Ika Ratniarsih, Alya Ayu Ristyawati: Ikaratniarsih@itats - Ac.id

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK)

di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas
Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik
Elektro Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Ika Ratniarsih1, Alya Ayu Ristyawati2


1
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Email: 1ikaratniarsih@itats.ac.id , 2alyaayuristyawati@gmail.com

Abstract. The aspect of the appearance of a building is a basic aspect that plays an important
role in a building. The form of appearance must be taken into account because it will reflect the
identity but does not neglect the functional value and needs of the building, especially in higher
education institution buildings such as the New Building at Wijaya Kusuma University, Surabaya
(UWKS) and the Engineering Department Building. Electrical Institute ITS Surabaya. This
research aims to find out how to apply each aspect of the appearance of buildings and structures
in the New Building of Wijaya Kusuma University (UWKS) and the Electrical Engineering
Department Building, Sepuluh November Institute of Technology Surabaya based on theoretical
criteria and standards related to aspects of the appearance of buildings so that it can know the
identity or characteristics of the building. This research uses a qualitative, descriptive approach
to field case studies using primary and secondary data collection techniques. Evaluation is
carried out based on aspects of appearance in the form of legs, body, head, material, color,
texture and building structure. The results of the evaluation that have been carried out show that
aspects of the appearance and structure of both buildings have positive values because they have
applied existing theories based on the function and needs of the building.
Keywords: evaluation, aspects, appearance, structure, building, education

Abstrak. Aspek bentuk tampilan bangunan merupakan aspek dasar yang berperan penting pada
bangunan, bentuk tampilan harus diperhatikan karena akan mencerminkan identitas namun tidak
meninggalkan nilai fungsi dan kebutuhan dari bangunan khususnya pada bangunan Lembaga Perguruan
Tinggi seperti Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) dan Gedung Departemen
Teknik Elektro Institut ITS Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
pada setiap aspek bentuk tampilan bangunan dan struktur yang ada pada Gedung Baru Universitas
Wijaya Kusuma (UWKS) dan Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh
November Surabaya berdasarkan kriteria dan standar teori yang terkait dengan aspek bentuk tampilan
bangunan sehingga dapat mengetahui identitas atau ciri khas dari bangunan. Penelitian ini menggunakan
kualitatif dengan pendekatan deskriptif studi kasus lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan
data primer dan data sekunder. Evaluasi dilakukan berdasarkan pada aspek bentuk tampilan berupa kaki,
badan, kepala, material, warna, tekstur serta struktur bangunan. Hasil evaluasi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa aspek bentuk tampilan dan struktur pada kedua bangunan memiliki nilai positif
dikarenakan sudah menerapkan teori yang ada berdasarkan fungsi dan kebutuhan bangunan.
Kata Kunci: evaluasi, aspek, bentuk tampilan, struktur, bangunan, pendidikan

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Universitas maupun Institusi merupakan Lembaga Perguruan Tinggi yang bersifat publik.
Dimana bangunan publik haruslah memiliki bentuk tampilan pada fasad dan struktur yang menonjol

1
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

sebagai identitas dari suatu bangunan Gedung Lembaga Perguruan Tinggi. Salah satu Lembaga
Perguruan Tinggi yang ada di Surabaya yaitu Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma dan Gedung
Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November. Dimana kedua gedung tersebut
memiliki ekspresi bentuk tampilan dan struktur yang menjadi identitas atau ciri khas masing-masing.
Aspek bentuk tampilan bangunan merupakan aspek dasar yang berperan penting pada
bangunan, bentuk tampilan harus diperhatikan karena akan mencerminkan identitas namun tidak
meninggalkan nilai fungsi dan kebutuhan dari bangunan khususnya pada bangunan Lembaga Perguruan
Tinggi.
Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma dan Gedung Departemen Teknik Elektro Institut
Teknologi Sepuluh November memiliki beberapa permasalahan bagaimana identitas atau ciri khas,
fungsi dan kebutuhan bangunan terhadap penerapan aspek bentuk tampilan dan struktur pada tampilan
fasad bangunan Lembaga perguruan tinggi.
Dari permasalahan tersebut tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan pada setiap aspek bentuk tampilan bangunan dan struktur yang ada pada Gedung Baru
Universitas Wijaya Kusuma (UWKS) dan Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya berdasarkan kriteria dan standar teori yang terkait dengan aspek bentuk
tampilan bangunan sehingga dapat mengetahui identitas atau ciri khas dari bangunan tersebut.
Dengan menerapkan standar teori yang ada pada setiap aspeknya, diharapkan dapat memenuhi
kriteria bentuk tampilan bangunan dan struktur berdasarkan identitas, fungsi dan kebutuhan pada
bangunan Lembaga Perguruan Tinggi.

2. Tinjauan Pustaka
Arsitektur mendapatkan banyak pemaknaan dari perlakuannya tehadap muka bangunan
(facade). Fasad dapat mengisahkan cerita (tell a story) mengenai bangunan, tujuan atau kepentingan
bangunan tersebut. Manipulasi pada detail fasad dapat menghasilkan makna yang berbeda. Sebagai
contoh suatu fasad yang sederhana, tanpa hiasan, memberikan kesan seadanya, dimana struktur hanya
dimanfaatkan sesuai fungsinya, sementara pembuatan kolom besar setinggi dua lantai dapat
memberikan kesan hebat dan penting pada struktur, seperti bisa ditemukan di banyak bangunan publik.
Masing-masing dapat merupakan jawaban desain yang sesuai tergantung pada sifat bangunan dan
ekspresi yang diinginkan oleh desainer. Selain menyelesaikan kebutuhan dasar proyek dan
menghasilkan estetika yang baik, arsitektur sering juga mengekspresikan konsep sebuah ide atau tema
yang mempersatukan dan memberikan arti pada desain bangunan. Untuk memperoleh sukses, orang
harus dapat mengidentifikasi ide apa yang ingin diekspresikan oleh bangunan tersebut. (Wilson,
www.dcd.com).
Dalam buku “Struktur Esensi Arsitektur” karya Forrest Wilson hal 15, Edward T. Hall
menuliskan hubungan antara manusia dengan ruang. Ia mengatakan : “Salah satu perasaan kita yang
penting mengenai ruang adalah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan
identitas diri, kenyamanan dan rasa aman pada pribadi manusia”. Secara umum, ruang dibentuk oleh
tiga elemen pembentuk ruang yaitu : (1) Bidang alas/lantai (the base plane) oleh karena itu lantai
merupakan pendukung kegiatan kita dalam suatu bangunan, sudah tentu secara struktural harus kuat dan
awet. Lantai juga merupakan unsur yang penting didalam sebuah ruang, bentuk, warna, pola dan
teksturnya akan menentukan sejauh mana bidang tersebut akan menentukan batas-batas ruang dan
berfungsi sebagai dasar dimana secara visual unsur-unsur lain di dalam ruang dapat dilihat. Tekstur dan
kepadatan material dibawah kaki juga akan mempengaruhi cara kita berjalan di atas permukaannya; (2)
Bidang dinding/pembatas (the vertical space devider) sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat
menyatu dengan bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang terpisah. Bidang tersebut bisa sebagai

2
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

latar belakang yang netral untuk unsur-unsur lain di dalam ruang atau sebagai unsur visual yang aktif
didalamnya. Bidang dinding ini dapat juga transparan seperti halnya sebuah sumber cahaya atau suatu
pemandangan; (3) Bidang langit-langit/atap (the overhead plane) adalah unsur pelindung utama dari
suatu bangunan dan berfungsi untuk melindungi bagian dalam dari pengaruh iklim. Bentuknya
ditentukan oleh geometris dan jenis material yang digunakan pada strukturnya serta cara meletakannya
dan cara melintasi ruang diatas penyangganya. Secara visual bidang atap merupakan “topi” dari suatu
bangunan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap bentuk bangunan dan pembayangan.
Wujud/ujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi
bentuk (Ching, 1979;50). Ciri-Ciri Visual Bentuk Ciri-ciri pokok yang menunjukan bentuk, dimana ciri-
ciri tersebut pada kenyataanya dipengaruhi oleh oleh keadaan bagaimana cara kita memandangnya. Juga
merupakan sarana pokok yang memungkinkan kita mengenal dan dan melihat serta meninjau latar
belakang, persepsi kita terhadap satu dan yang lain, sangat tergantung dari derajat ketajaman visual
dalam arsitektur.
Bentuk dapat dikenali karena ia memiliki ciri-ciri visual, yaitu (Ching, 1979) : (1) Wujud :
adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisisisi bentuk. Dimensi : dimensi suatu
bentuk adalah panjang, lebar dan tinggi; (2) Dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya
ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya; (3) Warna
adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling
mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot
visual suatu bentuk; (4) Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi
perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan
bentuk tersebut.
Material adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai elemen konstruktif dalam
Pembangunan, termasuk bahan yang dapat dipasang atau digunakan secara langsung (Ching 2020).

Gambar 1. Sifat dan karakter bahan/ material


Sumber : Hendraningsih, 1985

3
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Warna dapat memberikan kesan emosional contohnya adalah warna panas dan dingin yang
dapat memberikan kesan hangat hingga gembira (Sari, 2013).

Gambar 2. Warna dan suasana yang dibentuknya


Sumber: Mahnke, Frank (1993)

Tekstur adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh
ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. Tekstur juga menentukan sampai dimana
permukaan suatu bentuk memantulkan atau menyerap cahaya datang (Ching, 1979). Fungsi tekstur
adalah untuk memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual, misalnya pada suatu
bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka warna gelap terlihat sebagai bayangan warna
terang sehingga timbul kesan bidang tersebut tidak rata (Hakim. R, 1993). Tekstur menurut bentuknya
dapat dibedakan menjadi: (1) Tekstur kasar : permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda
baik dari segi corak, warna, bentuk, dan apabila diraba terasa kasar; (2) Tekstur halus : permukaannya
dibedakan oleh elemen-elemen yang halus apabila diraba dan juga dari penggunaan warna-warna yang
halus atau lembut (Handayani.S).

Gambar 3. Tekstur dan karakternya


Sumber : Hendraningsih, 1985

Sistem struktur pada bangunan merupakan suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan
elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding
geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal. Sistem struktur yang tidak
dibedakan unsur elemennya, seperti pelat, cangkang, atau tangki dinamakan sistem struktur kontinum.
Setiap elemen-elemen struktur mempunyai fungsi dan karakteristik yang berbeda. Pada suatu sistem
struktur, elemen-elemen struktur mempunyai suatu mekanisme penyaluran beban dari atas ke tanah
(sistem Fondasi) (Nasution, 2009).
Berdasarkan SNI 1726: 2012, Struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan bawah.
Struktur atas adalah bagian dari struktur gedung yang berada di atas muka tanah yang terdiri dari : (1)

4
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Kolom merupakan komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melampaui
3 yang digunakan terutama untuk menumpu beban tekan aksial; (2) Balok merupakan elemen vertikal
struktur rangka yang berfungsi meneruskan beban-beban seluruh elemen bangunan ke fondasi; (3) Atap
adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan dari hujan maupun panas.
Struktur bawah adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang terletak di bawah muka tanah yang
terdiri dari: (1) Fondasi merupakan bagian bangunan (bawah) yang menghubungkan bangunan/ gedung
dengan tanah. Fondasi berfungsi meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang dipikulkan
kepadanya ke dasar/ lapisan tanah; (2) Struktur basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna
mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain
maupun pelaksanaan konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal.
Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya.
Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut.

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif studi kasus lapangan. Penelitian dengan pendekatan deskriptif studi kasus lapangan (cause
study) yaitu lebih menekankan pemahaman tentang mengapa subjek tersebut demikian dan bagaimana
perilaku berubah ketika subjek memberikan tanggapan terhadap lingkungan dengan menemukan
variable penting dalam sejarah perkembangan subjek tersebut (Arief Furchan, 1992). Awal dari
penelitian tersebut terdapat dua tahap pengumpulan data. Tahap pertama pengumpulan data yaitu data
primer dan tahap kedua yaitu data sekunder.
Data primer merupakan data yang secara langsung didapat dari lokasi studi kasus lapangan
dengan melakukan observasi dan dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan sebagai data secara visual
dari setiap aspek bentuk tampilan bangunan berupa kaki; badan; kepala; material; warna; tekstur dan
struktur.
Data sekunder diperoleh melalui studi literatur berupa buku untuk mencari teori yang relevan
dengan penulisan ini dan jurnal karya ilmiah digunakan untuk mempelajari karya ilmiah yang berkaitan
dengan aspek bentuk tampilan dan struktur. Adapun data sekunder lainnya untuk mendukung penelitian
ini yakni majalah dan internet berupa jurnal online dan berita yang relevan.
Penelitian ini dilakukan pada 2 lokasi objek studi kasus lapangan yang pertama berada pada
Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan kedua berada pada Departemen
Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya. Kedua lokasi objek studi kasus
lapangan tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan terkait dengan standar yang diterapkan pada semua
aspek bentuk tampilan dan struktur. Sehingga menarik untuk dilakukan evaluasi pada aspek bentuk
tampilan dan struktur antara kedua objek studi kasus lapangan tersebut.
Pada proses pengolahan data menjelaskan prosedur pengolahan dan analisis data sesuai dengan
pendekatan yang dilakukan. Karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan deskriptif
studi kasus lapangan, maka metode pengolahan data dilakukan dengan cara menguraikan data primer
yang didapat saat melakukan observasi dan dokumentasi pada objek studi kasus lapangan lalu
mengevaluasi terkait standar berdasarkan data sekunder yang telah dikumpulkan. Menguraikan data
dalam bentuk kalimat teratur dan efektif sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasikan data.

5
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Gambar 4. Diagram Metode Penelitian


Sumber: Data Pribadi (2023)

4. Hasil dan pembahasan


4.1.a Deskripsi Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

Gambar 5. Siteplan Gedung Baru UWKS Gambar 6. Layout Gedung Baru UWKS Gambar 7. Gedung Baru UWKS
Sumber: https://bit.ly/3u06nv8 Sumber: https://bit.ly/4aWJ8CU Sumber: Data pribadi, 2023

Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di
Surabaya yang berlokasi di jalan Dukuh Kupang XXV No. 54, Dukuh Pakis. Gedung Baru ini memiliki
twin tower yang terletak disisi utara dan selatan kampus. Lahan Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma berbentuk persegi panjang dengan ukuran 135m x 75m. Letak Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma berhadapan langsung dengan Gedung Lama Universitas Wijaya Kusuma. Gedung Baru terdiri
atas 5 massa bangunan, massa bangunan utama atau twin tower (bangunan 1 dan 2) memiliki 8 lantai
dan massa bangunan penunjang (bangunan 3, 4 dan 5) memiliki 3 lantai. Gedung Baru Universitas
Wijaya Kusuma memiliki fasilitas yaitu: Gedung A Fakultas Kedokteran, Gedung Fakultas Pendidikan,
Gedung Aula, Gedung C Fakultas Kedokteran, Gedung Fakultas Kedokteran Hewan.

6
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

4.1.b Deskripsi Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Gambar 8. Siteplan Departemen TE Gambar 9. Layout Departemen TE Gambar 10. Gedung Departemen TE
Sumber: https://bit.ly/3RZptJM Sumber: https://bit.ly/3tPKChH Sumber: Data pribadi, 2023

Departemen Teknik Elektro merupakan salah satu fakultas terbaik yang ada di ITS, berlokasi di
Jalan Arief Rahman Hakim, Keputih, Surabaya. Departemen Teknik Elektro berada di dalam satu
gedung bersama Departemen Teknik Biomedik dan Departemen Teknik Komputer. Gedung ini
bersebelahan dengan gedung Departemen Teknik Material dan Metalurgi. Lahan Departemen Teknik
Elektro berbentuk persegi panjang dengan ukuran 160m x 60m. Departemen Teknik Elektro terdiri atas
3 massa bangunan, massa bangunan utama yang letaknya berhadapan (bangunan 1 dan 2) memiliki 4
lantai dan massa bangunan penunjang (bangunan 3) memiliki 1 lantai. Departemen Teknik Elektro
memiliki fasilitas yaitu: Gedung B, C, dan AJ Teknik Elektro.

4.2. Aspek Bentuk Tampilan Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) dan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Pada aspek bentuk tampilan terbagi menjadi 4 yaitu: (1) Kaki, badan, kepala; (2) Material; (3)
Warna; (4) Tekstur.

4.2.1.a Kaki, badan, kepala Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

Kepala

Badan

Kaki
Gambar 11. Kaki, Badan, Kepala Gedung Baru (UWKS)
Sumber: Data pribadi, 2023
Secara umum, ruang dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu : (1) Bidang alas/lantai
(the base plane) oleh karena itu lantai merupakan pendukung kegiatan kita dalam suatu bangunan, sudah
tentu secara struktural harus kuat dan awet. Lantai juga merupakan unsur yang penting didalam sebuah
ruang, bentuk, warna, pola dan teksturnya akan menentukan sejauh mana bidang tersebut akan
menentukan batas-batas ruang dan berfungsi sebagai dasar dimana secara visual unsur-unsur lain di
dalam ruang dapat dilihat. Tekstur dan kepadatan material dibawah kaki juga akan mempengaruhi cara

7
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

kita berjalan di atas permukaannya; (2) Bidang dinding/pembatas (the vertical space devider) sebagai
unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang
terpisah. Bidang tersebut bisa sebagai latar belakang yang netral untuk unsur-unsur lain di dalam ruang
atau sebagai unsur visual yang aktif didalamnya. Bidang dinding ini dapat juga transparan seperti halnya
sebuah sumber cahaya atau suatu pemandangan; (3) Bidang langit-langit/atap (the overhead plane)
adalah unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan berfungsi untuk melindungi bagian dalam dari
pengaruh iklim. Bentuknya ditentukan oleh geometris dan jenis material yang digunakan pada
strukturnya serta cara meletakannya dan cara melintasi ruang diatas penyangganya. Secara visual bidang
atap merupakan “topi” dari suatu bangunan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap bentuk bangunan
dan pembayangan (Wilson).
Pada massa bangunan Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) memiliki
tiga elemen pembetuk ruang yaitu: (1) Kaki/bidang alas berupa area basement sebagai penompang badan
dan kepala bangunan; (2) Badan/bidang dinding berupa gedung Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya (UWKS); (3) Kepala/bidang atap berupa atap pada bangunan twin tower dimana atap
digunakan sebagai pelindung dari iklim sehingga tidak langsung masuk ke dalam bangunan.
Kelebihan: (1) Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menerapkan
tiga elemen pembentuk ruang berdasarkan teori yang ada yaitu kaki, badan dan kepala.

4.2.1.b Kaki, badan, kepala Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Kepala

Badan

Kaki

Gambar 12. Kaki, Badan, Kepala Gedung Departemen Teknik Elektro ITS
Sumber: Data pribadi, 2023
Secara umum, ruang dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu : (1) Bidang alas/lantai
(the base plane) oleh karena itu lantai merupakan pendukung kegiatan kita dalam suatu bangunan, sudah
tentu secara struktural harus kuat dan awet. Lantai juga merupakan unsur yang penting didalam sebuah
ruang, bentuk, warna, pola dan teksturnya akan menentukan sejauh mana bidang tersebut akan
menentukan batas-batas ruang dan berfungsi sebagai dasar dimana secara visual unsur-unsur lain di
dalam ruang dapat dilihat. Tekstur dan kepadatan material dibawah kaki juga akan mempengaruhi cara
kita berjalan di atas permukaannya; (2) Bidang dinding/pembatas (the vertical space devider) sebagai
unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau dibuat sebagai bidang yang
terpisah. Bidang tersebut bisa sebagai latar belakang yang netral untuk unsur-unsur lain di dalam ruang
atau sebagai unsur visual yang aktif didalamnya. Bidang dinding ini dapat juga transparan seperti halnya
sebuah sumber cahaya atau suatu pemandangan; (3) Bidang langit-langit/atap (the overhead plane)
adalah unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan berfungsi untuk melindungi bagian dalam dari
pengaruh iklim. Bentuknya ditentukan oleh geometris dan jenis material yang digunakan pada
strukturnya serta cara meletakannya dan cara melintasi ruang diatas penyangganya. Secara visual bidang

8
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

atap merupakan “topi” dari suatu bangunan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap bentuk bangunan
dan pembayangan (Wilson).
Pada massa bangunan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya memiliki tiga elemen
pembetuk ruang yaitu: (1) Kaki/bidang alas berupa lantai dimana menjadi elemen penting pada
bangunan dimana penggunaan perbedaan warna, tekstur, dan motif dapat digunakan sebagai pembeda
antar ruang atau zona; (2) Badan/bidang dinding berupa dinding dan kolom pada bangunan yang
digunakan sebagai penompang dari kepala bangunan serta digunakan sebagai pembatas ruang secara
nyata; (3) Kepala/bidang atap berupa atap dan plafon pada bangunan dimana atap digunakan sebagai
pelindung dari iklim dan plafond difungsikan untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak
langsung masuk ke dalam bangunan setelah menembus atap.
Kelebihan: (1) Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya menerapkan tiga
elemen pembentuk ruang berdasarkan teori yang ada yaitu kaki, badan dan kepala.

4.2.2.a Material Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

a. ACP (Aluminium Composite Panel)

b. Batu Alam

c. Batu Bata Ekspos

Gambar 13. Penggunaan Material Gedung Baru UWKS


Sumber: Data pribadi, 2023
Material adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai elemen konstruktif dalam
Pembangunan, termasuk bahan yang dapat dipasang atau digunakan secara langsung (Ching 2020).
Pada massa bangunan Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
menggunakan beberapa material penutup dinding pada fasadnya: (1) Penggunaan ACP (Aluminium
Composite Panel) dengan permukaan yang halus dan mengkilap sehingga dapat mempermudah
maintenance pada fasad bangunan; (2) Penggunaan material batu alam pada fasad memiliki sifat tidak
membutuhkan proses dan mudah dibentuk serta memiliki karakter kasar, kokoh dan sederhana. Material
batu alam dapat mencegah dan menghambat perpindahan panas dari sinar matahari atau cuaca ekstrim,
penggunaan material batu alam juga dapat membuat ruangan menjadi lebih sejuk; (3) Penggunaan bata
ekspos pada fasad memiliki sifat fleksibel pada detail, dapat digunakan untuk beragam struktur baik
rumit maupun sederhana serta memiliki karakter praktis, sederhana dan tampak alamiah saat diekspos.
Material bata ekspos mampu memberi kesan estetis, unik, natural serta hangat pada bangunan.
Kelebihan: (1) Penggunaan dari masing-masing material pada fasad bangunan sudah
mempertimbangkan fungsi dan kebutuhan; (2) Penggunaan berbagai material yang menyatu pada fasad
menciptakan identitas dan ciri khas dari bangunan tersebut.

9
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

4.2.2.b Material Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

b. ACP (Aluminium
a. Batu Bata finishing Composite Panel)
cat dinding

Gambar 14. Penggunaan Material Gedung Departemen Teknik Elektro ITS


Sumber: Data pribadi, 2023
Material adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai elemen konstruktif dalam
Pembangunan, termasuk bahan yang dapat dipasang atau digunakan secara langsung (Ching 2020).
Pada massa bangunan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya menggunakan
beberapa material penutup dinding pada fasadnya: (1) Penggunaan material batu alam pada kolom
memiliki sifat tidak membutuhkan proses dan mudah dibentuk serta memiliki karakter kasar, kokoh dan
sederhana. Material batu alam dapat mencegah dan menghambat perpindahan panas dari sinar matahari
atau cuaca ekstrim, penggunaan material batu alam juga dapat membuat ruangan menjadi lebih sejuk;
(3) Penggunaan bata finishing cat pada fasad memiliki sifat fleksibel pada detail, dapat digunakan untuk
beragam struktur baik rumit maupun sederhana serta memiliki karakter praktis, sederhana. Keunggulan
penggunaan material bata finishing cat yaitu tidak memerlukan perawatan khusus, dapat melindungi
dinding dari berbagai permasalahan seperti lumut dan jamur hingga dinding yang rembes akibat
kebocoran air.
Kelebihan: (1) Penggunaan dari masing-masing material pada fasad bangunan sudah
mempertimbangkan fungsi dan kebutuhan, Kekurangan: (1) Penggunaan material pada fasad terkesan
monoton sehingga kurang menciptakan atau mencerminkan identitas dan ciri khas bangunan tersebut.

4.2.3.a Warna Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

coklat
orange
putih

krem

hitam
Merah bata

Gambar 15. Penggunaan Warna Gedung Baru UWKS


Sumber: Data pribadi, 2023

Warna dapat memberikan kesan emosional contohnya adalah warna panas, hangat dan dingin
yang dapat memberikan kesan hangat hingga gembira (Sari, 2013).

10
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Warna yang dominan pada massa bangunan Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya (UWKS) ini adalah warna putih, hitam, krem, orange, merah dan coklat. Dimana penggunaan
warna tersebut cenderung tergolong pada jenis warna panas yang mempunyai efek psikologis dan
mampu mempengaruhi perasaan pengguna ataupun pengamat dan nantinya akan menentukan kesan
suatu bangunan. Dengan warna krem pada bangunan ini memberikan kesan ketenangan, nyaman serta
damai. Warna orange memberikan ekspresi bangunan yang hangat dan bercahaya, warna merah dalam
psikologi melambangkan keberanian, kekuatan dan kegembiraan, sedangkan warna coklat mampu
melambangkan kesan canggih, mahal dan rasa hangat. Dalam efek psikologi warna coklat digunakan
untuk melambangkan arti kuat, mampu diandalkan serta pondasi kekuatan hidup.
Kelebihan: (1) Penggunaan warna dingin pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya (UWKS) dimana memiliki tingkat keterangan yang cenderung tinggi sehingga warna tersebut
memberikan efek psikologi yaitu dapat menarik perhatian, memberi kesan gembira dan semangat; (2)
penggunaan warna yang mecolok digunakan sebagai identitas dan ciri khas pada Gedung Baru
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).

4.2.3.b Warna Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya
abu
orange

putih biru

Gambar 16. Penggunaan Warna Gedung Departemen Teknik Elektro IT


Sumber: Data pribadi, 2023
Warna dapat memberikan kesan emosional contohnya adalah warna panas, hangat dan dingin
yang dapat memberikan kesan hangat hingga gembira (Sari, 2013).
Warna yang dominan pada massa bangunan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya
ini adalah warna krem, orange dan coklat. Dimana penggunaan warna tersebut tergolong pada jenis
warna dingin yang mempunyai efek psikologis dan mampu mempengaruhi perasaan pengguna ataupun
pengamat dan nantinya akan menentukan kesan suatu bangunan. Dengan warna putih, bangunan ini
memberikan ekspresi dan kesan bersih, murni, polos. Warna abu-abu memberikan ekspresi bangunan
yang netral, sedangkan warna biru sebagai aksen pada railing memberikan ekspresi ketenangan, sejuk,
menyegarkan.
Kelebihan: (1) penggunaan warna dingin pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS
Surabaya dimana memiliki tingkat keterangan yang cenderung rendah sehingga warna tersebut nyaman
dilihat dan memberikan efek psikologi sejuk dan menenangkan.

11
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

4.2.4.a Tekstur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

a. Tekstur halus: ACP (Aluminium


Composite Panel)

b. Tekstur kasar: Batu Alam

c. Tekstur kasar: Batu Bata Ekspos

Gambar 17. Penggunaan Tektur Gedung Baru UWKS


Sumber: Data pribadi, 2023
Tekstur adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh
ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. Tekstur juga menentukan sampai dimana
permukaan suatu bentuk memantulkan atau menyerap cahaya datang (Ching, 1979). Fungsi tekstur
adalah untuk memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual, misalnya pada suatu
bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka warna gelap terlihat sebagai bayangan warna
terang sehingga timbul kesan bidang tersebut tidak rata (Hakim. R, 1993). Tekstur menurut bentuknya
dapat dibedakan menjadi: (1) Tekstur kasar : permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda
baik dari segi corak, warna, bentuk, dan apabila diraba terasa kasar; (2) Tekstur halus : permukaannya
dibedakan oleh elemen-elemen yang halus apabila diraba dan juga dari penggunaan warna-warna yang
halus atau lembut (Handayani.S).
Pada massa bangunan Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
mengaplikasikan 2 jenis tekstur. Tekstur kasar berupa penggunaan bata ekspos dan batu alam pada fasad
bangunan yang mana memiliki permukaan kasar jika diraba atau disentuh. Penggunaan tekstur kasar
relatif memberi kesan aktif, maskulin, berani, tegas, dan bergejola. Tekstur halus berupa penggunaan
cladding pada kulit bangunan berupa material acp dan penggunaan dinding dengan finishing cat pada
fasad bangunan yang mana memiliki permukaan halus jika diraba atau disentuh. Penggunaan tekstur
halus relatif memberi kesan lembut, halus, statis, formal, dan membosankan.
Kelebihan: (1) Pada fasad bangunan Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) memiliki kesan visualisasi dimana pengaplikasian kombinasi tekstur kasar dan halus.

4.2.4.b Tekstur Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

a. Tekstur halus: b. Tekstur kasar: Batu


Batu Bata Alam
finishing cat
dinding
Gambar 18. Penggunaan Tekstur Gedung Departemen Teknik Elektro ITS
Sumber: Data pribadi, 2023

12
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Tekstur adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh
ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. Tekstur juga menentukan sampai dimana
permukaan suatu bentuk memantulkan atau menyerap cahaya datang (Ching, 1979). Fungsi tekstur
adalah untuk memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual, misalnya pada suatu
bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka warna gelap terlihat sebagai bayangan warna
terang sehingga timbul kesan bidang tersebut tidak rata (Hakim. R, 1993). Tekstur menurut bentuknya
dapat dibedakan menjadi: (1) Tekstur kasar : permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda
baik dari segi corak, warna, bentuk, dan apabila diraba terasa kasar; (2) Tekstur halus : permukaannya
dibedakan oleh elemen-elemen yang halus apabila diraba dan juga dari penggunaan warna-warna yang
halus atau lembut (Handayani.S).
Pada massa bangunan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya mengaplikasikan 2
jenis tekstur. Tekstur kasar berupa penggunaan batu alam pada kolom fasad bangunan yang mana
memiliki permukaan kasar jika diraba atau disentuh. Penggunaan tekstur kasar relatif memberi kesan
aktif, maskulin, berani, tegas, dan bergejola. Tekstur halus berupa penggunaan dinding dengan finishing
cat pada fasad bangunan yang mana memiliki permukaan halus jika diraba atau disentuh. Penggunaan
tekstur halus relatif memberi kesan lembut, halus, statis, formal, dan membosankan.
Kelebihan: (1) Pada fasad bangunan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya
memiliki kesan visualisasi dimana pengaplikasian kombinasi tekstur kasar dan halus.

4.3. Aspek Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
dan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

4.3.1.a Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

Berdasarkan SNI 1726: 2012, Struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan bawah.
Struktur atas adalah bagian dari struktur gedung yang berada di atas muka tanah yang terdiri dari : (1)
Kolom merupakan komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melampaui
3 yang digunakan terutama untuk menumpu beban tekan aksial; (2) Balok merupakan elemen vertikal
struktur rangka yang berfungsi meneruskan beban-beban seluruh elemen bangunan ke fondasi; (3) Atap
adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan dari hujan maupun panas.
Struktur bawah adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang terletak di bawah muka tanah yang
terdiri dari: (1) Fondasi merupakan bagian bangunan (bawah) yang menghubungkan bangunan/ gedung
dengan tanah. Fondasi berfungsi meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang dipikulkan
kepadanya ke dasar/ lapisan tanah; (2) Struktur basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna
mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain
maupun pelaksanaan konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal.
Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya.
Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut.
Pada massa bangunan Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
menggunakan struktur atas dan bawah yang terdiri dari:

13
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

(1) Penggunaan kolom pada struktur atas yang ada


pada fasad bangunan memiliki ukuran kolom
beton pada fasad bangunan menggunakan ukuran
50x50 cm. Bentuk kolom pada bangunan diberi
aksen ornament dan finishing bata ekspos agar
tidak memberi kesan kaku pada kolom bangunan.

(2) Penggunaan balok pada struktur atas memiliki


ukuran 60x40 cm dengan jarak antar baloknya
sekitar 1,5 meter.

(3) Penggunaan struktur atap pada bangunan


memiliki tingkatan dimana pada bagian atap
semakin atas bentuknya semakin mengecil dan
mengerucut seperti kepala candi.

(4) Penggunaan struktur bawaah berupa dinding


basement dan pondasi. Kegunaan dinding pada
basement sebagai penahan tanah agar kondisinya
terus stabil dan tidak bisa longsor atau terlindung
dari erosi.

Gambar 19. Struktur Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
Sumber: Data pribadi, 2023
Kelebihan: (1) Penggunaan jenis struktur baik struktur atas maupun bawah pada Gedung Baru
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) sudah memenuhi standar teori yang ada; (2)
Penggunaan dimensi dan jenis dari struktur sudah mempertimbangkan kebutuhan pada bangunan.

4.3.1.b Struktur Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Berdasarkan SNI 1726: 2012, Struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan bawah.
Struktur atas adalah bagian dari struktur gedung yang berada di atas muka tanah yang terdiri dari : (1)
Kolom merupakan komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melampaui
3 yang digunakan terutama untuk menumpu beban tekan aksial; (2) Balok merupakan elemen vertikal
struktur rangka yang berfungsi meneruskan beban-beban seluruh elemen bangunan ke fondasi; (3) Atap
adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan dari hujan maupun panas.
Struktur bawah adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang terletak di bawah muka tanah yang
terdiri dari: (1) Fondasi merupakan bagian bangunan (bawah) yang menghubungkan bangunan/ gedung
dengan tanah. Fondasi berfungsi meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang dipikulkan
kepadanya ke dasar/ lapisan tanah; (2) Struktur basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna
mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain

14
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

maupun pelaksanaan konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal.
Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya.
Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut.
Pada massa bangunan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya menggunakan
struktur atas dan bawah yang terdiri dari:
(1) Penggunaan kolom pada struktur atas yang ada pada
fasad bangunan memiliki ukuran kolom beton pada
fasad bangunan menggunakan ukuran 40x30 cm dan
kolom dengan tambahan batu alam dengan ukuran total
50x40 cm

(2) Penggunaan balok pada struktur atas memiliki ukuran


40x20 cm dengan jarak antar baloknya sekitar 1,5
meter.

(3) Penggunaan struktur atap pada bangunan terbagi


menjadi 2 yaitu rangka atap dan penompang rangka
atap. Rangka atap yang digunakan pada gedung
menggunakan susunan dari baja secara vertikal dan
horizontal. Penompang rangka atap berupa kuda-kuda
yang berada pada bawah rangka atap yang fungsinya
untuk menyangga rangka atap.

(4) Penggunaan struktur bawah pada Gedung Departemen


Teknik Elektro ITS Surabaya berupa pondasi bored pile
dimana jenis pondasi tersebut sangat baik digunakan
untuk bangunan dengan jumlah 4 lantai. Bentuk
pondasi menyerupai paku yang kemudian ditancapkan
ke dalam tanah menggunakan alat berat berupa kren.

Gambar 20. Struktur Gedung Departemen Teknik Elektro ITS


Sumber: Data pribadi, 2023
Kelebihan: (1) Penggunaan jenis struktur baik struktur atas maupun bawah pada Gedung
Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya sudah memenuhi standar teori yang ada; (2) Penggunaan
dimensi dan jenis dari struktur sudah mempertimbangkan kebutuhan pada bangunan.

5. Kesimpulan

• Aspek Bentuk tampilan dan struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya

Pada studi kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) memiliki kaki,
badan dan kepala yang sudah menerapkan teori yang ada berupa basement, badan bangunan dan atap.
Pada material bangunan menggunakan kombinasi antara material buatan berupa ACP dan material alami

15
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Bentuk Tampilan dan Struktur Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya
dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

berupa batu alam dan bata ekspos. Penggunaan jenis warna panas pada bangunan berupa warna krem,
orange, merah dan coklat yang mana masing-masing warna memiliki kesan psikologi. Pada fasad
bangunan menggunakan dua jenis tekstur yaitu tektur kasar berupa penggunaan material alami bata
ekspos dan batu alam serta tekstur halus berupa penggunaan material buatan yaitu ACP. Untuk struktur
pada bangunan menggunakan 2 jenis yaitu struktur atas berupa kolom, balok, dan atap sedangkan
struktur bawah berupa dinding basement dan pondasi bangunan.

• Aspek Bentuk tampilan dan struktur Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS
Surabaya

Pada studi kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya memiliki kaki, badan dan
kepala yang sudah menerapkan teori yang ada berupa bidang lantai, bidang dinding/kolom dan
atap/plafond. Pada material bangunan menggunakan kombinasi antara material buatan berupa dinding
fin cat dan material alami berupa batu alam. Penggunaan jenis warna dingin pada bangunan berupa
warna putih, abu dan biru yang mana masing-masing warna memiliki kesan psikologi. Pada fasad
bangunan menggunakan dua jenis tekstur yaitu tektur kasar berupa penggunaan material alami berupa
batu alam serta tekstur halus berupa penggunaan material buatan yaitu cat dinding. Untuk struktur pada
bangunan menggunakan 2 jenis yaitu struktur atas berupa kolom, balok, dan atap sedangkan struktur
bawah berupa pondasi bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Ching, F. D. (2020). Building construction illustrated.


Ching, Francis D.K. (1979). Arsitektur: Bentuk – Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga.
Hakim , Rustam. (1987). Unsur Perancangan Alam Arsitektur Lansekap. PT Bina Aksara, Jakarta.
John Wiley & Sons.Mahnke, Frank H., Rudolf H. Mahnke (1993). Color and Light in Man-made
Enviroments. Van Nostrand Reinhold: New York.
Rahayu, A. (2012). Peran warna dalam arsitektur sebagai salah satu kebutuhan manusia.
Harmono, F. I., & Shobari, E. (2020). Kajian Ekspresi Bentuk Bangunan Apartemen La Grande. Jurnal
Arsitektur Archicentre, 3(2), 90-98.
BAB, V. V. 1. Analisis Warna.
Hidajat, A., Hardiyanti, P., Anggraini, A., & Yuliana, D. (2013). Kajian Penerapan Material Ekspos
pada Rumah Tinggal Ditinjau dari Segi Estetika. Reka Karsa: Jurnal Arsitektur, 1(2).
Pangalila, R. P. (2017). Fasilitas Pelatihan Desain Grafis Modern di Surabaya. eDimensi Arsitektur
Petra, 5(2), 249-256.
Bambang Sunardi, Bambang Suryo, Ariwibowo, M. Teguh. (2013). Studi Perbandingan Respon
Spektra Kota Bantul Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Dan RSNI-201X Untuk Evaluasi
Pelaksanaan Bangunan Tahan Gempa.Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Prasarana Wilayah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Hendraningsih, et al. (1985) Peran Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur. Djambatan. Jakarta
Nasution, A. (2009). “Analisis dan Desain Struktur Beton Bertulang”. ITB. Bandung.

16

You might also like