Professional Documents
Culture Documents
291 889 1 PB
291 889 1 PB
291 889 1 PB
php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 8 (1), Juni 2019
1
Dandi Darmadi, 2Rasyid Thaha
1
Prog. Studi Magister Ilmu Pemerintahan, Universitas Hasanuddin, Indonesia
2
Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan, Universitas Hasanuddin, Indonesia
Email : dandidarmadi138@gmail.com
Received: 20 Juni 2019; Revised: 28 Juni 2019; Accepted: 29 Juni 2019
Abstract
This study aims to analyze the quality of the examination of State Financial Management conducted by
the Financial Examination Agency (BPK) of the Republic of Indonesia representative of South
Sulawesi. Analyze how the criteria in giving opinion on regional finance so that the Opinion is in line
with the findings of irregularities, besides how the results of the BPK's examination or findings can be
used as a basis for law enforcement against the examinee if found to be a violation which is great for
some parties. The method used in this research is descriptive type.. Qualitatively analyzed based on
reports and records in the field. With data collection techniques including primary data, namely
observation and interviews and secondary data, namely library research and documentation. The
results of the study show that the audit process carried out by the BPK, namely, Planning,
Implementation and Reporting of Examination, has a process that gives the entity a great opportunity
to achieve WTP, namely the value of materiality which is quite tolerant and the number of meeting
opportunities provided by the examiner and entity so that opportunity to commit fraud by negotiating
so that the auditor does not contain findings. The advantage gained by the entity from the results of
BPK's examination is getting trust from the community, obtaining Regional Incentive Funds and as a
high selling point in political contestation.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas dari pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara
yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia perwakilan Sulawesi
Selatan. Menganalisa bagaimana kriteria dalam memberikan opini terhadap keuangan daerah sehingga
Opini selaras dengan temuan penyimpangan yang diungkap oleh BPK, selain itu juga bagaimana hasil
pemeriksaan atau temuan BPK dapat dijadikan dasar penegakan hukum terhadap terperiksa jika
ditemukan ada pelanggaran serta dengan diperolehnya opini terbaik dari BPK akan menjadi
keuntungan yang besar bagi beberapa pihak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
deskriptif. Dianalisa secara kualitatif berdasarkan laporan dan catatan yang ada di lapangan. Dengan
teknik pengumpulan data meliputi data primer yaitu observasi dan wawancara serta data sekunder
yaitu studi kepustakaan dan dokumentasi. Dari Hasil penelitian menujukkan bahwa rangkaian proses
pemeriksaan yang dilakukan BPK yaitu, Perencaanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Pemeriksaan
terdapat proses yang memberi peluang besar entitas meraih WTP yaitu pada penetapan nilai
materialitas yang cukup tinggi toleransinya serta banyaknya kesempatan pertemuan yang diberikan
oleh prosedur antara pemeriksa dan entitas sehingga peluang untuk melakukan kecurangan dengan
menegosiasikan agar auditor tidak memuat temuan. Keuntungan yang diperoleh oleh entitas dari hasil
pemeriksaan BPK adalah mendapat kepercayaan dari masyarakat, memperoleh Dana Insentif Daerah
dan sebagai nilai jual yang tinggi dalam kontestasi politik.
Copyright © 2019, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), Under the license CC BY-SA 4.0
ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084 (Online 75
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 79
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
poin ini tidak ditemukan dalam kaitannya Logika ini yang mendorong untuk
dengan auditor BPK sebagai orang yang melarang auditor memiliki hubungan yang
melaksanakan pemeriksaan dengan panjang dengan klien. Penelitian yang
memperoleh gaji dari negara, berbeda dilakukan oleh Ika dan Wibowo (2011),
dengan kantor akuntan swasta yang dimana Ahmad, dkk (2012), dan Kasidi (2007)
dibayar oleh pembeli jasanya dalam menyatakan bahwa lamanya hubungan
melakukan audit sebuah perusahaan. audit (Tenure of audit) berpengaruh secara
Sehingga sangat memengaruhi negatif terhadap independensi. Hal ini
independensi auditor. Penelitian yang dimaksudkan karena semakin lama
dilakukan oleh Ika dan Wibowo (2011), hubungan kerja auditor dengan klien, maka
Yanthi, dkk (2012), dan Dahlan, dkk akan memunculkan suatu fenomena saling
(2012) menemukan adanya pengaruh membutuhkan, sehingga hal ini berbahaya
negatif antara ikatan kepentingan keuangan bagi pengambilan keputusan audit.
terhadap independensi auditor. Dalam sistem kepegawaian BPK dari
b). Jasa-Jasa Lain selain jasa audit yang hasil wawancara yang dilakukan penulis
diberikan klien menemukan bahwa auditor BPK akan sulit
Pelayanan jasa selain jasa audit akan menjalin hubungan lama dnegan klien
menciptakan hubungan kerja antara auditor karena mereka hanya diberikan
dan klien yang terlalu dekat dan akun kesempatan memeriksa satu entitas satu
tunduk pada tekanan klien. Ika dan periode pemeriksaan saja, seperti di
Wibowo (2011) serta Dahlan, dkk (2012) Sulawesi selatan, auditor di rolling untuk
menyimpulkan bahwa pemberian jasa melakukan pemeriksaan pada tiap-tiap
selain jasa audit memberikan pengaruh kabupaten/kota, setelah auditor tersebut
negitif terhadap independensi auditor. menyelasaikan seluruh kabupaten/kota,
BPK sebagai Lembaga negara yang maka dipindahkan ke perwakilan lain lagi.
independent tidak memiliki tugas lain yang
diamanatkan oleh UU selain melakukan Kompetensi
pemeriksaan. Salah satu faktor personal dalam diri
c). Lamanya hubungan kantor akuntan seorang auditor adalah keahlian atau
publik dengan klien kompetensi auditor. Dalam standar audit
Lamanya hubungan audit dianggap disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan
dapat membuat auditor tidak melaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
tugasnya sesuai etika profesi yang berlaku. keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
Ketika hubungan antara auditor dengan sebagai seorang auditor. Seorang auditor
klien semakin panjang, maka yang memiliki keahlian atau kompetensi
ketergantungan keuangan auditor terhadap yang memadai akan lebih memahami dan
klien semakin besar. Semakin tingginya mengetahui berbagai masalah secara lebih
ketergantungan auditor, maka mendalam dan lebih mudah mengikuti
dikhawatirkan independensi auditor perkembangan yang semakin kompleks
semakin menurun karena auditor akan dalam lingkungan audit yang terdapat
tunduk pada tekanan klien. dalam objek yang diauditnya.
Apabila auditor tunduk dengan Menurut Shanteau dalam Mayangsari
tekanan klien maka konsekuensi perilaku (2003), kompetensi auditor merupakan
mereka dalam melaksanakan tugasnya keahlian audit yang dimiliki oleh seorang
akan tidak dilandasi tanggung jawab. auditor untuk mencapai tujuan audit
80 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
dengan baik. Memiliki kemampuan pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi
berpikir untuk mengumpulkan, mengolah BPK, apakah telah sesuai dengan
serta menganalisa informasi. Memiliki rekomendasi tersebut atau tidak dan
karakterisitik kemampuan berpikir untuk mengidentifikasi dampaknya pada
beradaptasi dengan situasi yang baru serta pelaporan keuangan yang diperiksa.
mengabaikan atau menyaring informasi Pelaksanaan tindak lanjut mungkin dapat
yang tidak relevan. Kompetensi melibatkan pula mengindikasikan adanya risiko lain
proses berkesinambungan antara yang masih harus diperhatikan dalam
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. pemeriksaan tahun berjalan. Pemeriksa
Perihal auditor BPK Sulawesi harus menyadari akan kemungkinan ini
Selatan kompetensi masih diakui menjadi terhadap risiko pemeriksaan yang
permasalahan baik dari segi jumlah auditor dilakukan.
yang masih kurang, serta tingkat Kekurangan dan perbaikan yang
pengalaman kerja yang kurang, sehingga diidentifikasikan dalam proses tindak
dalam proses pemeriksaan auditor muda lanjut harus dilaporkan. Pelaporan tindak
lebih banyak dilibatkan, sekalipun tetap lanjut dapat berdiri sendiri atau
akan diawasi oleh auditor senior. dikompilasikan dengan hasil pemeriksaan
Diungkapkan juga bahwa pemeriksaan tahun berjalan (sebagai temuan
yang dilakukan tidak hanya melibatkan pemeriksaan). Dokumentasi pemantauan
akuntan, tetapi Auditor dengan latar tindak lanjut dimuat dalam Formulir
belakang IT jika entitas memiliki sistem Pemantauan Tindak Lanjut. Rekomendasi
yang terintegrasi dengan teknologi. signifikan atas hasil pemeriksaan tahun-
3. Pemahaman Atas Entitas Terperiksa tahun sebelumnya yang tidak atau belum
Pemahaman atas entitas bertujuan seluruhnya ditindaklanjuti harus menjadi
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bahan pertimbangan atas pemeriksaan
dalam mengenai proses kerja secara umum tahun berjalan. Jika ditemukan pelanggaran
dan risiko terkait dari tiap proses kerja dalam Laporan keuangan entitas terperiksa
spesifik entitas yang diperiksa, dan untuk maka akan diberikan waktu 60 hari untuk
mengidenfikasikan dan memahami hal-hal melakukan perbaikan.
penting yang harus dipenuhi oleh entitas Melihat pertimbangan diatas dimana
dalam mencapai tujuan. jika dalam pemeriksaan berjalan masih
Dalam tahapan ini penulis ditemukan ada tindak lanjut yang belum
menganalisis dapat cacatnya indpendensi dilaksanakan atau belum selesai maka
auditor dikarenakan untuk memperoleh sangat potensi untuk menjadi dasar
gambaran tentang entitas terperiksa maka pemberian opini terhadap laporan
auditor diberi ruang untuk mendiskusikan keuangan terperiksa. Namun di Provinsi
hal tersebut dengan top manajemen entitas Sulawesi Selatan pada Tahun 2017 Meraih
tersebut, yang seharusnya pemeriksa yang Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),
bebas dari segala pengaruh harus sedangkan masih banyak temuan-temuan
menjauhkan diri dari segala bentuk upaya yang belum ditindak lanjuti oleh
yang bias memancing pengaruh tersebut. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,
4. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil seperti pada data tabel 3.
Pemeriksaan Sebelumnya
Tujuan dari tahap ini adalah
mengidentifikasi tindak lanjut
saran/rekomendasi BPK, menilai
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 81
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
atau kecurangan, hal ini dikarenakan salah melakukan penyidikan dibatasi pada tindak
satunya ketika temuan akan ditetapkan pidana tertentu yaitu yang secara spesifik
maka dilakukan pembahasan terlebih dulu diatur dalam Undang-Undang.
dengan pimpinan entitas terperiksa, hal Sedangkan mekanisme tindak lanjut
inilah yang sangat membuka peluang temuan dari BPK, yaitu Kejaksaan akan
terjadinya kecurangan. terlebih dahulu mempelajari isi pengaduan
Di antara 3 elemen fraud triangle, ataupun laporan dari BPK tersebut.
opportunity merupakan elemen yang Selanjutnya dilakukan penyidikan dalam
paling memungkinkan untuk diminimalisir rangka mencari dan menemukan bukti
melalui penerapan proses, prosedur, suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
kontrol dan upaya deteksi dini jika secara pidana pidana. Hal ini dilakukan untuk
betul-betul dilaksanakan. menentukan apakah kasus tersebut dapat
dilakukan penyidikan menurut cara yang
tentunya didasarkan kepada peraturan
Temuan BPK sebagai Bahan Penegakan
perundang-undangan dan SOP. Apabila
Hukum
terjadi suatu tindak pidana, maka akan
Setiap semester Badan Pemeriksa dilihat apakah tindak pidana yang terjadi,
Keuangan (BPK) telah melaporkan hasil masuk dalam lingkup kewenangan
temuannya yang mengandung unsur tindak Kejaksaan atau tidak. Apabila dalam
pidana korupsi ke aparat penegak hukum. lingkup kewenangan kejaksaan akan
Bagi kejaksaan, hasil temuan BPK dilanjutkan ke tahap penyidikan. Namun
merupakan pintu masuk untuk bila bukan dalam lingkup kewenangan
mengungkap ada atau tidaknya suatu Kejaksaan, seperti tindak pidana umum,
tindak pidana korupsi. pajak dan lain-lain maka, peristiwa hukum
Sebab unsur pidana jelas tidak tersebut akan diserahkan pada pihak yang
terdapat di dalam hasil temuan BPK. Unsur berwenang.
pidana itu hanya dapat dilihat dalam suatu Setiap hasil temuan BPK merupakan
rangkaian dari proses persesuaian- pintu masuk untuk mengungkap ada atau
persesuaian bukti-bukti seperti keterangan tidaknya suatu tindak pidana. Jadi unsur
saksi, ahli, surat, petunjuk, keterangan pidana jelas tidak terdapat di dalam hasil
terdakwa dan lain-lainnya sebagaimana temuan BPK. Sebab unsur pidana hanya
diatur dalam undang-undang. Berdasarkan dapat dilihat dalam suatu rangkaian
Pasal 30 Undang-Undang Nomor 16 Tahun persesuaian-persesuaian bukti-bukti seperti
2004 tentang Kejaksaan Republik keterangan saksi, ahli, surat, petunjuk,
Indonesia, yaitu: keterangan terdakwa dan lain-lain
“Kejaksaan berwenang untuk melakukan sebagaimana diatur dalam peraturan
penyidikan terhadap tindak pidana teretntu undang-undang di luar KUHAP. Hasil
berdasarkan undang-undang” pemeriksaan BPK dapat dijadikan sebagai
Dalam Penjelasan Umum Undang- bukti awal dalam melakukan penyelidikan
Undang Nomor 16 Tahun 2004 lebih lanjut terhadap kasus korupsi. Kejaksaan
dijelaskan bahwa kewenangan kejaksaan tentunya akan menindaklanjutinya dengan
untuk melakukan penyidikan tindak pidana melakukan penyelidikan untuk mencari
tertentu dimaksudkan untuk menampung dan menemukan suatu peristiwa yang
beberapa ketentuan yang memberikan diduga mengandung unsur tindak pidana
kewenangan kepada Kejaksaan untuk
86 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
guna menemukan dapat atau tidaknya diperoleh oleh entitas dari predikat WTP
dilakukan penyidikan. yang diberikan oleh BPK diantaranya
Bagi Kejaksaan dalam pelaksanaan mendapat Dana Insentif Daerah (DID),
pemberantasan dan tentunya harus nilai jual buat investor, serta memberikan
mengacu pada peraturan perundang- nilai positif bagi petahana dalam kontestasi
undangan. Hal itu dimaksudkan agar politik selanjutnya.
terpenuhi unsur-unsur tindak pidana Saran
sebagaimana termuat dalam KUHAP dan Diharapkan laporan penelitian ini
Undang-Undang Pemberantasan Tindak memberikan kontribusi positif bagi BPK
Pidana Korupsi. Karenanya, seluruh bukti sebagai Lembaga pemeriksa keuangan
permulaan yang nantinya akan menjadi alat negara menjalankan proses Pemeriksaan
bukti yang mendukung terpenuhinya
unsur-unsur tindak pidana dari si pelaku
secara maksimal dan bukan hanya satu DAFTAR PUSTAKA
Ali, Faried dan Andi Syamsu Alam.
atau dua alat bukti melainkan keseluruhan
(2012). Studi Kebijakan Pemerintah.
alat bukti yang saling bersesuaian satu
Bandung: Refika Aditama.
dengan yang lainnya. Secara umum,
Ardianingsih, Arum. (2018). Audit
pengumpulan bukti-bukti tersebut bukan
Laporan Keuangan. Jakarta
hanya sekadar bukti-bukti, melainkan
Arens, A Alvin. (2014). Auditing And
harus saling bersesuaian antara satu dengan
Assurance Services. Jakarta:
yang lainnya. Dengan demikian Kejaksaan
Erlangga.
ketika mendapatkan laporan terkait kasus
Arifin, Anwar. (2007). Public Relations
korupsi tentunya sebelum mencari,
.Jakarta: Pustaka Indonesia.
menemukan dan mengumpulkan bukti-
Halim, Abdul. (2012). Pengelolaan
bukti harus dari awal memahami jenis dan
Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP
pola dari sebuah kasus dugaan korupsi.
STIM YKPN.
PENUTUP Ikbar, Yanuar. 2012. Metode Penelitian
Kesimpulan Sosial Kualitatif. Bandung: Refika
BPK sebagai Lembaga pemeriksa Aditama.
keuangan negara menjalankan proses L.M. Samryn. (2014). Pengantar
Pemeriksaan terhadap entitas dengan 3 Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pres
tahap pemeriksaan, yaitu Perencanaan, Robbins,Stephen, dan Mary Coulter.
Pelaksanaan dan Pelaporan hasil (2010). Manajemen. Jakarta:
Pemeriksaan. Kualitas pemeriksaan juga Erlangga
sangat dipengaruhi oleh Independensi dan Saidi, Djafar. (2014) .Hukum Keuangan
kompetensi yang dimiliki oleh auditor. Negara. Jakarta: Raja Grafindo
Kualitas dari pelaksanaan pemeriksaan Suharso dan Ana Retnoningsih. (2011).
yang dilakukan oleh BPK masih sangat Kamus Besar Bahasa Indonesia.
rentan terhadap peluang untuk berbuat Semarang: Widya Karya.
kecurangan hal tersebut ditandai dengan Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan
banyaknya ruang diskusi bagi entitas dan Publik. Yogyakarta: Pustaka Peajar.
pemeriksa, bahkan sebelum temuan Syafiie, Inu Kencana. (2013) Ilmu
tersebut difinalkan maka pemeriksa tetap Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara
akan meminta terlebih dahulu penjelasan
dari entitas terperiksa. Keuntungan yang
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 87
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
88 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)