Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

Nama : Meri Ananda Martianti

NPM : 5522220001
Mata Kuliah : Perpajakan (UTS)
Dosen : Dr. Darmansyah, SE, M.Ak, Ak, CA
Hari / Tanggal : Sabtu / 20 Mei 2023

Nomor 1
Mr Dani is a well-known singer in Indonesia who often gets singing jobs in various activities both on
and off air. Mr Dani has had a NPWP since 2017 and is registered at the Pratama Jakarta Menteng Tax
Service Office (KPP). Dani. During this time Mr. Dani asked his manager to keep a record of the
honors received for a year. The total singing honors received in 2020 reach Rp. 2,000,000,000 a year
(after deducting Rp. 100,000,000 of tax). After being recalculated by the manager, it is known that
the amount of underpaid Income Tax (PPh Article 29) in 2020 is IDR 90,000,000. Mr Dani's manager
has made payment of underpaid PPh 29 on April 15, 2021. The 2020 Tax Year Individual Income Tax
Notification (SPT) was submitted on May 1, 2021 and signed using Mr Dani's signature stamp
because Mr Dani was outside country. On October 4, 2021, Mr Dani's manager found an error in
calculating income and the amount of underpaid Income Tax in 2021. After recalculating, it turned
out that there was still Rp. 50,000,000 in tax that still had to be paid. So far, Mr. Dani uses the norms
for calculating net income. Because the norms imposed are quite large, Mr Dani wants to change
from recording to bookkeeping so that the costs incurred can be counted as expenses.
Question:
a. For underpayment of Income Tax Article 29 on 15 April 2021, is there any sanction that
will be imposed by the Director General of Taxes? If so, what sanctions will be imposed
and what legal products will be issued by the Director General of Taxes? Explain with
legal basis.
Jawab:
Ya, terdapat sanksi yang akan dikenakan oleh Direktur Jenderal Pajak atas kurang bayar
Pajak Penghasilan Pasal 29 pada tanggal 15 April 2021. Sanksi yang akan dikenakan
adalah sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang
kurang dibayar. Denda ini akan dikenakan sejak tanggal jatuh tempo pembayaran hingga
tanggal pembayaran dilakukan. Selain itu, Direktur Jenderal Pajak juga akan
mengeluarkan Surat Tagihan Pajak (STP) kepada Tuan Dani untuk menagih jumlah pajak
yang masih kurang dibayar.

Dasar hukum untuk sanksi tersebut dapat ditemukan dalam Undang-Undang Pajak
Penghasilan (UU PPh) Pasal 16 Ayat (1) dan (2) yang menyebutkan bahwa jika terdapat
kurang bayar Pajak Penghasilan, denda sebesar 2% per bulan akan dikenakan. Selain
itu, Pasal 19B UU PPh menyebutkan bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan
STP sebagai tindakan penagihan terhadap jumlah pajak yang masih kurang dibayar.

b. For the submission of an Individual Income Tax Notification Letter (SPT) on May 1, 2021,
is there any penalty that will be imposed by the Director General of Taxes? If so, what
sanctions will be imposed and what legal products will be issued by the Director General
of Taxes? Explain with legal basis.
Jawab :
Terkait pengajuan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT) Tahun Pajak Individu
pada tanggal 1 Mei 2021, apabila terdapat keterlambatan atau ketidakpatuhan dalam

Meri Ananda Martianti


pengajuan SPT, Direktur Jenderal Pajak dapat memberlakukan sanksi administrasi berupa
denda keterlambatan pengajuan.

Dasar hukum untuk sanksi tersebut terdapat dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan
(UU PPh) Pasal 13 Ayat (1) huruf c yang menyatakan bahwa Wajib Pajak yang tidak
menyampaikan SPT dalam batas waktu yang ditentukan dapat dikenai sanksi administrasi
berupa denda keterlambatan pengajuan. Besaran denda keterlambatan pengajuan SPT
ditentukan berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Peraturan DJP).

c. is signing using a signature stamp allowed? If not, what sanctions will be imposed on Mr
Dani? Explain with legal basis.
Jawab:
Penggunaan stempel tanda tangan tidak diperbolehkan dalam pengajuan SPT. Menurut
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, khususnya Pasal 3 ayat (3)
huruf e, SPT harus ditandatangani oleh wajib pajak secara langsung atau melalui
kuasanya yang memiliki tanda tangan elektronik yang sah. Jika Mr Dani menggunakan
stempel tanda tangan pada SPT, hal ini dapat dianggap sebagai pelanggaran administrasi
perpajakan.
Dalam hal pelanggaran tersebut, sanksi yang dapat dikenakan kepada Mr Dani dapat
berupa denda administrasi atau sanksi lain yang diatur dalam Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.

d. Is it permissible for Mr Dani to revise the notification letter (SPT) that has been
submitted? If so, is there any penalty that Mr Dani has to pay? How much penalty should
Mr Dani pay? Explain with legal basis.
Jawab:
Mr Dani diperbolehkan untuk merevisi surat pemberitahuan (SPT) yang telah
disampaikan jika terdapat kesalahan dalam perhitungan penghasilan dan jumlah pajak
yang kurang dibayarkan. Revisi SPT dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan
perubahan SPT melalui mekanisme yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Namun, perlu diingat bahwa revisi SPT harus dilakukan sebelum jatuh tempo pelaporan
SPT yang telah ditentukan. Jika revisi dilakukan setelah jatuh tempo, Direktorat Jenderal
Pajak dapat memberlakukan sanksi berupa denda administrasi keterlambatan pengajuan
SPT, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Besaran denda administrasi keterlambatan pengajuan SPT diatur dalam Undang-Undang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, terutama Pasal 15 ayat (1) yang mengatur
bahwa wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT akan dikenakan denda
administrasi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

e. Is it permissible for Mr Dani to keep books under the General Provisions and Tax
Procedures Act (KUP)? If not, what sanctions might be imposed against Mr Dani? Explain
with legal basis.
Jawab:
Mr Dani diperbolehkan untuk menyimpan buku berdasarkan Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Pasal 21 Ayat (1) Undang-Undang

Meri Ananda Martianti


KUP mengatur bahwa wajib pajak yang tidak wajib menyelenggarakan pembukuan dapat
menyimpan buku dan catatan yang relevan sebagai bukti penerimaan dan pengeluaran.

Namun, perlu diperhatikan bahwa jika Mr Dani ingin beralih dari norma penghitungan
penghasilan menjadi pembukuan, maka ia harus mengikuti ketentuan yang berlaku
dalam perpajakan terkait pembukuan, pencatatan, dan pelaporan pajak. Direktorat
Jenderal Pajak mungkin memiliki persyaratan tertentu yang harus dipatuhi dalam hal ini.
Jika Mr Dani tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, Direktorat Jenderal Pajak
dapat memberlakukan sanksi administrasi atau sanksi lain sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.

Meri Ananda Martianti


Nomor 2
PT Jaya is a food and beverage manufacturing company based in the Gunung Sahari area, Jakarta. In
2021, an audit of PT Jaya's 2020 financial statements is expected to be completed on May 15 2021.
Therefore, in mid-April 2021, PT Jaya submitted an extension for submitting the 2020 Annual
Corporate Income Tax Return and will pay tax shortfall in June 2021. PT Jaya's sales trends have been
very volatile over the last few years, which has finally affected its tax reporting. PT Jaya is being
investigated by the Tax Service Office (KPP) where PT Jaya is domiciled for the 2019 tax year, where
the audit begins in July 2021. After the inspection is complete, the examiner notifies the results of
the audit by issuing an underpaid tax assessment letter (SKPKB) in the amount of Rp.600,000. 000 on
December 15, 2021. Apparently, 6 months later it was discovered that in the 2019 financial
statements that were examined, there were costs that had not been detailed in more detail, resulting
in several expense accounts that should not have been deducted, but were deducted by PT Jaya
during the inspection. The unspecified costs found by the Examiner are very significant. Therefore,
the Examiner recalculated and issued an Additional Underpaid Tax Assessment Letter (SKPKBT) for
the 2019 fiscal year in the amount of IDR 700,000,000. After further investigation, it was discovered
that Mr. Ahmad, PT Jaya's tax consultant, who ordered PT Jaya to deliberately show books that did
not reflect the actual situation.
Because PT Jaya did not pay the tax debt and left it alone for a very long period of time, the tax
official where PT Jaya is domiciled issued a Letter of Reprimand against PT Jaya and after that a Letter
of Compulsion was issued, but billing had not been carried out immediately and at once. PT Jaya did
not respond to the Distress Letter against PT Jaya for 1 week. PT Jaya's case has not yet reached the
point of preventing and holding the Tax Bearer hostage. As additional information, in its financial
statements, PT Jaya has assets, such as cars, land and buildings, cash, employee uniforms, and office
equipment and supplies, such as printers and stationery (the price per item of office equipment and
supplies is less than 3,000,000 IDR, but the total of all office equipment and supplies reaches IDR
60,000,000).
Question:
a. With the application for an extension, what is the imposition of sanctions on PT Jaya for
submitting the 2020 Annual Corporate Income Tax Return? Explain.
Jawab:
Dalam kasus pengajuan perpanjangan, PT Jaya akan dikenakan sanksi administrasi berupa
denda keterlambatan sesuai dengan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Denda keterlambatan dihitung
sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang seharusnya dibayar, dengan batas maksimal
24%.

b. If the amount of the Underpaid Tax Assessment Letter (SKPKB) is only partially paid, namely
IDR 400,000,000 on December 17, 2021, and is only paid off on January 19, 2022, how much
is the penalty for collection interest charged to PT Jaya, if the working capital loan interest
rate is 0.80 % per month?
Jawab:
Jika SKPKB hanya dibayar sebagian, yaitu sebesar Rp 400.000.000 pada tanggal 17 Desember
2021, dan pelunasannya dilakukan pada tanggal 19 Januari 2022, maka denda bunga
penagihan yang dikenakan kepada PT Jaya dapat dihitung sebagai berikut:

Meri Ananda Martianti


Jumlah pajak yang belum dibayar: Rp 200.000.000 (Rp 600.000.000 - Rp
400.000.000)

Lama tunggakan: 1 bulan (dari 17 Desember 2021 hingga 19 Januari 2022)


Suku bunga bunga penagihan: 0,80% per bulan

Denda bunga penagihan = Jumlah pajak yang belum dibayar x Suku bunga x
Lama tunggakan
= Rp 200.000.000 x 0,80% x 1
= Rp 1.600.000

Jadi, denda bunga penagihan yang dikenakan kepada PT Jaya adalah sebesar Rp 1.600.000.

c. If the amount of the SKPKB is paid in full on January 19, 2022, what is the penalty for the
collection interest imposed on PT Jaya?
Jawab:
Jika SKPKB dibayar secara penuh pada tanggal 19 Januari 2022, tidak ada denda bunga
penagihan yang dikenakan kepada PT Jaya karena pembayaran dilakukan tepat waktu.

d. How much is the penalty for the Additional Underpaid Tax Assessment Letter (SKPKBT)?
Jawab
Sanksi untuk Additional Underpaid Tax Assessment Letter (SKPKBT) tidak dijelaskan dalam
informasi yang diberikan. Namun, biasanya sanksi yang dikenakan pada SKPKBT adalah
denda keterlambatan yang dihitung dengan ketentuan yang sama seperti pada SKPKB.

e. If PT Jaya insists that they do not want to pay for the SKPKB/SKPKBT, can local officials
confiscate it?
Jawab
Ya, jika PT Jaya menolak untuk membayar SKPKB/SKPKBT, petugas pajak setempat dapat
melakukan penyitaan. Penyitaan adalah tindakan yang dilakukan oleh petugas pajak untuk
mengamankan pembayaran pajak yang belum dilunasi.

f. If the confiscation can be carried out by local officials, what PT Jaya assets will be
confiscated?
Jawab
Jika penyitaan dapat dilakukan oleh petugas pajak setempat, aset-aset PT Jaya yang dapat
disita meliputi mobil, tanah dan bangunan, kas, seragam karyawan, dan peralatan dan
persediaan kantor seperti printer dan alat tulis (dengan catatan harga per item peralatan
kantor dan persediaan kurang dari Rp 3.000.000, tetapi total keseluruhan peralatan kantor
dan persediaan mencapai Rp 60.000.000).

g. Are there any sanctions imposed on Mr. Ahmad as a tax consultant for suggesting to PT Jaya
to deliberately show books that do not reflect the actual situation?

Jawab
Terkait dengan sanksi terhadap Mr. Ahmad sebagai konsultan pajak yang menyarankan PT
Jaya untuk dengan sengaja menunjukkan buku-buku yang tidak mencerminkan situasi

Meri Ananda Martianti


sebenarnya, sanksi terhadap konsultan pajak diatur dalam ketentuan Pasal 13 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Konsultan Pajak. Jika terbukti
melakukan pelanggaran, Mr. Ahmad dapat dikenai sanksi administrasi berupa teguran
tertulis, pembatasan kegiatan sebagai konsultan pajak, atau pencabutan izin sebagai
konsultan pajak sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan.

Meri Ananda Martianti


Nomor 3

Problem 3 continues and is related to Problem 2, namely on Underpaid Tax


Assessment Letters (SKPKB) and Additional Underpaid Tax Assessment Letters
(SKPKBT) where PT Jaya plans to submit objections to SKPKB and SKPKBT. At
the closing conference, PT Jaya was willing to pay IDR 200,000,000 for SKPKB
and IDR 300,000,000 for SKPKBT even though there was no attachment for the
Examiner's calculation of SKPKB.
On January 19, 2022, PT Jaya filed an objection. A few months later, the results
of the Objection to SKPKB showed that the objection was partially accepted by
the Director General of Taxes, so the amount in the SKPKB decreased to IDR
400,000,000. However, PT Jaya still did not accept it because according to his
calculations, PT Jaya should have only paid Rp. 200,000,000. Therefore, PT Jaya
again filed an appeal. The results of the Appeal Decision showed that PT Jaya's
appeal was granted in part, so that the underpayment of tax to be paid
became IDR 250,000,000.

Question:
a. What is the amount of tax (principal and penalty) to be paid by PT Jaya
on the objection decision if it is partially accepted?
Jawab:
Jumlah pajak (pokok dan denda) yang harus dibayarkan oleh PT Jaya
berdasarkan keputusan keberatan yang diterima sebagian adalah
sebagai berikut:

Jumlah SKPKB yang dikurangi:


IDR 400,000,000

Jumlah yang seharusnya dibayar menurut PT Jaya:


IDR 200,000,000

Maka, jumlah pajak yang harus dibayarkan adalah selisih antara kedua
angka tersebut, yaitu IDR 200,000,000.

b. What is the amount of tax (principal and penalty) to be paid by PT Jaya


on the appeal decision if it is partially accepted?
Jawab:
Jumlah pajak (pokok dan denda) yang harus dibayarkan oleh PT Jaya
berdasarkan keputusan banding yang diterima sebagian adalah sebagai
berikut:

Meri Ananda Martianti


Jumlah SKPKBT yang dikurangi:
IDR 250,000,000
Jumlah yang seharusnya dibayar menurut PT Jaya:
IDR 200,000,000

Maka, jumlah pajak yang harus dibayarkan adalah selisih antara kedua
angka tersebut, yaitu IDR 50,000,000.

c. Can PT Jaya file a lawsuit against the Underpaid Tax Assessment Letter
(SKPKB)? Give the reason.
Jawab:
PT Jaya memiliki hak untuk mengajukan gugatan terhadap Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang diterima. PT Jaya dapat
mengajukan gugatan ini ke Pengadilan Pajak. Alasan pengajuan gugatan
adalah bahwa PT Jaya merasa bahwa perhitungan yang dilakukan oleh
Pemeriksa pada SKPKB tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Gugatan tersebut dapat diajukan untuk memperoleh keputusan yang
lebih adil dan memastikan bahwa jumlah pajak yang harus dibayarkan
oleh PT Jaya telah dihitung dengan benar berdasarkan ketentuan
perpajakan yang berlaku. Pengadilan Pajak memiliki kewenangan untuk
memeriksa dan memutuskan sengketa perpajakan antara Wajib Pajak
dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Meri Ananda Martianti


Nomor 4

PT Tematex is a company engaged in the convection sector. PT


Tematex has data on Taxpayer Identification Numbers (NPWP) of several
parties who have transacted with PT Tematex. In 2020, PT Tematex issued 25
proof of withholding for 25 parties that had never transacted with PT Tematex.
Proof of deduction issued related to rent and services deducted by PPh 23. The
total basis for imposition of tax in the withholding slip is around IDR
10,000,000,000. PT Tematex makes PPh 23 deposit to the bank in a timely
manner and has obtained proof of Tax Payment Slip (SSP). PT Tematex then
reports the rental and service payments of IDR 10,000,000,000 as an expense
in the 2020 Corporate Income Tax Return (SPT).
In 2021, the Directorate General of Taxes will conduct an examination
of PT Tematex because it found concrete data related to the withholding
certificate issued by PT Tematex. During the inspection, the Director General
of Taxes then requested data on PT Tematex's commercial financial
statements. In PT Tematex's commercial financial statements, there were no
expenses related to rent and services that were taxed. The Director General of
Taxes (DGT) also requested proof of transactions and contracts related to the
payment of the lease and services, but PT Tematex did not have proof of the
transactions and contracts. Then, the Director General of Taxes requested
information from the bank where PT Tematex has an account. From the
information obtained, there has never been a flow of funds from PT Tematex
to the 25 parties whose withholding certificates were issued by PT Tematex.
From this information, the Director General of Taxes found a potential loss of
state revenue of IDR 2,300,000,000. Because of this potential loss of income, a
preliminary evidence check was then carried out. The Director General of
Taxes issued an Preliminary Evidence Examination Warrant (SPPBP) against PT
Tematex in January 2021.
Question:
a. What is the legal basis for requesting information from the Director
General of Taxes to the bank where PT Tematex has an account? What
information can the Director General of Taxes obtain from a bank?
Please explain.
Jawab:
Dasar hukum untuk meminta informasi dari Direktorat Jenderal Pajak
kepada bank tempat PT Tematex memiliki rekening adalah Pasal 34
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Pajak Penghasilan.
Berdasarkan pasal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak memiliki
wewenang untuk meminta informasi dari pihak ketiga, termasuk bank,
yang berkaitan dengan pengumpulan data perpajakan.
Direktor Jenderal Pajak dapat memperoleh informasi dari bank terkait

Meri Ananda Martianti


dengan rekening PT Tematex, seperti saldo rekening, transaksi
keuangan, aliran dana, dan dokumen-dokumen terkait lainnya.
Informasi ini akan digunakan untuk memverifikasi kebenaran data yang
dilaporkan oleh PT Tematex dan memastikan kepatuhan perusahaan
terhadap kewajiban perpajakan.

b. What is the legal basis for examining preliminary evidence in the above
case? Give an explanation.
Jawab:
Dasar hukum untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap bukti-bukti
dalam kasus ini adalah Pasal 36 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pasal tersebut
memberikan kewenangan kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk
melakukan pemeriksaan awal terhadap bukti-bukti dalam rangka
penegakan ketentuan perpajakan.
Pemeriksaan awal dilakukan untuk memverifikasi kebenaran bukti-bukti
yang ada, termasuk memastikan keabsahan bukti potongan, transaksi,
dan kontrak yang terkait dengan pembayaran sewa dan jasa oleh PT
Tematex. Tujuannya adalah untuk menilai apakah ada indikasi
pelanggaran perpajakan yang dapat mempengaruhi kewajiban
perpajakan PT Tematex.

c. If the Preliminary Evidence Examiner concludes that there is sufficient


evidence of criminal acts in the field of taxation and continues with the
investigation, what criminal provisions and criminal sanctions will be
imposed on PT Tematex?
Jawab
Jika Pemeriksaan Awal Bukti Permulaan (Preliminary Evidence
Examination) menyimpulkan adanya bukti yang cukup tentang tindakan
pidana di bidang perpajakan dan melanjutkan dengan penyelidikan, PT
Tematex dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.

Beberapa ketentuan pidana yang mungkin diterapkan terhadap PT


Tematex antara lain:

1. Pasal 39 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang mengatur
tentang tindakan pidana bagi Wajib Pajak yang dengan sengaja atau
sembrono tidak melaporkan pajak atau memberikan informasi yang
tidak benar.
2. Pasal 42A Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang

Meri Ananda Martianti


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang mengatur
tentang tindakan pidana bagi Wajib Pajak yang dengan sengaja
melakukan penghindaran pajak.

Sanksi pidana yang mungkin dikenakan tergantung pada tingkat


kesalahan dan besarnya kerugian negara yang ditimbulkan akibat
pelanggaran perpajakan yang dilakukan oleh PT Tematex.

d. Please explain with tax legal basis?


Jawab:
Dasar hukum pajak terkait dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pasal 13
Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa setiap Wajib Pajak yang memiliki
penghasilan yang dikenakan PPh harus melaporkan dan membayar pajak
tersebut dalam batas waktu yang ditentukan.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan


juga mengatur tentang ketentuan PPh 23, yang mengharuskan pemotongan
pajak atas pembayaran sewa dan jasa oleh pihak ketiga. PPh 23 harus
dipotong dan disetor ke kas negara oleh pemotong pajak, dalam hal ini PT
Tematex.

Jadi, dalam kasus PT Tematex, dasar hukum perpajakan yang relevan adalah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, serta Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan.

Meri Ananda Martianti


Nomor 5

PT Krakatau is an corporate taxpayer conducting business activities trading


electronic goods, submitting a 2020 Corporate Income Tax Return (SPT) on
April 30, 2021, with the following details:
Gross Income Rp9,600,000,000
Taxable Income Rp1,500,000,000
Income tax payable Rp 247,500,000
Tax Credit Rp 180,000,000
Underpaid tax Rp 67,500,000

The underpayment of tax (PPh Article 29) has been paid on April 25, 2021.
After conducting research by the Tax Service Office (KPP) where the Taxpayer
was registered, it was found that there was a calculation error, the 2020
Taxable Income should have been Rp2,200,000,000.-.
Question:
a. Calculate the amount of Income Tax payable that should be?
Jawab:
Untuk menghitung jumlah Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan, kita
perlu menyesuaikan penghasilan kena pajak berdasarkan temuan penelitian.
Penghasilan kena pajak asli adalah Rp1.500.000.000, tetapi penghasilan kena
pajak yang dikoreksi adalah Rp2.200.000.000.

Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan dapat dihitung menggunakan


tarif pajak penghasilan badan. Menurut hukum perpajakan di Indonesia pada
tahun 2021, tarif pajak penghasilan badan adalah 20%.

(berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 1 Tahun 2020, pemerintah menurunkan tarif umum PPh
Badan menjadi 22% untuk tahun 2020 dan 2021, lalu menjadi 20%. Namun,
dengan adanya UU HPP, tarif PPh Badan kembali 22% pada 1 Januari 2022.)

Jumlah Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan dihitung sebagai


berikut:

Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan =

Penghasilan Kena Pajak * Tarif Pajak

Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan = Rp2.200.000.000 * 20%

Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan = Rp440.000.000

Meri Ananda Martianti


Oleh karena itu, jumlah Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan adalah
Rp440.000.000.

b. Calculate the amount of tax underpayment that must be paid by PT Krakatau?


Jawab:
Untuk menghitung jumlah pajak kurang bayar yang harus dibayarkan oleh PT
Krakatau, kita harus mengurangi Kredit Pajak dari Pajak Penghasilan yang
seharusnya dibayarkan.

Pajak kurang bayar = Pajak Penghasilan yang seharusnya dibayarkan - Kredit


Pajak

Pajak kurang bayar = Rp440.000.000 - Rp180.000.000

Pajak kurang bayar = Rp260.000.000

Oleh karena itu, jumlah pajak kurang bayar yang harus dibayarkan oleh PT
Krakatau adalah Rp260.000.000.

c. Explain what will be done by the Director General of Taxes - Tax Service
Office (KPP) where the Taxpayer is registered on the research findings
above?
Jawab:
Berdasarkan temuan penelitian, Direktorat Jenderal Pajak - Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar kemungkinan akan
memulai pemeriksaan pajak atau investigasi untuk memperbaiki
kesalahan perhitungan dan menilai ulang kewajiban pajak Wajib Pajak
untuk tahun 2020. Otoritas pajak akan mengkomunikasikan temuan
mereka kepada Wajib Pajak dan memberikan kesempatan bagi
mereka untuk merespons atau memberikan informasi tambahan.

d. How much is the interest penalty that must be paid if a Tax Collection
Letter (STP) is issued on November 10, 2021, if it is known that the tax
interest rate based on the KMK is 0.70% per month?
Jawab
Untuk menghitung denda bunga yang harus dibayarkan jika Surat
Tagihan Pajak (STP) diterbitkan pada tanggal 10 November 2021, kita
perlu menentukan jumlah bulan dari tanggal 25 April 2021 (ketika pajak
kurang dibayarkan telah dibayarkan) hingga tanggal 10 November 2021.

Mari kita hitung jumlah bulan terlebih dahulu:

Meri Ananda Martianti


Jumlah bulan = Jumlah hari / 30 (dengan asumsi 30 hari per bulan)

Jumlah hari dari tanggal 25 April 2021 hingga 10 November 2021 = 199 hari

Jumlah bulan = 199 hari / 30

Jumlah bulan ≈ 6,63 bulan (dibulatkan ke tempat desimal terdekat)

Denda bunga dapat dihitung sebagai berikut:

Denda bunga = Pajak kurang bayar * Tingkat bunga * Jumlah bulan

Denda bunga = Rp260.000.000 * 0,70% * 6,63

= Rp11.271.000.

Oleh karena itu, denda bunga yang harus dibayarkan adalah sekitar
Rp11.271.000.

Meri Ananda Martianti

You might also like