Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

IMPLEMENTASI POS UPAYA KESEHATAN KERJA DITINJAU

BERDASARKAN ANGGARAN DAN SARANA PRASARANA


Aliyya Citra Tsamara¹, Putri Handayani², Decy Situngkir3, Ahmad Irfandi4
Universitas Esa Unggul1
Universitas Esa Unggul2,
Universitas Esa Unggul3
Universitas Esa Unggul4
Correspondence author: putri.handayani@esaunggul.ac.id

Abstract
Based on information from the person in charge of the UKK Post's occupational health and sports health programs, which
have been formed since 2021, there have been 4 UKK Posts in the working area of the Gajah City Health Center. The
implementation of the UKK Post at the City Health Center in Gajah City has not reached the set target, where the target set
at the beginning of the planning of the UKK Post program should be 16 UKK Posts but only 4 UKK Posts or 25% of the
UKK Posts that have been formed in the area of the Gajah City Health Center and 12 UKK Posts or 75 % of UKK posts that
have not yet been formed. The purpose of this study was to analyze the description of the program process and evaluation of
the activities of the UKK Post program in farmer women's groups in the working area of the Gajah City Health Center in
2023. This research method is a qualitative research using in-depth interview research techniques, observation and
document review. The results of the study found that the Kota Gajah District Health Center lacked a quantitative number of
human resources in implementing the UKK Post program and no one had OSH expert certification yet, so UKK activities
carried out were only promotive and preventive and carried out early detection of health problems. It is recommended that
the Puskesmas involve human resources who have K3 qualifications at the Gajah City Health Center for UKK Post activities
at KWT. In addition, adding health workers at the Puskesmas to be involved in managing the UKK Post so that it runs well.

Keywords: Occupational Health, KWT, UKK Post


Abstrak
Berdasarkan informasi dari penanggung jawab program kesehatan kerja dan kesehatan olahraga Pos UKK yang dibentuk
sejak tahun 2021 sudah ada 4 Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas Kota Gajah. Pelaksanaan Pos UKK Puskesmas Kota
Gajah belum mencapai target yang ditetapkan, dimana target yang ditentukan diawal perencanaan program Pos UKK
seharusnya 16 Pos UKK namun baru terbentuk 4 Pos UKK atau 25 % Pos UKK yang sudah terbentuk di wilayah Puskesmas
Kota Gajah dan 12 Pos UKK atau 75% Pos UKK yang belum terbentuk.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
gambaran proses program serta evaluasi dalam kegiatan program Pos UKK pada kelompok wanita tani di wilayah kerja
Puskesmas Kota Gajah tahun 2023. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik
penelitian wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian didapatkan bahwa Puskesmas Kecamatan
Kota Gajah kurangnya kuantitatif jumlah SDM dalam pelaksanaan program Pos UKK dan belum ada yang memiliki
sertifikasi ahli K3, sehingga kegiatan UKK yang dilakukan hanya promotif dan preventif serta melakukan diteksi dini
gangguan kesehatan. Disarankan kepada Puskesmas melibatkan SDM yang memiliki kualifikasi K3 di puskesmas kota gajah
untuk kegiatan Pos UKK pada KWT. Selain itu, menambah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas untuk terlibat dalam
pengelolaan Pos UKK agar berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Kesehatan Kerja, KWT, Pos UKK

SNKM VI
PENDAHULUAN
Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah wadah untuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat pada pekerja sektor informal yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan pendekatan utama
promotif dan preventif, disertai dengan kuratif dan rehabilitatif. Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
menjadi salah satu layanan kesehatan yang bisa diakses pekerja di wilayah tempat kerja, karena
mempermudah pekerja sektor informal memperoleh layanan keehatan di tempat kerja (Kementrian
Kesehatan RI, 2016).
Menurut International Labour Organization (ILO), sebanyak 2,78 juta pekerja meninggal
setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari kematian
ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara itu lebih dari 380.000 (13,7%) dikarenakan kecela
kaan kerja (ILO, 2018).
Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan unit kesehatan yang terdiri dari kader
kesehatan kerja dibawah pembinaan puskesmas. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD),
puskesmas bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten sesuai dengan
Struktur dan Tata Kerja (SOTK). Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) bersumber daya masyarakat
dalam menjalankan kegiatannya meliputi upaya promotif, preventif, dan pengobatan sederhana yang
bersifat pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit (Sudarmo,
2019).
Puskesmas Kota Gajah merupakan puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Tengah khususnya di kecamatan Kota Gajah yang telah menerapkan upaya
kesehatan kerja, selain itu Puskesmas Kota Gajah memiliki fasilitas rawat inap yang menjalankan
pelaksanaan upaya kesehatan kerja. Berdasarkan informasi dari penanggung jawab program
kesehatan kerja dan kesehatan olahraga Pos UKK yang dibentuk sejak tahun 2021 sudah ada 4 Pos
UKK di wilayah kerja Puskesmas Kota Gajah. 3 Pos UKK dari 4 Pos UKK yang telah dijalankan
ada 3 Pos UKK antara lain Pos UKK Sekarmelati, Pos UKK Merpati Putih dan Pos UKK Dukuh
Mekar. Program yang telah dijalankan pada ketiga Pos UKK tersebut yaitu pembinaan berupa
penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja, skrining kesehatan dini dan pelaporan insiden.
Berdasarkan data yang didapatkan dari ketiga Pos UKK tersebut Pos UKK Sekarmelati telah
memiliki 45 orang anggota dengan 3 orang kader, Pos UKK Merpati Putih sebanyak 23 orang
anggota dengan 2 orang kader dan Pos UKK Dukuh Makmur sebanyak 20 orang anggota dengan 2
kader. Program Pos UKK belum mencapai target dimana rencana (planning) pelaksanaan program
Pos UKK di tahun 2023 seharusnya 16 Desa KWT namun yang baru terbentuk 4 Pos UKK. 12 target
Pos UKK KWT yang belum terbentuk diduga karena terdapat beberapa kendalanya yaitu Sumber
Daya Manusia (SDM) masih terbatas, kondisi wilayah kerja, anggaran program, sarana dan
prasarana. Selain itu, proses evaluasi pelaksanaan Pos UKK selama 2 tahun terakhir belum maksimal
hanya sebatas laporan bulanan berupa skrining kesehatan dan penjelasan prosedur kegiatan Pos
UKK.
Menurut kader sebelum adanya pelaksanaan Pos UKK pada KWT risiko Penyakit Akibat
Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat sering terjadi, karena para anggota KWT
tidak tahu bagaimana mencegah hal tersebut maka dari itu, setelah adanya pelaksanaan Pos UKK
pada KWT memiliki dampak positif yang dialami dari ke 3 Pos UKK yang sudah berjalan seperti,
para anggota KWT lebih sadar terhadap risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan
menggunakan APD yang baik dan benar, mengetahui bagaimana penggunaan alat kesehatan, serta
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Berdasarkan masalah diatas, maka penulis
ingin menganalisis penyebab belum terbentuknya 12 Pos Upaya Kesehatan Kerja pada Kelompok
Wanita Tani di wilayah kerja Puskesmas Kota Gajah Lampung Tengah tahun 2023.

SNKM VI
METODE

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer didapatkan dari hasil observasi langsung dan wawancara mendalam, data hasil observasi dan
wawancara disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Data sekunder didapatkan dari dokumen yang
terkait berupa buku panduan kegiatan Pos UKK, prosedur pelayanan kesehatan kerja dan dokumen
pelaporan

SNKM VI
HASIL

Berdasarkan hasil wawancara mengenai ketersediaan sarana dan prasarana program Pos UKK
dapat disimpulkan bahwasanya sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Kota Gajah
sudah cukup sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 100 Tahun 2015, hanya saja
kendalanya mereka tidak memiliki bangunan khusus untuk dijadikan Pos UKK. Hal tersebut
dapat dibuktikan melalui telaah dokumen dengan adanya form pencatatan dan pelaporan
kegiatan Pos UKK .
Tabel 4.7 Hasil Telaah Dokumen Form Pencatatan dan Pelaporan
Variabel Komponen Ada Tidak
Sarana dan Form pencatatan dan pelaporan √
Prasarana kegiatan Pos UKK

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen, ketersediaan sarana dan prasarana
program Pos UKK terdapat dalam form pencatatan dan pelaporan kegiatan Pos UKK.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Ketersediaan Sarana dan Prasaran


Kriteria Keterangan
Sarana dan Prasarana
Ketersediaan Sarana dan Prasarana. Terdapat alat kesehatan yang
cukup memadai, lalu ada meja
dan form pencatatan pelaporan
kegiatan.

Dari hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen terkait ketersediaan sarana dan
prasarana program Pos UKK didapatkan informasi bahwa terdapat form pencatatan dan
pelaporan kegiatan Pos UKK bahwa dalam pelaksanaan Pos UKK sudah terdapat alat
kesehatan yang cukup memadai serta fasilitas lainnya seperti meja, buku tulis dan lain
sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan penyusunan
anggaran kegiatan Pos UKK sudah efektif dimana sumber anggaran dari Pemerintah Daerah
dan dari swadya ibu-ibu KWT. Hal tersebut dibuktikan melalui telaah dokumen dengan adanya
form RKA dan form anggaran swadya.
Tabel 4.15 Hasil Telaah Dokumen Form RKA
Variabel Komponen Ada Tidak
Anggaran Form Rencana
Kegiatan dan √
Anggaran (RKA)
SNKM VI
Variabel Komponen Ada Tidak
Form anggaran √
swadya.

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen pada perencanaan dan penyusunan
anggaran kegiatan Pos UKK sudah efektif dimana sumber anggaran dari Pemerintah Daerah
dan dari swadya ibu-ibu KWT.

PEMBAHASAN

A. Implementasi Pos Upaya Kesehatan Kerja Pada Kelompok Wanita Tani Di Wilayah Puskesmas
Kota Gajah Berdasarkan Anggaran

Berdasarkan hasil penelitian anggaran dalam menganalisis penyebab belum terbentuknya 12 Pos
UKK pada KWT di wilayah puskesmas kota gajah yaitu terdapat Rencana Kegiatan dan Anggaran
(RKA) dari pemerintah daerah untuk anggaran rutin kegiatan yang ada di puskesmas kota gajah, salah
satu kegiatannya yaitu Pos UKK pada KWT yang dimana sumber anggaran kegiatan tersebut terdapat
3 sumber yang pertama dari anggaran rutin puskesmas, lalu dari kerjasama lintas sektor pada PT.Tebu
dan swadya masyarakat. Dokumentasi pelaksanaan perencanaan anggaran kegiatan adanya form
rencana kegiatan dan anggaran (RKA) dan form anggaran swadya.
Hasil penelitian sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 100 Tahun 2015 anggaran
Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Terintegrasi dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah termasuk APBD yang bersifat pembinaan dan pengawasan, perusahaan sendiri dan
pihak ketiga/sumber lain yang tidak mengikat yang sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui bahwa dalam pelaksanaan Pelayanan Pos
UKK pada KWT terdapat dana yang digunakan sebagai dana transportasi, konsumsi dan pembelian
alat kesehatan yang umum seperti alat tensi dan kolestrol dimana dana tersebut adalah dari anggaran
rutin Puskesmas Kota Gajah, kerjasama lintas sektor dan swadya. Meskipun terbatas tentunya ini
sudah cukup membantu dalam pelaksanaan pelayanan Pos UKK pada KWT diwilayah kerja
Puskesmas Kota Gajah.
Penyusunan anggaran Pos UKK 2 tahun terakhir yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas
kota gajah telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 100 Tahun 2015 mengenai
anggaran Pos UKK Terintegrasi, serta didukung oleh data penyusunan anggaran yang ada di
puskesmas dan data yang ada di kader UKK dengan adanya keberhasilan program dalam mencapai
tujuan yaitu salah satunya dengan meningkatnya kesadaran dari para KWT terhadap risiko
keselamatan dan kerja (K3) dengan menggunakan APD yang baik dan benar, mengetahui bagaimana
penggunaan alat kesehatan serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

B. Implementasi Pos Upaya Kesehatan Kerja Pada Kelompok Wanita Tani Di Wilayah Puskesmas
Kota Gajah Berdasarkan Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil penelitian sarana dan prasarana dalam menganalisis penyebab belum
terbentuknya 12 Pos UKK pada KWT di wilayah puskesmas kota gajah yaitu belum adanya bangunan
khusus Pos UKK, dimana kegiatan Pos UKK yanga ada di Puskesmas Kota Gajah ini dilakukan di
sekretariat rumah warga yang dijadikan Pos UKK dimana dalam ketersediaan ruangan dalam kegiatan
Pos UKK belum berjalan efektif, hal tersebut disebabkan karena aparat kampung yang kurang
SNKM VI
menyadari penting adanya Pos UKK. Mereka menganggap bahwasanya kegiatan Pos UKK pada
KWT bisa dilakukan secara bersamaan dan ditempat yang sama. Selain itu alat kesehatan yang
terbatas hanya ada 7 dari 14 sarana prasarana yang terpenuhi, alat-alat yang lain biasanya di bawa
dari Puskesmas.
Hal ini tidak sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 100 Tahun 2015, program Pos
UKK setidaknya terdapat beberapa sarana dan prasarana untuk menunjang dalam pelaksanaan Pos
UKK. Dalam pelaksanaan kegiatan Pos UKK bisa menggunakan sarana yang tersedia (dalam ruang
atau luar ruang) baik sendiri maupun gabungan dengan usaha lain yang bisa difungsikan untuk tempat
berkumpul dan melakukan kegiatan. Peralatan yang tersedia sesuai dalam sekurang-kurangnya, terdiri
dari:
1) Meja
2) Kursi
3) Tempat tidur
4) Timbangan badan
5) Alat ukur tinggi badan
6) Tensimeter
7) Alat ukur lingkar perut
8) Lampu Senter
9) Kotak P3K dan isinya (P3K Kit)
10) Media KIE
11) Alat Tulis dan buku untuk pencatatan pelaporan
12) Obat-obatansederhana
13) Contoh APD sesuai dengan jenis pekerjaan
14) Buku Panduan
Disimpulkan bahwa dalam beberapa poin yang belum tersedia di dalam Pos UKK di wilayah
kerja Puskesmas Kota Gajah dapat diketahui bahwa lebih banyak sarana prasarana yang belum
terpenuhi selain itu sarana prasarana tersebut sebagian besar berasal dari Puskesmas yang di bawa
ketika akan dilaksanakan kegiatan dalam Pos UKK. Pengadaan sarana dan prasarana pos UKK
seharusnya dapat dikoordinir dengan aparat pemerintah terkait, pihak ketiga atau pihak lain yang di
perbolehkan, bisa juga dengan swadya dari KWT.
Berdasarkan informasi hasil dari wawancara mendalam kepada beberapa informan tentang sarana
dan prasaran penunjang Pos UKK diketahui bahwa di KWT sudah adanya ruangan yang digunakan
untuk Pos UKK khususnya untuk pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan namun ruangan tersebut
bukanlah ruangan khusus yang digunakan untuk Pos UKK, berdasarkan informasi ruangan tersebut
masih berupa ruangan sekretariat yang digunakan dalam kepentingan kumpulan dari ibu-ibu KWT.
Hal ini dikarenakan aparat kampung yang kurang pemahaman mengenai pentingnya Pos UKK dan
anggaran yang terbatas yang menyebabkan belum adanya bangunan khusus untuk kegiatan Pos UKK
di wilayah puskesmas kota gajah sehingga kegiatan Pos UKK di wilayah kerja puskesmas kota gajah
belum efektif.
Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan pelaksaanaan program kerja untuk
meningkatkan kesadaran khusunya bagi aparat kampung agar lebih perduli mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja bagi para KWT di Kecamatan Kota Gajah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian analisis penyebab belum terbentuknya 12 Pos Upaya


Kesehatan Kerja (UKK) pada Kelompok Wanita Tani (KWT) di wilayah kerja Puskesmas Kota
Gajah Lampung Tengah Tahun 2023, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

SNKM VI
1) Analisis penyebab belum terbentuknya 12 Pos UKK pada KWT di wilayah puskesmas
kota gajah berdasarkan penyusunan anggaran Pos UKK selama 2 tahun terakhir dilakukan
di wilayah kerja puskesmas kota gajah telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 100 Tahun 2015 mengenai anggaran Pos UKK Terintegrasi, serta didukung oleh
data penyusunan anggaran yang ada di puskesmas dan data yang ada di kader UKK dengan
adanya keberhasilan program.

2) Analisis penyebab belum terbentuknya 12 Pos UKK pada KWT di wilayah puskesmas
kota gajah berdasarkan sarana prasarana yaitu alat kesehatan yang dimiliki terbatas hanya
ada 7 dari 14 sarana prasarana yang terpenuhi, lalu belum adanya bangunan khusus Pos
UKK, kegiatan Pos UKK yanga ada di Puskesmas Kota Gajah dilakukan di sekretariat
rumah warga yang dijadikan Pos UKK dimana dalam ketersediaan ruangan dalam
kegiatan Pos UKK belum berjalan efektif, hal tersebut disebabkan karena aparat kampung
yang kurang menyadari penting adanya Pos UKK. Mereka menganggap bahwasanya
kegiatan Pos UKK pada KWT bisa dilakukan secara bersamaan dan ditempat yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, Utami, T. N., Rifai, A., Kesehatan, P., Keselamatan, D., Prodi, K., Kesehatan, A. P., Kerja, K.,
Kesehatan, I., & Medan, H. (2021). ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN
KERJA POS UPAYA KESEHATAN KERJA NELAYAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SUKAKARYA KOTA SABANG. Jurnal Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Universitas Halu
Oleo, 2(2).
Asyhar Wahyu Azady, A., Widowati, E., Ratna Rahayu, S., Ilmu Kesehatan Masyarakat, J., Ilmu
Keolahragaan, F., Negeri Semarang, U., & korespondensi, A. (2018). Penggunaan Job Hazard
Analysis dalam Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja pada Pengrajin Logam. HIGEIA (Journal of
Public Health Research and Development), 2(4), 510–519.
Dyas Husnan Khair, M., Sriatmi, A., Kurniawan Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, B., &
Kesehatan Masyarakat, F. (2018). ANALISIS PERBEDAAN PROSES PEMBENTUKAN POS
UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK) DI KOTA SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
6(4), 51–61.
Handayani, Putri., Ahmad. Irfandi., Program Masyarakat, S. K., & Kesehatan, I.-I. (2019). Analisis
Situasi Penerapan Kesehatan Kerja Pada Puskesmas Di Wilayah Jakarta Barat Tahun 2018.
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM), 7(1), 01–07.
ILO. (2018). Rekomendasi mengenai Daftar Penyakit Akibat Kerja dan Rekaman serta Notifikasi
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Berita Negara Indonesia Kemenkes.Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 100. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 100 Tahun 2015
“ Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi ”.
Putri, A. A. (2018). Upaya pembentukkan Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi Wilayah Kerja
Puskesmas. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), 84–94.
Siregar, M. A., & Utami, T. N. (2022). ANALISIS PELAYANAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA
PEKERJA INFORMAL DI MEDAN SUNGGAL. (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
SNKM VI
Masyarakat), 7(2), 2502–2731.

SNKM VI

You might also like