Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Volume 2, No.

2, April 2019: 177 – 185

ANALISIS PERSIMPANGAN PADA SIMPANG TIGA TAK


BERSINYAL STUDI KASUS (JALAN TAMBUN BUNGAI – JALAN R.A
KARTINI)

Triani Mandasari
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: trianimandasari@yahoo.com

Laufried
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: laufried_kahin@yahoo.com

Desi Riani
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: desiriani@yahoo.com

Abstract: Crossroads between Tambun Bungai street to R.A Kartini street Palangka Raya is one of the
intersections located in Palangka Raya. At the crossroads there are frequent delays, side barriers due to activity
around the intersection. The Intersection performance is a major factor in determining function to customize
functions. The parameters used to assess performance of non-signal intersections are: capacity, degree of
saturation, delaying and queuing opportunities. The purpose of this research is to know the amount of traffic
flow passing through the intersection of jalan Tambun Bungai to jalan RA Kartini Palangka Raya, to Know the
capacity of intersection, degree of saturation, queuing opportunities and the junction delaying of Tambun
Bungai street to RA Kartini street Palangka Raya, and level crossing performance at the junction of Jalan
Tambun Bungai to Jalan RA Kartini Palangka Raya. On this final project using PKJI 2014 (Pedoman Kapasitas
Jalan Indonesia) method. The analysis obtained from this study is the condition of the intersection of Tambun
Bungai street to RA Kartini street is quite good, it’s seen in the delaying of intersection that is equal to 10,55
second / skr where the Level of intersection Service is in level C. Capacity (C) 3067 skr / hour, Degree of
Saturation (Dj) 0.52, Opportunity Queue (PA) 11,75 %. For the intersection of Tambun Bungai street to Patih
Rumbih street intersection delaying line is 10,3 sec / skr where the Level of intersection Service is in level C,
Capacity (C) 1402 skr / hour, Degree of Saturation (Dj) 0,50, Opportunity of Queue (PA) is 10,98 %.

Keyword : Non-signal Intersections, PKJI 2014 Method.

Abstrak: Persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini Kota Palangka Raya merupakan salah satu
persimpangan yang berada dalam Kota Palangka Raya. Pada persimpangan sering terjadi tundaan, hambatan
samping karena aktivitas disekeliling simpang. Kinerja suatu simpang merupakan faktor utama dalam
menentukan penanganan yang paling tepat untuk mengoptimalkan fungsi simpang. Parameter yang digunakan
untuk menilai kinerja suatu simpang tak bersinyal mencakup : kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan
peluang antrian. Tujuan penelitian ini yaitu Mengetahui besarnya arus lalu lintas yang melewati persimpangan
jalan Tambun Bungai – jalan R.A Kartini Kota Palangka Raya saat sekarang , Mengetahui kapasitas
persimpangan, derajat kejenuhan, peluang antrian dan tundaan persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan R.A
Kartini Kota Palangka Raya saat sekarang, Mengetahui tingkat kinerja persimpangan pada persimpangan Jalan
Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini Kota Palangka Raya saat sekarang.Pada tugas akhir ini digunakan metode
PKJI 2014 (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia). Hasil analisis diperoleh dari penelitian ini adalah kondisi
persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini cukup baik, hal itu terlihat pada tundaan simpang yaitu
sebesar 10,55 detik/skr yang dimana Tingkat Pelayanan Simpang berada pada tingkat C. Kapasitas (C) 3067
skr/jam, Derajat Kejenuhan (Dj) 0,52, Peluang Antrian (PA) 11,75 %. Untuk persimpangan Jalan Tambun
Bungai –Jalan Patih Rumbih tundaan simpang yaitu sebesar 10,3 detik/skr, tingkat pelayanan simpang berada
pada tingkat C. Kapasitas (C) 1402 skr/jam, Derajat Kejenuhan (Dj) 0,50, Peluang Antrian (PA) 10,98 %.

Kata Kunci : Simpang Tak Bersinyal, Metode PKJI 2014.

177
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

PENDAHULUAN Titik Konflik Pada Persimpangan


Terdapat 2 ( dua ) macam konflik lalu-
Latar Belakang lintas menurut Manual Kapasitas Jalan
Pada kawasan Jalan Tambun Bungai Indonesia (1997) :
terdapat dua persimpangan, yaitu 1. Konflik Primer,
persimpangan Jalan Tambun Bungai - R.A 2. Konflik Sekunder.
Kartini dan persimpangan Jalan Tambun
Bungai – Jalan Patih Rumbih. Disekitar Tujuan Pengaturan Simpang
persimpangan merupakan daerah Sekolah, Pengaturan simpang dapat ditentukan
Rumah sakit, pertokoan, bank dan tujuan yang ingin dicapai seperti berikut :
permukiman. Dengan kondisi persimpangan 1. Mengurangi maupun menghindari
tersebut sekarang perlu analisa yang matang kemungkinan terjadinya kecelakaan yang
sehingga konflik yang terjadi pada berasal dari berbagai kondisi titik konflik.
persimpangan dapat diminimalisir. Pada 2. Menjaga kapasitas dari simpang agar
persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan dalam operasinya dapat dicapai
R.A Kartini dan persimpangan Jalan Tambun pemanfaatan simpang yang sesuai
Bungai - Jalan Patih Rumbih sering terjadi rencana.
tundaan, hambatan samping karena aktivitas 3. Dalam operasinya dari pengaturan
disekeliling simpang. Kinerja suatu simpang simpang harus memberikan petunjuk yang
merupakan faktor utama dalam menentukan jelas dan pasti serta sederhana,
penanganan yang paling tepat untuk mengarahkan arus lalu lintas pada
mengoptimalkan fungsi simpang. Parameter tempatnya yang sesuai.
yang digunakan untuk menilai kinerja suatu
simpang tak bersinyal mencakup: kapasitas, Tingkat Pelayanan
derajat kejenuhan, tundaan dan peluang Tingkat pelayanan jalan di
antrian. klasifikasikan yang terdiri dari enam (6)
tingkatan yang terdiri dari tingkat pelayanan A
TINJAUAN PUSTAKA sampai dengan dengan tingkat pelayanan F.

Persimpangan ( Intersection ) Tabel 1. Tundaan berhenti pada berbagai tingkat


Persimpangan adalah bagian terpenting pelayanan (LOS)
dari sistem jaringan yang secara umum
kapasitas persimpangan dapat dikontrol Tingkat Tundaan Keterangan
Pelayanan (Delay)
dengan mengendalikan volume lalu lintas
(det/skr
dalam sistem jaringan tersebut. Pada
A < 5,0 Baik Sekali
prinsipnya persimpangan adalah pertemuan B 5,1 – 15 Baik
dua atau lebih jaringan jalan (Alamsyah, C 15,1 – 25 Sedang
2008). Secara garis besar, persimpangan D 25,1 – 40 Kurang
terbagi dalam dua bagian yaitu : E 40,1 – 60 Buruk
1. Persimpangan Sebidang F > 60 Buruk Sekali
2. Persimpangan Tidak Sebidang Sumber : PKJI (2014)

Tipe Pertemuan Pergerakan Kinerja Lalu Lintas


Dari berbagai bentuk, sifat dan tujuan Kapasitas Simpang Tak Bersinyal
gerakan kendaraan di daerah persimpangan Kapasitas adalah arus lalu lintas
dikenal 4 (empat) tipe dasar pergerakan lalu- maksimum yang dapat dipertahankan. Nilai
lintas pada persimpangan yaitu : kapasitas aktual (C) skr/jam dihitung dengan
1. Memisah ( Diverging ) rumus berikut ini :
2. Bergabung ( Merging ) C = Co x FLP x FM x FUK x FHS x FBKi x FBKa x
3. Berpotongan ( Crossing ) FRm….. (1)
4. Menyilang ( Weaving )

178
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

Dengan C adalah kapasitas simpang Langkah perhitungan tundaan:


skr/jam, Co adalah Kapasitas Dasar Simpang 1. Tundaan lalu lintas simpang (TLL)
skr/jam, FLP adalah Faktor koreksi lebar rata- Adalah tundaan lalu lintas rata-rata
rata pendekatan, FM adalah Faktor untuk semua kendaraan bermotor yang
penyesuaian median jalan utama, FUK adalah masuk simpang dari semua arah. Dapat
Faktor koreksi ukuran kota, FHS adalah Faktor dihitung menggunakan persamaan dibawah
koreksi hambatan samping, FBki adalah Faktor ini:
- Untuk Dj ≤ 0,6 :
koreksi rasio arus belok kiri, FBka adalah
TLL = 2 + 8,207 Dj – (1-Dj)2 ………….(3)
Faktor koreksi rasio arus belok kanan, FRmi
- Untuk DS > 0,6 :
adalah Faktor koreksi rasio arus dari jalan ,
minor. TLL = ( , ,
– (1-Dj)2 ………(4)

Derajat Kejenuhan 2. Tundaan lalu lintas jalan mayor (TLLma)


Derajat kejenuhan (Dj) merupakan rasio Tundaan lalu lintas jalan mayor adalah
arus lalu lintas (skr/jam) terhadap kapasitas tundaan lalu lintas rata-rata untuk semua
(skr/jam), dapat ditulis dengan persamaan kendaraan bermotor yang masuk
sebagai berikut : simpang dari jalan mayor dapat dihitung
menggunakan persamaan dibawah ini.
- Untuk DS ≤ 0,6 :
Dj = ………………………………...(2) TLL =1,8000+5,8234Dj–(1-Dj)1,8 ……(5)
- Untuk DS > 0,6 :
Dengan Dj adalah Derajat Kejenuhan, C ,
TLL= ( , ,
– (1-Dj)1,8
adalah kapasitas, QTOT Semua arus lalu lintas
yang masuk simpang dalam satuan skr/jam. …….….……….….(6)

Tabel 2 dibawah ini. qKR, qKS, qSM masing- 3. Tundaan lalu lintas jalan minor (TLLmi)
masing adalah q untuk KR, KS,dan SM. Tundaan lalu lintas jalan minor adalah
tundaan lalu lintas rata-rata untuk semua
Tabel 2. Nilai ekivalen kendaraan ringan untuk kendaraan bermotor yang masuk Simpang
KS dan SM ari jalan minor dapat dihitung
Jenis ekr menggunakan persamaan dibawah ini.
kendaraan TLLmi = (QTOT x TLL x – Qma x TLLma) / Qmi
QTOTAL≥ QTOT˂
1000 1000 ………(7)
skr/jam
KR 1,0 1,0 Dengan QTOT adalah Arus total yang masuk ke
KS 1,8 1,3 simpang (skr/jam), TLL adalah Tundaan lalu
SM 0,2 0,5 lintas simpang, Qma adalah Arus yang masuk
Sumber : PKJI 2014 simpang dari jalan mayor (skr/jam), TLlma
adalah Tundaan lalu lintas jalan mayor, Qmi
Tundaan
adalah Arus yang masuk simpang dari jalan
Tundaan (T) adalah rata-rata waktu
minor (skr/jam).
tunggu tiap kendaraan yang masuk simpang.
Tundaan lalu lintas pada simpang dapat terjadi
4. Tundaan Geometrik ( TG ).
akibat dua hal:
a. Tundaan lalu lintas (TLL) Tundaan geometrik adalah tundaan
b. Tundaan geometrik (TG) geometrik rata-rata seluruh Simpang, dapat
dihitung menggunakan rumus berikut.
Tundaan lalu lintas terdiri atas : - Untuk DS ≤ 1,0
1. Tundaan seluruh simpang (TLL) TG = (1-Dj) x {(6 RB + 3 (1 – RB)} + 4
2. Tundaan lalu lintas jalan mayor (TLLma) Dj (detik/skr)…………………..(8)
3. Tundaan lalu lintas jalan minor (TLLmi) - Untuk DS ≤ 1,0
TG = 4 detik/skr …………………….(9)

179
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

Dengan TG adalah tundaan geometrik Data Penelitian


simpang, Dj adalah derajat kejenuhan, RB
adalah rasio arus belok terhadap arus total Dalam pengumpulan data dibagi menjadi
simpang. dua, yaitu data primer dan data sekunder.

5. Tundaan Simpang ( T ) Data Primer


Tundaan simpang dihitung dengan 1. Data Geometrik Persimpangan
Pengumpulan data geometrik
rumus berikut.
persimpangan dilakukan dengan
T =TLL+TG ………………………(10) mengadakan survei lapangan terhadap
Dengan TLL adalah tundaan lalu lintas kondisi persimpangan dengan cara
simpang, TG adalah tundaan geometrik. mengukur lebar jalan, batas sisi jalan,
lebar bahu, lebar median dan petunjuk
Peluang Antrian (PA %) arah.
Peluang antrian dinyatakan dalam rentang 2. Data Volume Arus Lalu Lintas
kemungkinan (%) yang dapat dinyatakan Data ini diperoleh dengan melalui
menggunakan persamaan berikut. pencatatan lalu lintas jumlah kendaraan,
Batas atas peluang: jenis kendaraan, fasilitas jalan dan arah
PA = 47,71 Dj – 2,68 Dj2 + 56,47 Dj3 ..(11) pergerakan arus lalu lintas yang melewati
Batas Bawah peluang: persimpangan tersebut, untuk pencatatan
PA = 9,02 Dj + 20,66 Dj2 + 10,49 Dj3 ..(12) volume lalu lintas jenis kendaraan
diklasifikasikan pada Tabel 2.6.
METODE PENELITIAN 3. Data Hambatan Samping
Pengambilan data hambatan samping
Tahapan Penelitian dilakukan bersamaan dengan
Dalam penelitian ini rangkaian kegiatan pengambilan data volume lalu lintas.
yang dilakukan selama proses penelitian Hambatan samping menunjukkan
diuraikan sebagai berikut: pengaruh aktivitas samping jalan di
1. Rumusan Masalah daerah samping pada arus berangkat lalu
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lintas, misalnya pejalan kaki berjalan atau
sesuai maka perlu dilakukan perumusan menyeberangi jalur, angkutan kota dan
masalah terlebih dahulu yang nantinya bisa berhenti untuk menaikkan dan
akan terjawab pada tujuan penelitian ini. menurunkan penumpang, kendaraan
2. Studi Pustaka masuk dan keluar halaman dan tempat
Mengumpulkan dan mempelajari parkir diluar jalur. Hambatan samping
referensi-referensi yang berkaitan dengan ditentukan secara kualitatif dengan
topik dari penelitian ini. perhitungan teknik lalu lintas sebagai
3. Pengumpulan Data tinggi, sedang atau Rendah.
Pengumpulan data yang diperoleh yaitu
data primer dan sekunder. Data primer Data Sekunder
yaitu data yang diperoleh langsung Data sekunder yaitu berupa data jumlah
melalui survei lapangan kemudian data penduduk kota Palangka Raya diperoleh dari
sekunder diperoleh dari instansi BPS (Biro Pusat Statistik) kota Palangka
pemerintah terkait. Raya. Dari data ini akan diperoleh ukuran kota
4. Analisis Data dan Pembahasan (city size) dapat dihitung melalui Pedoman
Analisis data dan pembahasan menyajikan Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) dan
hasil penelitian dan pembahasan peta lokasi penelitian.
5. Kesimpulan dan Saran
Menyatakan pemahaman tentang masalah Waktu Penelitian
yang diteliti berupa simpulan dan saran. Dengan menggunakan tenaga
surveyor pencatatan jumlah kendaraan yang
lewat dilakukan pada pukul 06.00-16.00 WIB.

180
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

Dengan interval waktu 15 menit untuk pagi, Jumlah Penduduk : 259.900 Jiwa
siang dan sore hari. Penelitian dilakukan Jalan Mayor : Jalan Tambun Bungai
selama 14 (empat belas hari) hari, untuk Jalan Minor : Jalan R.A Kartini
periode jam sibuk pagi hari pukul 06.00-08.00 1. Komposisi Lalu Lintas
WIB, periode jam sibuk siang hari pukul QKS : 688 skr/jam
10.00-12.00 WIB, dan periode jam sibuk sore QKB : 27 skr/jam
hari pukul 14.00-16.00 WIB. QSM : 827 skr/jam
QTOT : 1587 skr/jam
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN QKTB : 52 kend/jam
QMA : 1038 skr/jam
Kondisi Geometrik QMI : 549 skr/jam
Persimpangan Jalan Tambun Bungai- 2. Rasio Belok
Jalan R.A Kartini dan persimpangan Jalan RBka = QBka / QTOT
Tambun Bungai - Jalan Patih Rumbih = 468 / 1587
Palangka Raya merupakan persimpangan tiga = 0.29
lengan. Jalan Mayor dari persimpangan itu RBki = QBka / QTOT
adalah Jalan Tambun Bungai dan Jalan minor = 627 / 1587
adalah Jalan R.A Kartini dan Jalan Patih = 0.40
Rumbih. Dimana Jalan Tambun Bungai 3. Rasio Jalan Minor / (Jalan Utama +
adalah pendekat A dan C sedangkan Jalan Minor) Total
R.A Kartini adalah pendekat B, dan Jalan QMI = 549 skr/jam
Patih Rumbih adalah pendekat D. QTOT = 1587 skr/jam
RMI = QMI / QTOT
= 549 / 1587
= 0.35
4. Rasio Kendaraan Tak Bermotor (QKTB /
QTOT)
QKTB = 52 kend/jam
QTOT = 5065 kend/jam
RKTB = QKTB / QTOT
= 50 / 5065
= 0.010
Data diatas selanjutnya digunakan dalam
perhitungan:
1. Lebar Pendekat dan Tipe Simpang
Gambar 1. Sketsa Kondisi Geometrik Simpang Penentuan lebar pendekat untuk jalan
dan Tata Guna Lahan Tambun Bungai dan jalan R.A Kartini dapat
Analisis Simpang dan Tingkat Pelayanan dilihat pada Gambar 1.
Volume Arus Lalu Lintas a. Lebar pendekat jalan minor
Lebar pendekat jalan R.A Kartini
a. Persimpangan Jalan Tambun Bungai – lengan B (Timur) LB = 6,6 m. Lebar
Jalan R.A Kartini. rata-rata pendekat adalah 6,5 m
Data jam puncak yang digunakan untuk LB = WB / 2
masing-masing lengan digunakan data yang = 6,5 / 2 = 3,25 ≤ 5,5 m
memiliki jam puncak tertinggi diantara = 2 lajur
periode jam sibuk dari penelitian selama 2 b. Lebar pendekat rata-rata jalan utama
minggu dapat dilihat dibawah ini : atau mayor
Lebar pendekat jalan Tambun Bungai
Kota : Palangka Raya lengan A (Utara) LA= 8 m, jalan
Provinsi : Kalimantan Tengah Tambun Bungai lengan C (Selatan)
Persimpangan : Jalan Tambun Bungai –
Jalan R.A Kartini LC = 8 m.

181
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

(( ) ( )) Dj =
LAC =
(( ) ( )) =
LAC = = 4 ≤ 5.5 maka 2 lajur = 0,52
c. Lebar pendekat rata-rata seluruh simpang c. Tundaan
LRP = 1. Tundaan lalu lintas (TLL)
, untuk Dj ≤ 0,60 digunakan rumus :
LRP = = 7,5 Untuk Dj ≤ 0,60 :
d. Tipe simpang untuk lengan simpang = 3, TLL = 2 + 8,207 Dj – (1-Dj)2
jumlah lajur minor = 2, jumlah lajur = 2 + 8,207 x 0,52 – (1- 0,52)2
mayor = 2, maka dari Tabel 3. Tipe = 6,04 det/skr
Persimpangan diperoleh 2. Tundaan lalu lintas jalan mayor atau
IT = 322. utama (TLLma)
untuk Dj ≥ 0,60 digunakan rumus :
Tabel 3. Tipe Persimpangan Untuk Dj ≤ 0,6 :
Kode Jumlah Jumlah Jumlah
Tipe Lengan Lajur Lajur TLL = 1,8000 + 5,8234 Dj – (1-Dj)1,8
Simpang Simpang Jalan Jalan Mayor TLL = 1,8000 + 5,8234 0,52 – (1-
Minor 0,52)1,8
322 3 2 2 = 4,56 det/skr
324 3 2 4 3. Tundaan lalu lintas jalan mino(TLLmi)
422 4 2 2 TLLmi = (QTOT x TLL x – Qma x TLLma)
424 4 2 4 / Qmi
424M 4 2 4 = (1587 x 6,04 – 1038 x 4,56)
Sumber : PKJI (2014) / 549
= 8,84 det/skr
2. Kapasitas 4. Tundaan Geometrik (TG)
Dengan data yang telah diperoleh di Untuk Dj˂1 maka digunakan rumus
lapangan dan dilakukan perhitungan maka di TG = (1-Dj) x {(6 RB + 3 (1 – RB)}
dapat variabel masukan pada tabel dibawah + 4 Dj
ini: = (1-0,52) x {(6 x 0,69 + 3 (1 –
Tabel 4. Variabel Masukan Kapasitas 0,69)} + 4 0,52
Notasi Nilai Satuan = 4,51 det/skr
Co 2700 Skr/jam 5. Tundaan simpang (T)
FLP 1,3 - T = TLL + TG
FM 1,0 - = 6,04 + 4,51 = 10,55 det/skr
FUK 0.88 - d. Peluang Antrian (PA %)
FHS 0.93 -
Batas atas peluang :
FBki 1,48 -
FBka 0.82 - PA= 47,71 Dj – 2,68 Dj2 + 56,47 Dj3
FRmi 0,88 - = 47,71 x 0,52 – 2,68 x 0,52 +
56,47 x 0,52 3
C = Co x FLP x FM x FUK x FHS x FBKi x = 31,36 %
FBKa x FRmi Batas bawah peluang :
= 2700 x 1,3 x 1,00 x 0,88 x 0,93 x 1,48 x PA= 9,02 Dj + 20,66 Dj2 + 10,49 Dj3
0,82 x 0,88 = 9,02 x 0,52 + 20,66 0, 0,522 +
= 3438 skr/jam 10,49 0, 0,523
= 11,75 %
3. Perilaku Lalu Lintas
a. Arus Lalu Lintas Total (Q)
QTOT = 2889 skr/jam
b. Derajat Kejenuhan (Dj)
Untuk QTOT = 1587 skr/jam dan
C = 2725 skr/jam didapat :

182
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

Tabel 5. Hasil Perhitungan Simpang Jalan = 40 / 4417


Tambun Bungai –Jalan R.A Kartini = 0.009
Data pada formulir USIG I diatas
Co C QTOT Dj T PA
(skr/ (skr/ (skr (det/ (%) selanjutnya digunakan dalam perhitungan
jam) jam) /jam) skr) formulir USIG II :
1. Lebar Pendekat dan Tipe Simpang
2700 3067 1587 0,5 10,55 11,75 a. Lebar pendekat jalan minor
2 Lebar pendekat jalan Patih Rumbih
lengan D (Barat) LD = 5,5 m. Lebar
b. Persimpangan Jalan Tambun Bungai – rata-rata pendekat adalah 5,5 m
Jalan Patih Rumbih LB = WB / 2
Data jam puncak yang digunakan untuk = 5,5 / 2 = 2,75 ≤ 5,5 m
masing-masing lengan digunakan data yang = 2 lajur
memiliki jam puncak tertinggi diantara b. Lebar pendekat rata-rata jalan
periode jam sibuk dari penelitian selama 2 utama/mayor
minggu dapat dilihat pada lampiran formulir Lebar pendekat jalan Tambun Bungai
USIG-I lengan A (Utara) LA= 8 m, jalan
Formulir USIG I Tambun Bungai lengan C (Selatan)
Kota : Palangka Raya LC = 8 m.
Provinsi : Kalimantan Tengah (( ) ( ))
Persimpangan : Jalan Tambun Bungai – LAC =
Jalan Patih Rumbih (( ) ( ))
Jumlah Penduduk : 259.900 Jiwa LAC = = 4 ≤ 5.5 maka 2 lajur
Jalan Mayor : Jalan Tambun Bungai c. Lebar pendekat rata-rata seluruh
Jalan Minor : Jalan Patih Rumbih simpang
1. Komposisi Lalu Lintas LRP =
QKS : 619 skr/jam
,
QKB : 23 skr/jam LRP =
QSM : 760 skr/jam = 7,2
QTOT : 1402 skr/jam d. Tipe simpang untuk lengan simpang =
QKTB : 40 kend/jam 3, jumlah lajur minor = 2, jumlah lajur
QMA : 983 skr/jam mayor = 2, maka dari Tabel 2.3 Tipe
QMI : 419 skr/jam Persimpangan diperoleh
2. Rasio Belok IT = 322.
RBka = QBka / QTOT
= 442 / 1402 2. Kapasitas
= 0.32
RBki = QBka / QTOT Tabel 6. Variabel Masukan Kapasitas
= 444 / 1402 Notasi Nilai Satuan
= 0.32 Co 2700 Skr/jam
3. Rasio Jalan Minor / (Jalan Utama + FLP 1,272 -
FM 1,0 -
Minor) Total FUK 0.88 -
QMI = 419 skr/jam FHS 0.93 -
QTOT = 1402 skr/jam FBki 1,35 -
RMI = QMI / QTOT FBka 0.79 -
FRmi 0,94 -
= 419 / 1402
= 0.30
C = Co x FLP x FM x FUK x FHS x FBKi x
4. Rasio Kendaraan Tak Bermotor (QKTB /
FBKa x FRmi
QTOT)
QKTB = 40 kend/jam = 2700 x 1,284 x 1,00 x 0,88 x 0,93 x
QTOT = 4417 kend/jam 1,35 x 0,79 x 0,94
RKTB = QKTB / QTOT = 2817 skr/jam

183
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

3. Perilaku Lalu Lintas Tabel 7. Hasil Perhitungan Simpang Jalan


a. Arus Lalu Lintas Total (Q) Tambun Bungai –Jalan Patih Rumbih
QTOT = 1402 skr/jam
b. Derajat Kejenuhan (Dj) Co C QTOT Dj T PA
Untuk (skr/ (skr/ (skr (det/ (%)
jam) jam) /jam) skr)
QTOT = 1402 skr/jam dan
C = 3174 skr/jam didapat : 2700 2817 1402 0,50 10,3 10,98
Dj =
= = 0,79
Alternatif Penanganan Simpang
c. Tundaan 1. Pelarangan gerakan–gerakan belok kanan
1. Tundaan lalu lintas (TLL) dengan memasang rambu peringatan
Untuk Dj ≤ 0,60 digunakan rumus : larangan belok kanan di simpang Jalan
Untuk Dj ≤ 0,60 : Patih Rumbih dan Tambun Bungai.
TLL = 2 + 8,207 Dj – (1-Dj)2 Larangan belok ke kanan bagi kendaraan
= 2 + 8,207 x 0,50 – (1- 0,50)2 bermotor maupun tidak bermotor untuk
= 5,85 det/skr masuk ke jalan simpang atau berpindah
2. Tundaan lalu lintas jalan mayor atau jalur yang searah.
utama (TLLma) Dampak alternatif larangan belok kanan
untuk Dj ≥ 0,60 digunakan rumus : yaitu :
Untuk Dj ≤ 0,6 : a. Dampak Positif yaitu, arus lalu lintas
TLL = 1,8000 + 5,8234 Dj – (1-Dj)1,8 menjadi lancar dan jalan R.A Kartini
TLL = 1,8000+5,8234 0,50–(1-0,50)1,8 tidak terlalu padat dan hambatan
= 4,42 det/skr samping rendah.
3. Tundaan lalu lintas jalan minor b. Dampak negatif yaitu, setelah dilakukan
(TLLmi) analisa untuk larangan belok kanan
TLLmi = (QTOT x TLL x – Qma x TLLma) / diperoleh hasil sebagai berikut :
Qmi
= (1402 x 5,85 – 983 x 4,42) / Tabel 8. Hasil Perhitungan Simpang Jalan
419 Tambun Bungai –Jalan R.A Kartini
= 9,20 det/skr
4. Tundaan Geometrik (TG) Nama Kondisi Kondisi
Untuk Dj˂1 maka digunakan rumus : Existing Setelah
TG = (1-Dj) x {(6RB+3(1–RB)}+4 Dj Penanganan
= (1-0,50) x {(6 x 0,63 + 3 (1 – Kapasitas Dasar
(Co) 2700 2700
0,63)} + 4 0,50
(skr/jam)
= 4,45 det/skr Kapasitas (C)
5. Tundaan simpang (T) (skr/jam) 3067 5027
T = TLL + TG Volume Lalu Lintas
= 5,85 + 4,45 (QTOT) (skr/jam) 1587 1119
= 10,3 det/skr Derajat Kejenuhan
d. Peluang Antrian (PA %) (Dj) 0,52 0,23
Batas atas peluang : Tundaan Simpang
PA= 47,71 Dj – 2,68 Dj2 + 56,47 Dj3 (T) 10,55 7,44
= 47,71 x 0,50 – 2,68 x 0,50 + 56,47 x (det/skr)
Peluang Antrian 3,30
0,503
(PA %) 11,75
= 30,25 %
Batas bawah peluang :
PA = 9,02 Dj + 20,66 Dj2 + 10,49 Dj3
= 9,02 x 0,50 + 20,66 0,502 + 10,49
0,503
= 10,98 %

184
Mandasari, T., dkk / Analisis persimpangan pada simpang tak bersinyal… /Jurnal Teknika, Vol.2, No.2, April 2019, hlm 177-185

Tabel 9 Hasil Perhitungan Simpang Jalan tahun 2014 didapat volume arus lalu lintas
Tambun Bungai –Jalan Patih Rumbih total (QTOT) jalan utama dan minor adalah
1587 skr/jam.
Nama Kondisi Kondisi Setelah
Existing Penanganan 2. Nilai kapasitas (C) persimpangan Jalan
Kapasitas Dsar Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini
(Co) 2700 2700 diperoleh 3076 skr/jam.
(skr/jam) 3. Nilai derajat kejenuhan (Dj) sebesar 0,52
Kapasitas (C) yang masih kurang dari 0,85, peluang
(skr/jam) 2817 3642
Volume Lalu Lintas antrian sebesar 11,75 % - 31,36 % dan
(QTOT) (skr/jam) 1402 943 tundaan simpang (T) sebesar 10,55 det/skr.
Derajat Kejenuhan 4. Tingkat pelayanan simpang masuk dalam
(Dj) 0,50 0,25 tingkat pelayanan C yaitu dengan tundaan
Tundaan Simpang
(T) 0,3 7,49
(T) sebesar 10,55 det/skr.
(det/skr)
Peluang Antrian Persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan
(PA %) 10,98 3,71 Patih Rumbih
1. Dari hasil perhitungan dengan metode
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI)
Maka dari hasil analisa diatas diperoleh tahun 2014 didapat volume arus lalu lintas
nilai derajat kejenuhan lebih kecil dan nilai total (QTOT) jalan utama dan minor adalah
tundaan juga lebih kecil dibandingkan dengan 1402 skr/jam.
analisa saat belum dilakukan penanganan. 2. Nilai kapasitas (C) persimpangan Jalan
Dengan demikian maka penanganan ini Tambun Bungai – Jalan Patih Rumbih
didasarkan atas analisa yang sudah dilakukan diperoleh 2817 skr/jam.
dan diperoleh hasil demikian. 3. Nilai derajat kejenuhan (Dj) sebesar 0,50
yang masih kurang dari 0,85, peluang
2. fungsi utama sebagai pengatur hak
antrian sebesar 10,98 % - 630,25 % dan
berjalan pergerakan lalu lintas (termasuk
tundaan simpang (T) sebesar 10,3 det/skr.
pejalan kaki) secara bergantian di
4. Tingkat pelayanan simpang masuk dalam
pertemuan jalan.
tingkat pelayanan C yaitu dengan tundaan
a. Dampak positif yaitu, mengurangi
(T) sebesar 10,3 det/skr.
terjadinya kecelakaan dan kelambatan
lalu lintas
b. Dampak negatif yaitu, kehilangan DAFTAR PUSTAKA
waktu yang berlebih pada pengemudi
atau pemakai jalan. Alamsyah A.A. (2008). Rekayasa Lalu Lintas.
Edisi Revisi. Universitas
Maka dari hasil analisa diatas Muhammadiyah, Malang.
diperoleh nilai derajat kejenuhan lebih Anonim. (2010). Palangkaraya Dalam Angka
kecil dan nilai tundaan juga lebih kecil 2010. BPS Kota Palangka Raya.
dibandingkan dengan analisa saat belum Anonim. (1997). Manual Kapasitas Jalan
dilakukan penanganan. Dengan demikian Indonesia 1997. Swearoad bekerjasama
maka penanganan ini didasarkan atas dengan PT. Bina Karya. Jakarta.
analisa yang sudah dilakukan dan Anonim. Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia
diperoleh hasil demikian. (PKJI). Kementrian Pekerjaan Umum.
Jakarta. 2014.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Persimpangan Jalan Tambun Bungai - Jalan
R.A Kartini
1. Dari hasil perhitungan dengan metode
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI)

185

You might also like