Professional Documents
Culture Documents
TKTI
TKTI
TKTI
TUGAS
Disusun oleh :
Mohamad Ilham Pateda 531417013
Faisal Gani 531417023
PENDAHULUAN
1.1 Penelitian Sebelumnya
developed and used by Satya Wacana Christian University to support teaching and
learning activities within the scope of the university. The problem identified is that it is not
yet known how optimal the performance of the e-learning system that has been
implemented. Analysis the value of maturity and gap levels aims to find out, whether the
Flearn e-learning system and the management processes that have been carried out on the
system can support performance and activities within the organization. This study uses
COBIT 5.0 by mapping Enterprise Goals, IT-Related Goals, and Enterprise Goals to IT-
Related Goals, setting MEA01, MEA02, and MEA03 domains. Measuring the current
maturity level in the MEA domain, the acquisition value is 3.43. It can be concluded that
the Flearn service is already at level 3 (Establish process). The expected maturity
condition is level 4 (Predictable process), and based on the analysis of the tension level
rapid progress. This development also affect Information Systems (IS). Today
quickly, accurately, and has the function to manage staffing data and
study indicate that the maturity level of the MEA01 and MEA03 processes reached 3.70
and 3.55 at level 4, which has been carried out within the specified limits to
achieve the expected outcomes. And in the MEA02 process, it reaches 3.36, which
is at level 3, where this process has been implemented using certain predetermined
processes, which are able to achieve the expected outcomes. Recommendations given in
general are expected to be used as input so that they can help improve the quality of IT
Training Center in Jakarta offers a certification program for the individuals and
companies who wish to search for or complement international scale IT certifications. The
exams. The purpose of this research is to get an overview of the performance measurement
reliability, confidentiality, availability, and security. The analytical tool used is the
standard procedure COBIT 5 issued by ISACA. The conclusion that can be drawn from
the research that has been done is IT governance at the TC has been done, although still
not run optimally because they have not reached a level of maturity that is expected later
process capability model within each IT process contained in the domain MEA on average
Teknologi informasi (TI) mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang
kegiatan bisnis dalam organisasi. TI untuk bisnis mempunyai dampak yang sangat besar
(IKU) adalah penerapan teknologi informasi yang andal, sehingga Bidang A membuat
Service Level Agreement (SLA) untuk kesepakatan tingkat kualitas layanan. Untuk
Bidang A memerlukan evaluasi untuk menilai tingkat kemampuan kinerja layanan dan
sebagai tindakan pembaruan tata kelola saat ini. Bidang A belum menilai apakah
implementasi framework COBIT 5 pada layanan Internet BidangA sudah berjalan dengan
baik, sehingga kegiatan evaluasi ini merupakan evaluasi awal terhadap IT Service
sebagai alat ukurnya. Domain yang digunakan pada COBIT 5 adalah Monitoring,
2018)
Bermula dari tahun 2015 saat pemerintah merilis aturan Tax Amnesty yang menarik
kesadaran para wajib pajak untuk melaporkan aset yang dimilikinya serta membayar
dengan mulai bertahap mengajak para Wajib Pajak lapor pajak secara online sosialisasi
dari tahun 2016 cukup mendapat respon yang baik karena pendapatan pajak ada
peningkatan. Berangkat dari 2016 sampai tahun berikutnya pemerintah mulai mewajibkan
pada perusahaan kena pajak untuk melaporkan pajaknya online dengan metode
selfassessment. Terobosan pelaporan online ini cukup tegas ditentuksn harus dari tahun
2017. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji efektifitas pelaporan pajak ini, yang
hasil pelaporan selfassessment ini sejalan dengan domain MEA pada Cobit 5.0. Peneliti
menggunakan data sekunder pada situs resmi Kementrian Keuangan untuk melihat
progress laporan keuangan audited saat pelaporan pajak sudah online. Setelah mengkaji
antara hasil laporan keuangan audited dan poin pada domain MEA disimpulkan pelaporan
pajak online ini sejalan dengan domain MEA dan efektif. (Faustina, 2020)
dan manajemen data serta pengambilan keputusan di suatu institusi pendidikan. Adapun
tujuan dari penelitian ini untuk melakukan evaluasi sistem informasi dimana evaluasi
ini bertujuan untuk menilai, memonitor, dan memastikan bahwa sistem informasi suatu
Monitor, Evaluate, and Assess (MEA) untuk mengetahui Capability Level pada
domain MEA dengan metode pengumpulandata berupa kuesioner. Hasil yang didapat
yaitu MEA01 mendapatkan persentase 79%, MEA02 mendapatkan persentase 78%, dan
maka diperoleh hasil rata-rata capability level untuk domain Monitor, Evaluate, and
Assess (MEA) berada pada level 1 atau performance process yang berarti bahwa SIU telah
menjalankan proses TI dan telah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, namun
Tata kelola teknologi informasi atau ITG (IT Governance) dapat didefinisikan sebagai
sebuah proses yang dilakukan untuk memastikan penggunaan IT berjalan dengan efektif
dan efisien. Dengan begitu, tujuan perusahaan bisa dicapai sesuai rencana. Intinya, tata
menyelaraskan strategi IT dan bisnis. Perusahaan pun bisa mendapatkan hasil yang
terukur untuk mencapai strategi dan tujuan mereka dengan mengikuti kerangka kerja
serta kebutuhan staf dan proses yang mereka ikuti. Secara keseluruhan, tata kelola IT
Hampir di semua kegiatan operasional setiap perusahaan tidak bisa lepas dari peran
Tata Kelola TI dalam menjalankan prosedur operasional untuk mencapai tujuan. Tata
kelola TI menjadi tanggung jawab dan bentuk praktik kerja yang biasanya digunakan
para eksekutif bisnis untuk dapat memiliki pandangan pada sasaran perusahaan. Tata
kelola TI bias digunakan oleh organisasi pada level eksekutif untuk mengendalikan
risiko yang bisa terjadi dan memastikan segala bentuk sumber daya perusahaan agar
dapat digunakan dengan efisien dan efektif. Tata kelola perusahaan yang lakukan secara
baik bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan serta perlindungan investasi di masa depan
yang lebih terjamin. Menurut IT Governance Institute (ITGI), Tata kelola TI merupakan
tanggung jawab dari pihak manajemen eksekutif atau direksi, dan merupakan bagian dari
enterprise governance. Tata kelola TI focus pada dua hal yaitu bagaimana upaya TI
memberikan nilai tambah bagi bisnis dan penanganan risiko ketika sudah dilaksanakan.
Pelaksanaan tata kelola teknologi informasi dalam sebuah organisasi, dibangun dengan
memberikan nilai tambah yang mungkin akan bermanfaat bagi stakeholder. Contoh nyata
yang bisa diaplikasikan adalah berupa jaminan dalam hal akurasi dan ketepatan waktu
terjadi fraud atau kecurangan yang melanggar hukum (illegal-acts) yang dilakukan secara
sengaja dan sifatnya dapat merugikan pihak lain dalam bidang TI. Bentuk dari
pengelapan dan lain-lain. Upaya yang dilakukan untuk pencegahan terjadinya fraud
adalah dengan penerapan IT Governance yang baiki. Kasus fraud yang terjadi selam ini
(Management Information System) yang tidak handal. Ketidak-handalan ini yang dapat
dijadikan peluang kecurangan dari yang awalnya dilakukan secara lalu membesar
menjadi kecurangan besar, itu disebabkan karena adanya “kesempatan” sebab pelaku
mengetahui kelemahan dalam hal pengawasan yang ada dalam organisasi. Pada intinya,
fraud adalah kondisi yang dapat merusak, merugikan dan mengancam kelangsungan
perusahaan di masa depan. Fraud dapat diantisipasi oleh perusahaan dengan adanya tata
kelola yang baik karena tata kelola TI sangat penting terutama bagi manajemen dalam
organisasi. Adapun beberapa alasan mengapa tata kelola TI penting dan harus dilakukan
1. Tata kelola TI yang baik dapat menekan biaya Perusahaan yang sudah menerapkan
tata kelola TI dengan baik terbukti dapat menekan biaya setidaknya antara 20% ketika
telah menetapkan strategi seperti operational excellence yang dapat dicapai dalam
tetap memperhatikan efektifitas dan efisiensi biaya yang sudah dikeluarkan untuk
kerja sama dan hubungan yang baik dari semua pihak, tidak terkecuali bagian TI. Atas
dasar itu maka diperlukan tindakan pengelolaan yang baik karena perngelolaan TI di
perusahaan tidak bertumpu pada satu departemen yang ada dalam organisasi
perusahaan.
selalu hadir beriringan, sama halnya dengan TI. Jika TI dapat dilaksanakan dengan
mengadopsi hal baik untuk tujuan perkembangan bisnis dan di kelola dengan baik,
5. Tata kelola TI yang baik adalah suatu hal yang kritis bagi perusahaan Peran TI cukup
penting didalam perusahaan jika dapat di kelola dengan baik untuk mendapatkan
manfaatnya. Manajemen TI yang baik akan membawa dampak baik pada perusahaan
6. Nilai TI lebih dari sekedar teknologi yang baik Keberhasilan bisnis tidak semata-mata
hanya dibantu dengan adanya TI dalam perusahaan, tata kelola TIK yang baik
menjadi kunci mencapai tujuan agar tercipta suatu kondisi yang diharapkan. Salah
satu langkah keberhasilan adalah adanya penempatan sumber daya baik manusia
7. Manajemen Senior memiliki keterbatasan Tidak semua hal harus menunggu aksi dari
level eksekutif perusahaan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan pada kemampuan
dan waktu pada suatu kondisi tertentu. Maka dari tu perlu adanya tata kelola TIK yang
baik agar proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi TI bisa
dilakukan secara cepat dan akuntabel namun tetap in line sesuai sasaran dan arahan
8. Perusahaan yang maju mengelola TI dengan cara yang berbeda Tujuan yang ingin
dicapai tentu membuat perusahaan harus memikirkan langkah yang mereka ambil.
TI dengan cara mereka masing-masing. Hal ini disesuaikan dengan tujuan utama
PEMBAHASAN
2.1 Studi Literatur COBIT 5
pengolahan data pada Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas PPKAD telah dilakukan
a) Proses kinerja aplikasi harus direncanakan dan dimonitoring oleh pihak instansi.
b) Petugas atau pegawai yang menjalankan dan yang bertanggung jawab pada sistem
c) Semua data pada aplikasi harus di kumpulkan dan dianalisa agar saat ditemukan
a) Instansi harus memiliki aplikasi yang hanya di peruntukan saat pengelolaan data ke
pusat mengalami kendala maka data sudah ada yang mencadangkan ,jadi
b) Proses evalusi aplikasi harus di urutkan dan saat pengukuran tidak hanya dalam
c) Kebutuhan sumber daya untuk menjalankan aplikasi harus selalu di pantau dan selalu
eksternal.
Batudaa Pantai.
b) Kebutuhan dokumentasi dan kontrol harus ada pada peraturan instansi kecamatan.
c) Dari pihak instansi dalam ini Kecamatan Batudaa Pantai harus memiliki sebuah
pengukuran atau cakupan yang akan di terapkan di setiap sistem informasi khususnya
sistem tata kelola keuangannya agar saat terjadinya kendala bisa langsung segera di
organisasi/proyek/sistem?
2. Apakah ada indikator kinerja kunci yang telah ditentukan, dan bagaimana pengukuran
3. Siapa yang bertanggung jawab atas pemantauan kinerja, dan bagaimana informasi
4. Bagaimana Anda mengevaluasi efektivitas strategi atau rencana kerja yang telah
ditetapkan?
6. Adakah perbaikan atau inovasi yang diimplementasikan sebagai hasil dari evaluasi
kinerja sebelumnya?
7. Bagaimana proses penilaian kesesuaian diimplementasikan dalam
organisasi/proyek/sistem Anda?
8. Apakah telah dilakukan penilaian terhadap kepatuhan terhadap regulasi, standar, atau
9. Siapa yang terlibat dalam proses penilaian kesesuaian, dan bagaimana temuan
ditindaklanjuti?
10. Bagaimana sistem umpan balik dari pelanggan, karyawan, atau pihak terkait lainnya
11. Apakah organisasi memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas terkait dengan
pengendalian internal?
12. Bagaimana proses pemantauan dilakukan terhadap kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur tersebut?
hari?
14. Apakah ada sistem pelaporan atau pemberitahuan ketika ada pelanggaran atau
16. Apakah ada metrik atau indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas
pengendalian?
18. Apakah ada proses identifikasi risiko yang melibatkan berbagai tingkatan organisasi?
19. Apakah pengendalian internal yang ada dirancang dengan mempertimbangkan risiko-
operasional?
21. Apakah organisasi memiliki pemahaman yang jelas tentang kebutuhan eksternal yang
harus dipenuhi?
relevan?
23. Apakah organisasi telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memastikan
24. Bagaimana kebijakan dan prosedur tersebut diakses dan dipahami oleh anggota
organisasi?
25. Bagaimana organisasi memastikan penerapan standar dan regulasi yang relevan untuk
26. Apakah ada mekanisme pemantauan yang efektif untuk memeriksa ketaatan terhadap
28. Apakah ada alat atau metode yang digunakan untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian
atau pelanggaran?
eksternal?
30. Apakah ada indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur kesesuaian?
1. Pengumpulan data
Penelitian Pengumpulan data merupakan tahap utama dalam proses penelitian. Proses
ini bisa melalui berbagai teknik penelitian online dan offline dan bisa menjadi campuran
metode penelitian primer dan sekunder. Bentuk pengumpulan data yang paling umum
digunakan adalah survei penelitian. Namun, dengan platform riset pasar yang matang,
Anda dapat mengumpulkan data kualitatif melalui grup fokus, modul diskusi, dan
banyak lagi.
Langkah kedua dalam pengelolaan data penelitian adalah menyiapkan data untuk
menghilangkan inkonsistensi, menghapus data survei yang buruk atau tidak lengkap, dan
membersihkan data untuk menjaga konsensus. Langkah ini sangat penting karena data
yang tidak mencukupi dapat membuat studi penelitian sama sekali tidak berguna dan
format yang dapat dibaca secara digital yang konsisten dengan kebijakan organisasi,
kebutuhan penelitian, dan banyak lagi. Langkah ini penting karena data tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam sistem online yang kompatibel dengan pengelolaan data
penelitian.
Setelah data dimasukkan ke dalam sistem, sangat penting untuk memproses data ini
dikumpulkan, waktu yang tersedia untuk memproses data, dan berbagai faktor lainnya.
Tahap pengolahan data penelitian inilah yang diubah menjadi wawasan. Tahap ini
memungkinkan pemilik bisnis, pemangku kepentingan, dan personel lain untuk melihat
data dalam grafik, bagan, laporan, dan format lain yang mudah dikonsumsi.
Tahap terakhir dari tahapan pengolahan data adalah penyimpanan. Menjaga data
dalam format yang dapat diindeks, dapat dicari, dan menciptakan satu sumber kebenaran
2. Ya, kami memiliki indikator kinerja kunci (Key Performance Indicators/KPI) yang
telah ditentukan untuk setiap fungsi kritis. Pengukuran aktualnya dibandingkan secara
rutin dengan target yang telah ditetapkan, dan perbedaan signifikan dievaluasi untuk
3. Tanggung jawab pemantauan kinerja diberikan kepada tim manajemen tingkat atas.
membandingkan pencapaian aktual dengan tujuan yang ditetapkan. Proses evaluasi ini
melibatkan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi area-area yang perlu
5. Evaluasi risiko dilakukan secara rutin, melibatkan identifikasi potensi risiko, penilaian
6. Ya, hasil dari evaluasi kinerja sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk
10. Sistem umpan balik dari pelanggan, karyawan, dan pihak terkait lainnya
diintegrasikan dalam proses monitor, evaluasi, dan penilaian kinerja. Data umpan
pelanggan.
11. Ya, organisasi kami memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas terkait
prosedur melalui audit internal dan pengawasan rutin oleh tim kepatuhan.
mendukung.
14. Ya, ada sistem pelaporan atau pemberitahuan ketika ada pelanggaran atau
15. Kinerja pengendalian internal dievaluasi secara reguler melalui audit internal dan
sistem pengendalian.
16. Metrik dan indikator kinerja digunakan untuk mengukur efektivitas pengendalian.
Ini termasuk tingkat kepatuhan, deteksi dini potensi risiko, dan efisiensi proses.
18. Proses identifikasi risiko melibatkan berbagai tingkatan organisasi, dari tingkat
21. Ya, organisasi memiliki pemahaman yang jelas tentang kebutuhan eksternal yang
harus dipenuhi.
22. Organisasi mendefinisikan dan mengidentifikasi kebutuhan eksternal yang
relevan melalui survei pelanggan, analisis pasar, dan umpan balik pemangku
kepentingan.
24. Kebijakan dan prosedur tersebut diakses dan dipahami oleh anggota organisasi
25. Organisasi memastikan penerapan standar dan regulasi yang relevan untuk
terus-menerus.
26. Mekanisme pemantauan yang efektif, seperti audit eksternal dan pengawasan
30. Ada indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur kesesuaian, termasuk
Indicators (KPI) digunakan untuk setiap fungsi, secara rutin dibandingkan dengan target, dan
perbedaan dievaluasi untuk perbaikan. Pemantauan kinerja dilakukan oleh tim manajemen
Evaluasi strategi dan rencana kerja dilakukan secara berkala dengan membandingkan
pencapaian aktual dengan tujuan yang ditetapkan. Evaluasi risiko melibatkan identifikasi,
penilaian dampak, dan perancangan strategi mitigasi, yang dapat memicu penyesuaian
strategi. Hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar untuk implementasi perbaikan atau
inovasi.
Penilaian kesesuaian dan audit diimplementasikan melalui audit internal dan eksternal
oleh tim auditor independen. Pengendalian internal terkait dengan kebijakan dan prosedur
untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi risiko atau pelanggaran potensial. Sistem
umpan balik dari pelanggan, karyawan, dan pihak terkait diintegrasikan dalam proses
evaluasi kinerja.
pemenuhan kebutuhan eksternal melalui analisis data dan laporan kinerja berkala dengan
3.2 Saran
1. Dari proses yang telah di dapatkan diharapkan pihak pemangku kepentingan yang berada
pada kantor kecamatan kemranjen untuk segera memperbaiki kekurangan dari hasil
analisa yang telah ditemukan serta memberikan perhatian khusus dalam hal pengelolaan
resiko, agar hal yang tidak di inginkan dapat dicegah dan di ketahui lebih cepat.
2. Untuk hasil evaluasi dan pengukuran bagi peneliti selanjutnya pada Cobit pada kantor
kecamatan Kemranjen berikutnya yang lebih luas dan lengkap bisa menggunakan area
domain lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Faustina & Septian (2020) Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS)
ISBN: 978-602-52720-7-3 Februari Hal 82-85
Joe, Jein, Agnes, Olivia (2019) Cogito Smart Journal| VOL. 5 | NO.2 | Desember.
Johanes (2016) Jurnal Ilmiah DASI Vol.17 No. 3 September, hlm 21-26
Mareta , Augie, Farry (2018) Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi e-ISSN : 2443-
2229Volume 4Nomor1.
Stanny & Augie (2019) Journal of Information Systems and Informatics Vol. 1, No. 2,
September-ISSN:2656-4882 p-ISSN: 2656-5935.