Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April / Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa / 1 - 13

e-ISSN: 2721-2084

Vol. 5 | No. 1

Pengembangan Kapasitas Pengelola


Badan Usaha Milik Desa
Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Panam,
Jl. HR. Soebrantas No.Km. 15, RW.15, Simpang Baru, Kota Pekanbaru, Riau 28293

ARTICLE INFO ABSTRACT

Keywords: The purpose of this service is to increase the capacity of BUMDes


Development, managers and improve the performance of BUMDes institutions in
Competence, Kuindra District, Indragiri Hilir Regency. The Service Method, using
Human Resources, the Participatory Rural Appraisal (PAR) method. The PAR method
Organization, prioritizes the participation of BUMDes managers consisting of the
BUMDes Director, Secretary, Treasurer of the BUMDes from 5 (five) villages
that are the target of capacity building activities in the form of
training. There are 3 (three) stages of activities carried out. First, pre-
Kata kunci: test, participatory discussion related to the constraints of BUMDes
Pengembangan,
management. Second, transfer of knowledge to BUMDes managers.
Kompetensi,
Third, post-test evaluation of the achievement of activities. The result
Sumber Daya Manusia,
of dedication. Capacity building for BUMDes managers in this service
Organisasi,
activity has succeeded in increasing the capacity of the individual,
BUMDes.
organizational and capacity levels in the BUMDes management
system. At the individual capacity level, BUMDes managers already
have knowledge about the duties and functions as managers. Skills
in planning business units, making financial reports using Microsoft
excel. Meanwhile, at the organizational and system level, there is a
change in the management of BUMDes based on existing regulations,
structuring institutional administration, making decisions through
village deliberations. The service team suggested to BUMDes
managers to utilize village funds (DD), Provincial financial assistance
(BANKEU) effectively in supporting BUMDes business development,
explore village potential for business unit development by conducting
business feasibility studies first, collaborate between BUMDes to
expand the BUMDes market.

SARI PATI

Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan kapasitas pengelola


BUMDes dan meningkatkan kinerja kelembagaan BUMDes di
Kecamatan Kuindra Kabupaten Indragiri Hilir. Metode Pengabdian,
menggunakan motode Participatory Rural Appraisal (PAR). Metode
PAR, mengedepankan partisipasi terhadap para pengelola BUMDes
yang terdiri dari Direktur, Sekretaris, Bendahara BUMDes dari 5
Corresponding author:
(lima) desa yang menjadi sasaran kegiatan pengembangan kapasitas
kadafimuammar55@yahoo.com
dalam bentuk pelatihan. Ada 3 (tiga) tahapan kegiatan yang
dilakukan. Pertama, pre test, diskusi partisipatif terkait kendala-

-1-
JPMI - Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia | Vol. 5 No. 01 (2023)

kendala pengelolaan BUMDes. Kedua, transfer pengetahuan kepada


pengelola BUMDes. Ketiga, post tes evaluasi ketercapaian kegiatan.
Hasil pengabdian; Pengembangan kapasitas (capacity building),
terhadap pengelola BUMDes pada kegiatan pengabdian ini telah
berhasil meningkatkan kapasitas level individu, organisasi dan
kapasitas pada sistem pengelolaan BUMDes. Pada level kapasitas
individu, para pengelola BUMDes telah mempunyai pengetahuan
mengenai tugas dan fungsi sebagai pengelola. Keterampilan
merencanakan unit usaha, membuat laporan keuangan
menggunakan Microsoft excel. Sedangkan pada level organisasi dan
sistem, adanya perubahan pengelolaan BUMDes berdasarkan pada
regulasi yang ada, melakukan penataan administrasi kelembagaan,
pengambilan keputusan melalui musyawarah desa. Tim pengabdi
menyarankan kepada pengelola BUMDes untuk memanfaatkan
dana desa (DD), bantuan keuangan (BANKEU) Provinsi secara
efektif dalam mendukung pengembangan usaha BUMDes, menggali
potensi desa untuk pengembangan unit usaha dengan melakukan
studi kelayakan bisnis terlebih dahulu, melakukan kerjasama/
kolaborasi antar BUMDes untuk memperlua pasar BUMDes.

© 2023 JPMI, All rights reserved.

PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang


Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa Desa, Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020
(BUMDes) di Indonesia sudah sejak lama Tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah
diperkenalkan oleh pemerintah, untuk Nomor 11 tahun 2021 tentang pengelolaan
berfungsi menjadi kelembagaan desa BUM Desa. Semua kebijakan pemerintah
menggerakkan potensi ekonomi masyarakat dalam bentuk peraturan perundangan
desa, mengelolaa aset desa, memberikan merupakan kebijaka pemerintaha untuk
kontribusi bagi peningkatan pendapatan memperkuat eksistensi kelembagaan Badan
asli desa (PADes), menyediakan layanan Usaha Milik Desa. Implementasi Pengelolaan
yang dibutuhkan untuk meningkatkan BUM Desa di Sungai Bela, Sungai Buluh,
kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan Sungai Piyai, Tanjunga Lajau dan Teluk
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pendirian Dalam Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten
dan pengelolaannya dimandatkan dalam Indragiri Hilir.

Tabel 1. Nama BUM Desa Lokasi Pengabdian

No Desa Nama BUM Desa Status Tahun Berdiri


1 Sungai Bela Usaha Mandiri Dasar 2019
2 Sungai Buluh Pesisir Madani Dasar 2019
3 Sungai Piyai Karya Adndespy Dasar 2019
4 Tanjunga Lajau Tanjung Bidadari Dasar 2019
5 Teluk Dalam Mutiara Hidayat Dasar 2019
Sumber : Datas Olahan Hasil Wawancara.

-2-
Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April / Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa / 1 - 13

Permasalahannya, sejak berdirinya BUM Kelembagaan BUM Desa yang berdiri di


Desa Sungai Bela, Sungai Buluh, Sungai desa Sunga Bela, Sungai Buluh, Sungai
Piyai, Tanjunga Lajau dan Teluk Dalam, Piyai, Tanjung Lajau Dan Desa Teluk Dalam
tidak mengalami pertumbuhan dalam diharapkan mampu menjadi salah satu
pengelolaannya. BUM Desa tersebut masih lembaga desa yang dapat mempercepat
tergolong sebagai BUM Desa dengan status perubahan status desa. permasalahannya
dasar, artinya BUM Desa ini masih rendah adalah kelembagaan BUM Desa yang berdiri
dari sisi kapasitas kelembagaan, belum tersebut tidak dapat terkelola secara baik,
memberikan dampak terhadap masyarakat disebabkan ketidak mampuan para pengelola
(ekonomi, sosial) dan kontribusi pada BUM Desa menciptakan sistem organisasi BUM
pendapatan asli desa. Desa yang dapat berfungsi memanfaatkan
sumber-sumber daya lokal menjadi nilai
Kelembagaan BUM Desa, merupakan salah tambah secara ekonomis bagi masyarakat.
satu institusi sosial dan ekonomi di tingkat
desa untuk mencapai tujuan pembangunan Kajian penelitian BUMDes dan laporan
berkelanjtuan di desa (SDGs Desa), merubah kegiatan pengabdian kepada masyarakat
kondisi desa di Indonesia dari sangat tertinggal, tentang Badan Usaha Milik Desa yang
tertinggal menjadi desa maju dan mandiri. dilakukan oleh para akademisi sebelumnya,
Kementerian Desa Pembangunan Daerah mengungkapkan secara empirik BUMDes
Tertinggal dan Transmigrasi menargetkan yang berdiri ada yang gagal dan ada yang di
peningkatan jumla Desa Mandiri mencapai kategorikan berhasil melaksanakan fungsinya.
5.000 dan Desa Berkembang 10.000 dari Hasil kajian penelitian mengungkapkan
jumlah 74.957 desa di Indonesia pada tahun bahwa BUM Desa belum berfungsi melakukan
2024. Desa Tertinggal, atau disebut sebagai pengelolaan potensi-potensi ekonomi desa,
desa Pra-Madya adalah desa yang memiliki BUM Desa belum mampu memberikan
potensi sumber daya sosial, ekonomi dan kontribusi bagi pendapatan asli desa, dan
ekologi tetapi belum, atau kurang terkelola BUM Desa secara umum belum memberikan
dalam upaya peningkatan kesejahteraan manfaat berarti untuk meningkatkan
masyarakat desa, kualitas masyarakatnya kesejahteraan masyarakat secara langsung,
mengalami kemiskinan dalam berbagai dan berperan melakukan pemberdayaan
bentuknya. (Kemendes PDTT, 2021). Adapun pada masyarakat miskin di desa. (Ramadana,
Desa Tertinggal di Kecamatan Kuala Indragiri 2013), (Prasetyo, 2017) (Anggraeni, 2016).
Kabupaten Indragiri Hilir dari hasil peniliaan Sedangkan kajian penelitian BUMDes
Indeks Desa Membangun (IDM). yang mengungkapkan keberhasilan dan
kesuksesannya, menyatakan bahwa BUMDes
Tabel 2.Status Desa di Kecamatan
telah memilki asset hingga milyaran rupiah,
Kuala Indragiri 2021
BUMDes mampu meningkatkan ekonomi
No Desa Status
pemanfaatnya, membantu meningkatkan
1 Sungai Bela Tertinggal
perekonomian desa, mampu meringankan
2 Sungai Buluh Tertinggal
beban masyarakat desa, BUMDes berfungsi
3 Sungai Piyai Tertinggal
4 Tanjunga Lajau Tertinggal menampung produk-produk usaha kecil
5 Teluk Dalam Tertinggal masyarakat, BUMDes meningkat sumber daya
Sumber : Kemendes PDTT, 2021 manusia para petani dengan memberikan

-3-
JPMI - Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia | Vol. 5 No. 01 (2023)

bimbingan dan pelatihan terkait pemasaran para pengelola BUMDes, dan penyelesaian
hasil pertanian, BUM Desa berkontribusi masalah yang dihadapi para pengelolaan
pada peningkatan pendapatan asli desa yang BUMDes, dalam melaksanakan kerja-kerja
berimplikasi pada peningkatan Pendapatan organisasi BUM Desa.
Asli Daerah Kabupaten, BUM Desa berhasil
melakukan transformasi pemberdayaan Secara teoritis, pengembangan kapasitas
masyarakat desa dari berbasis komunitas (capacity building) sebagai suatu proses
dalam mengelola dan memanfaatkan sumber untuk melakukan serangkaian gerakan,
daya milik bersama (Keberhasilan Desa perubahan multi-level di dalam individu,
Ponggok dalam mengelola dan memanfaatkan kelompok organisasi dan sistem, untuk
potensi lokal) (Penelitian, Aris,20012 dalam memperkuat penyesuaian individu dan
(Putra, 2015) (Samadi., Rahman.A., 2015), organisasi sehingga dapat tanggap terhadap
(Kushartono, 2016), (Karim, 2020) (Srirejeki, perubahan lingkungan yang ada. Menurut
2018), (Fajar Sidik dkk, 2019), (Setyobakti, Merilee S.Grindle ( dalam Mayahayati
2017), (Alkadafi, dkk 2021). Kusumaningrum, dkk. 2016). Pengembangan
kapasitas (capacity building) memfokuskan
Keberhasilan pengelolaan BUMDes, kajian pada 3 (tiga) dimensi yaitu pengembangan
penelitian Akadun (2020) di Kabupaten sumber daya manusia (development of the
Sumedang Provinsi Jawa Barat menyebutkan human resource), memperkuat organisasi
bahwa indikator kinerja BUM Desa dapat (strengthening organization), reformasi
dilihat dari sisi kelembagaan (25%), usaha institusi (reformation of institutions). Riyadi
(30%), legalitas 10%), Permodalan dan (dalam Mayahayati Kusumaningrum, dkk.
Asset (15%), administrasi, pelaporan, dan 2016) mengungkapkan bahwa pengembangan
pertanggungajawaban (10%) dan dampak kapasitas (capacity building) mempunyai
BUM Des terhadap masyarakat (10%). dimensi dan tingkatan. Pertama, dimensi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan tingkatan pengembangan kapasitas
faktor penting yang mempengaruhi kinerja pada individu. Kedua, dimensi dan tingkatan
BUMDes adalah kebijakan pemerintah untuk pengembangan kapasitas pada organisasi.
mendorong kepala desa mengelola BUMDes Ketiga, dimensi dan tingkatan pengembangan
dengan baik dan berkelanjutan; di samping kapasitas pada sistem. Sejelan dengan
profesionalisme manajer. pendapat (Gibson, 1997), pengembangan
kapasitas pengelola BUMDesa bahwa sebuah
Perbedaan kegiatan pengabdian ini dengan organisasi kinerjanya juga dipengaruhi
beberapa hasi kajian penelitian, yang beberapa faktor utama, yaitu: (1) faktor
dilakukan oleh para akademisi dan praktisi individu yaitu; meliputi pengalaman kerja,
sebelumnya yang melakukan kegiatan keterampilan, dan tingkat pendidikan; (2)
penelitian dan pengabdian terkait kelembagan faktor psikologis; meliputi kepribadian dan
BUMDes belum ada yang berfokus pada kepuasan kerja karyawan; dan (3) faktor
kegiatan pengembangan kapasitas pengelola organisasi; meliputi kepemimpinan, struktur
BUMDes, khususnya pada desa-desa yang organisasi, dan mekanisme insentif.
tergolong sebagai desa tertinggal. Jadi, tim
mengabdi melalui kegiatan pengabdian ini Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk
memfokuskan pada upaya mengatasi kendala pengembangan kapasitas pengelola Badan

-4-
Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April / Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa / 1 - 13

Usaha Milik Desa ialah melalui penyuluhan yang berjuang untuk hidup (strugle for
dan pendampingan penguatan kelembagaan, suvive), dimana BUMDes di Kecamatan
ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia. Kuindra belum mampu untuk menghasilkan
Penguatan kelembagaan Badan Usaha Milik laba/profit dan aset yang meningkat secara
Desa terkait dengan aspek pengelolaan konsisten sejak didirikan, jaringan masih
kelembagaan berdasarkan pada peraturan lemah, dan kepuasan pengelola serta
perundang-undangan yang mengatur masyarakat relatif rendah. Melalui kegiatan
tentang kelembagaan BUMDes. Penguatan pengabdian ini, diharapkan status BUMDes di
ketatalaksanaan Badan Usaha Milik Desa kecamatan Kuindra Kabupaten Indragiri Hilir
terkait dengan peraturan pengelolaan dapat menuju status BUMDes yang maju dan
organisasi (AD/ART), standar operasional selanjutnya menjadi BUMDes yang mandiri.
prosedur (SOP) pengelolaan, bidang dan jenis (Endaryanto, 2018). Badan Usaha Milik Desa
usaha yang dapat dikelola oleh BUMDes. yang Maju menurut Alkadafi (2021), apabila
Kemudian penguatan SDM, terkait dengan telah mampu menghasilkan laba/profit
pengetahuan keterampilan para pengelola dan aset yang meningkat secara konsisten,
BUMDes, kepemimpinan yang inovatif, jaringan (networking) semakin luas, kepuasan
kemampuan merencanakan bisnis BUMDes (), pengelola dan masyarakat cukup tinggi dan
manajemen produksi, manajemen keuangan, BUM Des telah mampu mengelola sumberdaya
dan pemasaran. (Akadun, 2020. Hanif, 2020) lokal (sosial, ekonomi, lingkungan) untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa,
Kemampuan pengelola BUMDes dalam kualitas hidup manusia, dan menanggulangi
merancang bisnis BUMDes, diperlukan kemiskinan. Kemudian, BUMDes mandiri
fasilitasi terhadap pengelola BUM Desa apabila mampu menghasilkan laba/profit
menganalisa unit bisnis yang ada pada BUM dan aset yang meningkat secara konsisten,
Desa ialah dengan membuat “kerangka”
jaringan (networking) semakin luas,
atau pondasi bisnis (building block) yang
kepuasan pengelola dan masyarakat sangat
terintegrasi dengan baik. Osterwalder
tinggi dan BUM Des memiliki kemampuan
& Pigneur dalam (Sukasmanto, 2014)
melaksanakan pembangunan desa untuk
menuliskan 9 (Sembilan) pondasi bisnis
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk menggambarkan, memvisualisasikan,
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
menilai, dan mengubah model bisnis atau
merencanakan usaha. Adapun langkah desa dengan memanfaatkan potensi lokal

mendesain rencana bisnis BUM Desa ialah (sosial, ekonomi dan lingkungan) secara
mengetahui nilai bagi pelanggan, segmen maksimal, berkelanjutan, dan mampu
pasar, hubungan konsumen, saluran mengentaskan kemiskinan.
distribusi, aktivitas utama, sumber daya
utama, mitra utama, struktur biaya, aliran Berdasarkan kondisi tersebut, maka tim
pendapatan. pengabdi berpandangan diperlukan
pelatihan dalam mengembangkan kapasitas
Dengan demikian, pengembangan kapasitas para pengelola BUM Desa, agar dapat
BUMDes di Kecamatan Kuindra Kabupaten meningkatkan Sumber Daya Manusia para
Indragiri Hiilir akan memberikan dampak pengelola BUM Desa.
pada perubahan pengelolaan BUMDes saat
ini yang masing tergolong sebagai BUMDes

-5-
JPMI - Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia | Vol. 5 No. 01 (2023)

PEMBAHASAN amstrong dan baron, 1998, Spencer, 1992


1. Peningkatan Kapasitas Pengelola (dalam Tiesnawati, 2010:5). Rothwell, (2000)
BUMDes menyebut kompetensi yang dibutuhkan
Pengembangan kapasiatas kepada pengelola seseorang dalam melaksanakan tugas dam
BUMDes di Kecamatan Kuala Indragiri tanggungjawab salah satunya meliputi
Kabupaten Indragi Hilir, tujuannya untuk kompetensi teknik (technical competency).
meningkatkan kompetensi SDM para Kompetensi teknis dalam prakteknya bersifat
pengelola BUMDes. Pengembangan kapasitas keterampilan dan kemampuan khusus yang
pengelola BUMDes mencakup pada dimensi diperlukan untuk melaksanakan tugas-
pengembangan SDM, memperkuat kapasitas tugasnya.
organisasi, mengembangkan kapasitas sistem
dan reformasi institusi. Dengan demikian, Transfer Pengetahuan
kegiatan pengabdian ini menghasilkan Adapun kegiatan transfer pengetahuan
pengembangan kapasitas SDM individu- dalam bentuk pelatihan kepada para
individu pengelola BUMDes, sehingga dapat pengelola BUMDes dalam pengabdian ini
memberikan kontribusi pada pengembangan diawali dengan diskusi partisipatif antara
kemampuan kolektif organisasi BUMDes yang tim pengabdi dan narasumber dengan para
bermuara pada meningkatkannya kinerja peserta pelatihan (pengelola BUMDes) yang
BUMDes. Seseorang yang kompeten adalah terdiri dari direktur, sekretaris dan bendahara
yang memiliki kemampuan, pengetahuan, BUMDes desa Teluk Dalam, Sungai Buluh,
dan keahlian untuk melakukan sesuatu Sungai Bela, Sungai Piyai dan Tanjung Lajau.
secara efisien dan efektif. Kompetensi Pengelola BUMDes yang mengikuti pelatihan
menggambarkan apa yang dibutuhkan mengeksplorasi permasalahan yang dihadapi
seseorang agar ia mampu melaksanakan dalam mengelola BUMDes. Adapun materi
pekerjaannya dengan baik. Kompetensi suatu pokok yang disampaikan tim pengabdi dalam
karakteristik dasar dari seorang individu pelatihan pengembangan kapasitas pengelola
yang secara sebab akibat berhubungan BUMDes di Kecamatan Kuala Indragiri
dengan kinerja yang tinggi sekali dalam Kabupaten Indragiri Hilir diuraikan pada
melakukan suatu pekerjaan. (Collins, 1993, tabel berikut:

Gambar 1. Penyampaian Materi Tentang Tata Kelola BUMDes

Gambar 2. Penyampaian Materi Tentang Peta Jalan Gambar 3 Penyampaian Materi Tentang Pelaporan
Pengelolaan BUMDES Keuangan BUMDes

-6-
Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April / Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa / 1 - 13

Tabel 4. Materi Pelatihan Pengembangan Kapasitas Pengelola BUMDes

Narasumber 1 Narasumber 1 Narasumber 1

Tata Kelola BUMDes: Peta Jalan Pengelolaan Pelaporan Keuangan


BUMDes: BUMDes:

1. Sejarah BUMDes 1. Tata urutan dasar 1. Sistem akuntansi


Hukum BUMDes BUMDes
2. Prosedur Pendirian yang
benar 2. Filosofi BUMDes 2. Siklus akuntansi
3. AD/ART BUMDes 3. Pengembangan potensi BUMDes
ekonomi desa melalui
4. Struktur Organisasi dan 3. Transaksi Keuangan
BUMDes
SDM, Tusi Pengelola
4. Laporan Keunagan
4. Permasalah BUMDes
5. Badan Hukum BUMDes BUMDes
5. Solusi Pengembangan a. Kas harian
6. Pola Koordinasi Efektif
Usaha BUMDes b. Memorial
Antara Pemerintah Desa
dengan BUMDes 6. Peluang dan tantangan c. Uang masuk
pengembangan BUMDes d. Uang keluar
7. Prinsip-Prinsip Umum
di Inhil, khususnya di e. Jurnal memorial
Manajemen BUMDes
Kecamatan Kuindra f. Neraca percobaan/
8. Mengembangkan Kapasitas
LKN
BUMDes
g. Neraca
9. Indikator Penilaian Status, h. Laba rugi
Kinerja BUMDes

10. Konsep Pemberdayaan,


Lingkup Pemberdayaan
Masyarakat oleh BUMDes

11. Rencana Kerja dan Unit


Usaha

12. Membangun Kerjasama


BUMDes

Sumber: Materi Pelatihan Pengelolaan BUMDes 2022

Gambar 4. Peserta Memberikan Tanggapan Atas Materi Yang di Berikan Narasumber

-7-
JPMI - Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia | Vol. 5 No. 01 (2023)

2. Pencapaian Kompetensi Pengelola kegiatan pengabdian. Berdasarkan instrumen


BUMDes capaian proses pembelajaran dilihat dari
Berdasarkan hasil evaluasi tim pengabdi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
setelah melakukan pelatihan terhadap para
pengelola BUMDes. Maka tim pengabdi Kompetensi Kognitif Peserta Pelatihan
melakukan post-tes dengan menyebarkan
kuisioner kepada para peserta pelatihan. a. Peserta pelatihan telah mengetahui
Post-tes dilakukan oleh tim pengabdi untuk pentingnya tujuan mendasar pendirian
mengetahui hasil dari proses belajar para BUMDes sesuai dengan yang diharapkan
pengelola BUMDes. Hasil belajar dalam pemerintah
kegiatan pengabdian ini keluarannya
(output) ialah kompetensi pengelola BUMDes. b. Peserta pelatihan setelah mengikuti
(Sudjana, 2011. Sagala, 2010) mengatakan kegiatan pengabdian telah mengetahui/
belajar berarti memperoleh pengetahuan, memahami tata kelola BUMDes yang baik
perilaku dan keterampilan. Perubahan dan benar
tingkah laku, dari tidak tahu menjadi mengerti
hal yang baru dan dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik peserta belajar berubah
dan meningkat sebagai akibat terjadinya
proses pembelajaran. Sedangkan menurut
Bloom, dalam (Sagala, 2010) menyebut belajar
disebut sebagai ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hal tersebut senada dengan
pendapat (Suprijono,2011:7) menyebut
hasil belajar harus mencakup segala aspek
yang diajarkan oleh pendidik baik aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor, dalam
konteks ini ialah para peserta yang mengikuti
kegiatan pengabdian (pengelola BUMDes)
Gambar 5.
di Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Tanggapan Peserta Terkait Kompetensi Kognitif
Indragiri Hilir.

Dengan demikian, instrumen evaluasi yang Dari hasil jawaban peserta terkait instrumen
digunakan tim pengabdi untuk mengetahui peernyataan-pernyataan yang diajukan
kompetensi peserta dari hasil pembelajaran tim pengabdi melalui evaluasi ini, dapat
yang di lakukan dalam bentuk pelatihan, diketahui bahwa dari 15 (lima belas) peserta
ialah terdiri 3 (tiga) komponen pertanyaan yang mengikuti kegiatan pembelajaran
yang terkait dengan kompetensi kognitif, dalam bentuk pelatihan, semua peserta
afektif, dan psikomotorik setelah para peserta menjawab “Ya”. Hal tersebut bermakna
mengikuti kegiatan pengabdian dalam bentuk bahwa pengelola BUMDes setelah mengikuti
pelatihan secara langsung di Kecamatan kegiatan pengabdian ini telah mempunyai
Kuindra. Berikut dijabarkan hasil evaluasi pengetahuan, pemahaman terkait tujuan
dari para peserta pelatihan yang mengikuti mendasar dari pendirian kelembagaan

-8-
Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April / Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa / 1 - 13

BUMDes dan telah mengetahui tata kelola Dari hasil jawaban peserta pada tabel 2, dapat
BUMDes yang baik dan benar. diketahui bahwa dari 15 (lima belas) peserta
yang mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
Kompetensi Afektif Peserta Pelatihan bentuk pelatihan, semua peserta menjawab
“Ya”. Ini artinya pengelola BUMDes menerima
a. Peserta pelatihan sudah memahami muatan materi pelatihan, para peserta
muatan materi yang disampaikan oleh tim berpartisipasi, mempercayai, meyakini
pangabdi/narasumber dengan tata kelola BUMDes yang baik dan
benar meningkatkan kinerja BUMDes.
b. Peserta pelatihan berkeinginan/termoti­ Kompetensi pada aspek afektif juga tampak
vasi untuk lebih mempelajari dan men­ dari hasil keterangan-keterangan peserta yang
dalami tata kelola BUMDes yang lebih baik ditulis pada form evaluasi yang diberikan tim
dan benar pengabdi. Berikut kutipan wawacara dengan
peserta pelatihan.
c. Peserta pelatihan bersedia untuk mening­ “pelatihan ini bermanfaat bagi saya selaku
kat­kan kinerja BUMDes. direktur BUMDes, karena selama ini saya
belum mengetahui bagaimana mengelola
d. Peserta pelatihan bersedia mengembang­ BUMDes sesuai dengan peraturan,
kan organisasi BUMDes, dengan cara-cara administrasi yang benar. pelatihan ini
yang baru menuju BUMDes yang maju dan diharapkan dapat berlanjut kedepannya,
mandiri. guna meningkatkan kemampuan kami
dalam mengelola BUMDes. kegiatan
e. Peserta pelatihan bersedia untuk konsisten pengabdian masyarakat ini sangat
dalam melaksanakan tugas dan fungsi bagus sekali dikarenakan kegiatan ini
sebagai pengelola BUMDes secara baik dan menjelaskan tentang tata cara mengelola
benar. keungan BUMDes yang lebih mudah
untuk diterapkan. dengan adanya tim
pengabdian dari UIN Suka Riau datang
ke desa ini kami sangat mendapatkan
ilmu pengetahuan. Pelatihan ini membuat
saya mengerti tentang tupoksi kita
sebagai pengelola BUMDes, dan hubungan
kita dengan pemerintah desa dalam
mengembangkan BUMDes. setelah saya
mengikuti kegiatan ini. Meteri yang bapak/
ibu sampaikan sangat penting, karena
dijelaskan bagaimana meningkatkan
kinerja BUMDes sesuai dengan kondisi
di desa. saya selaku bendahara BUMDes,
sangat mengharapkan adanya pelatihan
lebih lanjut terkait materi pengelolaan
Gambar 7. keuangan BUMDes”. (Rustam, Defrianto,
Tanggapan Peserta Terkait Kompetensi Afektif Burhan, Tajarudin dan Qamaruzzaman)

-9-
JPMI - Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia | Vol. 5 No. 01 (2023)

Dari tanggapan peserta pelatihan tersebut,


dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
perubahan pada pengelola BUMDes setelah
mengikuti kegiatan pengabdian ini dengan
kesediannya menerapkan tata kelola BUMDes
yang baik dan meningkatkan kinerja BUMDes.

Kompetensi Psikomotorik Peserta


Pelatihan

Untuk mengetahui kompetensi psikomotorik


para pengelola BUMDes di Sungai Bela, Sungai
Buluh, Sungai Piyai, Tanjung Lajau dan Desa
Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri
Gambar 8. Tanggapan Peserta Terkait
Kabupaten Indragiri Hilir, setelah mengikuti Kompetensi Psikomotorik
pelatihan. Maka setelah 1 bulan pasca
pelatihan, tim pengabdi melakukan evaluasi,
dengan mengajukan beberapa pertanyaan Dari hasil jawaban pengelola BUMDes terkait
melaui kuisioner untuk mengetahui peru­ kompetensi psikomotorik yang harapkan
bahan sikap dan prilaku para pengelola tim pengabdi melalui evaluasi ini, diketahui
BUMDes. bahwa dari 15 (lima belas) pengelola yang
mengikuti kegiatan pembelajaran dalam
a. Pengelola telah melakukan perbaikan bentuk pelatihan , semua peserta menjawab
terhadap administrasi BUMDes seperti; “Ya”. Hal ini bermakna bahwa ada perubahan
AD/ART, pelaporan (bulan, semester, prilaku para pengelola BUMDes dalam
tahunan) sesuai dengan aturan, mengelola BUMDes, mengarah ke tata kelola
melaksanakan musyawarah desa pada BUMDes yang lebih baik. Para pengelola
setiap pengambilan keputusan penting BUMDes melakukan tindakan-tindakah
perubahan, memperbaiki sistem organisasi
b. Pengelola sudah menyusun sistem BUMDes sesuai dengan peraturan-peraturan
pelaporan keuangan menggunakan BUMDes. Perubahan-perubahan yang terjadi
microsoft excel. pada pengelolaan BUMDes di Sungai Bela,
Sungai Buluh, Sungai Piyai, Tanjung Lajau dan
c. Pengelola telah melakukan pendataan Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri
potensi desa untuk dikembangkan Kabupaten Indragiri Hilir, juga dapat dilihat
menjadi unit usaha BUMDes. dari adanya upaya pengelola BUMDes setelah
mengikuti pelatihan, melakukan pendataan
d. Pengelola sudah menyiapkan dan pemetaan potensi desa, untuk dapat dapat
persyaratan pendaftaran badan hukum dikembangkan unit usaha BUMDes. Adapun
BUMDes di Kemenkum HAM. hasil penggalian potensi dan pemetaan
yang dilakukan pengelola BUMDes, dalam
rangka pengembangan unit usaha BUMDes
dijabarkan pada tabel 5 berikut:

- 10 -
Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April / Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa / 1 - 13

Tabel 5. Rencana Pengembangan Unit Usaha BUMDes

No Nama Desa/ Usaha BUMDes Yang Rencana Pengembangan Unit Usaha


BUMDes Sudah Ada

1 Sungai Bela Unit Usaha Simpan a. Unit Usaha Wahana Permainan


BUMDes Usaha Pinjam (Bangking) Anak
Mandiri b. Unit Usaha DO Kelapa, jual beli
kelapa, kelapa putih, VCO dan
produk turunan kelapa

2 Sungai Buluh Unit Simpan Pinjamg a. Unit Usaha Depot Air Galon
BUMDes Pesisir (Banking) b. Unit Usaha Perdagangan Kelapa
Madani c. Unit Usaha Pelelangan Ikan

3 Sungai Piyai Unit Simpan Pinjamg a. Unit Usaha Perdagangan (Kelapa,


BUMDes Karya (Banking) Pucuk)
Andespy b. Unit Usaha Peternakan

4 Tanjung Lajau Unit Simpan Pinjam a. Unit Usaha Perdagangan (Bangsal


BUMDes Tanjung (Banking) Kayu)
Bidadari b. Jasa Angkutan Laut (pompong,
kapal, speed boad)
c. Unit Usaha Toko Bangunan

5 Teluk Dalam Unit Simpan Pinjam a. Unit Usaha Depot Air Galon
BUMDes Mutiara (Banking) b. Unit Usaha Wisata Religi (Tuan
Hidayat Guru Sapat)
c. Unit Usaha Perdagangan Kelapa

Sumber: Keterangan Direktur BUMDes dan Pendamping Desa, 2022

KESIMPULAN BUMDes. Kegiatan tim pengabdi untuk


Pelaksanaan pengabdian yang dilaksanakan mengatasi kendala dan penyelesaian masalah
di Sungai Bela, Sungai Buluh, Sungai Piyai, pengelolaan BUMDes di Kecamatan Kuindra
Tanjung Lajau dan Desa Teluk Dalam dilakukan melalui kegiatan pengembangan
Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten kapasitas dalam bentuk pelatihan kepada
Indragiri Hilir, sesuai dengan tujuannya ialah para pengelola BUMDes. Ditinjau dari teori
untuk mengatasi kendala para pengelola pengembangan kapasitas (capacity building),
BUM Desa dan membantu penyelesaian Pengembangan kapasitas (capacity building),
masalah yang dihadapi para pengelola terhadap pengelola BUMDes pada kegiatan
BUMDes melaksanakan kerja-kerja organisasi pengabdian ini telah berhasil meningkatkan

- 11 -
JPMI - Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia | Vol. 5 No. 01 (2023)

kapasitas level individu, organisasi dan studi kelayakan bisnis terlebih dahulu,
kapasitas pada sistem pengelolaan BUMDes. melakukan kerjasama/kolaborasi antar
Pada level kapasitas individu, para pengelola BUMDes untuk memperlua pasar BUMDes,
BUMDes telah mempunyai pengetahuan melakukan kerjasama dengan kelompok
mengenai tugas dan fungsi sebagai pengelola. tani, nelayan, pelaku industri rumah tangga,
Keterampilan merencanakan unit usaha, UMKM dalam pemasaran produk, melakukan
membuat laporan keuangan menggunakan kerjasama dengan perusahaan kelapa untuk
Microsoft excel. Sedangkan pada level memproduksi produk turunan kelapa.
organisasi dan sistem, adanya perubahan
pengelolaan BUMDes berdasarkan pada UCAPAN TERIMA KASIH
regulasi yang ada, melakukan penataan Pengabdian ini terlaksana, atas dukungan
administrasi kelembagaan, pengambilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
keputusan melalui musyawarah desa. Tim Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri
pengabdi menyarankan kepada Pengelola Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberi
BUMDes, agar dapat mengelola BUMDes dukungan anggaran pada tahun 2022.
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilapangan,
11 tahun 2021 Tentang Pengelolaan BUMDes. juga didukung oleh pihak Kecamatan Kuala
Memanfaatkan dana desa (DD), bantuan Indragiri Hilir dan Pendamping Program
keuangan (BANKEU) Provinsi secara efektif Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ Plus) Terintegrasi
dalam mendukung pengembangan usaha Kabupaten Indragiri Hilir. Dengan demikian
BUMDes, menggali potensi desa untuk tim pengabdi menguncapkan terimakasih
pengembangan unit usaha dengan melakukan atas dukungan tersebut.

REFERENCES

Anggraeni, M. R. R. S. (2016). Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pada Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan
Studi Pada Bumdes Di Gunung Kidul, Yogyakarta. Modus, 28(2), 155. https://doi.org/10.24002/modus.v28i2.848

Afandi, Agus, dkk. 2013. Modul Participatory Action Research (PAR ). Surabaya. LPM IAIN Sunan Ampel

Agus Suprijono. 2011.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya

Akadun, Sulastri, Hidayat, 2019. Capacity Building in Improving the Performance of Village-Owned Enterprises in
Sumedang Regency. Advances in Economics, Business and Management Research, volume 65. Atlantis Press.

Alkadafi, Rusdi, 2021. Pemberdayaan Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan : Studi Peran Kelembagaan Badan
Usaha Milik Desa di Desa Rumbai Jaya Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, Yogyakarta, Jurnal Penelitian
Kesejahteraan Sosial Volume 20 No 1 April 2021.

Alkadafi, M., Tauby, S., & Lovi, N. (2021). Pengembangan Kelembagaan Badan Usaha Milik Desa Dalam Menggerakkan
Ekonomi Desa di Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 7(1), 1–18. https://doi.org/10.25299/jiap.2021.
vol7(1).6562

Alkadafi, M. Said, M. April, M. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Pelembagaan Badan Usaha Milik
Desa Tinjauan Teori dan Praktik. RajaGrafindo Persada. Depok.

Bambang Hudayana et al, “Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk pengembangan Desa Wisata di Pedukuhan
Pucung, Desa Wukirsari, Bantul,” Bakti Budaya 2, no 2 (Oktober 29, 2019): 3, http://doi.org/10.22146/bb.50890

Gibson, B. (1997). Reappraising the Link Between “Best Practice” and Performance in Small Firms: A Research Note.
Small Enterprise Research, 5(2), 61-67. https://doi.org/10.5172/ser.5.2.61

- 12 -
Muammar Alkadafi, Afrizal Afrizal, Muhammad April / Pengembangan Kapasitas Pengelola Badan Usaha Milik Desa / 1 - 13

Kusumaningrum Mahayati, Heru Wismono, Sartika Dewi, (2016). Peningkatan Kapasitas Desa. Samarinda: PKP2A
III Lembaga Administrasi Negara (LAN).

Karim, A. (2020). The Role of BUMDes as Supporting Regional Economy in Enrekang Regency Based on Local
Wisdom. Https:// Www. Academia. Edu. Retrieved from https://www.academia.edu/download/64101046/The
Role of BUMDes as Supporting Regional Economy in.pdf

Nurcholis Hanif, 2020. Pengembangan Kapasitas Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja BUM Desa Berkelanjutan.
Makalah disampaikan secara virtual pada Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kapasitas Dalam
Rangka Meningkatkan Kinerja BUM Des Berkelanjutan.

Prasetyo, R. A. (2017). “Peranan Bumdes Dalam Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pejambon
Kecamatan ... Jurnal Dialektika Volume, XI(March 2016), 86–100.

Ratna Azis Prasetyo tentang Peranan BUMDesa Dalam Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa
Pejambon Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Dialektika Volume XI No.1 Maret 2016

Ramadana, C. (2013). Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa. Jurnal
Administrasi Publik Mahasiswa Universitas Brawijaya, 1(6), 1068–1076.

Rothwell, W.J., Hohne, C.K., & King, S.B. (2007). Human Performance Improvement (2nd ed.). Routledge. https://doi.
org/10.4324/9780080475424

Sukasmanto, 2014. Seri Buku Pintar BUMDesa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUMDesa. Forum
Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD). Yogyakarta.

Srirejeki, K. (2018). Empowering the Role of Village Owned Enterprises (BUMDes) for Rural Development : Case of
Indonesia. Journal of Accounting, Management, and Economics, 20(1), 5–10. Retrieved from http://jos.unsoed.
ac.id/index.php/jame/article/view/1018/727

Samadi., Rahman.A., A. (2015). Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam peningkatan ekonomi masyarakat
(Studi Pada Bumdes Desa Pekan Tebih Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu). Jurnal, 2(1), 1–19.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung

Sidik, F., Nasution, F. G. A., & Herawati, H. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Desa Menggunakan Badan Usaha
Milik Desa: Desa Ponggok dan Kritik Terhadap Prestasi “Terbaik Nasional.” Jurnal Pemikiran Sosiologi. Volume
5 No. 2, Agustus 2018. Yogyakarta: Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Gadjah Mada

Setyobakti, M. H. (2017). Identification Of Business Enterprises Bumdes Based On Social And Economic Aspect (Case
Study at BUMDes Ijen Lestari Tamansari Village District of Banyuwangi). JEMA: Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi
Dan Manajemen, 14(02), 101. https://doi.org/10.31106/jema.v14i02.592

Wahyuningsih, T., & Krida Sakti, S. W. (2010). Kajian Kompetensi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten - Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 6(1), 58–73. https://doi.
org/10.33830/jom.v6i1.283.2010

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 15 Januari 2014. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. 2 November 2020. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245. Jakarta.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. 13 Februari
2015. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa. 2 Februari 2021.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 21. Jakarta.

Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 398.4.1 Tahun 2021 Tentang Perubahan Keempat
Atas Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Nomor 30 Tahun 2016
Tentang Status Kemajuan Dan Kemandirian Desa.

- 13 -

You might also like