Professional Documents
Culture Documents
Askep Stemi
Askep Stemi
A. BIODATA
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuaan
Umur : 55 Tahun
Status Perwakinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan Teraakhir : SMA
Alamat : Jln. Messjid Jami RT 010/RW 005, Bumi Emas,
Bengkayang
No Register : 144977
Tanggal MRS : 09-09-2023
Tanggal Pengkajian : 11-09-2023 :
B. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit
a. Saat masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan kiri dan punggung
disertai sesak nafas
b. Saat Pengkajian
Klien mengeluh nyeri dada kiri hilang timbul yang menjalar ke lengan kiri dan
punggung berkurang
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan di hari-hari sebelumnya sering merasakan nyeri dada yang
hilang timbul beberapa saat (<30 detik). Pada hari kamis, 7 September 2023 di
malam hari sekitar pukul 4 malam klien mengeluh nyeri dada kiri yang menjalar
ke lengan kiri hingga punggung seperti panas terbakar disertai sesak napas yang
berat, keluar keringat dingin yang banyak, sehingga keluarga klien membawa
klien ke IGD RSUD. dr. Abdul Aziz Singkawang pada tangga 09 September 2023
pukul 06.47 WIB, di IGD klien diberikan terapi ciaran (infus Asering 20 tpm) dan
injeksi atropine sulfate (SA) 1 amp (IV), clopidogrel 4 amp (IV) dan aspilet 4 amp
(IV), pemberian O2 dengan non rebreather mask 10 lpm serta pemeriksaan EKG
dengan hasil HR 39x/menit, ST elevasi II, III dan Avf, V7-V9, V3R-V5R.
Selanjutnya, pada pukul 08.30 WIB klien di pindahkan ke ruang Penyakit Dalam.
TTV :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 45 x/menit
Suhu : 36,0oC
Respirasi : 17 x/menit
MAP : 80 mmHg
SaO2/PaO2 : 98 %
FiO2 : 37 %
3) Riwayat Masa Lalu :
Klien mengatakan ini merupakan kali pertamanya menjalani rawat inap di
Rumah Sakit karena nyeri dada. Klien mengatakan sudah 3 tahun menderita
DM dengan dan 2 tahun terakhir ini menderita Hipertensi dengan Pengobatan
yang tidak teratur
4) Riwayaat Kesehatan Keluarga
4) Pengobatan Sekarang :
N. Nama Obat Dosis Kandungan Manfaat
1 Clopidogrel CPG 75 Clopidogrel 75 Pengurangan kejadian2 Trombotik pada
mg 10 mg Infark Miokard, Stroke atau penyakit arteri
perifer yang belum lama terjadi, sindrom
Koroner Akut, dikombinasikan dengan ASA
(asam asetilsalisilat)
2 Dopamin 1 x 1 5mg Dopamin 5 mg Pemberian senyawa ini merupakan salah satu
(08.00) penanganan syok yang diakibatkan oleh
kondisi tertentu, seperti gagal jantung, gagal
ginjal, pasca trauma, atau serangan jantung.
Dopamin bekerja dengan meningkatkan
kekuatan pompa jantung dan aliran darah ke
ginjal.
3 Aspilet 4 tab Acetylsalicylic Menurunkan resiko Trombosis Koroner lebih
acid 80 mg lanjut selama fase pemulihan dari Infark
Miokard, mengurangi resiko berulangnya
serangan iskemik sepintas & stroke pada
pasien, untuk meringankan rasa nyeri, seperti
pada sakit kepala, sakit gigi.
4 UFH Drip 800 Heparin Meskipun terdapat pengembangan agen
antikoagulan terbaru, heparin jenis
unfractionated heparin (UFH) masih menjadi
antikoagulan pilihan untuk indikasi intervensi
ataupun bedah.
1. Nutrition
a. Antropometri
1) BB biasanya: 70 kg BB sekarang: 70 kg TB: 165 cm
2) IMT : BB / TB (m)2
: 70 / (1,65)2
: 25 (Normal)
b. Clinical : tidak terdapat lesi pada wajah, grimace (+), tidak ada jaringan parut
ataupunn jejas, conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, tidak tampak
polip pada hidung, mukosa bibir lembap, warna bibir tidak pucat, tidak ada
perdarahan pada gusi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, klien tampak
lemas, keluar keringat minimal, unstabil angina pektoris (+), pulsasi teraba
kurang kuat
c. Diet: Makan 3 x sehari dengan menghabiskan porsi makanan yangg diberikan
dari Rumah Sakit
d. Energy: Klien mengalami ketergantungan berat dengan skor indeks barthel 40,
klien merasa badan terasa lemas
e. Faktor: Hal ini disebabkan karena kurangnya pasokan energy yang di peroleh
dari tubuh sehingga proses metabolisme dalam tubuh berkurang yang
menyebabkan produksi ATP sebagai sumber energi berkurang dan juga.
f. Pemerikasaan Abdomen
1) Inspeksi: dinding abdomen tampak simetris, tidak tampak pelebaran vena
(sindroma chsuing dan cirhossis hepatis negative), asites (-), tidak terlihat
adanya benjolan hernia, tidak terdapat jaringan parut ataupun lesi,
2) Auskultasi : bising usus 30 x/menit (bising usus normal: 5-30 x/menit),
hiperperistaltik usus (-), suara aorta (-).
3) Perkusi : pada perkusi abdomen kwadran atas kanan terdapat suara pekak
pada hepar 2 jari di bawah IC 12, pada kwadran atas kiri dan kwadran kiri
bawah sampai dengan kwadran bawah kanan terdapat suara timpani,
kembung (+).
4) Palpasi : hepatomegali (-) pada palpasi abdomen kwadaran kanan atas,
distensi abdomen (-), limpa tidak teraba, nyeri tekan pada ginjal (-), tidak
terdapat nyeri tekan pada ulu hati ( di bawah procesus xyphoideus)
2. Elimination
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urin : klien terpasang DC
2) Riwayat kelainan kandung kemih : -
3) Pola urin : urin keluar tanpa hambatan, warna kuning jernih
b. Distensi kandung kemih / retensi urin: tidak terjadi terjadi distensi kandung
kemih
c. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi: BAK lancar tanpa hambatan semenjak masuk rumah sakit
klien belum BAB
2) Konstipasi : -
d. Sistem Integumen
Kelembaban kulit basah, turgor kulit < 2 detik, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat edema dan akral teraba dingin basah, CRT pada kuku kembali > 2
detik setelah dilakukan penekanan
3. Activity
a. Istirahat tidur: klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada pola ataupun
istirahat tidur (tidur 6-8 jam/hari)
b. Aktivitas: klien mengatakan sedikit kesulitan untuk beraktivitas, selama di
rumah sakit aktivitas klien dibantu oleh keluarga (istri) seperti saat akan
makan, minum, merubah posisi dll, klien tampak di suapin oleh istrinya, klien
mengatakan badan terasa lemas
c. Kekuatan otot: Kn5/5, Kr5/5
d. Cardio Respons
1) Penyakit jantung : klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung
2) Edema ekstermitas: pada kedua tungkai bawah tidak ditemukan pitting
edema
3) Tekanan vena jugularis: pada pemeriksaan vena jugularis tidak di dapatkan
bendungan pada vena jugularis (JVP tidak meningkat)
4) Pemeriksaan Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak, voussure cardiaque tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba, punctum maksimum teraba kuat dan
teratur, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran vena
jugularis
Perkusi : batas jantung normal pada orang dewasa, pada kanan atas :
SIC II Linea SIC (Sepatium Intercosta II) Linea para sternalis dextra.
Kiri atas pada SIC II Linea para Sternaslis Sinsistra. Kiri bawah pada
SIC IV Linea medio klavikularis sinstra. Kesan jantung
terkompenasasi, terdengar bunyi dulnes
Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 reguler, tidak terdapat suara mur
mur atau gallop
e. Pulmonary Respon
1) Penyakit system pernapasan:
Klien tidak memiliki penyakit pada saluran pernapasan
2) Penggunaan O2: klien terpasang nasal kanul 4 lpm
3) Kemampuan bernapas: spontan
4) Gangguan pernapasan: klien tidak mengalami dispnea
5) Pemeriksaan paru-paru:
Inspeksi : dada simetris, tidak terdapat kelainan bentuk dada (pigeon
chest dll (-)), tidak terdapat jejas ataupun jaringan parut, tidak terdapat
penggunaan otot bantu napas ataupun retraksi dinding dada, pergerakan
dinding dada reguler (RR:19x/menit)
Palpasi: pergerakan dinding dada simetris, tidak terdapat adanya massa
abnormal, tidak terdapat krepitasi pada manubrium sternum dan
intercosta.
Perkusi : suara paru sonor pada lapang paru
Auskultasi: napas vesikuler , rhonchi (-), whezing (-)
4. Perception/Cognition
a. Orientasi/Kognisi
1) Tingkat pendidikan: Klien tamat S1
2) Klien dapat mengenal waktu, tempat dan orang
3) Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya, karena ini
merupakan kali pertamanya merasakan keluhan yang seperti ini, klien
mengatakan jarang melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengna riwayat
HT dan tidak mengkonsumsi obat rutin, klien bertanya kepada petugas
kesehatan (dokter, perawat) terkait kondisinya, bertanya tentang
penyakitnya yang berhubungan dengan penyebab, dampak dan
penatalaksanaannya, klien tidak mengetahui tentang penyakitnya
b. Sensasi/persepsi
Klien tidak mengeluh sakit kepala, tidak menggunakan alat bantu dan
penginderaan baik, tidak memakai alat bantu pendengaran, klien tampak
mengelus daerah nyeri
c. Communication
Klien tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi. Klien dapat
menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa
5. Self Perception:
Peranan hubungan:
1) Klien sudah menikah
2) Orang terdekat saat ini adalah istri dan anaknya
3) Interaksi dengan orang lain baik
6. Sexuality : -
7. Coping/Stres
Tolerance Coping respon: Dalam mengatasi ketakutan dan kecemasannya klien
hanya bisa berdoa dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
8. Life Principles :
Nilai kepercayaan: Klien beragama islam
9. Safety/Protection:
Klien memiliki riwayat HT, klien mengatakan tidak ada alergi makanan maupun
obat obatan, tidak ada penyakit autoimun, tidak ada gangguan thermoregulasi,
disfungsi neurovaskuler dll.
11. Growth/Development:
Pertumbuhan dan perkembangan tidak dilakukan pengkajian
B. Catatan Perkembangan
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis GCS : E4V5M6
2. Monitoring Cairan
IWL = 15 cc x kgBB/hari
= 15 x 70
= 1050 ml
COAGULASE
PT+APTT
Control PT 10.2 Detik 9.4 -12.8 Optic
Control APTT 23.9 Detik 20.9 – 28.3 Optic
PT 41.8 Detik 9.9 – 11.8 Optic
INR 4.09 0.81 – 1. 21
APTT 36.5 Detik 23.9 – 34.9 Optic
KIMIA KLINIK
Paket Elektrolit
Natrium 137 mEq/L 136 - 146
Kalium 4.40 mEq/L 3.50 – 5.10 ISE
Klorida 106 Mmol/L 98.0 – 106.0 ISE
Fungsi Ginjal
Ureum 24.1 mg/dL 16.6 – 48.5 Kinetic Ureas
Kreatinin 0.76 mg/dL 0.67 – 1.17 enzymatic
Profile Lemak
CK-MB 37.0 U/L < 24 UV Assay
Fungsi Hati
SGOT 25.0 U/L < 40 IFCC
SGPT 97.0 U/L < 41 IFCC
SERO
IMUNOLOGI
KIMIA KLINIK
COAGULASE
PT+APTT
Control PT 10.4 Detik 9.4 -12.8 Optic
Control APTT 24.9 Detik 20.9 – 28.3 Optic
PT 13.0 Detik 9.9 – 11.8 Optic
INR 1.21 0.81 – 1. 21
APTT 63.4 Detik 23.9 – 34.9 Optic
KIMIA KLINIK
Profil Lemak
Cholesterol 234 mg/dL < 200 Enzymatic Ct
Trigliserida 137 mg/dL < 200 GPO
LDL Cholestrol 38 mg/dL > 45 Direct e.c
HDL Cholestrol 168 mg/dL < 130 Direct e.c
URIN
URINE LENGKAP
Makroskopis
Warna Kemerahan Kuning Muda
Kekeruhan Keruh Jernih
KIMIA URINE
Berat Jenis 1.010 1.010 – 1.025
PH/Keasaman 6.0 6.0 – 7.0
Glukosa Urine Normal Negative
Protein Urine 1+ Negative
Bilirubin Urine Negative Negative
Urobilinogen Normal Normal
Keton 1+ Negative
Nitrit Negative Negative
Lekosit Urine 75 /uL Negative
Blood Urine 300 /uL Negative
MAKROSKOPIS
Lekosit >50 /1pb 2–4
Eritrosit Penuh /1pb 0-1
Selasa, 16 Agustus 2022 Jam : 06.41 WIB
SIL.ERITROSIT (+)
COAGULASE
PT+APTT
Control PT 10.7 Detik 9.4 -12.8 Optic
Control APTT 25.3 Detik 20.9 – 28.3 Optic
PT 10.2 Detik 9.9 – 11.8 Optic
INR 0.94 0.81 – 1. 21
APTT 32.0 Detik 23.9 – 34.9 Optic
DAFTAR MASALAH
Data Objektif:
Nyeri di angka 6 (skala 1-10)
dengan face scala
Grimace (+)
Klien tampak mengelus area nyeri
TTV:
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 45 x/menit
Suhu : 36,0oC
Respirasi : 17 x/menit
MAP : 80%
SaO2/PaO2 : 99%
FiO2 : 37%
4 15/8/2022 Data Subjektif: Intoleransi V
Klien mengatakan merasa lemas Aktivitas
Klien mengatakan aktivitasnya di
bantu oleh keluarganya (istri) seperti
saat makan dll
Data Obyektif:
Berdasarkan indeks barthel:
ketergantungan berat
Klien tampak lemah
Klien tampak di suapin oleh istrinya
saat akan makan
TTV:
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 45 x/menit
Suhu : 36,0oC
Respirasi : 17 x/menit
MAP : 80%
SaO2/PaO2 : 99%
FiO2 : 37%
5 15/8/2022 Data Subjektif: Kurang V
Klien mengatakan tidak tahun Pengetahuan
tentang penyakitnya
Klien bertanya tentang penyakitnya,
terkait penyebab, dampak dan
penatalaksanaanya
Klien mengatakan jarang melakukan
pemerisaan yang berkaitan dengan
riwayat HT dan tidak
mengkonsumsi obat rutin HT
Data Objektif:
Klien bertanya kepada kepada
petugas kesehatan (dokter, perawat)
terkait kondisi klien
Klien tampak tidak mengetahui
mengenai penyakitnya
TTV:
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 45 x/menit
Suhu : 36,0oC
Respirasi : 17 x/menit
MAP : 80%
SaO2/PaO2 : 99%
FiO2 : 37%
1. Diagnose Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke jaringan tubuh ditandai dengan klien mengatakan badan terasa
lemas, klien mengeluh nyeri dada kiri menjalar lengan kiri hingga punggung,
unstabil angina pektoris, pulsasi teraba kurang kuat, kolesterol : 234 mg/dl
(16/8/2022), CRT > 2 detik, kulit lembap dan teraba dingin, Left Ventrikel:
Atrial Fibriliation (ST elevasi 3 kotak kecil di sadapan sadapan II, III, Avf,
ST depresi 4 kotak kecil di sadapan V1-V6, Right Ventrikel: ST elevasi 2
kotak kecil di sadapan II, III, aVF, dan terdapat gel.QS kompleks di
V3R,V4R, Posterior: ST elevasi 2 kotak kecil di sadapan V7-V9, CKMB
(15/8/2022 09.38) : 33,0 ul, Troponin (+) (15/8/2022 09.38), TD:100/70
mmHg, Nadi : 45 x/menit, Suhu : 36,0oC, Respirasi : 17 x/menit, MAP : 80%,
SaO2/PaO2: 98%, FiO2 : 37%
b. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
ditandai dengan klien mengatakan badan terasa lemas, klien mengeluh nyeri
dada kiri menjalar lengan kiri hingga punggung, klien memiliki riwayat
hipertensi, klien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi, unstabil
angina pektoris, pulsasi teraba kurang kuat, Left Ventrikel: Atrial Fibriliation
(ST elevasi 3 kotak kecil di sadapan sadapan II, III, Avf, ST depresi 4 kotak
kecil di sadapan V1-V4, Right Ventrikel: ST elevasi 2 kotak kecil di sadapan
II, III, aVF, dan terdapat gel.QS kompleks di V3R,V4R, Posterior: ST elevasi
2 kotak kecil di sadapan V7-V9, CKMB (15/8/2022 09.38) : 37,0 ul,
Troponin (+) (15/8/2022 09.38), CRT > 2 detik, COP 3 l/menit (COP
menurun)
TD:100/70 mmHg, Nadi : 45 x/menit, Suhu : 36,0 oC, Respirasi : 17 x/menit,
MAP : 80%, SaO2/PaO2: 98%, FiO2 : 37%
c. Nyeri akut berhubungan dengan spasme pada lumen jantung ditandai dengan
klien mengeluh nyeri pada daerah dada kiri yang menjalar ke lengan kiri dan
punggung, klien merasakan nyeri seperti panas terbakar, klien mengatakan
nyeri hilang timbul baik saat bergerak ataupun tidak, nyeri di angka 6 (skala
1-10) dengan face scala, grimace (+), klien tampak mengelus area nyeri,
TD:100/70 mmHg, Nadi : 45 x/menit, Suhu : 36,0 oC, Respirasi : 17 x/menit,
MAP : 80%, SaO2/PaO2: 98%, FiO2 : 37%
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien
mengatakan merasa lemas, klien mengatakan aktivitasnya di bantu oleh
keluarganya (istri) seperti saat makan dll, klien tampak lemah, klien tampak di
suapin oleh istrinya saat akan makan, TD:100/70 mmHg, Nadi : 45 x/menit,
Suhu : 36,0oC, Respirasi : 17 x/menit, MAP : 80%, SaO2/PaO2: 98%, FiO2 :
37%
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terkait
penyakit ditandai dengan Klien mengatakan tidak tahun tentang penyakitnya,
klien bertanya tentang penyakitnya, terkait penyebab, dampak dan
penatalaksanaanya, klien mengatakan jarang melakukan pemerisaan yang
berkaitan dengan riwayat HT dan tidak mengkonsumsi obat rutin HT, klien
bertanya kepada kepada petugas kesehatan (dokter, perawat) terkait kondisi
klien, klien tampak tidak mengetahui mengenai penyakitnya TD:100/70
mmHg, Nadi : 45 x/menit, Suhu : 36,0oC, Respirasi : 17 x/menit, MAP : 80%,
SaO2/PaO2: 98%, FiO2 : 37%
2. Prioritas Diagnosa:
a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
b. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke jaringan tubuh
c. Nyeri Akut berhubungan dengan spasme pada lumen jantung
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terkait
penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
13.25 Kurang S: V
Pengetahuan Klien mengatakan mengerti mengenai
penyakitnya yang berkaitan dengan penyebab
penyakitnya, dampak dan penatalaksanaannya
yang berhubungan dengan perubahan pola hidup
Klien mengatakan akan mencoba melakukan
perubahan pada pola hidupnya, seperti
mengurangi atau bahkan untuk berhenti merokok,
berhenti mengkonsumi kopi dan rajin untuk
memriksakan kondisinya ke pelayanan kesehatan
terdekat, rajin untuk mengkonsumsi obat
O:
Klien telah mengetahui hal-hal yang perlu
dilakukan yang berkaitan dengan perubahan
perilaku/pola hidup
TTV:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,5oC
Respirasi : 20 x/menit
MAP : 83 mmHg
SaO2/PaO2 : 100%
FiO2 : 33%
A: Masalah telah teratasi
P: Intervensi di pertahankan
(klien pindah ke ruang Wiajaya Kusuma pukul
16.00 WIB)
13.45 Gangguan S: V
perfusi jarinan Klien mengatakan tidak lagi merasa lemas
perifer O:
Kesadaran compos mentis
Klien tampak lebih segar
Akral teraba hangat kering
CRT<2 detik
Hb: 13,6 g/dL (1/8/2022)
TTV:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,5oC
Respirasi : 20 x/menit
MAP : 83 mmHg
SaO2/PaO2 : 100%
FiO2 : 33%
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di pertahankan
(klien pindah ke ruang Wijaya Kusuma pukul 16.00
WIB)
LAMPIRAN EKG
IGD
ICU
Left Ventrikel:
Right Ventrikel:
Posterior:
1.1 Pengkajian
Data pengkajian ini dilakukan oleh penulis pada tanggal 28 April 2021 pada
jam 11.00 WIB. Pengkajian ini dilakukan pada pasien dengan diagnosa medis
Islam, pasien berasal dari suku Jawa dan berbangsa Indonesia. Pendidikan
bersama anaknya.
dada disertai sesak kurang lebih 3 hari, kemudian oleh keluarga dibawa
vital dengan hasil tekanan darah 140/70 mmHg, nadi 113 x/menit, suhu
38
39
infus Nacl 3% dan oksigen nasal kanul 4 lpm. Pada saat di IGD pasien
harus melakukan skrinning test swab PCR dan hasilnya reaktif. Kemudian
pukul
semakin memburuk dengan keluhan yang sama yaitu sesak, badan terasa
ICCU tepatnya pada tanggal 27 April 2021 pasien mendapat terapi injeksi
furosemide 10ml (IV), atorvastatin 20mg, CPG 75mg, ISDN 5mg, ramipril
2,5mg, concor 1,25mg, asam folat 1mg, biodiar 630mg, KSR 600mg,
hasil tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 109 x/menit, suhu 36,2oC, RR 25
x/menit, SpO2 97%. Pada tanggal 28 April 2021 pukul 10.30 dokter
perawatan intensif dan observasi lebih lanjut. Pada saat pasien akan
infus NaCl 3% 500 cc/24 jam, oksigen nasal kanul 4 lpm, dan tampak
terpasang foley cateter. Pukul 11.00 pada tanggal 28 April 2021 dilakukan
pada tahun 2016 dan telah menjalani terapi dari dokter. Kondisi pasien
saat ini untuk kegiatan sehari-hari dibantu oleh keluarga tetapi pasien
bantuan kursi roda dan kegiatan makan pasien menggunakan selang NGT.
Tekanan darah: 107/53 mmHg, Nadi: 110 x/menit, suhu: 36,5 oC, RR: 25
1. B1 (Breathing)
4 lpm, tidak ada gurgling, tidak ada sumbatan, tidak terdengar bunyi napas
dada simetris, RR= 25 x/menit, SpO2= 97%, tidak terdapat sputum, tidak
2. B2 (Blood)
Akral teraba hangat dan kering, nadi teraba irreguler (takikardi), nadi 110
x/menit, CRT= < 3 detik, tekanan darah 107/53 mmHg, suhu 36,5oC,
infus Pz 7 tpm 500cc/24 jam dan ISDN pump 1 mg/jam, bunyi jantung S1
3. B3 (Brain)
tampak lemah, reflek cahaya +/+, pupil isokor +/+, tidak ada kejang,
Pemeriksaan nervus:
4. B4 (Blader)
kemih, tidak ada inkontinensia urin, tidak ada nyeri, tidak ada retensi urin,
Intake:
Output:
= 2495 cc – 3100 cc
5. B5 (Bowel)
Pasien tampak mual saat makan, mukosa mulut kering, pasien merasa
kesulitan dalam menelan makanan, pasien menolak makan, tidak ada nyeri
43
sonde 1900 kalori melalui selang NGT pada tanggal 28 April 2021 sampai
dengan 29 April 2021, pemberian diet bubur kasar blender 6 x 200 pada
6. B6 (Bone)
sawo matang, tidak ada luka, tidak ada fraktur, tidak ada perdarahan,
turgor kulit cukup, tampak edema di kedua kaki kanan kiri, kelemahan
Kekuatan otot:
3333 3333
2222 2222
Keterangan:
tahanan
1. Laboratorium
2. EKG
a. Hasil EKG Tn. K pada tanggal 28 April 2021 pukul 11.05 di ICCU RSU Haji
Surabaya
3. Foto Thorax
Hasil foto thorax Tn. K pada tanggal 27 April 2021 pukul 14.00 WIB di Ruang A6
Tabel 3.2 Lembar Pemberian Terapi Tn. K dengan Diagnosa Medis NSTEMI di
Ruang ICCU RSU Haji Surabaya
Hari/Tanggal Terapi Dosis Indikasi
2704/2021 INFUS
Infus Pz + KCl 25 mEq/24 jam Mengatasi atau mencegah
hipokalemia
Infus Nacl 3% 7 tpm Mengganti cairan tubuh
(500 cc/24 jam) yang hilang
OBAT-OBAT INJEKSI
Levofloxacin 750 ml Mengobati sinusitis bakteri
(1 x 1) akut
Hidonac 1200 ml Mengobati keracunan/over
(1 x 1) dosis paracetamol
Asam 500 ml Menghentikan perdarahan
traneksamat (3 x 1)
Lansoprazole 30 mg Ulkus gaster dan
(1 x 1) gastroesophageal reflux
Furosemide 10 ml Mengeluarkan kelebihan
(1 x 1) cairan dari dalam tubuh
melalui urine.
OBAT-OBAT ORAL
Atorvastatin 20 mg Menurunkan kolesterol
(1 x 1) jahat dan trigliserida
CPG 75 mg Antiplatelet (obat
(1 x 1) pengencer darah)
ISDN 5 mg Mencegah dan meredakan
(2 x 1) angina (nyeri dada)
Ramipril 2,5 mg Mengobati hipertensi
(1 x 1)
Concor 1,25 mg Menurunkan tekanan darah
(1 x 1) tinggi, mencegah stroke,
serangan jantung
Asam folat 1 mg Mencegah dan mengobati
(3 x 1) kadar folat yang rendah.
Biodiar 630 mg Mengobati diare
(3 x 2)
KSR 600 mg Mengobati atau mencegah
(1 x 1) jumlah kalium yang rendah
Vitamin C 250 mg Memenuhi kebutuhan
(2 x 1) vitamin C di tubuh.
28/04/2021 INFUS
Infus Pz 7 tpm Mengganti cairan tubuh
(500 cc/24 jam) yang hilang
Infus NaCl 3% 7 tpm Mengganti cairan tubuh
(500 cc/24 jam) yang hilang
48
OBAT-OBAT INJEKSI
Hidonac 1200 ml Mengobati keracunan/over
(1 x 1) dosis paracetamol
Asam 500 ml Menghentikan perdarahan
traneksamat (3 x 1)
Levofloxacin 750 ml Mengobati sinusitis bakteri
(1 x 1) akut
Lansoprazole 30 mg Ulkus gaster dan
(1 x 1) gastroesophageal reflux
OBAT-OBAT ORAL
Atorvastatin 20 mg Menurunkan kolesterol
(1 x 1) jahat dan trigliserida
Citicoline 500 mg Meningkatkan kemampuan
(2 x 1) kognitif pada lansia
Asam folat 1 mg Mencegah dan mengobati
(3 x 1) kadar folat yang rendah.
ISDN 5 mg Mencegah dan meredakan
(2 x 1) angina (nyeri dada)
Ramipril 2,5 mg Mengobati hipertensi
(1 x 1)
Furosemide 40 mg Mengeluarkan kelebihan
(1 x 1) cairan dari dalam tubuh
melalui urine.
Biodiar 630 mg Mengobati diare
(3 x 2)
Lansoprazole 30 mg Ulkus gaster dan
(1 x 1) gastroesophageal reflux
51
DO:
- Pola napas takipnea
- RR= 25 x/menit
- SpO2= 97%
- Pasien tampak menggunakan
pernapasan cuping hidung,
pernapasan dangkal
- Hasil foto thorax terdapat
cardiomegali, CTR= 62,1%
2. DS: Perubahan irama Penurunan Curah
Pasien mengatakan badannya jantung Jantung
terasa lelah (SDKI, hal. 34-35)
DO:
- Hasil EKG irama sinus
aritmia, HR= 115-167
x/menit
(Tanggal: 28/04/2021)
- Irama jantung irreguler
- N= 110 x/menit (takikardia)
- Tekanan darah menurun
- TD= 107/53 mmHg
- Kedua kaki kanan kiri
tampak edema
3. DS: Gangguan saraf Gangguan Menelan
Pasien mengeluh sulit menelan kranialis (SDKI, hal. 142)
dan menolak makan
DO:
- N V= Pasien tidak dapat
mengunyah
- N IX= Pasien tidak dapat
mengecap
- N X= Pasien tidak dapat
menelan
- Pasien tampak terpasang
NGT
52
DO:
- Kekuatan otot menurun
3333 3333
2222 2222
2. Gambaran EKG aritmia 5. Monitor aritmia (kelainan irama 3. Mengumpulkan dan menganalisis
menurun (tidak ada irama dan frekuensi) data pasien untuk mengatur balance
sinus aritmia) 6. Monitor nilai laboratorium jantung cairan pasien
3. Lelah menurun (lelah (elektrolit) 4. Mengetahui adanya perubahan nilai
mereda sampai hilang) Terapeutik SpO2
4. Edema menurun 7. Posisikan pasien semi fowler 5. Memantau apakah ada kelainan
(penumpukan cairan Edukasi irama dan frekuensi jantung
berkurang) 8. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai6. Memantau apakah ada gangguan
5. Tekanan darah membaik toleransi elektrolit yang dapat memicu risiko
(TD= 130/80 mmHg Kolaborasi aritmia.
hingga 140/90 mmHg) 9. Kolaborasi pemberian antiaritmia 7. Memberikan posisi yang nyaman
(SLKI, hal. 20) (SIKI, hal. 317 – 318) untuk pasien dan mengurangi sesak
napas
8. Dengan beraktivitas fisik sesuai
toleransi maka akan mengurangi
beban kerja jantung dan pasien tidak
akan kelelahan
9. Pemberian obat antiaritmia dapat
menjaga irama jantung tetap teratur
3. Gangguan Setelah dilakukan intervensi Observasi 1. Mengkaji seberapa besar risiko
menelan keperawatan selama 3x24 1. Monitor tingkat kesadaran, batuk, terjadinya respirasi.
berhubungan jam, maka Status menelan muntah dan kemampuan menelan 2. Memantau apakah ada keabnormalan
dengan membaik dengan kriteria 2. Monitor status pernapasan atau tidak
gangguan hasil: 3. Periksa residu gaster sebelum 3. Mencegah refleks muntah
saraf kranialis 1. Reflek menelan memberi asupan oral 4. Agar tidak terjadi kesalahan masuk
meningkat (dapat 4. Periksa kepatenan selang ke paru-paru.
menelan) nasogastrik sebelum memberi 5. Menghindari terjadinya tersedak
asupan oral
55
1. 29/04/2021 1. Memonitor pola napas yuvin 29/04/2021 S: Pasien mengeluh sesak agak berkurang yuvin
11.00 (frekuensi, kedalaman, usaha 11.45 O:
napas) - Pola napas abnormal (takipnea)
11.05 2. Memposisikan semi Fowler yuvin - RR= 23 x/menit
atau Fowler (memposisikan - Pasien tampak terpasang oksigen nasal
tidur Tn. K dengan posisi semi kanul 3 lpm.
Fowler untuk mengurangi sesak A: Masih sesak (masalah belum teratasi)
napas) P: Lanjutkan intervensi ke 1, 2, 3, 4
11.20 3. Memberikan oksigen yuvin
(memasang oksigen nasal kanul
3 lpm kepada Tn. K)
59
- Hasil laboratorium
Kalium ↓ = 3,0 mmol/L
Natrium = 143 mmol/L
Chlorida ↑ = 107 mmol/L
A: Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan pemberian terapi
rawat jalan
3. 30/04/2021 1. Memonitor tingkat kesadaran, yuvin 30/04/2021 S: Pasien masih mengeluh sulit menelan yuvin
13.20 batuk, muntah dan kemampuan 13.50 O:
menelan - GCS 456, total 15
13.25 2. Memonitor status pernapasan yuvin - RR= 20 x/menit
13.30 3. Memposisikan semi fowler (30 yuvin - N V= Pasien tidak dapat mengunyah
– 45o) 30 menit sebelum - N IX= Pasien tidak dapat mengecap
memberi asupan oral - N X= Pasien tidak dapat menelan
13.35 4. Memberikan makanan dengan yuvin - Pasien tampak terpasang NGT
tekstur cair - Pasien mendapat diet sonde 1900 kalori
- Pasien mendapat bubur kasar yang
diblender 6 x 200 dan dicampur dengan
air
63
A:
Masih sulit menelan (Masalah belum
teratasi)
P:
Intervensi dilanjutkan pemasangan NGT di
rumah
64
Output:
Urine : 1700 cc
IWL : 10 x 60kg= 600 +
Total : 2300 cc
65
- Hasil laboratorium
Kalium ↓ = 3,0 mmol/L
Natrium = 143 mmol/L
Chlorida ↑ = 107 mmol/L
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan pemberian terapi rawat jalan
3. Gangguan menelan S: Pasien masih mengeluh sulit menelan
(30/04/2021) O:
- GCS 456, total 15
- RR= 20 x/menit
- N V= Pasien tidak dapat mengunyah
- N IX= Pasien tidak dapat mengecap
- N X= Pasien tidak dapat menelan
- Pasien tampak terpasang NGT
- Pasien mendapat diet sonde 1900 kalori
- Pasien mendapat bubur kasar yang diblender 6 x 2
A: Masih sulit menelan (Masalah belum teratasi)
P: Intervensi dilanjutkan pemasangan NGT di rumah