ID Strategi Pengembangan Industri Kecil Kri

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KRIPIK TEMPE

DI DESA KARANGTENGAH PRANDON KABUPATEN NGAWI


(Studi pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah
dan Perindustrian Kabupaten Ngawi)

Bayu Gumelar, Ratih Nur Pratiwi, Riyanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: gumelar.bayu@rocketmail.com

Abstract: The Development Strategy Of Tempe Chips Local Industries In Karangtengah


Prandon Village Ngawi District (Studies in Dinas Koperasi, UMKM and Perindustrian Ngawi
District. Small industrial sector is one of the locomotive that is crucial for development and
economic growth in many countries in the world. The existence of small industries in the process
of economic development of developing countries pressed and unmatched by any large-scale
enterprise sector with all its negative effects one industrial sector in Ngawi slow but growing
number of small home appliances industry. Various constraints faced by entrepreneurs chips
tempeh is market access. Because entrepreneurs market their products crispy tempeh indirectly,
namely marketing through intermediaries or sold to collectors as well as the number of chips
tempe entrepreneurs who do not have a trading permit, thus permitting aspects ignored by some
employers crispy tempe. The method used in this study was descriptive using qualitative approach.
The focus of research (1) Strategi of Department of Cooperatives, UMKM and Industry Ngawi for
the development of small industries in the village crispy tempeh Karangtengah Prandon Ngawi.
(2) Supporting factors and obstacles faced by the Department of Cooperatives, UMKM and
Industry Ngawi for the development of small industries in the village crispy tempeh Karangtengah
Prandon Ngawi.

Keyword: strategy development, small industries

Abstrak: Strategi Pengembangan Industri Kecil Kripik Tempe di Desa Karangtengah


Prandon Kabupaten Ngawi (Studi pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Perindustrian Kabupaten Ngawi). Sektor industri kecil merupakan salah satu lokomotif yang
krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi banyak di negara di dunia. Eksistensi
industri kecil di dalam proses pembangunan ekonomi negara berkembang terdesak dan tersaingi
oleh sektor usaha skala besar dengan segala efek negatifnya salah satunya sektor industri di Kab.
Ngawi yang berjalan lambat namun terus meningkat jumlah industri kecil rumah tangga. Berbagai
kendala yang dihadapi oleh pengusaha kripik tempe adalah akses pemasaran. Karena pengusaha
kripik tempe memasarkan produksinya tidak langsung, yakni pemasaran melalui perantara atau
dijual ke pengepul serta banyaknya pengusaha kripik tempe yang belum memiliki ijin usaha
perdagangan, sehingga aspek perijinan diabaikan oleh beberapa pengusaha kripik tempe. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Fokus penelitian (1) Strategi Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi dalam
pengembangan industri kecil kripik tempe di Desa Karangtengah Prandon Kabupaten Ngawi (2)
Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian
Kabupaten Ngawi dalam rangka pengembangan industri kecil kripik tempe di Desa Karangtengah
Prandon Kabupaten Ngawi.

Kata Kunci: strategi pengembangan, industri kecil

Pendahuluan berbagai bidang (multidimensional). Sebagai-


Negara Indonesia pada saat ini sedang mana yang diungkapkan oleh Siagian (2009,
melaksanakan pembangungan nasional dimana h.57) ³DJDU VXDWX EDQJVD VHPDNLQ PDPSX
pembangunan nasional diwujudkan dalam rangka menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam
pencapaian tujuan dan cita-cita dari suatu negara upaya pencapaian tujuan negara bangsa yang
dan bangsa. Pembangunan nasional dapat bersangkutan, seluruh segi kehidupan dan
diwujudkan melalui kegiatan pembangunan di SHQJKLGXSDQ PHVWL GLEDQJXQ´

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 55-60 | 55


Sektor ekonomi merupakan salah satu
sektor terpenting yang diperlukan Indonesia
dalam melaksanakan suatu pembangunan. Pada Tinjauan Pustaka
saat ini sektor ekonomi lebih diarahkan dengan 1. Administrasi Publik
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang men- Administrasi publik menurut Waldo ada
dukung, seperti Undang-Undang No 3 Pasal 3 dua jenis, dalam Zauhar (1996, h.31 yaitu,(1)
Tahun 2014 tentang perindustrian untuk administrasi publik adalah pengelolaan terhadap
mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan sumber daya manusia dan non manusia untuk
penggerak perekonomian nasional. mencapai tujuan pemerintah. (2) administrasi
Pengembangan sektor industri sesuai publik adalah sebagai aktivitas pengelola
dengan kondisi bangsa ini adalah sektor industri terhadap masalah kenegaraan, disini administrasi
kecil. Industri kecil menempati posisi startegis VHODLQ VHEDJDL LOPX MXJD VHEDJDL VHQL´. Uraian di
dalam perekonomian di Indonesia yang tidak atas dapat disimpulkan bahwa administrasi
diragukan lagi. Sektor industri kecil merupakan publik merupakan sekumpulan orang yang
salah satu lokomotif yang krusial bagi memiliki tujuan tertentu dalam melaksanakan
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi banyak tugas pemerintahan dengan menggunakan
di negara di dunia. aturan-aturan yang diimplementasikan oleh
Sektor industri di Kab. Ngawi berjalan pemerintah guna memenuhi kepentingan
lambat namun terus meningkat. Jumlah industri masyarakat atau publik.
kecil/kerajinan rumah-tangga naik dari 15.970 Peran administrasi publik menurut Karl
pada tahun 2011 menjadi 16.331 pada tahun Polangi yang dikutip Pasolong (2007, h.18)
2012. Nilai produksi dari usaha di atas juga mengatakan bahwa kondisi ekonomi suatu
meningkat dari 133,646 milyar rupiah pada tahun negara sangat bergantung kepada dinamika
2011 menjadi 145,801 milyar rupiah pada tahun administrasi publik. Gray (1989, h.15-16) yang
2012. Industri Kecil/Kerajinan rumah tangga dikutip Pasolong (2007, h.18) menjelaskan
menyerap tenaga kerja 40.425 pada tahun 2012 administrasi publik melestarikan nilai-nilai
meningkat 1,44 persen dibanding tahun 2011. tradisi masyarakat yang bervariasi dari generasi
Selanjutnya kendala yang sering dihadapi ke generasi berikutnya, serta dapat terus hidup
oleh pengusaha kripik tempe di Desa bersama secara damai, serasi selaras dengan
Karangtengah Prandon adalah akses pemasaran. budaya lain di lingkungannya.
Karena rata-rata pengusaha kripik tempe
memasarkan produksinya menggunakan saluran 2. Pemerintah Daerah
tidak langsung, yakni pemasaran melalui peran- Berdasarkan Undang- undang Pemerintah
tara atau dijual ke pengepul guna mendapatkan Daerah Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah
kepastian produksi dan modal yang dikeluarkan dibagi menjadi dua yaitu pemerintah pusat dan
bisa cepat kembali. pemerintah daerah. Pemerintah pusat adalah
Selain itu juga keinginan tetap mem- Presiden Republik Indonesia yang memegang
pertahankan produk unggulan Kabupaten Ngawi kekuasaan pemerintahan Negara Republik
yaitu kripik tempe itulah yang mendorong Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam
peneliti untuk melakukan penelitian ini. Produk Undang-undang Dasar 1945. De Gusman dan
unggulan kripik tempe tersebut jika nantinya Taples yang dikutip Nurcholis (2007, h.26)
tidak lagi menjadi makanan khas dari Kabupaten menyebutkan unsur-unsur pemerintahan daerah
Ngawi maka sangat di sayangkan karena hal ini sebagai berikut:
merupakan sebuah image yang dapat membantu 1. Pemerintah daerah adalah subdivisi politik
untuk mempromosikan suatu pemerintah daerah dari kedaulatan bangsa dan Negara
juga sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat 2. Pemerintah daerah diatur oleh hukum
daerah setempat. Pengembangan industri kecil 3. Pemerintah daerah mempunyai badan
kripik tempe ini merupakan upaya memper- pemerintahan yang dipilih oleh penduduk
siapkan masyarakat untuk lebih maju dalam setempat
usahanya untuk meningkatkan kesejahteraannya. 4. Pemerintah daerah menyelenggarakan ke-
Pengembangan yang diiringi de-ngan upaya giatan berdasarkan peraturan perundangan
memperkuat kelembagaan masyarakat akan 5. Pemerintah daerah memberikan pelayanan
mewujudkan kemajuan, kemandirian dan dalam wilayah jurisdiksinya
kesejahteraan yang berkelanjutan.Pengembangan Model peran pemerintah daerah yang paling
ini juga merupakan upaya meningkatkan harkat lama dan paling banyak dianut oleh berbagai
dan martabat masyarakat yang dalam kondisi Negara didunia, terutama Negara berkembang
sekarang mengalami kesulitan sebagai akibat adalah model traditional bureaucratic authority.
krisis ekonomi yang di alami bangsa Indonesia.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 55-60 | 56


3. Konsep Strategi dan memiliki nilai yang lebih tinggi. Dengan
Pengertian strategi telah banyak dide- demikian juga mengandung makna sebagai
finisikan oleh beberapa ahli, yang intinya pembaharuaan yaitu melakukan usaha-usaha
menyatakan bahwa strategi adalah suatu alat untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai atau
yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi cocok dengan kebutuhan, menjadi lebih baik atau
dapat dikatakan sebagai suatu tindakan penye- EHUPDQIDDW´
suaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi Upaya pengembangan dapat dilakukan
lingkungan tertentu yang dapat dianggap penting, melalui berbagai kegiatan baik berupa perangkat
dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan lunak maupun perangkat keras. Menurut Syarif
secara sadar berdasarkan pertim-bangan yang (1991, h.3) bahwa bentuk-bentuk pengembangan
wajar. Strategi dirumuskan sedemikian rupa meliputi:
sehingga jelas apa yang sedang dan akan 1. Perangkat lunak meliputi :
dilaksanakan perusahaan demi mencapai tujuan a. Penyelenggaraan pendidikan dan pela-
yang ingin dicapai. tihan untuk meningkatkan pengeta-huan
Menurut Tjiptono (2004, h.8) dalam suatu dan ketrampilan
perusahaan terdapat tigal level strategi, yaitu b. Pembinaan usaha
level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis c. Bantuan promosi dagang
dn level fungsional. Adapun model-model d. Keringanan dan kemudahan yang dibe-
pembuatan startegi yang dikemukakan oleh rikan pada pengusaha kecil dalam
Wahyudi (1996, h.100) yaitu: (1) Model rangka mendorong berkembangnya
Enterpreneur (Enterpreneural Mode). (2) Model usaha.
Penyesuaian (Adaptive Mode), (3) Model 2. Perangkat keras meliputi:
Perencanaan (Planning Mode) a. Menyediakan fasilitas bersama, misal-
Manajemen strategi menurut Pearce dan nya koperasi sentra usaha pada sentra-
Robinson (1997,h.20) Manajemen startegi sentra industri kecil
didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan b. Bantuan langsung pada pengusaha
tindakan yang meghasilkan perumusan (for- industri kecil seperti penyediaan tempat
mulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana usaha dan bantuan permodalan
yang dirancang untuk mencapai sasaran peru- Disisi lain, pembinaan atas iklim usaha
sahaan. Manajemen strategi merupakan suatu sebagai faktor eksternal dalam berusaha juga
proses yang dinamik, karena berlangsung secara perlu mendapatkan perhatian karena hal ini akan
terus-menerus dalam suatu organisasi. mempengaruhi pentumbuhan dan perkembangan
Strategi dalam penerapannya memer-lukan industri kecil. Untuk itu, menurut Sjaifudin
syarat yang perlu diperhatikan agar penyusunan (1995, h:24-25) diperlukan kebijakan-kebijakan
strategi dapat berjalan dengan efektif. Maka yang mampu, yaitu meliputi :
terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, 1. Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi
menurut Siagian (1998, h.102) merumuskan pertumbuhan dan berkembangnya usaha
syarat tersebut antara lain: kecil. Yang dalam hal ini diperlukan kebi-
a. Strategi yang dirumuskan harus konsisten jakan-kebijakan yang dapat :
dengan situasi yang dihadapi organisasi a. Memperbesar partisipasi golongan
b. Strategi harus memperhitungkan secara ekonomi lemah dalam kegiatan eko-
realistik kemampuan suatu organisasi nomi.
dalam menyediakan berbagai daya, b. Menciptakan situasi yang lebih
sarana, prasarana dan dana yang kondusif sehingga pembangunan yang
diperlukan untuk mengoperasikan strategi cenderung padat modal bergeser pada
tersebut. situasi yang lebih memperluas kesem-
c. Strategi yang telah ditentukan diopera- patan bagi mata pencaharian rakyat
sionalkan secara teliti. banyak.
Strategi jika dilaksanakan dengan baik akan c. Mengubah situasi ekonomi yang
mempunyai kegunaan atau manfaat. Manfaat terlanjur terpusat dan ekstraktif menjadi
dalam strategi ini akan membuat organisasi lebih tersebar manfaatnya bagi rakyat
dalam hal ini industri kecil akan merencanakan banyak.
pola pengembangan dengan cermat. d. Mendistribusikan faktor produksi yang
telah terlanjur dikuasai sekelompok
4. Pengembangan Industri Kecil orang, agar kepemilikan dan pengua-
Menurut Pamuji (1985, h.7) pengem- saannya lebih terdistribusikan pada
bangan diartikan sebagai:³Suatu pembangunan rakyat banyak.
yaitu merubah sesuatu sehingga menjadi baru

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 55-60 | 57


2. Mewujudkan usaha kecil menjadi usaha tersebut. Dalam hal ini kemampuan manajerial
yang efisien, sehat dan memiliki tingkat yang baik dalam menjalankan kegiatan tersebut
pertumbuhan tinggi sehingga mampu dibutuhkan bagi seorang pengusaha.
menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan dapat Industri kecil memiliki strategi-strategi
memberikan sumbangan yang besar bagi dalam dirinya yang dapat menciptakan
pembangunan ekonomi nasional. keunggulan-keunggulan kompetitif untuk
3. Mendorong usaha kecil agar dapat berperan bersaing dengan usaha lain. Menurut Hatten
maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dalam Suseno T.W, Firma Sulistyowati dan
dan sumber pendapatan. Dionysius Desembriarto (2005, h.240)
4. Menciptakan bentuk-bentuk kerjasama yang keunggulan kompetitif (competitive advantage)
dapat memperkuat kedudukan usaha kecil adalah aspek dari sesuatu usaha yang dilakukan
dalam kompetensi di tingkat nasional secara lebih baik dibandingkan usaha lainnya.
maupun internasional. Industri kecil memiliki faktor-faktor dalam
Pelaksanaan pengembangan yang baik dirinya yang dapat menciptakan keunggulan
memerlukan suatu strategi yang baik pula. Hal kompetitif untuk bersaing dengan usaha lain.
ini perlu dilakukan agar nantinya selama proses Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
kegiatan berlangsung materi-materi yang akan meningkatkan keunggulan kompetitif industri
disampaikan dapat diterima secara utuh dan kecil adalah:
memberikan respon positif bagi para pengusaha 1. Fleksibilitas, artinya industri kecil memiliki
dalam rangka mengembangkan potensi sumber kapasitas dan jumlah produksi yang kecil
daya yang dimiliki. 2. Inovasi, industri kecil lebih memiliki
Kondisi menyadarkan bahwa pengem- kesempatan yang benar untuk mengem-
bangan industry merupakan suatu keharusan dan bangkan produk yang sudah ada.
bukan hanya sebagai suatu usaha dalam rangka 3. Kedekatan dengan pelanggan, strategi yang
pemerataan pembangunan, tapi telah memajukan dapat dilakukan oleh pemilik industri untuk
dirinya sebagai struktur sosial yang dapat pengembangan perusahaannya
menyerap tenaga kerja dengan investasi dapat 4. Kualitas produk, cara lain untuk pengem-
berproduksi secara efektif. Hal ini tentunya bangan industri kecil adalah dari kualitas
menguatkan bahwa industri kecil saat ini dinilai yaitu karakter sebuah produk atau jasa.
sebagai sektor terpenting untuk mengurangi Sedangkan menurut Sjaifudin (1995, h.66-
permasalahan yang dihadapi suatu daerah, yakni 75) strategi lain yang dapat diterapkan dalam
pengangguran. upaya pengembangan industri kecil:
Pengembangan industri ditujukan agar 1. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial
industri tersebut dapat selalu terjaga kelang- 2. Pengembangan Pemasaran
sungan produksinya sehingga pengusaha akan a. Meningkatkan Akses Usaha Kecil
tetap bertahan dalam industri tersebut. Menurut Kepada Pasar
Dumairy (1996, h.48) pengembangan industri b. Proteksi Pasar
bertujuan untuk : c. Menggeser Struktur Pasar Monopoli
a. Sebagai argumentasi penciptaan lapangan Menjadi Bersain
pekerjaan. 3. Pengembangan Sumber Daya Manusia
b. Memiliki keunggulan komparatif dan 4. Strategi Pengaturan dan Perijinan
mengembangkan persaingan yang baik dan Sementara itu menurut Sigit (1987, h.100)
sehat serta mencegah persaingan yang tidak kegiatan pengembangan industri kecil yang harus
jujur didukung oleh pemasaran yang baik, dimana
c. Sebagai loncatan dengan kata lain kegiatan pemasaran tersebut dapat digolongkan
pengembangan industri akan menggunakan dalam 4 kegiatan, yaitu: (a) Produk (Product),
teknologi yang lebih canggih, niscaya akan (b) Harga (Price), (c) Tempat (Place), (d)
memberikan nilai tambah yang sangat besar. Promosi (Promotion)
Dalam proses kegiatan memproduksi suatu Dengan memperhatikan strategi-strategi
baraang dan jasa, diperlukan adanya faktor- yang dipaparkan diatas, maka diharapkan upaya
faktor pendukung yang akan mampu mendorong pemerintah daerah dalam pengembangan industri
kelancaran pelaksanaan proses produksi tersebut. kecil akan dapat berjalan dengan efektif dan
Faktor-faktor pendukung yang biasa disebut efisien.
sebagai factor produksi ini intinya akaan
berperan sebagai input dalam aktivitas produksi. 5. Konsep Industri
Untuk itu agar proses produksi dapat berjalan Menurut Dumairy (1996, h.227), istilah
secara optimal, maka diperlukan ketepatan dalam industri mempunyai dua arti, yaitu: pertama,
mengkombinasikan berbagai faktor produksi industri dapat berarti himpunan perusahaan-

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 55-60 | 58


perusahaan sejenis. Dalam konteks ini sebutan Perindustrian Kabupaten Ngawi adalah:(1)
industri kosmetika, misalnya, berarti himpunan Memberikan pendidikan dan pelatihan
perusahaan penghasil produk-produk kosmetik; (Diklat) yang bertujuan untuk memperoleh
industri tekstil maksudnya himpunan pabrik atau tenaga terdidik dan terampil yang bersifat
perusahaan tekstil. Kedua, industri dapat pula technical skill melalui pelatihan teknologi
merujuk ke suatu sektor ekonomi yang di- tepat guna dengan upaya ini dapat
dalamnya terdapat kegiatan produktif yang memperoleh hasil produksi yang berkualitas
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi tinggi dan sesuai dengan permintaan pasar.
atau barang setengah jadi. (2) Memberikan bimbingan dan penyuluhan
Sementara pengertian industri dalam kamus terkait teknik manajerial Fasilitasi per-
besar Bahasa Indonesia berarti perusahaan atau modalan yang dilakukan oleh Dinas
pabrik yang menghasilkan barang-barang. Dari Koperasi, UMKM dan Perindustrian
beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan b. Peningkatan kemudahan layanan perijinan
bahwa industri merupakan perusahaan atau yang diberikan Dinas Koperasi, UMKM dan
pabrik yang di dalamnya terdapat kegiatan yang Perindustrian Kabupaten Ngawi
produktif yaitu mengolah bahan mentah menjadi c. Peningkatan pengembangan produksi
barang jadi atau barang setengah jadi. dilakukan oleh Dinas Koperasi, UMKM dan
Klasifikasi industri disini berarti peng- Perindustrian Kabupaten Ngawi.
golongan pengkelompokan industri. Menurut
Kementrian Perindustrian dan Perdagangan, Metode Penelitian
industri nasional Indonesia dikelompokan Jenis penelitian yang dipakai di dalam
menjadi tiga kelompok besar, yaitu : penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif
a. Industri Dasar yang meliputi kelompok dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian
industri mesin dan logam dasar dan ini digunakan analisis data model interaktif dari
kelompok kima dasar. Industri mesin dan Miles dan Huberman (1992).
logam dasar meliputi industri mesin Fokus dalam penelitian ini adalah: (1)
pertanian, elektronik, besi baja, tembaga, Strategi Dinas Koperasi, UMKM dan Perin-
alumunium dan sebagainya dustrian Kabupaten Ngawi dalam pengembangan
b. Industri Kecil yang meliputi antara lain industri kecil kripik tempe di Desa Karangtengah
industri pangan (makanan, minuman dan Prandon Kabupaten Ngawi. (2) Faktor pen-
tembakau), industri sandang dan kulit dukung dan penghambat yang dihadapi Dinas
(tekstil, pakaian jadi, barang dari kulit), Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kabupaten
industri kimia dan bahan bangunan (industri Ngawi dalam rangka pengembangan industri
kertas, percetakan, penerbitan, barang- kecil kripik tempe di Desa Karangtengah
barang karet plastik dan lain-lain), industri Prandon Kabupaten Ngawi.
kerajinan umum (rotan, kayu, bambu dan Lokasi penelitian di Kabupaten Ngawi dan
bahan-bahan galian dari logam), industri situs penelitian pada Dinas Koperasi, UMKM
logam (mesin-mesin listrik, alat-alat ilmu dan Perindustrian Kabupaten Ngawi. Sumber
pengetahuan dan barang-barang dari logam data diperoleh dari data primer dan data
dan sebagainya). sekunder.Pengumpulan data dilakukan melalui
c. Industri Hilir yaitu kelompok aneka industri wawancara, pengamatan (observasi) dan
yang meliputi industri yang mengolah dokumentasi.Instrumen penelitian adalah
sumber daya hutan, industri yang mengolah pedoman wawancara dan catatan lapangan.
pertambangan, industri hasil pertanian dan
sebagainya Pembahasan
Sementara menurut Kristanto dalam 1. Strategi Dinas Koperasi, UMKM dan
bukunya Ekologi Industri (2002, h.156-157), Perindustrian dalam mengembangkan
secara garis besar industri di klasifikasikan Industri Kecil Kripik Tempe
menjadi tiga, yaitu : (a) Industri dasar atau hulu, Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian
(b) Industri hilir dan (c) Industri kecil yang merupakan lembaga pemerintah yang
menangani pengembangan industri kecil kripik
5. Strategi Dinas tempe di Desa Karangtengah Prandon Kbupaten
Strategi Dinas Koperasi, UMKM dan Perin- Ngawi. Strategi-strategi pengembangan industri
dustrian Kabupaten Ngawi dalam pengembangan tersebut adalah sebagai berikut:
industri kecil kripik tempe di Desa Karangtengah a. Pembinaan Sumber Daya Manusia
Prandon Kabupaten Ngawi sebagai berikut : b. Fasilitas Permodalan
a. Pembinaan sumber daya manusia (SDM) c. Peningkatan Kemudahan Layanan Perijinan
yang dilakukan Dinas Koperasi, UMKM dan d. Peningkatan Pengembangan Produksi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 55-60 | 59


Upaya pengembangan tersebut dilakukan Kabupaten Ngawi. Faktor penghambat
agar industry kripik tempe di Desa Krangtengah terdiri atas: (1) Pengelolaan Manajemen
Prandon Kabupaten Ngawi berkembang dari Kurang Profesional (2) kurangnya Modal
sebelumnya dari segi proses produksi, hasil yang Usaha (3) Lemahnya peran kelembagaan (4)
lebih sempurna maupun dari segi pemasaran kurangnya sarana dan Prasarana Pemasaran.
yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat ditarik
2. Faktor Pendukung dan Penghambat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
dalam Pengembangan Industri Kecil 1. Strategi Dinas Koperasi, UMKM dan
Kripik Tempe di Desa Karangtengah perindustrian dalam mengembangkan
Prandon Kabupaten Ngawi industry kripik tempe di Desa Karangtengah
Strategi pengembangan Industri Kripik Prandon Kabupaten Ngawi ini berjalan
tempe yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, dengan baik dengan berbagai strategi
UMKM dan Perindustrian tidak terlepas dari dianataranya dalam Peningkatan kualitas
adanya faktor pendukung dan penghambat dalam Sumber Daya Manusia (SDM), Fasilitas
proses pelaksanaannya. Permodalan, peningkatan Kemudahan laya-
a. Faktor pendukung nan perijinan dan Menjalin kemitraan dan
Faktor pendukung merupakan faktor yang peningkatan pengembangan produksi.
memperlancar pelaksanaan untuk pengem- 2. Faktor pendukung dan penghambat dalam
bangan industry kripik tempe. Faktor mengembangkan industri kripik tempe
pendukung terdiri atas: (1) Lokasi Industri terdiri atas faktor pendukung meliputi:
yang strategis (2) Dukungan Pemerintah Lokasi Industri yang strategis dan dukungan
Kabupaten Ngawi untuk Mejadikan kripik Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk
tempe sebagai produk unggulan Mejadikan kripik tempe sebagai produk
b. Faktor penghambat Sedangkan faktor penghambat meliputi:
Faktor penghambat adalah faktor yang dapat Pengelolaan Manajemen Kurang Profe-
memperlambat atau bahkan menghambat sional, kurangnya Modal Usaha, Lemahnya
kelancaran dan suksesnya strategi dalam peran kelembagaan dan kurangnya sarana
mengembangkan industri kripik tempe di dan Prasarana Pemasaran.

Daftar Pustaka
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta. Erlangga.
Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan praktik Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah. Edisi Revisi.
Jakarta: Gracindo
Pamuji, S. 1985. Pembinaan arti dan metodenya Tinjauan dari Aspek Administrasi
Pemerintahan Jakarta: Bina Aksara
Pasolong. 2007. Teori Administrasi Publik. Makassar: Alfabeta Bandung
Pearce and Robinson. 1997. Manajemen Strategik, Jilid I. Jakarta. Binarupa Aksara.
Siagian, Sondang P. 1984. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Sigit, Soehardi. 1987. Pengantar Ekonomi Perusahaan Praktis. Yogyakarta: ARMURRITA.
Sjaifudin, Hetifah. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangaan Industri Kecil. Bandung: Yayasan
Akgita
Syarif, Syahrial. 1991. Industri dan Kesempatan Kerja. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas.
T.W. Hg, Suseno, Sulistyo, Firma dan Desembriarto, Dionysius. 2005. Reposisi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah dalam Perekonomian Nasional. Yogjakarta: Universitas Sarata Dharma
Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media.
Wahyudi, Agustinus S. 1996. Management Strategik: Pengantar Proses Berfikr Strategik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Zauhar, Soesilo. 1996. Administrasi Publik. Malang: IKIP Malang.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 55-60 | 60

You might also like