Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii
Bab Iii
1) Keragaman Manusia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keragaman berasal dari kata ragam yang
berarti macam, jenis, corak, warna. Merujuk pada kata tersebut keragaman bermakna banyak
macam atau beraneka ragam jenis. Keragaman dalam konteks ini, bermakna bahwa setiap
manusia memiliki perbedaan. Perbedaan ini dikarenakan manusia merupakan makhluk yang
unik dan masingmasing manusia memiki ciri khas tersendiri.
Bentuk keragaman dalam masyarakat dapat kita lihat karena manusia juga merupakan
makhluk sosial yang tiap kelompoknya hidup beragam. Perbedaan itu dapat dilihat dari jenis
kelamin, ras, suku, agama, etnis, budaya, tingkat ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan,
daerah tempat tinggal, dan lain sebagainya. Keragaman sejatinya adalah hal yang lumrah
terjadi dan tidak dapat ditolak oleh manusia. Demikian pula kita sebagai bagian dari suatu
masyarakat memiliki perbedaaan dengan masyarakat lainnya.
2) Kesetaraan Manusia
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kesetaraan berasal dari kata setara atau
sederajat yang berarti sama tingkatan (kedudukan, pangkat). Menunjukkan adanya tingkatan
yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu
dengan yang lainnya. Kesetaraan juga bermakna bahwa manusia sebagai makhluk tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui
adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban sesama manusia. Hal ini
bermakna bahwa dalam keberagaman perlu diterapkan prinsip kesetaraan atau kesederajatan.
Kemajemukan berasal dari kata majemuk yang berarti banyak, beragam, beraneka jenis.
Indonesia merupakan salah satu Negara majemuk terbesar di dunia. Furnifall tahun 1948
pertama kali memperkenalkan konsep masyarakat majemuk (plural society) yang berciri
kehidupan masyarakat secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetap terpisah
oleh kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah kesatuan politik yang sama. Merujuk
pada masyarakat Indonesia pada era penjajahan atau kolonial Belanda. Masyarakat Hindia
Belanda pada waktu itu mengelompokkan komunitasnya kedalam ras, etnis, ekonomi, dan
agama tertentu. Masyarakat dalam satuan-satuan tersebut hidup pada lokasinya masing-
masing dengan system sosialnya sendiri, meskipun berada dibawah kekuasaan politik
kolonial.
Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti ras, etnis,
agama, pekerjaan, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh problematika terkait dengan keberagaman yang mungkin ditemui dalam
kehidupan sehari-sehari :
Elly M.Setiadi dkk (2016) mengemukakan ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk
memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keberagaman, yaitu :
Sejatinya keragaman dalam masyarakat perlu disikapi dengan arif dan bijaksana. penting
untuk memaknai keragaman sebagai suatu anugerah tuhan dan bukan bencana yang
menjadikan masyarakat saling bermusuhan atau terpecah belah dari persatuan bangsa.