Professional Documents
Culture Documents
Skripsi NISFADANA WISUDAWAN ADITAMA
Skripsi NISFADANA WISUDAWAN ADITAMA
Oleh
NISFADANA WISUDAWAN ADITAMA
NIM. 1503035029
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
KARAKTERISTIK PEMPEK IKAN LELE DENGAN
SUBSTITUSI TEPUNG TULANG IKAN LELE SEBAGAI
BAHAN FORTIFIKAN KALSIUM
Oleh
NISFADANA WISUDAWAN ADITAMA
NIM. 1503035029
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
ABSTRACT
Kata kunci: fortifikasi kalsium, pempek ikan lele, proksimat, sensoris, tepung
tulang ikan lele
RIWAYAT HIDUP
Bismillahirrahmanirrahim
Terimakasih kepada Allah SWT yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
pengetahuan, kekuatan, serta umur panjang sehingga dapat memberikan kado
kecil berupa skripsi ini kepada kedua orang tua.
Dosen pembimbing dan Dosen Penguji yang menjadi teladan bagi saya,
terimakasih telah memberi ilmu dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
Semua yang telah hadir dalam hidup saya, teman-teman dan sahabat.
Terimakasih telah mendukung dan memberi semangat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat izin
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan doa restu, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan dan
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan, staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman yang telah memberikan fasilitas dan kenyamanan kepada
penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian.
2. Staf pengajar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan khususnya dalam bidang pertanian
kepada penulis. Staf administrasi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang
telah memberikan fasilitas dan pelayanan kepada penulis hingga akhir
penyelesaian skripsi.
3. Ibu Dr. Aswita Emmawati S.TP., M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Sulistyo Prabowo S.TP., M.P., M.P.H., Ph.D selaku dosen pembimbing II,
yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, mengarahkan, dan
memotivasi penulis hingga terselesaikan skrispsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Bernatal Saragih, SP., M.Si dan Ibu Marwati, S.TP., M.P
selaku dosen penguji I dan penguji II yang telah mengoreksi dan memberi
masukan hingga terselesainya skripsi ini.
5. Kepala Laboratorium dan Laboran Laboratorium Pengolahan dan
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian dan Laboran Kimia dan Biokimia Hasil
Pertanian.
6. Yuly, Endah, Renni, Arif, Riris, Lisna, Putri, Ajijun dan Indah yang selalu
mendukung, mendoakan, dan memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca.
x
DAFTAR ISI
xi
B. Saran............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 31
LAMPIRAN ............................................................................................ 35
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil rata-rata uji organoleptik pempek ikan lele dengan substitusi
tepung tulang ikan lele ........................................................................ 10
2. Hasil rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap sifat hedonik dan
mutu hedonik pempek ikan lele dengan substitusi tepung tulang ikan
lele ...................................................................................................... 16
3 Hasil rata-rata uji proksimat pempek ikan lele dengan substitusi
tepung tulang ikan lele ........................................................................ 21
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Diagram alir kerangka berfikir penelitian ......................................... 8
2. Diagram alir pembuatan pempek ikan lele ....................................... 12
3. Nilai Hedonik Warna Pempek Ikan Lele .......................................... 17
4. Nilai Mutu Hedonik Warna Pempek Ikan Lele.................................. 17
5. Nilai Hedonik Aroma Pempek Ikan Lele ........................................... 18
6. Nilai Mutu Hedonik Aroma Pempek Ikan Lele ................................. 18
7. Nilai Hedonik Rasa Pempek Ikan Lele .............................................. 19
8. Nilai Mutu Hedonik Rasa Pempek Ikan Lele .................................... 19
9. Nilai Hedonik Tekstur Pempek Ikan Lele .......................................... 20
10. Nilai Mutu Hedonik Tekstur Pempek Ikan Lele ............................... 20
11. Kadar Air Pempek Ikan Lele ............................................................ 21
12. Kadar Abu Pempek Ikan Lele .......................................................... 22
13. Kadar Kalsium Pempek Ikan Lele .................................................... 23
14. Kadar Protein Pempek Ikan Lele ..................................................... 24
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Hedonik Warna ................................................................................. 37
2. Hedonik Aroma ................................................................................. 37
3. Hedonik Rasa .................................................................................... 38
4. Hedonik Tekstur ................................................................................ 39
5. Mutu Hedonik Warna ........................................................................ 39
6. Mutu Hedonik Aroma ....................................................................... 40
7. Mutu Hedonik Rasa........................................................................... 41
8. Mutu Hedonik Tekstur ...................................................................... 41
9. Kadar Air ........................................................................................... 42
10. Kadar Abu ......................................................................................... 43
11. Kadar Kalsium .................................................................................. 43
12. Kadar Protein .................................................................................... 44
13. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 46
xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan lele merupakan ikan yang mudah dibudidayakan di Kalimantan
Timur tepatnya di Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Ikan
lele menjadi bagian konsumsi harian masyarakat sebagai asupan protein. Ikan
lele baru dimanfaatkan dagingnya saja untuk konsumsi sedangkan bagian tulang
belum dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan tulang ikan lele adalah dengan
mengolahnya menjadi tepung sebagai sumber kalsium. Tepung tulang ikan
adalah bahan dari hasil penggilingan tulang ikan setelah mengalami
pengeringan kurang lebih 24 jam. Produk ini mempunyai kandungan kalsium
dan fosfor yang cukup tinggi, Tepung tulang ikan berpotensi untuk bahan
fortifikan kalsium. Tepung tulang ikan lele memiliki kandungan kalsium yang
cukup tinggi yaitu 17.47 mg/100 gr [ 1 ] . Potensi tulang ikan lele mencapai
15- 20% dari berat tubuhnya [2].
Ikan lele adalah jenis ikan yang berpotensi untuk dimanfaatkan tulangnya
berdasarkan ketersediaannya. Hasil data badan pusat statistik tahun 2019
menunjukkan banyaknya produksi ikan lele yaitu 1.189.9 ton/tahun di
Kalimantan Timur. Banyak masyarakat yang memiliki Usaha Kecil Menengah
(UKM) yang memproduksi ikan lele untuk dijadikan produk amplang ikan lele
serta dikonsumsi sehari-hari. Ikan lele diminati oleh masarakat dan produksi
olahannya saat ini terus meningkat [3].
Pempek adalah makanan yang cukup diminati oleh masyarakat pada
umumnya, makanan khas kota Palembang ini dibuat dari berbagai jenis ikan
sebagai bahan bakunya, antara lain ikan tenggiri, ikan, tongkol, ikan belida dan
ikan air tawar lainnya.. Penggunaan ikan lele sebagai bahan baku diharapkan
mampu menekan biaya produksi pempek.
Pengolahan tulang ikan lele yang sudah menjadi tepung dapat menjadi
solusi pemanfaatan limbah ikan lele, sekaligus berguna sebagai fortifikasi
kalsium pada beberapa jenis makanan, amplang, kerupuk bahkan pempek
2
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian diharapkan dapat berkontribusi mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama di bidang fortifikasi pangan menggunakan
kalsium dengan pemanfaatan tulang ikan.
2. Memberikan informasi mengenai pengaruh fortifikasi tepung tulang
ikan lele terhadap sifat fisika kimia pempek ikan lele.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kalsium dalam tulang ikan lele dapat dijadikan bahan untuk fortifikasi
kerupuk ikan lele sehingga dapat meningkatkan kandungan kalsium di dalam
kerupuk ikan lele itu sendiri.
B. Tepung Tulang Ikan
Tepung tulang ikan dibuat dengan menghaluskan tulang sehingga menjadi
tepung dengan proses pengeringan terlebih dahulu, tepung tulang ikan menjadi
pilihan karena bahan ini belum banyak dimanfaatkan pada beberapa produksi
yang melibatkan daging ikan itu sendiri, maka dalam kasus ini para peneliti
mencoba memanfaatkan limbah produksi sebagai bahan fortifikasi kalsium.
Kandungan gizi pada tepung tulang ikan lele antara lain kadar air 11.34
%, abu 59.49%, protein 23.86%, lemak 0.96%, karbohidrat (%) 4.35%, dan
kadar kalsium 17.47%. Kandungan kalsium pada tepung tulang ikan lele lebih
besar dibandingkan tepung tulang ikan lain, contohnya pada tepung tulang ikan
mayung yang memiliki kadar kalsium 12,8 mg/100 gr dan 15,2 mg/100 gr dalam
ikan mata besar [1].
Pembuatan tepung tulang ikan dimulai dengan penyiapan bahan. Tulang
ikan lele segar yang diambil dari industri pengolahan ikan lele tanpa tulang,
Tulang ikan direbus selama 1 jam pada suhu ±80°C menggunakan panci
kukusan, Tulang ikan ditiriskan dan dicuci menggunakan air mengalir untuk
memisahkan daging ikan lele yang melekat di tulang ikan, kemudian tulang ikan
yang bersih direbus kembali selama 1 jam pada suhu ±80°C dan tulang ikan
dilunakkan menggunakan panci presto selama 1 jam dalam suhu 121°C, Tulang
ikan yang telah dipresto dikeringkan menggunakan ruang pengering dengan
suhu rata-rata 48°C selama 5 jam, Tulang ikan yang sudah kering, dihaluskan
menggunakan blender. Tulang ikan yang telah halus selanjutnya diayak dengan
ayakan 80 mesh [7].
Kebutuhan akan daging ikan pada bahan baku yang digunakan dalam
pengolahan pempek sangat besar. Bahkan peminat pempek tidak hanya di kota
asalnya namun di luar daerah-pun cukup banyak, salah satunya di Sumatera
Barat. Setiap daerah memiliki kondisi geografis yang beragam tentunya
mempunyai komoditas ikan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, pempek dapat
dibuat dengan memanfaatkan pangan lokal yang ada untuk meningkatkan
potensi perikanan, baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap di
antaranya yaitu ikan lele dan ikan cakalang [ 9 ] .
Ikan lele dumbo memiliki kandungan protein yang tidak kalah
dibandingkan dengan ikan tenggiri dan belida, selain jumlah produksinya tiap
tahun meningkat, juga mudah diperoleh [9]. Hasil tangkapan tenggiri secara
total lebih tinggi pada bulan April, Mei, dan Juni [10]. Oleh karena itu,
diperlukannya diversifikasi pangan dengan memanfaatkan jenis ikan lain yang
tingkat ketersediaannya terbilang tinggi, mudah didapatkan dengan harga yang
relatif murah.
Pempek menggunakan bahan ikan lele dengan komposisi masing- masing
(100 gr), tepung tapioka (80 gr), air es (40 gr), bawang putih (5 gr), garam (5
gr), dan minyak goreng (500 gr), menghasilkan hasil terbaik dalam segi kualitas
warna (kuning keemasan), (putih keabuan), aroma (bawang putih), aroma (tidak
amis), tekstur (kenyal), tekstur (berserat halus), dan rasa (gurih) [9].
D. Fortifikasi Kalsium
Fortifikasi adalah cara memperkaya dan menambahkan kandungan gizi
pada suatu bahan, fortifikasi juga bertujuan memperkaya zat gizi yang secara
alamiah tidak terkandung dalam bahan tersebut. Fortifikasi biasa dilakukan
pada beberapa bahan makanan contohnya adalah fortifikasi vitamin D pada
susu, fortifikasi vitamin pada tahu, fortifikasi protein pada susu pembentuk
masa otot, dan fortifikasi kalsium pada beberapa jenis makanan.
Fortifikasi kalsium merupakan cara menambahkan atau memperkaya
kandungan kalsium pada suatu bahan makanan, fortifikasi kalsium dilakukan
biasanya dengan bahan berbasis tulang, tulang dipakai karena dianggap
memiliki kandungan kalsium yang tinggi contohnya pada tulang sapi kandungan
7
A. Kerangka berpikir
Ikan lele merupakan salah satu sumber protein yang sangat umum dikonsumsi
masyarakat. Pemanfaatan ikan lele baru sebatas dagingnya saja untuk dikonsumsi.
Pengolahan ikan lele menghasilkan limbah berupa tulang ikan lele yang masih
terdapat kandungan gizi yakni kalsium. Pemanfaatan tulang ikan lele sebagai
fortifikan kalsium pada produk pempek ikan lele memiliki potensi yang baik dari
segi nilai gizi.
Penelitian ini memanfaatkan tulang ikan lele yang diolah menjadi tepung
tulang ikan lele sebagai substitusi tepung tapioka. Adapun perlakuan tepung
tulang ikan lele yang digunakan yakni P1 0% (kontrol), P2 3,2%, P3 6,4% dan
P4 9,6%. Parameter yang diamati dari pempek ikan lele terdiri dari kadar air,
kadar abu, kadar protein, kadar kalsium dan organoleptik.
B. Hipotesis
Adapun hipotesis di penelitian ini adalah subtitusi tepung tulang ikan
lele pada pempek ikan lele berpengaruh terhadap sifat sensoris dan sifat
fisikokimia dalam pempek ikan.
IV. METODE PENELITIAN
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini diawali dengan membuat tepung tulang ikan lele terlebih
dahulu dilanjutkan dengan menambahkan tepung tulang ikan lele dengan
10
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu penyiapan
11
daging ikan lele, penyiapan tepung tulang ikan lele dan pembuatan pempek ikan
lele.
1. Penyiapan daging ikan lele dan pemisahan tulang
Penyiapan daging ikan lele adalah dengan membersihkan ikan lele
terlebih dahulu lalu mengambil dagingnya dengan memisahkan daging dari
tulang dan kepala ikan lele, selanjutnya daging dan kulit dihaluskan dengan
menggunakan blender. Penyiapan tulang ikan lele dengan cara tulang di
bersihkan terlebih dahulu menggunakan air mengalir sebanyak 3 kali kemudian
di jemur di sinar matahari sekitar 2 jam sampai terlihat kering.
2. Penyiapan tepung tulang ikan lele
Penyiapan tepung tulang ikan lele dilakukan sesuai metode yang mengacu
pada Sari et al. (2013) [16] dengan modifikasi. Pembuatan tepung tulang lele
diawali dengan merebus tulang ikan lele selama 1 jam dengan suhu air mendidih
sampai daging ikan berwarna putih pucat, kemudian dilakukan pembersihan dan
pencucian tulang untuk menghilangkan sisa-sisa daging yang masih menempel.
Setelah dibersihkan, tulang ikan dilunakkan dengan menggunakan presto
Tepung tulang
ikan lele (0;
3,2; 6,4; 9,6) g
E. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut.
2. Analisis Proksimat
a. Analisis Kadar Air [8]
Cawan porselen dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran kemudian
dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC selama 15 menit. Setelah itu,
cawan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang
dan dicatat beratnya. Selanjutnya, bahan dengan berat ±5 gram
dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang kembali kemudian dicatat
beratnya. Setelah itu, cawan yang berisi sampel dikeringkan dalam oven
dengan suhu 105 oC selama 5 jam. Selanjutnya, sampel didinginkan di
dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang kemudian dicatat
beratnya. Setelah itu, cawan yang berisi sampel dipanaskan kembali di
dalam oven dengan suhu 105 oC selama 30 menit. Selanjutnya, cawan
didinginkan di dalam desikator selama 15 menit kemudian cawan
ditimbang dan dicatat beratnya. Perlakuan ini diulang hingga tercapai
berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut 0,02 gr). Kadar air
dihitung dengan menggunakan rumus :
Kadar Air = W2−W3 × 100%
W1
Keterangan :
W1 : berat sampel awal (gr)
W2 : berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (gr)
W3 : berat cawan dan sampe setelah dikeringkan (gr)
14
Keterangan :
W1 : berat sampel awal (berat sampel pada uji kadar air) (gr)
W2 : berat cawan (berat cawan porselin pada uji kadar air) (gr)
W2 : berat akhir (berat cawan + sampel setelah pengabuan) (gr)
c. Analisis Kadar Protein [9]
Penentuan N-total dengan cara Makro Kjeldahl yaitu sampel
sebanyak 0,1 gram, 2,5 mL H2SO4 pekat dan katalis sebanyak 1 gram
dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl kemudian larutan didestruksi dalam
lemari asam hingga menghasilkan larutan jernih kehijauan dan asap yang
ada di dalam labu Kjeldahl mulai berkurang. Setelah jernih kehijauan,
destruksi dilanjutkan kembali selama 15 menit. Setelah itu labu Kjeldahl
didinginkan. Setelah dingin, ditambahkan aquades sebanyak 50 mL,
larutan NaOH 50% sebanyak 10 mL dan boiling chips sebanyak 5 butir.
Selanjutnya, dilakukan destilasi dengan cara destilat ditampung dalam
erlenmeyer sebanyak 100 mL yang berisi 10 mL larutan H3BO3 jenuh dan
ditambahkan beberapa tetes indikator PP. Destilat ditampung sampai 40
mL. Larutan dititrasi dengan HCl 0,02 N atau % sampai berubah menjadi
warna biru dan dilakukan halyang sama terhadap blanko. Perhitungan N
15
Keterangan :
V KMnO4 = Volume titran (mL)
N KMnO4 = 0,1 N
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Organoleptik
Hasil rata-rata pengujian organoleptik hedonik dan mutu hedonik pempek
ikan lele dengan substitusi tepung tulang ikan lele dapat dilihat pada Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Hasil rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap sifat hedonik dan
mutu hedonik pempek ikan lele dengan substitusi tepung tulang ikan
lele
Konsentrasi Hedonik
tepung tulang
Warna Aroma Rasa Tekstur
ikan lele (%)
0,0 2,1±1,0a 2,2±0,9a 2,6±0,9a 2,5±0,9a
3,2 2,9±0,8a 2,8±0,8a 2,7±1,1a 2,6±1,1a
6,4 2,4±0,7a 2,6±0,7a 2,7±0,9a 2,5±0,9a
9,6 2,6±0,9a 2,3±0,9a 2,0±0,9a 2,4±2,8a
Mutu hedonik
0,0 2,4±0,5a 2,4±0,7a 2,4±0,5a 2,0±0,5a
3,2 2,5±0,5a 2,8±0,8a 2,6±0,4a 2,6±0,4a
6,4 2,4±0,6a 2,5±0,7a 2,5±0,5a 2,6±0,5a
9,6 2,6±0,6a 2,2±0,5a 2,5±0,6a 2,8±0,5a
Keterangan: huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh nyata
berdasarkan uji Friedman dengan taraf 5%.
17
2,5
2,0
1,5 hedonik
mutu hedonik
1,0
0,5
0,0
0 3,2 6,4 9,6
konsentrasi tepung tulang ikan lele (%)
3,5
3,0
organoleptik aroma
2,5
2,0
hedonik
1,5
mutu hedonik
1,0
0,5
0,0
0 3,2 6,4 9,6
konsentrasi tepung tulang ikan lele (%)
3,5
2,5
2,0
hedonik
1,5
mutu hedonik
1,0
0,5
0,0
0 3,2 6,4 9,6
konsentrasi tepung tulang ikan lele (%)
Berdasarkan hasil uji Friedman menunjukkan bahwa nilai mutu hedonik rasa
berpengaruh tidak nyata terhadap pempek dengan subtitusi tepung tulang ikan lele.
Nilai mutu hedonik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan pempek dengan
konsentrasi tepung tulang 3,2% dengan rata-rata sbesar 2,6 (agak berasa ikan) dan
rata-rata terendah terdapat pada pempek tanpa penggunaan tepung tulang ikan lele
dengan nilai rata-rata sebesar 2,4 (tidak berasa ikan).
20
5,0
organoleptik tekstur
4,0
3,0
hedonik
1,0
0,0
0 3,2 6,4 9,6
konsentrasi tepung tulang ikan lele (%)
2. Uji Proksimat
Hasil rata-rata pengujian proksimat pempek ikan lele dengan substitusi
tepung tulang ikan lele dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil rata-rata uji proksimat pempek ikan lele dengan substitusi
tepung tulang ikan lele
Konsentrasi Parameter (%)
tepung
Kadar
tulang ikan Kadar Air Kadar Abu Kadar Protein
Kalsium
lele (%)
0,0 62,19±2,46a 1,76±0,25a 0,11±0,00a 19,96±1,30a
3,2 61,79±2,73a 2,37±0,39b 0,48±0,01b 16,06±0,60b
6,4 58,05±0,75a 3,37±0,24c 1,23±0,02c 32,93±0,94c
Keterangan: Data (rata-rata ± standar deviasi) diperoleh dari 4 perlakuan dan 4 ulangan.
Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf α 5% Uji BNJ
a. Kadar Air
Nilai kadar air pempek ikan lele dengan substitusi tepung tulang ikan
lele dapat dilihat pada Gambar 11.
66,00%
a a
64,00%
Rata-ratakadar air (%)
62,00% a
60,00% a
58,00%
56,00%
54,00%
0,0 3,2 6,4 9,6
konsentrasi tepung tulang ikan lele (%)
Gambar 7. Kadar Air Pempek Ikan Lele dengan Substitusi Tepung Tulang
Ikan Lele
Keterangan : Diagram batang yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
adanya perbedaan tidak nyata.
22
b. Kadar Abu
Nilai kadar abu pempek ikan lele dengan substitusi tepung tulang ikan lele
dapat dilihat pada Gambar 12.
5,00%
c
4,50%
Rata-ratakadar abu (%)
4,00% b
3,50%
3,00% a
2,50% a
2,00%
1,50%
1,00%
0,50%
0,00%
0,0 3,2 6,4 9,6
konsentrasi tepung tulang ikan lele(%)
Gambar 8. Kadar Abu Pempek Ikan Lele dengan Substitusi Tepung Tulang
Ikan Lele
Keterangan : Diagram batang yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
adanya perbedaan nyata.
Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa nilai kadar
abu berpengaruh nyata pada perlakuan penggunaan tepung tulang ikan lele. Nilai
rata-rata kadar abu tertinggi diperoleh pada konsentrasi tepung tulang ikan lele
9,6% dengan nilai rata-rata sebesar 4,14±0,36% dan rata-rata terendah terdapat
pempek tanpa penggunaan tepung tulang ikan lele dengan nilai rata-rata sebesar
1,76±0,25. Hasil uji lanjut BNJ menunjukkan terdapat perbedaan di antara beberapa
perlakuan penggunaan tepung tulang ikan ikan lele terhadap kadar abu pempek ikan
lele.
23
c. Kadar Kalsium
Nilai kadar kalsium pempek ikan lele dengan substitusi tepung tulang ikan
lele dapat dilihat pada Gambar 13.
1,80% d
1,60%
Rata-ratakadar kalsium (%)
1,40% c
1,20%
1,00%
0,80%
0,60% b
0,40%
0,20% a
0,00%
0,0 3,2 6,4 9,6
Konsentrasi tepung tulang ikan lele (%)
Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 11) menunjukkan bahwa nilai rata-
rata kadar kalsium tertinggi diperoleh pada perlakuan tepung tulang ikan lele 9,6%
dengan nilai rata-rata sebesar 1,66±0,02% dan rata-rata terendah terdapat pada
kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 00,11±0,00%. Terdapat pengaruh yang nyata
pada penggunaan tepung tulang ikan lele terhadap kadar kalsium pempek ikan lele
berdasarkan uji sidik ragam. Hasil uji BNJ (Tukey test) menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata pada semua perlakuan konsentrasi tepung tulang
ikan lele terhadap kadar kalsium pempek ikan lele.
24
d. Kadar Protein
Nilai kadar protein pempek ikan lele dengan substitusi tepung tulang ikan lele
dapat dilihat pada Gambar 14 .
45,00%
d
40,00%
Rata-ratakadar protein (%)
35,00% c
30,00%
25,00%
a
20,00% b
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
0,0 3,2 6,4 9,6
konsentrasi tepung tulang ikan lele (%)
Gambar 10. Kadar Protein Pempek Ikan Lele dengan Substitusi Tepung
Tulang Ikan Lele
Keterangan : Diagram batang yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan adanya perbedaan nyata
B. Pembahasan
1. Sifat Organoleptik
a. Hedonik dan Mutu Hedonik Warna
Berdasarkan Hasil uji Friedman menunjukkan pempek dengan substitusi
tepung tulang ikan dan daging lele tidak berbeda nyata terhadap hedonik dan mutu
hedonik warna yang dihasilkan. Rata-rata hasil uji tingkat kesukaan terhadap atribut
warna pempek substitusi tepung tulang ikan dan daging lele berkisar antara 2,1
(tidak suka) sampai dengan 2,9 (agak tidak suka), sedangkan rata-rata pada mutu
hedonik warna antara 2,4 (coklat) sampai 2,6 (putih cenderung coklat).
Hasil penelitian Suman dan Joseph [17] menunjukkan bahwa perubahan
warna disebabkan oleh proses pemasakan sehingga terjadi denaturasi dari
myoglobin pada daging merah dan denaturasi yang diinduksi oleh panas akan
menghasilkan pigmen globin hemichrome (ferrihemochrome) yang menyebabkan
warna coklat pada produk olahan yang dimasak. Perubahan warna juga terjadi
akibat proses penggorengan sehingga menyebabkan reaksi maillard yang
disebabkan oleh terdegradasinya protein dalam bahan pangan [18].
tekstur antara 2,0 (agak keras dan tidak kenyal, agak lengket) sampai dengan 2,8
(sedikit keras dan kenyal, sedikit lengket).
Tesktur makanan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu protein, kandungan
pati, dan air [25]. Menurut Meilani [22] tekstur pempek yang halus dan kenyal
diakibatkan karena adanya kombinasi daging ikan dan tepung tapioka. Proses
pembentukan tekstur juga terjadi akibat adanya gelatinisasi pati saat proses
perebusan yang bertujuan agar protein terdenaturasi dan granula pati
mengembang. Pengembangan granula pati disebabkan oleh molekul-molekul air
yang melakukan penetrasi ke dalam granula dan terperangkap dalam susunan
molekul-molekul amilosa dan amilopektin. Fadhallah [26] menyebutkan bahwa
parameter tekstur juga diduga dipengaruhi oleh jumlah penggunaan tapung
tapioka, semakin banyak tapioka yang digunakan maka akan menghasilkam
tekstur pempek yang cenderung keras dan apabila jumlah tapioka cenderung
sedikit maka tekstur pempek akan lembut.
2. Uji Proksimat
a. Kadar Air
Kadar air merupakan sejumlah air yang terdapat dalam bahan pangan dan
merupakan salah satu komponen penting yang mempengaruhi kesegaran,
penerimaan, daya tahan dan mutu bahan pangan. Kadar air pada makanan terbagi
dalam tiga jenis yaitu makanan kering (<10%), makanan semi basah (15-50%) dan
makanan basah (>50%). Pempek termasuk makanan semi basah yang mengandung
kadar air cukup tinggi yaitu mencapai 50-60% dari berat basahnya [20].
Faktor yang diduga dapat mempengaruhi kadar air pempek ialah bahan yang
digunakan dan perbedaan jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan pempek.
Kadar air dalam suatu produk dapat dipengaruhi oleh bahan baku dan proses
pengolahan [27].
Perbedaan nilai kadar air yang dihasilkan diduga karena dalam pembuatan
pempek ikan lele digunakan bahan baku seperti air es dan tepung tapioka.
Penambahan air dalam adonan pempek diduga memengaruhi nilai kadar air yang
dihasilkan. Selain itu, dalam pembuatan pempek dilakukan perebusan sebelum
28
d. Kadar Protein
Protein merupakan senyawa kimia utama penyusun jaringan sel dan bagian
terbesar dari sumber pangan hewani. Protein pada pempek berperan dalam
pembentukan gel, terutama protein miofibril yang merupakan bagian terbesar
dalam protein ikan sebagai bahan baku pembuatan pempek. Protein ini terdiri dari
miosin, aktin, serta protein regulasi yaitu gabungan dari aktin dan miosin yang
membentuk aktomiosin. Pada pengolahan daging, protein miofibril mempunyai
peran sebagai struktur dan fungsi utama yaitu berinteraksi dengan komponen lain
dan dengan unsur nonprotein secara kimia dan secara fisik untuk menghasilkan
karakteristik produk yang dinginkan [31].
Tinggi rendahnya kadar protein diduga disebabkan oleh beberapa faktor
seperi jumlah/konsentrasi tepung tapioka dan tepung tulang ikan lele yang
ditambahkan pada bahan baku pempek. Selain penggunaan tepung tapioka,
penambahan tepung tulang ikan lele juga dapat mempengaruhi kadar protein yang
dihasilkan pada pempek. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
tepung tulang ikan lele yang digunakan maka semakin tinggi kadar protein yang
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena salah satu komponen penyusun tulang ikan
lele adalah protein [32]. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Siti
Mahmuda [1] , tulang ikan lele mengandung kadar protein sebesar 23,86%.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penambahan substitusi tepung ikan lele berpengaruh tidak nyata terhadap
sifat sensoris (hedonik dan mutu hedonik) dan kadar air pempek ikan lele,
tetapi berpengaruh nyata terhadap kadar abu, kalsium dan protein pempek
ikan lele.
2. Substitusi tepung ikan lele terbaik terdapat pada pempek dengan 9,6% tepung
tulang ikan lele, dengan nilai kadar air 58,80±2,12%; kadar abu 4,14±0,36; kadar
kalsium 1,66±0,02% dan kadar protein 38,32±0,39%.
B. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi tepung tulang ikan
lele yang digunakan diatas 9,6%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mahmuda, Siti. 2013. Pengaruh Substitusi Tepung Tulang Ikan Lele (Clarias
batrachus) Terhadap Kadar Kalsium, Kekerasan dan Daya Terima Biskuit.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 13 Juli 2022.
[2] Suwandi, Ruddi., Nurjanah., dan Winem Margaretha. 2014. Proporsi Bagian
Tubuh dan Kadar Proksimat Ikan Gabus Pada Berbagai Ukuran. JPHPI. Vol
17(1): 22-28
[3] BPS. 2017. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama.
https://www.bps.go.id/indicator/56/1513/1/produksi-perikanan-budidaya-
menurut-komoditas-utama.html. 13 Juli 2022.
[4] Aprianti, Khairunnisa. 2020. Pengaruh Penambahan Putih Telur Terhadap
Karakteristik Organoleptik dan Fisikokimia Kerupuk Substitusi Tepung
Tulang Ikan Gabus (Channa striata). Skripsi. Universitas Mulawarman,
Samarinda.
[5] Ubadillah, Anas dan Hersoelistyorini. 2010. Kadar Protein Dan Sifat
Organoleptik Nugget Rajungan Dengan Substitusi Ikan Lele (Clarias
gariepinus) (Protein Levels and Organoleptic Crab Nugget With Substitution
Catfish (Clarias gariepinus). Jurnal Pangan dan Gizi. Vol 01(2):45-54
[6] Ramadayanti, Rizky Amalia., Swastawati, Fronthea., dan Suharto, Slamet.
2019. Profil Asam Amino Dendeng Giling Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) Dengan Penambahan Konsentrasi Asap Cair yang Berbeda.
Indonesia Journal of Fiesher Science and Technology. Vol 14(2) : 136-140
[7] Darmawangsyah., Jamaluddin., dan Kadirman. 2016. Fortifikasi Tepung
Tulang Ikan Bandeng (Chanos chanos) Dalam Pembuatan Kue Kering. Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian. Vol 2 : 149-156
[8] Sugito., Ari., dan Hayati. 2006. The Use of Gabus (Ophicepallus strianus
blkr) Fillet Fish and Aplication of Freezing in Making Gluten Pempek.
Skripsi, Universitas Bengkulu. Bengkulu.
[9] Nofitasari, Neli. 2015. Pengaruh Penggunaan Jenis Ikan yang Berbeda
Terhadap Kualitas Pempek. Skripsi, Universitas Negeri Padang. Padang.
32
[10] Masturah, Hanifati., Hutabarat, Sahaka., dan Hartoko Agus. 2014. Analisa
Variabel Oseanografi Data modis Terhadap Sebaran Temporal Tenggiri
(Scomberomorus commersoni) Di Sekitar Selat Karimata. Diponegoro
Journal of Maquares. Vol 3(2) : 11-19
[11] Donri, Muhammad. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan HCL Dalam Proses
Pembuatan Gelatin Kulit Sapi Terhadap Mutu Gelatin yang Dihasilkan.
Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
[12] Husna, Asmaul., Handayani, Lia., dan Syahputra, Fauzi. 2020. Pemanfaatan
Tulang Ikan Kambing (Abalistes stellaris) Sebagai Sumber kalsium Pada
Produk Tepung Tulang Ikan. Aquatic Sciences Journal. Vol 7 (1) : 13-20.
[13] Muna, Nilnal., Agustina, Titin., dan Saptariana. 2017. Eksperimen Inovasi
Pembuatan Stik Bawang Substitusi Tepung Tulang Ikan Bandeng. Jurnal
Kompetensi Teknik. Vol 8 (2) : 53-60
[14] Nastiti, Aliffah Nurria., dan Christyaningsih, Juliana. 2019. Pengaruh
Substitusi Tepung Ikan Lele Terhadap Pembuatan Cookies Bebas Gluten dan
Kasein Sebagai Alternatif Jajanan Anak Autism Spectrum Disorder. Media
Gizi Indonesia. Vol 14 (1) : 35 – 43
[15] Mas’udah, Nazilah Alif., Fathimah., dan Pibriyanti, Kartika. 2021. Pengaruh
Substitusi Tepung Tulang Ikan Tongkol ( Euthynnus affini ) Terhadap Bakso
Gedebog Pisang Kepok ( Musa acuminate balbissiana colla ). Jurnal
Kesehatan Tambusai. Vol 2 (1) : 61-73
[16] Sari, Fitri., Ishartai, Dwi., Parnanto, Nur Heriyadi., dan Anam Chairul. 2013.
Pengaruh Penambahan Tulang Ikan Lele (Clarias sp.) dan Kacang Tunggal
(Vigna unguiculata) Terhadap Kandungan Kalsium dan Protein pada Susu
Jagung Manis (Zea mays saccharata). Jurnal Teknosains Pangan. Vol 2 (1) :
66-72
[17] Suman, Surendranath P., dan Joseph, Poulson. 2013. Myoglobin chemistry
and meat color. Annu. Rev. Food Sci. Technol. Vol 4 (1) : 79-93
[18] E. Himawati, Pengaruh Penambahan Asap Cair Tempurung Kelapa Destilasi
dan Redestilasi Terhadap Sifat Kimia, Mikrobiologi, dan Sensoris
(Decapterus spp) Selama Penyimpanan. Skripsi, Universitas Negeri
Surakarta. Surakarta
33
[19] Oksilia dan Pratama, F. 2018. Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensoris
Pempek Berbahan Dasar Pati Resisten Tipe III Tapioka. Prosiding Seminar
Nasional Litbangyasa Ind. Hal 164-175.
[20] Alhanannasir dan Murtado, Asep Dodo. 2020. Karakteristik Kimia Dan
Organolpetik Pempek Lenjer Kecil Kering Dengan Perlakuan Konsentrasi.
Jurnal Agroteknologi. Vol 14 (1) : 69-77
[21] Hasrati, E dan Rusnawati, R. 2011. Kajian Penggunaan Daging Ikan Mas
(Cyprinus carpio linn) terhadap Tekstur dan Cita Rasa Bakso Daging Sapi.
Jurnal Ilmu Pertanian. Vol 29 (1) : 24-40
[22] Srihari, E., Lingganingrum, F. S., Damaiyanti, D dan. Fanggih, N. 2015.
Ekstrak Bawang Putih Bubuk dengan Menggunakan Proses Spray Drying.
Jurnal Teknik Kimia. Vol 9 (2) : 62-68
[23] Yuliani., Marwati., Wardana, Hendri., Emmawati, Aswita., dan Candra
Krishna Purnawan. 2018. Karakteristik Kerupuk Ikan Dengan Substitusi
Tepung Tulang Ikan Gabus (Channa striata) Sebagai Fortifikan Kalsium.
JPHPI. Vol 21 (2) : 258-265
[24] Romalasari, A., Rahayu, W.E., dan Azzahra, H. 2020. Perbandingan Tepung
Sagu Dan Jenis Ikan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Pempek. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Rekayasa. Vol 2 (2) : 118 – 121
[25] Andari, G dan Nurliah. 2020. Daya Terima Pempek Terhadap Berbagai
Bahan Dasar Daging. Jurnal Agribisnis. Vol 3 (1) : 53-59
[26] Fadhallah, E. Ghanim., Nurainy, N., dan Suroso, E. Karakteristik Sensori,
Kimia dan Fisik Pempek dari Ikan Tenggiri dan Ikan Kiter pada Berbagai
Formulas. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol 21 (1) : 16 – 23
[27] Laiya, Nofliyanto., Harmain, Rita Marsuci., dan Yusuf, N. 2014. Formulasi
Tepung Tapioka, Tepung Sagu, Dan Tepung Maizena Pada Pengolahan
Kerupuk Ikan Gabus Substitusi Tepung Tulang Ikan Gabus ( Channa striata
). Vol 2 (2) : 81 – 87
[28] As, Yoedy., Nopianti, Rodiana., dan Lestari Susi. 2015. Pemanfaatan Surimi
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Tepung Rumput Laut
(Kappaphycus alvarezii) sebagai Bahan Baku Pempek. Jurnal Teknologi
Hasil Perikanan. Vol 4 (2) : 158-169
34
[29] Lalopua, Vonda M.N. dan Onsu Aria. 2021. Karakteristik Kimia dan
Organoleptik Kamaboko Surimi Tetelan Ikan Tuna. Jurnal Teknologi
Pertanian. Vol 10 (2) : 74-82
[30] Cahyaningtyas, Diah Ayu dan Yuliana, Indah. 2021. Pemanfaatan Tepung
Tulang Ikan Gabus (Channa striata) Dalam Pembuatan Sempol Sumber
Kalsium. Skripsi, Universitas Sriwijaya. Sumatera
[31] Idealistuti,. Suyatno., dan Mutatauwi’ah. 2021. Pengaruh Berbagai Formulasi
Surimi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepsinus) Terhadap Kadar Protein
Dan Tekstur Pempek. Jurnal Ilmu Teknologi Pangan. Vol 10 (1) : 29-34
[32] Putra, Affrizal Surya Utama .2019. Analisis Sifat Fisika, Kima Dan
Organoleptik Bakso Ikan Lele (Clarias batrachus) Dengan Penambahan
Kappa Karagenan Sebagai Sumber Serat Pangan. Skripsi, Universitas
Brawijaya. Malang
35
LAMPIRAN
36
Hedonik Warna
Friedman's Test
SUMSQ of Ri-
Number of Data, n 25 Rbar 112,5
Number of Sample,
k 4
Degree of Freedom: 3
Significance Level,
α: 0,05
p-Value 0,815572
Conclusion
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
Hedonik Aroma
Friedman's Test
SUMSQ of Ri-
Number of Data, n 25 Rbar 110
Number of Sample,
k 4
Degree of Freedom: 3
37
Significance Level,
α: 0,05
SSt 0,92
Sse 1,46667
Q 0,6262
p-Value 0,890413
Conclusion
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
Hedonik Rasa
Friedman's Test
SUMSQ of Ri-
Number of Data, n 25 Rbar 115,5
Number of Sample,
k 4
Degree of Freedom: 3
Significance Level,
α: 0,05
SSt 1,17
Sse 1,54000
38
Q 0,7584
p-Value 0,859379
Conclusion
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
Hedonik Tekstur
Friedman's Test
SUMSQ of Ri-
Number of Data, n 25 Rbar 112,5
Number of Sample,
k 4
Degree of Freedom: 3
Significance Level,
α: 0,05
p-Value 0,996186
Conclusion
39
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
SSt 0,06
Sse 1,50000
Q 0,0405
p-Value 0,997856
Conclusion
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
Number of Sample,
k 4
Degree of Freedom: 3
Significance Level,
α: 0,05
SSt 0,66
Sse 1,44667
Q 0,4579
p-Value 0,928043
Conclusion
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
p-Value 0,995199
Conclusion
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
SSt 1,48
Sse 1,38000
Q 1,0690
42
p-Value 0,784566
Conclusion
NOT SIGNIFICANT
DIFFERENT
Kadar Air
Equal Variance Test (Brown-Forsythe): Passed (P = 0,518)
Source of Variation DF SS MS F P
Between Groups 3 0,00357 0,00119 2,557 0,104
Residual 12 0,00559 0,000466
Total 15 0,00916
The differences in the mean values among the treatment groups are not great
enough to exclude the possibility that the difference is due to random sampling
variability; there is not a statistically significant difference (P = 0,104).
Kadar Abu
One Way Analysis of Variance 11 May 2022 22:19:13
43
Source of Variation DF SS MS F P
Between Groups 3 0,00134 0,000445 44,297 <0,001
Residual 12 0,000121 0,0000100
Total 15 0,00146
The differences in the mean values among the treatment groups are greater than
would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P =
<0,001).
Kadar Protein
ne Way Analysis of Variance 11 May 2022 22:21:55
Source of Variation DF SS MS F P
Between Groups 3 0,133 0,0443 575,014 <0,001
Residual 12 0,000925 0,0000771
Total 15 0,134
The differences in the mean values among the treatment groups are greater than
would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P =
<0,001).
Kadar Kalsium
One Way Analysis of Variance 11 May 2022 22:24:42
Source of Variation DF SS MS F P
Between Groups 3 0,00000592 0,00000197 9968,958 <0,001
The differences in the mean values among the treatment groups are greater than
would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P =
<0,001).