Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No 1 Tahun 2021
tentang pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil. Pelatihan Dasar CPNS adalah
pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dalam undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
ada 3 (tiga) fungsi utama ASN yaitu Pertama, ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
(public policy). Kedua, ASN sebagai pelayan publik (public service). Ketiga, ASN sebagai
perekat/pemersatu bangsa. Untuk dapat mewujudkannya diperlukan ASN yang profesional,
kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai
nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi. Karakter ASN ini dapat dibentuk melalui pembinaan latsar.
Setelah disahkannya Undang-Undang (UU) ASN No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara memiliki kekuatan dan kemampuan professional kelas dunia, berintegritas
tinggi non parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial dan
kesejahteraan tinggi, serta dipercaya public dengan dukungan SDM, selanjutnya Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 sudah secara
sempit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar
merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik.
Untuk dapat mewujudkan itu, pegawai ASN memiliki kewajiban mengikuti Latihan Dasar
(LATSAR) dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah
yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat yaitu PNS yang
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam masyarakat serta memiliki daya saing
dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Nilai-nilai dasar tersebut adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
diakronimkan menjadi ANEKA.

1
Menurut Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 75 tahun 2014,
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Maka dari itu penulis mengambil judul Optimalisasi Pelayanan Perawat Melalui
Komunikasi Terapeutik di Puskesmas” agar pelayan puskesmas berjalan dengan baik dan
meningkatkan kepuasan pasien.

B. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN adalah :
1. Meningkatkan kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas.
2. Meningkatkan nasionalisme dalam melaksanakan tugas.
3. Meningkatkan kemampuan mewujudkan etika publik dalam melaksanakan tugas.
4. Meningkatkan kemampuan mewujudkan komitmen mutu dalam melaksanakan tugas.
5. Meningkatkan kemampuan mewujudkan anti korupsi dalam melaksanakan tugas

C. . Ruang Lingkup
Kegiatan Aktualisasi akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Semata dari
tanggal 1 April sampai dengan 5 Mei 2021

2
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SEMATA

A. Keadaan Organisasi
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan
manusia. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh
aspek demografi / kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat
termasuk tingkat pendidikannya, keamanan wilayah serta keadaan dan perkembangan
lingkungan fisik maupun biologik.

1. Keadaan Geografi dan Demografi


Luas wilayah kerja Puskesmas Semata Kecamatan Ngabang adalah 636,7 km²,
meliputi 9 desa dan terdiri dari 51 dusun. Puskesmas Semata Kecamatan Ngabang
terletak di 15 km dari ibu kota kabupaten atau di jalur sutra /jalan antar Negara, dengan

titik koordinat N = 00023’23’67”, E = 109051’05’05”.


Secara administratif wilayah kerja Puskesmas Semata berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Menyuke
b. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Sengah Temila
c. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Ngabang
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Sui Ambawang
Sebagian daerahnya adalah tanah sawah, tanah kering, hutan dan lain-lain,
sebagian besar daerahnya mudah dijangkau melalui darat dengan jalan beraspal dan
jalan dengan pengerasan, sedangkan daerah yang agak terpencil, jangkauannya melalui
sungai dan daerah pegunungan. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Semata
Kecamatan Ngabang adalah 33.124 jiwa dengan 8.184 KK, sebagian besar terdiri dari
suku Dayak, Melayu, Jawa, Batak, Cina dan sebagian kecil adalah suku lainnya.
Sekitar 25 % penduduknya bermukim di daerah pusat pemerintahan dan perekonomian
serta sisanya tersebar merata di wilayah desa. Sebagian besar penduduknya berdekatan
dengan tempat - tempat pelayanan kesehatan ( Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Polindes ).

3
4
Tabel 1.1
Data penduduk wilayah kerja Puskesmas Semata Kec. Ngabang
No Desa Dusun RT KK Rumah Pendud Bayi Bumil
uk
1. Amboyo Inti 9 14 2308 2308 8532 149 175
2. A. Selatan 15 50 2213 2213 8904 146 165
3. A. Utara 8 19 1202 1202 4459 76 93
4. Antan Rayan 5 11 797 797 3606 62 75
5. Amang 4 7 382 382 1478 22 26
6. Penyahu 2 7 288 288 1090 19 23
Dangku

7. Temiang Sawi 3 10 405 405 1701 21 25


8. Sebirang 2 6 217 217 810 14 17
9. Pak Mayam 3 10 372 372 995 17 21
JUMLAH 51 134 8184 8184 31575 526 620

2. Visi dan Misi Puskesmas Semata


Visi Puskesmas Semata adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang berkualitas
bagi masyarakat”
Misi Puskesmas Semata adalah:
a. Meningkatkan pelayanan masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau
b. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
d. Menjalin kerjasama lintas sector

3. Nilai-Nilai Organisasi
TATA NILAI : “SEMATA”
S : Santun
E : Edukatif
M : Merata
A : Aman

5
T : Tanggap
A : Amanah
MOTTO : “ Melayani dengan sepenuh hati”

4. Struktur Organisasi Puskesmas Semata


Dalam struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten Landak, Puskesmas
Semata merupakan pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Landak. Sebagai
pelaksana teknis, Puskesmas Semata menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 43 Tahun 2019 tentang Pusat kesehatan masyarakat.( Struktur Organisasi
Terlampir)

5. Tugas dan Fungsi Puskesmas


Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut
serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar
berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang
diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya
pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan
perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan
bersama masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui
upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes RI, 2007).
Fungsi dari Puskesmas adalah:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan
untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah
kerjanya.

6
6. Uraian Tugas
Tugas Perawat Ahli Pertama menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 25 Tahun 2014 adalah:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
19. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif;
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;

7
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
23. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
24. Melakukan relaksasi psikologis;
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury;
26. Melakukan manajemen febrile neutropeni;
27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka tindakan
keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
30. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
32. Merawat pasien dengan WSD;
33. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
35. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post); -
36. Melakukan perawatan luka kanker;
37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;
40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
42. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
43. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
45. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
46. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
8
47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
49. Melakukan preseptorship dan mentorship;
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat primer;
51. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan
54. Melakukan supervisi lapangan.

9
BAB III

NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

A. Nilai-Nilai Dasar ASN


Aparatur Sipil Negara memiliki beberapa Nilai-Nilai Dasar yang harus
dilaksanakan untuk melandasi semua sikap dan perilaku yang dilakukan oleh seorang
ASN. Nilai-Nilai Dasar ASN adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan
semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
a. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak
membatasi agama dalam ruang privat. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki
Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai
keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi
keadilan dan persaudaraan.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak
asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu
akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan
riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup
bersama.
10
d. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama ,badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi
kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan
negara untuk satu golongan atau perorangan.
e. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan.

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.


Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas, yaitu:
a. Tanggung jawab adalah kewajiban tingkah laku atau perbuatan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan
b. Jujur adalah keterusterangan pada perilaku tanpa adanya kebohongan atau
penipuan
c. Kejelasan Target dalam menjelaskan cara, tindakan ataupun proses kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan
d. Netral artinya bersikap seimbang, tidak memihak kepada siapapun
e. Mendahulukan kepentingan public
f. Keadilan adalah kondisi kebenaran sama rata secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang
g. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi
h. Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir
i. Partisipatif adalah suatu keterlibatan baik fisik, mental dan emosional serta
ikut bertanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Sebagai bangsa Indonesia
11
tentunya prinsip nasionalisme harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila agar bangsa
Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan, menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia dan mengembangkan
sikap tenggang rasa.
Indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme adalah religius (patuh ajaran agama),
hormat menghormati, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah (dapat
dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama manusia,
tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta tanah air,
memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan,
tanggung jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak menggunakan hak
yang bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras, dan menghargai karya orang lain.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukanperbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nilai-nilai yang dianut
Indikator Nilai-Nilai Etika Publik adalah jujur, bertanggungjawab, integritas tinggi,
cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada peraturan perundang-undangan, taat perintah,
dan menjaga rahasia.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin
dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang
menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan
tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi
mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
Indikator Nilai-Nilai Komitmen Mutu:

12
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai PNS yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
5. Anti Korupsi
Pada kebijakan hukum di Indonesia korupsi telah diidentifikasi sebagai
kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) sehingga seluruh PNS harus
mengembangkan sikap anti korupsi. Bahkan tidak hanya korupsi yang identik dengan
kerugian keuangan negara, korupsi waktu, gratifikasi, mengharapkan pamrih dalam
bekerja dan melakukan diskriminasi pelayanan publik harus menjadi concern utama
dalam sikap anti korupsi yang perlu dikembangkan.
Indikator Nilai-Nilai Etika Publik yaitu:
a. Jujur adalah lurus hati, tidak curang, tidak berbohong. Orang yang jujur akan
konsisten dengan apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan
b. Peduli adalah memperhatikan serta melibatkan diri dalam suatu persoalan,
keadaan/kondisi di sekitar kita

13
c. Mandiri membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat
d. Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya, pada saat
yang tepat dan benar-benar menghargai waktu
e. Tanggung Jawab adalah menyelesaikan pekerjaan sesuai amanah yang diberikan
dengan baik, tidak mengelak, berani menghadapi dan memikul segala akibat atas
pekerjaan yang dilakukan
f. Kerja Keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti sebelum targetnya tercapai
g. Sederhana adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya
memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak
tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan
h. Berani, seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-
hal yang menyimpang
i. Adil, pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia
juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.

B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


1. Whole Of Government (WOG)
(WoG) adalah model pendekatan integratif fungsional satu atap yang dewasa ini
menjadi opsi alternatif dalam menyelesaikan masalah masalah rumit (wicked problems)
abad 21. Guncangan globalisasi yang menghadirkan berbagai kontradiksi (paradoks) di
berbagai sektor kehidupan seperti korupsi, kemiskinan, dominasi pasar bebas di sektor
ekonomi dan lain-lain yang sulit diatasi dengan cara dan pendekatan biasa (in the box)
14
membuat WoG menjadi keniscayaan yang tidak terhindarkan. Salah satu bentuk
penerapan WoG disektor pelayanan publik adalah egovernment.
E-government adalah salah satu faktor pendorong strategis (strategic enabler)
yang memungkinkan WoG dapat dilaksanakan, karena peran dan fungsi e-government
adalah menciptakan jejaring kerja (network) kolaboratif sehingga fungsi integrasi intra
dan inter agensi/instansi dapat dilaksanakan. Keberadaan jejaring kerja yang ditopang
oleh e-goverment berpotensi menjadi tuas pengungkit (leverage) bagi pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi, sosial dan ingkungan, termasuk di dalamnya pelayanan
publik. Berdasarkan hal itu, maka e-goverment harus dilaksanakan di berbagai level
pelayanan publik.
Model pendekatan WoG memiliki sejumlah tantangan yang meliputi
kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan WoG tidak dapat
dilanjutkan atau terhenti ditengah jalan dan pada akhirnya kembali ke cara lama.
Kekurangan-kekurangan WoG adalah memerlukan waktu lama, relatif mahal (costly),
tidak selalu cocok dengan wicked problems yang akan ditangani, dan hasilnya sulit
diukur. Kekurangan-kekurangan ini pada akhirnya dapat menjadi dorongan untuk
kembali ke cara lama. Hambatan WoG terutama disebabkan oleh tujuan, prioritas dan
akuntabilitas yang tidak jelas, benturan agenda dan kepentingan sehingga tidak dapat
tercipta kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan insentif yang rendah.

2. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa,
barang, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dan selanjutnya menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:19) pelayanan publik
merupakan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara

15
terhadap masyarakat nya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Adapun menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
81 tahun 1993, kinerja organisasi publik dalam memberikan pelayanan publik dapat
dilihat indikatornya sebagai berikut :
a. Kesederhanaan,
Prosedurnya harus didesign sedemikian rupa, sehingga penyelenggara layanan
publik menjadi mudah, lancar, cepat, tidak berbelit belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan dan kepastian tentang tata cara,
khususnya mengenai biaya layanan, cara pembayaran, jadwal waktu, pejabat yang
berwenang dan tanggung jawab pemberi layanan publik.
c. Keamanan,
adalah usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pelanggan dari bahaya, resiko
dan keragu raguan. Proses dan hasil pelayanan publik dapat memberikan keamanan
dan kenyamanan serta memberikan kepastian hukum. 24
d. Keterbukaan,
Pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang mereka butuhkan secara
mudah dan jelas yang meliputi informasi tata cara persyaratan, waktu penyelesaian,
biaya dan lain-lain.
e. Efesien
adalah persyaratan layanan publik hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan
langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan, dengan tetap memperhatikan
keterpaduan antara persyaratan dan produk layanan publik yang diberikan.
Disamping itu juga harus dicegah adanya pengulangan yang tidak perlu, terutama
tentang persyaratan administratif.
f. Ekonomis,
adalah agar pengenaan biaya pelayanan ditetapkan secara wajar, dengan
memperhatikan nilai barang dan jasa dan dengan kemampuan pelanggan untuk
membayar.
g. . Keadilan,
adalah yang merata meliputi cakupan dan jangkauan layanan publik harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang diperlakukan secara adil.
16
h. Ketepatan waktu,
adalah pelaksanaan layanan publik dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
3. Management Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah pengelolaan ASN (Aparatur Sipil
Negara) untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai-nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen Pegawai Tidak
Tetap Pemerintah. Dalam menyelenggarakan manajemen ASN dianut “asas efektif dan
efisien” yakni sesuai dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan
perencanaan yang ditetapkan.
Penyelenggaraan manajemen ASN dilakukan berdasarkan asas kepastian hukum;
profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi; netralitas,akuntabilitas, efektif dan
efisien, keterbukaan, non-diskriminasi, persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan,
kesejahteraan.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip nilai dasar, kode etik, komitmen,
integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas dan profesionalitas jabatan.

17
BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Analisis Masalah
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi berdasarkan observasi penulis selama bertugas Puskesmas Semata Kecamatan
Ngabang. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu
tersebut terkait kondisi saat ini. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu
yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu yang ditemukan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya komunikasi terapeutik pada saat melakukan asuhan keperawatan
pada pasien di Unit Gawat Darurat Puskesmas Semata.
Dengan data yang ditemukan:
 Tidak adanya SOP tentang Komunikasi terapeutik di Puskesmas Semata.
 Dari pengamatan saya selama bekerja di Puskesmas semata kurang optimalnya
Komunikasi Terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Kurang Optimalnya perhitungan tetesan infus pada pasien di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Semata.
 Dari pengamatan saya belum tepatnya cara menghitung tetesan infus.
3. Tingginya angka penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Puskesmas
Semata.
 Dari data yang ditemukan pada profil puskesmas di tahun 2020 ISPA masuk urutan
pertama pada sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Semata.
4. Kurang optimalnya pemisahan sampah medis dan non medis di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Semata.
 Dari pengamatan saya masih terkadang perawat ugd masih salah dalam
penempatan sampah infeksius dan non infeksius.
Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan maka selanjutnya akan
dilakukan analisis isu dengan dasar kriteria isu. Kriteria isu dapat digunakan metode
APKL. Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual,
problematik, kekhalayakan dan layak. Aktual artinya sedang terjadi dan sedang
dibicarakan, problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks
sehingga harus ada solusi untuk mengetahui permasalahannya. Kekhalayakan
18
merupakan isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak atau kelayakan
merupakan isu yang layak dan masuk akal untuk dipecahkan masalahnya.

Tabel 4.1 Pemilahan Isu Melalui APKL


No Masalah/ isu Kriteria Total Peringkat
A P K L
1. Kurang optimalnya komunikasi 4 4 4 4 16 1
terapeutik pada saat melakukan asuhan
keperawatan pada pasien di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Semata
2. Kurang Optimalnya perhitungan 3 3 3 3 12 4
tetesan infus pada pasien di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Semata
3. Tingginya angka penyakit infeksi 4 4 4 3 15 2
pernapasan saluran akut (ISPA) di
Puskesmas Semata.
4 Kurang optimalnya pemisahan sampah 4 3 3 3 13 3
medis dan non medis di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Semata

Keterangan:
1 : sangat rendah A: Aktual
2 : rendah P : Problem
3 : sedang K : Kekhalayakan
4 : tinggi L : Layak
5 : sangat tinggi
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis isu metode APKL di atas didapatkan hasil
isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Kurang optimalnya komunikasi
terapeutik pada saat melakukan asuhan keperawatan pada pasien di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Semata”

19
B. Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu Kurang optimalnya komunikasi terapeutik
pada saat melakukan asuhan keperawatan pada pasien di Unit Gawat Darurat Puskesmas
Semata” antara lain :
1. Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan publik di bidang
kesehatan;
2. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada pelayanan.

C. Faktor Penyebab Isu


Setelah sebuah isu ditetapkan, perlu ditelusuri faktor penyebab terjadinya isu adalah
1. Belum tersedianya SPO Komunikasi Terapeutik di Puskesmas Semata
2. SPO komunikasi terapeutik yang ada masih kurang diterapkan saat pemberian
asuhan keperawatan.
Dengan memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan jika isu tersebut tidak
ditangani, maka dirumuskanlah gagasan sebagai berikut : Optimalisasi Pelayanan
Perawat Melalui Komunikasi Terapeutik Di UGD Puskesmas Semata. Gagasan
tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan sosialisai tentang komunikasi terapeutik kepada perawat UGD
Puskesmas Semata
2. Membuat media leaflet mengenai Komunikasi terapeutik untuk perawat UGD
Puskesmas Semata
3. Mencari serta vidio yang berkaitan dengan Komunikasi Terapeutik.
4. Mendampingi perawat UGD dalam melakukan komunikasi terapeutik
5. Mengevaluasi kegiatan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat UGD
.

20
Analisi isu kurang optimalnya komunikasi terapeutik dalam pelayanan di Puskesmas Semata.
Gambar 4.2 Analis Isu Menggunakan Fish Bone

Manusia Metode

Kurangnya pemahaman tentang Kurangnya edukasi tentang


komunikasi terapeutik komunikasi terapeutik

Kurang optimalnya komunikasi


terapeutik pada saat melakukan
asuhan keperawatan di UGD
Puskesmas Semata

 Kurangnya media informasi


 Kurangnya sarana penyuluhan Tidak tersedianya SOP Komunikasi
tentang komunikasi teraputik terapeutik di Puskesmas semata

Lingkungan
Sarana

21
D. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Tabel 4.3 Pemecahan Isu

Unit Kerja : Puskesmas Semata

1. Kurang optimalnya komunikasi terapeutik pada saat melakukan asuhan keperawatan pada
pasien di Unit Gawat Darurat Puskesmas Semata
2. Kurang Optimalnya perhitungan tetesan infus pada pasien di Unit Gawat Darurat
Identifikasi Isu : Puskesmas Semata.
3. Tingginya angka penyakit infeksi pernapasan saluran akut (ISPA) di Puskesmas Semata
4. Kurang optimalnya pemisahan sampah medis dan non medis di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Semata
Kurang optimalnya komunikasi terapeutik pada saat melakukan asuhan keperawatan pada
Isu Yang Diangkat :
pasien di Unit Gawat Darurat Puskesmas Semata.
Optimalisasi Komunikasi Terapeutik dalam Pelayannan Keperawatan Di UGD Puskesmas
Gagasan Pemecahan Isu :
Semata

22
Tabel 4.4 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai dasar ASN
Kontribusi
Penguatan
Nama Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terhadap
No Nilai – Nilai
Kegiatan Kegiatan Kegiatan dengan Nilai-Nilai Dasar Visi-Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melaksana 1. Konsultasi Output: Menurut Yubiliana (2017) komunikasi yang Mendukung Terbentuknya
kan dengan terapeutik adalah komunikasi yang terjadi visi
Terlaksananya perencanaan
sosialisasi atasan dengan baik , komunikatif yang bertujuan “Terwujudnya
tentang mengenai kegiatan untuk menyembuhkan atau setidaknya dapat Pelayanan kegiatan yang
Komunika pelaksanaan melegakan serta dapat membuat pasien Kesehatan
sosialisai baik
si sosialisasi merasa nyaman dan akhirnya mendapatkan yang
terapeutik. Komunikasi Komunikasi kepuasan. Dalam buku Dasar-Dasar berkualitas menguatkan
Terapeutik. Sosialisasi (2004) karya Sutaryo, sosialisasi bagi
Terapeutik. nilai
2. Membuat merupakan suatu proses bagaimana masyarakat”
SAP Bukti: memperkenalkan sistem pada seseorang. Melaksanakan organisasi
3. Membuat Serta bagaimana orang tersebut menentukan Misi
1. Foto Puskesmas
daftar hadir tanggapan serta reaksinya. Jadi saya akan Meningkatkan
Kegiatan melakukan sosialisasi yang artinya akan pelayanan Semata yang
memperkenalkan tehnik komunikasi masyarakat
2. Daftar edukatif dan
terapeutik kepada perawat UGD Puskesmas yang bermutu,
Hadir Semata (Komitmen Mutu dengan nilai merata dan dalam
Orientasi mutu, inovatif). Sebelum terjangkau
penyampain
memulai acara sosialisasi saya akan

23
berkonsultasi kepada atasan yaitu kepala sosialisasi
Ruangan dan Kepala Puskesmas untuk waktu
saya
pelaksanaanya ( WOG dengan nilai dasar
koordinasi) SAP (Satuan Acara menyampaika
Penyuluhan) adalah seperangkat acara
n dengan
penyuluhan yang akan diselenggarakan
termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, sopan
dan konsep acara. Penyusunan SAP terbagi
menjadi tiga tahap. Tahap pendahuluan,
tahap penyajian dan tahap penutup. untuk
menyajikan materi yang baik dan terarah
maka perlu disiapkan satuan acara sehingga
kegiatan sosialisasi berjalan tepat waktu.
(Anti Korupsi dengan nilai dasar disiplin).
Sosialisasi ini dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan kepuasam pasien dengan
perawatan yang diberikan (Komitmen mutu
dengan nilai dasar orientasi mutu) Dalam
penyampaian materi saya memakai bahasa
yang sopan dan berperilaku santun (Etika
Publik dengan nilai dasar Sopan) Serta
saya tidak akan menyinggung masalah ras
suku dan agama (Nasionalisme dengan nilai
dasar tidak diskriminatif) Sosialisasi ini
dilakukan dengan topik yang sesuai dengan
tujuan peserta untuk peserta sosialisai juga
diperkenankan mengisi daftar hadir
(Akuntabilitas dengan nilai dasar

24
partisipatif)

2. Membuat 1. Mencari Output: Leaflet merupakan sarana publikasi singkat Mendukung Terbentuknya
media bahan untuk yang berbentuk selebaran kertas dan berukuran visi perencanaan
Leaflet kecil. Biasanya selebaran kertas ini berisikan
leaflet membuat “Terwujudnya kegiatan yang
mengenai leaflet Komunikasi informasi suatu hal yang perlu disebarkan Pelayanan baik
Komunika 2. Membuat kepada khalayak ramai. Dalam untuk Kesehatan menguatkan
Terapeutik mencapai tujuan agar terdapat efisiensi dan
si leaflet yang yang nilai
terapeutik relevan dan Dengan target efektifitas maka diperlukan alat bantu yang berkualitas organisasi
untuk akurat. dikenal dengan media belajar dalam hal ini bagi Puskesmas
15 orang saya menggunakan leaflet ( Komitmen
perawat 3. Berkonsulta masyarakat” Semata yang
UGD si mengenai perawat mutu dengan nilai dasar efektif dan Melaksanakan edukatif
Puskesmas isi leaflet efisien ) untuk membuat leaflet ini saya Misi
Bukti: berkonsultasi pada atasan, coach maupun
Semata yang telah Meningkatkan
jadi kepada 1. Foto mentor dengan sopan dan penuh rasa hormat pelayanan
atasan ( Etika publik dengan nilai dasar sopan masyarakat
2. Leaflet dan hormat) dalam pembuatan leaflet ini
. yang bermutu,
saya tidak akan menyinggug suku, ras, dan merata dan
agama (nasionalisme dengan nilai dasar terjangkau
tidak diskriminatif) untuk mendapatkan
leaflet yang baik dan layak untuk dibagikan
kepada perawat UGD. Dalam pembuatan
leaflet ini saya akan membuat leaflet yang
sederhana sehingga isinya mudah dipahami
dan dapat menghemat biaya. (Anti Korupsi
dengan nilai dasar sederhana)
Dalam pembuatan leaflet ini saya

25
berkoordinasi dengan Coach mentor dan
atasan mengenai isi leeaflet (WoG dengan
nilai dasar Koordinasi)
3. Mencari 1. Mencari dan Output: Penelitian dari (Hadi, 2017) Video Mendukung Terbentuknya
serta membuat pembelajaran merupakan salah satu media visi perencanaan
Video
membuat bahan untuk yang “Terwujudnya kegiatan yang
vidio yang media komunikasi memiliki unsur audio (suara) dan visual Pelayanan baik
berkaitan edukasi gerak Kesehatan menguatkan
terapeutik
dengan (Video) (gambar bergerak). Saya akan mecari video yang nilai
Komunika 2. Berkonsulta Bukti: yang sesuai dan jelas dalam langkah langkah berkualitas organisasi
si si dengan dalam berkomunikasi terapeutik sehingga bagi Puskesmas
1. Video
Terapeutik atasan untuk mudah di pahami dan dilaksanakan masyarakat” Semata yang
. isi video 2. Foto (Akuntabilitas dengan nilai dasar Melaksanakan edukatif
ketepatan target) selain mencari video yang Misi
6. relevan saya juga mencari video yang tidak Meningkatkan
menyinggung ras, suku, dan agama pelayanan
(Nasionalisme dengan nilai dasar tidak masyarakat
diskriminatif) yang bermutu,
Karena media yang dipilih berhubungan merata dan
dengan sarana dan prasarana berupa baran- terjangkau
barang elektronik yaitu laptop maka saya
akan lebih berhati-hati serta menjaga alat-
alat tersebut selama berlangsungnya
sosialisasi bahkan hingga selesai dan
mengembalikan alat tanpa adanya kerusakan
. (Anti Korupsi, dengan nilai dasar
Bertanggungjawab). Pembuatan Video ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

26
sehingga untuk selanjutnya perawat selalu
menggunakan komunikasi terapeutik
( Komitmen Mutu dengan nilai dasar
orientasi mutu)
Tidak lupa juga berkoordinasi dengan atasan
coach dan mentor tentang konten
video(WoG dengan Nilai dasar
Koordinasi)
4. Mendampi 1. Melaksanak Output: Pada saat konsultasi dan pendampingan saya Mendukung Terbentuknya
ngi an Terlaksananya menggunakan kalimat yang sopan dan visi perencanaan
perawat konsultasi pendampingan berperilaku santun ( Etika publik dengan “Terwujudnya
UGD dengan terhadap nilai dasar Sopan) tujuan dari Pelayanan kegiatan yang
dalam mentor atau perawat UGD pendampingan ini adalah simulasi dari Kesehatan baik
melakukan 3. Coach Puskesmas sosialsai sebelumnya yang telah yang menguatkan
komunikas 2. Menyiapkan Semata dilaksanakan agar bisa menjadi kebiasaan berkualitas
i kebutuhan Bukti: dikemudian hari sehingga berdampak pada bagi nilai organisasi
terapeutik pendampingan 1. Foto peningkatan kepuasan pasien ( Komitmen masyarakat” Puskesmas
pada perawat Kegiatan mutu dengan nilai dasar orientasi mutu) Melaksanakan
Semata yang
saya juga bertanggungjawab untuk Misi
meluruskan jika pada pendampingan ada Meningkatkan edukatif
perawat yang keliru dalam melakukan pelayanan
komunikasi terapeutik (Akuntabilitas masyarakat
dengan nilai dasar bertanggungjawab) yang bermutu,
saya juga melakukan pendampingan dengan merata dan
waktu yang telah di tentukan dan akan terjangkau
dilaksanakan secara berulang ( Anti Korupsi
dengan nilai disiplin dan kerja keras) dan
untuk kelancaran proses pendampingan

27
dibutuhkan juga kerjasama antar perawat di
UGD. ( Nasionalisme dengan nilai dasar
kerjasama)
5. 5. Mengeval 1. Melaksanak Output: Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan Mendukung Terbentuknya
uasi an Ditemukannya maka dibutuhkan evaluasi untuk mengetahui visi perencanaan
kegiatan konsultasi hasil evaluasi sejauh mana keberhasilan dari upaya “Terwujudnya kegiatan yang
komunikas dengan melalui optimalisasi pelayanan melalui komunikasi Pelayanan baik
menguatkan
i mentor atau instrumen terapeutik di UGD Puskesmas Semata Kesehatan
nilai organisasi
terapeutik coach komunikasi namun sebelumnya saya harus mencari yang Puskesmas
yang 2. Mempersiap terapeutik. literatur dalam pembuatan instrumen berkualitas Semata yang
dilakukan kan Bukti: evaluasi komunikasi terapeutik (Komitmen bagi edukatif
oleh Instrumen 1. Lembar Mutu dengan nilai dasar orientasi mutu) masyarakat”
perawat evaluasi Evaluasi dalam mengolah data diperlukan kejujuran Melaksanakan
UGD komunikasi 2. Laporan sehingga mendapatkan penilaian yang Misi
terapeutik Evaluasi objektif pada setiap perawat yang di evaluasi Meningkatkan
3. Mengolah ( Anti Korupsi dengan nilai dasar jujur) pelayanan
data saat melakukan evaluasi saya kan masyarakat
4. Membuat menggunakan bahsa yang sopan dan yang bermutu,
laporan berperilaku santun serta membacakan merata dan
kegiatan peratuaran saat diiadakannya evaluasi (Etika terjangkau
Evaluasi Publik dengan nilai dasar sopan dan taat
peraturan) saya akan melakukan penilaian
evaluasi secara objektif tanpa memandang
ras suku dan agama ( Nasionalisme dengan
nilai dasar tidak diskriminatif) setelah
dilakukan tahap evaluasi saya akan
melakukan pelaporan hasil evaluasi
( Akuntabilitas dengan nilai dasar

28
bertanggungjawab)

29
E. Rencana Implementasi Kegiatan

4.6 Jadwal Implementasi Rancangan Aktualisasi

Nama Peserta : Ns. Darjua Krisnawati, S. Kep


Instansi : Puskesmas Semata
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Semata
No Tanggal Kegiatan Output
Melaksanakan sosialisasi tentang Terlaksananya
1 April sd 7 April Komunikasi terapeutik kegiatan sosialisai
1 2021 Komunikasi
Terapeutik.
Membuat media leaflet mengenai Leaflet Komunikasi
8 April sd 13 April
2 Komunikasi terapeutik untuk perawat Terapeutik
2021
UGD Puskesmas Semata
Mencari serta menampilkan video yang Video komunikasi
14 April sd 21
3 berkaitan dengan Komunikasi terapeutik
April 2021
Terapeutik.
Mendampingi perawat UGD dalam Diperolehnya saran
19 April sd 25
4 melakukan komunikasi terapeutik mengenai evaluasi
April 2021
perawat
Mengevaluasi kegiatan komunikasi Ditemukannya hasil
terapeutik yang dilakukan oleh perawat evaluasi melalui
26 April sd 5 Mei
5 UGD instrumen
2021
komunikasi
terapeutik.

30
31

You might also like