Professional Documents
Culture Documents
Kemana Uang Diatas TV Itu
Kemana Uang Diatas TV Itu
Oleh : Istikomah
Sore itu anak-anak kelas V belajar kelompok di rumah Rini. Mereka mengerjakan
“Rin, kamu tahu uang ibu yang di atas TV tidak?” tanya Bu Hasna pada Rini.
Hari ini di Sekolah ada bazar buku.Beberapa anak membeli buku-buku yang mereka
“Eh lihat, , , Rini membeli tiga buah buku sekaligus. Banyak sekali uangnya.” Kata Ima
“Tapi kamu ingat peristiwa kemaren nggak? Sudah tiga kali uang Bu Hasna yang di
atas TV hilang tanpa tahu siapa yang mengambilnya. “ Sela Ima lagi.
“Terus kamu pikir uang itu diambil Rini dan digunakan untuk membeli buku-buku
“Tapi kita tak boleh berprasangka buruk pada orang lain, itu sama juga dengan fitnah
“Apa mungkin anak sebaik dan secerdas Rini bisa melakukan hal serendah itu...” kata
Sepulang Sekolah Yenni dan Ima bermain ke rumah Rini. Tapi mereka harus
menunggu dulu karena Rini sedang disuruh Bu Hasna mengantarkan kue ke rumah tantenya.
“Bu, apa uang ibu yang hilang kemaren sudah ketemu?” Tanya Ima kemudian.
“Belum, tapi nggak apalah. Tak terlalu banyak kok, paling juga ibu lupa naruh.”
Jawab Bu Hasna.
Kemudian Ima mulai menceritakan bahwa tadi sewaktu di sekolah Rini membeli tiga buah
buku sekaligus, dan Ima juga menanyakan apakah itu uang dari Bu Hasna atau bukan. Bu
Hasna jadi heran, darimana Rini mendapat uang itu? Padahal Bu Hasna tak pernah
“Waalaikumsalam. Rin, Ima dan Yenni sudah menunggu tuh.”Bu Hasna menunjuk
“Rin, kamu beli buku baru ya?” tanya bu Hasna kemudian setelah Rini duduk
“Iya bu, bahkan Rini beli tiga sekaligus.” Jawab Rini dengan perasaan senang.
“O ya...? buku apa saja, boleh ibu lihat ?” Bu Hasna bertanya dengan penuh hati-hati.
Rini beranjak meninggalkan ibu dan kedua temannya menuju kamar dan tak lama kemudian
“Ini kamus Bahasa Inggris bu, harganya Rp.15.000,- dan ini kumpulan rumus-rumus
Mate-matika harganya Rp.8.000,- sedang ini buku RPUL yang harganya Rp.12.000,- Jadi
semuanya Rp.35.000,- tapi maaf bu, Rini tidak minta izin dulu pada ibu kalau akan membeli
buku-buku ini.” Jawab Rini dengan memperlihatkan ketiga buku yang telah dibelinya itu.
“Tidak apa-apa, selama buku itu bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk
kamu, ibu juga senang kok.Tapi darimana kamu dapat uang sebanyak itu?” Tanya Bu Hasna
“Kalau memang kamu yang mengambil uang ibu yang diatas TV kemarin dan kamu
gunakan untuk membeli buku-buku ini tak apa-apa, tapi kamu harus jujur. Ibu tak suka kalau
kamu mengambil uang tanpa izin, itu sama halnya dengan mencuri. Sekecil apapun itu.” Bu
Hasna terus berkata tanpa memberi kesempatan Rini untuk memberikan penjelasan.
“iya Rin, ngaku aja . Ibu kamu kan ga akan marah kalau memang uang itu kamu yang
“Iya Rin, kita nggak suka lho kalau punya teman tukang bohong apalagi suka
mencuri...jujur saja...” Ima ikut menyela. Rini terkejut, wajahnya pucat. Ibu dan teman-
membasahi pipinya.
“Assalamualaikum...” Tiba-tiba Pak Yanto ayah Rini pulang dari tempat kerjanya.
koleksi di akuarium kita , bagus kan?” Pak Yanto memperlihatkan plastik berisi ikan-ikan hias
kecil di tangannya.
“Lho kok pada diam. Rin, lihat yang ayah bawa. Kamu nangis, Rin? Ada apa ini?” Pak
“Itu yah, Rini mengambil uang ibu untuk beli buku. Ibu sih nggak apa-apa asal ia jujur
“Tidak yah, Rini menangis bukannya tak mau mengaku. Tapi Rini kecewa sama
tuduhan itu. Padahal Rini membeli buku-buku itu dari uang saku yang selama ini Rini
kumpulkan. Ibu dan teman-teman terus memojokan Rini tanpa memberi kesempatan Rini
“Ya sudah, Ayah percaya kok, bahkan bangga sama kamu , Rin.Memangnya uang ibu
“Tiga kali... sepuluh ribuan yah, ibu taruh diatas TV.” Jawab Bu Hasna.
“Hahaha...makanya bu , kalau belum ada bukti jangan suka menyimpulkan sesuatu yang
belum pasti.uangnya Ayah yang ambil bu, ini sudah jadi ikan hias...”Semua seisi ruangan
tertawa lepas.