Professional Documents
Culture Documents
Makalah Madzahibu Tafsir
Makalah Madzahibu Tafsir
Dosen Pengampu:
Gibran
2023
KATA PENGANTAR
Perkembangan madzahibu tafsir sangat dibutuhkan pada dunia Al-Qur’an dan Hadits,sudah lama
madzahb tafsir tidak melahirkan karya baru yang mengandung inovasi-inovasi pengembangan
keilmuan motedo tafsir,tak lupa pula ucapan terimaksih kepada pihak-pihak yang sudah
memberikan semangat serta dukungannya sehingga makalah ini dapat penulis buat dengan tepat
waktu, untuk itu diperlukan kepada para pembaca untuk memberikan kritik serta saran agar supaya
makalah ini dapat diperbaiki dengan secepat mungkin,terima kasi juga kepada dosen pengampuh
yang mana sudah memberikan satu tanggungjawab kepada penulis untuk memenuhi salah satu
kewajiban daripada tugas sebagai seorang mahasiswa/wi.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan atau ketidyamanan untuk
dibaca,untuk itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca
sekalian.Demikian makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
1.4.Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi Kata Corak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Secara etimologis, istilah madzahibut tafsir, merupakan bentuk susunan idhafah dari kata
“madzahib” dan “at-Tafsir”. Kata madzahib adalah bentuk jamak (plural) dari madzhab, yang
berarti : aliran pemikiran, pendapat, teori. Sedangkan at-Tafsir secara garis besar adalah hasil
pemahaman manusia terhadap al-Qur’an, dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu
yang dipilih oleh seorang mufassir. Sedangkan secara terminologis madzab biasa didefinisikan
sebagai hasil-hasil ijtihad atau pemikiran, penafsiran para ulama. Yang kemudian dikumpulkan
dan dinisbatkan kepada tokohnya, atau kecenderungannya atau masa pereodesasinya.1
Adapun kata at-tafsir secara bahasa merupakan bentuk masdhar dari “fassara-yasiru-tafsiran”
yang berarti pemahaman, penjelasan, dan perincian tafsir bisa pula berarti al-ibarah
(menjelaskan), al-kasyf (menyingkap), dan al-izhar (menampakkan) makna atau pengertian
yang tersembunyi. Dari tinjauan makna secara bahasa tersebut.
1
Abdul Mustaqim, Madzahibut Tafsir (Yogyakarta: Nun Pustaka, 2003),
hlm. 1-2. http://yudhistirasenangberkarya.blogspot.co.id/2013/07/tinjauan-umum-madzahibut-tafsir_5241.html
17/09/2015 7:35
1.2.Rumusan Masalah
1.Pengertian Madzahibu Tafsir
2.Definisi Kata Corak
3.Pembagian Corak Penafsiran
1.3.Tujuan
1. mengetahui secara luas tentang bagaimana corak penafsiran
2. Bagaimana caranya agar dapat menyimpulkan tentang corak-corak dari penafsiran
3. Memiliki corak yang berkualitas
1.4.Manfaat
1. Semoga dengan makalah ini pembaca mampu memahami isi dari corak tersebut
2.Memiliki corak penafsiran yang dapat dipahami dengan baik
3.Memiliki kriteria yang bermanfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi Kata Corak
Secara bahasa, di dalam KBBI disebutkan bahwa kata corak berarti bunga atau gambar ada yang
berwarna-warna pada kain tenunan, anyaman, dan sebagainya.Berjenis-jenis warna pada warna
dasar tentang kain, bendera, dan sebagainya sifat paham, macam, bentuk tertentu. Adapun Secara
istilah, ada beberapa definisi yang dikemukakan para pakar, di antaranya: M. Quraish Shihab
pernah menggunakan kata corak untuk menyebut metode, yakni corak Ma’tsur.2 Sedangkan
Nashruddin Baidan mencoba mengidentifikasi tafsir-tafsir Indonesia periode klasik, pertengahan,
pramodern dan modern ke dalam kategori bentuk, metode dan corak tafsir. Kategori bentuk yang
dimaksud di sini adalah apakah tafsir tersebut mengacu pada bi al-Ma’tsur atau bi ar-Ra’yi.
Sedangkan metode yang dimaksud oleh Nashruddin Baidan adalah metode ijmali, tahlili,
muqaran atau maudhui. Terkait dengan corak ini, Nashruddin Baidan tidak menjelaskan apa
yang dimaksud dengan istilah corak tafsir itu sendiri. Meskipun begitu, ia sempat menyebut
corak-corak tafsir adalah fiqih, tasawuf, filsafat dan al-adab bi al-Ijtima’i Lugawi dan lain-lain.
Sedangkan Said Aqil Husin Al Munawar dalam Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan
Hakiki, tidak menjelaskan apa itu corak penafsiran. Namun di dalam buku tersebut dicantumkan
bab Corak Penafsiran al-Qur’an yang isinya menjelaskan tentang tafsir Tahlili (dengan subbab
tafsir al-Ma’tsur, tafsir bi al-Ra’yi, tafsir Sufi, tafsir Fiqhi, tafsir Falsafi, tafsir ‘Ilmi, tafsir Ijmali,
tafsir Muqaran, dan tafsir Maudhu’i.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka/Kemendikbud, 2008) h. Lihat juga di
http://kbbi.web.id/corakM. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993)
Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia. Said Aqil Husin Al Munawar, Al-
Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Ciputat)