Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 40

PENDAHULUAN

Hipnosis dan hipnoterapi merupakan pendekatan yang


inovatif dalam membantu individu mengatasi berbagai
masalah dan mencapai perubahan positif dalam kehidupan
mereka. Dengan mengintegrasikan aplikasi SCORE Model dan
teknik hipnosis/hipnoterapi, klien dapat mengalami
perubahan yang lebih mendalam dan berkelanjutan dalam
menghadapi tantangan dan mencapai tujuan mereka. SCORE
Model memberikan kerangka kerja terstruktur untuk
mengidentifikasi gejala, akar penyebab, hasil yang diinginkan,
sumber daya, dan dampak positif dari perubahan, sementara
teknik hipnosis dan future pacing memungkinkan akses ke
alam bawah sadar dan membantu klien membayangkan
perubahan yang diinginkan dalam kondisi ideal. Dalam
panduan ini, kami akan memberikan contoh kasus untuk
mengilustrasikan penerapan SCORE Model dengan teknik
hipnosis/hipnoterapi dan memberikan dukungan menyeluruh
bagi klien dalam perjalanan menuju perubahan dan
pertumbuhan pribadi. Penting untuk diingat bahwa setiap
klien adalah individu yang unik, dan pendekatan hipnosis dan
hipnoterapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
preferensi masing-masing klien.

risman aris | www.rismanaris.com 1


A. SEJARAH

Hipnosis

Hipnosis telah ada dalam berbagai bentuk sepanjang sejarah


manusia, tetapi sejarahnya menjadi sulit dilacak karena
banyak kebudayaan kuno telah menggunakan bentuk trans
dan alam sadar terubah yang mirip dengan hipnosis modern.

Namun, pada abad ke-18, praktisi medis Austria, Franz


Mesmer, menjadi tokoh kunci dalam pengembangan teknik
yang dikenal sebagai "mesmerisme" (dari namanya). Mesmer
percaya bahwa ada fluks "magnetis" yang mengalir dalam
tubuh manusia dan mengembangkan teknik untuk
menginduksi perubahan keadaan sadar dengan menggunakan
gerakan tangan dan "pandangan magnetis." Walaupun
teorinya tentang fluks magnetis dikritik dan dianggap sebagai
bentuk hipnosis yang tidak akurat, kontribusinya penting
dalam sejarah pengembangan hipnosis.

Kemudian, pada abad ke-19, dokter Inggris James Braid


memperkenalkan istilah "hipnosis" dari kata Yunani "hypnos"
yang berarti tidur. Braid menyadari bahwa hipnosis tidak
benar-benar tidur, melainkan keadaan kesadaran terubah yang
mendalam yang dapat diinduksi dengan fokus dan sugesti. Ia
juga menggantikan pendekatan Mesmer yang mengandalkan
gerakan tangan dengan menggunakan fiksasi objek (seperti
jam) sebagai metode induksi hipnosis.

risman aris | www.rismanaris.com 2


Hipnoterapi

Seiring dengan pengembangan hipnosis, hipnoterapi juga


berkembang sebagai aplikasi praktis dari teknik hipnosis dalam
terapi medis dan psikologis. Pada abad ke-19, James Esdaile,
seorang dokter Inggris di India, menggunakan hipnosis untuk
mengurangi rasa sakit dan memfasilitasi pembedahan tanpa
anestesi kimia yang ada pada saat itu.

Pada awal abad ke-20, hipnoterapi semakin mendapatkan


pengakuan dan digunakan dalam berbagai pengobatan dan
terapi, termasuk pengobatan trauma, gangguan mental, dan
kecanduan.

Namun, popularitas hipnoterapi mengalami fluktuasi dan


dianggap kontroversial pada beberapa periode waktu. Pada
akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, dengan munculnya
penelitian ilmiah yang lebih baik tentang hipnosis dan
keefektifannya, hipnoterapi semakin diterima dan diakui
sebagai pendekatan terapeutik yang sah oleh banyak
profesional medis dan psikolog.

Saat ini, hipnoterapi terus berkembang sebagai pendekatan


terapi alternatif yang efektif dan telah menjadi bagian dari
banyak program pengobatan dan dukungan yang berfokus
pada kesehatan mental dan fisik. Hipnoterapi juga digunakan
untuk meningkatkan kinerja dan performa dalam berbagai
bidang, termasuk olahraga dan bisnis.

risman aris | www.rismanaris.com 3


B. DEFINISI

Hipnosis

Hipnosis adalah suatu kondisi kesadaran terubah yang ditandai


oleh perhatian yang sangat tinggi dan fokus pikiran. Dalam
keadaan hipnosis, pikiran sadar menjadi lebih rileks, dan
pikiran bawah sadar menjadi lebih terbuka. Meskipun istilah
"hipnosis" sering kali dihubungkan dengan kontrol pikiran oleh
orang lain, sesi hipnosis sebenarnya melibatkan kerjasama
antara hipnoterapis dan subjek yang hipnotis. Hipnoterapis
membimbing subjek melalui teknik sugesti dan relaksasi untuk
mencapai keadaan kesadaran terubah ini.

Tujuan dari hipnosis bervariasi tergantung pada konteksnya. Di


dunia klinis, hipnosis dapat digunakan sebagai bagian dari
terapi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan mental
dan fisik. Namun, penting untuk diingat bahwa hipnosis tidak
memberikan kekuatan magis atau kontrol pikiran penuh pada
seseorang. Subjek dalam hipnosis tetap sadar, memiliki kontrol
atas tindakan mereka, dan tidak akan melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan nilai atau etika mereka.

Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah bentuk terapi yang dilakukan saat subjek


berada dalam keadaan hipnosis. Dalam hipnoterapi,
hipnoterapis menggunakan teknik sugesti untuk
mengkomunikasikan ide, saran, atau gambaran yang positif
dan membantu subjek mencapai perubahan pikiran, perasaan,
atau perilaku yang diinginkan. Hipnoterapi dapat digunakan
untuk berbagai masalah, termasuk mengatasi kebiasaan
buruk, mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan

risman aris | www.rismanaris.com 4


percaya diri, mengatasi trauma, mengatasi fobia, dan banyak
lagi.

Hipnoterapi dapat menjadi tambahan yang efektif untuk terapi


konvensional dan membantu mempercepat proses perubahan
pikiran dan perilaku. Namun, hasilnya juga tergantung pada
responsivitas dan kerjasama subjek dengan hipnoterapis.

C. SEJARAH COACHING DI DUNIA

Sejarah Coaching sebagai praktik dan profesi modern memiliki


perkembangan yang cukup menarik. Berikut adalah sejarah
singkat Coaching di dunia:

Awal Abad ke-20

Istilah "coaching" muncul pada abad ke-19 dan awal abad ke-
20 di Inggris dan merujuk pada pengawasan atau pelatihan
dalam olahraga, terutama olahraga sepak bola. Pelatih (coach)
bertugas memberikan arahan, bimbingan, dan pelatihan bagi
para pemain untuk mencapai performa terbaik mereka.

Dekade 1950-an dan 1960-an

Perkembangan awal dalam dunia coaching modern dimulai


pada dekade ini. Timothy Gallwey, seorang mantan pemain
tenis Amerika dan penulis buku "The Inner Game of Tennis,"
memberikan kontribusi besar dalam menggagas konsep
coaching yang berfokus pada psikologi, kesadaran diri, dan
potensi diri. Buku ini mengedepankan pentingnya mengatasi
hambatan mental dan membangun kepercayaan diri untuk
meningkatkan performa olahraga.

risman aris | www.rismanaris.com 5


Dekade 1970-an

Pada dekade ini, coaching mulai merambah ke dunia bisnis dan


kehidupan pribadi. Penggunaan coaching sebagai metode
untuk meningkatkan kinerja bisnis dan produktivitas mulai
mendapatkan perhatian. Para eksekutif dan manajer
memanfaatkan pendekatan coaching untuk mengembangkan
keterampilan kepemimpinan dan mengatasi tantangan dalam
organisasi.

Dekade 1980-an dan 1990-an

Pada dekade ini, coaching semakin berkembang pesat sebagai


profesi yang diakui secara resmi. Organisasi profesional seperti
International Coach Federation (ICF) didirikan pada tahun
1995 untuk menetapkan standar etika dan kompetensi bagi
para coach. ICF menjadi lembaga sertifikasi utama bagi para
coach profesional.

Abad ke-21

Sejak awal abad ke-21, coaching telah menjadi industri yang


berkembang pesat dan semakin populer di seluruh dunia.
Selain bisnis dan olahraga, coaching telah diterapkan dalam
berbagai bidang, termasuk kesehatan, pendidikan, karir,
kehidupan pribadi, dan pembangunan diri. Kehadiran
teknologi juga telah memberikan kesempatan untuk coaching
jarak jauh melalui platform video dan daring.

Dengan bertambahnya pengakuan akan manfaat coaching


dalam membantu orang mencapai tujuan, mengatasi
hambatan, dan meningkatkan kualitas hidup, praktik coaching

risman aris | www.rismanaris.com 6


terus berkembang dan menjadi bagian integral dalam upaya
seseorang untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan.

D. HYPNOSIS COACHING (HYPNO-COACHING)

Dalam Hypnosis Coaching, hypnosis digunakan sebagai alat


tambahan untuk meningkatkan efektivitas coaching. Dengan
membuka pikiran bawah sadar melalui hypnosis, individu lebih
mampu mengakses sumber daya internal mereka,
memperkuat keyakinan positif, dan mengatasi rintangan yang
mungkin tersembunyi di pikiran bawah sadar.

Hipnosis dalam konteks coaching membantu meningkatkan


pemahaman diri, mengatasi ketakutan dan hambatan yang
mungkin menghambat kemajuan, dan mempercepat
perubahan positif.

Sesuai dengan etika dan praktik hypnosis dan coaching,


Hypnosis Coaching dilakukan dalam suasana aman, penuh rasa
hormat, dan kolaboratif antara Hypnosis Coach dan klien.
Hypnosis Coach bertanggung jawab untuk mendukung klien
dalam mencapai tujuan mereka dengan memanfaatkan teknik
hypnosis secara bijaksana dalam sesi coaching.

Seperti halnya dengan semua bentuk terapi dan pelatihan,


Hypnosis Coaching harus dilakukan oleh profesional yang
berpengalaman, terlatih, dan berlisensi di bidangnya.

risman aris | www.rismanaris.com 7


E. JENIS-JENIS COACHING

Ada berbagai jenis coaching yang dirancang untuk memenuhi


kebutuhan dan tujuan klien yang berbeda. Berikut adalah
beberapa jenis coaching yang umum:

• Life Coaching (Coaching Kehidupan): Life coaching


berfokus pada membantu individu mencapai
keseimbangan dan keberhasilan dalam berbagai aspek
kehidupan mereka, termasuk hubungan, karir,
kesehatan, keuangan, dan pertumbuhan pribadi.
• Career Coaching (Coaching Karir): Career coaching
berfokus pada membantu individu dalam
mengembangkan karir yang memuaskan, menetapkan
tujuan karir, meningkatkan keterampilan
kepemimpinan, dan mengatasi hambatan dalam
mencapai ambisi karir mereka.
• Executive Coaching (Coaching Eksekutif): Executive
coaching berfokus pada membantu eksekutif dan
pemimpin organisasi untuk meningkatkan
keterampilan kepemimpinan, mengatasi tantangan
dalam manajemen tim, dan mencapai tujuan strategis
organisasi.
• Business Coaching (Coaching Bisnis): Business
coaching berfokus pada membantu pemilik usaha
atau pengusaha dalam mengembangkan strategi
bisnis yang efektif, meningkatkan produktivitas, dan
mencapai keberhasilan dalam berbisnis.
• Health and Wellness Coaching (Coaching Kesehatan
dan Kesejahteraan): Health and wellness coaching
berfokus pada membantu individu mencapai gaya

risman aris | www.rismanaris.com 8


hidup sehat, mencapai tujuan kesehatan, dan
mengatasi hambatan untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka.
• Relationship Coaching (Coaching Hubungan):
Relationship coaching berfokus pada membantu
individu atau pasangan dalam memperkuat hubungan
mereka, mengatasi konflik, dan mencapai
kebahagiaan dan keharmonisan dalam hubungan.
• Financial Coaching (Coaching Keuangan): Financial
coaching berfokus pada membantu individu
mengelola keuangan mereka, mengembangkan
rencana keuangan, dan mencapai tujuan keuangan
mereka.
• Parenting Coaching (Coaching Orangtua): Parenting
coaching berfokus pada membantu orangtua dalam
mengatasi tantangan dalam mendidik anak,
mengembangkan pola asuh yang efektif, dan
membangun hubungan yang positif dengan anak-anak
mereka.
• Sports Coaching (Coaching Olahraga): Sports
coaching berfokus pada membantu atlet untuk
meningkatkan kinerja, mengembangkan
keterampilan, dan mengatasi tantangan mental dalam
olahraga.
• Performance Coaching (Coaching Kinerja):
Performance coaching berfokus pada membantu
individu mencapai potensi kinerja maksimal dalam
berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan mereka.

risman aris | www.rismanaris.com 9


Ingatlah bahwa beberapa coach mungkin mengkhususkan diri
dalam beberapa jenis coaching, sementara yang lain mungkin
menawarkan coaching yang lebih holistik.

F. TEKNIK COACHING, "SCORE MODEL"

SCORE Model adalah suatu model psikologi yang digunakan


untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam
mencapai tujuan atau perubahan yang diinginkan. Model ini
dikembangkan oleh Robert Dilts, seorang ahli di bidang Neuro-
Linguistic Programming (NLP), yang merupakan salah satu
pendiri NLP.

SCORE merupakan singkatan dari lima tahapan dalam model


ini, yaitu:

S: Symptoms (Gejala)

Tahap pertama adalah mengidentifikasi gejala atau tanda-


tanda yang mengindikasikan bahwa ada suatu hambatan atau
masalah yang perlu diatasi. Misalnya, gejala bisa berupa
perasaan cemas, ketidakmampuan untuk mengambil
keputusan, atau kebingungan.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah bertujuan untuk


mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
gejala yang dialami oleh klien. Sebagai seorang coach atau
terapis, informasi ini akan membantu Anda dalam
mengidentifikasi masalah yang dihadapi klien dan
membimbingnya menuju perubahan yang diinginkan.

risman aris | www.rismanaris.com 10


Contoh pertanyaan :

• Apa gejala utama yang Anda alami terkait situasi atau


masalah ini?
• Bagaimana Anda merasakan gejala tersebut dalam
tubuh atau pikiran Anda?
• Sejak kapan gejala ini muncul atau menjadi lebih
nyata?
• Apakah ada faktor pemicu yang khusus yang membuat
gejala ini muncul?
• Apakah gejala ini mempengaruhi kehidupan sehari-
hari Anda atau aktivitas sehari-hari?
• Bagaimana tingkat intensitas gejala tersebut? Apakah
ada perbedaan tingkat intensitas pada waktu
tertentu?
• Apakah ada pola tertentu dalam gejala ini, seperti
kapan gejala muncul atau apa yang memicu gejala
tersebut?
• Bagaimana gejala ini mempengaruhi kesehatan
mental atau emosional Anda?
• Apakah ada reaksi fisik atau emosi khusus yang Anda
rasakan ketika gejala muncul?
• Apakah ada gejala tambahan yang mungkin belum
Anda sebutkan, namun berhubungan dengan situasi
ini?

risman aris | www.rismanaris.com 11


C: Causes (Penyebab)

Tahap kedua adalah menggali dan memahami akar penyebab


dari gejala yang muncul. Di sini, Anda mencoba mencari tahu
mengapa gejala tersebut terjadi dan mencari faktor-faktor
yang berkontribusi pada munculnya masalah atau hambatan.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bertujuan untuk


membantu klien dan coach memahami lebih dalam tentang
akar penyebab dari gejala yang dialami. Ini membantu dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berkontribusi
pada munculnya gejala dan membimbing proses pencarian
solusi atau perubahan yang diperlukan.

Contoh Pertanyaannya :

• Apa yang menurut Anda mungkin menjadi penyebab


munculnya gejala ini?
• Apakah ada peristiwa atau situasi tertentu yang Anda
ingat terjadi sebelum gejala ini muncul?
• Adakah faktor stres atau tekanan dalam kehidupan
Anda yang mungkin berkontribusi pada gejala ini?
• Apakah ada pola pikir atau kepercayaan tertentu yang
Anda miliki yang mungkin memengaruhi munculnya
gejala ini?
• Bagaimana hubungan antara gejala ini dengan
pengalaman masa lalu atau kenangan tertentu?
• Apakah ada perubahan dalam rutinitas atau
lingkungan Anda sebelum gejala ini muncul?
• Adakah faktor lingkungan atau gaya hidup yang
mungkin berperan dalam munculnya gejala ini?

risman aris | www.rismanaris.com 12


• Apakah ada faktor genetik atau riwayat keluarga yang
mungkin terkait dengan gejala ini?
• Apakah ada pola makan atau kebiasaan tidur yang
mungkin memainkan peran dalam gejala ini?
• Apakah ada perubahan emosional atau psikologis
dalam hidup Anda yang mungkin memiliki dampak
terhadap gejala ini?

O: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Tahap ketiga adalah menentukan hasil yang diinginkan atau


tujuan yang ingin dicapai. Dengan menetapkan tujuan yang
jelas, Anda dapat membimbing diri Anda menuju perubahan
yang diinginkan.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini membantu klien dan


coach merumuskan tujuan yang jelas dan konkret untuk
dikejar. Hasil yang diinginkan harus memberikan arah yang
jelas dalam proses perubahan dan membantu klien untuk
memvisualisasikan hasil yang diharapkan.

Contoh Pertanyaannya :

• Apa yang Anda harapkan dapat dicapai dari


perubahan ini dalam jangka pendek?
• Bagaimana Anda membayangkan kehidupan Anda
akan berbeda setelah berhasil mengatasi masalah ini?
• Apa tujuan yang ingin Anda capai dengan mengubah
situasi ini?
• Bagaimana Anda akan merasa jika berhasil mencapai
hasil yang diinginkan?

risman aris | www.rismanaris.com 13


• Apa dampak positif yang Anda harapkan dari
mencapai tujuan ini?
• Bagaimana situasi ini akan mempengaruhi hubungan
Anda dengan orang-orang di sekitar Anda?
• Apa perubahan konkret yang Anda ingin lihat dalam
perilaku atau pikiran Anda?
• Bagaimana hasil yang diinginkan ini akan mendukung
tujuan jangka panjang Anda?
• Apa manfaat yang Anda pikirkan dapat Anda peroleh
dari mencapai hasil yang diinginkan?
• Bagaimana Anda akan menilai keberhasilan dalam
mencapai hasil ini?

R: Resources (Sumber Daya)

Tahap keempat adalah mengidentifikasi sumber daya yang


diperlukan untuk mencapai tujuan. Ini bisa berupa
keterampilan, pengetahuan, dukungan sosial, dan lain
sebagainya.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini membantu klien dan


coach mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia untuk mencapai tujuan. Sumber daya dapat berasal
dari internal klien maupun eksternal, dan penting untuk
merencanakan cara yang efektif untuk mengoptimalkan
sumber daya tersebut dalam perjalanan menuju perubahan
positif.

risman aris | www.rismanaris.com 14


Contoh Pertanyaannya :

• Apa keterampilan atau keahlian yang Anda miliki yang


dapat membantu Anda dalam mengatasi masalah ini?
• Siapa orang-orang dalam hidup Anda yang dapat
memberikan dukungan atau saran terkait situasi ini?
• Apa yang pernah Anda lakukan sebelumnya untuk
mengatasi masalah serupa, dan bagaimana hasilnya?
• Adakah pengetahuan atau informasi tertentu yang
Anda butuhkan untuk mengatasi hambatan ini?
• Apa sumber daya internal yang dapat Anda gunakan,
seperti ketekunan, optimisme, atau kreativitas?
• Apakah ada buku, artikel, atau sumber referensi lain
yang dapat membantu Anda memahami dan
mengatasi masalah ini?
• Bagaimana Anda dapat menggunakan pengalaman
masa lalu untuk membantu Anda dalam situasi ini?
• Apakah ada grup dukungan, forum online, atau
komunitas yang relevan dengan masalah ini?
• Adakah pelatihan atau kursus yang dapat
meningkatkan keterampilan atau pemahaman Anda
terkait masalah ini?
• Bagaimana Anda dapat mengalokasikan waktu,
energi, dan sumber daya lain untuk mencapai hasil
yang diinginkan?

risman aris | www.rismanaris.com 15


E: Effects (Dampak)

Tahap kelima adalah melihat dampak atau hasil dari


perubahan yang telah dilakukan. Di sini, Anda mengevaluasi
apakah tujuan telah tercapai dan apakah perubahan tersebut
telah menghilangkan atau mengurangi gejala awal.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini membantu klien dan


coach untuk merenungkan tentang dampak positif dari
perubahan yang diinginkan. Ini membantu memotivasi klien
dan memberikan pandangan yang lebih jelas tentang hasil
yang diharapkan, serta mengilustrasikan nilai-nilai positif dari
mencapai tujuan tersebut.

Contoh Pertanyaannya :

• Bagaimana Anda berharap kehidupan Anda akan


berubah setelah berhasil mengatasi masalah ini?
• Apa manfaat positif yang Anda lihat jika Anda berhasil
mencapai tujuan yang Anda tetapkan?
• Bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi
suasana hati atau emosi Anda secara keseluruhan?
• Bagaimana Anda pikir perubahan ini akan
memengaruhi hubungan Anda dengan orang-orang
terdekat Anda?
• Apakah Anda berpikir perubahan ini akan memberi
Anda lebih banyak energi dan motivasi?
• Bagaimana Anda akan merasa lebih percaya diri jika
Anda berhasil mencapai hasil yang diinginkan?
• Apa kemungkinan efek domino atau efek berantai dari
mencapai tujuan ini?

risman aris | www.rismanaris.com 16


• Bagaimana perubahan ini akan memengaruhi
pandangan Anda terhadap diri sendiri dan
kemampuan Anda?
• Apa perubahan konkrit yang mungkin terjadi dalam
rutinitas harian Anda setelah mencapai hasil ini?
• Bagaimana Anda akan merasakan dampak positif ini
dalam jangka panjang, dan bagaimana Anda akan
merayakannya?

G. CONTOH KASUS PENERAPAN SCORE MODEL

Kasus: Mengatasi Prokrastinasi dalam Menyelesaikan Tugas


Kuliah

S: Symptoms (Gejala)

Ali, seorang mahasiswa, sering mengalami gejala prokrastinasi


ketika harus menyelesaikan tugas kuliah. Dia merasa sulit
untuk memulai pekerjaan, sering kali menunda-nunda tugas,
dan akhirnya harus bekerja dengan terburu-buru mendekati
batas waktu pengumpulan.

C: Causes (Penyebab)

Setelah diidentifikasi, penyebab prokrastinasi Ali adalah rasa


takut gagal, perasaan kewalahan oleh beban tugas, dan
kurangnya keterampilan manajemen waktu.

O: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Ali ingin mengatasi prokrastinasi, belajar mengelola waktu


dengan lebih baik, dan menyelesaikan tugas kuliah dengan
hasil yang lebih baik dan tanpa tekanan.

risman aris | www.rismanaris.com 17


R: Resources (Sumber Daya)

• Ali memiliki akses ke perpustakaan kampus dan


sumber daya online untuk membantu penelitian
tugasnya.
• Dia dapat mencari bantuan dari dosen atau tutor
dalam memahami materi dan persyaratan tugas.
• Ali memiliki teman sekelas yang bersedia
berkolaborasi dan mendiskusikan tugas bersama-
sama.
• Dia memiliki akses ke aplikasi manajemen waktu yang
dapat membantu dia membuat jadwal dan mengatur
tugas-tugasnya.
• Ali juga memiliki dukungan keluarga yang memberinya
semangat dan dorongan dalam menyelesaikan tugas
kuliah.

E: Effects (Dampak)

Setelah bekerja dengan seorang coach, Ali berhasil mengatasi


prokrastinasi dengan mengidentifikasi dan mengatasi rasa
takut gagal. Dia belajar mengelola waktu dengan lebih baik
dan menggunakan aplikasi manajemen waktu untuk mengatur
tugas-tugasnya. Ali juga berhasil mencari dukungan dari
teman-temannya dan dosen, dan berkolaborasi dalam
menyelesaikan tugas kuliah. Akhirnya, Ali merasa lebih percaya
diri, tugas-tugasnya selesai tepat waktu, dan hasil kualitasnya
meningkat.

Dalam kasus ini, SCORE Model digunakan untuk membantu Ali


mengatasi prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas kuliah.
Sumber daya (R) yang beragam dan relevan dengan

risman aris | www.rismanaris.com 18


masalahnya diidentifikasi untuk membantu Ali dalam
perubahan positif. Penerapan yang lebih luas pada bagian R
memperkuat upaya Ali dalam mengatasi prokrastinasi dan
mencapai hasil yang diinginkan.

Kasus: Meningkatkan Keterampilan Presentasi

S: Symptoms (Gejala)

Budi, seorang profesional di sebuah perusahaan, mengalami


gejala kurang percaya diri dan cemas ketika harus berbicara di
depan audiens. Setiap kali dia harus melakukan presentasi, dia
merasa gugup, suaranya gemetar, dan dia merasa sulit untuk
berbicara dengan lancar.

C: Causes (Penyebab)

Setelah diidentifikasi, penyebab kurangnya keterampilan


presentasi Budi adalah kurangnya latihan dan pengalaman
dalam berbicara di depan umum. Dia juga memiliki
kepercayaan diri yang rendah karena pernah mengalami
kegagalan dalam presentasi sebelumnya.

O: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Budi ingin meningkatkan keterampilan presentasinya, merasa


lebih percaya diri saat berbicara di depan audiens, dan dapat
menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.

R: Resources (Sumber Daya)

• Budi dapat mencari sumber daya online atau buku


tentang teknik presentasi yang efektif.

risman aris | www.rismanaris.com 19


• Dia bisa memanfaatkan internet untuk menemukan
video presentasi yang inspiratif dan mengamati cara
berbicara yang baik dari speaker profesional.
• Budi memiliki kesempatan untuk berlatih presentasi di
hadapan keluarga atau teman dekat untuk
mendapatkan umpan balik yang konstruktif.
• Dia juga bisa bergabung dengan kelompok presentasi
atau klub toastmasters untuk mempraktikkan
keterampilan presentasi secara teratur.
• Budi dapat mencari mentor atau konsultan presentasi
yang berpengalaman untuk memberikan dukungan
dan panduan dalam mengembangkan keterampilan
presentasinya.

E: Effects (Dampak)

Setelah bekerja dengan seorang coach, Budi berhasil


meningkatkan keterampilan presentasinya melalui latihan dan
pelatihan. Dia memperoleh lebih banyak kepercayaan diri dan
keberanian dalam berbicara di depan audiens. Budi berhasil
menyampaikan presentasi dengan lancar, dan pesan-pesannya
lebih efektif sampai pada audiens. Akibatnya, dia
mendapatkan pujian dan apresiasi atas presentasi yang
diberikan, dan karirnya pun mulai berkembang karena
kemampuannya yang lebih baik dalam berkomunikasi secara
publik.

Dalam kasus ini, SCORE Model digunakan untuk membantu


Budi meningkatkan keterampilan presentasinya. Gejala (S)
diidentifikasi, penyebab (C) dipahami, tujuan perubahan (O)
ditetapkan, dan berbagai sumber daya (R) yang relevan
digunakan untuk membantu Budi mencapai hasil yang

risman aris | www.rismanaris.com 20


diinginkan. Penerapan SCORE Model membimbing Budi dalam
merencanakan dan mencapai perubahan positif dalam
keterampilan presentasinya.

Kasus: Meningkatkan Keseimbangan Hidup

S: Symptoms (Gejala)

Dewi, seorang profesional muda, mengalami gejala kelelahan,


stres, dan ketidakseimbangan dalam kehidupan pribadinya
dan pekerjaannya. Dia sering merasa lelah karena bekerja
terlalu banyak, memiliki sedikit waktu untuk beristirahat, dan
merasa kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi.

C: Causes (Penyebab)

Setelah diidentifikasi, penyebab ketidakseimbangan hidup


Dewi adalah kecenderungannya untuk bekerja berlebihan dan
kesulitan dalam menetapkan batas antara pekerjaan dan
waktu pribadi. Dia juga merasa terbebani oleh tuntutan
pekerjaan dan perasaan tidak mampu mengatasi peran ganda
sebagai profesional dan anggota keluarga.

O: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Dewi ingin mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik,


merasa lebih tenang dan bahagia, serta memiliki waktu yang
cukup untuk kegiatan pribadi dan relaksasi.

risman aris | www.rismanaris.com 21


R: Resources (Sumber Daya)

• Dewi dapat menggunakan aplikasi manajemen waktu


untuk mengatur jadwal dan menetapkan prioritas
dalam pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
• Dia bisa mencari dukungan dari keluarga dan teman-
teman dalam mencapai keseimbangan hidup yang
lebih baik.
• Dewi dapat mencari pelatihan atau seminar tentang
manajemen stres dan keseimbangan kerja-hidup.
• Dia bisa mencari hobi atau kegiatan yang membantu
melepaskan stres dan merasa bahagia.
• Dewi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
batas antara pekerjaan dan waktu pribadinya dan
belajar untuk berkompromi dengan tuntutan
pekerjaan.

E: Effects (Dampak)

Setelah bekerja dengan seorang coach, Dewi berhasil


mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik melalui
perencanaan waktu yang efektif dan pengaturan prioritas. Dia
belajar untuk lebih memperhatikan kebutuhan dirinya sendiri
dan menyediakan waktu untuk kegiatan pribadi yang
menyenangkan. Akibatnya, Dewi merasa lebih bersemangat
dalam pekerjaannya, lebih bahagia secara keseluruhan, dan
memiliki hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan
teman-temannya. Dampak positif ini membawa perasaan
kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

risman aris | www.rismanaris.com 22


Dalam kasus ini, SCORE Model digunakan untuk membantu
Dewi mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik. Gejala (S)
diidentifikasi, penyebab (C) dipahami, tujuan perubahan (O)
ditetapkan, dan berbagai sumber daya (R) yang relevan
digunakan untuk membantu Dewi mencapai hasil yang
diinginkan. Penerapan SCORE Model membimbing Dewi
dalam menghadapi tantangan dan mencapai perubahan
positif untuk mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik.

H. APLIKASI HYPNOCOACHING

Hipnosis merupakan teknik yang digunakan dalam hipnoterapi


untuk membantu individu mencapai keadaan trance atau
kesadaran terfokus, di mana akses ke alam bawah sadar
menjadi lebih mudah.

Dalam sesi hipnoterapi, langkah pertama yang diambil adalah


melakukan induksi hipnosis, dengan menggunakan teknik yang
sesuai dengan preferensi dan kebutuhan klien.

Setelah klien berada dalam keadaan trance hipnosis yang


mendalam, perangkat SCORE Model kemudian digunakan
untuk memberikan pendekatan terstruktur dalam mengatasi
masalah atau gejala yang dialami oleh klien.

Melalui langkah-langkah SCORE Model, klien dibimbing untuk


mengidentifikasi gejala yang ingin diatasi (Symptoms), mencari
akar penyebab dari masalah tersebut (Causes),
membayangkan hasil yang diinginkan setelah perubahan
terjadi (Outcomes), mengakses sumber daya internal yang

risman aris | www.rismanaris.com 23


dapat membantu dalam proses perubahan (Resources), dan
merenungkan dampak positif dari mencapai tujuan (Effects).

Terakhir, sesi hipnoterapi diakhiri dengan future pacing, di


mana klien membayangkan diri mereka dalam keadaan yang
berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.

Proses ini membantu klien untuk menerapkan perubahan


tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan keluar dari
kondisi hipnosis dengan perasaan lebih bugar dan optimis
untuk masa depan.

Dengan menyinkronkan aplikasi SCORE Model dengan teknik


hipnosis dan future pacing, klien dapat mengalami perubahan
yang lebih dalam dan berkelanjutan dalam pikiran dan perilaku
mereka dengan dukungan yang diberikan oleh terapis atau
praktisi hipnoterapi yang terlatih dengan baik.

I. LANGKAH-LANGKAH HYPNO-COACHING

Langkah 1: Induksi Hipnosis

Mulailah dengan membimbing klien masuk ke dalam kondisi


hipnosis. Gunakan teknik induksi yang sesuai dengan
preferensi dan kebutuhan klien, seperti teknik relaksasi
progresif, visualisasi, atau pendekatan lainnya. Pastikan klien
berada dalam keadaan trance hipnosis yang mendalam
sehingga alam bawah sadar dapat diakses dengan lebih
mudah.

risman aris | www.rismanaris.com 24


Langkah 2: Symptoms (Gejala)

Setelah klien berada dalam kondisi hipnosis, mulailah dengan


mengidentifikasi gejala atau masalah yang ingin diatasi oleh
klien. Ajak klien untuk fokus pada gejala yang dialami,
perasaan, pikiran, atau pola perilaku yang ingin diubah.

Langkah 3: Causes (Penyebab)

Dalam keadaan trance hipnosis, bantu klien untuk menjelajahi


alam bawah sadarnya dan mencari akar penyebab dari gejala
atau masalah yang dialami. Bantu klien menjelajahi ingatan
masa lalu atau pengalaman yang mungkin telah memicu gejala
tersebut. Identifikasi dan pahami bersama klien tentang apa
yang mungkin menjadi pemicu atau penyebab masalah.

Langkah 4: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Setelah mengidentifikasi akar penyebab, bantu klien untuk


membayangkan hasil yang diinginkan dalam kondisi ideal.
Dorong klien untuk membayangkan perubahan positif dalam
pikiran, perasaan, dan perilaku mereka. Gunakan sugesti
positif untuk memperkuat keyakinan klien terhadap hasil yang
diinginkan.

Langkah 5: Resources (Sumber Daya)

Selama sesi hipnoterapi, bantu klien untuk mengakses sumber


daya internal mereka. Gunakan sugesti positif untuk
mengaktifkan keterampilan, kepercayaan diri, dan sumber
daya lain yang dapat membantu klien dalam mengatasi
masalah. Bantu klien merasakan kekuatan yang ada dalam diri
mereka.

risman aris | www.rismanaris.com 25


Langkah 6: SCORE Model Integration

Gunakan SCORE Model untuk membantu klien dalam


memahami dan mengatasi masalah dengan lebih terstruktur.
Dorong klien untuk merenung tentang gejala (S), penyebab (C),
hasil yang diinginkan (O), sumber daya (R), dan dampak positif
perubahan (E). Integrasikan SCORE Model dengan sugesti
hipnosis dan bimbingan untuk membantu klien mencapai
tujuan mereka.

Langkah 7: Future Pacing

Setelah membantu klien memahami dan mengatasi masalah


dengan menggunakan SCORE Model, lakukan future pacing.
Dorong klien untuk membayangkan diri mereka dalam
keadaan yang telah berhasil mencapai tujuan dan perubahan
yang diinginkan. Bantu klien untuk merasakan bagaimana
perubahan ini akan mempengaruhi kehidupan mereka secara
keseluruhan.

Langkah 8: Keluarkan Klien dari Hipnosis

Terakhir, keluarkan klien dari kondisi hipnosis dengan lembut


dan membawa mereka kembali ke keadaan sadar. Berikan
dukungan dan dorongan kepada klien untuk menerapkan
perubahan yang diinginkan dalam kehidupan sehari-hari
mereka berdasarkan pada apa yang telah mereka bayangkan
selama sesi hipnoterapi.

Dengan mengintegrasikan aplikasi SCORE Model dengan


teknik hipnosis/hipnoterapi dan future pacing, klien dapat
mengalami perubahan yang lebih mendalam dan
berkelanjutan dalam pikiran dan perilaku mereka. Pastikan

risman aris | www.rismanaris.com 26


untuk melakukan pendekatan ini dengan penuh perhatian dan
memperhatikan kebutuhan unik klien.

J. CONTOH KASUS PENERAPAN HYPNO-COACHING

Kasus: Mengatasi Ketakutan Terbang (Aviophobia)

Langkah 1: Induksi Hipnosis

Mulailah dengan membimbing klien, bernama Maya, masuk ke


dalam kondisi hipnosis. Gunakan teknik relaksasi progresif
yang sesuai dengan preferensi Maya. Bantu dia untuk merasa
rileks dan tenang, dan pastikan dia berada dalam keadaan
trance hipnosis yang mendalam.

Langkah 2: Symptoms (Gejala)

Setelah Maya berada dalam kondisi hipnosis, identifikasi gejala


atau masalah yang ingin diatasi, yaitu ketakutan terbang
(aviophobia). Ajak Maya untuk fokus pada gejala yang dialami
ketika berada di pesawat, seperti perasaan cemas, denyut
jantung yang cepat, dan pikiran negatif tentang kemungkinan
kecelakaan.

Langkah 3: Causes (Penyebab)

Dalam kondisi hipnosis, bantu Maya untuk menjelajahi alam


bawah sadarnya dan mencari akar penyebab dari ketakutan
terbangnya. Bantu Maya mengingat pengalaman masa lalu
yang mungkin memicu aviophobia-nya, seperti pengalaman
buruk atau kejadian traumatis terkait penerbangan.

risman aris | www.rismanaris.com 27


Langkah 4: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Setelah mengidentifikasi penyebabnya, bantu Maya untuk


membayangkan hasil yang diinginkan dalam kondisi ideal.
Dorong Maya untuk membayangkan dirinya tenang dan
percaya diri saat berada di pesawat, dengan pikiran yang
positif tentang penerbangan dan perasaan yang nyaman
selama perjalanan.

Langkah 5: Resources (Sumber Daya)

Selama sesi hipnoterapi, bantu Maya untuk mengakses


sumber daya internalnya. Gunakan sugesti positif untuk
mengaktifkan keterampilan relaksasi dan visualisasi yang
dapat membantunya mengatasi ketakutan terbang. Bantu
Maya merasakan kekuatan yang ada dalam dirinya untuk
menghadapi situasi yang menakutkan dengan lebih percaya
diri.

Langkah 6: SCORE Model Integration

Gunakan SCORE Model untuk membantu Maya dalam


memahami dan mengatasi aviophobia-nya secara terstruktur.
Dorong Maya untuk merenung tentang gejala (S), penyebab
(C), hasil yang diinginkan (O), sumber daya (R), dan dampak
positif perubahan (E). Integrasikan SCORE Model dengan
sugesti hipnosis dan bimbingan untuk membantu Maya
mencapai tujuan untuk mengatasi ketakutan terbangnya.

Langkah 7: Future Pacing

Setelah membantu Maya memahami dan mengatasi ketakutan


terbangnya dengan menggunakan SCORE Model, lakukan
future pacing. Dorong Maya untuk membayangkan dirinya

risman aris | www.rismanaris.com 28


dalam keadaan yang berhasil mengatasi aviophobia, dengan
perasaan tenang dan percaya diri saat berada di pesawat.
Bantu Maya merasakan bagaimana perubahan ini akan
memberikan dampak positif pada kehidupannya, seperti bisa
bepergian dengan lebih mudah dan mengejar impian yang
melibatkan penerbangan.

Langkah 8: Keluarkan Klien dari Hipnosis

Terakhir, keluarkan Maya dari kondisi hipnosis dengan lembut


dan membawanya kembali ke keadaan sadar. Berikan
dukungan dan dorongan kepada Maya untuk menerapkan
perubahan yang diinginkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Ajak Maya untuk merasa lebih percaya diri dan siap untuk
menghadapi penerbangan berikutnya dengan perasaan lebih
tenang dan rileks.

Dalam kasus ini, aplikasi SCORE Model dengan teknik


hipnosis/hipnoterapi dan future pacing membantu Maya
untuk mengatasi ketakutan terbangnya (aviophobia) dengan
lebih mendalam dan berkelanjutan. Dengan menggunakan
pendekatan ini, Maya dapat merespons perubahan dengan
lebih efektif dan menghadapi tantangan masa depan dengan
lebih percaya diri.

risman aris | www.rismanaris.com 29


Kasus: Mengatasi Rasa Cemas Sosial (Social Anxiety)

Langkah 1: Induksi Hipnosis

Bimbing klien, bernama Alex, masuk ke dalam kondisi hipnosis.


Gunakan teknik induksi visualisasi yang sesuai dengan
preferensi Alex. Pastikan dia merasa rileks dan tenang dalam
keadaan trance hipnosis yang mendalam.

Langkah 2: Symptoms (Gejala)

Setelah Alex berada dalam kondisi hipnosis, identifikasi gejala


atau masalah yang ingin diatasi, yaitu rasa cemas sosial yang
dialaminya. Ajak Alex untuk fokus pada situasi sosial yang
membuatnya cemas, seperti berbicara di depan umum atau
berinteraksi dengan orang baru.

Langkah 3: Causes (Penyebab)

Bantu Alex untuk menjelajahi alam bawah sadarnya dan


mencari akar penyebab dari rasa cemas sosialnya. Identifikasi
pengalaman masa lalu atau pola pikir yang mungkin
menyebabkan cemas sosial tersebut, seperti peristiwa
traumatis atau keyakinan negatif tentang diri sendiri.

Langkah 4: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Bantu Alex membayangkan hasil yang diinginkan dalam


kondisi ideal, yaitu merasa percaya diri dan nyaman dalam
situasi sosial. Dorong Alex untuk membayangkan dirinya
dengan sikap yang lebih positif dan percaya diri dalam
berkomunikasi dengan orang lain.

risman aris | www.rismanaris.com 30


Langkah 5: Resources (Sumber Daya)

Selama sesi hipnoterapi, bantu Alex untuk mengakses sumber


daya internalnya. Gunakan sugesti positif untuk mengaktifkan
keterampilan komunikasi yang baik, kepercayaan diri, dan rasa
nyaman dalam situasi sosial. Bantu Alex merasakan kekuatan
yang ada dalam dirinya untuk mengatasi rasa cemas sosial.

Langkah 6: SCORE Model Integration

Gunakan SCORE Model untuk membantu Alex dalam


memahami dan mengatasi rasa cemas sosialnya secara
terstruktur. Dorong Alex untuk merenung tentang gejala (S),
penyebab (C), hasil yang diinginkan (O), sumber daya (R), dan
dampak positif perubahan (E). Integrasikan SCORE Model
dengan sugesti hipnosis dan bimbingan untuk membantu Alex
mencapai tujuan untuk mengatasi rasa cemas sosialnya.

Langkah 7: Future Pacing

Setelah membantu Alex memahami dan mengatasi rasa cemas


sosialnya dengan menggunakan SCORE Model, lakukan future
pacing. Dorong Alex untuk membayangkan dirinya dalam
keadaan yang berhasil mengatasi rasa cemas sosial, dengan
perasaan percaya diri dan nyaman saat berinteraksi dengan
orang lain. Bantu Alex merasakan bagaimana perubahan ini
akan memberikan dampak positif pada kehidupannya, seperti
mendapatkan hubungan sosial yang lebih baik dan mengatasi
rasa cemas dalam situasi sosial.

Langkah 8: Keluarkan Klien dari Hipnosis

Terakhir, keluarkan Alex dari kondisi hipnosis dengan lembut


dan membawanya kembali ke keadaan sadar. Berikan

risman aris | www.rismanaris.com 31


dukungan dan dorongan kepada Alex untuk menerapkan
perubahan yang diinginkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Ajak Alex untuk merasa lebih percaya diri dan siap untuk
menghadapi situasi sosial dengan lebih baik dan lebih tenang.

Dalam kasus ini, aplikasi SCORE Model dengan teknik


hipnosis/hipnoterapi dan future pacing membantu Alex untuk
mengatasi rasa cemas sosialnya dengan lebih mendalam dan
berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan ini, Alex
dapat mengembangkan keterampilan sosialnya, merespons
situasi sosial dengan lebih baik, dan merasa lebih nyaman
dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kasus: Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus dalam Belajar

Langkah 1: Induksi Hipnosis

Bimbing klien, bernama Ryan, masuk ke dalam kondisi


hipnosis. Gunakan teknik relaksasi progresif yang sesuai
dengan preferensi Ryan. Pastikan dia merasa rileks dan tenang
dalam keadaan trance hipnosis yang mendalam

Langkah 2: Symptoms (Gejala)

Setelah Ryan berada dalam kondisi hipnosis, identifikasi gejala


atau masalah yang ingin diatasi, yaitu kesulitan konsentrasi
dan fokus saat belajar. Ajak Ryan untuk fokus pada momen-
momen di mana dia merasa kesulitan untuk berkonsentrasi
atau teralihkan perhatiannya saat belajar.

risman aris | www.rismanaris.com 32


Langkah 3: Causes (Penyebab)

Bantu Ryan untuk menjelajahi alam bawah sadarnya dan


mencari akar penyebab dari kesulitan konsentrasi dan
fokusnya. Identifikasi faktor-faktor yang mungkin
menyebabkan terganggunya konsentrasinya, seperti gangguan
eksternal atau pola pikir negatif tentang kemampuannya.

Langkah 4: Outcomes (Hasil yang Diinginkan)

Bantu Ryan membayangkan hasil yang diinginkan dalam


kondisi ideal, yaitu memiliki kemampuan untuk fokus dan
berkonsentrasi dengan lebih baik saat belajar. Dorong Ryan
untuk membayangkan dirinya dalam keadaan yang sukses
dalam belajar, dengan perasaan percaya diri dan penghargaan
atas usahanya

Langkah 5: Resources (Sumber Daya)

Selama sesi hipnoterapi, bantu Ryan untuk mengakses sumber


daya internalnya. Gunakan sugesti positif untuk mengaktifkan
kemampuan konsentrasi dan fokus yang ada dalam dirinya.
Bantu Ryan merasakan kekuatan yang ada dalam dirinya untuk
mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

Langkah 6: SCORE Model Integration

Gunakan SCORE Model untuk membantu Ryan dalam


memahami dan mengatasi kesulitan konsentrasi dan fokusnya
secara terstruktur. Dorong Ryan untuk merenung tentang
gejala (S), penyebab (C), hasil yang diinginkan (O), sumber
daya (R), dan dampak positif perubahan (E). Integrasikan
SCORE Model dengan sugesti hipnosis dan bimbingan untuk

risman aris | www.rismanaris.com 33


membantu Ryan mencapai tujuan untuk meningkatkan
konsentrasi dan fokusnya saat belajar.

Langkah 7: Future Pacing

Setelah membantu Ryan memahami dan mengatasi kesulitan


konsentrasi dan fokusnya dengan menggunakan SCORE
Model, lakukan future pacing. Dorong Ryan untuk
membayangkan dirinya dalam keadaan yang berhasil
meningkatkan konsentrasi dan fokusnya saat belajar. Bantu
Ryan merasakan bagaimana perubahan ini akan memberikan
dampak positif pada hasil belajarnya dan bagaimana dia akan
merasa lebih puas dengan prestasinya.

Langkah 8: Keluarkan Klien dari Hipnosis

Terakhir, keluarkan Ryan dari kondisi hipnosis dengan lembut


dan membawanya kembali ke keadaan sadar. Berikan
dukungan dan dorongan kepada Ryan untuk menerapkan
perubahan yang diinginkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Ajak Ryan untuk merasa lebih percaya diri dan siap untuk
meningkatkan konsentrasi dan fokusnya dalam belajar.

Dalam kasus ini, aplikasi SCORE Model dengan teknik


hipnosis/hipnoterapi dan future pacing membantu Ryan untuk
meningkatkan konsentrasi dan fokusnya dalam belajar dengan
lebih mendalam dan berkelanjutan. Dengan menggunakan
pendekatan ini, Ryan dapat mengatasi kesulitan belajarnya
dan mencapai hasil yang lebih baik dalam proses
pembelajaran.

risman aris | www.rismanaris.com 34


PENUTUP

Dalam sesi hipnoterapi dengan pendekatan SCORE Model dan


teknik future pacing, klien dapat mengalami perubahan yang
lebih mendalam dan berkelanjutan dalam mengatasi berbagai
masalah atau tantangan dalam hidup mereka. SCORE Model
membantu klien untuk memahami dan mengatasi masalah
dengan lebih terstruktur, sementara teknik hipnosis dan future
pacing memungkinkan akses ke alam bawah sadar dan
membantu klien membayangkan perubahan yang diinginkan
dalam kondisi ideal.

Melalui langkah-langkah SCORE Model, klien diajak untuk


mengidentifikasi gejala yang ingin diatasi, menyelami akar
penyebab masalah, membayangkan hasil yang diinginkan,
mengakses sumber daya internal, dan merenungkan dampak
positif dari perubahan yang dicapai. Integrasi SCORE Model
dengan teknik hipnosis/hipnoterapi dan future pacing
memberikan dukungan menyeluruh dalam mencapai tujuan
klien dan membantu mereka menerapkan perubahan yang
diinginkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penting untuk diingat bahwa setiap klien unik, dan pendekatan


hipnosis dan hipnoterapi harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan preferensi individu. Seorang praktisi hipnoterapi yang
terlatih dengan baik akan membimbing klien dengan penuh
perhatian, empati, dan menghargai integritas setiap individu.

Dengan aplikasi SCORE Model dan teknik hipnosis yang tepat,


klien dapat mengatasi rintangan, mengembangkan potensi
mereka, dan mencapai tujuan dengan lebih mudah. Proses ini

risman aris | www.rismanaris.com 35


memberikan kesempatan bagi klien untuk meraih perubahan
positif dan membawa dampak positif dalam kehidupan
mereka. Selalu ingat bahwa kunci keberhasilan dalam hipnosis
dan hipnoterapi adalah kerjasama aktif antara klien dan
praktisi untuk mencapai perubahan yang berarti dan
bermakna.

risman aris | www.rismanaris.com 36


PENYUSUN

Coach Risman Aris adalah seorang pakar hipnoterapis dan


Master Trainer Neuro Linguistic Programing dari lembaga NLP
Independen terbesar di Indonesia. Keseharian beliau adalah
seorang hipnoterapis klinis yang berpraktek di Permata
Sudiang Raya Blok H4. No 9, Kota Makassar.

Beliau juga sering diundang untuk memberikan pelatihan Self


Empowerment di berbagai perusahaan dan aktif memberikan
pelatihan Hipnoterapi dan NLP di berbagai kota di Indonesia.
Ia mulai mendalami Hipnoterapi sejak Tahun 2011 dan Pada
tahun 2014 beliau mendalami keilmuan Neuro Linguistic
Programming dengan tujuan lebih expert dalam merubah
prilaku dan pola pikir yang keliru setiap orang.

Sampai saat ini beliau telah menangani ribuan klien yang


mengalami gangguan psikis dan psikosomatik dengan
Hipnoterapi serta telah memberikan pelatihan kepada
puluhan perusahaan dibidang penjualan, motivasi, mengelola
stres ditempat kerja, skill komunikasi dan lainnya.

Apa yang disampaikan beliau dalam pelatihannya adalah 100%


dari permasalahan klien yang dihadapi sehingga setiap materi
yang diberikan mudah dipahami dan dimengerti setiap orang.
Ia juga seorang Direktur dari perusahaan yang ia dirikan.

Keilmuan Tersertifikasi Risman Aris

Beliau juga seorang pembelajar yang sangat luar biasa, beliau


megambil lisensi Hipnoterapisnya di 8 Asosiasi Hipnoterapis
diluar negeri. Berikut diantaranya

risman aris | www.rismanaris.com 37


• Certified Hypnotherapy & Instructor From The
Indonesian Board of Hypnotherapy : 24 Hours Training
• Ericksonian Cooperative Hypnotherapy, from Asep
Haerul Gani, Psikolog Training : 24 Hours Training
• Certified Consulting Hypnotist from National Guild of
Hypnotist, USA : 200 Hours Training
• Certified Hypnotherapy From International
Association Conselor & Therapist : 100 Hours Training
(IACT, USA Chapter INA)
• Certified Hypnotherapy From International
Association Conselor & Therapist, USA : 220 Hours
training
• Certified Hypnotherapy From International Medical &
Dental Hypnotherapy Association : 220 Hours Training
• Certified Hypnotherapy From International Hypnotist
Association. USA : 100 hours training
• Certified Hypnotherapy From International Alliance of
Profesional Hypnotist, USA : 100 hours training
• Certifief Specialist of Clinical Hypnotherapist : 300
Hours London of Hypnotherapy Association
• Certified Clinical Hypnotherapist From American
Hypnosis Association : 700 Hours Training
• Hypnotherapist Member of American Society of
Clinical Hypnotherapy
• Hypnotherapist Member International Society of
Hypnosis

Untuk keilmuan Neuro Linguistic Programming

• Practitioner-Master Practitioner, Trainer & Master


Trainer from Neo NLP Society : 32 Hour Training

risman aris | www.rismanaris.com 38


• Practitioner of National Federation Neuro Linguistic
Programming, Florida USA : 56 Hour Training

Sedangkan keilmuan NLP Coaching

• Certified NLP Coaching dari NLP Coach Association : 16


Jam
• Certified Trainer NCA dari NLP Coach Association : 16
Jam
• Certified Psychology Positive Practitioner from
Emocare Global Institute, India : 16 Jam

risman aris | www.rismanaris.com 39

You might also like