291 889 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.

php/Publik
Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 8 (1), Juni 2019

Analisis Kualitas Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara oleh Badan


Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Perwakilan Sulawesi Selatan

1
Dandi Darmadi, 2Rasyid Thaha
1
Prog. Studi Magister Ilmu Pemerintahan, Universitas Hasanuddin, Indonesia
2
Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan, Universitas Hasanuddin, Indonesia
Email : dandidarmadi138@gmail.com
Received: 20 Juni 2019; Revised: 28 Juni 2019; Accepted: 29 Juni 2019

Abstract
This study aims to analyze the quality of the examination of State Financial Management conducted by
the Financial Examination Agency (BPK) of the Republic of Indonesia representative of South
Sulawesi. Analyze how the criteria in giving opinion on regional finance so that the Opinion is in line
with the findings of irregularities, besides how the results of the BPK's examination or findings can be
used as a basis for law enforcement against the examinee if found to be a violation which is great for
some parties. The method used in this research is descriptive type.. Qualitatively analyzed based on
reports and records in the field. With data collection techniques including primary data, namely
observation and interviews and secondary data, namely library research and documentation. The
results of the study show that the audit process carried out by the BPK, namely, Planning,
Implementation and Reporting of Examination, has a process that gives the entity a great opportunity
to achieve WTP, namely the value of materiality which is quite tolerant and the number of meeting
opportunities provided by the examiner and entity so that opportunity to commit fraud by negotiating
so that the auditor does not contain findings. The advantage gained by the entity from the results of
BPK's examination is getting trust from the community, obtaining Regional Incentive Funds and as a
high selling point in political contestation.

Keywords: Regional finance; Government; BPK

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas dari pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara
yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia perwakilan Sulawesi
Selatan. Menganalisa bagaimana kriteria dalam memberikan opini terhadap keuangan daerah sehingga
Opini selaras dengan temuan penyimpangan yang diungkap oleh BPK, selain itu juga bagaimana hasil
pemeriksaan atau temuan BPK dapat dijadikan dasar penegakan hukum terhadap terperiksa jika
ditemukan ada pelanggaran serta dengan diperolehnya opini terbaik dari BPK akan menjadi
keuntungan yang besar bagi beberapa pihak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
deskriptif. Dianalisa secara kualitatif berdasarkan laporan dan catatan yang ada di lapangan. Dengan
teknik pengumpulan data meliputi data primer yaitu observasi dan wawancara serta data sekunder
yaitu studi kepustakaan dan dokumentasi. Dari Hasil penelitian menujukkan bahwa rangkaian proses
pemeriksaan yang dilakukan BPK yaitu, Perencaanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Pemeriksaan
terdapat proses yang memberi peluang besar entitas meraih WTP yaitu pada penetapan nilai
materialitas yang cukup tinggi toleransinya serta banyaknya kesempatan pertemuan yang diberikan
oleh prosedur antara pemeriksa dan entitas sehingga peluang untuk melakukan kecurangan dengan
menegosiasikan agar auditor tidak memuat temuan. Keuntungan yang diperoleh oleh entitas dari hasil
pemeriksaan BPK adalah mendapat kepercayaan dari masyarakat, memperoleh Dana Insentif Daerah
dan sebagai nilai jual yang tinggi dalam kontestasi politik.

Kata kunci: Keuangan Daerah; Pemerintahan; BPK

Link DOI : http://dx.doi.org/10.31314/pjia.8.1.75-88.2019

Copyright © 2019, Publik (Jurnal Ilmu Administrasi), Under the license CC BY-SA 4.0
ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084 (Online 75
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018

PENDAHULUAN hasil tidak wajar. Yang diduga terjadi


Komponen yang sangat penting inkonsistensi terhadap hasil akhir audit
dalam jalannya roda pemerintahan adalah BPK. Pasalnya, materi yang menjadi
adanya system keuangan yang dikelolah temuan sama dengan temuan tahun-tahun
secara tertib sehingga menghasilkan sebelumnya, di mana hasil audit BPK
kesejahteraan masyarakat yang diharapkan. menyatakan Wajar Tanpa Pengecualian,
Olehnya itu keuangan negara sangat ditambah lagi temuan-temuan tersebut
diharapkan untuk dapat dikelola secara sudah ditindaklanjuti, diberi jawaban dan
tertib sesuai dengan peraturan perundang- klarifikasi .
undangan yang berlaku. Selain hal tersebut diatas yang
Laporan keuangan negara sebagai menyangkut kualitas pemeriksaan yang
bentuk tanggung jawab kepada masyarakat dilakukan oleh BPK juga ada pada
agar dapat dipercaya maka diperlukan persoalan antara pemberian opini dengan
kualitas pemeriksaan laporan keuangan temuan penyalahgunaan anggaran, seperti
yang baik oleh Lembaga auditor yang pada kasus Kementrian Pemuda dan
independent sebagai elemen penting dalam Olahraga (Kemenpora) tahun 2011 yang
menemukan berbagai pelanggaran entitas mendapat opini Wajar dengan
yang diperiksa dalam mengelola Pengecualian (WDP), opini ini merupakan
keuangannya. Kualitas hasil pemeriksaan opini terbaik setelah WTP. Untuk opini
merupakan kualitas kerja auditor yang WDP pada kemenpora ini dinilai bebas
ditunjuk dengan laporan hasil pemeriksaan dari salah saji laporan keuangan meskipun
yang dapat diandalkan berdasarkan standar ada ketidakwajaran dalam item tertentu,
yang telah ditetapkan. namun tidak memengaruhi kawajaran
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) laporan keuangan secara keseluruhan.
berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Belakangan diketahui terjadi
tahun 2004 tentang Pemeriksaan penyelewengan anggaran yang cukup
Pengelolaan dan Tanggung Jawab signifikan di Kemenpora pada tahun buku
Keuangan Negara pasal 2 ayat (2) 2010 – 2011. Hasil penyidikan KPK tahun
Melaksanakan pemeriksaan atas 2013 menyimpulkan telah terjadi kerugian
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebesar Rp 471 miliar dalam proyek
Negara, dan hasil dari pemeriksaan pembangunan sarana olahraga terpadu di
tersebut BPK memberikan opini terhadap Hambalang Bogor yang dilaksanakan
pegelolaan keuangan daerah tersebut. Kemenpora dalam kurun 2010 – 2011 .
Kualitas tentang audit yang Provinsi Sulawesi Selatanpun terjadi
dilakukan oleh BPK terhadap Laporan hal yang sama, pada tahun 2017 meraih
keuangan banyak dipertanyakan, seperti predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian
kasus pada Serikat Pekerja Satuan Kerja (WTP), namun dalam Ikhtisar Hasil
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Pemeriksaan BPK penulis menemukan
Minyak dan Gas Bumi (SP SKK Migas) banyak materi temuan BPK terhadap
mempertanyakan kualitas temuan dan pengelolaan keuangan Provinsi Sulawesi
standar yang digunakan oleh auditor Badan selatan ini, beberapa diantaranya adalah :
Pemeriksa Keuangan (BPK). 1. Sisa dana Program Gratis SPP di
Hal itu disampaikan menyusul rekening virtual dan rekening
dikeluarkannya laporan audit BPK penampungan senilai Rp9,34 miliar
terhadap SKK Migas tahun 2015 dengan belum dikembalikan ke kas daerah.
76 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
2. Kelebihan penyaluran dana BOS hasil investigasi BPK yang menyatakan
SMK dan SMA dan sisa dana BOS tidak terdapat pelanggaran aturan serta
pada rekening penampungan dana kerugian negara pada kasus tertentu namun
BOS senilai Rp5,86 miliar belum tidak dijadikan acuan dalam penuntutan
dikembalikan ke kas daerah. oleh Lembaga penegak hukum, seperti
3. Sisa dana penyelenggaraan pada kasus Korupsi dana Haji Surya
Program Pendidikan Gratis senilai Darma Ali, dimana BPK menyatakan tidak
Rp6,53 miliar tidak segera disetor menemukan kerugian keuangan negara
ke kas daerah. dalam kasus korupsi dana haji 2010-2013
4. Pemprov Sulawesi Selatan belum dan penyelewengan dana Operasional
memiliki pedoman terkait dengan Menteri (DOM), namun itu tidak dipakai
penyelenggaraan bantuan keuangan oleh pengadilan dan tetap menjerat yang
pelayanan kesehatan gratis dan bersangkutan.
pedoman kerja pengelolaan Berdasarkan uraian yang telah
investasi daerah belum ditetapkan dijelaskan sebelumnya maka ditetapkan
berakibat ketidakjelasan rumusan masalah penelitian yaitu,
pengelolaan investasi pemerintah Bagaimana proses pemeriksaan keuangan
daerah negara yang dilakukan oleh Badan
Persoalan yang juga menjadi menarik Pemeriksa Keuang (BPK) untuk
bagi penulis adalah sinkronisasi hasil audit menghasilkan hasil pemeriksaan yang
BPK dengan instansi pengakan hukum, berkualitas dan Apa saja yang menjadi
terkait dengan hasil audit BPK dimana keuntungan serta kerugian bagi entitas
banyak kasus ketika BPK melakukan audit terperiksa terhadap perolehan hasil
investigasi pada sebuah entitas tertentu dan pemeriksaan keuangan negara yang
BPK dari hasil investigasinya menyatakan dilakukan oleh Badan Pemeriksa
terdapat pelanggaran aturan dan ditemui Keuangan (BPK) ?
kerugian negara didalam pengerjaannya
tapi hasil temuan tersebut terkadang METODE PENELITIAN
diabaikan oleh penegak hukum, seperti Tipe penelitian yang digunakan
yang diungkapkan oleh Anggota BPK, Ali yakni deskriptif kualitatif, yaitu suatu
Masykur Moesa bahwa 70 % hasil audit penelitian yang bertujuan untuk
temuan BPK diabaikan oleh aparat memperoleh gambaran serta memahami
penegak hokum dan hanya sebagian kecil dan menjelaskan bagaimana cara kerja atau
yang diproses yaitu sebanyak 30%. pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara
Beberapa kasus yang bisa kita lihat terkait yang dilakukan oleh sehingga
dengan masalah yang terjadi diatas seperti menghasilkan pemeriksaan keuangan
pada kasus temuan BPK terjadi kerugian negara yang berkualitas. Menurut Bogdan
negara Rp. 191,33 Miliar pada Pembelian dan Taylor dalam Lexy J (1996),
Lahan RS Sumber waras namun temuan metodologi kualitatif sebagai prosedur
hasil investigasi BPK itu diabaikan oleh penelitian yang menghasilkan data
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun
dengan membuat pernyataan terbalik dari lisan dari orang-orang dan perilaku yang
temuan BPK bahwa tidak ada pelanggaran dapat diamati.
hokum dalam kasus Sumber Waras. Data yang terkumpul merupakan
Dalam Kasus yang sebaliknya bahwa hasil dari lapangan yang diperoleh melalui
dalam upaya penegakan hukum sering pengumpulan data primer seperti
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 77
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018

observasi, wawancara, studi pustaka, dan Proses pemeriksaan keuangan ini


pengumpulan data sekunder seperi data terdapat 3 langkah yaitu, perencanaan,
pendukung yang diperoleh dari pelaksanaan dan pelaporan hasil
arsip/dokumen yang sudah ada atau pemeriksaan.
literatur tulisan yang sangat berkaitan  Langkah Perencanaan
dengan judul penelitian. Pemeriksaan harus direncanakan
Data yang terkumpul dianalisis dengan sebaik-baiknya. Perencanaan
secara deskriptif kualitatif dengan pemeriksaan dilakukan untuk
menguraikan dan menjelaskan melalui kata mempersiapkan program pemeriksaan
dan kalimat hasil penelitian yang diperoleh yang akan digunakan sebagai dasar bagi
dalam bentuk data kuantitatif maupun pelaksanaan pemeriksaan sehingga
kualitatif. Proses analisis data dilakukan pemeriksaan dapat berjalan secara efisien
melalui tahapan identifikasi menurut dan efektif. Berikut Langkah-langkah
kelompok tujuan penelitian, mengelola dan dalam perencanaan Pemeriksaan
menginterpretasikan data, kemudian 1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan
dilakukan abstraksi, reduksi dan dan Harapan Penugasan
memeriksa keabsahan data. Pemahaman tujuan pemeriksaan dan
harapan penugasan dilakukan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui hasil akhir dan sasaran
Berdasarkan UU 15 Tahun 2006 pemeriksaan yang diharapkan pemberi
tentang BPK terdapat 3 jenis pemeriksaan tugas serta mengetahui kriteria pengukuran
yang berbeda yaitu Pemeriksaan kinerja penugasan. Pemahaman tersebut
Keuangan, Pemeriksaan Kinerja dan dilakukan dengan melakukan komunikasi
Pemeriksaan dengan Tujuan tertentu, dengan pemberi tugas oleh pemeriksa
ketiga jenis pemeriksaan tersebut memiliki dengan memperhatikan input-input sebagai
perbedaan pada tujuan dan hasilnya. berikut:
- Laporan hasil pemeriksaan tahun
Tabel 1. Perbedaan jenis Pemeriksaan sebelumnya;
Jenis Tujuan Hasil - Laporan hasil pemantauan tindak
Pemeriksaan
lanjut;
Kinerja Menilai aspek Simpulan dan
- Survei pendahuluan atas entitas atau
ekonomi, rekomendasi
efisiensi, atau atas aspek objek yang baru pertama kali
efektivitas. kinerja yang diperiksa;
dinilai. - Database entitas;
Keuangan Menilai Opini atas - Hasil komunikasi dengan pemeriksa
kewajaran laporan sebelumnya
laporan keuangan. Sedangkan Tujuan pemeriksaan
keuangan keuangan adalah untuk memberikan
PDTT Memberikan Tergantung
simpulan jenis PDTT
keyakinan yang memadai (reasonable
atas suatu hal -Eksaminasi assurance) apakah Laporan Keuangan telah
yang -Review disajikan secara wajar dalam semua hal
diperiksa -Agree upon yang material, sesuai dengan prinsip
procedures akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Sumber : Olahan Data Primer
atau basis akuntansi komprehensif selain
Proses Pemeriksaan Keuangan oleh BPK
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia dengan memperhatikan :
78 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
1. Kesesuaian Laporan Keuangan Tabel 2 Kondisi Auditor BPK Sulsel
dengan Standar Akuntansi; Demografi Jumlah Persentase
Orang (%)
2. Kecukupan pengungkapan;
Jenis Kelamin
3. Kepatuhan terhadap peraturan 1. Laki-laki
perundang-undangan; 2. Perempuan 27 58,69
4. Efektivitas sistem pengendalian 19 41,30
intern. Usia
1. 25-30 Th 23 50,00
2. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa
2. 31-35 Th 11 23,91
Pemeriksa secara kolektif harus 3. 36-40 Th 5 10,89
memiliki kecakapan profesional yang 4. > 40 Th 7 15,21
memadai untuk melaksanakan Pendidikan
pemeriksaan, memenuhi persyaratan 1. S1 30 65,21
2. S2 16 34,78
pendidikan berkelanjutan, dan memenuhi
Lama
persyaratan kemampuan atau keahlian
Bekerja
pemeriksa. Selain itu dalam semua hal
1. 0-5 Th 23 50,00
yang berkaitan dengan pekerjaan 2. 6-10 Th 13 28,26
pemeriksaan, organisasi pemeriksa, dan 3. 11-15 Th 8 17,39
pemeriksa harus bebas dalam sikap mental 4. > 15 Th 2 4,34
dan penampilan dari gangguan pribadi, Sumber : Olahan Data Primer
ekstern, dan organisasi yang dapat Independensi
mempengaruhi independensi. Selain itu, Jika melihat independensi auditor
pemeriksa yang melaksanakan pada BPK Sulawesi selatan yang dianalisis
pemeriksaan keuangan harus memenuhi berdasarkan konsep Lanvin (1976) dalam
kualifikasi tambahan, yaitu memiliki Supriyono (1988) independensi auditor
keahlian di bidang akuntansi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
pemeriksaan, memahami prinsip akuntansi berikut:
yang berlaku umum yang berkaitan dengan 1. Ikatan keuangan dan usaha dengan
entitas yang diperiksa, dan sebaiknya klien
memiliki sertifikasi keahlian. 2. Jasa-jasa lain selain jasa audit yang
Dalam menyoal tentang kualitas diberikan klien
pemeriksaan maka sangat erat kaitannya 3. Lamanya hubungan kantor akuntan
dengan Independensi dan kompetensi publik dengan klien
Auditor, mengutip Arum Ardianingsih Dari hasil penelitian yang
(2018). Beliau menulis bahwa Kompetensi dilakukan oleh Wahid Hasyim (2013) pada
Auditor adalah tentang kemampuannya BPK Sulawesi Selatan mengungkapkan
dalam menemukan pelanggaran terhadap bahwa independensi dan kompetensi
entitas terperiksa, sedangkan Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
adalah tentang kemauan auditor untuk a). Ikatan kepentingan keuangan dan
mengungkapkan apa yang ditemukan. hubungan usaha dengan klien
Berikut demografi auditor pada lingkup Ikatan keuangan dan hubungan usaha
BPK Sulawesi Selatan. dengan klien di antaranya selama periode
kerja yaitu auditor atau kantornya memiliki
kepentingan keuangan langsung atau tidak
langsung yang material di dalam
perusahaan yang menjadi kliennya. Untuk

Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 79
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018

poin ini tidak ditemukan dalam kaitannya Logika ini yang mendorong untuk
dengan auditor BPK sebagai orang yang melarang auditor memiliki hubungan yang
melaksanakan pemeriksaan dengan panjang dengan klien. Penelitian yang
memperoleh gaji dari negara, berbeda dilakukan oleh Ika dan Wibowo (2011),
dengan kantor akuntan swasta yang dimana Ahmad, dkk (2012), dan Kasidi (2007)
dibayar oleh pembeli jasanya dalam menyatakan bahwa lamanya hubungan
melakukan audit sebuah perusahaan. audit (Tenure of audit) berpengaruh secara
Sehingga sangat memengaruhi negatif terhadap independensi. Hal ini
independensi auditor. Penelitian yang dimaksudkan karena semakin lama
dilakukan oleh Ika dan Wibowo (2011), hubungan kerja auditor dengan klien, maka
Yanthi, dkk (2012), dan Dahlan, dkk akan memunculkan suatu fenomena saling
(2012) menemukan adanya pengaruh membutuhkan, sehingga hal ini berbahaya
negatif antara ikatan kepentingan keuangan bagi pengambilan keputusan audit.
terhadap independensi auditor. Dalam sistem kepegawaian BPK dari
b). Jasa-Jasa Lain selain jasa audit yang hasil wawancara yang dilakukan penulis
diberikan klien menemukan bahwa auditor BPK akan sulit
Pelayanan jasa selain jasa audit akan menjalin hubungan lama dnegan klien
menciptakan hubungan kerja antara auditor karena mereka hanya diberikan
dan klien yang terlalu dekat dan akun kesempatan memeriksa satu entitas satu
tunduk pada tekanan klien. Ika dan periode pemeriksaan saja, seperti di
Wibowo (2011) serta Dahlan, dkk (2012) Sulawesi selatan, auditor di rolling untuk
menyimpulkan bahwa pemberian jasa melakukan pemeriksaan pada tiap-tiap
selain jasa audit memberikan pengaruh kabupaten/kota, setelah auditor tersebut
negitif terhadap independensi auditor. menyelasaikan seluruh kabupaten/kota,
BPK sebagai Lembaga negara yang maka dipindahkan ke perwakilan lain lagi.
independent tidak memiliki tugas lain yang
diamanatkan oleh UU selain melakukan Kompetensi
pemeriksaan. Salah satu faktor personal dalam diri
c). Lamanya hubungan kantor akuntan seorang auditor adalah keahlian atau
publik dengan klien kompetensi auditor. Dalam standar audit
Lamanya hubungan audit dianggap disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan
dapat membuat auditor tidak melaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
tugasnya sesuai etika profesi yang berlaku. keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
Ketika hubungan antara auditor dengan sebagai seorang auditor. Seorang auditor
klien semakin panjang, maka yang memiliki keahlian atau kompetensi
ketergantungan keuangan auditor terhadap yang memadai akan lebih memahami dan
klien semakin besar. Semakin tingginya mengetahui berbagai masalah secara lebih
ketergantungan auditor, maka mendalam dan lebih mudah mengikuti
dikhawatirkan independensi auditor perkembangan yang semakin kompleks
semakin menurun karena auditor akan dalam lingkungan audit yang terdapat
tunduk pada tekanan klien. dalam objek yang diauditnya.
Apabila auditor tunduk dengan Menurut Shanteau dalam Mayangsari
tekanan klien maka konsekuensi perilaku (2003), kompetensi auditor merupakan
mereka dalam melaksanakan tugasnya keahlian audit yang dimiliki oleh seorang
akan tidak dilandasi tanggung jawab. auditor untuk mencapai tujuan audit
80 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
dengan baik. Memiliki kemampuan pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi
berpikir untuk mengumpulkan, mengolah BPK, apakah telah sesuai dengan
serta menganalisa informasi. Memiliki rekomendasi tersebut atau tidak dan
karakterisitik kemampuan berpikir untuk mengidentifikasi dampaknya pada
beradaptasi dengan situasi yang baru serta pelaporan keuangan yang diperiksa.
mengabaikan atau menyaring informasi Pelaksanaan tindak lanjut mungkin dapat
yang tidak relevan. Kompetensi melibatkan pula mengindikasikan adanya risiko lain
proses berkesinambungan antara yang masih harus diperhatikan dalam
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. pemeriksaan tahun berjalan. Pemeriksa
Perihal auditor BPK Sulawesi harus menyadari akan kemungkinan ini
Selatan kompetensi masih diakui menjadi terhadap risiko pemeriksaan yang
permasalahan baik dari segi jumlah auditor dilakukan.
yang masih kurang, serta tingkat Kekurangan dan perbaikan yang
pengalaman kerja yang kurang, sehingga diidentifikasikan dalam proses tindak
dalam proses pemeriksaan auditor muda lanjut harus dilaporkan. Pelaporan tindak
lebih banyak dilibatkan, sekalipun tetap lanjut dapat berdiri sendiri atau
akan diawasi oleh auditor senior. dikompilasikan dengan hasil pemeriksaan
Diungkapkan juga bahwa pemeriksaan tahun berjalan (sebagai temuan
yang dilakukan tidak hanya melibatkan pemeriksaan). Dokumentasi pemantauan
akuntan, tetapi Auditor dengan latar tindak lanjut dimuat dalam Formulir
belakang IT jika entitas memiliki sistem Pemantauan Tindak Lanjut. Rekomendasi
yang terintegrasi dengan teknologi. signifikan atas hasil pemeriksaan tahun-
3. Pemahaman Atas Entitas Terperiksa tahun sebelumnya yang tidak atau belum
Pemahaman atas entitas bertujuan seluruhnya ditindaklanjuti harus menjadi
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bahan pertimbangan atas pemeriksaan
dalam mengenai proses kerja secara umum tahun berjalan. Jika ditemukan pelanggaran
dan risiko terkait dari tiap proses kerja dalam Laporan keuangan entitas terperiksa
spesifik entitas yang diperiksa, dan untuk maka akan diberikan waktu 60 hari untuk
mengidenfikasikan dan memahami hal-hal melakukan perbaikan.
penting yang harus dipenuhi oleh entitas Melihat pertimbangan diatas dimana
dalam mencapai tujuan. jika dalam pemeriksaan berjalan masih
Dalam tahapan ini penulis ditemukan ada tindak lanjut yang belum
menganalisis dapat cacatnya indpendensi dilaksanakan atau belum selesai maka
auditor dikarenakan untuk memperoleh sangat potensi untuk menjadi dasar
gambaran tentang entitas terperiksa maka pemberian opini terhadap laporan
auditor diberi ruang untuk mendiskusikan keuangan terperiksa. Namun di Provinsi
hal tersebut dengan top manajemen entitas Sulawesi Selatan pada Tahun 2017 Meraih
tersebut, yang seharusnya pemeriksa yang Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),
bebas dari segala pengaruh harus sedangkan masih banyak temuan-temuan
menjauhkan diri dari segala bentuk upaya yang belum ditindak lanjuti oleh
yang bias memancing pengaruh tersebut. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,
4. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil seperti pada data tabel 3.
Pemeriksaan Sebelumnya
Tujuan dari tahap ini adalah
mengidentifikasi tindak lanjut
saran/rekomendasi BPK, menilai
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 81
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018

Tabel 3 Rekomendasi BPK Akumulasi a. total pendapatan atau total belanja,


2014-2017 untuk Pemprov Sulsel untuk entitas nirlaba. Contoh: Pemerintah
1268 Pusat, Lembaga Negara, dan Pemerintah
Jmlh Rekomendasi
(Rp.130,86 M)
Daerah mempunyai jumlah total
794
Telah ditindaklanjuti
(Rp. 56,06 M)
pendapatan atau total belanja yang besar
Belum selesai 397 sehingga dasar penetapan materialitas lebih
ditindaklanjuti (Rp. 69,71 M) tepat didasarkan pada total pendapatan atau
Belum 72 total belanja;
ditindaklanjuti (Rp. 3,67 M) b. laba sebelum pajak atau
Tidak dapat 5
ditindaklanjuti (Rp. 1,41 M)
pendapatan, untuk entitas yang bertujuan
Sumber: Biro Hukum Pemprov Sulsel mencari laba. Contoh: BUMN, BUMD,
Dalam Penentuan pemberian opini dan BLU, merupakan lembaga pemerintah
terhadap Laporan Keuangan sangat yang bertujuan mencari laba sehingga
memperhatikan tindak lanjut yang penentuan dasar materialitas lebih tepat
dilaksanakan oleh entitas terperiksa atas menggunakan laba sebelum pajak; dan
temuan sebelumnya, tindak lanjut tersebut c. nilai aset bersih atau ekuitas, untuk
dapat dilaporkan tersendiri dan dapat juga entitas yang berbasis aset. Contoh:
dikompilasikan dengan laporan meskipun sebagian besar pemeriksaan atas
pemeriksaan yang berjalan. Jika tindak LKKL/LKPP dan LKPD menggunakan
lanjut temuan sebelumnya belum total penerimaan atau total belanja sebagai
dikerjakan atau belum selesai dasar penetapan materialitas, terdapat
dikompilasikan dengan laporan pemeriksaan atas LKKL, seperti
pemeriksaan yang berjalan maka tidak Kementerian XYZ, yang lebih tepat
akan mungkin meraih opini WTP. menggunakan dasar aset dalam
5. Penetapan Materialitas Awal dan menetapkan batas materialitas karena
Kesalahan Tertoleransi jumlah aset dalam Kementerian tersebut
Materialitas merupakan besaran sangat signifikan dan menjadi perhatian
penghilangan atau kesalahan pencatatan utama bagi pembaca laporan keuangan dan
yang sangat memengaruhi pengambilan pengambil keputusan.
keputusan. Pemeriksa juga menentukan Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
jumlah nominal yang tepat untuk Selatan sendiri yang meraih opini pada
digunakan dalam mempersiapkan batas tahun 2016 adalah Wajar Tanpa
nominal jurnal koreksi yang akan diajukan. Pengecualian (WTP) maka pada
Misalnya, dalam suatu dokumentasi pemeriksaan tahun 2017 ditetapkan Nilai
koreksi pemeriksaan (Summary of Audit materialitas sebesar 3%. Total Belanja
Differences). Penilaian materialitas awal 2017 Sulsel adalah Rp.
dilaksanakan melalui pekerjaan 9.898.600.069.886,00, jadi nilai
perencanaan pemeriksaan, khususnya pada Materialitasnya adalah 296 Miliar.
saat pemeriksa menilai kembali penilaian Meskipun BPK Perwakilan Sulsel
risiko secara gabungan atau pada saat mengungkapkan ada temuan, namun hal
pemeriksa mengidentifikasi beberapa tersebut tidak melebihi nilai material yang
koreksi hasil pemeriksaan. ditetapkan.
Dasar penetapan materialitas yang Apabila terdapat suatu transaksi atau
dapat digunakan oleh Pemeriksa adalah akun yang mengandung pelanggaran
sebagai berikut: terhadap peraturan meskipun nilai
82 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
nominalnya kecil, transaksi atau akun hubungan logis penyajian antara masing-
tersebut harus tetap menjadi temuan masing akun/perkiraan pada laporan
pemeriksaan terutama yang berdampak keuangan. Di samping itu, pemeriksa dapat
terhadap opini pemeriksaan. Sebagai menilai kecukupan pengungkapan atas
contoh : Pajak tidak disetor sebesar setiap perubahan pada pos/akun/unsur pada
500.000.000,00, nilai tersebut dibawah laporan keuangan yang diperiksa serta
nilai TM tetapi dari sisi kualitatif sangat menentukan area-area signifikan dalam
material karena sifat pajak yang harus pengujian sistem pengendalian intern dan
disetor berapapun nominalnya. Oleh pengujian substantif atas transaksi dan
karena itu, akun pajak harus menjadi saldo.
temuan pemeriksaan dan menjadi salah 2. Pengujian Sistem Pengendalian Intern
satu pertimbangan untuk menentukan opini Pengujian terhadap sistem
pemeriksaan. pengendalian intern meliputi pengujian
Dalam tahap perencanaan yang dilakukan pemeriksa terhadap
pemeriksaan keuangan yang dilaksanakan efektivitas desain dan implementasi sistem
oleh BPK dapat terlihat begitu pengendalian intern. Dalam pengujian
kompleksnya formulasi yang harus desain system pengendalian intern,
ditetapkan namun dalam beberapa tahapan pemeriksa mengevaluasi apakah system
dimana indpendensi auditor dipertaruhkan, pengendalian intern telah didisain secara
beberapa diantaranya seperti pada tahap memadai dan dapat meminimalisasi secara
perencanaan pemeriksaan maka auditor relatif salah saji dan kecurangan.
diberi ruang untuk berdiskusi dengan Top Sementara itu, pengujian implementasi
Management suatu entitas tentang kondisi sistem pengendalian intern dilakukan
entitas terperiksa tersebut, kemudian pada dengan melihat pelaksanaan pengendalian
aspek nilai materialitas yang masih pada kegiatan atau transaksi yang
ditoleransi, meskipun Informan penelitian dilakukan oleh pihak yang terperiksa.
mengungkapkan bahwa pentingnya nilai 3. Pengujian Substantif Atas Transaksi dan
materialitas karena ada batasan nilai yang Saldo Akun
akan berdampak pada kinerja atau Pengujian ini meliputi pengujian
pengambilan keputusan, namun subtantif atas transaksi dan saldo
bagaimanapun itu upaya mewujudkan akun/perkiraan serta pengungkapannya
pemerintahan dengan tata kelola yang baik dalam laporan keuangan yang diperiksa.
dan bersih harus tetap dijunjung dengan Pengujian tersebut memerhatikan
mempersempit area toleransi terhadap kesesuaian dengan standar akuntansi
pelanggaran yang terjadi jika tidak maka pemerintahan, kecukupan pengungkapan,
akan menimbulkan ketidakjeraan oleh efektivitas sistem pengendalian intern, dan
suatu entitas kepatuhan terhadap peraturan perundang-
 Langah Pelaksanaan Pemeriksaan undangan. Pengujian subtantif atas
Pelaksanaan pemeriksaan merupakan transaksi dan saldo dilakukan setelah
realisasi atas perencanaan pemeriksaan pemeriksa memperoleh laporan keuangan
yang telah ditetapkan sebelumnya. entitas yang diperiksa. Pengujian subtantif
1. Pelaksanaan Pengujian Analitis atas transaksi dan saldo dapat juga
Terinci. dilakukan pada pemeriksaan interim, tetapi
Melalui pengujian analitis terinci ini, hasil pengujian tersebut perlu direview lagi
diharapkan pemeriksa dapat menemukan setelah laporan keuangan diterima.
4. Penyelesaian Penugasan
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 83
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018

Pemeriksa perlu mereviu kembali pengendali teknis kepada penanggung


kontrak/ komitmen jangka panjang yang jawab untuk dilaporkan kepada pemberi
dibuat entitas terkait dengan kemungkinan tugas. Penanganan lebih lanjut indikasi
kerugian yang mungkin terjadi dari temuan TPK mengacu pada PMP dan tata
kontrak/komitmen tersebut.Pemeriksaan cara penyampaian temuan indikasi TPK
kontrak/komitmen tersebut dapat dilakukan kepada pihak berwenang mengacu pada
ketika pemeriksa melakukan pemeriksaan kesepakatan bersama BPK dan Kejaksaan
atas transaksi dan saldo akun terkait. Agung RI.
Namun, prosedur reviu kontrak/komitmen Konsep TP tersebut disampaikan
dimaksudkan untuk menentukan ketua tim pemeriksa kepada pejabat entitas
kemungkinan kerugian yang akan terjadi. yang berwenang untuk mendapatkan
Untuk itu, pemeriksa perlu mereviu tanggapan tertulis dan resmi dari entitas
kembali perjanjian/kontrak atau komitmen tersebut. Tim pemeriksa dapat melakukan
lainnya yang bersifat jangka panjang. diskusi dengan pimpinan entitas yang
Apabila dalam hasil reviu ditemukan diperiksa setelah pemberian TP untuk
kemungkinan kerugian yang akan terjadi ditanggapi. Diskusi dilaksanakan untuk
dan bersifat material terhadap laporan klarifikasi atas permasalahan yang
keuangan, pemeriksa segera mungkin diungkap dalam konsep TP dan relevansi
manginformasikan kepada entitas yang tanggapan dari entitas. Entitas yang
diperiksa tentang perlunya membuat diperiksa dapat menyampaikan
addendum kontrak untuk menghindari data/informasi terkait dengan
kerugian yang lebih besar. permasalahan yang diungkap dalam TP.
5. Penyusunan Konsep Temuan Apabila data/informasi yang disampaikan
Pemeriksaan oleh entitas membuktikan analisis dalam
Konsep Temuan Pemeriksaan (TP) TP salah dan diakui oleh tim pemeriksa,
atas laporan keuangan entitas yang maka konsep TP dinyatakan batal (drop).
diperiksa merupakan permasalahan yang Apabila data/informasi yang disampaikan
ditemukan oleh pemeriksa yang perlu oleh entitas yang diperiksa tidak dapat
dikomunikasikan kepada pihak yang membuktikan kesalahan penganalisisan
terperiksa. Permasalahan tersebut meliputi: dalam konsep TP, maka konsep TP
(1) ketidakefektivan system pengendalian dinyatakan menjadi TP final.
intern, (2) kecurangan dan penyimpangan  Langkah Pelapoan Hasil
dari ketentuan peraturan perundang- Pemeriksaan
undangan, (3) ketidakpatuhan terhadap Hasil pelaksanaan pemeriksaan yang
peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh pemeriksa dituangkan
signifikan, dan (4) ikhtisar koreksi. Konsep secara tertulis ke dalam suatu bentuk
TP disusun oleh anggota tim atau ketua tim laporan yang disebut dengan Laporan Hasil
pada saat pemeriksaan berlangsung. Pemeriksaan (LHP). LHP merupakan bukti
Konsep TP yang disusun oleh anggota tim penyelesaian penugasan bagi pemeriksa
harus direviu oleh ketua tim. yang dibuat dan disampaikan kepada
Apabila tim pemeriksa menemukan pemberi tugas, yakni Badan.
indikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK) 1. Penyusunan Konsep LHP
dalam tahap ini, ketua tim segera Jenis LHP Keuangan atas Laporan
melaporkannya kepada pengendali teknis. Keuangan terdiri atas :
Indikasi TPK tersebut dilaporkan oleh
84 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
a. LHP atas Laporan Keuangan; Laporan 4. Penyusunan Konsep Akhir dan
atas Kepatuhan; Penyampaian LHP
b. Laporan atas Pengendalian Intern. Berdasarkan hasil pembahasan atas
Pemeriksa dapat menyampaikan konsep LHP tersebut, tim pemeriksa
laporan tambahan sesuai dengan menyusun konsep akhir LHP. Konsep
kebutuhan. Contoh: pemeriksa dapat akhir tersebut disupervisi oleh pengendali
menyampaikan hasil analisis transparansi teknis dan ditandatangani oleh
fiskal pada pengelolaan dan tanggung penandatangan LHP. Penanggung jawab
jawab keuangan negara pemeriksaan bersama dengan pengendali
2. Penyampaian Konsep LHP kepada teknis, dan ketua tim membahas konsep
Entitas akhir LHP laporan keuangan. Selanjutnya
Konsep LHP yang telah disetujui konsep akhir LHP tersebut dibahas
penanggung jawab harus disampaikan bersama penanggung jawab dan Anggota
kepada pimpinan entitas sebelum batas Badan untuk mendapatkan arahan dan
akhir waktu penyampaian laporan persetujuan. Setelah mendapatkan
keuangan yang telah diperiksa sesuai persetujuan, LHP atas laporan keuangan
ketentuan yang berlaku bagi entitas. ditandatangani oleh Badan/kuasanya yang
Penyampaian konsep LHP tersebut harus memenuhi syarat.
mempertimbangkan waktu bagi entitas Serangkaian pemeriksaan yang
untuk melakukan pemahaman dan dilaksanakan oleh BPK hasil analisis
pembahasan Bersama dengan BPK dan penulis masih membuka peluang terjadi
proses penyelesaian LHP secara fraud (kecurangan) sehingga kualitas
keseluruhan sebelum batas akhir waktu pemeriksaan dipertaruhkan. Seperti yang
penyampaian laporan keuangan yang telah diungkapkan oleh Hendra dkk (2014)
diperiksa sesuai ketentuan yang berlaku dalam penelitiannya tentang teori Fraud
bagi entitas. Konsep LHP yang Triangle yang dikembangkan oleh Donald
disampaikan telah berisi opini hasil R. Cressey (1953), mengatakan bahwa
pemeriksaan dan saran-saran untuk temuan fraud atau kecurangan disebabkan oleh tiga
kepatuhan terhadap peraturan perundang- faktor, yaitu: (1) Pressure atau tekanan, (2)
undangan dan efektivitas pengendalian Opportunity atau peluang, (3)
intern. Rationalization atau pembenaran.
3. Pembahasan Konsep LHP dengan Opportunity adalah peluang yang
Pejabat Entitas yang Berwenang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya
Konsep LHP yang telah disetujui disebabkan karena internal control suatu
penanggung jawab dibahas Bersama organisasi yang lemah, kurangnya
dengan pimpinan entitas yang diperiksa. pengawasan, dan penyalahgunaan
Pembahasan konsep LHP dengan pejabat wewenang.
entitas yang diperiksa diselenggarakan Pada pelaksanaan pemeriksaan
oleh penanggung jawab dan dilakukan keuangan oleh BPK sangat menjunjung
untuk (a) membicarakan kesimpulan hasil tinggi nilai independensi yang artinya
pemeriksaan secara keseluruhan, dan (b) bebas dari segala pengaruh dan
kemungkinan tindak lanjut yang akan menjauhkan diri dari segala bentuk
dilakukan. Pembahasan konsep LHP terbukanya peluang dipengaruhi, akan
dilakukan di kantor Badan Pemeriksa tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan oleh
Keuangan atau di kantor pusat entitas yang BPK memberi banyak ruang terhadap
diperiksa atau dalam bentuk lainnya. munculnya kesempatan untuk terjadi Fraud
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 85
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018

atau kecurangan, hal ini dikarenakan salah melakukan penyidikan dibatasi pada tindak
satunya ketika temuan akan ditetapkan pidana tertentu yaitu yang secara spesifik
maka dilakukan pembahasan terlebih dulu diatur dalam Undang-Undang.
dengan pimpinan entitas terperiksa, hal Sedangkan mekanisme tindak lanjut
inilah yang sangat membuka peluang temuan dari BPK, yaitu Kejaksaan akan
terjadinya kecurangan. terlebih dahulu mempelajari isi pengaduan
Di antara 3 elemen fraud triangle, ataupun laporan dari BPK tersebut.
opportunity merupakan elemen yang Selanjutnya dilakukan penyidikan dalam
paling memungkinkan untuk diminimalisir rangka mencari dan menemukan bukti
melalui penerapan proses, prosedur, suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
kontrol dan upaya deteksi dini jika secara pidana pidana. Hal ini dilakukan untuk
betul-betul dilaksanakan. menentukan apakah kasus tersebut dapat
dilakukan penyidikan menurut cara yang
tentunya didasarkan kepada peraturan
Temuan BPK sebagai Bahan Penegakan
perundang-undangan dan SOP. Apabila
Hukum
terjadi suatu tindak pidana, maka akan
Setiap semester Badan Pemeriksa dilihat apakah tindak pidana yang terjadi,
Keuangan (BPK) telah melaporkan hasil masuk dalam lingkup kewenangan
temuannya yang mengandung unsur tindak Kejaksaan atau tidak. Apabila dalam
pidana korupsi ke aparat penegak hukum. lingkup kewenangan kejaksaan akan
Bagi kejaksaan, hasil temuan BPK dilanjutkan ke tahap penyidikan. Namun
merupakan pintu masuk untuk bila bukan dalam lingkup kewenangan
mengungkap ada atau tidaknya suatu Kejaksaan, seperti tindak pidana umum,
tindak pidana korupsi. pajak dan lain-lain maka, peristiwa hukum
Sebab unsur pidana jelas tidak tersebut akan diserahkan pada pihak yang
terdapat di dalam hasil temuan BPK. Unsur berwenang.
pidana itu hanya dapat dilihat dalam suatu Setiap hasil temuan BPK merupakan
rangkaian dari proses persesuaian- pintu masuk untuk mengungkap ada atau
persesuaian bukti-bukti seperti keterangan tidaknya suatu tindak pidana. Jadi unsur
saksi, ahli, surat, petunjuk, keterangan pidana jelas tidak terdapat di dalam hasil
terdakwa dan lain-lainnya sebagaimana temuan BPK. Sebab unsur pidana hanya
diatur dalam undang-undang. Berdasarkan dapat dilihat dalam suatu rangkaian
Pasal 30 Undang-Undang Nomor 16 Tahun persesuaian-persesuaian bukti-bukti seperti
2004 tentang Kejaksaan Republik keterangan saksi, ahli, surat, petunjuk,
Indonesia, yaitu: keterangan terdakwa dan lain-lain
“Kejaksaan berwenang untuk melakukan sebagaimana diatur dalam peraturan
penyidikan terhadap tindak pidana teretntu undang-undang di luar KUHAP. Hasil
berdasarkan undang-undang” pemeriksaan BPK dapat dijadikan sebagai
Dalam Penjelasan Umum Undang- bukti awal dalam melakukan penyelidikan
Undang Nomor 16 Tahun 2004 lebih lanjut terhadap kasus korupsi. Kejaksaan
dijelaskan bahwa kewenangan kejaksaan tentunya akan menindaklanjutinya dengan
untuk melakukan penyidikan tindak pidana melakukan penyelidikan untuk mencari
tertentu dimaksudkan untuk menampung dan menemukan suatu peristiwa yang
beberapa ketentuan yang memberikan diduga mengandung unsur tindak pidana
kewenangan kepada Kejaksaan untuk

86 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018
guna menemukan dapat atau tidaknya diperoleh oleh entitas dari predikat WTP
dilakukan penyidikan. yang diberikan oleh BPK diantaranya
Bagi Kejaksaan dalam pelaksanaan mendapat Dana Insentif Daerah (DID),
pemberantasan dan tentunya harus nilai jual buat investor, serta memberikan
mengacu pada peraturan perundang- nilai positif bagi petahana dalam kontestasi
undangan. Hal itu dimaksudkan agar politik selanjutnya.
terpenuhi unsur-unsur tindak pidana Saran
sebagaimana termuat dalam KUHAP dan Diharapkan laporan penelitian ini
Undang-Undang Pemberantasan Tindak memberikan kontribusi positif bagi BPK
Pidana Korupsi. Karenanya, seluruh bukti sebagai Lembaga pemeriksa keuangan
permulaan yang nantinya akan menjadi alat negara menjalankan proses Pemeriksaan
bukti yang mendukung terpenuhinya
unsur-unsur tindak pidana dari si pelaku
secara maksimal dan bukan hanya satu DAFTAR PUSTAKA
Ali, Faried dan Andi Syamsu Alam.
atau dua alat bukti melainkan keseluruhan
(2012). Studi Kebijakan Pemerintah.
alat bukti yang saling bersesuaian satu
Bandung: Refika Aditama.
dengan yang lainnya. Secara umum,
Ardianingsih, Arum. (2018). Audit
pengumpulan bukti-bukti tersebut bukan
Laporan Keuangan. Jakarta
hanya sekadar bukti-bukti, melainkan
Arens, A Alvin. (2014). Auditing And
harus saling bersesuaian antara satu dengan
Assurance Services. Jakarta:
yang lainnya. Dengan demikian Kejaksaan
Erlangga.
ketika mendapatkan laporan terkait kasus
Arifin, Anwar. (2007). Public Relations
korupsi tentunya sebelum mencari,
.Jakarta: Pustaka Indonesia.
menemukan dan mengumpulkan bukti-
Halim, Abdul. (2012). Pengelolaan
bukti harus dari awal memahami jenis dan
Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP
pola dari sebuah kasus dugaan korupsi.
STIM YKPN.
PENUTUP Ikbar, Yanuar. 2012. Metode Penelitian
Kesimpulan Sosial Kualitatif. Bandung: Refika
BPK sebagai Lembaga pemeriksa Aditama.
keuangan negara menjalankan proses L.M. Samryn. (2014). Pengantar
Pemeriksaan terhadap entitas dengan 3 Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pres
tahap pemeriksaan, yaitu Perencanaan, Robbins,Stephen, dan Mary Coulter.
Pelaksanaan dan Pelaporan hasil (2010). Manajemen. Jakarta:
Pemeriksaan. Kualitas pemeriksaan juga Erlangga
sangat dipengaruhi oleh Independensi dan Saidi, Djafar. (2014) .Hukum Keuangan
kompetensi yang dimiliki oleh auditor. Negara. Jakarta: Raja Grafindo
Kualitas dari pelaksanaan pemeriksaan Suharso dan Ana Retnoningsih. (2011).
yang dilakukan oleh BPK masih sangat Kamus Besar Bahasa Indonesia.
rentan terhadap peluang untuk berbuat Semarang: Widya Karya.
kecurangan hal tersebut ditandai dengan Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan
banyaknya ruang diskusi bagi entitas dan Publik. Yogyakarta: Pustaka Peajar.
pemeriksa, bahkan sebelum temuan Syafiie, Inu Kencana. (2013) Ilmu
tersebut difinalkan maka pemeriksa tetap Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara
akan meminta terlebih dahulu penjelasan
dari entitas terperiksa. Keuntungan yang
Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-2084
(Online) 87
Available Online at http://journal.umgo.ac.id/index.php/Publik
Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi) Vol 7 (1), Juni 2018

Tarigan, Anderiasta. (2014). Memahami


Ilmu Pemerintahan. IPDN PRESS.
Jatinangor.
Thoha, Miftah. (2012). Birokrasi dan
politik Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo.
Tugiman, Hiro. (2006). Standar
Profesional Audit Internal. Jakarta:
Kanisius

88 Copyright © 2018, Publik : (Jurnal Ilmu Administrasi), ISSN: 2301-573X (Print), ISSN: 2581-
2084 (Online)

You might also like