4978 14614 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Volume 19 No.

1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314
Akreditasi Ristekdikti, No: 21/E/KPT/2018
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala

Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing yang Belum


Didaftarkan (Studi Kasus Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013)
Rahmat Saputra

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya/Fakultas Hukum


e-mail: rahmatsaputrafhubj@gmail.com

Cara Sitasi: Saputra, R. (2019). Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing yang Belum Didaftarkan
(Studi Kasus Putusan Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013). Cakrawala, 19(1), 27–38. Retrieved from doi:
https://doi.org/10.31294/jc.v19i1

Abstract – The purpose of conducting research is to find out the legal protection of foreign ownership copyrights
that have not been registered in Indonesia. The method used in this study is normative juridical. The results showed
that copyright infringement occurred in the manufacture of strip painting logos and painting logo variations in
decisions 189 K / Pdt.Sus-HKI (H.C) / 2013. The conclusion, that the copyright violations raised in this writing
are violations committed by the intention of the perpetrators to use and register creations in the territory of
Indonesia without the right and permission of the actual creator, and in the decision. That the verdict of the
Commercial Court and the Supreme Court resulted in legal consequences requiring the creator to lose copyright
for the creation of painting logo strips and other variation painting logos in the territory of Indonesia. That a work
owned by a foreign citizen must be protected in the territory of Indonesia, whether the creation has been announced
or not, based on the provisions stipulated in Law No. 28 of 2014 concerning Copyright. That against the creation
of foreigners, the state must protect the provisions of the Copyright Act. Regarding the problem, the author hopes
that the government should focus more on protection in the field of copyright both preventive and repressive
protection, given that copyright infringement has become commonplace among the people of Indonesia.

Keywords: Copyright protection, a creation belonging to a foreign national.

PENDAHULUAN 600 Tahun 1912 dan menetapkan Undang-Undang


Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, yang
Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang merupakan Undang-Undang Hak Cipta pertama di
berkenaan dengan kekayaan yang timbul karena Indonesia, Undang-Undang tersebut kemudian di
kemampuan intelektual manusia. Kemampuan ubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987,
tersebut dapat berupa karya dibidang teknologi, ilmu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997, Undang-
pengetahuan, seni dan sastra. Secara umum Hak Undang Nomor 19 Tahun 2002, dan pada akhirnya
Kekayaan Intelektual terdiri dari dua hal yaitu Hak dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 yang
kekayaan Industri dan Hak Cipta. (Muhammad kini berlaku.
Ahkam Subroto & Suprapedi, 2008)
Perubahan undang-undang tersebut juga tak lepas dari
Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), Hak peran Indonesia dalam hubungan antarnegara. Pada
atas Kekayaan Intelektual kian berkembang menjadi tahun 1994, pemerintah meratifikasi pembentukan
bahan pencaturan yang sangat menarik di bidang Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
ekonomi, terutama industri dan perdagangan Organization – WTO), yang mencakup pula
internasional, Hak Kekayaan Intelektual menjadi Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
demikian penting dalam hubungan antar bangsa, Propertyrights – TRIPs (“Persetujuan tentang Aspek-
kaitannya yang erat dengan perdagangan internasional aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual”). Ratifikasi
tidak jarang memberi warna politik tersendiri baik tersebut diwujudkan dalam bentuk Undang-undang
secara langsung maupun tidak langsung. Upaya untuk Nomor 7 Tahun 1994. Pada tahun 1997, pemerintah
melindungi Hak Kekayaan Intelektual menjadi hal meratifikasi kembali Konvensi Bern melalui
penting bagi negara-negara di dunia saat ini, tidak Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan juga
berlebihan jika dikatakan bahwa perlindungan meratifikasi World Intellectual Property Organization
terhadap Hak Kekayaan Intelektual sama pentingnya Copyrights Treaty (“Perjanjian Hak Cipta WIPO”)
dengan perlindungan terhadap kepentingan ekonomi melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun
terutama dalam perdagangan Internasional. (Suyud 1997.(“Sejarah Hak Cipta Di Indonesia,” n.d.)
Margono & Amir Angkasa, 2002) Pada tahun 1982, Fenomena-fenomena memplagiarisme atau
pemerintah Indonesia mencabut pengaturan tentang memplagiat ciptaan milik warga negara asing di
hak cipta berdasarkan Auteurswet Staatblad Nomor Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini telah

Diterima: 2019-02-22, Direvisi: 2019-02-07, Disetujui: 2019-03-01 27


Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

terjadi 2 (dua) kali, dimana yang pertama perusahaan Hak Cipta milik warga negara asing, yang menjadi
asal Italia yang bernama Diesel,S.p.A. adalah pemilik perumusan masalah adalah bagaimana perlindungan
atas ciptaan seni lukis logo bermotif abstrak berbentuk hukum terhadap hak cipta milik asing yang belum
kepala orang yang bernamakan “Diesel-Only-The- didaftarkan (studi kasus Putusan Nomor 189
Brave” yang dimana seni lukis logo tersebut telah K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013) dan apa akibat hukum
menjadi ciri khas dari perusahaan Diesel dalam terhadap Putusan Pengadilan Niaga Nomor 48/HAK
produk dagangnya, namun ciptaan seni lukis logo CIPTA/2012/PN Niaga.Jkt.Pst dan Mahkamah Agung
tersebut di plagiat dan didaftarkan di Indonesia oleh Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI/2013 Terhadap Sengketa
warga negara Indonesia atas nama Jemmy Wantono Hak Cipta Milik Negara Asing.
sebelum perusahaan Diesel mendaftarkannya di
Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN
Fenomena memplagiarisme ciptaan milik asing yang
Jenis penelitian menggunakan Penelitian hukum
kedua dialami juga oleh perusahaan Asics
normatif (normative law research) menggunakan
Corporation yang berbadan hukum asal Jepang,
studi kasus normatif berupa produk perilaku hukum,
bergerak dibidang manufuktur dan penjualan barang-
misalnya mengkaji undang-undang. Pokok kajiannya
barang olahraga adalah pemilik ciptaan seni lukis logo
adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau
strip, yang dimana ciptaan seni lukis logo strip milik
kaidah yang belaku dalam masyarakat dan menjadi
Asics Corporation telah dijiplak atau diplagiat dan
acuan perilaku setiap orang. Sehingga penelitian
didaftarkan di Indonesia atas nama Theng Tjhing Djie
hukum normatif berfokus pada inventarisasi hukum
(pemegang hak cipta) dan Liong Hian Fa (pencipta).
positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan
Sehingga Asics Corporation mengajukan gugatan
hukum dalam perkara in concreto, sistematik hukum,
pembatalan untuk beberapa pendaftaran Hak Cipta
taraf sinkronisasi, perbandingan hukum dan sejarah
yang dilakukan oleh Theng Tjhing Djie (pemegang
hukum. (Abdulkadir Muhammad, 2004)
hak cipta) dan Liong Hian Fa (pencipta) ke Pengadilan
Niaga untuk yang pertama kalinya dan dilanjutkan ke
Metode pendekatan yuridis normatif. Pendekatan
Mahkamah Agung untuk mengajukan permohonan
yuridis adalah pendekatan terhadap masalah dengan
kasasi atas ketidak puasan putusan Pengadilan Niaga
cara melihat peraturan perundang-undangan yang
yang menganggap merugikan pihak Asics
berlaku (Peter Mahmud Marzuki, 2008), khususnya
Corporation. Alasan Asics Corporation mengajukan
dalam hal ini peraturan mengenai Hak Kekayaan
gugatan pembatalan pendaftaran hak cipta tersebut,
Intelektual, khususnya terkait dengan Hak Cipta serta
bahwa sebelum dilakukannya pendaftaran yang
perlindungan terhadap ciptaan. Penelitian ini
dilakukan oleh Theng Tjhing Djie di Indonesia, Asics
menggunakan data sekunder yang terdiri dari dua
Corporation telah mengumumkan terlebih dahulu
bahan hukum, yaitu : Bahan hukum primer, yaitu
melalui katalog produknya dalam bentuk telah
berupa peraturan perundang-undangan, norma,
terwujudnya hasil ciptaan seni lukis logo strip sebagai
putusan pengadilan yang berkaitan dengan
ciptaan.
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
Bahan hukum skunder, yaitu bahan hukum yang akan
Dalam hal putusan Pengadilan Niaga dengan Nomor
menjelaskan mengenai bahan-bahan hukum primer
48/HAK CIPTA/2012/PN dan putusan permohonan
antara lain berupa literatur-literatur yang dalam hal ini
kasasi Mahkamah Agung dengan Nomor 189
memiliki keterkaitan Hak Kekayaan Intelektual,
K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013 yang di ajukan oleh Asics
khususnya terkait dengan Hak Cipta serta
Corporation telah dinyatakan ditolak dalam
perlindungan terhadap ciptaan.
pengajuan gugatan dan permohonan kasasi yang
dikarenakan gugatan yang di anggap kabur karena
Penulis dalam mengumpulkan data penelitian ini
telah menyinggung merek oleh Pengadilan Niaga dan
menggunakan pengumpulan data melalui studi
Mahkamah Agung. Aktivitas mengakui atau
kepustakaan, yaitu dengan melakukan penelitian
memplagiat suatu karya cipta secara langsung tentu
terhadap berbagai sumber bacaan seperti buku-buku,
akan sangat berpengaruh terhadap produktifitas
pendapat sarjana, surat kabar, artikel, kamus, dan juga
Pencipta dalam menghasilkan karya cipta baru di
data-data yang diperoleh dari internet. Analisis secara
Indonesia, dikarenakan hak ekonomi yang menjadi
deskriptif kualitatif yaitu analisa terhadap data yang
milik Pencipta tidak lagi dihargai di Indonesia.
tidak bisa dihitung. Bahan hukum yang diperoleh
Sehingga Pencipta tidak lagi memiliki alasan dan
selanjutnya dilakukan pembahasan, pemeriksaan dan
motivasi untuk memperoleh hak ekonomi yang
pengelompokan ke dalam bagian-bagian tertentu
menguntungkan bagi dirinya dalam karyanya. Selain
untuk diolah menjadi data informasi. Hasil analisa
itu, fenomena seperti ini tentu akan berdampak negatif
bahan hukum akan diinterpretasikan menggunakan
pada jati diri bangsa Indonesia sebagai negara yang
metode interpretasi (a) sistematis; (b) gramatikal; dan
menjadikan hukum di atas segala-galanya, dan yang
(c) teleologis. (Jimly Asshiddiqie, 1997)
telah mengikuti perjanjian-perjanjian internasional
akan tetapi Indonesia masih belum bisa melindungi

28 Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing…


Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

Permasalahan mengenai Hak Cipta sendiri dapat


menyentuh berbagai aspek seperti aspek teknologi,
HASIL DAN PEMBAHASAN industri, sosial, budaya dan berbagai aspek lainnya.
Namun aspek yang terpenting jika dihubungkan
1. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta dengan dengan perlindungan bagi karya intelektual
Milik Warga Negara Asing Yang Belum adalah aspek hukum. Dimana hukum diharapkan
Didaftarkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang timbul
berkaitan dengan Hak Cipta tersebut, dan hukum juga
Suatu perlindungan hukum terhadap Hak Cipta yang harus dapat memberikan perlindungan bagi karya
tertuang dalam bentuk peraturan perundang-undangan intelektual, sehingga mampu mengembangkan daya
merupakan wujud atau bentuk penghargaan terhadap kreativitas masyarakat yang pada akhirnya bermuara
Pencipta atas hasil karya yang di ciptakannya dan pada tujuan berhasilnya perlindungan Hak Cipta di
dengan memberi perlindungan hukum kepada Indonesia. Pelanggaran hak cipta atas perkara hak
Pencipta juga dapat lebih memberi Pencipta gairah cipta milik Asics Corporation di Indonesia sendiri
dalam menciptakan sesuatu dalam bidang ilmu juga tidak terlepas dari beberapa faktor yang
pengetahuan, seni dan sastra. Akan tetapi pemerintah diantaranya sikap masyarakat Indonesia yang kurang
Indonesia dalam hal memberi perlindungan hukum menghargai sebuah karya cipta, sikap dan keinginan
terhadap Hak Cipta berasa masih belum bisa dalam memperoleh keuntungan dengan cara cepat dan
seutuhnya memberi rasa aman bagi para Pencipta mudah, sikap dan tindakan para aparat penegak
untuk menghasilkan suatu Ciptaan, mengingat dewasa hukum dalam menghadapi pelanggaran hak cipta.
ini masih banyak pelanggaran-pelanggaran dibidang
Hak Cipta yang akan mengakibatkan lesunya hasrat Salah satu contoh kasus pelanggaran hak cipta milik
seseorang untuk berkarya di dalam bidang ilmu warga negara asing yang diperkarakan ialah perkara
pengetahuan, seni dan sastra. antara Asics Corporation sebagai
Penggugat/Permohon Kasasi melawan Theng Tjhing
Perlindungan hukum sendiri sangat dibutuhkan bagi Djie dan Liong Hian Fa sebagai Tergugat/Termohon
berbagai pihak karena perlindungan hukum Kasasi yang didaftarkan dalam perkara Nomor
merupakan sarana untuk memberikan salah satu 48/HAK CIPTA/2012/PN Niaga.Jkt.Pst, yang diputus
bentuk wujud pengayoman terhadap Hak Asasi tanggal 22 November 2012 jo. Nomor Putusan 189
Manusia (HAM) yang diberikan oleh hukum itu K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013, yang diputus tanggal 28
sendiri atas tindakan yang dianggap merugikan bagi Mei 2015. Gugatan ini dilatarbelakangi adanya
pihaknya oleh pihak lainnya, dan perlindungan ini perbuatan para Tergugat/Termohon Kasasi yang
diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati melakukan peniruan, penjiplakan secara keseluruhan
semua hak-hak yang diberikan oleh hukum itu sendiri. bentuk Ciptaan dan melakukan pendaftaran hak cipta
Perlindungan hukum sendiri juga dalam memberikan yang kesemua perbuatan tersebut tidak dilandasi izin
perlindungan kepada masyarakat dapat berupa terlebih dahulu dari Pencipta dan/atau Pemegang Hak
perlindungan hukum secara preventif atau Cipta. Namun Pengadilan Niaga pada Pengadilan
perlindungan hukum dalam hal mencegah, guna Negeri Jakarta Pusat dan tingkat Kasasi pada
memberi batasan kepada berbagai pihak agar tidak Mahkamah Agung, memutuskan bahwa gugatan
terjadi ada pihak yang terugikan oleh pihak lain karena Penggugat/Permohon Kasasi di tolak karena dianggap
perbuatannya tersebut. Dan juga perlindungan hukum gugatan tersebut kabur karena telah
secara represif atau perlindungan hukum dalam hal mencampuradukan masalah Merek dengan Hak Cipta.
penegakkan atas pelanggaran yang dibuat oleh pihak Jika melihat kepada fakta-fakta di dalam persidangan
lain, merupakan tindakan yang diberikan secara Tergugat/Termohon Kasasi jelas telah melakukan
langsung terhadap pihak pelanggar berupa sanksi- pelanggaran hak cipta dan gugatan
sanksi yang telah dituangkan dalam peraturan Penggugat/Pemohon Kasasi pun sebenarnya tidak
perundang-undangan itu sendiri. Namun sangat mencampuradukan masalah Merek dengan Hak Cipta,
disayangkan masalah pelanggaran Hak Cipta di melainkan Penggugat/Pemohon Kasasi hanya sekedar
Indonesia merupakan delik aduan, yang jika tidak ada menceritakan awal mula terbentuknya Ciptaan
laporan dari pihak yang resmi secara langsung maka tersebut yang selanjutnya digunakan dalam Merek
pemerintah tidak bisa bergerak. Sebagaimana produk dagangnya.
perlindungan hukum secara preventif yang dilakukan
dengan cara yang baik dan benar oleh para penegak Sebelum Penulis membahas lebih lanjut terhadap
hukum sangat dibutuhkan dalam menangani Ciptaan yang dilindungi dan segala hak-hak yang ada
pelanggaran Hak Cipta, mengingat perlindungan Hak dalam Hak Cipta Asics Corporation, Penulis akan
Cipta atas suatu Ciptaan masih sangat kurang memberikan penjelasan mengenai Ciptaan milik Asics
diperhatikan dan masih belum dianggap Hak Cipta Corporation yang berupa seni lukis logo. Kata “seni
merupakan salah satu bidang yang penting dan harus lukis logo” dan yang dimaksud seni lukis logo dalam
mendapat perlindungan ekstra. menurut Undang-Undang Hak Cipta Indonesia,
sehingga tidak membuat pembaca bertanya-tanya

Rahmat Saputra 29
Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

yang akan menimbulkan kebingungan atas perlindungan hukum terhadap hak cipta atas ciptaan
pembahasan dalam penulisan ini. Dari kata seni lukis milik asing dalam hal ini ciptaan seni lukis logo strip
logo sendiri memiliki tiga kata yang terpisah, dan seni lukis logo variasi lainnya milik Asics
berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Corporation sebagaimana pemerintah Indonesia
“seni” adalah suatu keahlian membuat karya yang dengan negara asal Asics Corporation yaitu negara
bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, Jepang memiliki hubungan dengan menjadi peserta
keindahannya, dan sebagainya) atau karya yang dalam perjanjian multilateral mengenai perlindungan
diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti hak cipta.
tari, lukisan, ukiran. Kata “lukis/melukis” adalah
membuat gambar dengan menggunakan pensil, Terkait permasalahan perlindungan hukum terhadap
pulpen, kuas, dan sebagainya, baik dengan warna hak cipta milik warga negara asing dalam hal ini
maupun tidak. Sedangkan kata “logo” adalah huruf perkara Asics Corporation, berdasarkan fakta-fakta
atau lambang yang mengandung makna, terdiri satu yang didapat dalam Bab sebelumnya, bahwa telah
kata aatau lebih sebagai lambang atau nama terjadi bebrapa pelanggaran atas perbuatannya yang
perusahaan dan sebagainya. Sehingga seni lukis logo dilakukan oleh Tergugat/Termohon Kasasi. Dimana
merupakan suatu keahlian membuat karya berupa Tergugat/Termohon Kasasi telah melakukan
gambar baik berbentuk huruf atau lambang dengan pendaftaran hak cipta atas Ciptaan seni lukis logo strip
menggunakan pensil, pulpen, kuas, atau sebagainya. dan seni lukis logo variasi lainnya milik Asics
Sedangkan seni lukis logo sendiri menurut Undang- Corporation, dengan melakukan pendaftaran tersebut
Undang Hak Cipta Indonesia masuk kedalam seni jelas Tergugat/Termohon Kasasi telah merebut hak-
rupa gambar, dimana gambar yang dimaksud dalam hak yang ada didalam hak cipta yang biasa disebut
Undang-Undang Hak Cipta Indonesia antara lain dengan hak eksklusif pencipta untuk mempertahankan
berupa motif, diagram, sketsa, logo, unsur-unsur keorisinilan ciptaannya yang disebut sebagai hak
warna dan bentuk huruf indah. moral dan untuk melakukan penerbitan atau
melakukan sesuatu hal yang membuat pencipta
Asics Corporation sendiri merupakan perusahaan mendapatkan manfaat ekonomis atas ciptaannya
yang berbadan hukum asal Jepang, dimana dalam tersebut. Selain itu pendaftaran hak cipta yang
fakta-fakta dipengadilan bahwa Asics Corporation dilakukan oleh Tergugat/Termohon Kasasi
telah menjalankan usahanya sejak tahun 1977 di sebenarnya tidak bisa dilakukan di wilayah Indonesia,
bidang manufuktur dan penjualan barang-barang melihat Tergugat/Termohon Kasasi tidak bisa
olahraga. Dalam menjalankan usahanya Asics dianggap sebagai Pencipta dan/atau Pemegang Hak
Corporation telah memiliki beberapa Ciptaan yang Cipta yang berhak mengajukan pendaftaran tersebut
digunakan dalam produk dagangnya sebagai pembeda dan juga jika melihat pada ketentuan Pasal 65
dan ciri khas perusahaan. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta yang saat ini telah diatur atas suatu objek hak
Adapun paraturan-peraturan mengenai perlindungan cipta yang tidak dapat didaftarkan.
hak cipta dan segala hak-haknya yang ada didalam hak
cipta atas Ciptaan milik warga negara asing baik yang Berdasarkan penjelasan tersebut diatas mengenai
sudah maupun belum diumumkan atau baik yang perlindungan hak cipta yang diberikan oleh Undang-
sudah maupun belum didaftarkan yang tertuang dalam Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan
bentuk peraturan perundang-undangan baik dalam yang telah diberlakukan pada tahun terjadinya
Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia sengketa hak cipta milik Asics Corporation dalam
maupun peraturan atas perjanjian Internasional Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak
mengenai hak cipta, dalam hal ini mengenai perkara Cipta maupun yang diberikan dalam ketentuan Bern
hak cipta Asics Corporation.” Convention, dan mengenai pelanggaran yang
dilakukan oleh Tergugat/Termohon Kasasi dalam
Bentuk perlindungan hukum terhadap hak cipta atas perkara hak cipta Asics Corporation, penulis
Ciptaan milik warga negara asing baik yang sudah berpendapat perbuatan Tergugat/Termohon Kasasi
maupun belum didaftarkan, dan menjadi kewajiban telah melanggar baik ketentuan yang berlaku di
pelaksanaannya untuk menegakkan ketentuan tersebut wilayah Indonesia Undang-Undang Hak Cipta
secara yang ada dalam Undang-Undang Hak Cipta Indonesia maupun ketentuan Bern Convention yang
Indonesia maupun ketentuan Internasional dalam berlaku secara universal bagi negara-negara peserta
Bern Convention. (Alif Lutviansori, 2010) Adapun konvensi, meskipun ada beberapa ketentuan yang
yang dimuat dalam ketentuan Undang-Undang Nomor pada saaat itu belum diatur dalam Undang-Undang
19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang berlaku Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta atas objek
ditahun saat terjadinya sengketa hak cipta atas ciptaan hak cipta yang tidak dapat didaftarkan.
milik Asics Corporation juga telah diatur dalam Pasal
2 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 12, Pasal 35 ayat (4), Pemerintah Indonesia telah memuat ketentuan
dan Pasal 76 yang menegaskan bahwa Undang- perlindungan hak cipta atas Ciptaan milik warga
Undang tersebut dapat berlaku dan harus memberi negara asing baik yang sudah maupun belum

30 Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing…


Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

dilakukan Pengumuman dan/atau pendaftaran hak published or not.” Bahwa segala perlindungan Hak
cipta, sebagaimana dalam ketentuan Undang-Undang Cipta dari konvensi ini akan berlaku untuk Pencipta
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan yang merupakan warga negara dari salah satu negara
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak peserta atas karya Ciptaan si Pencipta, baik yang telah
Cipta. Dalam Pasal 2 huruf c Undang-Undang Nomor dilakukan pengumuman atau tidak dilakukan
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Pasal 76 pengumuman.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta, menyebutkan bahwa keberlakuan Undang- Melihat dari tiga prinsip dasar Bern Convention dan
Undang ini juga berlaku kepada warga negara asing ketentuan tersebut diatas tentu akan menimbulkan
dengan memiliki beberapa ketentuan dimana kewajiban bagi negara-negara peserta untuk
negaranya dengan negara Republik Indonesia menerapkan dan memberikan perlindungan hak cipta
mempunyai perjanjian bilateral atau merupakan pihak kepada warga dari negara-negara peserta konvensi,
peserta perjanjian multilateral mengenai perlindungan berdasarkan ketentuan lainnya dari Bern Convention
hak cipta. dalam memberikan perlindungan hak cipta kepada
Pencipta atas karya Ciptaannya warga dari negara-
Negara Republik Indonesia dan negara Jepang sendiri negara peserta, sebagaimana yang disebutkan dalam
merupakan negara-negara yang masuk sebagai negara Article 5 (1) yang menjelaskan Pencipta juga akan
peserta dalam konvensi Internasional mengenai menikmati dalam hal karya yang dilindungi Bern
perlindungan Hak Cipta yang membuat negara Convention di wilayah negara peserta konvensi
Indonesia secara langsung memiliki hubungan yang lainnya selain di negara asalnya, hak-hak berdasarkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c yang diberlakukan oleh Undang-Undang negara
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak peserta masing-masing baik yang berlaku sekarang
Cipta dan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 19 Tahun maupun yang akan berlaku dikemudian hari yang
2002 tentang Hak Cipta yaitu hubungan multilateral diberikan kepada warga negaranya, tentunya hal ini
dengan negara Jepang, dimana Indonesia melalui Indonesia yang sebagai negara peserta Bern
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Convention harus memberikan perlindungan hak cipta
Tahun 1997 telah meratifikasi salah satu konvensi sebagaimana yang disebutkan Article 5 (1) Bern
besar dalam lingkup perlindungan Hak Cipta secara Convention dalam memberlakukan Undang-Undang
Internasional, yaitu Konvensi Bern (Bern Convention Hak Ciptanya kepada warga negara asing yang
For The Protection Of Literary And Artistic Work). negaranya salah satu dari negara peserta Bern
(Chairul Anwar, 1999) Dengan dilakukannya Covetion, sehingga dengan demikian akan timbul
ratifikasi tersebut mewajibkan untuk para negara kepastian hukum terhadap hak cipta atas Ciptaan milik
peserta konvensi menegakkan ketentuan-ketentuan warga negara asing di wilayah Indonesia, dan Article
Bern Convention atau menyelaraskan ketentuan Bern 5 (3) juga menjelaskan ketika Pencipta bukanlah dari
Convention dalam peraturan perundang-undangan warga negaranya berdasarkan karya yang dilindungi
lokalnya mengenai hak cipta terhadap perlindungan dalam Bern Convention, maka Pencipta akan
Hak Cipta yang ada dalam ketentuan-ketentuan Bern menikmati hak yang sama di negara itu seperti yang
Convention, selain harus menegakkan ketentuan dan diberikan kepada warga negaranya dengan dianggap
menyelaraskan ketentuan Undang-Undang Hak sebagai Pencipta nasional.
Ciptanya masing-masing dengan ketentuan Bern
Convention, negara-negara peserta juga harus Jika melihat keharusan suatu peraturan perundang-
menjalankan tiga prinsip dasar Bern Convention. undangan yang berlaku di Indonesia atau perjanjian
Adapun tiga prinsip dasar Bern Convention sebagai secara Internasional mengenai perlindungan hak cipta
berikut : (Eddy Damian, 2005) 1) National Treatment atas karya Ciptaan sebagaimana yang telah
yakni Ciptaan yang berasal dari dari negara peserta diungkapkan dari keempat pasal tersebut,
perjanian (yaitu ciptaan seorang warga negara peserta bahwasannya keempat pasal tersebut jika dikaitkan
perjanjian, atau ciptaan yang kali pertama diterbitkan dengan perkara hak cipta Asics Corporation yang
disalah satu negara peserta perjanjian) harus mendapat dimana Asics Corporation bukan merupakan orang
perlindungan; 2) Autimatic Protection yakni atau badan hukum asal Indonesia, berdasarkan kriteria
Pemberian perlindungan hukum harus diberikan yang masuk dalam perlindungan hak cipta baik
secara langsung tanpa harus memenuhi syarat apa perlindungan hak cipta di Indonesia maupun
pun; 3) Independent of Protection yakni Perlindungan perlindungan hak cipta yang diberikan oleh Bern
hukum diberikan tanpa harus bergantung pada Convention, Asics Corporation yang memiliki
peraturan perundangan hukum negara asal pencipta. beberapa Ciptaan seharusnya sudah mendapat
perlindungan hak cipta atas Ciptaan seni lukis strip
Perlindungan hak cipta sebagaimana yang masuk dan seni lukis logo variasi lainnya di wilayah
dalam ketentuan Bern Convention disebutkan dalam Indonesia karena melihat negara Indonesia dan negara
Article 3 (1) (a) “The protection of this Convention Jepang sendiri memiliki tujuan yang sama dimana
shall apply to: Author who are nationals of one of the kedua negara ini ingin mengembangkan hukum
countrie of the Union for their work, whether maupun aspek lainnya yang terkait di bidang hak cipta

Rahmat Saputra 31
Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

sehingga kedua negara ini mengikuti salah satu suatu perlindungan hak cipta atas Ciptaan yang
konvensi besar dalam lingkup hak cipta secara dihasilkan dan pendaftaran/pencatatan hak cipta
Internasional yang secara langsung membuat kedua bukan merupakan keharusan bagi pencipta untuk
negara ini memiliki ikatan dalam pelaksanaannya mendapatkan hak cipta, sementara Bern Convention
untuk memberikan perlindungan di bidang hak cipta sendiri juga memberi perlindungan hak cipta bukan
baik untuk warga negaranya sendiri maupun warga dilihat dari apakah Ciptaan tersebut telah diumumkan
negara asing yang dimana negaranya memiliki atau tidaknya, sebagaimana Article 3 (1) (a)
hubungan sebagaimana yang telah diuraikan diatas. menyebutkan perlindungan hak cipta dalam konvensi
ini berlaku terhadap Ciptaan baik yang sudah
Terkait atas suatu Ciptaan yang masuk dalam objek diumumkan atau yang belum diumumkan, sehingga
Ciptaan yang dilindungi dalam perkara hak cipta Asics dapat dibilang Bern Convention pun dalam memberi
Corporation, Asics Corporation sendiri merupakan perlindungan hak cipta kepada Pencipta tidak melihat
perusahaan yang berbadan hukum asal Jepang, apakah Ciptaan tersebut sudah diumumkan atau belum
dimana berdasarkan fakta-fakta yang didapat penulis diumukannya. Adapun hasil karya yang tidak
pada Bab sebelumnya bahwa Asics Corporation telah dilindungi hak cipta sebagaimana Pasal 41 huruf a
menjalankan usahanya sejak tahun 1977 di bidang Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
manufuktur dan penjualan barang-barang olahraga. Cipta menyebutkan bahwa Ciptaan yang tidak atau
Dalam menjalankan usahanya Asics Corporation telah belum diwujudkan dan hanya masih berupa ide yang
memiliki beberapa Ciptaan yang digunakan dalam belum diekspresikan dalam bentuk nyata ia tidak
produk dagangnya sebagai pembeda dan ciri khas termasuk terhadap Ciptaan yang di lindungi.
perusahaan, jika melihat kepada ketentuan Undang-
Undang Hak Cipta Indonesia dalam membedakan Menururt L.J Taylor dalam bukunya Copyright for
Ciptaan yang dilindungi atau yang tidak dilindungi, Librarians (Henry Soelistyo, 2011) menyatakan
Ciptaan seni lukis logo strip dan seni lukis logo variasi “bahwa yang dilindungi Hak Cipta adalah ekspresinya
lainnya jika dilihat dari bentuk dan sifatnya milik dari sebuah ide, jadi bukan idenya itu sendiri.”
Asics Corporation telah masuk kedalam objek Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu Ciptaan yang
perlindungan hak cipta atas Ciptaan yang dilindungi, belum didaftarkan tetapi sudah diwujudkan dalam
melihat sebagaimana Pasal 40 ayat (1) huruf f bentuk nyata yang memungkinkan Penggandaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak terhadap Ciptaan tersebut bukanlah jadi suatu Ciptaan
Cipta dan Pasal 12 ayat (1) huruf f Undang-Undang yang tidak dilingungi hak ciptanya, melainkan
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang sebaliknya Ciptaan yang tidak dilindungi hak cipta
menyebutkan bahwa segala bentuk jenis karya seni ialah Ciptaan yang belum diwujudkan dalam bentuk
rupa seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni nyata atau masih berupa ide.
pahat, patung, atau kolase adalah suatu Ciptaan yang
dilindungi atas hasil dari intelek seseorang atau Pada dasarnya Hak Cipta adalah hak eksklusif
Pencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Pencipta yang timbul secara otomatis yang berdasar
Ketentuan perlindungan hak cipta atas Ciptaan warga pada prinsip deklaratif setelah suatu Cipta diwujudkan
negara asing yang sebagaimana telah diatur dalam dalam bentuk nyata, hak eksklusif Pencipta itu sendiri
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak terdiri dari hak moral dan hak ekonomi, dimana hak
Cipta dan ketentuan yang berlaku pada saat terjadinya eksklusif tersebut adalah hak yang hanya
sengketa hak cipta milik Asics Corporation Undang- diperuntukkan bagi Pencipta yang sehingga tidak ada
Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta pihak lain yang dapat memanfaatkan hak-hak tersebut
yang berlaku di wilayah Indonesia dan yang diatur tanpa izin dari si Pencipta. Sementara hak eksklusif
dalam Bern Convention yang berlaku bagi negara- yang dimilik Pemegang Hak Cipta hanya sebagian
negara peserta konvensi, dalam hal pemberian dari hak eksklusif tersebut yaitu hanya bisa
perlindungan Hak Cipta yang belum atau tidak melaksanakan hak ekonomi atas suatu Ciptaan yang
diumumkan bukanlah satu syarat suatu Ciptaan akan telah diberikan oleh si Pencipta.
dilindungi tetapi sebagaimana telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Hak Cipta merupakan hak eksklusif sehingga Hak
Cipta dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Cipta atas Ciptaan seni lukis logo Asics Corporation
tentang Hak Cipta maupun ketentuan dalam Konvensi yang dalam perkara ini sebagai Pencipta dan
Bern. Pasal 40 ayat (3) dan ditegaskan kembali dalam Pemegang Hak Cipta juga memiliki apa yang
Pasal 64 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun dimaksud dengan hak eksklusif dimana hak eksklusif
2014 tentang Hak Cipta dan Pasal 12 ayat (3) Undang- itu terdiri dari hak moral dan hak ekonomi milik Asics
Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Corporation. Dalam permasalahan hak cipta yang
menyebutkan bahwa terhadap Ciptaan yang belum dialami oleh Asics Corporation dapat dilihat
atau tidak diumumkan atau dalam hal ini tidak bahwasannya hak eksklusif milik Asics Corporation
dilakukannya pendaftaran Hak Cipta tetapi sudah berdasarkan fakta-fakta yang didapat dalam Bab
diwujudkan dalam bentuk nyata yang memungkinkan sebelumnya seluruhnya telah di rebut oleh Theng
penggandaan Ciptaan tersebut, sudah mendapatkan Tjhing Djie (Tergugat I/Termohon Kasasi I) dan

32 Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing…


Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

Liong Hian Fa (Tergugat II/Termohon Kasasi II),


dimana perbuatan yang dilakukan oleh Sehingga pelanggaran terhadap Hak Cipta milik Asics
Tergugat/Termohon Kasasi dalam melakukan Corporation yang dilakukan oleh Tergugat/Termohon
pendaftaran dan penggunaan Ciptaan seni lukis logo Kasasi jelas telah terjadi, sebagaimana ketentuan baik
strip dan seni lukis logo variasi lainnya milik Asics yang berlaku pada tahun terjadinya sengketa hak cipta
Corporation secara pribadi dengan tanpa izin dari milik Asics Corporation maupun ketentuan yang baru
Asics Corporation sebagai Pencipta dan Pemegang berlaku setelah terjadinya sengketa telah mengatur
Hak Cipta yang sebenarnya. hak yang menjadi hak eksklusif yang dimiliki
Pencipta bahwa hak-hak tersebut hanya bisa dilakukan
Hal tersebut jelas telah melanggar hak moral milik oleh Pencipta, dengan Asics Corporation tidak pernah
Asics Corporation dimana hak moral adalah hak memberi izin pihak manapun untuk menjalankan
perorangan terhadap karya Cipta yang dihasilkan, segala hak-haknya yang menjadi hak eksklusifnya,
yang intinya untuk tidak sedikitpun dari Ciptaan terlebih lagi dengan dilakukannya pendaftaran Hak
diubah oleh siapapun terkecuali hanya oleh Cipta di wilayah Indonesia dimana berdasarkan fakta-
Penciptanya sendiri dan juga untuk mempertahankan fakta yang didapat dalam Bab sebelumnya dengan
haknya dalam hal terjadinya distorsi atau pemutar kata lain Tergugat/Termohon Kasasi telah melakukan
balikan suatu fakta atas identitas Ciptaannya, Menurut pendaftaran Hak Cipta tersebut dan melakukan
Tim Lindsey (Alif Lutviansori, 2010) “hak moral pelanggaran Hak Cipta yang dilakukannya secara
adalah hak pribadi pencipta yang dapat mencegah sadar dan disengaja melihat bahwa hak cipta seni lukis
perubahan atas karyanya dan untuk tetap disebut logo strip dan seni lukis logo variasi lainnya milik
sebagai pencipta atas karya tersebut.” Asics Corporation telah ada atau diumumkan melalui
surat kabar ataupun katalog produknya jauh sebelum
Secara umum dapat dikatakan bahwa hak moral ini tahun Tergugat/Termohon Kasasi pertama kali
merupakan hak yang melindungi kepentingan pribadi mengumumkan dan mendaftarkannya di Indonesia.
Pencipta, dan hak moral mencakup hak agar Ciptaan
tidak diubah atau dirusak tanpa persetujuan, sehingga Asics Corporation dapat disebut sebagai Pencipta dan
hak moral merupakan hak yang melekat pada diri Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan seni lukis logo strip
Pencipta, yaitu hak untuk selalu dicantumkan nama dan seni lukis logo variasi lainnya berdasarkan fakta-
Pencipta dalam setiap Ciptaannya dan hak atas fakta yang didapat oleh penulis dalam Bab
keutuhan Ciptaannya tersebut yang tidak dapat sebelumnya penulisan tugas akhir ini. Jika melihat arti
dihilangkan atau dihapus meskipun Hak Cipta dari kata Pencipta dan Pemegang Hak Cipta sendiri.
dan/atau Hak Terkait telah dialihkan. Sebagaimana Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang
hak moral telah diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Pasal 24 menghasilkan suatu Ciptaan yang bersifat khas dan
ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 pribadi, sedangkan Pemegang Hak Cipta adalah
tentang Hak Cipta yang berlaku ditahun terjadinya sebagai pemilik hak cipta atau pihak yang menerima
sengketa hak cipta Asics Corporation. hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak lain
yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang
Selain Tergugat/Termohon Kasasi telah melanggar menerima hak tersebut secara sah. Adapun pasal-pasal
hak moral milik Asics Corporation, yang menyebutkan yang dianggap sebagai Pencipta
Tergugat/Termohon Kasasi juga atas perbuatannya dalam perkara Asics Corporation, sebagaimana
telah melanggar hak ekonomi milik Asics Corporation disebutkan dalam Pasal 34, dan Pasal 37 Undang-
dalam mencari keuntungan ekonomi, dimana hak Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan
ekonomi ini diartikan sebagai sebuah hak untuk Pasal 7, Pasal 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun
mendapatkan keuntungan dari hasil Ciptaannya, hak 2002 tentang Hak Cipta.
ini lebih kepada hak untuk menjamin bertambahnya
nilai ekonomis Pencipta, dimana hanya Pencipta dan Salah satu bukti Asics Corporation dalam
Pemegang Hak Cipta lah yang dapat melakukan menciptakan seni lukis logo yang berbentuk kalimat
Penerbitan Ciptaan, Penggandaan Ciptaan dalam “ASICS TIGER” dari kedua kata “ASICS” dan
segala bentuknya, Pendistribusian Ciptaan, dan ‘TIGER” merupakan Ciptaan asli milik Asics
Pengumuman Ciptaan, sebagaimana yang telah diatur Corporation yang dimana Asics Corporation hanya
dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 mengontrak salah satu kantor desain guna
tentang Hak Cipta. Adapun kekurangan yang ada menyempurnakan dari kedua Ciptaan yang awalnya
dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 terpisah satu sama lain, yang sehingga dijadikan
tentang Hak Cipta, dimana Undang-Undang tersebut menjadi satu yang akhirnya terbentuklah seni lukis
belum mengaturnya perihal hak ekonomi milik logo gabungan kata “ASICS” dengan tambahan kata
Pencipta, tetapi dalam hal untuk melakukan “TIGER” yang sekarang menjadi “ASICS TIGER”.
pengumuman atau memperbanyak ciptaan atas suatu
ciptaannya telah diatur dalam Pasal 1 angka 1 yang Dapat ditarik kesimpulan dari kedua pasal tersebut
menjelaskan dalam hak eksklusif milik si Pencipta. bahwa yang disebut sebagai Pencipta ialah orang yang

Rahmat Saputra 33
Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

merancang dan/atau sudah memiliki dasar Ciptaan tentang Hak Cipta menyebutkan: “Pencatatan Ciptaan
dalam hal ini Asics Corporation telah memiliki tidak dapat dilakukan terhadap seni lukis yang berupa
terlebih dahulu seni lukis logo kata “ASICS” dan kata logo atau tanda pembeda yang digunakan sebagai
“TIGER” yang kemudian mempekerjakan salah satu merek dalam perdagangan barangnya/jasa atau
kantor desain untuk menggabungkan kedua kata digunakan sebagai lambang organisasi, badan usaha,
tersebut sehingga yang dapat dianggap Pencipta ialah atau badan hukum.”
Asics Corporation, dan sekiranya jika ada nama
Pencipta yang dicantumkan oleh Asics Corporation Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu Ciptaan seni
atas pengumuman yang dilakukan dalam seni lukis lukis logo strip dan seni lukis logo variasi lainnya yang
logo strip dan seni lukis logo variasi lainnya digunakan sebagai merek atau sebagai tanda pembeda
memanglah yang dicantumkan namanya tersebut seharusnya tidak dapat didaftarkan diwilayah
sebagai Pencipta dan Asics Corporation dianggap Indonesia, karena melihat dari seni lukis logo strip dan
sebagai Pemegang Hak Cipta. seni lukis logo variasi lainnya tersebut yang bertujuan
diciptakan dan digunakan hanya untuk sebagai
Terkait permasalahan pendaftaran hak cipta yang pembeda dan ciri khas perusahaan dalam produk
dilakukan oleh Theng Tjhing Djie dan Liong Hian Fa dagang Asics Corporation. Namun Ciptaan tersebut
atas Ciptaan seni lukis logo strip dan seni luis logo tetap mendapatkan perlindungan hak cipta atas hak
variasi lainnya dengan Pendaftaran Nomor 012405, eksklusif yang dimiliki Pencipta dalam menggunakan
012406, 015299 dan 018085 yang terdaftar atas nama hak-haknya seperti hak melindungi Ciptaannya
Pemegang Hak Cipta Theng Tjhing Djie (Tergugat sendiri dan hak untuk menjalankan hak ekonominya
I/Termohon Kasasi I) dan Pencipta Liong Hian Fa guna mendapat keuntungan ekonomis atas hasil karya
(Tergugat II/Termohon Kasasi II) yang sangat mirip cipta yang dihasilkan Pencipta dan/atau Pemegang
secara substantial dengan Hak Cipta milik Asics Hak Cipta secara seutuhnya.
Corcoration dapat dikatakan Hak Cipta dengan
Pendaftaran Nomor 012405, 012406, 015299 dan Dari adanya kedua putusan perkara Hak Cipta milik
018085 bukanlah Ciptaan yang orisinil karena bukan Asics Corporation tersebut tampak jelas bahwa
berasal dari hasil karya buah pikir Liong Hian Fa mekanisme perlindungan hak cipta yang dilakukan
(Tergugat II/Termohon Kasasi II). Mengingat fakta- oleh aparat penegak hukum yang berwenang
fakta yang didapat dalam Bab sebelumnya menangani pelanggaran hak cipta maupun Undang-
bahwasannya Tergugat/Termohon Kasasi dalam Undang Hak Cipta yang berlaku pada saat terjadinya
mengumuman maupun mendaftarkan hak ciptanya itu sengketa masih belum berpihak dan masih terdapat
setelah adanya pengumuman terlebih dahulu yang kekurangan dalam pengaturannya dalam melindungi
dilakukan oleh Asics Corporation melalui surat kabar hak dari Pencipta baik itu warga negara Indonesia
maupun katalog produk dagangnya dan Asics sendiri maupun warga negara asing , mengingat
Corporation pun tidak pernah memberi izin kepada belakangan ini Pencipta dan/atau Pemegang Hak
pihak manapun untuk menjalankan segala hak-haknya Cipta yang sudah jelas dirugikan masih harus berjuang
yang menjadi hak eksklusifnya, terlebih lagi dengan untuk memperoleh apa yang memang menjadi
dilakukannya pendaftaran Hak Cipta di wilayah haknya, yang pada akhirnya Pencipta tidak
Indonesia dengan kata lain Tergugat/Termohon memperolehnya. Menurut Fitzgerald, dalam
Kasasi melakukan pendaftaran Hak Cipta tersebut dan pendapatnya mengenai perlindungan hukum, bahwa
melakukan pelanggaran Hak Cipta yang dilakukannya hukum bertujuan mengintegrasikan dan
secara sadar dan disengaja melihat bahwa hak cipta mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam
seni lukis logo strip dan seni lukis logo variasi lainnya masyarakat karena dalam suatu lalu lintas
milik Asics Corporation telah ada jauh sebelum tahun kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan
Tergugat/Termohon Kasasi pertama kali tertentu dapat dilakukan dengan cara membatai
mengumumkan maupun mendaftarkannya di berbagai kepentingan di lain pihak. Kepentingan
Indonesia. hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan
manusia, sehingga hukum memiliki otoritas tertinggi
Jika melihat Pendaftaran hak cipta yang dilakukan untuk menentukan kepentingan manusia yang perlu
oleh Tergugat/Termohon Kasasi atas Ciptaan seni diatur dan dilindungi. Dari kedua putusan tersebut
lukis logo di wilayah Indonesia dan jika melihat juga dapat menjadi cerminan bahwa perlindungan
Undang-Undang Hak Cipta baru yang berlaku saat ini, hukum terhadap hak-hak Pencipta masih belum
dimana seharusnya ciptaan seni lukis logo tersebut optimal dalam penegakannya, melihat Undang-
yang sebelumnya telah digunakan terlebih dahulu oleh Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Asics Corporation yang dijadikan ciri khas yang berlaku di saat terjadinya sengketa hak cipta
perusahaan dalam produk dagangnya yang sebelum telah memberikan perlindungan hak cipta baik hak
diumumkan dan/atau didaftarkan pertama kali oleh cipta milik warga negara asing dan warga negara
Tergugat/Termohon Kasasi di wilayah Indonesia Indonesia maupun hak cipta yang belum atau tidak
semestinya tidak dapat didaftarkan, sebagaimana dilakukan pengumuman. Hak cipta adalah hak
Pasal 65 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 eksklusif Pencipta yang timbul secara otomatis

34 Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing…


Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

berdasarkan prinsip deklaratif serta perlindungan hak logo strip dan seni lukis logo variasi lainnya milik
cipta yang telah diatur oleh Undang-Undang Hak Asics Corporation di Indonesia. Hal tersebut tentu
Cipta Indonesia, perlindungan hukum terhadap hak akan berdampak kepada Pencipta yang mengalami
cipta didapat bukan hanya dari adanya pendaftaran kerugian materil maupun kerugian immateril yang
saja melainkan perlindungan akan didapat jika mengharuskan hilangnya suatu hak-hak yang ada
ekspresi seseorang di bidang ilmu pengetahuan, seni, didalam sebuah hak cipta yang disebut sebagai hak
dan sastra telah diwujudkan dalam bentuk nyata. eksklusif Pencipta. Selain hak-hak Pencipta yang
hilang atas adanya putusan tersebut, nama Indonesia
2. Akibat Hukum Terhadap Putusan Pengadilan pun kemungkinan akan masuk dalam pertimbangan-
Niaga Nomor 48/HAK CIPTA/2012/PN pertimbangan Pencipta warga negara asing untuk
Niaga.Jkt.Pst dan Mahkamah Agung Nomor menjalankan kegiatan usahanya yang terkait
189 K/Pdt.Sus-HKI/2013 Terhadap Sengketa mengenai hak cipta di Indonesia, karena dewasa ini
Hak Cipta Milik Negara Asing dalam masyarakat Internasional, Hak Kekayaan
Intelektual sudah menjadi salah satu isu penting yang
Akibat hukum merupakan segala akibat atau
selalu diperhatikan oleh kalangan negara-negara maju,
konsekuensi yang terjadi atas segala perbuatan hukum
dengan terjadinya perkara hak cipta yang terus
yang dilakukan oleh subjek hukum terhadap objek
menerus tanpa adanya penyelesaian yang baik,
hukum atau akibat-akibat lainnya yang terjadi dari
tentunya situasi seperti ini adalah merupakan
kejadian-kejadian tertentu yang oleh hukum sendiri
tantangan kepada Indonesia dalam memberikan
telah ditentukan yang sehingga hal tersebut dianggap
perlindungan yang memadai atas Hak Kekayaan
sebagai akibat hukum, dengan kata lain akibat hukum
Intelektual khususnya hak cipta.
timbul karena adanya suatu pelanggaran yang
dilakukan oleh subjek hukum terhadap peraturan yang
Pelanggaran hak cipta tentu akan terjadi lagi setelah
telah diberlaku.
adanya gugatan sampai kepada permohonan kasasi
Terkait akibat hukum yang ditimbulkan atas
yang diajukan oleh Asics Corporation, melihat tujuan
Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
gugatan dan permohonan kasasi tersebut adalah guna
Jakarta Pusat Nomor 48/HAK CIPTA/2012/PN
menyelesaikan perkara pelanggaran hak cipta yang
Niaga.Jkt.Pst dan Putusan Kasasi pada Mahkamah
dialaminya. Namun hal tersebut justru harus dialami
Agung Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI/2013 Terhadap
untuk kedua kalinya dimana Asics Corporation harus
Sengketa Hak Cipta Milik Negara Asing, adapun
merelakan Ciptaan seni lukis logo strip dan seni lukis
Majelis Hakim memutus sebagai berikut:
logo variasi lainnya untuk waktu yang sangat lama di
1. Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
wilayah Indonesia, mengingat perlindungan hak cipta
Negeri Jakarta Pusat Nomor 48/HAK
berlaku seumur hidup sampai Pencipta dan/atau
CIPTA/2012/PN Niaga.Jkt.Pst :
Pemegang Hak Cipta meninggal dunia dan akan tetap
Dalam Eksepsi:
berlaku 50 tahun setelah Pencipta dan/atau Pemegang
a. Majelis Hakim mengabulkan eksepsi Theng Hak Cipta meninggal dunia sebagaimana telah diatur
Tjhing Djie (Tergugat I) untuk sebagian; dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19
b. Majelis Hakim menyatakan gugatan Asics Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan ditambah masa
Corporation (Penggugat) tidak jelas (kabur); berlakunya dalam Undang-Undang Hak Cipta baru
selama 70 tahun Pencipta dan/atau Pemegang Hak
Dalam Konvensi:
Cipta meninggal dunia, sebagaimana telah diatur
1. Majelis Hakim menyatakan gugatan Asics dalam Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28
Corporation (Penggugat) Konvensi tidak dapat Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
diterima;
2. Mahkamah Agung Nomor 189 K/Pdt.Sus- Adapun yang seharusnya didapat oleh Asics
HKI/2013 Terhadap Sengketa Hak Cipta Milik Corporation, dimana hukum hak cipta sendiri
melindungi karya intelektual dan/atau seni dalam
Negara Asing
bentuk ekspresi, ekspresi yang dimaksud disini adalah
3. Majelis Hakim menolak Permohonan Kasasi
ekspresi dibidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra,
yang diajukan oleh Pemohon Kasasi yaitu Asics sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 12 ayat (1)
Corporation. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak
Di mana Penggugat/Pemohon Kasasi yang dalam Cipta yang berlaku ditahun terjadinya sengketa hak
perkara ini merupakan Pencipta dan Pemegang Hak cipta Asics Corporation dan Pasal 40 ayat (1) Undang-
Cipta sebenarnya atas Ciptaan seni lukis logo strip dan Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
seni lukis logo variasi lainnya yang telah terdaftar di
wilayah Indonesia atas nama Pencipta dan Pemegang Jika dikaitkan dengan akibat hukum yang timbul atas
Hak Cipta dari Tergugat I/Termohon Kasasi I dan putusan Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung
Tergugat II/Termohon Kasasi II, adapun akibat dalam perkara hak cipta seni lukis logo strip dan seni
hukum yang timbul atas putusan tersebut diatas, yakni lukis logo variasi lainnya milik Asics Corporation,
berupa hilangnya hak cipta atas Ciptaan seni lukis merupakan akibat hukum yang tidak didasarkan

Rahmat Saputra 35
Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

kepada pengertian perlindungan hak cipta yang (2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau
seharusnya, melainkan putusan Pengadilan Niaga dan tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
Mahkamah Agung dalam menyikapi pelanggar hak melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
cipta bertolak belakang atau bertentangan dengan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
pengaturan mengenai perlindungan hak cipta, justru huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
akibat hukum tersebut akan secara tidak langsung Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
mendukung pelanggar hak cipta dengan melepas si pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
pelanggar atas perbuatannya yang tidak seharusnya dan/atau pidana denda paling banyak
dilakukan dengan menggunakan hak-hak yang ada Rp.500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah).
dalam hak eksklusif Pencipta tanpa hak dan tanpa izin (3) Setiap orang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
dari Pencipta terlebih dahulu. izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta
Sementara upaya hukum yang seharusnya untuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
menuntut para pelanggar hak cipta sebagaimana huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
ciptaan-ciptaan yang dilindungi tersebut diatas, yang Penggunaan Secara Komersial dipidanan
dapat dilakukan oleh Asics Corporation terkait dengan dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
Ciptaan tersebut melalui gugatan secara perdata tahun dan/atau pidana denda paling banyak
maupun tuntutan pidana. Adapun tuntuntan secara Rp.1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
perdata Pencipta dan/atau Pemegang Hak Cipta (4) Setiap orang yang memenuhi unsur
berhak mengajukan gugatan ganti rugi dan dapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
memohon putusan provisi atau putusan sela atas dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana
Ciptaannya yang menjadi objek sengketa, dengan pidanan penjara paling lama 10
sebagaimana Pasal 56 Undang-Undang Nomor 19 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan Pasal 99 Undang- banyak Rp.4.000.000.000.00 (empat miliar
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta rupiah).
menyebutkan:
Sebagaimana peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang telah memberi sanksi-sanksi
Sedangkan sanksi pidana berupa tuntutan pidana
keperdataan maupun pidana berupa pidana penjara
penjara dan denda atas perbuatan pelanggaran hak
atau pidana denda dalam menyikapi pelanggaran hak
cipta seseorang yang melakukan hal tersebut atau hak
cipta yang diperbuat oleh pihak yang berkepentingan
eksklusif milik Pencipta dan/atau Pemegang Hak
pribadi atas suatu Ciptaan yang dimana bukan menjadi
Cipta hanya guna kepentingan pribadi dalam
hak atau miliknya adalah sebagai upaya pemerintah
penggunaannya secara tanpa hak dan izin dari
Indonesia dalam memberi perlindungan hak cipta
Pencipta dan/atau Pemegang Hak Cipta diatur dalam
dalam bentuk peraturan perundang-undangan, akan
ketentuan Undang-Undang Hak Cipta Indonesia,
tetapi hal tersebut masih belum cukup untuk memberi
adapun yang diatur Undang-Undang Nomor 19 Tahun
rasa takut para pelanggar hak cipta, mengingat
2002 tentang Hak Cipta yang berlaku ditahun
tindakan perlindungan hukum yang dilakukan aparat
terjadinya sengketa hak cipta Asics Corporation
penegak hukum yang berwenang menangani
dimuat dalam pasal 72 atas ketentuan pidana dari
permasalahan hak cipta lebih berdasar kepada ada atau
pelanggaran hak cipta dan sedangkan berdasarkan
tidaknya pengaduan pelanggaran atas hak cipta,
Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku saat ini
sebagaimana Undang-Undang Hak Cipta yang
sebagaimana Pasal 112 dan Pasal 113 Undang-
berlaku saat ini mengaturnya dalam Pasal 120
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
menyebutkan:
Cipta menyebutkan: “Tindak pidana sebagaimana
Pasal 112 “Setiap orang yang dengan tanpa hak dimaksud dalam Undang-Undang ini merupakan delik
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam aduan.”
Pasal 7 ayat (3) dan/atau Pasal 52 untuk Penggunaan
Secara Komersial, dipidana dengan pidana penjara Ketentuan sebagaimana Pasal 120 Undang-Undang
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, jika melihat
paling banyak Rp.300.000.000.00 (tiga ratus juta masih banyaknya permasalahan pelanggaran hak cipta
rupiah).” di Indonesia jelas delik yang dipergunakan dalam
Pasal 113: Undang-Undang Hak Cipta Indonesia akan memberi
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan kesulitan dalam aparat penegak hukum melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana pencegahan perkembangan pelanggaran hak cipta
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk yang terus semakin bertambah. Karena dengan
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan menggunakan delik aduan dalam melaksanakan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun Undang-Undang Hak Cipta Indionesia tersebut, maka
dan/atau pidana denda paling banyak akan berdampak juga terhadap penegakan hukum atas
Rp.100.000.000 (serratus juta rupiah). pelanggaran hak cipta akan semakin sulit dituntaskan

36 Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing…


Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

karena terbatasinya ruang gerak para penegak hukum aspek yang terkait dengan hak cipta akan menurun.
untuk menegakkan pelanggaran hak cipta atas suatu Salah satu bentuk pelanggaran hak cipta yakni pihak
Ciptaan. yang melakukan peniruan, penjiplakan dan
pendaftarannya suatu karya seni lukis logo strip dan
Pelanggaran hak cipta jelas timbul setelah adanya beberapa seni lukis logo lainnya yang ditimbulkan
putusan Pengadilan Niaga Nomor 48/HAK atas putusan Pengadilan Niaga dan Mahkamah
CIPTA/2012/PN Niaga.Jkt.Pst dan Mahkamah Agung Agung, dalam hal ini milik Asics Corporation yang
Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI/2013 terhadap sengketa dilakukan oleh pihak yang memiliki kepentingan
hak cipta yang diperkarakan oleh Asics Corporation, pribadi atas penggunaan yang tidak mempunyai hak
hal ini tentu akan dipertanyakan bagaimana kepastian atau izin dari Pencipta dan/atau Pemegang Hak Cipta,
hukum yang dijalankan dalam perkara ini, Menurut sehingga perbuatan melanggar tersebut dapat
Hans Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma. merugikan hak-hak yang dimiliki Pencipta dan/atau
Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek Pemegang Hak Cipta. Dalam Undang-Undang Nomor
“seharusnya” atau das sollen, dengan menyertakan 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan Undang-
beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Norma-norma adalah produk dan aksi manusia yang telah memberikan ketentuan jika seseorang tidak
deliberatif. Undang-Undang yang berisi aturan-aturan memiliki hak dan izin dalam menjalankan hak
yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu eksklusif yang ada pada diri Pencipta, maka
bertingkah laku dalam bermasyarakat, baik dalam Tergugat/Termohon Kasasi dalam hal ini sebagai
hubungan dengan sesama individu maupun dalam pihak yang mempergunakan hak eksklusif milik
hubungannya dengan masyarakat. Aturan-aturan itu Pencipta akan mendapatkan sanksi berupa sanksi
menjadi batasan bagi masyarakat dalam membebani perdata berupa gugatan ganti kerugian dan dapat juga
atau melakukan tindakan terhadap individu. Adanya diterapkan sanksi pidana berupa tuntutan pidana
aturan itu dan pelaksanaan aturan tersebut penjara dan denda sebagaimana telah disebut diatas.
menimbulkan kepastian hukum. Kepastian hukum itu
sendiri merupakan jaminan atas kepastian suatu Terjadinya pelanggaran hak cipta atas suatu Ciptaan
peraturan perundang-undangan dalam memberikan bukan hanya dalam hal ini dikarenakan para aparat
kesejahteraan masyarakat umum dan jaminan penegak hukumnya saja, mengingat selama ini pun
keadilan bagi masyarakat umum. Melihat pelaksanaan berbagai usaha untuk mensosialisasikan penghargaan
hukum mengenai hak cipta perkara Asics Corporation terhadap Pencipta atas suatu hasil karya cipta
juga jika melihat aturan ketentuan-ketentuan yang ada intelektual sebenarnya telah dilakukan secara
di Undang-Undang Hak Cipta Indonesia sebenarnya bersama-sama oleh aparat penegak hukum terkait
Undang-Undang Hak Cipta Indonesia secara dengan hak cipta beserta lembaga-lebaga pendidikan
keseluruhan telah cukup memadai untuk memberi dan lembaga swadaya masyarakat. Akan tetapi sejauh
perlindungan dan penegakkan pelanggar hak cipta. ini upaya mensosialisasikan penghargaan terhadap
Sehingga terkait masalah Asics Corporation yang Pencipta atas suatu hasil karya cipta intelektual,
mengharuskan kehilangan hak ciptanya di Indonesia tampaknya belum cukup berhasil, hal tersebut
kesalahan sepertinya bukan pada aturan hukum yang dikarenakan konsep dari hak cipta atau Hak Kekayaan
mengaturnya, melainkan pelaksanaan aturan hukum Intelektual itu sendiri dan kebutuhan atas hak cipta
tersebut yang dirasa masih belum maksimal, belum benar-benar dipahami secara baik dan disadari
mengingat fakta-fakta atas kepemilikan hak cipta atas oleh beberapa kalangan masyarakat, serta dalam
Ciptaan seni lukis logo strip dan seni lukis logo variasi perkara hak cipta Asics Corporation dikarenakan
lainnya telah masuk sebagai kriteria Ciptaan yang kurang optimalnya penegakan hukum oleh aparat
harus dilindungi oleh oleh Undang-Undang Nomor 19 penegak hukum yang berwenang terkait mengatasi
Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan Undang-Undang permasalahan pelanggaran hak cipta.
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang
berlaku di wilayah Indonesia.
Melihat pelanggaran hak cipta dewasa ini masih KESIMPULAN
sering ditemukan, pelanggaran-pelanggaran tersebut
dilakukan oleh pihak-pihak yang dimana hanya 1. Perlindungan hukum terhadap hak cipta milik
memiliki kepentingan pribadi guna mendapatkan warga negara asing dalam hal ini perkara hak cipta
keuntungan ekonomi dengan cara yang singkat dan milik Asics Corporation jika mendasar pada
mudah. Hal tersebut jelas akan berakibat terhadap ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor
produktivitas dan kreativitas Pencipta yang dimatikan 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang berlaku
secara perlahan oleh para pelanggar hak cipta, yang pada saat terjadinya sengketa hak cipta Asics
jika pelanggaran hak cipta atas perbuatan Corporation dan Undang-Undang Nomor 28
memplagiarime atau merugikan milik Pencipta secara Tahun 2014 tentang Hak Cipta maupun ketentuan
berkelanjutan tanpa adanya perlindungan yang lebih dalam Bern Convention, seharusnya Ciptaan milik
baik lagi, maka tidak dapat dipungkiri jika semakin warga negara asing sudah dapat perlindungan hak
besarnya pengaruh terhadap perkembangan di segala cipta atas suatu Ciptaannya, sebagaimana Pasal 76

Rahmat Saputra 37
Cakrawala-Jurnal Humaniora, Vol 19 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Niaga Nomor 48/HAK CIPTA/2012/PN


Hak Cipta dan Pasal 2 huruf c Undang-Undang Niaga.Jkt.Pst dan Putusan Mahkamah Agung
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta telah Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013 yang
memberlakukan beberapa ketentuan yang ada dimana putusan tersebut telah meloloskan
didalam Undang-Undang tersebut terhadap pelanggar Hak Cipta dari sanksi hukum atas
perlindungan hak cipta atas Ciptaan milik warga perbuatannya.
negara asing, dimana dalam perkara ini negara
Indonesia dan negara Jepang memiliki hubungan
REFERENSI
perjanjian multilateral mengenai perlindungan hak
cipta, sebagaimana pemerintah Indonesia telah
Abdulkadir Muhammad. (2004). Hukum dan
meratifikasi salah satu konvensi Internasional
Penelitian Hukum (Cet. 1). Bandung: Citra
mengenai hak cipta melalui Keputusan Presiden
Aditya Bakti.
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang
Alif Lutviansori. (2010). Hak Cipta dan Perlindungan
Pengesahan Bern Convention for the Protection of
Folklor di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Literary and Artistic Works dimana sebagai negara
Chairul Anwar. (1999). Hak Cipta Pelanggaran Hak
peserta melalui peratifikasian Bern Convention
Cipta dan Perundang-Undangan Terbaru Hak
mewajibkan negara peserta untuk menjalankan
Cipta Indonesia. Jakarta: CV Novindo Pustaka
ketentuan yang ada didalamnya untuk memberikan
Mandiri.
perlindungan hak cipta kepada warga negaranya
Eddy Damian. (2005). Hukum Hak Cipta. Bandung:
sendiri maupun warga negara asing yang
PT.Alumni.
negaranya tersebut salah satu sebagai negara
Henry Soelistyo. (2011). Hak Cipta Tanpa Hak
peserta Bern Convention, ketentuan yang ada
Moral. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
dalam Bern Convention sendiri yang mewajibkan
Jimly Asshiddiqie. (1997). Teori & Aliran Penafsiran
negara peserta harus saling melindungi hak cipta
Hukum Tata Negara. Jakarta: Ind. Hill.Co.
milik negara peserta lainnya terdapat didalam
Muhammad Ahkam Subroto & Suprapedi. (2008).
Article 5 (1) a dan Article 5 (3). Dan pada dasarnya
Pengenalan HaKI : Konsep Intelektual Untuk
hak cipta adalah hak eksklusif yang timbul secara
Penumbuhan Inovasi. Indonesia: Macanan Jaya
otomatis dan telah mendapatkan perlindungan
Cemerlang.
hukum sejak suatu Ciptaan tersebut telah
Peter Mahmud Marzuki. (2008). Penelitian Hukum
diwujudkan dalam bentuk nyata, sehingga
(Cet 2). Jakarta: Kencana.
perlindungan hak cipta atas Ciptaan milik warga
Sejarah Hak Cipta Di Indonesia. (n.d.). Retrieved
negara asing dalam perkara hak cipta Asics
from http://www.yrci.or.id/
Corporation berdasarkan Undang-Undang Hak
Suyud Margono & Amir Angkasa. (2002).
Cipta Indonesia dan ketentuan yang ada dalam
Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum
Bern Convention sudah sangat jelas aturan
Bisnis. Jakarta: Gramedia Widiasarana
mengenai perlindungan yang harus diberikan
Indonesia.
kepada Pencipta yang merupakan bukan dari
warga negaranya sendiri.
PROFIL PENULIS
2. Akibat hukum dalam perkara Hak Cipta milik
Asics Corporation terhadap Putusan Pengadilan
Rahmat Saputra, SH, MH yang merupakan Dosen
Niaga Nomor 48/HAK CIPTA/2012/PN
Fakultas Hukum di Universitas Bhayangkara Jakarta
Niaga.Jkt.Pst dan Putusan Mahkamah Agung
Raya. Disamping akademisi juga sebagai praktisi
Nomor 189 K/Pdt.Sus-HKI (H.C)/2013, selain
bidang hukum Advokat, Pengacara / Konsultan
akan berdampak negatif kepada jati diri bangsa
Hukum di Perhimpunan Advokat Indonesia
Indonesia sendiri dikanca Internasional terlebih
(PERADI).
lagi Indonesia telah mengikuti beberapa konvensi
Internasional terkait dengan perlindungan Hak
Cipta yang dikarenakan belum baiknya
perlindungan hukum Hak Cipta di wilayah
Indonesia, tentunya juga akan berdampak
langsung terhadap produktivitas Pencipta untuk
menghasilkan karya-karya selanjutnya, karena atas
kekhawatiran para Pencipta atau Intelektual yang
akan mudahnya masyarakat Indonesia untuk
meniru, menjiplak, menggunakan tanpa izin dan
sampai mendaftarkan karya Cipta yang bukan
menjadi haknya termasuk dalam hal ini adalah
perkara Hak Cipta milik Asics Corporation yang
harus kehilangan seluruh haknya atas Ciptaan di
wilayah Indonesia terhadap Putusan Pengadilan

38 Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Milik Asing…

You might also like