Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

ANALISA MUTU TERHADAP KETENGIKAN PADA KELAPA KERING (PLIEK U) DI PIDIE JAYA

QUALITY ANALYSIS ON RANCIDITY OF FERMENTED COCONUT (PLIEK U) IN PIDIE JAYA

Vivi Amanda, Ismail Sulaiman*, Dewi Yunita

Program Studi Magister Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh – 23111, Indonesia
e-mail: ismail.sulaiman@unsyiah.ac.id

ABSTRACT

Pliek u is one of the typical food of Aceh region which is almost rare because the process of making Pliek
u is very difficult and infrequently carried out today. Pliek u is known elsewhere as dried coconut,
however, the processing of pliek u is slightly different from dried coconut’s processing. The processing of
pliek u involves fermentation process to become undesirable rotten coconut, however, the fermentation
process of pliek u is used as an additional ingredient in Acehnese typical cuisine. The utilization of pliek u
is used as a supplementary ingredient in vegetables but some are used as rujak ingredient.

Pliek u has a unique color and odor. In order to keep pliek u remain durable, it is a need to do a
particular treatment towards the degree of rancidity of pliek u. 10 samples of pliek u in Pidie Jaya were
chosen, that were analyzed afterwards to examine the degree of rancidity and the level of moisture
content of pliek u. Based on the samples tested, It was revealed that the moisture content is about 10% to
24% and the degree of rancidity is 3 to 14 mEK/kg. The color level resulted also determine the quality of
pliek u. The results of this study is used as a quality reference towards the rancidity level of pliek u which
can be used as literature and reference for producers of pliek u.

Key words : pliek u, fermentation, racidity, coocnut, pidie jaya

ABSTRAK
Pliek u merupakan salah satu makanan khas daerah Aceh yang hampir langka karena proses
pembuatannya yang sudah sangat jarang dan sulit. Pliek u ini dikenal ditempat lain sebagai kelapa kering,
namun proses pengolahan pliek u yang sedikit berbeda dengan kelapa kering, proses pengolahan pliek u
melibatkan proses fermentasi sehingga menjadi kelapa busuk yang tidak diinginkan, namun hasil proses
fermentasi tersebut dijadikan sebagai bahan tambahan pada masakan khas Aceh. Pemanfaatan pliek u
digunakan sebagai bahan tambahan didalam sayur-sayuran namun beberapa digunakan sebagai bahan
makanan rujak. Pliek u memiliki warna dan bau yang khas dan untuk menjaga pliek u tetap awet dan
tahan lama perlu dilakukan perlakuan khusus terhadap tingkat ketengikan dari pliek u tersebut, dalam
penelitian ini digunakan 10 sampel yang ada di Pidie Jaya dan dianalisa tingkat ketengikan dari pliek u
tersebut serta tingkat kadar air. Kadar air yang dihasilkan sekitar 10 % s.d 24 % dan tingkat ketengikan 3
s.d 14 mEk/kg berdasarkan sampel yang diuji. Tingkat warna yang dihasilkan juga akan menentukan
kualitas dari pliek u yang baik. Hasil penelitian ini dijadikan acuan mutu terhadap ketengikan pada pliek
u yang dapat dijadikan sebagai literatur dan juga acuan bagi produsen pliek u.

Kata kunci: pliek u, fermentasi, ketengikan, kelapa, pidie jaya


PENDAHULUAN
Beberapa proses pengolahan dari pliek u
Pengolahan kelapa menjadi kelapa kering akan menghasilkan residu yang dihasilkan
merupakan salah satu proses pengolahan secara fermentasi alami khas Aceh. Salah
yang sering dilakukan dibeberapa daerah, satunya adalah minyak, dan minyak yang
setiap daerah memiliki nama yang khas dihasilkan dari proses fermentasi disebut
terhadap pengolahan kelapa kering ini, dengan minyak pliek u. Minyak pliek u
salah satunya adalah di Aceh, pengolahan sering digunakan untuk minyak goreng,
kelapa kering yang dibusukkan dan sedangkan pliek u dijadikan sebagai bumbu
kemudian dijadikan bumbu masakan yang masakan khas Aceh. Adapun pemisahan
dikenal dengan pliek u. Proses pengolahan atara minyak dengan pliek u dilakukan
pliek u ini dilakukan sudah sejak lama dengan cara proses pengepresan dengan
namun pengolahan ini sudah mulai langka menggunakan alat pengepres (Mustaqimah,
disebabkan oleh proses yang sangat sulit 2010).
dan permintaan pasar yang menurun.
Pliek u merupakan bumbu pemberi cita rasa
Proses pengolahan kelapa kering ini sudah khas masakan Aceh yang terbuat dari hasil
mulai ditinggalkan dengan adanya bumbu fermentasi alami daging buah kelapa yang
bumbu baru yang lainnya. Namun telah dipisahkan dari minyaknya (minyak
pelestarian makanan khas ini merupakan pliek u) dan dapat disimpan sampai satu
salah satu usaha untuk melestarikan budaya tahun (Bakar et al, 1985). Pada proses
dan diversifikasi bahan makanan menjadi fermentasi pliek u tidak diketahui jenis
makanan khas. mikroorganisme yang berperan di dalamnya,
proses ini terjadi akibat fermentasi bakteri,
Pliek u yang dihasilkan dari proses jamur atau campuran antara bakteri dan
fermentasi alami pada daging buah kelapa jamur (Hasmunir, 1998).
yang dipisahkan dari minyaknya melalui
proses pengepresan. Produk fermentasi Untuk mendapatkan mutu dari pliek u maka
pliek u menjadi bagian yang tidak dapat dilakukan pengujian tingkat ketengikan dari
terpisahkan dari menu makananan sehari- produk yang diambil di pasar didaerah
hari masyarakat Aceh. Biasanya pliek u Pidie Jaya. Sampel tersebut dijadikan salah
dimanfaatkan sebagai bumbu memasak satu indikator terhadap mutu dari produk
sayur (gulai pliek u), sambal, dan bumbu pengolahan pliek u.
rujak. Saat ini, pilek u sudah banyak
dikenal di berbagai daerah luar Aceh, yang
diketahui melalui produk salak pliek u. BAHAN DAN METODE

Provinsi Aceh memiliki sejumlah daerah Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
penghasil pliek u yaitu Aceh Besar, Bireun, adalah sample pliek u yang diambil dari
Aceh Timur, Aceh Selatan, dan Pidie. pasar daerah Pidie Jaya, Sampel yang
Kabupaten yang paling banyak diambil secara acak serta pengamatan
menghasilkan pliek u adalah Kabupaten
terhadap jumlah produksi yang terjual
Pidie. Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan di Kabupaten Pidie, terdapat 17 dipasaran dari sampel yang diambil. Tabel
tempat produksi pliek u yang berlokasi 1.
menyebar dan proses produksinya relatif
kontinyu (Sulisma, 2010). Akan tetapi Metode yang digunakan adalah
sampai saat ini belum memiliki standar menggunakan metode survey dalam
yang khusus terhadap mutu dari pliek u pengambilan sampel dan kemudian sampel
tersebut sehingga, masyarakat menyimpan diambil serta dianalisa tingkat ketengikan
pliek u dalam waktu yang lama dengan dengan menggunakan metode bilangan
berbagai metode penyimpanan.

2
peroksida dan analisa perubahan warna A = jumlah ml larutan Na2S2O3
produk pliek u dengan mengidentifikasi
N = normalitas larutan NaS2O3
warna menggunakan adobe photoshop 2014
dengan indikasi tingkat kecerahan warna G = berat sampel (gram)
RGB (red green blue). Hasil pencerahan
Prosedur tingkat pencerahan warna
warna menunjukkan tingkat ketengikan
dengan metode RGB
yang signifikan.
Sampel pliek u diambil dan difoto dengan
Prosedur pengukuran kadar air
jarak 30 cm dengan kondisi cahaya yang
Sampel ditimbang 5 gram di dalam gelas terang dan kemudian foto yang dihasilkan
piala yang kering dan telah didinginkan diukur dengan nilai RGB (red, gren blue)
dalam desikator. Kemudian sampel dari setiap sampel diambil 3 ulangan,
dipanaskan si atas hot plate sambil memutar kemudian dihitung rata-rata, dan hasilnya
gelas piala secara perlahan-lahan dijadikan nilai RGB dan kemudian di
pemanasan dilakukan tidak lebih dari 130oC.
validasi nilai warna tersebut dengan adobe
Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam
desikator dan didinginkan sampai suhu photoshop dari setiap sampel yang di uji
kamar, kemudian ditimbang. Penyusutan
bobot disebabkan oleh bobot dari air dan HASIL DAN PEMBAHASAN
zat menguap yang terkandung dalam
Hasil responden sampel yang didapati di
minyak.
pasar pidie Jaya dengan sumber pliek u,
Kadar air dan zat yang menguap (%) = kapasitas penjualan pliek u, dan lama
!"#"$ &'() *+,'() ())×011
penjualan dapat dilihat pada pada tabel 1
!"#"$ 2"($"* ())
A. Kadar air
Prosedur pengukuran bilangan peroksida Pengukuran kadar air yang dilakukan pada
pliek u kering adalah untuk mengetahui
Pliek u ditimbang seberat 1 gram didalam
hubungan tingkat kadar tengik yang terjadi
labu erlenmeyer, kemudian dimasukan 6 ml
pada pliek u tersebut. Pada proses
campuran pelarut yang terdiri dari 60
pegukuran didapati nilai kadar air yang di
persen asam asetat glasial dan 40 persen
hasilkan adalah 10% s.d 24 % b/k dan nilai
kloroform. Setelah larut, ditambahkan 0,5
ini sangat menentukan tingkat akan
ml larutan kalium iodida jenuh sambil di
ketengikan dari suatu produk yang akan
kocok. Setelah dua menit sejak
disimpan pada masa yang lebih lama.
penambahan kalium iodida ditambahkan 6
Gambar 1
ml air dan tambahkan 0,5 ml amilum 1 % .
Kelebihan iod dititar dengan larutan Syarif dan Halid (1993) menjelaskan bahwa
natrium thiosulfat 0,01 N. Dengan cara perubahan kadar air dan suhu merupakan
yang sama dibuat juga penentuan blanko. faktor yang berpengaruh terhadap
Titrasi blanko tidak boleh lebih dari 0,1 ml perubahan mutu makanan. Semakin tinggi
larutan natrium thiosulfat. Hasilnya suhu penyimpanan, maka laju reaksi
dinyatakan dalam miliekuivalen per 1000 berbagai senyawa kimia akan semakin
gram minyak, milimol per 1000 gram, atau cepat bereaksi. Pada penelitian ini
miligram oksigen per 100 gram pliek u didapatkan hasil kadar air terkecil pada
! × $ ×%&&&
Miliekuvalen per 1000 gr = '

3
sampel 9 yang merupakan nilai kadar air menunjukkan adanya perubahan warna
terbaik. apabila ketengikan yang dihasilkan akan
meningkat, semakin tengik pliek u akan
B. Bilangan Peroksida semakin berubah warna tersebut menjadi
Tingkat ketengikan yang terjadi pada pliek gelap. Perubahan warna ini diukur melalui
u dari 10 sampel yang diuji coba nilai RGB dari beberapa titik sehingga nilai
menunjukkan bawha nilai ketengikan yang warna dapat dihasilkan secara nyata.
dihasilkan berkisar 3 s.d 14 mEk/kg dan Gambar 3
nilai ketengikan ini dihitung dengan Dari hasil pengamatan warna yang
bilangan peroksida, perhitungan ini dilakukan terlihat bahwa perubahan warna
dilakukan untuk melihat daya tengik dari di hari pertama dan di hari ke 7
pliek u yang dihasilkan. Gambar 2 menunjukkan angka yang signifikan
Nilai ketengikan ini dapat dijadikan suatu semakin lama disimpan warna dari pliek u
standar untuk mengetahui masa simpan dari akan semakin gelap seiring dengan reaksi
produk yang di uji, semakin tinggi nilai ketengikan semakin tinggi. Hasil warna
tengik menunjukkan produk tersebut tidak terbaik dari penelitian ini dihasilkan pada
dapat disimpan lebih lama, dan sebaliknya sampel no 2 di hari pertama dengan nilai
apabila nilai tengiknya berkurang akan RGB = 93;64;36 dan hari ke tujuh pada
menghasilkan produk tersebut dapat sampel no 2 nilai RGB = 48;39;33
disimpan lebih lama. KESIMPULAN
Salah satu penyebab ketengikan ini terjadi Hasil analisa dan pengamatan yang
disebabkan oleh proses hidrolitik dan dilakukan bahwa sampel yang diambil dari
oksidatif. Proses hidrolitik ini terhadi 10 tempat di pasar Pidie Jaya menunjukkan
karena adanya mikroorganisme terhadap kadar air yang dihasilkan adalah 10 % b/k
lemak yang menimbulkan hidrolisis dan nilai bilangan peroksida terhadap
sederhana dari lemak menjadi asam lemak ketengikan pliek u berada dibatas normal
digliserida, dalam proses lemak yang paling kecil diangka 3 mEk/gram, namun
mengalami ketengikan hidrolitik tidak dalam proses pengolahan pliek u
menganggu nilai gizi yang ada pada pliek u ketengikan merupakan nilai khas khusus
(Winarno, 1989) dari produk tersebut dan di rekomendasikan
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sampel terbaik pada sampel 2. Pengukuran
ketengikan masih dalam kondisi wajar dan warna berdasarkan penilaian RGB sampel
sampel terbaik ada pada sampel 3 dan 1 awal dan setelah 7 hari menunjukkan
sampel terbaik pada sampel 2 (RGB =
C. Metode RGB 93:64:36 dan 48:39:33).

Pengukuran pencerahan warna ini DAFTAR PUSTAKA


dilakukan dengan menggunakan nilai RGB
dari salah satu aplikasi adobe photoshop, Arpi, N., M. I. Sulaiman, Z., A. Pian, S.
Hariadi, dan Y. Adli. 1998. Perbaikan
pengukuran ini akan melihat perubahan
dan Pengembangan Teknologi Minyak
warna yang terjadi diawal sampel diambil Pliek U (Minyak Kelapa) Hasil
dan perubahan setelah 7 hari tanpa Fementasi, Spesifik Aceh. Laporan
perlakukan khusus, perubahan yang terjadi Hasil Penelitian Kerjasama World

4
Bank dan LPTP (Loka Pengkajian Di Kabupaten pidie. Universitas Syiah
Teknologi Pertanian), Banda Aceh. Kuala, Banda Aceh.

Baihaqi. 2011. Isolasi dan Identifikasi Awal Syarief.R., S. Santausa dan Isyana. 1989.
Mikroorganisme Pada Tahap Akhir Teknologi Pengemasan Pangan, PAU
Fermentasi Kelapa Dalam Pembuatan Pangan dan Gizi. Institut Pertanian
Pliek U. Universitas Syiah Kuala, Bogor, Bogor.
Banda Aceh.
Syarief, R dan H. Halid. 1993. Teknologi
Dewi, Gunadnya dan Pudja. 2015. Penyimpanan Pangan. Penerbit
Penentuan Umur Simpan Bumbu ARCAN bekerja sama dengan PAU
Rujak Dalam Kemasan Botol Plastik Pangan dan Gizi. Institut Pertanian
Menggunakan Metose Arrehenius. Bogor, Bogor.
Universitas Udayana, Bali.
Winarno, F.G. 1983. Gizi Pangan,
Herawaty, H. 2008. Penentuan Umur Teknologi dan Konsumsi. Penerbit
Simpan pada Produk Pangan. Jurnal Gramedia. Jakarta.
Litbang Pertanian. 27(4).
Woodroof, 2009. Coconut: production,
Hermanianto, J., Arpah, M., dan Jati, W. K. Processing, Product. Avi Publishing
2000. Penentuan Umur Simpan Produk Co.,Westport, Connecticut Amerika.
Ekstrusi Hasil Samping Penggilingan
Padi (menir dan bekatul) dengan Zahri, F. 1996. Pengkajian Beberapa sifat
Menggunakan Metode Konvensional, kimia minyak pliek u (Minyak Kelapa)
Kinetika Arrhenius dan Sorpsi dan Nilai Gizi Residu Hasil
Isothermis. Bul Teknol dan Ind Pang. Sampingnya. Skripsi Fakultas MIPA
11 (2):33-41. Universitas Syiah Kuala, Darussalam
Banda Aceh.
Labuza, T.P. 1982. Shelf Life Dating of
Food and Nutrition Press, Inc.,
Westport Connecticut.

Miskiyah., Mulyawati, I., Haliza, W. 2006.


Pemanfaatan Ampas Kelapa Limbah
Pengolahan Minyak Kelapa Murni
Menjadi Pakan. Jurnal Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian. Bogor.

Mustaqimah., Basyamfar, A.R dan Ratna.


2010. Perancangan dan Aplikasi Alat
Pengepresan Pliek U Tipe Ulir.
Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Palungkun, R. 2005. Aneka Produk Olahan


Kelapa. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sumparno, B. 2008 didalam Murniyati,


2009. Penggunaan Resort Pouch Untuk
Produk Pangan Siap Saji. Squalen Vol
4 No. 2

Sulisma. 2010. Survei Cara Pembuatan Dan


Uji Mutu (Kimia dan Sensorik) Pliek U

5
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1

No Owner sampel Sumber produksi Pliek U Daya beli konsumen(kg/minggu)

1 Jaluludin Bireun 3

2 Fachrurazi Bireun 6

3 Erni Bireun 10

4 Idrus Bireun 20

5 Nurma Bireun 12

6 Nurul Matang 18

7 Syukri Matang 10

8 Nurmalia Bireun 12

9 Rizal Matang 10

10 Epi Bireun 6

Gambar 1

Kadar air pada sampel pliek u


30

24
25
22
21 21
20 19
17
%bk

15 14
12
11
10
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sampel

6
Gambar 2

Bilangan Peroksida
16

14 14

12
11
10
% mEK/gram

10
8 8
8

6 6 5
4 5
4 3
2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sampel

Gambar 3

You might also like