana, N. S. (2018). Implementasi Peranan Ekosistem Pendidikan Dalam Penguatan
Pendidikan Karakter Peserta Didik. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 8(2). https://doi.org/10.24176/re.v8i2.2358
Prabandari, A. S. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 2(1), 68–71.
https://doi.org/10.31004/jpdk.v1i2.586
33

Putra, A., Damayanti, P. S., & Srirahmawati, I. (2022). Bimbingan & Konseling Solusi
Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dasar. CV. MITRA CENDEKIA MEDIA.
Salsabilah, A. S., Dewi, D. A., Furnamasari, Y. F., Studi, P., Guru, P., & Dasar, S.
(2021). Peran Guru Dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(3), 7158–7163.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2106/1857
Santika, I. G. N., & Sudiana, I. N. (2021). Insersi Pendidikan Karakter Melalui
Pembelajaran Bahasa Indonesia Ditinjau dari Perspektif Teoretis. Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Undiksha, 11(4), 464.
https://doi.org/10.23887/jjpbs.v11i4.42052
Sofiasyari, I., Atmaja, H., & Suhandini, P. (2019). Pentingnya pendidikan karakter pada
siswa sekolah dasar di era 4.0. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana
(PROSNAMPAS), 2(1), 734–743.
Solehat, T. L., & Ramadan, Z. H. (2021). Analisis Program Penguatan Pendidikan
Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 5(4), 2270–2277.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1202
Sugiyono, P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Ke-2).
Alfabeta.
Sutan Banuara Nainggolan, Born As A Winner, Live As A Leader, (Yogyakarta:
Deepublish, 2015), h. 68
Sustiyo Wandi, Tri Nurharsono, A. R. (2013). Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler
Olahraga Di Sma Karangturi Kota Semarang. Journal of Physical Education,
Sport, Health and Recreations, 2(8), 524–535.
Swarniti, N. W. (2019). The Translation Procedures of Bible Translation. RETORIKA:
Jurnal Ilmu Bahasa, 5(2), 187–196. https://doi.org/10.22225/jr.5.2.1277.187-196
Syahza, A. (2021). Metodologi Penelitian: Metodologi penelitian Skripsi. In Rake
Sarasin (Vol. 2, Issue 01).
Tan, T. (2021). THE INVISIBLE CHARACTER TOOLBOX Menemukan dan
Menumbuhkan Karakter Kristus pada Anak. Penerbit Andi.
Virene Irida Pramuduaningrum, “Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat
Melalui Media Beberan Pada Siswa Kelas VII SMP Stella Matutina Salatiga
Tahun Pelajaran 2010/2011”, Karya Ilmiah disampaikan di SMP Stella Matutina,
Salatiga, 2011, h. 3.
34

Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian


(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2014), h.227.

LAMPIRAN

ANGKET PENELITIAN
Nama Peneliti : Nadia Maulida
NIM : 20212061044
Tempat Penelitian : SDN Winduhaji
Waktu : Februari – Juni 2024

You might also like