Jurnal Pengabdian KKN 87 Revisi 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Sosialisasi Aset Desa untuk Mewujudkan Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat

di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember

Socialization of Village Assets to Realize Community-Based Tourism Management in Sabrang


Village, Ambulu District, Jember Regency

Nasobi Niki Suma, M. Mabruk Romdhoni, Rifqi Thoriq Ubaydillah, Putri Ayu Wulandari,
Feby Noviana, Dafira Saula W.I, Moch Mursid, Fika Nur Diana, Alifia Sabrina Wulandari,
Siti Mutmainnah, Ain Nur Faiza, Tiara Pratiwi, Silvia Petianti M.M.S, Taufi Kurohman,
Khildana Faradisa.
UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
*nasobi.nikisuma@uinkhas.ac.id

Article History: Abstract: Overlapping tourism management is a big


Received: problem for developing a tourist destination. When a
Revised: new tourist destination appears, the community
Accepted: opens up their own livelihood land without any
coordination for joint tourism development. This can
make it difficult for new tourist destinations to
Keywords: Village Assets, develop and be sustainable. This also happened in
Tourism Management, Sabrang Village, Ambulu District, Jember Regency.
Community Based Tourism The purpose of this research is to identify village
assets to develop community-based tourism in
Sabrang Village, and to socialize village assets to the
people of Sabrang Village to develop sustainable
community-based tourism. The service method uses
the Asset Based Community Development (ABCD)
method by identifying assets and trying to do 5D
(Discovery, Dream, Define, Design, and Destiny).
The results of the study found that the assets in
Sabrang Village were individual, social, natural
resources, religion and culture, and economic assets.
Socialization was carried out to the Village
Government, Pokdarwis and Forest Farmers Groups
to jointly develop the existing tourism potential in
Sabrang Village.

Abstrak: Tumpang tindih pengelolaan pariwisata menjadi


masalah besar untuk mengembangkan suatu destinasi
wisata. Ketika muncul destinasi wisata baru, masyarakat
saling membuka lahan penghidupan sendiri dan ada
koordinasi untuk pengembangan wisata secara bersama-
sama. Hal tersebut yang dapat membuat destinasi wisata
baru sulit berkembang dan berkelanjutan. Hal tersebut juga
terjadi di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten
Jember. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan identifikasi
aset desa untuk mengembangkan pariwisata berbasis
masyarakat di Desa Sabrang, dan melakukan sosialisasi
aset desa kepada masyarakat Desa Sabrang untuk
mengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang
berkelanjutan. Metode pengabdian menggunakan metode
Asset Based Community Development (ABCD) dengan
mengidentifikasi aset dan berupaya untuk melakukan 5D
(Discovery, Dream, Define, Design, dan Destiny). Hasil
penelitian ditemukan bahwa aset yang ada di Desa Sabrang
yaitu aset individu, sosial, sumberdaya alam, agama dan
budaya, dan ekonomi. Sosialiasai dilakukan kepada
Pemerintah Desa, Pokdarwis dan Kelompok Tani Hutan
untuk sama-sama mengembangkan potensi wisata yang ada
di Desa Sabrang.
Kata Kunci: Aset Desa, Pengelolaan Pariwisata, Pariwisata Berbasis Masyarakat

PENDAHULUAN (Times New Roman, size 12)

Letak negara adalah di antara 2 Benua yaitu Benua Asia dan Australia serta diapit oleh 2
Samudera yaitu samudera Hindia dan Pasifik. Selain itu, Indonesia terletak di garis Khatulistiwa
yang memiliki dampak positif terhadap Indonesia. Dampak positif tersebut adalah beragamnya
Flora dan Fauna yang hidup di Indonesia karena sinar matahari tersedia selama sepanjang tahun.
Selain itu bentang alam yang bermacam mulai dari pegunungan, dataran rendah, pesisir pantai
sehingga menyebabkan keberagaman adat istiadat, suku, budaya dan Bahasa. Hal ini menjadi aset
bagi bangsa Indonesia untuk kemajuan bangsa, contohnya adalah bisa dijadikan sebagai objek
wisata. Wisata di Indonesia menjadi daya tarik bagi wisatawan karena keasrian alamnya dan
tidak ada yang sama di belahan dunia lain.1
Sesuatu yang ada di negara ini adalah aset. Mulai dari kekayaan sumber daya alam,
keadaan sosial budaya, sumber daya manusia, kekayaan ekonomi dan kekayaan fisik. Aset
tersebut akan menjadi bermanfaat bagi negara maupun masyarakat jika dikelola dan
dikembangkan dengan optimal dan baik. Demi menunjang terlaksananya manfaat atas aset yang
tersedia, maka harus ada sebuah teori agar pemanfaatan aset tersebut dapat berguna. Disini
terdapat sebuah teori, yakni Teori ABCD dimana teori ini memanfaatkan aset untuk
pengembangan masyarakat.2 Aset dalam teori ABCD dibagi menjadi 5 macam yaitu aset

1
nadia faradiba, “Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya,” KOMPAS.com, last modified October 29, 2022,
accessed July 24, 2023, https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/26/120000423/letak-geografis-indonesia-dan-
pengaruhnya.
2
Achmad Room Fitrianto et al., “Pendampingan Dan Sosialisasi Pada Usaha Toko Kelontong Dengan Metode
ABCD (Asset Based Community Development) Sebagai Upaya Pemberdayaan Ekonomi Dan Peningkatan Literasi
Usaha Toko Kelontong,” Jurnal Abdidas 1, no. 6 (November 9, 2020): 579–591.
individu, aset sosial, aset fisik, aset sumber daya alam, aset agama dan budaya dan aset ekonomi.
Di setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki aset. 3 Aset tersebut dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan masyarakat di daerah tersebut. Contohnya yaitu dalam pengembangan aset wisata
untuk memajukan ekonomi masyarakat. Hal tersebut dapat menjadi optimal jika melibatkan
masyarakat.
Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Jember
Provinsi Jawa Timur. Semua aset yang terdapat di teori ABCD semua ada di Desa Sabrang. Aset
tersebut dapat dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat, namun peneliti hanya fokus
untuk mengembangkan 1 aset saja agar lebih fokus dan lebih optimal hasilnya. Aset yang
dikembangkan oleh peneliti adalah aset sumber daya alam. Di Desa Sabrang terdapat banyak
kekayaan alam, salah satunya adalah Rowo Gabus. Rowo Gabus merupakan wisata keramba ikan
dan udang yang ada di Kabupaten Jember. Ikan yang dipelihara adalah jenis ikan nila. Hal ini
menjadi keunikan tersendiri karena wisatawan lokal maupun mancanegara belum mengetahui
terkait wisata Rowo Gabus. Selain itu, Rowo Gabus memiliki tempat yang sangat sejuk karena
banyak pohon yang tumbuh disana, diantaranya adalah pohon waru pantai, mangrove, dan
berbagai jenis pohon lainnya yang tergolong unik dan jarang ditemui di daerah lain. Rowo gabus
dikelola oleh kelompok masyarakat rowo gabus sejahtera dengan nauangan dari kelompok tani
hutan sosial sabrang mandiri.
Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh wisata Rowo Gabus harus dikembangkan
dan dapat teratasi jika melibatkan masyarakat dan pemerintah desa. Pengembangan wisata harus
berbasis masyarakat. Pariwisata berbasis masyarakat merupakan pariwisata yang melibatkan
masyarakat untuk pengembangan wisata tersebut dan pemerintah desa sebagai pendukung.
masyarakat mendapatkan manfaat dari adanya wisata tersebut serta mendapat dukungan dari
pemerintah atau swasta (johnson,2010), karena wisata tersebut akan memberikan dampak yang
bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat sebagai pengembang wisata dapat meningkatkan
pendapatan ekonomi, sehingga daya beli masyarakat di Desa Sabrang dapat meningkat.
Pemerintah desa harus mendukung masyarakat dalam mengembangkan wisata Rowo Gabus.
Selain memiliki kelebihan, Rowo Gabus juga memiliki kekurangan dalam hal
infrastruktur. Infrastruktur atau akses menuju wisata masih berupa tanah. Wisatawan kesulitan
untuk menuju ke Rowo Gabus karena akses yang sulit. Selain infrastruktur yang kurang memadai
terdapat beberapa permasalahan dengan pemerintah desa yaitu pengelola wisata termasuk
kelompok tani hutan sosial yang belum berkoordinasi dengan pokdarwis sebagai perwakilan desa
untuk mengkoordinir seluruh wisata yang ada di desa. Sehingga terjadi tumpang tindih dalam
pengelolaan, hal ini mengakibatkan wisata kurang berkembang karena belum mendapatkan
dukungan secara penuh dari pemerintah. Agar wisata Rowo Gabus dapat berkembang dan dikenal
oleh wisatawan lokal maupun negara serta mendapatkan penghargaan ADWI (Anugerah Desa
Wisata Indonesia), maka pemerintah harus menyusun strategi pengembangan wisata Rowo
Gabus.
Alasan memilih pendampingan dan pengabdian wisata Rowo Gabus Desa Sabrang adalah
belum terkoordinasinya wisata Rowo Gabus dengan pemerintah desa, dan belum adanya
dukungan dari pemerintah desa terhadap wisata Rowo Gabus.
Tujuan pengabdian ini adalah mengidentifikasi dan mensosialisasikan aset desa untuk

3
Mirza Maulana Al-Kautsari, “ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT : STRATEGI
PENGEMBANGAN MASYARAKAT,” Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 4, no. 2 (December
30, 2019): 259–278.
mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Sabrang yang berkelanjutan sehingga
konsep pariwisata berbasis masyarakat akan terlaksana.

METODE

Discovery Dream Design Define Destiny

Metode pengabdian ini menggunakan sebuah pendekatan yang bernama ABCD (Asset
Based Comunity Development). Menurut (Ahmad 2007) ABCD adalah pendeketan yang
bertujuan mengbangkan masyarakat yang memanfaatkan potensi atau aset di wilayah tersebut.
Terdapat 5 aset dalam metode ABCD yaitu aset individu, aset sosial, aset budaya dan agama, aset
SDA, dan aset ekonomi. Pengabdian ini adalah pengelola wisata Rowo Gabus dan Pokdarwis
Desa Sabrang. Sedangkan tempat lokasi pengabdian adalah Rowo Gabus yang berada di Desa
Sabrang Kecamatan Ambulu. Sementara Pokdarwis Desa Sabrang sebagai koordinator wisata
yang ada di Desa Sabrang.
Tahapan-tahapan dalam pemberdayaan di wisata Rowo Gabus sesuai dengan Langkah
Langkah pemberdayaan metode ABCD yaitu 5D. Pertama, Discovery yaitu menentukan
kesuksesan dan aset yang ada di Rowo Gabus Desa Sabrang. Kedua, Dream yaitu menyusun atau
tujuan keinginan bersama masyarakat Rowo Gabus Desa Sabrang. Ketiga, Design yaitu
merancang kegiatan yang akan dilakukan di Rowo Gabus Desa. Sabrang. Yang ke empat, Define
yaitu menentukan program prioritas di Rowo Gabus yang ada di Desa Sabrang. Kelima, Deliver
atau Destiny yaitu melakukan aksi dengan tujuan memberdayakan masyarakat Rowo Gabus Desa
Sabrang. Pada tahap ini adalah pelaksanaan dari dream dan design serta mengevaluasi yang
program yang telah dikerjakan.
HASIL
Aset Desa Sabrang
Desa sabrang terletak di kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Desa Sabrang
terdiri dari 5 dusun yaitu krajan, kebonsari, tegalrejo, jatirejo, dan ungkalan. Penduduk
yang tinggal di desa Sabrang sebanyak 5.452 kepala keluarga (KK).
Aset merupakan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah yang berasal dari
peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat di masa depan dan dikelola dengan baik oleh
pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat.4 Penggalian aset ini diperlukan sebagai
modal untuk memetakan potensi yang dimiliki di desa Sabrang. Pemetaan aset mencakup
aset individu, aset sosial, aset budaya dan agama, aset sumber daya alam dan aset
ekonomi.

4
Chairunisa, “Apa itu Aset: Definisi, Sifat dan Jenis-Jenisnya”, Dailysocial.id, accessed July 27,2023,
https://dailysocial.id/post/apa-itu-aset
Kepala Desa, 5 Kepala
Dusun, Kyai,
KWJ, Tello Godok,
Aset Aset KKSM (Kelompok
Individu Sosial Kehutanan Sosial Mandiri),
Desbumi, Pokdarwis
Pandan Laut, Rowo Gabus
Sejahtera.
UMKM: Pembuatan Genteng,
Keripik Singkong, Kerajinan Tas a) Budaya: Jaranan PSM
Dari Bungkus kopi, Kerajinan (Putri Sido Muncul), Kyai
Anyaman Dari Bambu, Aset
Aset Ageng Rahayu (wayang).
Kerajinan Topi, Pembuatan Kue Budaya &
Ekonomi b) Agama :
Roti. Agama
Kegiatan Keagamaan
Harian: TPQ dan Madrasah
Diniyah.
Kegiatan Mingguan:
Muslimatan, Dasawisma.
Aset
SDA

Pohon Jati, Sengon, Rowo


Gabus, Pantai Cangaan.

Gambar 1. Pemetaan Aset Di Desa Sabrang


Gambar 1 mempresentasikan penemuan aset di desa sabrang. Dari hasil wawancara
bersama 5 kepala dusun ini ditemukan informasi bahwa penggalian aset di Desa Sabrang
ditemukan tentang aset-aset diantaranya aset individu, aset sosial, aset agama dan budaya, aset
SDA, dan aset ekonomi.
Pertama, Aset individu memiliki peran penting untuk membangun dan memajukan
masyarakat Desa Sabrang. Pemetaan aset individu merupakan kegiatan mengidentifikasi
pengetahuan warga, empati warga, dan skill yang dimiliki oleh warga. Hasil penelusuran aset
individu di desa Sabrang menemukan 3 tokoh individu yang memiliki peran penting terhadap
kemajuan masyarakat. Tokoh tersebut merupakan bapak Zubaeri Lutfi (selaku kepala desa di
sabrang), 5 kepala dusun, kyai ....(ketua takmir). Aset sosial, budaya, dan agama juga dapat
memberikan peran penting untuk pengembangan dan memajukan Desa Sabrang.
Kedua, Aset sosial yang ada di Desa Sabrang terdiri dari: KWJ (Komunitas Wong
Jatirejo), Tello Godok, KKSM (Kelompok Kehutanan Sosial Mandiri), Desbumi, Pokdarwis
Pandan Laut, Rowo Gabus Sejahtera. Sedangkan Aset budaya terdiri dari: Jaranan PSM (Putri
Sido Muncul), Kyai Ageng Rahayu (wayang).
Ketiga, aset agama yang ada di Desa Sabrang mayoritas dipengaruhi oleh tradisi agama
Islam. Tradisi-tradisi Islam itu mencakup tradisi keagamaan harian, mingguan, dan setengah
bulanan. Tradisi keagamaan harian diisi dengan kegiatan TPQ dan Madrasah Diniyah. Kegiatan
tersebut diikuti oleh anak-anak kecil di mushola. Tradisi keagamaan mingguan yang diikuti oleh
golongan dewasa dan warga lanjut usia untuk mengikuti kegiatan rutin Majelis yasinan
(Muslimatan). Kegiatan keagamaan setengah bulanan diisi dengan kegiatan Dasawisma. Tujuan
dari majelis tersebut yaitu berupaya mengajak warga Desa Sabrang untuk mendekatkan diri dan
membulatkan hati kepada Allah SWT.
Keempat, Aset sumber daya alam yang ada di Desa Sabrang sebagian besar berupa area
lahan perhutanan dan wisata. Area lahan perhutanan terdiri dari pohon jati dan sengon.
Sedangkan wisata tersebut terdiri dari Rowo Gabus dan Pantai Canga’an. Tujuan dari aset
sumber daya alam tersebut yaitu menyelaraskan hubungan manusia dengan lingkungan hidup dan
dapat menjadi modal penting untuk pengembangan pengelolaan Rowo Gabus Desa Sabrang.
Kelima, Aset ekonomi terdiri dari UMKM: Pembuatan Genteng, Keripik Singkong,
Kerajinan Tas Dari Bungkus kopi, Kerajinan Anyaman Dari Bambu, Kerajinan Topi, Pembuatan
Kue Roti. Tujuan dari aset ekonomi tersebut yaitu untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Sabrang.
Pengembangan Wisata Rowo Gabus Untuk Pengelolaan Pariwisata Berbasis
Masyarakat
Menurut undang-undang no 6 tahun 2014 Asset desa adalah segala hal yang dimiliki desa
yang berupa kekayaan asli desa. Asset desa dapat dimanfaatkan sebagai PAD dan pengembangan
masyarakat desa. Menurut robinson pengembagan masyarakat adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampaun, kreatifitas, dan kritis yang dilakukan secara pribadi
atau berkelompok. Pengembangan masyarakat sering disebut juga pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan memanfaatkan asset desa. 5 Tujuannya adalah
untuk memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat dapat mengelola asset desa tersebut dan
dapat meningkakan pendapatan asli desa.
Aset desa yang dapat dikembangkan adalah aset sumber daya alam. Aset SDA dapat
dijadikan sebagai objek wisata. partisipasi Masyarakat dalam mengelola objek wisata tersebut
adalah untuk pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan wisata tersebut untuk
meningkatkan ekonomi. Menurut nurhidayati (2012) pariwisata berbasis masyarakat adalah
menempatkan masyarakat dalam mengelola wisata. Sementara menurut purnamasari (2011)
prinsip pariwisata berbasis masyarakat dalam segi ekonomi adalah membuka lapangan kerja
baru, terciptanya hubungan ekonomi antar sector, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di
sekitar wisata tersebut.
Setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki aset wisata desa termasuk di Desa Sabrang
Kecamatan Ambulu Kabupatan Jember. Salah satu aset wisata desa yang ada di Desa Sabrang
adalah Rowo gabus. Rowo gabus adalah wisata keramba ikan dan udang satu-satunya yang ada di
Kabupaten Jember. Rowo gabus sudah memiliki pengelola yaitu kelompok masyarakat rowo
gabus sejahtera dengan naungan dari kelompok tani hutan social. kelompok masyarakat rowo
gabus sejahtera berisikan 30 orang dari kelomok tani di desa sabrang.
Selain itu rowo gabus memiliki tempat yang asri dikarenakan banyak pohon diataranya
adalah pohon waru pantai, mangrove, dan berbagai jenis pohon lainnya yang tergolong unik dan
jarang ditemui di daerah lain. Selain kelebihan, wisata rowo gabus memiliki kekurangan yaitu
5
Moh Rizki Pratama, “Penerapan ‘Asset Based Community Development’ (ABCD) Di Wilayah Agropolitan
Kecamatan Bungku Utara Kabupaten Morowali Utara” (2019): 2016.
akses menuju wisata yang masih kurang memadai karena jalan yang masih berbentuk tanah.
Sehingga Ketika musim hujan jalan menjadi licin dan becek. Serta belum adanya penunjuk jalan
menuju ke wisata rowo gabus sehingga menyulitkan bagi wisatawan untuk berkunjung. Selain
memiliki kekurangan dalam infrastruktur rowo gabus dalam hal pengelolaan.
Pengelola di rowo gabus adalah kelompok tani hutan social yang sudah memiliki surat
keputusan dari bupati jember untuk mengelola dan memanfaatkan hutan. Tetapi dalam
pengelolaan wisata rowo gabus tidak ada pemberitahuan kepada pemerintah desa sabrang. 6
Pemerintah desa sabrang mengutus pokdarwis untuk mengkoordinir seluruh wisata yang ada di
desa sabrang termasuk wisata rowo gabus. Akan tetapi respon dari pengelola rowo gabus adalah
pokdarwis akan mengabil alih wisata tersebut.7 Oleh karena itu, rowo gabus kekurangan
dukungan dari pemerintah desa seperti dukungan dana dan perlindungan hukum.
Dari masalah ini, mahasiswa KKN yang melakukan pengabdian di desa sabrang
melaksanakan FGD atau Forum Group Discusion. FGD adalah kelompok diskusi yang
dilaksanakan oleh beberapa orang.8 tujuan diadakannya FGD adalah mensosialisasikan seluruh
aset yang ada di desa sabrang termasuk aset soisal, budaya, individi, fisik, sumber daya alam, dan
ekonomi. Dan juga melakukan mediasi antara pengelola rowo gabus yaitu kelompok hutan social
dan juga pemerintah desa. Tujuannya adalah rowo gabus dapat berkembang menjadi wisata yang
terkenal ke luar negeri dan melaksanakan konsep pariwisata berbasis masyarakat yang dapat
bermanfaat terhadap masyarakat. Sosialisasi dilaksanakan di balai desa sabrang pada tanggal 29
juli 2023.
Tabel 1. Strategi pengembangan wisata rowo gabus
No Program Kategori Penggunaan Rencana Langkah Hasil Kegiatan
. Program Aset Pengemba Kegiatan
ngan
1. Pemasangan Prioritas Aset sosial Spot Foto 1.
Plang dan aset menggerakkan
sumber komunitas dan
daya alam stake holder
2. pembuatan
dan pengecatan
plang
3. pemasangan
2. Banner Prioritas Aset sosial Spot Foto 1.
Edukasi dan dan aset dan Tugu menggerakkan
Tulisan sumber Selamat komunitas dan
Selamat daya alam Datang stake holder
Datang 2. menentukan
tempat
3. pembuatan
banner edukasi
dan tulisan

6
Wawancara dengan ketua pokdarwis desa sabrang, tanggal 7 juli 2023 di balai desa sabrang
7
Wawancara dengan ketua kelopok tani hutan social, tanggal 10 juli 2023 di rowo gabus
8
Stefani Ditamei, “FGD Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Karakteristiknya,” detikjabar, accessed July 26, 2023,
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6282782/fgd-adalah-pengertian-tujuan-dan-karakteristiknya.
selamat datang
4. pemasangan

3. Pembuatan Jangka Aset Media 1. dokumentasi


media sosial panjang individu, insatagram
wisata rowo
komunitas, ,website gabus
SDA dan maps 2. upload ke
media sosial
Ketika sosialisasi sudah dilaksanakan maka pokdarwis dan pengelola wisata rowo gabus
yaitu kelompok hutan social dapat melakukan kerja sama dalam mengembangkan wisata yang
ada di desa sabrang khususnya wisata rowo gabus. Pokdarwis selaku perwakilan pemerintah desa
akan melakukan dukungan berupa dana, promosi dan perlindungan hukum terhadap wisata rowo
gabus. Sementara pengelola mendapatkan manfaat berkembangnya wisata rowo gabus yaitu
bertambahnya pendapatan pengelola. Selain itu, wisata rowo gabus harus memakai konsep
pariwisata berbasis masyarakat. Masyarakat dapat terbantu dengan adanya kunjungan wisatawan
local maupun mancanegara. Ekonomi masyarakat akan membaik dan daya beli masyarakat akan
meningkat. Sehingga terciptanya masyarakat yang sejahtera tanpa adanya kemiskinan lagi.
Selain tujuan diatas sosialisasi tersebut bertujuan mengembangkan melalui program kerja.
Program kerja yang disepakati adalah edukasi dan promosi. Edukasi dalam program ini meliputi
pertama pembuatan plang dilarang 3 M yaitu dilarang memancing, menjala, meracun. Selain
plang 3 M, program ini membuat plang edukasi tentang menjaga alam. Kedua adalah pembuatan
banner edukasi dan tulisan selamat datang. Program ini menjelaskan tentang sejarah rowo gabus,
ikan dan udang yang ada di rowo gabus, dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
menjaga alam dan juga sebagai spot foto bagi wisatawan.
Program yang ketiga adalah pembuatan media sosial sebagai pengembangan wisata rowo
gabus. Media sosial yang dipilih sebagai media promosi adalah instagram, website, maps. Media
instagram dan website sebagai media promosi foto dan video wisata rowo gabus. Maps sebagai
penunjuk jalan menuju wisata rowo gabus. Program ini menjadi salah satu solusi untuk menuju
ke wisata rowo gabus.
Ketiga program ini dilaksanakan oleh kerja sama antara pemerintah desa sabrang dengan,
pengelola wisata rowo gabus, dan masyarakat desa sabrang.
DISKUSI
Pengembangan wisata Rowo Gabus harus menerapkan konsep pariwisata berbasis
masyarakat. Wisata Desa saat ini menjadi salah satu alternatif penggerak proda perekonomian
yang ada di Desa Sabrang.9 Keterlibatan masyarakat akan terbantu secara ekonomi dengan
berkembangnya wisata Rowo Gabus.
Pengembangan wisata Rowo Gabus melalui program edukasi, diantaranya: menjelaskan
tentang sejarah Rowo Gabus, ikan dan udang yang ada di Rowo Gabus, dan pemahaman
masyarakat tentang pentingnya menjaga alam.
Pengembangan wisata Rowo Gabus berbasis masyarakat harus sesuai dengan prinsip
9
“Pengembangan Desa Wisata,” accessed July 26, 2023,
http://diparda.gianyarkab.go.id/index.php/en/news/item/304-pengembangan-desa-wisata.
metode ABCD. Prinsip metode ABCD terdiri dari lima prinsip yaitu: setengah terisi berarti lebih
berarti (Half Full Half Empty), semua orang punya potensi (Nobody Has Nothing), partisipasi
(Participatory), kemitraan (Partnership), penyimpanan positif (Positive Deviance), berawal dari
masyarakat (Endogenous), menuju sumber energi (Heliotropic).10

KESIMPULAN
Desa Sabrang terletak di kecamatan Ambulu kabupaten Jember. Desa Sabrang terdiri dari
5 dusun yaitu krajan, kebonsari, tegalrejo, jatirejo, dan ungkalan. Aset merupakan sumber daya
yang dimiliki oleh pemerintah yang berasal dari peristiwa masa lalu dan memiliki manfaat di
masa depan dan dikelola dengan baik oleh pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat.
Penggalian aset ini diperlukan sebagai modal untuk memetakan potensi yang dimiliki di desa
Sabrang. Pertama, Aset individu memiliki peran penting untuk membangun dan memajukan
masyarakat Desa Sabrang. Kedua, Aset sosial yang ada di Desa Sabrang terdiri dari: KWJ
(Komunitas Wong Jatirejo), Tello Godok, KKSM (Kelompok Kehutanan Sosial Mandiri),
Desbumi, Pokdarwis Pandan Laut, Rowo Gabus Sejahtera. Sedangkan Aset budaya terdiri dari:
Jaranan PSM (Putri Sido Muncul), Kyai Ageng Rahayu (wayang). Ketiga, aset agama yang ada
di Desa Sabrang mayoritas dipengaruhi oleh tradisi agama Islam. Keempat, Aset sumber daya
alam yang ada di Desa Sabrang sebagian besar berupa area lahan perhutanan dan wisata. Kelima,
Aset ekonomi terdiri dari UMKM: Pembuatan Genteng, Keripik Singkong, Kerajinan Tas Dari
Bungkus kopi, Kerajinan Anyaman Dari Bambu, Kerajinan Topi, Pembuatan Kue Roti. Tujuan
dari aset ekonomi tersebut yaitu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sabrang.
Menurut Undang-Undang No 6 tahun 2014 Aset desa adalah segala hal yang dimiliki desa
yang berupa kekayaan asli desa. Aset desa dapat dimanfaatkan sebagai PAD dan pengembangan
masyarakat desa. partisipasi Masyarakat dalam mengelola objek wisata tersebut adalah untuk
pemberdayaan masyarakat. Menurut nurhidayati (2012) pariwisata berbasis masyarakat adalah
menempatkan masyarakat dalam mengelola wisata. Setiap wilayah di Indonesia pasti memiliki
aset wisata desa termasuk di Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupatan Jember. Salah satu
aset wisata desa yang ada di Desa Sabrang adalah Rowo Gabus. Serta belum adanya penunjuk
jalan menuju ke wisata Rowo Gabus sehingga menyulitkan bagi wisatawan untuk berkunjung.
Selain memiliki kekurangan dalam infrastruktur Rowo Gabus dalam hal pengelolaan. Pengelola
di Rowo Gabus adalah kelompok tani hutan sosial yang sudah memiliki surat keputusan dari
Bupati Jember untuk mengelola dan memanfaatkan hutan. Tetapi dalam pengelolaan wisata
Rowo Gabus tidak ada pemberitahuan kepada pemerintah Desa Sabrang. Dari masalah ini,
mahasiswa KKN yang melakukan pengabdian di Desa Sabrang melaksanakan FGD atau Forum
Group Discusion. Sosialisasi dilaksanakan di Balai Desa Sabrang pada tanggal 29 Juli 2023.
Pokdarwis selaku perwakilan pemerintah desa akan melakukan dukungan berupa dana, promosi
dan perlindungan hukum terhadap wisata Rowo Gabus. Sementara pengelola mendapatkan
manfaat berkembangnya wisata Rowo Gabus yaitu bertambahnya pendapatan pengelola. Selain
tujuan diatas sosialisasi tersebut bertujuan mengembangkan melalui program kerja. Selain plang
3 M, program ini membuat plang edukasi tentang menjaga alam. Program yang ketiga adalah
pembuatan media sosial sebagai pengembangan wisata Rowo Gabus. Ketiga program ini
10
Nasobi Niki Suma, “PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT ISLAM LOKAL DI
KAWASAN PERKEBUNAN SENTOOL KABUPATEN JEMBER” (2022).
dilaksanakan oleh kerja sama antara pemerintah desa Sabrang dengan pengelola wisata Rowo
Gabus dan masyarakat desa Sabrang.

PENGAKUAN/ACKNOWLEDGEMENTS (Times New Roman, size 12)


Dengan rendah hati, kami ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam mensukseskan kegiatan program Kulih
Kerja Nyata dengan mengembangkan wisata berbasis masyarakat. Tanpa dukungan dan
kerjasama yang luar biasa dari anda semua, pencapaian positif ini tidak akan terwujud. Setiap
langkah keberhasilan ini adalah buah dari dedikasi, kerja keras, dan semangat kolaboratif dari
seluruh tim.
Terima kasih kepada seluruh perangkat desa serta warga Desa Sabrang yang telah dengan
tulus mengabdikan waktu, energi, dan kemampuan mereka untuk mendukung program ini.
Keberadaan anda sebagai tiang-tiang kebaikan memberikan harapan dan inspirasi bagi
masyarakat yang kami layani.
Dan yang terakhir terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada seluruh masyarakat
yang turut merasakan manfaat dari program ini. Dukungan, antusiasme, dan partisipasi aktif anda
adalah pendorong utama kesuksesan kami. Bersama-sama, kita membuktikan bahwa kebaikan
dapat terus bertumbuh dan menyentuh banyak hati. Semoga keberhasilan program ini menjadi
inspirasi bagi kita semua untuk terus berbuat baik dan memberikan dampak positif bagi
masyarakat. Kami berharap kerja sama dan semangat kebaikan ini dapat berlanjut dan semakin
diperluas untuk menciptakan perubahan yang lebih baik.
Sekali lagi, terima kasih banyak atas segala dedikasi dan dukungan. Semoga kebaikan
selalu menyertai langkah-langkah kita semua.

DAFTAR REFERENSI (Times New Roman, size 12)


Al-Kautsari, Mirza Maulana. “ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT : STRATEGI
PENGEMBANGAN MASYARAKAT.” Empower : Jurnal Pengembangan Masyarakat
Islam 4, no. 2 (December 30, 2019): 259–278.

Chairunisa, “Apa itu Aset: Definisi, Sifat dan Jenis-Jenisnya”, Dailysocial.id, accessed July
27,2023, https://dailysocial.id/post/apa-itu-aset

Ditamei, Stefani. “FGD Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Karakteristiknya.” detikjabar. Accessed
July 26, 2023. https://www.detik.com/jabar/berita/d-6282782/fgd-adalah-pengertian-
tujuan-dan-karakteristiknya.

faradiba, nadia. “Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya.” KOMPAS.com. Last modified
October 29, 2022. Accessed July 24, 2023.
https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/26/120000423/letak-geografis-indonesia-
dan-pengaruhnya.

Fitrianto, Achmad Room, Een Rizki Amaliyah, Silviana Safitri, Deddy Setyawan, and Maydila
Kifty Arinda. “Pendampingan Dan Sosialisasi Pada Usaha Toko Kelontong Dengan
Metode ABCD (Asset Based Community Development) Sebagai Upaya Pemberdayaan
Ekonomi Dan Peningkatan Literasi Usaha Toko Kelontong.” Jurnal Abdidas 1, no. 6
(November 9, 2020): 579–591.

Pratama, Moh Rizki. “Penerapan ‘Asset Based Community Development’ (ABCD) Di Wilayah
Agropolitan Kecamatan Bungku Utara Kabupaten Morowali Utara” (2019): 2016.

Suma, Nasobi Niki. “PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT


ISLAM LOKAL DI KAWASAN PERKEBUNAN SENTOOL KABUPATEN JEMBER”
(2022).

“Pengembangan Desa Wisata.” Accessed July 26, 2023.


http://diparda.gianyarkab.go.id/index.php/en/news/item/304-pengembangan-desa-wisata.

You might also like