Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319230033

PENGARUH PERBAIKAN KONDISI TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN


KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) DAN BUNI (Antidesma bunius) DI
KAWASAN KONSERVASI GUNUNG BATUR, BALI (The Effect of Soil Co...

Article in Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam · January 2012


DOI: 10.20886/jphka.2012.9.2.101-111

CITATIONS READS

6 522

1 author:

Budi Hadi Narendra


National Research and Innovation Agency (BRIN)
64 PUBLICATIONS 400 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Budi Hadi Narendra on 16 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PERBAIKAN KONDISI TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN
KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) DAN BUNI (Antidesma bunius) DI
KAWASAN KONSERVASI GUNUNG BATUR, BALI
(The Effect of Soil Condition Improvement on Calliandra calothyrsus and Antidesma
bunius Growth in Batur Mountain Conservation Area, Bali)*
Budi Hadi Narendra1
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi
Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp. 0251-8633234, 7520067; Fax 0251-8638111 Bogor;
e-mail: p3hka_pp@yahoo.co.id; 1budihadin@yahoo.co.id
*Diterima: 22 Agustus 2011; Disetujui: 3 Agustus 2012

Abdullah, Bismark (?), Maman (?), Wayan (?), DR Bhs. Inggris (Tajudin, ?)
ABSTRACT
Batur Mountain conservation area which is part of the forest group of Gunung Batur - Bukit Payang has
important values in supporting Batur Lake sustainability and the surrounding community life. The forest area
of Batur Mountain is 2,528 ha dominated by very critical land which covered by sand and lava clots. Various
efforts to rehabilitate the degraded land in this area have been carried out but the result was limited in
certain species, especially on the land with deep enough solum. This study was conducted to see the effects of
soil condition improvement by increasing the organic matter on early growth of Calliandra calothyrsus
Meisn. and Antidesma bunius (L.) Spreng. The trial used completely randomized block design and the given
treatments were the addition of chicken manure and top soil in the planting holes. The observations made in
the third year showed a significant response of the chicken manure application to the plant growth. The
manure addition treatment can increase soil N and P contents 46 and 10 times consecutively compared to the
control and highly correlated to the plant growth.
Keywords: Soil conditions, manure, top soil, conservation area

ABSTRAK
Kawasan konservasi Gunung Batur yang termasuk dalam kelompok hutan Gunung Batur - Bukit Payang
(RTK 7) memiliki nilai penting dalam menyangga kelestarian Danau Batur dan kehidupan masyarakat
sekitarnya. Kawasan hutan seluas 2.528 ha ini didominasi lahan dengan kriteria sangat kritis akibat tutupan
lahan yang didominasi pasir dan bekuan lava. Berbagai upaya rehabilitasi telah dilakukan namun
keberhasilannya terbatas hanya pada jenis tanaman tertentu terutama pada lahan dengan solum yang cukup
dalam. Penelitian ini berupaya melakukan perbaikan kondisi tanah melalui peningkatan bahan organik dan
melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman jenis kaliandra (Calliandra calothyrsus Meisn.) dan
buni (Antidesma bunius (L.) Spreng). Ujicoba dilakukan dengan rancangan acak lengkap berblok, perlakuan
yang diberikan adalah penambahan pupuk kandang dari kotoran ayam dan top soil pada lubang tanam.
Pengamatan yang dilakukan pada tahun ketiga menunjukkan adanya respon nyata dari penambahan pupuk
kandang terhadap perbaikan kondisi tanah dan pertumbuhan tanaman. Perlakuan pemberian pupuk kandang
mampu meningkatkan kandungan N dan P tanah masing-masing sebanyak 46 dan 10 kali lipat dibandingkan
kontrol dan berkorelasi kuat dengan pertumbuhan tanaman.
Kata kunci: Kondisi tanah, pupuk kandang, top soil, kawasan konservasi

I. PENDAHULUAN lahan yang didominasi oleh pasir dan ba-


Kawasan hutan di Gunung Batur yang tuan volkanik. Hingga tahun 2008 luas
lahan kritis di sekitar Gunung Batur men-
berfungsi sebagai hutan konservasi dan
hutan produksi terbatas, memiliki nilai capai 3.565,51 ha atau sekitar 2,24% dari
total luas lahan kritis di Provinsi Bali.
penting dalam menyangga kelestarian
Dari luasan tersebut, di dalamnya terda-
Danau Batur dan kehidupan masyarakat
di sekitarnya. Puluhan kali erupsi yang pat kawasan hutan Gunung Batur seluas
2.528 ha yang didominasi lahan dengan
pernah terjadi, menghasilkan tutupan
101
Vol. 9 No. 2 : 101-111, 2012

kriteria sangat kritis (Bappeda Provinsi II. BAHAN DAN METODE


Bali, 2009) sehingga lokasi ini menjadi
salah satu prioritas untuk rehabilitasi hu- A. Waktu dan Lokasi Penelitian
tan dan lahan. Penelitian ini mulai dilaksanakan ta-
Rehabilitasi lahan pada prinsipnya hun 2008. Pengamatan terakhir telah di-
meliputi aspek saintifik, aspek teknologi, lakukan pada tahun 2010. Penelitian di-
dan aspek aplikasi. Aspek saintifik ditem- laksanakan di lereng Gunung Batur yang
puh melalui dua pendekatan yaitu proses secara administrasi terletak di Desa Batur
di dalam tanah (proses biogeokimia) dan Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupa-
proses di atas tanah (proses suksesi tum- ten Bangli, Provinsi Bali. Gunung Batur
buhan). Proses biogeokimia melibatkan terletak di Pulau Bali pada posisi geo-
mikroba tanah dan ketersediaan bahan or- grafis 08°14'30” Lintang Selatan dan
ganik serta dipengaruhi faktor klimatik. 115°22'30” Bujur Timur. Puncak Gunung
Proses suksesi tumbuhan dapat terjadi se- Batur pada saat ini terletak pada keting-
cara alami namun memerlukan waktu gian 1.717 m dpl. Gunung Batur pernah
yang lama (25-100 tahun). Dengan pene- mengalami 26 kali erupsi besar sejak ta-
rapan aspek teknologi, diharapkan sukse- hun 1804 sampai 2000. Letusan terhebat
si dapat berjalan lebih cepat. Teknologi terjadi pada 1926, dimana lava yang kelu-
yang dipilih harus tepatguna yaitu mu- ar mengubur seluruh Desa Batur Kuno
dah, murah, efektif, dan efisien seperti yang terletak di kaki gunung (Badan Pe-
penggunaan pupuk organik, mikro- ngelola Gunung Api Batur, 2009). Pusat
organisme tanah, dan tanaman legum Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geo-
(Supriyanto, 2002). Berbagai upaya reha- logi (2010) menyatakan status Gunung
bilitasi lahan kritis di kawasan ini telah Batur mengalami peningkatan dari nor-
dilakukan namun keberhasilannya terba- mal menjadi waspada sejak 8 November
tas untuk jenis tanaman tertentu seperti 2009 hingga 19 November 2010.
ampupu (Eucalyptus urophylla ST.Blake) Permukaan lahan pada lokasi peneliti-
dan pinus (Pinus merkusii Jungh.& De an umumnya bergelombang dengan dido-
Vr) pada lahan dengan solum yang cukup minasi bekuan lava. Berdasarkan Peta
dalam. Hal ini disebabkan oleh minimnya Geologi Kaldera Batur, lokasi penelitian
unsur hara yang tersedia bagi tanaman, berada pada leleran lava tahun 1888. Le-
ditambah kondisi curah hujan yang ren- leran yang membeku membentuk batuan
dah menyebabkan tanah dengan domi- jenis Andesite basaltic berwarna abu-abu
nansi pasir sangat terbatas dalam me- sampai abu-abu kehitaman, bersifat masif
nyuplai air bagi tanaman. Upaya yang da- dan sebagian vesikuler dengan bentuk
pat ditempuh untuk meningkatkan keber- permukaannya tidak teratur dan skori-
hasilan rehabilitasi lahan adalah dengan an, mengandung 35% plagioklas (<2
memperbaiki kondisi tanah melalui pe- mm), olivin dan klinopiroksin dengan ba-
ningkatan bahan organik. nyak butiran oksida besi. Ketebalannya
Penelitian ini bertujuan mengujicoba- mencapai 3-10 m. Di sela-sela batuan, ki-
kan perbaikan kondisi tanah melalui pe- ni sebagian tertutupi oleh tanah dengan
ningkatan bahan organik dengan menam- dominansi pasir.
bahkan pupuk kandang dan/atau top soil
pada media tanam. Analisis dilakukan B. Bahan dan Alat Penelitian
terhadap perubahan kondisi tanah dan pe- Bahan yang digunakan dalam peneli-
ngaruhnya terhadap pertumbuhan dua je- tian ini adalah pupuk kandang, top soil,
nis tanaman yaitu kaliandra (Calliandra bibit kaliandra, buni, dan perlengkapan
calothyrsus Meisn.) dan buni (Antidesma lapangan. Pupuk kandang yang diguna-
bunius (L.) Spreng). kan adalah dari kotoran ayam yang telah
mengalami pengomposan dan diperoleh
102
Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan…(B. H. Narendra)

dari peternakan terdekat. Bibit tanaman gemburkan. Urugan dipadatkan dengan


buni merupakan bibit siap tanam berumur tekanan yang cukup.
satu tahun yang diperoleh dari persemai-
2. Analisis Data
an Kebun Raya Bali. Bibit tanaman kali-
andra disiapkan langsung melalui kegiat- Pengamatan tinggi dan diameter ta-
an persemaian di Denpasar dan berumur naman dilakukan tiap tahun. Hasil peng-
tiga bulan. ukuran tinggi dan diameter dianalisis se-
cara statistik menggunakan perangkat lu-
C. Metode Penelitian nak SAS 6.12. untuk menghasilkan ana-
lisis keragaman (ANOVA) dan bila diper-
1. Rancangan Penelitian lukan dilanjutkan uji beda nyata menggu-
Ujicoba dilakukan dengan rancangan nakan Duncan’s Multiple Range Test
acak lengkap berblok. Terdapat tiga blok (DMRT) untuk mengetahui perbedaan
dan masing-masing terdiri dari empat antar perlakuan (SAS Institute Inc.,
tingkat perlakuan. Perlakuan yang diberi- 1989). Untuk mengetahui perubahan kon-
kan adalah penambahan media lokal/asli disi tanah sebelun dan setelah adanya pe-
pada lubang tanam menggunakan (i) pu- nerapan perlakuan, dilakukan analisis ta-
puk kandang, (ii) top soil, (iii) pupuk nah terutama terhadap sifat kimia tanah.
kandang + top soil, dan (iv) kontrol. Jum- Pengambilan sampel tanah dilakukan un-
lah bibit yang digunakan sebanyak 1.200 tuk tiap perlakuan sebanyak tiga sampel
batang untuk jenis C. calothyrsus dan 96 secara acak pada tiap blok. Selanjutnya
batang untuk jenis A. bunius. sampel tanah dianalisis di laboratorium
Kegiatan penanaman diawali dengan tanah untuk mengetahui pH, C-organik,
persiapan lahan berupa pembuatan lu- total nitrogen, fosfor, kalium, natrium,
bang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 kalsium, dan magnesium. Untuk menge-
cm. Jarak tanam antar tanaman buni di- tahui bentuk dan keeratan hubungan antar
buat dengan ukuran 4 x 3 m dan di antara faktor kondisi tanah dengan pertumbuhan
tanaman buni ditanam kaliandra dalam tanaman sebagai efek perlakuan, dilaku-
suatu baris dengan jarak antar tanaman kan analisis regresi-korelasi guna meng-
kaliandra adalah 0,5 m dan ukuran lubang hasilkan koefisien korelasi (Steel dan
tanamnya 30 x 30 x 30 cm. Selanjutnya Torrie, 1993).
dilakukan penambahan dan pencampuran
top soil dan atau pupuk kandang pada lu- III. HASIL DAN PEMBAHASAN
bang tanam, sesuai rancangan percobaan
A. Hasil Analisis Kimia Tanah
penanaman. Dosis pupuk kandang mau-
pun top soil yang digunakan adalah 10 Hasil analisis sampel tanah pada ma-
kg/lubang tanaman buni dan 2 kg/lubang sing-masing perlakuan seperti tampak pa-
tanaman kaliandra, disesuaikan dengan da Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberi-
ukuran lubang tanamnya. Pemberian dila- an pupuk kandang mampu meningkatkan
kukan dua minggu sebelum penanaman kandungan N dan P pada tanah masing-
(Drajat et al., 2006). masing hingga 46 dan 10 kali lipat diban-
Proses penanaman dilakukan pada sa- dingkan kontrol. Peningkatan kandungan
at lahan sudah siap dan dilakukan pada unsur makro juga tampak signifikan pada
awal musim hujan. Tanaman dalam poly- unsur Ca dan Mg. Perubahan inilah yang
bag ditanam dengan membuka polybag menyebabkan adanya pertumbuhan tinggi
menggunakan pisau tajam (cutter) agar dan diameter yang lebih tinggi pada per-
gumpalan tanah dalam polybag tidak ru- lakuan pemberian pupuk kandang.
sak. Bibit diletakkan pada lubang secara Kandungan N dalam tanah selain ber-
tegak, kemudian dilakukan pengurugan asal dari bahan organik juga dapat diper-
dengan tanah di sekitarnya yang telah di- oleh tanaman melalui pengikatan/fiksasi

103
Vol. 9 No. 2 : 101-111, 2012

Tabel (Table) 1. Analisis kimia tanah pada tiap perlakuan (Soil chemical analysis on each treatment)
C-organik P O K Na Ca Mg
N total 2 5
Perlakuan (Treatment) pH (C-organic) Olsen
(%)
(%) (ppm) Extract Morgan Wolf (ppm)
Media lokal + pupuk kandang (Local
6,97 1,8 0,23 575,9 428,5 1760 2784 512
media + chicken manure)
Media lokal (Local media) + top soil 5,65 0,5 0,08 2,3 194,8 1880 572 90
Media lokal (Local media ) + pupuk
6,52 1,2 0,16 225,6 105,7 1660 2424 306
kandang (chicken manure) + top soil
Media lokal sebagai kontrol (Local
6,48 0,5 0,005 57,1 128,0 1840 344 76
media as control)

oleh mikroorganisme seperti oleh rhizo- tanaman (Bailey, 1991). Penelitian yang
bium pada tanaman kaliandra, atau dari dilakukan oleh Puri dan Swamy (2001)
air hujan (Schroth and Sinclair, 2003; menunjukkan adanya penambahan bio-
Bailley, 1991). Hasil analisis menunjuk- massa yang signifikan sebagai akibat ap-
kan telah terjadi peningkatan kadar N da- likasi nitrogen. Kontribusi terbesar adalah
lam tanah. Berdasarkan kriteria penilaian biomassa pada daun, diikuti pada akar
sifat kimia tanah dari Puslit Tanah dan dan batang.
Agroklimat (Djaenuddin et al., 1994),
kandungan total N pada kontrol termasuk Tabel 2. Uji korelasi unsur kimia tanah dengan
sangat rendah (<0,1) dan peningkatan ter- pertumbuhan tanaman (correlation test between
soil chemical elements and plant growth)
besar menjadi harkat sedang (0,21-0,5)
C. calothyrsus A. bunius
dijumpai pada perlakuan penambahan pu- Tinggi Tinggi
puk kandang. Diameter Diameter
(Height) (Height)
pH 0,62 0,72 0,02 0,38
Hasil uji korelasi terhadap variabel
C organic 0,87 0,99 0,62 0,83
kimia tanah terhadap pertumbuhan ta- N total 0,83 0,95 0,84 0,95
naman seperti disajikan pada Tabel 2 me- P 0,93 0,98 0,51 0,71
nunjukkan hubungan positif yang kuat K 0,97 0,82 0,47 0,45
Ca 0,71 0,92 0,71 0,93
antara peningkatan kandungan N dalam Mg 0,88 0,99 0,64 0,84
tanah dengan pertumbuhan tanaman. Hal Na -0,21 -0,53 -0,42 -0,73
ini menunjukkan unsur N dalam per-
baikan kondisi tanah pada lahan bekas Unsur fosfor (P) yang juga merupa-
erupsi Gunung Batur sangat signifikan kan unsur hara utama bagi tanaman ter-
dalam meningkatkan pertumbuhan ta- sedia dalam kriteria jumlah yang tinggi
naman. Tabel 2 menunjukkan tanaman A. kecuali pada perlakuan penambahan top
bunius pertumbuhan tinggi dan diame- soil. Fosfor yang tersedia dalam jumlah
ternya memiliki korelasi terkuat dengan cukup akan memacu perkembangan akar.
kandungan N. Pada tanaman C. calo- Hal ini penting terutama pada lokasi di-
thyrsus, mesikupun korelasinya bukan mana pertumbuhan akar sering terhambat
merupakan yang tertinggi namun korelasi oleh batuan dalam tanah seperti pada lo-
kandungan N tersebut masih tergolong kasi di Gunung Batur. Peningkatan unsur
sangat tinggi terhadap pertumbuhan ting- P juga berkorelasi kuat terutama pada
gi dan diameternya. pertumbuhan kaliandra, dan sedikit lebih
Dari segi fisiologis, unsur N merupa- lemah pada buni.
kan hara makro esensial yang sangat ber- Secara fisiologis unsur P ini penting
peran pada reduksi metabolit nitrat men- perannya dalam proses fotosintesis,
jadi ammonia, dan asimilasi ammonia perubahan karbohidrat dan senyawa lain
menjadi asam glutamat dalam proses yang berhubungan dengan glikolisis dan
pembentukan protein dan penyusun bobot metabolisme. Dalam metabolisme tanam-
104
Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan…(B. H. Narendra)

an, P memegang peranan langsung dalam Penelitian yang dilakukan oleh


transfer dan penyimpanan energi serta Zingore et al. (2008) menunjukkan bah-
merupakan aktifator berbagai enzim se- wa pemberian pupuk kandang mampu
hingga kekurangan unsur ini akan meng- memelihara kesuburan tanah berpasir me-
akibatkan gangguan hebat pada tanaman lalui peningkatan kandungan bahan or-
(Bailey, 1991; Winarso, 2005). ganik, P tersedia, K, Ca, Mg, dan unsur
Kalsium (Ca) termasuk unsur hara mikro dalam tanah. Peningkatan bahan
esensil sekunder yang diperlukan tanam- organik meskipun dalam jumlah yang ke-
an meskipun tidak sebanyak seperti pada cil namun dapat memperbaiki sifat tanah
unsur hara esensil primer (N, P, K). Un- lainnya. Menurut Hardjowigeno (2003),
sur ini diserap tanaman dalam bentuk ka- peningkatan ini dapat memperbaiki struk-
tion Ca2+. Hasil analisis sampel tanah me- tur tanah, porositas, penambahan unsur
nunjukkan ketersediaan unsur Ca cende- N, P, S, unsur mikro lain dan meningkat-
rung meningkat dengan adanya penam- kan kemampuan tanah menahan air serta
bahan pupuk kandang dari taraf rendah peningkatan kapasitas tukar kation.
menjadi sedang. Secara fisiologis unsur Pemberian pupuk kandang seringkali
ini berperan dalam pembentukan lamella juga diikuti oleh perbaikan sifat fisika ta-
tengah sel dan memainkan peran esensial nah dengan keuntungan berupa turunnya
pada membran sel sehingga defisiensi un- aliran permukaan dan erosi, dan efek ini
sur ini akan mengakibatkan kerusakan dapat bertahan beberapa tahun setelah
pada struktur membran yang akan meng- pemberian (Gilley dan Risse, 2000). Me-
hambat pertumbuhan pucuk-pucuk akar, nurut Mowidu (2001), pemberian 20-30
daun, dan jaringan penyimpanan. Gejala ton/ha bahan organik berpengaruh nyata
di lapangan yang dapat ditemui akibat de- dalam meningkatkan porositas total, jum-
fisiensi unsur ini adalah perakaran yang lah pori berguna, jumlah pori penyimpan
jelek (tidak normal) dan matinya titik- lengas dan kemantapan agregat serta me-
titik tumbuh tanaman (Bailey, 1991; Wi- nurunkan kerapatan zarah, kerapatan
narso, 2005). bongkah dan permeabilitas. Ditambahkan
pula oleh Sugito et al. (1995) bahwa
Magnesium (Mg) merupakan satu-
pemberian pupuk kandang sebanyak 75
satunya mineral penyusun klorofil se-
ton/ha per tahun selama 6 tahun berturut-
hingga memegang peran penting dalam
turut dapat meningkatkan 4% porositas
proses fotosintesis. Mg juga diperlukan
tanah, 14,5% volume udara tanah pada
tanaman dalam kegiatan enzim-enzim
keadaan kapasitas lapangan dan 33,3%
yang berhubungan dengan metabolisme
bahan organik serta menurunkan kepadat-
karbohidrat dan siklus asam sitrat pada
an tanah sebanyak 3%.
proses respirasi sel. Defisiensi Mg akan
menghambat sintesis protein dan gejala B. Pertumbuhan Tanaman
yang biasa ditemukan adalah daun-daun
yang menguning, kecoklatan, dan keme- 1. Kaliandra
rahan (Bailey, 1991). Sampel tanah yang Pengukuran tinggi dan diameter ter-
dianalisis menunjukkan kandungan Mg hadap tanaman buni dan kaliandra dila-
yang meningkat dari kriteria rendah men- kukan tiap tahun hingga tahun 2010. Ha-
jadi sedang pada perlakuan pemberian sil pengukuran tersebut tampak seperti
pupuk kandang. Seperti halnya pada un- pada Gambar 1.
sur Ca, korelasi yang kuat ditemukan an- Pada Gambar 1, terlihat bahwa perla-
tara peningkatan unsur Mg dengan per- kuan pemberian pupuk kandang mengha-
tumbuhan tanaman terutama pada varia- silkan tinggi dan diameter tanaman terbe-
bel diameter batang. sar pada akhir pengamatan, yaitu masing-
masing 181,7 cm dan 2,1 cm. Jika diban-
dingkan dengan kontrol, pemberian pu-
105
Vol. 9 No. 2 : 101-111, 2012

puk kandang pada tanaman kaliandra an terbaik, berbeda nyata dibandingkan


mampu meningkatkan pertumbuhan ting- perlakuan lainnya, baik dalam hal tinggi
gi sebesar 51% dan meningkatkan per- maupun diameter seperti terlihat pada Ta-
tumbuhan diameter sebesar 75%. Gam- bel 3.
baran umum perkembangan pertumbuhan Kaliandra merupakan salah satu legu-
tanaman kaliandra pada tiap tahunnya da- minosa pohon atau semak yang memiliki
pat dilihat pada Gambar 2. beberapa spesies, satu di antaranya yang
Hasil analisis keragaman (ANOVA) paling banyak dikenal adalah jenis ka-
pada hasil pengukuran tinggi dan dia- liandra bunga merah (Calliandra calo-
meter tanaman kaliandra menunjukkan thyrsus). Pada sebaran alaminya, tanaman
bahwa perlakuan pupuk kandang membe- ini tumbuh pada ketinggian 0-1.860 m
rikan pengaruh yang sangat nyata pada dengan rerata curah hujan tahunan 1.000-
tingkat kepercayaan 99%. Hasil uji lanjut 4.000 mm, rerata suhu minimum tahunan
Duncan menunjukkan bahwa hingga 18-22°C. Selain itu tanaman ini juga tole-
umur tiga tahun, perlakuan pemberian ran terhadap berbagai jenis tanah termasuk
pupuk kandang memberikan pertumbuh-

Gambar (Figure) 1. Tinggi dan diameter C. calothyrsus pada tiap tahun pengamatan (Height and diameter of
C. calothyrsus for each year observation)

2008 2009 2010

Gambar (Figure) 2. Perkembangan pertumbuhan C. calothyrsus (Growth development of C. Calothyrsus)

Tabel (Table) 3. Uji jarak berganda Duncan terhadap tinggi dan diameter tanaman C. calothyrsus umur tiga
tahun (Duncan Multiple Range Test of height and diameter of three years old C.
calothyrsus)
Perlakuan (Treatment) Tinggi (Height) (cm) Diameter (cm)
Media lokal + pupuk kandang (Local media + chicken manure) 181,7 a 2,1 a
Media lokal (Local media) + top soil 129,1 b 1,3 b
Media lokal (Local media ) + pupuk kandang (chicken manure) 128,2 b 1,6 bc
+ top soil
Media lokal sebagai kontrol (Local media as a control) 120,2 b 1,2 c

106
Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan…(B. H. Narendra)

tanah masam dengan pH 4,5. Akan tetapi, mampuan hidup yang tidak jauh berbeda
C. calothyrsus tidak toleran terhadap ta- yaitu antara 66,3% hingga 79,7%. Tabel
nah tergenang. C. calothyrsus digunakan 4 memperlihatkan bahwa kemampuan
secara luas oleh Kementerian Kehutanan hidup tertinggi dijumpai pada tanaman
untuk menghijaukan kembali lahan kritis. dengan perlakuan pemberian pupuk kan-
Kerapatan pertanaman biasanya 5.000- dang, kemampuan hidup terendah dijum-
10.000 tanaman per hektar. Pemanenan pai pada kontrol.
dilakukan secara berkala untuk mengha- Pada akhir musim kemarau sebagian
silkan daun dan kayu. Tunas tumbuh besar tanaman mengalami kekeringan se-
kembali dengan cepat sehingga dapat me- hingga menggugurkan daun dan bertunas
lindungi tanah. C. calothyrsus juga digu- kembali di awal musim hujan. C. calo-
nakan untuk mengubah padang alang- thyrsus dikenal dapat tumbuh cepat dan
alang menjadi sitem silvopastur. C. calo- dapat memperbaiki kondisi kimia dan fi-
thyrsus banyak dimanfaatkan masyarakat sika tanah melalui kemampuannya me-
Batur sebagai sumber pakan ternak. Daun nyediakan pupuk hijau (Chamberlain,
C. calothyrsus merupakan sumber protein 2001).
yang baik bagi ternak ruminansia karena
2. Tanaman Buni
mengandung 20-25% protein kasar yang
sangat bermanfaat bagi peningkatan pro- Seperti halnya pada tanaman ka-
duktivitas ternak. Selain digunakan seba- liandra, Gambar 3 menunjukkan pertum-
gai hijauan pakan ternak, C. calothyrsus buhan tanaman buni terbaik juga ditemu-
juga banyak dimanfaatkan sebagai kayu kan pada tanaman yang diberi pupuk kan-
bakar, produksi lebah madu, dan untuk dang, yaitu tinggi dan diameter masing-
konservasi lahan marjinal. C. calothyrsus masing 91,2 cm dan 1,8 cm. Perlakuan
dimanfaatkan sebagai tanaman untuk ini telah mampu meningkatkan pertum-
konservasi tanah marjinal seperti tepi su- buhan tinggi sebesar 30% dan diameter
ngai, hutan, jalan, atau daerah lahan kritis sebesar 13% dibandingkan kontrol. Seca-
yang ditumbuhi alang-alang (Herdiawan ra umum, pertumbuhan tanaman buni pa-
at al., 2005; ICRAF/Winrock, 2000). da tiap tahun hingga pada tahun ketiga
Pada C. calothyrsus, perlakuan yang (2010), terlihat pada Gambar 3.
diberikan memberikan kisaran angka ke-

Tabel (Table) 4. Kemampuan hidup C. calothyrsus pada akhir pengamatan (Survival rate of C. calothyrsus
on the last observation)
Perlakuan (Treatment) Kemampuan hidup (Survival rate) (%)
Media lokal + pupuk kandang (Local media + chicken manure) 79,7
Media lokal (Local media) + top soil 73,3
Media lokal (Local media ) + pupuk kandang (chicken manure) 71,7
+ top soil
Media lokal sebagai kontrol (Local media as a control) 66,3

Gambar (Figure) 3. Tinggi dan diameter A. bunius pada tiap tahun pengamatan (Height and diameter of
A.bunius for each year observation)
107
Vol. 9 No. 2 : 101-111, 2012

Pada tanaman buni, analisis keragam- bahwa meskipun perlakuan pemberian


an menunjukkan pengaruh yang tidak pupuk kandang mampu meningkatkan
nyata dari semua perlakuan yang diberi- pertumbuhan tinggi dan diameter diban-
kan terhadap tinggi maupun diameter ta- dingkan perlakuan lainnya termasuk kon-
naman. Hal ini menunjukkan meskipun trol, namun peningkatan pertumbuhan ini
perlakuan pemberian pupuk kandang tidak seresponsif seperti yang terjadi pada
mampu meningkatkan pertumbuhan ting- tanaman kaliandra.
gi dan diameter dibandingkan kontrol, Seperti halnya pada tanaman kalian-
namun peningkatan pertumbuhan ini ti- dra, kemampuan hidup tertinggi pada ta-
dak seresponsif seperti yang terjadi pada naman buni dijumpai pada perlakuan
tanaman kaliandra. Gambaran umum per- pemberian pupuk kandang yaitu 79,2%,
kembangan pertumbuhan tanaman buni sedangkan kemampuan hidup terendah
pada tiap tahunnya disajikan pada Gam- dijumpai pada kontrol yaitu sebesar
bar 4. 33,3%, seperti tampak pada Tabel 6.
Analisis keragaman seperti pada Ta- Buni (Antidesma bunius (L.)
bel 5 memperlihatkan adanya pengaruh Spreng.) dengan nama lokal buni (Mela-
yang tidak nyata dari semua perlakuan yu), wuni, atau huni (Sunda) tumbuh liar
yang diberikan terhadap tinggi maupun di daerah-daerah basah di India, Sri
diameter tanaman. Hal ini menunjukkan Lanka, Burma, dan Malaysia. Buni dapat

2008 2009 2010

Gambar (Figure) 4. Perkembangan pertumbuhan A. bunius (Growth development of A. bunius)

Tabel (Table) 5. Uji jarak berganda Duncan terhadap tinggi dan diameter tanaman A. bunius umur tiga tahun
(Duncan Multiple Range Test of height and diameter of three years old A. bunius)
Perlakuan (Treatment) Tinggi (Height) (cm) Diameter (cm)
Media lokal + pupuk kandang (Local media + chicken manure) 91,2 a 1,8 a
Media lokal (Local media) + top soil 88,5 a 1,7 a
Media lokal (Local media ) + pupuk kandang (chicken manure) 89,6 a 1,8 a
+ top soil
Media lokal sebagai kontrol (Local media as control) 70,3 a 1,6 a

Tabel (Table) 6. Kemampuan hidup A. bunius pada akhir pengamatan (Survival rate of A. bunius on the last
observation)
Perlakuan (Treatment) Kemampuan hidup (Survival rate) (%)
Media lokal + pupuk kandang (Local media + chicken manure) 79,2
Media lokal (Local media) + top soil 41,7
Media lokal (Local media ) + pupuk kandang (chicken manure) 79,2
+ top soil
Media lokal sebagai kontrol (Local media as control) 33,3

108
Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan…(B. H. Narendra)

tumbuh mulai dari dataran di atas per- akar secara difusi mengikuti aliran trans-
mukaan laut hingga ketinggian 1.400 m pirasi tanaman (Farida, 2007).
dpl. Tumbuhan ini biasanya menjadi ciri Secara umum terlihat bahwa pembe-
khas sedang berlangsungnya proses suk- rian pupuk kandang, baik dengan atau
sesi tahap awal sebuah hutan sekunder, tanpa top soil memberi respon yang lebih
dan berperan penting dalam proses rekla- baik dibandingkan pemberian top soil
masi lahan-lahan terdegradasi sehingga atau kontrol. Dalam hal ini pupuk kan-
dapat dikategorikan sebagai tumbuhan dang berperan dalam memperbaiki kuali-
perintis/pionir. Masyarakat memanfaat- tas tanah secara fisik maupun kimia. Hal
kan buah buni yang matang untuk dima- tersebut mutlak diperlukan untuk meng-
kan segar, dibuat selai atau sirop. Cairan atasi keterbatasan kondisi tanah di lokasi
buahnya meninggalkan bekas warna me- yang berjenis Entisol. Secara umum Enti-
rah di jari dan mulut. Daun muda rasanya sol mempunyai sifat fisik dan kimia yang
sedikit asam, dapat disayur atau dimakan kurang baik bagi pertumbuhan tanaman.
mentah sebagai lalap. Kulit batang dan Hal tersebut dikarenakan struktur tanah-
daun mengandung alkaloid yang berkha- nya lepas, porositas aerasi besar dan per-
siat obat, walaupun menurut beberapa la- meabilitas cepat. Selain itu kadar lem-
poran juga dapat beracun (Verheij dan pung dan bahan organiknya rendah, me-
Coronel, 1992). nyebabkan kapasitas menahan air dan un-
Pada tanaman buni, kemampuan hi- sur hara rendah, agregasi dan kemantapan
dup hingga akhir pengamatan mencapai agregat rendah. Oleh sebab itu perbaikan
53% dimana kematian terbanyak terjadi sifat tanah dengan penambahan bahan or-
saat puncak musim kemarau, meskipun ganik dan penyediaan air yang cukup me-
kelembaban tanah telah dijaga melalui rupakan hal yang tepat, guna mengatasi
penyiraman dengan sistem tetes menggu- penghambat utama jenis tanah yaitu sifat
nakan botol plastik terhadap semua ta- fisik disertai kurangnya air (Komar,
naman. Banyaknya kematian tanaman ini 1984).
menunjukkan ketersediaan air lebih besar
pengaruhnya terhadap kemampuan hidup
tanaman, dibandingkan perlakuan yang IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dicobakan.
Kesuburan tanah merupakan salah sa- A. Kesimpulan
tu penentu pertumbuhan tanaman. Ting- Penggunaan pupuk kandang dapat
kat kesuburan banyak dipengaruhi oleh memperbaiki kondisi tanah yang menun-
keberadaan bahan organik, ini tidak saja jang pertumbuhan tanaman kaliandra dan
berperan dalam penyediaan hara tanam- buni di lahan yang tertutup material erup-
an, namun yang jauh lebih penting adalah si Gunung Batur. Pemberian pupuk kan-
kemampuannya dalam perbaikan sifat fi- dang dengan dosis 10 kg/lubang tanam
sik, biologi dan sifat kimia tanah (Atmo- mampu meningkatkan kandungan unsur
jo, 2003). Sifat tanah di lokasi penelitian hara tanah terutama N, P, Ca, dan Mg dan
yang didominasi pasir, dan rendahnya ka- berkorelasi kuat dengan pertumbuhan ta-
dar lempung serta bahan organik menye- naman.
babkan rendahnya ion exchange capacity
(IEC) dan water holding capacity
B. Saran
(WHC). Nutrisi yang dibutuhkan tanam-
an biasanya menempel pada partikel ta- Penetapan waktu tanaman yang tepat
nah dan untuk dapat tersedia bagi tanam- dan penerapan teknik pemeliharaan ke-
an harus berada dalam bentuk larutan se- lembaban tanah perlu diterapkan untuk
hingga mutlak membutuhkan air. Dalam menunjang kemampuan hidup tanaman
bentuk larutan inilah nutrisi diserap oleh terutama di awal masa pertumbuhan.
109
Vol. 9 No. 2 : 101-111, 2012

DAFTAR PUSTAKA Application of Manure. Trans


ASAE, (43), 1583-1588.
Atmojo, S.W. (2003). Peran bahan or-
Hardjowigeno, S. (2003). Ilmu Tanah
ganik terhadap kesuburan tanah
(p.250). Jakarta: Akademika Pres-
dan upaya pengelolaannya (Pidato
sindo.
pengukuhan guru besar ilmu kesu-
Herdiawan, I., Fanindi, A., & Semali, A.
buran tanah). Universitas Sebelas
(2008, Maret 13). Karakteristik dan
Maret, Fakultas Pertanian. Surakar-
pemanfaatan kaliandra (Calliandra
ta: Sebelas Maret University Press.
calothyrsus) (pp.140-147). Loka-
Badan Pengelola Gunung Api Batur.
karya Nasional Tanaman Pakan
(2009). Volcano talks : museum gu-
Ternak Retrieved from: Pusat Pene-
nung api Batur. Bali: Badan Penge-
litian dan Pengembangan Peternak-
lola Gunung Api Batur.
an website: http://balitnak.litbang
Bailley, H.H. (1991). Kesuburan tanah.
Badan Kerja Sama Ilmu Tanah .deptan.go.id.
ICRAF/Winrock. (2000). Lokakarya Pro-
BKS. Perguruan Tinggi Negeri In-
duksi Benih dan Pemanfaatan Ka-
donesia Bagian Barat.
liandra (p.49). Bogor, Indonesia:
Bappeda Provinsi Bali. (2009). Peta ting-
International Centre for Research in
kat kekritisan lahan wilayah Pro-
vinsi Bali Tahun 2008. Bali: Bap- Agroforestry dan Winrock Interna-
peda Provinsi Bali. tional.
Chamberlain, J.R. (Eds). (2001). Calli- Komar, M. (1984). Ketersediaan lengas
andra calothyrsus: an agroforestry tanah untuk tanaman pada tanah
tree for the humid tropics (p.100) regosol dengan menggunakan ta-
(Tropical forestry paper no. 40, naman jagung sebagai tanaman uji
p.100). Oxford Forestry Research (Tesis Pasca Sarjana). Universitas
Institute, UK. Gadjah Mada, Yogyakarta.
Djaenuddin, D., Basuni, Hardjowigwno, Mowidu. (2001). Peranan bahan organik
S., Subagyo, H., Sukardi, M., Is- dan lempung terhadap agregasi dan
mangun,… Jordens, E.R. (1994). agihan ukuran pori pada entisol
Kesesuaian lahan untuk tanaman (Tesis Pasca Sarjana). Universitas
pertanian dan tanaman kehutanan. Gadjah Mada, Yogyakarta.
Bogor: Pusat Penelitian Tanah dan Puri, S & Swamy, S., L. (2001). Growth
Agroklimat. and biomass production in Azadi-
Drajat, Bustomi, S., Widodo S., Minda- rachta indica seedlings in response
wati, N., Rostiwati, T., Kosasih, A. to nutrients (N and P) and moisture
S., …. Heryati, Y. (2006). Ran- stress. Agroforestry Systems, (51),
cangan teknis penanaman dengan 57-68.
sistim silvikultur intensif. Balai Per- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
benihan Tanaman Hutan Jawa dan Geologi. (2011, January 20). Penu-
Madura, Sekolah Tinggi Penyuluh- runan status kegiatan gunung api
an Pertanian Bogor, & Puslitbang Batur dari waspada menjadi nor-
Hutan dan Konservasi Alam Bogor. mal. Retrieved from: http://www
Farida, E. (2007). Nutrisi dan pertum- .vsi.esdm.go.id.
buhan tanaman (Diktat mata kuliah SAS Institute Inc. (1989). SAS user’s
Fisiologi Stres Tanaman Tropis). guide : Statistic (5th ed). Cary, NC :
Fakultas Kehutanan UGM, Yogya- SAS Institut Inc.
karta. Schroth and Sinclair (Eds). (2003). Trees,
Gilley, J.E., & Risse, L. M. (2000). Run- crops and soil fertility : Concepts
off and Soil Loss as Affected by the and research methods. Cambridge:
CABI Publishing.
110
Pengaruh Perbaikan Kondisi Tanah terhadap Pertumbuhan…(B. H. Narendra)

Steel, R.G.D. & Torrie, J.H. (1993). Verheij, E.W.M., & Coronel, R.E. (Eds).
Prinsip dan prosedur statistika. Ja- (1992). PROSEA 2 : Edible fruits
karta: PT. Gramedia Pustaka Uta- and nuts (pp.78-79). Bogor, Indo-
ma. nesia: Prosea Foundation.
Sugito, Y., Nuraini, Y., & Nihyati, E. Winarso, S. (2005). Kesuburan tanah:
(1995). Sistem pertanian organik. dasar kesehatan dan kualitas tanah.
Malang: Fakultas Pertanian Univer- Yogyakarta: Gava Media.
sitas Brawijaya. Zingore, S., Delve, R. J., Nyamangara, J.,
Supriyanto. (2002). Rehabilitasi lahan Giller, K. E. (2008). Multiple bene-
bekas pertambangan emas : memu- fits of manure: The key to main-
puk tanah dan bukan memupuk ta- tenance of soil fertility and restora-
naman. Prosiding Diskusi Hasil- tion of depleted sandy soils on Afri-
hasil Litbang Rehabilitasi dan Kon- can smallholder farms. Nutr Cycl
servasi Sumberdaya Hutan. Bogor: Agroecosyst, (80), 267–282.
Puslitbang Hutan dan Konservasi
Alam.

111

View publication stats

You might also like