Professional Documents
Culture Documents
Fadila Ramadhani - LP CHF - Ruangan ICU
Fadila Ramadhani - LP CHF - Ruangan ICU
Disusun Oleh:
Fadila Ramadhani
I031201074
pulmonal
aliran darah ke otot jantung Pengosongan jantung
Aliran darah melalui jantung terganggu mendadak
terganggu peningkatan afterload abnormal afterload
Disfungi miokard merusak serabut otot jantung
beban kerja jantung
TD Sistemik
Hipertropi serabut otot jantung meningkat
MK :Resiko
Ketidakefektifan Kontraktilitas menurun
perfusi jaringan
jantung
CHF Kiri (Gagal jantung kiri) MK : Resiko penurunan CHF Kanan (Gagal jantung kanan)
curah jantung
Tekanan vena pulmonal
COP Tekanan vena kava tekanan vena kava inferior
Suplai darah superior
Tekanan kapiler pulmonal ke otak
Suplai darah ke
jaringan Kongestivisera & jaringan perifer
Tekanan vena jugularis
MK : Kongesti paru Penurunan nutrisi & O2 ke sel Aliran balik vena
ganggua MK : Tekanan vena Kongesti Kongesti
terganggu
n dipsneu katabolisme yang tidak adekuat ketidakefektif ekstremitas vena
hepar
pertuka dari jaringan an perfusi abdomen
ran gas Penurunan kesadaran
Nyeri dada saat jaringan Edema
Kelemahan Tekanan
bernafas cerebral Statis vena
ekstremitas pembuluh abdomen
portae
MK : nyeri akut
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1. Airways
- Sumbatan atau penumpukan secret
- Wheezing atau krekles
2. Breathing
- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
- Ronchi, krekles
- Ekspansi dada tidak penuh
- Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
- Nadi lemah , tidak teratur
- Takikardi
- TD meningkat / menurun
- Edema
- Gelisah
- Akral dingin
- Kulit pucat, sianosis
- Output urine menurun
b. Pengkajian Sekunder
1. Keluhan
a. Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
b. Palpitasi atau berdebar-debar.
c. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak nafas
saat beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih
dari dua buah.
d. Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
e. Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan)
2. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis,
diabetes melitus, bedah jantung, dan disritmia.
3. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
4. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung,
steroid, jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
5. Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
6. Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
7. Postur, kegelisahan, kecemasan
8. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang
merupakan faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan
mempercepat perkembangan CHF.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan,
toleransi aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis,
tekanan darah, mean arterial presure, bunyi jantung, denyut jantung,
pulsus alternans, Gallop’s, murmur.
2. Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales,
wheezing)
3. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4. Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut
yang kronis
5. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6. Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis,
warna kulit pucat, dan pitting edema.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung (D. 0008) b.d perubahan irama jantung,
Kategori: Fisiologis, Subkategori: Sirkulasi.
b. Pola napas tidak efektif (D. 0005) b.d hambatan upaya napas, Kategori:
Fisiologis, Subkategori: Respirasi.
c. Gangguan rasa nyaman (D. 0074) b.d gejala penyakit, Kategori:
Psikologis, Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan.
d. Intoleransi aktivitas (D. 0056) b.d kelemahan, Kategori: Fisiologis,
Subkategori: Aktivitas dan Istirahat.
3. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(PPNI, 2018a) (PPNI, 2018c) (PPNI, 2018b)
1. Penurunan Curah Jantung Tujuan : Perawatan Jantung (I. 02075)
(D. 0008) b.d perubahan Setelah dilakukan intervensi, Observasi
irama jantung, Kategori: diharapkan curah jantung dapat - Identifikasi tanda atau gejala primer penurunan curah
Fisiologis, Subkategori: meningkat dalam ….x 24 jam. jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
Sirkulasi. paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
Curah Jantung (L.02008)
Kriteria Skala - Identifikasi tanda atau gejala sekunder penurunan curah
Hasil
jantung (meliputi peningkatan berat badan,
Kekuatan nadi 5 (meningkat)
perifer hepatomegall, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi
Ejection 5 (meningkat) basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
fraction
Dispnea 5 (menurun) - Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
CRT 5 (membaik) ortostatik, jika perlu)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada (mis. intensitas, lokasi,
radiasi, durasi, presivitasi yang mengurangi nyeri)
- Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
- Monitor nilai laboratorium jantung (mis. elektrolit,
enzim jantung, BNP NTpro-BNP)
- Monitor fungsi alat pacu jantung
- Periksa tekanan darah dan fungsi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis. beta blocker, ACE inhibitor,
calcium channel blocker, digoksin)
Terapiutik
- Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki
ke bawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
- Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten,
sesuai indikasi
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya
hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika
perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual Berikan
oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2. Pola napas tidak efektif (D. Tujuan : Manajemen Jalan Napas (I. 01011)
Setelah dilakukan intervensi, Observasi
0005) b.d hambatan upaya
diharapkan pola napas dapat - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
napas, Kategori: Fisiologis,
Subkategori: Respirasi. membaik dalam ….x 24 jam.
Pola Napas (L.01004) - Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgiling, mengi,
Kriteria Skala wheezing, ronkhi kering)
Hasil
Dispnea 5 (menurun) - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Frekuensi 5 (membaik) Terapeutik
Napas
Kedalaman 5 (membaik) - Pertahanan kepatenan jalan napas dengan head-tift dan
Napas chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
- Posisikan Semi-Fowler atau Fowler
- Berikan minuman hangat Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda padat dengan proses McGill
- Berikan Oksigen, Jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, Jika tidak
komtraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, Jika perlu
3. Gangguan rasa nyaman (D. Tujuan : Manajemen Nyeri (I. 08238)
0074) b.d gejala penyakit, Setelah dilakukan intervensi, Observasi
Kategori: Psikologis, diharapkan status kenyamanan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Subkategori: Nyeri dan dapat meningkat dalam ….x 24 kualitas, intensitas nyeri Identifikasi skala nyeri
Kenyamanan. jam. - Identifikasi respon nyeri non verbal Identifikasi faktor
Status Kenyamanan (L.08064)
Kriteria Skala yang memperberat dan memperingan nyeri
Hasil - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Keluhan tidak 5 (menurun)
nyaman - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Gelisah 5 (menurun) - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat atau dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk membandingkan
status keadaan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang ditetapkan.
Evaluasi adalah tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang digunakan
untuk dapat menentukan suatu keberhasilan asuhan keperawatan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assessment,
planning). Untuk memudahkan perawat dalam mengevaluasi atau memantau
perkembangan klien, digunakan komponen SOAP. Pengertian SOAP (Mona
& Ngudi, 2018) yaitu:
a. S artinya data subjektif. Perawat dapat menuliskan keluhan pasien yang
masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
b. O artinya data objektif. Data objektif yaitu data berdasarkan hasil
pengukuran atau hasil observasi perawat secara langsung pada klien dan
yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
c. A artinya analisis. Interpensi dari data subjektif dan data objektif.
Analisis merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang
masih terjadi atau juga dpat dituliskan masalah diagnosa baru yang
terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah terdentifikasi
data dalam data subjektif dan objektif.
d. P artinya planning. Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan,
dihentikan, dimodifikasi atau perencanaan yang ditambahkan dari
rencana tindakan keperawatan yang telah ditentuka sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. P. T. (2017). Gagal Jantung. Ilmu Penyakit Dalam, 1–15.
Lilik, N. I. S., & Budiono, I. (2021). Risiko Kematian Pasien Gagal Jantung
Kongestif (GJK): Studi Kohort Retrospektif Berbasis Rumah Sakit.
Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 1(3), 388–395.
Mona, & Ngudi. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN CL (
CLEFT LIPS ) / CP ( CLEFT PALATE ).
PPNI. (2018a). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (D. PPNI (ed.); Edisi 1).
PPNI. (2018b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
(Edisi 1). DPP PPNI.
PPNI. (2018c). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (Edisi 1). DPP PPNI.
Rahmadhani, F. N. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF) YANG DI RAWAT DI RUMAH
SAKIT. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN.
Susanti, A. A. (2023). Asuhan Keperawatan Penatalaksanaan Penurunan Curah
Jantung Pada Tn.T Dengan Congestive Heart Failure (Chf) Dengan Slow
Deep Breathing Di Rsud.Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto. 3(1), 107–
112.
Yunita, A., Nurcahyati, S., & Utami, S. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Pasien Tentang Pencegahan Komplikasi Congestive Heart Failure (Chf).
Jurnal Ners Indonesia, 11(1), 98. https://doi.org/10.31258/jni.11.1.98-107