Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Pengabdian KKN 87 Revisi 1
Jurnal Pengabdian KKN 87 Revisi 1
Jurnal Pengabdian KKN 87 Revisi 1
Nasobi Niki Suma, M. Mabruk Romdhoni, Rifqi Thoriq Ubaydillah, Putri Ayu Wulandari,
Feby Noviana, Dafira Saula W.I, Moch Mursid, Fika Nur Diana, Alifia Sabrina Wulandari,
Siti Mutmainnah, Ain Nur Faiza, Tiara Pratiwi, Silvia Petianti M.M.S, Taufi Kurohman,
Khildana Faradisa.
UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
*nasobi.nikisuma@uinkhas.ac.id
Letak negara adalah di antara 2 Benua yaitu Benua Asia dan Australia serta diapit oleh 2
Samudera yaitu samudera Hindia dan Pasifik. Selain itu, Indonesia terletak di garis Khatulistiwa
yang memiliki dampak positif terhadap Indonesia. Dampak positif tersebut adalah beragamnya
Flora dan Fauna yang hidup di Indonesia karena sinar matahari tersedia selama sepanjang tahun.
Selain itu bentang alam yang bermacam mulai dari pegunungan, dataran rendah, pesisir pantai
sehingga menyebabkan keberagaman adat istiadat, suku, budaya dan Bahasa. Hal ini menjadi aset
bagi bangsa Indonesia untuk kemajuan bangsa, contohnya adalah bisa dijadikan sebagai objek
wisata. Wisata di Indonesia menjadi daya tarik bagi wisatawan karena keasrian alamnya dan
tidak ada yang sama di belahan dunia lain.1
Sesuatu yang ada di negara ini adalah aset. Mulai dari kekayaan sumber daya alam,
keadaan sosial budaya, sumber daya manusia, kekayaan ekonomi dan kekayaan fisik. Aset
tersebut akan menjadi bermanfaat bagi negara maupun masyarakat jika dikelola dan
dikembangkan dengan optimal dan baik. Demi menunjang terlaksananya manfaat atas aset yang
tersedia, maka harus ada sebuah teori agar pemanfaatan aset tersebut dapat berguna. Disini
terdapat sebuah teori, yakni Teori ABCD dimana teori ini memanfaatkan aset untuk
pengembangan masyarakat.2 Aset dalam teori ABCD dibagi menjadi 5 macam yaitu aset
1
nadia faradiba, “Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya,” KOMPAS.com, last modified October 29, 2022,
accessed July 24, 2023, https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/26/120000423/letak-geografis-indonesia-dan-
pengaruhnya.
2
Achmad Room Fitrianto et al., “Pendampingan Dan Sosialisasi Pada Usaha Toko Kelontong Dengan Metode
ABCD (Asset Based Community Development) Sebagai Upaya Pemberdayaan Ekonomi Dan Peningkatan Literasi
Usaha Toko Kelontong,” Jurnal Abdidas 1, no. 6 (November 9, 2020): 579–591.
individu, aset sosial, aset fisik, aset sumber daya alam, aset agama dan budaya dan aset ekonomi.
Di setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki aset. 3 Aset tersebut dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan masyarakat di daerah tersebut. Contohnya yaitu dalam pengembangan aset wisata
untuk memajukan ekonomi masyarakat. Hal tersebut dapat menjadi optimal jika melibatkan
masyarakat.
Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Jember
Provinsi Jawa Timur. Semua aset yang terdapat di teori ABCD semua ada di Desa Sabrang. Aset
tersebut dapat dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat, namun peneliti hanya fokus
untuk mengembangkan 1 aset saja agar lebih fokus dan lebih optimal hasilnya. Aset yang
dikembangkan oleh peneliti adalah aset sumber daya alam. Di Desa Sabrang terdapat banyak
kekayaan alam, salah satunya adalah Rowo Gabus. Rowo Gabus merupakan wisata keramba ikan
dan udang yang ada di Kabupaten Jember. Ikan yang dipelihara adalah jenis ikan nila. Hal ini
menjadi keunikan tersendiri karena wisatawan lokal maupun mancanegara belum mengetahui
terkait wisata Rowo Gabus. Selain itu, Rowo Gabus memiliki tempat yang sangat sejuk karena
banyak pohon yang tumbuh disana, diantaranya adalah pohon waru pantai, mangrove, dan
berbagai jenis pohon lainnya yang tergolong unik dan jarang ditemui di daerah lain. Rowo gabus
dikelola oleh kelompok masyarakat rowo gabus sejahtera dengan nauangan dari kelompok tani
hutan sosial sabrang mandiri.
Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh wisata Rowo Gabus harus dikembangkan
dan dapat teratasi jika melibatkan masyarakat dan pemerintah desa. Pengembangan wisata harus
berbasis masyarakat. Pariwisata berbasis masyarakat merupakan pariwisata yang melibatkan
masyarakat untuk pengembangan wisata tersebut dan pemerintah desa sebagai pendukung.
masyarakat mendapatkan manfaat dari adanya wisata tersebut serta mendapat dukungan dari
pemerintah atau swasta (johnson,2010), karena wisata tersebut akan memberikan dampak yang
bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat sebagai pengembang wisata dapat meningkatkan
pendapatan ekonomi, sehingga daya beli masyarakat di Desa Sabrang dapat meningkat.
Pemerintah desa harus mendukung masyarakat dalam mengembangkan wisata Rowo Gabus.
Selain memiliki kelebihan, Rowo Gabus juga memiliki kekurangan dalam hal
infrastruktur. Infrastruktur atau akses menuju wisata masih berupa tanah. Wisatawan kesulitan
untuk menuju ke Rowo Gabus karena akses yang sulit. Selain infrastruktur yang kurang memadai
terdapat beberapa permasalahan dengan pemerintah desa yaitu pengelola wisata termasuk
kelompok tani hutan sosial yang belum berkoordinasi dengan pokdarwis sebagai perwakilan desa
untuk mengkoordinir seluruh wisata yang ada di desa. Sehingga terjadi tumpang tindih dalam
pengelolaan, hal ini mengakibatkan wisata kurang berkembang karena belum mendapatkan
dukungan secara penuh dari pemerintah. Agar wisata Rowo Gabus dapat berkembang dan dikenal
oleh wisatawan lokal maupun negara serta mendapatkan penghargaan ADWI (Anugerah Desa
Wisata Indonesia), maka pemerintah harus menyusun strategi pengembangan wisata Rowo
Gabus.
Alasan memilih pendampingan dan pengabdian wisata Rowo Gabus Desa Sabrang adalah
belum terkoordinasinya wisata Rowo Gabus dengan pemerintah desa, dan belum adanya
dukungan dari pemerintah desa terhadap wisata Rowo Gabus.
Tujuan pengabdian ini adalah mengidentifikasi dan mensosialisasikan aset desa untuk
3
Mirza Maulana Al-Kautsari, “ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT : STRATEGI
PENGEMBANGAN MASYARAKAT,” Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 4, no. 2 (December
30, 2019): 259–278.
mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Sabrang yang berkelanjutan sehingga
konsep pariwisata berbasis masyarakat akan terlaksana.
METODE
Metode pengabdian ini menggunakan sebuah pendekatan yang bernama ABCD (Asset
Based Comunity Development). Menurut (Ahmad 2007) ABCD adalah pendeketan yang
bertujuan mengbangkan masyarakat yang memanfaatkan potensi atau aset di wilayah tersebut.
Terdapat 5 aset dalam metode ABCD yaitu aset individu, aset sosial, aset budaya dan agama, aset
SDA, dan aset ekonomi. Pengabdian ini adalah pengelola wisata Rowo Gabus dan Pokdarwis
Desa Sabrang. Sedangkan tempat lokasi pengabdian adalah Rowo Gabus yang berada di Desa
Sabrang Kecamatan Ambulu. Sementara Pokdarwis Desa Sabrang sebagai koordinator wisata
yang ada di Desa Sabrang.
Tahapan-tahapan dalam pemberdayaan di wisata Rowo Gabus sesuai dengan Langkah
Langkah pemberdayaan metode ABCD yaitu 5D. Pertama, Discovery yaitu menentukan
kesuksesan dan aset yang ada di Rowo Gabus Desa Sabrang. Kedua, Dream yaitu menyusun atau
tujuan keinginan bersama masyarakat Rowo Gabus Desa Sabrang. Ketiga, Design yaitu
merancang kegiatan yang akan dilakukan di Rowo Gabus Desa. Sabrang. Yang ke empat, Define
yaitu menentukan program prioritas di Rowo Gabus yang ada di Desa Sabrang. Kelima, Deliver
atau Destiny yaitu melakukan aksi dengan tujuan memberdayakan masyarakat Rowo Gabus Desa
Sabrang. Pada tahap ini adalah pelaksanaan dari dream dan design serta mengevaluasi yang
program yang telah dikerjakan.
HASIL
Aset Desa Sabrang
Desa sabrang terletak di kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Desa Sabrang
terdiri dari 5 dusun yaitu krajan, kebonsari, tegalrejo, jatirejo, dan ungkalan. Penduduk
yang tinggal di desa Sabrang sebanyak 5.452 kepala keluarga (KK).
Aset merupakan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah yang berasal dari
peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat di masa depan dan dikelola dengan baik oleh
pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat.4 Penggalian aset ini diperlukan sebagai
modal untuk memetakan potensi yang dimiliki di desa Sabrang. Pemetaan aset mencakup
aset individu, aset sosial, aset budaya dan agama, aset sumber daya alam dan aset
ekonomi.
4
Chairunisa, “Apa itu Aset: Definisi, Sifat dan Jenis-Jenisnya”, Dailysocial.id, accessed July 27,2023,
https://dailysocial.id/post/apa-itu-aset
Kepala Desa, 5 Kepala
Dusun, Kyai,
KWJ, Tello Godok,
Aset Aset KKSM (Kelompok
Individu Sosial Kehutanan Sosial Mandiri),
Desbumi, Pokdarwis
Pandan Laut, Rowo Gabus
Sejahtera.
UMKM: Pembuatan Genteng,
Keripik Singkong, Kerajinan Tas a) Budaya: Jaranan PSM
Dari Bungkus kopi, Kerajinan (Putri Sido Muncul), Kyai
Anyaman Dari Bambu, Aset
Aset Ageng Rahayu (wayang).
Kerajinan Topi, Pembuatan Kue Budaya &
Ekonomi b) Agama :
Roti. Agama
Kegiatan Keagamaan
Harian: TPQ dan Madrasah
Diniyah.
Kegiatan Mingguan:
Muslimatan, Dasawisma.
Aset
SDA
6
Wawancara dengan ketua pokdarwis desa sabrang, tanggal 7 juli 2023 di balai desa sabrang
7
Wawancara dengan ketua kelopok tani hutan social, tanggal 10 juli 2023 di rowo gabus
8
Stefani Ditamei, “FGD Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Karakteristiknya,” detikjabar, accessed July 26, 2023,
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6282782/fgd-adalah-pengertian-tujuan-dan-karakteristiknya.
selamat datang
4. pemasangan
KESIMPULAN
Desa Sabrang terletak di kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Desa Sabrang terdiri dari
5 dusun yaitu krajan, kebonsari, tegalrejo, jatirejo, dan ungkalan. Aset merupakan sumber daya
yang dimiliki oleh pemerintah yang berasal dari peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat di
masa depan dan dikelola dengan baik oleh pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat.
Penggalian aset ini diperlukan sebagai modal untuk memetakan potensi yang dimiliki di desa
Sabrang. Pertama, Aset individu memiliki peran penting untuk membangun dan memajukan
masyarakat Desa Sabrang. Kedua, Aset sosial yang ada di Desa Sabrang terdiri dari: KWJ
(Komunitas Wong Jatirejo), Tello Godok, KKSM (Kelompok Kehutanan Sosial Mandiri),
Desbumi, Pokdarwis Pandan Laut, Rowo Gabus Sejahtera. Sedangkan Aset budaya terdiri dari:
Jaranan PSM (Putri Sido Muncul), Kyai Ageng Rahayu (wayang). Ketiga, aset agama yang ada
di Desa Sabrang mayoritas dipengaruhi oleh tradisi agama Islam. Keempat, Aset sumber daya
alam yang ada di Desa Sabrang sebagian besar berupa area lahan perhutanan dan wisata. Kelima,
Aset ekonomi terdiri dari UMKM: Pembuatan Genteng, Keripik Singkong, Kerajinan Tas Dari
Bungkus kopi, Kerajinan Anyaman Dari Bambu, Kerajinan Topi, Pembuatan Kue Roti. Tujuan
dari aset ekonomi tersebut yaitu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sabrang.
Menurut Undang-Undang No 6 tahun 2014 Aset desa adalah segala hal yang dimiliki desa
yang berupa kekayaan asli desa. Aset desa dapat dimanfaatkan sebagai PAD dan pengembangan
masyarakat desa. partisipasi Masyarakat dalam mengelola objek wisata tersebut adalah untuk
pemberdayaan masyarakat. Menurut nurhidayati (2012) pariwisata berbasis masyarakat adalah
menempatkan masyarakat dalam mengelola wisata. Setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki
aset wisata desa termasuk di Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupatan Jember. Salah satu
aset wisata desa yang ada di Desa Sabrang adalah Rowo Gabus. Serta belum adanya penunjuk
jalan menuju ke wisata Rowo Gabus sehingga menyulitkan bagi wisatawan untuk berkunjung.
Selain memiliki kekurangan dalam infrastruktur Rowo Gabus dalam hal pengelolaan. Pengelola
di Rowo Gabus adalah kelompok tani hutan sosial yang sudah memiliki surat keputusan dari
Bupati Jember untuk mengelola dan memanfaatkan hutan. Tetapi dalam pengelolaan wisata
Rowo Gabus tidak ada pemberitahuan kepada pemerintah Desa Sabrang. Dari masalah ini,
mahasiswa KKN yang melakukan pengabdian di Desa Sabrang melaksanakan FGD atau Forum
Group Discusion. Sosialisasi dilaksanakan di Balai Desa Sabrang pada tanggal 29 Juli 2023.
Pokdarwis selaku perwakilan pemerintah desa akan melakukan dukungan berupa dana, promosi
dan perlindungan hukum terhadap wisata Rowo Gabus. Sementara pengelola mendapatkan
manfaat berkembangnya wisata Rowo Gabus yaitu bertambahnya pendapatan pengelola. Selain
tujuan diatas sosialisasi tersebut bertujuan mengembangkan melalui program kerja. Selain plang
3 M, program ini membuat plang edukasi tentang menjaga alam. Program yang ketiga adalah
pembuatan media sosial sebagai pengembangan wisata Rowo Gabus. Ketiga program ini
10
Nasobi Niki Suma, “PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT ISLAM LOKAL DI
KAWASAN PERKEBUNAN SENTOOL KABUPATEN JEMBER” (2022).
dilaksanakan oleh kerja sama antara pemerintah desa Sabrang dengan pengelola wisata Rowo
Gabus dan masyarakat desa Sabrang.
Chairunisa, “Apa itu Aset: Definisi, Sifat dan Jenis-Jenisnya”, Dailysocial.id, accessed July
27,2023, https://dailysocial.id/post/apa-itu-aset
Ditamei, Stefani. “FGD Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Karakteristiknya.” detikjabar. Accessed
July 26, 2023. https://www.detik.com/jabar/berita/d-6282782/fgd-adalah-pengertian-
tujuan-dan-karakteristiknya.
faradiba, nadia. “Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya.” KOMPAS.com. Last modified
October 29, 2022. Accessed July 24, 2023.
https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/26/120000423/letak-geografis-indonesia-
dan-pengaruhnya.
Fitrianto, Achmad Room, Een Rizki Amaliyah, Silviana Safitri, Deddy Setyawan, and Maydila
Kifty Arinda. “Pendampingan Dan Sosialisasi Pada Usaha Toko Kelontong Dengan
Metode ABCD (Asset Based Community Development) Sebagai Upaya Pemberdayaan
Ekonomi Dan Peningkatan Literasi Usaha Toko Kelontong.” Jurnal Abdidas 1, no. 6
(November 9, 2020): 579–591.
Pratama, Moh Rizki. “Penerapan ‘Asset Based Community Development’ (ABCD) Di Wilayah
Agropolitan Kecamatan Bungku Utara Kabupaten Morowali Utara” (2019): 2016.