Professional Documents
Culture Documents
Abstrak Semhas Ragil Maulana Akbar
Abstrak Semhas Ragil Maulana Akbar
Populasi yang ada didalam penelitian ini adalah petani sarang walet yang ada di
desa Tumbang Samba Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan sejumlah 50
Hipotesis
petani yang memiliki kriteria yaitu para petani yang memiliki gedung burung walet.
Salah satu permasalahan utama penelitian ini adalah mengetahui pendapatan usaha Penentuan sampel pada penelitian terdapat 50 petani sarang walet yang ada di Desa
budidaya sarang burung walet yang ada di Desa Tumbang Samba Kecamatan Katingan Tumbang Samba. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik purposive
sampling 10% jumlah petani sarang walet yaitu petani yang mempunyai gedung burung
Tengah Kabupaten Katingan dan usaha tersebut mendapatan keuntungan serta layak untuk
walet (Sugiyono, 2010). Berdasarkan metode tersebut maka jumlah sample responden
diusahakan. adalah 5 peternak sarang burung walet.
Tujuan Penelitian Metode Pengumpulan Data
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan usaha dari budidaya sarang Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah kerja peneliti untuk
walet di Desa Tumbang Samba Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan. mengumpulkan data dalam menyusun penelitiannya. Adapun teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini ada observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi
merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara
3
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan Pendapatan Bersih adalah total penerimaan (TR) dari hasil penjualan output
dalam Ayudia, 2016). Wawancara merupakan bentuk komunikasi tanya jawab antara dikurangi semua biaya input yang dikeluarkan, pendapatan bersih dapat dihitung sebagai
narasumber dan peneliti. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang berikut, Total Revenue dikurangi total biaya (π=TR-TC).
tepat dari narasumber yang merupakan peteernak walet di Desa Tumbang Samba Katingan
Analisis Data
Tengah Kabupaten Katingan.
Hasil penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar, dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
atau karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan yang dalam penjelasannya menggunakan angka-angka. Adapun analisis dalam penelitian
harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan dan kebijakan (Sugiyono, 2016). ini adalah sebagai berikut
Definisi Operasional Variabel 1. Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi sejumlah
output. Biaya total dihitung dengan rumus berikut :
Variabel diartikan objek penelitian yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian.
Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Dalam TC = TFC + TVC
penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah: Keterangan :
1. Biaya Total atau Total Cost (TC) TC = Biaya Total Usaha (Rp)/Tahun
Biaya Total adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam berusaha sarang walet yang TFC = Biaya Tetap Total Usaha (Rp)/Tahun
terdiri dari biaya pembangunan, biaya perlatan dan biaya variabel.
Biaya pembangunan adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam masa TVC = Biaya Variabel Total (Rp)/Tahun
pembangunan gedung yang mencakup harga bahan atau material dan juga upah tukang. 2. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual. Dapat
Biaya peralatan adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk memenuhi keperluan dihitung dengan rumus berikut :
gedung sarang walet yang menunjang pembudidayaan sarang walet di dalam gedung,
TR = Q x P
dimana biaya peralatan ini mencakup pembelian speaker, mesin, stavol, sd card dll.
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan petani secara rutin sebagai biaya Keterangan :
produksi dalam setahun. Biaya variable ini mencakup biaya perawatan, biaya listrik, upah
TR = Penerimaan Total Usaha (Rp)/Tahun
tenaga kerja, dan upah panen.
Q = Jumlah Produk Usaha (Rp)/Tahun
2. Total Penerimaan atau Total Revenue (TR)
P = Harga Produk Usaha (Rp)/Tahun
Total penerimaan adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya
(Jumlah Produksi x Harga atau Unit). Indikator yang digunakan adalah pendapatan petani, 3. Pendapatan adalah nilai lebih yang diperoleh dari modal yang dijalankan. Dapat
penjualan hasil produk. dihitung dengan rumus berikut :
Harga (P) merupakan harga rata-rata sarang yang dipetik yang dihasilkan pada saat π = TR – TC
penelitian ini dinilai dalam hitungan harga per kg per bulan.
Quantitas (Q) merupakan jumlah total output yang dihasilkan petani sarang walet Keterangan :
per bulan. Pendapatan adalah penerimaan laba petani hasil petikkan yang telah dijual. π = Keuntungan/ pendapatan (Rp)/Tahun
Dapat dirumuskan Total Revenue adalah output kali harga jual output (TR=PxQ).
TR = Penerimaan total (Rp)/Tahun
3. Pendapatan (π)
TC = Biaya Total (Rp)/Tahun
4
Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat dilihat untuk total penerimaan usaha sarang walet pak Edi b. Pembelian Perlengkapan
Kurniawan selama 7 tahun yaitu sebesar Rp. 373.600.000. dan dari tabel diatas dapat dilihat Perlengkapan yang digunakan dalam usaha sarang burung walet merupakan
bahwa penerimaan setiap tahunnya tidak sama, hasil ini dipengaruhi oleh jumlah produksi komponen penting untuk menjalankan usaha sarang burung walet. Adapun jenis-jenis
dan harga jual yang berbeda di tiap tahunnya. perlengkapan yang digunakan dalam usaha sarang burung walet yaitu rekaman suara (tipe),
flaskdisk, aki, aki, kabel, pisau panen, ampli, spiker, stavol dan pemasangan speaker. Untuk
4. Pendapatan Usaha Sarang Walet Pak Edi Kurniawan Di Desa Samba Katung biaya peralatan gedung walet Pak Dakwah yaitu sebesar Rp. 11.000.000.
Pendapatan dalam usaha tani dapat dibedakan atas pendapatan kotor dan
pendapatan bersih. Pendapatan diartikan sebagai selisih dari total penerimaan yang diperoleh 2. Biaya Variabel Usaha Sarang Burung Walet Pak Dakwah di Desa Samba
dan total biaya yang dikeluarkan. Pendapatan dalam usaha sarang burung walet diperoleh Katung
dari selisih antara total penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan pada usaha sarang
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
burung walet. Untuk total pendapatan bersih usaha sarang walet pak Edi Kurniawan Selama
produksi dalam rentang relevan tetapi secara per unit tetap. Adapun biaya yang dikeluarkan
7 tahun yaitu sebesar Rp. 222.400.000.
dalam biaya variabel yaitu biaya perawatan, listrik, tenaga kerja dan upah penen. Untuk
Tabel 1.3 Total Pendapatan Usaha Sarang Walet Pak Edi Kurniawan
rincian biaya variabel yang dikeluarkan oleh pak Dakwah dalam tiap tahunnya. Bahwa biaya
variable usaha sarang walet Pak Dakwah selama 8 tahun yaitu sebesar Rp. 35.600.000
dimana terdiri dari Rp. 19.200.000 untuk biaya perawatan gedung sarang walet selama 8
tahun. Kemudian untuk biaya listrik yang dikeluarkan selama 8 tahun yaitu sebesar Rp.
4.800.000. dan untuk upah panen yang dikeluarkan selama 8 tahun yaitu sebesar Rp.
9.200.000.
Tabel 2.1 Biaya Variabel Usaha Sarang Walet Pak Dakwah
Dalam penelitian ini pendapatan merupakan hasil perkalian jumlah produksi dengan
harga sarang burung walet pada usaha sarang burung walet keluarga Pak Dakwah setiap
tahunnya setelah pembangunan gedung. Harga yang digunakan berdasarkan harga yang Analisis Pendapatan Usaha Sarang Walet Pak Supiadi
berlaku.
1. Biaya Tetap Dalam Usaha Sarang Burung Walet Pak Supiadi di Desa Samba
Tabel 2.2 Total Penerimaan Usaha Saranag Walet Pak Dakwah
Danum
Tahun Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp) a. Biaya Bangunan Gedung
Pembuatan gedung dalam usaha sarang burung walet merupakan hal utama yang
2015 harus dilakukan mengingat gedung sarang burung walet ini adalah tempat dimana burung
2016 0,5kg/bln x 8 = 4 7.000.000 28.000.000 walet tersebut akan menginap dan membuat sarang. Biaya yang dikeluarkan pak Supiadi
2017 0,7kg/bln x 8 = 5,6 8.000.000 44.800.000 untuk membangun usaha sarang burung walet ini sebesar Rp. 179.938.000 yang dimana
2018 0,8kg/bln x 8 = 6,4 10.000.000 64.000.000 terdiri dari Rp 136.938.000 untuk pembelian bahan/material bangunan gedung walet dan Rp.
2019 1,0kg/bln x 8 = 8,0 12.000.000 96.000.000 43.000.000 untuk upah tukang. Ukuran bangunan pada usaha penangkaran burung walet Pak
2020 1,1kg/bln x 8 = 8,8 10.000.000 88.000.000 Supiadi memiliki ukuran 8 x 12 Meter yang memiliki 4 tingkat lantai. Untuk bangunan
2021 1,3kg/bln x 8 = 10,4 9.000.000 93.600.000 sarang walet milik pak Supiadi ini dibangun pada tahun 2016 dan sekarang sudah berumur
2022 1,3kg/bln x 8 = 10,4 8.000.000 83.200.000 lebih kurang 7 tahun.
TOTAL PENERIMAAN Rp497.600.000 b. Pembelian Perlengkapan
Berdasarkan tabel 2.2 dapat dilihat untuk total penerimaan usaha sarang walet pak Perlengkapan yang digunakan dalam usaha sarang burung walet merupakan
Dakwah selama 8 tahun yaitu sebesar Rp. 497.600.000. dan dari tabel diatas dapat dilihat komponen penting untuk menjalankan usaha sarang burung walet. Adapun jenis-jenis
bahwa penerimaan setiap tahunnya tidak sama, hasil ini dipengaruhi oleh jumlah produksi perlengkapan yang digunakan dalam usaha sarang burung walet yaitu rekaman suara (tipe),
dan harga jual yang berbeda di tiap tahunnya.
7
flaskdisk, aki, aki, kabel, pisau panen, ampli, spiker, stavol dan pemasangan speaker. Untuk 3. Penerimaan Usaha Sarang Walet Pak Supiadi Di Desa Samba Danum
biaya peralatan gedung walet Pak Supiadi yaitu sebesar Rp. 11.000.000.
Dalam penelitian ini pendapatan merupakan hasil perkalian jumlah produksi dengan
2. Biaya Variabel Usaha Sarang Burung Walet Pak Supiadi di Desa Samba harga sarang burung walet pada usaha sarang burung walet keluarga Pak Supiadi setiap
Danum tahunnya setelah pembangunan gedung. Harga yang digunak berdasarkan harga yang
berlaku.
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume Tabel 3.2 Total Penerimaan Usaha Saranag Walet Pak Supiadi
produksi dalam rentang relevan tetapi secara per unit tetap. Adapun biaya yang dikeluarkan
dalam biaya variabel yaitu biaya perawatan, listrik, tenaga kerja dan upah penen. Usaha
Tahun Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
sarang walet pak Supiadi selama 7 tahun yaitu sebesar Rp. 129.000.000 dimana terdiri dari 2016
Rp. 30.000.000 untuk biaya perawatan gedung sarang walet selama 7 tahun. Kemudian untuk 2017 0,6 kg/bln x 12 = 7,2 8.000.000 57.600.000
biaya listrik yang dikeluarkan selama 7 tahun yaitu sebesar Rp. 4.200.000 dan untuk upah 2018 0,8 kg/bln x 12 = 10 10.000.000 96.000.000
tenaga kerja yang dikeluarkan selama 7 tahun yaitu sebesar Rp. 84.000.000 serta upah panen 2019 1,1 kg/bln x 12 = 13,2 12.000.000 158.400.000
yang dikeluarkan selama 7 tahun sebesar Rp. 10.800.000. 2020 1,2 kg/bln x 12 = 14,4 10.000.000 144.000.000
2021 1,3 kg/bln x 12 = 15,6 9.000.000 140.400.000
2022 1,5 kg/bln x 12 = 18,0 8.000.000 144.000.000
TOTAL PENERIMAAN Rp740.400.000
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat untuk total penerimaan usaha sarang walet Pak
Supiadi selama 7 tahun yaitu sebesar Rp. 740.400.000. dan dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa penerimaan setiap tahunnya tidak sama, hasil ini dipengaruhi oleh jumlah produksi
dan harga jual yang berbeda di tiap tahunnya.
2. Biaya Variabel Usaha Sarang Burung Walet Pak Budi Makmur di Desa Tabel 4.2 Total Penerimaan Usaha Sarang Walet Pak Budi Makmur
Samba Kahayan
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi dalam rentang relevan tetapi secara per unit tetap. Adapun biaya yang dikeluarkan
dalam biaya variabel yaitu biaya perawatan, listrik, tenaga kerja dan upah penen. Bahwa
biaya variable usaha sarang walet pak Budi Makmur selama 9 tahun yaitu sebesar Rp.
9
1. Biaya Tetap Dalam Usaha Sarang Burung Walet Pak Karno di Desa Samba
Tahun Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
Kahayan
2014
2015 0,3 kg/bln x
4 = 1,2 7.000.000 8.400.000 a. Biaya Bangunan Gedung
2016 1,3 kg/bln x
12 = 15,6 7.000.000 109.200.000 Pembuatan gedung dalam usaha sarang burung walet merupakan hal utama yang
2017 3,5 kg/bln x
12 = 42 8.000.000 336.000.000 harus dilakukan mengingat gedung sarang burung walet ini adalah tempat dimana burung
2018 5,5 kg/bln x
12 = 66,0 10.000.000 660.000.000 walet tersebut akan menginap dan membuat sarang. Biaya yang dikeluarkan pak Karno
2019 4,0 kg/bln x
12 = 48,0 12.000.000 576.000.000 untuk membangun usaha sarang burung walet ini sebesar Rp. 100.000.000 yang dimana
2020 4,0 kg/bln x
12 = 48,0 10.000.000 480.000.000 terdiri dari Rp 70.000.000 untuk pembelian bahan/material bangunan gedung walet dan Rp.
2021 4,5 kg/bln x
12 = 54,0 9.000.000 486.000.000 30.000.000 untuk upah tukang. Ukuran bangunan pada usaha penangkaran burung walet Pak
2022 4,0 kg/bln x
12 = 48,0 8.000.000 384.000.000 Karno memiliki ukuran 6 x 8 Meter yang memiliki 5 tingkat lantai. Untuk bangunan sarang
Total Penerimaan 3.039.600.000 walet milik pak Karno ini dibangun pada tahun 2017 dan sekarang sudah berumur lebih
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat untuk total penerimaan usaha sarang walet Pak kurang 6 tahun.
Budi Makmur selama 9 tahun yaitu sebesar Rp. 3.039.600.000. dan dari tabel diatas dapat b. Pembelian Perlengkapan
dilihat bahwa penerimaan setiap tahunnya tidak sama, hasil ini dipengaruhi oleh jumlah Perlengkapan yang digunakan dalam usaha sarang burung walet merupakan
produksi dan harga jual yang berbeda di tiap tahunnya. komponen penting untuk menjalankan usaha sarang burung walet. Adapun jenis-jenis
perlengkapan yang digunakan dalam usaha sarang burung walet yaitu rekaman suara (tipe),
4. Pendapatan Usaha Sarang Walet Pak Budi Makmur Di Desa Samba Kahayan flaskdisk, aki, aki, kabel, pisau panen, ampli, spiker, stavol dan pemasangan speaker. Untuk
bahwa biaya peralatan gedung walet pak Budi Makmur sebesar Rp. 11.000.000.
Pendapatan dalam usaha sarang burung walet diperoleh dari selisih antara total
penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan pada usaha sarang burung walet. Untuk total 2. Biaya Variabel Usaha Sarang Burung Walet Pak Karno di Desa Samba
pendapatan bersih usaha sarang walet pak Budi Makmur Selama 9 tahun yaitu sebesar Rp. Kahayan
2.536.366.250.
Tabel 4.3 Total Pendapatan Usaha Sarang Walet Pak Budi Makmur Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume produksi dalam rentang relevan tetapi secara per unit tetap. Adapun biaya yang
dikeluarkan dalam biaya variabel yaitu biaya perawatan, listrik, tenaga kerja dan upah penen.
Biaya variable usaha sarang walet pak Karno selama 6 tahun yaitu sebesar Rp. 65.400.000
dimana terdiri dari Rp. 30.600.000 untuk biaya perawatan gedung sarang walet selama 6
tahun. Kemudian untuk biaya listrik yang dikeluarkan selama 6 tahun yaitu sebesar Rp.
3.600.000 dan untuk upah tenaga kerja yang dikeluarkan selama 6 tahun yaitu sebesar Rp.
19.200.000 serta upah panen yang dikeluarkan selama 6 tahun sebesar Rp. 12.000.000