Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

MAKALAH

ULUMUL HADITS

SANAD DAN MATAN

Dosen pengampuh: Andi Faisal., S.Pd. M.Pd.

Rahma FTK.11.22.035

Asmawati FTK.11.22.009

Ahmad Fadli FTK.11.22.003

Muh. Fadil Latambaga FTK.11.22.0

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS ISLAM AL MAWADDAH WARRAHMA KOLAKA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan pentunjuk-nya kepada kita sekalian. Semoga sholawat serta salam

senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar muhammad saw beserta

keluarga dan sahabatnya.

Kami bersyukur kepada allah SWT yang telah memberikan kesempatan

kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.Semoga allah SWT memberikan

ridho dan berkah-Nya kepada siapa saja yg membaca makalah ini aamiin.
Kolaka, 10-Maret-2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian sanad hadits

B. Macam-macam sanad hadist

C Pengertian matan hadist

D. Kedudukan sanad dan matan hadist

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam mempelajari hadits Nabi Saw. Sesorang menetukan keberadaan

dan kualitas hadits pada saat mempelajari hadits Nabi dengan cara melalui

sanad dan matan hadist tersebut. Sanad dan matan merupakan kedua unsur

yang sangat penting, dimana antara sanad dan matan sama-sama memiliki

hubungan yang erat terhadap suatu hadits jika salah satu diantara sanad dan

matan tidak ada, maka memiliki pengaruh yang terhadap hadits dan dapat

merusak eksistensi kualitas suatu hadits.

Sanad dan matan dalam penilaian suatu hadits adalah dua unsur yang

sangat penting dan menentukan kualitas hadits. Sehingga yang menjadi objek

kajian dalam penelitin-penelitian hadits adalah sanad dan matan.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian sanad hadits?

2. Apa saja macam- macam sanad hadits?

3. Apa pengertian matan hadits?

4. Apa kedudukan sanad dan matan hadits?


C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui apa itu sanad hadits

2. Untuk mengetahuai macam-macam sanad hadits

3. Untuk mengetahui apa itu matan hadits

4. Untuk mengetahui keududkan sanad dan matan hadits

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanad Hadits

secara bahasa berarti sandaran, yang kita berpegang padanya,


dan berarti dapat kita pegang atau percayai. Sedangkan menurut istilah,
Berarti keseluruhan rawy (orang – orang yang meriwayatkan hadits
ataumemberikan hadist) contonya seperti para sahabat nabi yaitu seperti : ABU
HURAIRAH,ABDULLAH BIN UMAR dan yang lainnya.

B. Macam-macam Sanad Hadist

1. Hadist Shahih
Kata shahih menurut bahasa dari kata
yang menurut bahasa berarti yang sehat, yang selamat,
yang benar, yang sah dan benar. Para ulama’ biasa menyebut kata itu
sebagai lawan kata dari kata (sakit). Maka hadist menurut bahasa
berarti hadist yang sah, hadist yang sehat atau hadist yang selamat.

Hadist shahih didefinisikan oleh Ibnu Ash Shalah, sebagai berikut:


“ Hadist yang disandarkan kepada Nabi saw yang sanadnya
bersambung,diriwayatkan oleh (perawi) yang adil dan dhabit (orang yang kuat
hafalannya tentang apa yang telah didengarkan dan mampu menyampaikan
hafalannya kapan saja ia menghendakinya) hingga sampai sanadnya, tidak ada
kejanggalan dan tidak ber’ ” .

Ibnu Hajar al-asqalani,mendefinisikan lebih ringkas yaitu: “ Hadits yang


diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, sempurna kedzabittannya,
bersambung sanadnya, tidak ber’ illat dan tidak syadz” . Dari kedua pengertian di
atas maka dapat difahami bahwa hadist shahih merupakan hadist yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. sanadnya bersambung, perawiny yang
adil, kuat ingatannya atau kecerdasannya, tidak ada cacat atau rusak.

2. Hadist Hasan

Menurut pendapat Ibnu Hajar, “ Hadist hasan adalah hadist yang


dinukilkan oleh orang adil, yang kurang kuat ingatannya yang muttasil
sanadnya ,tidak cacat dan tidak ganjil.

Imam Timidzi mengartikan Hadist Hasan sebagai berikut: “ Tiap-tiap


hadist yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh (dusta pada
matan-nya) tidak ada kejanggalan (syadz) dan hadist tersebut diriwayatkan
melalui jalan atau cara lain. Dari uraian diatas maka dapat difahami bahwa
hadist Hasan tidak memperlihatkan kelemahan dalam sanadnya kurang
kesempurnaan hafalannya.Disamping itu pula Hadist Hasan hampir sama dengan
hadist shahih, perbedaannya hanya mengenai hafalan, dimana Hadist Hasan rawinya
tidak kuat hafalannya

3. Hadist Dhaif

Kata dhaif menurut bahasa yang berarti lemah, sebagai lawan dari yang
kuat. Sebagai lawan kata dari kata shahih, kata Dhaif secara bahasa berarti Hadist
yang lemah, yang sakit, atau tidak kuat.Secara terminologis, para ulama
mendefinisikan secara berbeda-beda. Akan tetapi pada dasarnya mengandung makna
yang sama.

C. Pengertian Matan Hadist

Matan secara bahasa berarti punggung jalan {muka jalan}tanah yang keras dan
tingggi. Dan menurut istilah matan adalah bunyi atau kalimat yang terdapat dalam
hadits yang menjadi isi riwayat. Apakah hadits tersebut berbentuk qaul {ucapan}, fi’ il
{perbuatan}, dan taqrir {ketetapan dan sebagainya} dari rasulullah SAW.

D. Kedudukan Sanad Dan Matan Hadist

Latar belakang sejarah periwayatan hadits sejak mulai di dominasi oleh tradisi
penuturan {shafahiyah} setidaknya hingga generasi tabi’ in dan amat sedikit data
hadits yang tertulis. Tradisi riwayat semacam itu memposisikan silsilah keguruan
dalam proses pembelajaran menjadi penentu data kesejarahan hadits, karena kecil
kemungkinan menyandarkan kepada dokumentasi hadits. Upaya antisipasi terhadap
gejala pemalsuan hadits ternyata efektif bila di tempu dengan mengidentifikasi
kepribadian orang oranng yang secara berantai meriwayatkan hadits yang di duga
palsu. Proses penghimpunan hadits secara formal memakan waktu yang lama {sejak
abad ke 2 hijriah hingga 3 abad kemudian} melibatkan banyak orang dengan pola
koleksi, cara seleksi dan sistematika yang beragam. Namun tanpa ada kesepakatan
sebelumnya, telah terjadi kekompakan di kalangan ulama kolektor hadits dalam
mempotensikan sanad sebagai mahkota bagi keberadaan matan, terbukti hampir
seluruh kitab koleksi hadits menempatkan rangkaian sanad sebagai pengantar
riwayat, minimal nama perawi terutama pada pola penyajian hadits

1) Kedudukan sanad dalam hadist


Para sahabat Nabi saw.tidak pernah saling meragukan sesudah Nabi
Muhammad SAW.wafat, begitu pula para tidak pernah ragu dalam
menerima hadist yang diturunkan o leh seorang sahabat. Tetapikeadaan
berubah dengan adanya fitnah atau kebohongan sudah menyebar maka para
mulailah menuntut karena munculnya isnad.Abu al Aliyah mengatakan
“ Dulu kami mendengar hadist dari sahabat, sehingga kami tidak merasa puas
sebelum kami datang lengsung menemui mereka sdhingga kami
mendengarkannya secara langsung dari mereka itu
SANAD adalah sesuatu yang bersifat eksternal atau diluar matan hadist.
Berita tetntang cara menhubungkan kita denga hadist, maka sudah barang
tentu keberadaanya sangat penting. Dengan demikian mustahl mendapatkan
adist dari sanad hadist merupakan bagian dari agama. Berikut ini,dipaparkan
pendapat sebagian pendapat ulama misalnya;
a. Muhammad ibn sirrin {w. 110 H/797 M}
dia menyatakan “ Sesungguhnya pengetahuan hadits adalah agama
maka perhatikan lah dari siapa kamu mengambil agamamu itu,” maksudnya
dalam menghadapi suatu hadits maka sangat penting di teliti terlebih dahulu
para periwayat yang terlibat dalam sanad hadits yang bersangkutan.
b. Abdullah bin al-Mubarak { W 181 H /797 M.}
menyatakan sanad hadits merupakan bagian dari agama.Sekiranya
sanad hadits tidak ada, niscaya siapa saja akan bebas menyatakan apa yang di
kehendakinya. Pernyataan itu memberi peringatan bahwa sanad hadits
merupakan bagian penting dari riwayat hadits. Keberadaan suatu hadits yang
tercantum dalam berbagai kitab hadits ditentukan juga oleh keberadaan dan
kualitas sanadnya.
c. Nur al-Din Itr,
sistem sanad itu merupakan salah satu keistimewaan ummat islam
yang tidak di miliki umat lain.

E. Macam-macam Bentuk Matan Hadits


Berbicara soal hadits, mungkin selama ini yang banyak di ulas dan
muncul ke permukaaan adalah jenis-jenis hadits yakni hadits (ucapan),
hadits (perbuatan), hadits (ketetapan), dan hadits
(cita-cita/keinginan Nabi Muhammad saw). akan tetapi, bila ditelusuri lebih
cermat, ternyata matan hadits itu memiliki bentuk yang beragam. Berikut
klasifikasi bentuk matan hadits beserta contohnya.

Jawami’ al-kalim bisa didefinisikan sebagai ungkapan yang singkat


tetapi memiliki makna yang padat.

Bahasa (perumpamaan) dalam kehidupan sehari-hari,


orang-orang beriman mestinya saling mendukung dan menguatkan, bukan
malah saling menjatuhkan dan hal tersebut berlaku selamanya hingga
Ungkapan simbolik, baik dalam suatu ayat Al-Qur’ an maupun hadits,
sering kali menimbulkan perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan karena orang-
orang yang memahami suatu ayat atau hadits secara tekstual menganggap
bahwa uangkapan simbolik itu tidak ada.

Banyak ditemukan hadits yang bentuk -nya dialog. Proses dialog


biasanya diawali dengan sahabat bertanya lantas rasul saw menjawab.
Pertanyaan yang paling sering diajukan oleh sahabat adalah tentang amalan
apa yang paling utama. Meski pertanyaannya sama, Nabi saw sering
memberikan jawaban yang berbeda. Perbedaan jawaban tersebut dipengaruhi
oleh dua kemungkinan yakni relevansi jawaban dengan keadaan penanya dan
relevansi jawaban dengan kondisi sosial masyarakat tertentu.

Ungkapan analogi menjelaskan bahwa apabila penyaluran hasrat


seksual di jalan haram adalah sebuah dosa, maka penyaluran hasrat seksual di
jalan halal adalah perbuatan yang akan diberi pahala.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

secara bahasa berarti sandaran, yang kita berpegang padanya,


dan berarti dapat kita pegang atau percayai. Sedangkan menurut istilah,
Berarti keseluruhan rawy (orang – orang yang meriwayatkan hadits
ataumemberikan hadist). istilah matan adalah bunyi atau kalimat yang terdapat
dalam hadits yang menjadi isi riwayat. Apakah hadits tersebut berbentuk qaul
{ucapan}, fi’ il {perbuatan}, dan taqrir {ketetapan dan sebagainya} dari
rasulullah SAW.

Macam-macam sanad hadits yaitu sebagai berikut :

1. hadits shahid

2. hadits hasan

3. hadits dhaif

Adapun bentuk matan hadits ada lima yaitu:


1. jawami’ al-kalim

2. bahasa tamsil

3. ungkapan simbolik

4. bahasa percakapan

5. ungkapan analogi

B. Saran

Pada penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak


terdapat kekurangan-kekurangan yang terdapat didalamnya, baik berupa
bahasa maupun cara penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran guna menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, S Mohamad. 2010.


. Jurnal Al-Syir’ ah, vol. 8, no. 2

Sarbanun, Achmad. . Jurnal IAIN


Metro (Institut Agama Islam Negeri).

Reza, Muhammad. 2021. Dikutip dari


https://www.imanmuslim.com/2021/09/kedudukan-sanad-dan-matan-
hadits.html. Di akses pada 13 april 2023.

Azharudin, Mohammmad. Di kutip dari


https://pesantren.id/macam-macam-bentuk-matan-hadits-10811/. Di
akses pada 13 april 2023.

You might also like