Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

27

BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1. Hasil Penelitian


Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angka Kejadian
Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Melati Kelurahan Selat Hulu Kuala
Kapuas

Responden N Persen(%)
Hipertensi 67 74,4
Tidak Hipertensi 23 25,6
Total 90 100
28

Histogram 6.1. Angka Kejadian Hipertensi di di wilayah kerja


Puskesmas Melati Kelurahan Selat Hulu Kuala Kapuas

Tabel 6.1 menggambarkan distribusi frekuensi responden berdasarkan angka


kejadian hipertensi, diketahui dari 90 orang responden terdapat 67 (74,4 % ) orang
responden yang menderita hipertensi. Kemudian sebanyak 23 (25,6%) orang
responden yang tidak menderita hipertensi.

Tabel 6.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Obesitas di wilayah


kerja Puskesmas Melati Kelurahan Selat Hulu Kuala Kapuas

Obesitas N Persen(%)
YA 59 65,6
TIDAK 31 34,4
Total 90 100

Histogram 6.2. Sebaran Responden yang obesitas di wilayah kerja


Puskesmas Melati Kelurahan Selat Hulu Kuala Kapuas
29

Tabel 6.2 di atas menggambarkan distribusi responden berdasarkan distribusi


frekuensi obesitas, diketahui dari 90 orang responden terdapat 59 (65,6 %) responden
yang menderita obesitas. Sedangkan sebanyak 31 (34,4 %) responden tidak
menderita obesitas.

Tabel 6.3 Analisis Hubungan Obesitas Terhadap Angka Kejadian Hipertensi di


Wilayah kerja Puskesmas Melati Kelurahan Selat Hulu Kuala
Kapuas

Hipertensi P- Value P- Value


Obesitas TOTAL
Chi Square Fisher Exact
YA TIDAK
YA 49 (73,1%) 10 (43,5%) 59 (65,6%)
TIDAK 18 (26,9%) 13 (56,5%) 31 (34,4%) 0,011 0,021
Total 67 (100%) 23 (100%) 90 (100%)
30

Dari hasil analisis data penelitian, Hubungan Obesitas Terhadap Angka


Kejadian Hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Melati Kelurahan Selat Hulu Kuala
Kapuas pada Tabel 6.3 di atas diketahui bahwa dari 90 orang responden yang
diteliti, ditemukan bahwa responden yang menderita hipertensi adalah sebanyak 67
responden, yang terdiri dari 49 (73,1%) responden menderita obesitas dan 18
(26,9%) responden yang tidak menderita obesitas. sedangkan sebanyak 23 responden
yang tidak menderita hipertensi, terdiri dari 10 (43,5%) responden menderita obesitas
dan 13 (56,5%) responden yang tidak menderita obesitas.

6.2. Pembahasan Hasil Penelitian


6.2.1. Hubungan Hubungan Obesitas Terhadap Angka Kejadian Hipertensi di
Wilayah kerja Puskesmas Melati Kelurahan Selat Hulu Kuala Kapuas

Lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh hipertensi
primer yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebab pastinya. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, menurut teori hipertensi salah
satunya di sebabkan karena obesitas. Obesitas adalah faktor resiko lain yang sangat
menentukan tingkat keparahan hipertensi. Semakin besar tubuh seseorang, semakin
banyak darah yang dibutuhkan untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke otot dan
jaringan lain. Obesitas meningkatkan jumlah panjangnya pembuluh darah, sehingga
meningkatkan resistensi darah yang seharusnya mampu menempuh jarak lebih jauh.
Peningkatan resistensi menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi. Kondisi ini
diperparah oleh sel-sel lemak yang memproduksi senyawa yang merugikan jantung
dan pembuluh darah
Berdasarkan analisis dan interpretasi data hasil uji statistik Chi Square antara
variabel obesitas dengan variabel angka kejadian hipertensi diperoleh nilai p = 0,011
(p<0,05) dan berdasarkan uji Fisher Exact diperoleh nilai p sebesar 0,021 (p>0,05).
yang artinya terdapat hubungan bermakna antara obesitas dan angka kejadian
hipertensi. Berdasarkan paparan Tabel 6.3 analisis hubungan Obesitas Terhadap
Angka Kejadian Hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Melati Kelurahan Selat
Hulu Kuala Kapuas diketahui bahwa dari 90 orang responden, 67 (74,4%) orang
31

diantaranya menderita hipertensi, yang terbagi sebanyak 49 (73,1 %) responden


obesitas, sedangkan 18 (26,9%) responden tidak obesitas.
Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan pada populasi MONICA
(Monitoring Trends and Determinant in Cardiovascular) di Jakarta yang
menyebutkan bahwa persentase hipertensi pada individu obesitas 27,5% jauh lebih
tinggi dibandingkan individu dengan berat badan normal 12,5%.(12) Studi
Framingham menunjukkan hal yang serupa dimana dari 165 responden yang
mengalami hipertensi, sebanyak 133 responden mengalami obesitas. Hal ini berarti
hanya 32 orang saja yang tidak mengalami obesitas. Hasil penelitian Akintunde dkk
juga menunjukkan halyang sama, dimana dari 816 responden yang mengalami
hipertensi esensial, lebih dari setengahnya (494 orang) mengalami obesitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manampiring
AE dkk (2009) pada penduduk di kelurahan Pakowa kecamatan Wanea kota Manado
yang sebagian besar beretnis Minahasa, dimana hasilnya menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara status gizi lebih dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati, dimana hasil
penelitiannya menunjukkan ada hubungan obesitas dengan hipertensi pada karyawan
tetap Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang sebagian besar
beretnis Jawa.
Hasil penelitian ini juga sejalan seperti penelitian yang dilakukan oleh Delmi
Sulastri dkk, yang menyimpulkan bahwa terdapat hubngan antara kejadian obesitas
dan obesitas sentral dengan hipertensi pada masyarakat etnik Minangkabau di kota
Padang. Dimana hasil analisis independent sample T-test menunjukkan ada hubungan
rerata IMT dengan hipertensi (p value < 0,05). Hasil uji statistik chi square
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian
hipertensi (p value < 0,05) dengan nilai OR = 1,82. Hasil penelitian ini menunjukkan
obesitas terbukti merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi, dimana responden
yang mengalami obesitas berisiko untuk hipertensi 1,82 kali jika dibandingkan
dengan responden yang tidak obesitas.
Obesitas merupakan salah satu dari faktor resiko hipertensi. Seseorang yang
memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas akan membutuhkan lebih
32

banyak darah untuk menyuplai oksigen dan makanan ke jaringan tubuhnya, sehingga
volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat, curah jantung ikut
meningkat dan akhirnya tekanan darah ikut meningkat.(13) Selain itu kelebihan berat
badan juga meningkatkan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin ini
menyebabkan retensi natrium pada ginjal sehingga tekanan darah ikut naik.(21)

6.3. Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan dan pengumpulan
data seperti sulitnya mengumpulkan pasien yang akan menajadi responden.

You might also like