Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 46

PRAKTIK KERJA LAPANG

PELAKSANAAN ADMINISTRASI AKUNTANSI DAN


PERPAJAKAN PADA PT MITRA MAKMUR SEJATI
UTAMA LOGISTICS

Laporan Akhir
Praktik Kerja Lapang

Oleh:
Yona Okterianda
20755076

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2024
PRAKTIK KERJA LAPANG
PELAKSANAAN ADMINISTRASI AKUNTANSI DAN
PERPAJAKAN PADA PT MITRA MAKMUR SEJATI
UTAMA LOGISTICS

Laporan Akhir
Praktik Kerja Lapang

Oleh :
Yona Okterianda
20755076

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2024
RINGKASAN

PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics merupakan sebuah perusahaan


yang berdomisili di Bandar Lampung dan merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang ekspedisi atau jasa angkut darat. PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics menyediakan layanan transportasi untuk mengangkut produk
kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng, gula, tepung, susu formula, sabun,
dan minuman kemasan. Produk-produk tersebut dikirimkan ke wilayah
Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera. Selain itu, PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistics juga menyewakan alat berat yang diperlukan
dalam proyek konstruksi, pertambangan, atau keperluan industri lainnya. Contoh
alat berat yang disewakan adalah excavator, dump truck, bulldozer.
Praktik Kerja Lapang dilaksanakan sejak tanggal 18 September 2023
sampai dengan tanggal 2 Februari 2024. Praktik kerja lapang dilaksanakan pada
hari kerja, yaitu hari Senin sampai Jumat. Kegiatan praktik kerja lapang yang
diberikan antara lain melakukan pengecekan voucher kas masuk dan keluar,
melakukan penjurnalan transaksi perusahaan, menginputkan faktur pajak PPN,
serta melaporkan SPT masa PPN dan PPh Pasal 21 dan 23.
Selama pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang staff PT Mitra Makmur
Sejati Utama Logistics membimbing dan membantu penulis untuk mengerjakan
tugas yang diberikan. Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang menggunakan
bantuan, antara lain komputer dan laptop, aplikasi e-Faktur dan e-SPT, situs
perpajakan seperti DJP Online, e-Faktur, dan Online Pajak. Staff PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistics selain mengajarkan terkait administrasi akuntansi
dan perpajakan juga mengajarkan terkait pengarsipan dokumen-dokumen penting
perusahaan seperti dokumen invoice dan voucher kas.
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapang tahun
2024 yang berjudul Laporan Praktik Kerja Lapang pada PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat berdasarkan kegiatan
praktik kerja lapang yang telah dilaksanakan di PT Mitra Makmur Sejati Utama
Logistics sebagai salah satu pemenuhan mata kuliah Praktik Kerja Lapang (PKL).
Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang ini dilakukan sejak tanggal 18
September 2023 sampai 02 Februari 2024 dengan penuh tanggung jawab.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberi dukungan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang sampai dengan
penyusunan laporan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya sehingga
pelaksanaan Praktik Kerja Lapang dapat berjalan dengan lancar.
2. Arif Makhsun, S.E., M.S.Ak. selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Bisnis
Politeknik Negeri Lampung.
3. Damayanti, S.E., M.M., Akt., CA, BKP. selaku Koordinator Program
Studi Akuntansi Perpajakan Politeknik Negeri Lampung.
4. Dr. Anita Kusuma Dewi, S.E., M. Com., Acc. selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan saran kepada penulis.
5. Yenny Priscilla Sumadi selaku Direktur PT Mitra Makmur Sejati Utama
Logistics yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan program Praktik Kerja Lapang di PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics.
6. Rohermiyanti, S.E. selaku Pembimbing Lapang Praktik Kerja Lapang
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi serta dukungan
dan semangat sehingga pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini dapat
berjalan dengan lancar.
7. Keluarga besar PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics yang telah
banyak membantu penulis serta memberikan bimbingan kepada penulis.
ii

8. Kelompok Praktik Kerja Lapang Zahidah Zahra dan Nenden Indah


Nawangsih yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapang.
Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan praktik kerja
lapang yang telah dilaksanakan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Sehingga, penulis mengharapkan
saran dan kritik serta masukan guna perbaikan di masa mendatang. Penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan juga bermanfaat bagi penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 15 Januari 2024

Penulis
iii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 3
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................ 3
1.4 Waktu Metode Pelaksanaan ............................................................... 4

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Letak Geografis Perusahaan............................................................... 6
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan .............................................................. 6
2.3 Ruang Lingkup Usaha........................................................................ 8
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................... 8

III. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG


3.1 Rencana Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang...................................... 14
3.2 Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ........................................... 15
3.3 Pembahasan ....................................................................................... 16

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 31
4.2 Saran .................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34

LAMPIRAN ..................................................................................................... 35
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal dan Jam Kerja Kegiatan Praktik Kerja Lapang ........................ 3

2. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ........................................... 4


v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Letak Geografis PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics ............... 6

2. Logo PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics .................................. 7

3. Struktur Organisasi PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics ........... 10


1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia bisnis yang begitu kompleks dan dinamis mendorong perusahaan
harus mampu mengelola keuangannya. Akuntansi tak hanya terkait dengan
kewajiban hukum yang harus dipenuhi perusahaan, tetapi akuntansi memiliki
peranan yang krusial dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Akuntansi
merupakan sebuah sistem pengukuran, pelaporan, dan analisis transaksi
keuangan yang tidak hanya mencatat sejarah keuangan perusahaan, tetapi
juga memberikan gambaran masa depan yang kritis.
Akuntansi mampu mendukung kesehatan finansial dan kelangsungan
hidup perusahaan. Akuntansi menjadi sebuah dasar dalam pengambilan
sebuah keputusan agar dapat mengoptimalkan pengelolaaan sumber daya
finansial perusahaan. Peranan akuntansi bagi perusahaan tidak hanya terbatas
pada pelaporan tetapi lebih dari itu dan mencakup aspek vital perusahaan.
Perusahaan memiliki tanggung jawab dan kewajiban kepada negara
untuk membayarkan pajak sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun
2007 yang menyatakan bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang sifatnya memaksa
dengan tidak menerima imbalan secara langsung dan sebesar-besarnya
digunakan untuk keprluan negara guna kemakmuran rakyat.
Perusahaan sebagai wajib pajak harus memenuhi kewajiban
perpajakannya dalam hal pembayaran pajak kepada pemerintah. Kewajiban
perpajakan tersebut berbeda untuk setiap perusahaan yang disesuaikan
dengan jenis bisnis, skala operasi, dan peraturan pajak yang berlaku di
wilayah perusahaan beroperasi. Ada berbagai jenis pajak yang berlaku di
Indonesia yang pemungutannya telah diatur dengan undang-undang. Dari
banyaknya jenis pajak, PPh Badan, PPN, PPh Pasal 21/26, PPh 22, PPh 23,
dan pajak daerah merupakan beberapa jenis pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan sebagai wajib pajak.
Namun, dalam praktiknya tidak semua perusahaan menjalankan
2

kewajibannya sebagai wajib pajak. Banyak perusahaan yang melakukan


tindakan melanggar aturan dan ketentuan perpajakan yang berlaku seperti
tidak membayarkan pajak terutang, tidak lapor SPT, memalsukan transaksi
atau faktur, memanipulasi laporan keuangan, hingga penggelapan pajak.
Tindakan melanggar hukum tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi
negara sebagai contoh dilansir dari CNBC Indonesia (15 Januari 2024, 11.31)
negara harus menanggung kerugian sebesar Rp110 miliar akibat tindakan
pemalsuan faktur pajak yang dilakukan oleh tersangka AY melalui PT EIB.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya akuntansi dalam pengelolaan
keuangan perusahaan dan juga perlunya pemahaman yang mendalam terkait
konsekuensi atas pelanggaran pajak guna menjaga integritas perusahaan.
Pelanggaran pajak yang dilakukan perusahaan tak hanya dapat menyebabkan
kerugian materil semata tetapi juga mengancam keberlangsungan perusahaan.
Sistem akuntansi dan perpajakan yang baik memberikan keuntungan baik
materil maupun non materil bagi perusahaan. Semakin baik sistem akuntansi
dan perpajakan akan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan
menyediakan informasi keuangan yang akurat.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu mengelola
keuangan dengan baik sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya finansial
milik perusahaan dan penting bagi perusahaan untuk memahami
kewajibannya sebagai wajib pajak dan menjalankan kewajiban
perpajakannya. Hal ini perlu dilakukan karena berdampak besar terhadap
kegiatan operasi perusahaan. Hambatan yang muncul dalam kegiatan operasi
perusahaan terkait pengelolaan keuangan dan kewajiban perpajakan
perusahaan dapat diatasi dengan mempersiapkan departemen akuntansi dan
pajak untuk memastikan pengelolaaan keuangan yang baik dan memastikan
terpenuhinya kewajiban perpajakan perusahaan. Oleh karena, itu PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistics mempersiapkan departemen Accounting &
Tax yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan perusahaan dan
pemenuhan kewajiban perpajakan PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics.
3

1.2 Tujuan
Praktik Kerja Lapang dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan
pengalaman kerja dan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu dalam
praktik kerja sesungguhnya yang pelaksanaannya dibimbing oleh pembimbing
lapang yang berada di tempat PKL.
Tujuan dari Kegiatan Praktik Kerja Lapang ini, yaitu:
a. Mengetahui dan mempelajari administrasi akuntansi dan perpajakan di PT
Mitra Makmur Sejati Utama Logistics.
b. Mengetahui dan mempelajari terkait PPh pasal 21, 23, dan PPN.
c. Mengetahui dan mempelajari terkait akuntansi perpajakan.
d. Mengetahui dan mempelajari terkait prosedur penggunaan aplikasi PPh
dan PPN.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penulis melaksanakan kegiatan praktik kerja lapang selama 5 bulan
terhitung sejak tanggal 18 September 2023 sampai dengan 02 Februari 2024.
Kegiatan praktik kerja lapang dilaksanakan setiap hari Senin s.d. Jumat
dengan jam kerja mulai dari jam 08.30-16.00 WIB yang dapat dilihat pada
tabel 1.

Tabel 1. Jadwal dan Jam Kerja Kegiatan Praktik Kerja Lapang


No Hari Jam Kerja
1 Senin 08.30 s.d 16.00
2 Selasa 08.30 s.d 16.00
3 Rabu 08.30 s.d 16.00
4 Kamis 08.30 s.d 16.00
5 Jumat 08.30 s.d 16.00

Tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di kantor


administrasi PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics, yang beralamat di
Jalan Untung Suropati No. 205 Labuhan Ratu, Kec. Kedaton, Kota Bandar
Lampung, Provinsi Lampung 35141.
4

1.4 Waktu Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan praktik kerja
lapang ini dilakukan secara berkelompok. Kelompok praktik kerja lapang
pada PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics terdiri dari tiga orang dari
program studi yang sama, yaitu Prodi Akuntansi Perpajakan. Selama
pelaksanaan Praktik Kerja Lapang metode yang digunakan, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berkomunikasi dan bertanya terkait
proses kegiatan pekerjaan yang dilakukan kepada staf mengenai prosedur
administrasi akuntansi dan perpajakan.
b. Observasi
Selama PKL observasi dilakukan dengan melihat, mengamati,
mencatat, dan memahami proses kerja yang ada terkait prosedur
administrasi akuntansi dan perpajakan pada PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics.
c. Keterlibatan dalam pekerjaan
Terlibat secara langsung dalam proses administrasi akuntansi dan
pemenuhan kewajiban perpajakan yang ada di PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen, data, dan
gambar dari hasil observasi di PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics.

Praktik yang dilaksanakan ialah sebagaimana tugas yang telah


diberikan oleh pembimbing lapang yang diringkas dalam tabel 2.
5

Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang


No Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan

1 Akuntansi
a. Membuat dan mencetak voucher kas masuk dan Minggu ke-: 1, 2,
keluar 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
b. Mendata nomor akun kendaraan 10, 11, 12, 13, 14,
c. Melakukan pengecekan berkas purchase order 15, 16, 17, 18, 19,
d. Mengecek berkas invoice 20.
e. Menginput data pengeluaran kas
f. Menjurnal transaksi perusahaan

2 Perpajakan
Minggu ke-: 1, 2, 10,
a. Membuat faktur pajak keluaran PPN menggunakan
16, 17, 18, 19, 20.
aplikasi e-Faktur
b. Membuat SPT Masa PPh 21 menggunakan aplikasi e-
SPT
c. Membuat SPT Masa PPN di dalam aplikasi
e-Faktur
d. Membuat bukti potong PPh 23 dan PPh 21
e. Membuat ID billing untuk pembayaran PPh dan PPN
f. Melaporkan SPT Masa PPh 21 dan PPN

Sumber: Data Diolah Penulis, 2024.


6

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Letak Geografis Perusahaan


PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics terletak di Jalan Untung
Suropati No. 205, Labuhan Ratu, Kec. Kedaton, Bandar Lampung, Provinsi
Lampung 35141. PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics melakukan
pengiriman barang yang diminta pelanggan ke berbagai daerah di Indonesia
seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera. PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics akan memuat berbagai produk pelanggan dan mengantarnya
dengan truck.

Gambar 1. Letak Geografis PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics

2.2 Sejarah Singkat Perusahaan


PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics adalah sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang pemberian jasa angkut darat atau ekspedisi. PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistics didirikan oleh wirausahawan bernama Yenny
Priscilla Sumadi di tahun 2004. PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics
akan memuat berbagai macam produk pelanggan dan mengantarkannya ke
berbagai tujuan yang diinginkan pelanggan.
PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics pada awal didirikan hanya
memiliki beberapa armada saja untuk menjalakan usaha jasa angkutnya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan masyarakat
akan jasa angkutan darat PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics
7

menambahkan jumlah armadanya hingga mencapai puluhan unit untuk


memenuhi permintaan angkutan dari pelanggan. PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan menerima
permintaan dari para pelanggan.
PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics menyediakan jasa angkut
untuk produk-produk kebutuhan masyarakat dari berbagai pabrik untuk
dikirimkan ke berbagai wilayah seperti Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Sumatera. PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics sebagai salah
satu perusahaan yang menyediakan jasa angkut atau ekspedisi telah
membantu para produsen dalam mendistribusikan produk-produknya. Jasa
ekspedisi kini telah menjadi salah satu jenis usaha yang dibutuhkan.
Data mengenai kantor PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics sebagai
berikut:
a. Nama Perusahaan : PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistic
b. Jenis Usaha : Jasa angkut darat dan sewa alat berat
c. Alamat Perusahaan : Jl. Untung Suropati No. 205, Labuhan
nnnnnnnnnnnnnnnn Ratu, Bandar Lampung, Lampung.
d. Telepon : (0721) 8014575/8014576
e. Fax : (0721) 8014577
f. Email : -
g. Berdiri : 2004
h. Nama Pemilik : Yenny Priscilla Sumadi

Gambar 2. Logo PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics


8

2.3 Ruang Lingkup Usaha


Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT Mitra Makmur Sejati Utama
Logistics adalah menyediakan jasa angkut darat atau jasa ekspedisi dan sewa
alat berat. Kegiatan usaha yang dijalankan antara lain mencakup berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan transportasi dan pengiriman barang
dengan menggunakan kendaraan darat khususnya truck. PT Mitra Utama
Makmur Sejati Logistics biasanya menawarkan jasa pengangkutan untuk
menggangkut dan mengirimkan barang yang berupa produk kebutuhan
sehari-hari seperti sabun, minyak goreng, tepung, susu formula, dari gudang
atau pusat distribusi ke berbagai titik tujuan sesuai keinginan pelanggan.
Selain jasa angkut darat PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics
juga menawarkan jasa penyediaan peralatan konstruksi kepada pelanggan
untuk keperluan proyek. Alat berat yang tersedia untuk disewakan antara lain
excavator, bulldozer, dump truck. PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics
telah berkerja sama dengan banyak pelanggan untuk menyediakan berbagai
alat berat yang digunakan dalam keperluan proyek.

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics terdiri
dari beberapa divisi. Gambar 3 dibawah ini merupakan struktur organisasi
dari PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics.

Gambar 3. Struktur Organisasi PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics


9

Secara garis besar terdapat 3 divisi di PT Mitra Makmur Sejati Utama


Logistics yang menjalankan tugas dan wewenangnya masing-masing.
Tugas dan tanggung jawab struktur organisasi PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris (Board of Commissioner)
Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang memiliki
tanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat
terhadap Direksi (manajemen eksekutif) supaya perusahaan dapat berjalan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang baik dan sesuai dengan kepentingan
pemegang saham. Tugas dan wewenang seorang dewan komisaris antara
lain, yaitu mengawasi kinerja dan manajemen perusahaan, memberi saran
kepada direksi terkait pengambilan keputusan strategi dan operasional
perusahaan. Memberikan persetujuan terhadap suatu kebijakan strategis,
perubahan signifikan.
b. Direktur
Direktur adalah organ eksekutif dalam suatu perusahaan yang memiliki
tanggung jawab atas manajmen operasional dan implementasi strategi
perusahaan. Tugas yang diemban oleh seorang direktur yaitu, mengelola
kegiatan operasional perusahaan, menjalankan kebijakan dan rencana
bisnis yang telah ditetapkan dewan komisaris, mengambil keputusan untuk
mencapai tujuan perusahaan, serta memastikan kebijakan perusahaan telah
diterapkan. Sehingga tujuan perusahaan mampu dicapai.
c. Manager Operasional
Manager operasional memiliki tugas untuk mengelola dan
menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Sebagai seorang
manager operasional tanggung jawab yang harus dikerjakan antara lain,
yaitu merancang dan menyusun rencana operasional yang sesuai dengan
tujuan dan strategi perusahaan, menentukan langkah untuk mencapai
tujuan perusahaan, serta memastikan kebijakan dan prosedur operasional
yang dijalankan di bawah pengawasan manajemen tingkat atas. Manajer
operasional harus memastikan kegiatan operasional berjalan sesuai
perencanaan.
10

d. Human Resources Development/GA


HRD memiliki peranan yang penting dalam mengelola sumber daya
manusia perusahaan. Adapun tugas dan wewenang seorang HRD adalah
menangani proses rekrutmen karyawan sesuai kebutuhan perusahaan,
menyusun program pengembangan dan pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan karyawan. HRD juga berperan dalam
pengembangan sumber daya perusahaan.
d. Marketing Supervisor
Marketing supervisor berperan dalam mengelola dan mengawasi
kegiatan pemasaran perusahaan. Tanggung jawab seorang marketing
supervisor adalah merencanakan pemasaran, pelaksanaan strategi
pemasaran, serta mengelola tim pemasaran. Marketing supervisor bertugas
memasarkan produk hingga ke pelanggan.
e. Manager Workshop
Manager workshop adalah orang yang memiliki tanggung jawab
untuk melakukan perawatan, pemeliharaan, dan perbaikam kendaraan serta
peralatan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Manager workshop bertugas memastikan seluruh kendaraan dalam kondisi
baik dan siap digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional
perusahaan. Kendaraan perusahaan juga harus mendapatkan perawatan
dan perbaikan secara rutin.
f. Manager Accounting
Manager accounting adalah orang yang bertugas untuk mengelola
keuangan perusahaan, membuat laporan keuangan, dan melaksanakan
kewajiban perpajakan perusahaan. Manager accounting memiliki tugas
untuk mengkoordinasikan para staff accounting untuk dapat menjalankan
tugasnya. Selain itu managr accounting juga bertugas untuk memenuhi
kewajiban perpajakan perusahaan.
g. Manager Finance
Manager finance adalah orang yang bertanggung jawab dalam
mengelola keuangan, perencanaan keuangan, dan mengatur startegi
keuangan perusahaan. Manager finance bertugas dalam pengelola
11

keuangan perusahaan agar optimal dan memberikan kuntungan bagi


perusahaan. Manager finance juga bertugas mngkoordinasikan staff
finance dalam menjalankan tugasnya.
h. Staff Umum
Staff umum adalah staff perusahaan yang bertugas untuk melakukan
berbagai tugas dan tanggung jawab yang dapat mendukung kegiatan
operasional perusahaan sehari-hari. Adapun tugas dari staff umum antara
lain menangani pekerjaan administratif perusahaan, penyusunan surat-
menyurat, dan menglola dokumen perusahaan. Staff umum bertugas dalam
memastikan kgiatan operasional dapat berjalan lancar.
i. Marketing
Divisi markting merupakan divisi yang bertanggung jawab dalam
pengembangan strategi pemasaran, memperluas jaringan pelanggan, dan
memastikan visibilitas perusahaan di pasar. Divisi marketing bertugas
untuk mengenalkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada calon pelanggan. Selain itu juga bertugas menjalankan rencana
pemasaran perusahaan.
j. Admin Service Team
Admin service team bertugas untuk mendukung kegiatan operasional
perusahaan melalui pemberian layanan kepada pelanggan secara efisien.
Admin Srvice team adalah yang bertugas melayani pelanggan secara
langsung serta menerima pertanyaan dan masukan dari pelanggan.
k. Stock
Stock bertanggung jawab atas manajemen dan pengelolaan persedian
barang yang terkait dengan operasi ekspedisi. Staff stock bertugas
melakukan pencatatan keluar masuknya barang atau stock. Selain itu staff
stock juga bertugas membuat pelaporan terkait jumlah stock yang tersedia.
l. Staff Accounting
Divisi accounting bertanggung jawab dalam mengelola aspek
keuangan perusahaan. Adapun tugas dan wewenang para staff yang berada
di divisi accounting adalah pencatatan transaksi, penyusunan laporan
12

keuangan, pengelolaan pajak dan manajemen asset dan liabilitas. Divisi


accounting juga bertugas dalam mengurus aspek perpajakan perusahaan.
m. Staff Finance
Divisi finance bertanggung jawab dalam mengelola aspek keuangan
perusahaan. Tugas dan wewenang bagi divisi finance antara lain
merencanakan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan, mengelola
aliran kas perusahaan untuk memastikan likuiditas memadai. Staff finance
juga bertugas dalam pembuatan voucher kas atas kluar masuknya uang.
Selain itu perusahaan juga bertanggung jawab dalam mengurus asuransi
untuk pegawai.
n. Transport Specialist
Transport specialist bertugas untuk mengelola dan mengoptimalkan
operasi pengangkutan dan distribusi barang. Transport specialist bertugas
memastikan barang yang dimuat dapat diantar ke tempat tujuan. Selain itu
juga bertugas mengatur terkait administrasi yang diperlukan dalam
pengataran barang seperti surat jalan.
o. Foreman Mechanics
Foreman Mechanics bertanggung jawab untuk mengawasi dan
memastikan kelancaran operasional kendaraan dan peralatan mekanik.
Tugas yang diemban antara lain mengawasi pemeliharaan rutin dan
perbaikan kendaraan operasional. Apabila terdapat keerusakan pada
kendaraan perusahaan maka foreman mechanics yang bertanggung jawab
untuk memperbaiki kendaraan tersebut. Selain itu secara rutin foreman
mechanics yang bertugas melakukan perawatan pada kendaraan
perusahaan untuk memastikan kendaraan selalu dalam kondisi siap
digunakan.
p. Cashier
Cashier atau kasir bertanggung jawab untuk mengelola transaksi
keuangan perusahaan, baik pengeluaran uang maupun penerimaan uang
untuk pembayaran dari berbagai pihak. Kasir yang bertugas memberikan
uang jalan Sebelum supir menganggkut barang. Kasir juga bertugas
mencatat keluar masuknya uang.
13

q. Driver
Driver adalah peranan yang paling penting dalam perusahaan
ekspedisi driver bertanggung jawab untuk menjalakan kegiatan operasional
perusahaan dalam pengiriman barang. Supir akan memperoleh uang jalan
sebelum berangkat mengangkut barang yang dapat digunakan untuk
membeli BBM dan uang makan selama perjalanan. Setelah sampai tujuan
supir nantinya juga akan sekaligus membongkar barang yang diangkutnya.
r. Mechanics/Helper
Seorang mekanik bertugas untuk memastikan bahwa kendaraan
perusahaan dalam keadaan operasional yang baik. Tugas dan wewenang
mekanik mencakup pemeliharaan, perbaikan, dan pemantauan kendaraan
untuk mendukung kelancaraan kegiatan operasional perusahaan. Mekanik
juga bertugas melakukan pengecekan secara rutin.
14

III. PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Rencana Pelaksanaan Magang


Rencana pelaksanaan praktik kerja lapang yang akan dilaksanakan
selama kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT Mitra Makmur Sejati Utama
Logistics mulai tanggal 18 September 2023 sampai dengan 02 Februari 2024
adalah sebagai berikut:
a. Capaian Pembelajaran : PPh Pasal 21
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi penghasilan yang dipotong PPh pasal 21.
2. Menghitung PPh pasal 21.
3. Membuat ID Billing.
4. Melapor SPT PPh pasal 21.
b. Capaian Pembelajaran : PPh Pasal 23
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23.
2. Menghitung PPh 23 terutang.
3. Membuat bukti potong.
c. Capaian Pembelajaran : Pajak Pertambahan Nilai
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi transaksi yang terkena PPN.
2. Menginput faktur pajak keluaran dan masukan.
3. Menghitung PPN terutang.
4. Membuat ID Billing.
5. Lapor SPT Masa PPN.
d. Capaian Pembelajaran : Siklus Akuntansi
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Mengumpulkan bukti transaksi/voucher.
2. Menjurnal transaksi.
3. Membuat buku besar.
4. Membuat laporan keuangan.
15

5. Melaporkan hasil laporan keuangan.

3.2 Hasil Pelaksanaan Magang


Selama menjalankan kegiatan Praktik Kerja Lapang, penulis telah
menjalani serta menjalankan beberapa kegiatan dan pekerjaan, diantaranya
ialah:
a. Capaian Pembelajaran : PPh Pasal 21
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi penghasilan yang dipotong PPh pasal 21.
2. Membuat SPT Masa PPh 21 dalam aplikasi e-SPT.
3. Membuat bukti potong PPh Pasal 21.
4. Menghitung PPh Pasal 21 terutang.
5. Menyetorkan dan Melaporkan SPT Masa PPh pasal 21.
b. Capaian Pembelajaran : PPh Pasal 23
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23.
2. Menghitung PPh 23 terutang.
3. Membuat Bukti potong PPh 23.
4. Membuat kode ID Billing.
5. Merekap bukti potong PPh Pasal 23 dari pelanggan
c. Capaian Pembelajaran : Pajak Pertambahan Nilai
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Mengidentifikasi transaksi yang terkena PPN.
2. Memperoleh NSFP dari e-Nofa.
3. Membuat faktur pajak Keluaran PPN.
4. Membuat SPT Masa PPN di dalam aplikasi e-Faktur.
5. Menghitung PPN terutang.
6. Membuat ID Billing untuk pembayaran PPN.
7. Menyetorkan dan Melaporkan SPT Masa PPN.
d. Capaian Pembelajaran : Laporan Keuangan
Sub Capaian Pembelajaran :
1. Membuat dan mencetak voucher.
2. Mendata no akun kendaraan untuk keperluan penjurnalan.
16

3. Mengecek berkas purchase order.


4. Mengecek bukti invoice.
5. Menginput data pengeluaran kas.
6. Melakukan penjurnalan transaksi.

3.3 Pembahasan
3.3.1 PPh Pasal 21
a. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan atau PPh Pasal 21, menurut Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016, adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak
dalam negeri. PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008, adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri dari
pemberi kerja, bendahara pemerintah, dana pensiun atau badan lain yang
membayarkan uang pensiun, badan yang membayar honorarium atau
pembayaran lain, dan penyelenggara kegiatan. Sistem PPh Pasal 21 yang
berlaku di Indonesia pada dasarnya menganut sistem self assessment, yang
artinya seseorang yang telah memenuhi syarat subjektf dan objektif
sebagai wajib pajak akan diberikan kepercayaan untuk melakukan
penghitungan, pembayaran, dan pelaporan atas pajak yang terutang sesuai
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
b. Subjek Pajak PPh Pasal 21
Subjek pajak PPh Pasal 21 menurut UU Nomor 36 Tahun 2008, yaitu:
1) Orang Pribadi Dalam Negeri, yaitu orang pribadi yang bertempat
tinggal/berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan atau dalam
suatu tahun pajak di Indonesia dan memiliki niat bertempat tinggal di
Indonesia.
2) Badan, yaitu badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah.
17

3) Warisan yang belum terbagi, yaitu warisan yang belum terbagi


sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
4) Bentuk Usaha Tetap, yaitu bentuk usaha yang dipergunakan oleh
orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
c. Objek Pajak PPh Pasal 21
Objek pajak PPh Pasal 21 menurut UU Nomor 36 Tahun 2008, antara
lain yaitu:
1) Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa
penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.
2) Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, atau upah yang dibayarkan secara
bulanan.
3) Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dngan
nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.
d. Pemotong PPh Pasal 21
Pemotong PPh Pasal 21 antara lain, yaitu:
1) Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.
2) Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan.
3) Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan
pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun.
4) Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas.
5) Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan
dengan pelaksanaan suatu kegiatan.
18

e. Penghasilan Kena Pajak


Penghasilan kena pajak atau PKP menurut Undang-Undang No 36
Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) adalah penghasilan wajib pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap yang ditentukan berdasarkan penghasilan bruto
dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan dalam satu tahun pajak. PKP adalah penghasilan wajib pajak
yang menjadi dasar menghitung pajak pajak penghasilan dalam suatu
tahun pajak dihitung dengan cara mengurangkan dari penghasilan. Jumlah
PKP tersebut yang nantinya akan dikalikan dengan tarif progresif sesuai
besarnya penghasilan tahunan wajib pajak. Semakin besar penghasilannya
semakin besar pula pajak yang terutang.
f. Penghasilan Tidak Kena Pajak
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) adalah komponen penggurang dalam menghitung
besarnya pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi. PTKP berfungsi
sebagai penggurang penghasilan neto wajib pajak. Sehingga PTKP
menjadi penggurang dari dasar penghitungan PPh Pasal 21 yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak dan bagi wajib pajak yang penghasilannya di
bawah PTKP maka PPh Pasal 21 dianggap nihil atau tidak terkena pajak.
Selama melaksanakan kegiatan praktik kerja lapang di PT Mitra Makmur
Sejati Utama Logistic penulis diberikan tugas yang terkait dengan PPh
Pasal 21 antara lain, yaitu:
1) Membuat SPT Masa PPh 21 dalam aplikasi e-SPT
Penulis diberikan tugas untuk menginputkan gaji pegawai PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistic. Perusahaan sebagai pemberi penghasilan
memiliki kewajiban untuk memungut, menyetor dan melaporkan PPh
Pasal 21 ke DJP. Pegawai hanya akan menerima gaji bersih dan bukti
potong PPh Pasal 21 yang menandakan bahwa gaji yang diperoleh
pegawai atas pajaknya telah disetorkan dan dilaporkan ke DJP. Aplikasi e-
SPT merupakan aplikasi yang digunakan dalam pelaksanaan administrasi
pajak khususnya PPh Pasal 21 atau 26. Berikut cara membuat SPT Masa
PPh Pasal 21 yaitu melalui aplikasi e-SPT:
19

1. Siapkan file penghasilan bruto dan PPh 21 terutang dan buka e-SPT.
2. Pilih database sesuai dengan perusahaannya kemudian login.
3. Pilih masa pajak sesuai yang dibutuhkan, jika masa pajak belum
dibuat, maka klik buat masa pajak bulan yang dibutuhkan.
4. Pilih Isi SPT, pilih menu daftar pemotongan pajak dan pilih untuk
satu masa pajak.
5. Setelah muncul menu daftar pemotongan pajak PPh 21, kemudian
lengkapi bagian A dan B.
6. Untuk bagian A isikan penghasilan bruto dari pegawai yang
penghasilannya melebihi PTKP dan Untuk bagian B isikan
penghasilan bruto dan jumlah pegawai dari pegawai yang
penghasilannya kurang dari PTKP.
7. Untuk mempermudah pengisian dapat dilakukan melalui ekspor file
dari referensi bulan sebelumnya dan disesuaikan dengan masa bulan
yang dibutuhkan lalu simpan.
8. Lalu Untuk menginput data pegawai tidak tetap, klik daftar bukti
potong dan isikan nama, NPWP, NIK, alamat, kode objek pajak dan
jumlah pajak bruto dan PPh terutang lalu simpan.
9. Kemudian Buka SPT Induk, cek semua rincian dan isikan tanggal
dan tempat lalu simpan.
10. Pilih menu CSV, klik pilih SPT lalu pilih masa yang sesuai.
11. Kemudian Buat file CSV dan unduh file csv.
2) Membuat bukti potong PPh Pasal 21
Penulis diberikan tugas membuatkan bukti potong PPh Pasal 21
dengan menggunakan aplikasi e-SPT. Bukti Potong PPh 21 merupakan
dokumen yang digunakan sebagai bukti bahwa telah dilakukan
pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima
pegawai dari perusahaan yang memperkerjakannya. Bukti potong yang
diterima oleh pegawai menunjukkan bahwa gaji atau upah yang diterima
PPh Pasal 21-nya telah disetor dan dilaporkan oleh perusahaan pemberi
kerja. Bukti potong PPh 21 juga dapat dilampirkan dalam SPT Tahunan
orang pribadi yang dapat digunakan sebagai kredit pajak sehingga dapat
20

mengurangi jumlah pajak terutang yang harus dibayarkan oleh wajib


pajak. Bukti potong PPh Pasal 21 berisikan informasi seperti nama
karyawan, NPWP, besaran penghasilan bruto, besaran PPh terpotong, dan
rincian perhitungan pajak terutang. Bukti potong PPh Pasal 21 diberikan
kepada karyawan PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics secara berkala
setiap bulannya.
3) Menyetorkan dan Melaporkan SPT Masa PPh pasal 21
Penulis diberikan tugas untuk menyetorkan dan melaporkan SPT
Masa PPh Pasal 21 melalui situs Online Pajak. Setelah menghitung
besaran PPh Pasal 21 yang terutang dan selesai mengisi SPT Masa PPh 21,
perusahaan akan menyetorkan PPh Pasal 21 yang terutang tersebut dan
melaporkan SPT Masa PPh 21. Langkah-langkah dalam penyetoran dan
pelaporan SPT Masa PPh 21 adalah:
1. Buka situs Online Pajak dan login.
2. Klik lainnya dan pilih lapor pajak sesuaikan masa pajak dan jenis
pajak. Isikan jumlah pajak yang terutang klik bayar.
3. Salin Virtual Account untuk pembayaran melalui transfer.
4. Setelah status pembayaran sukses lanjutkan untuk lapor, Pilih menu
lainnya klik lapor pilih masa dan tahun pajak, kemudian unggah file
CSV dan BPN (pastikan nama file CSV dan BPN sama).
5. Klik lapor kemudian pilih file BPE dan unduh.
6. Kembali ke aplikasi e-SPT, Pada aplikasi e-SPT pilih menu isi SPT,
klik daftar SSP kemudian masukan NTPN yang ada di BPN.
7. Pilih menu cetak, formulir SPT, dan cetak semua file.

3.3.2 PPh pasal 23


a. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dikenakan pada
penghasilan atas modal, penyertaan jasa, atau hadiah dan penghargaan,
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Ketentuan dalam Undang-
Undang PPh Pasal 23 mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaran kegiatan
21

selain yang telah dipotong pajak sebagaimana yang dimaksud dalam


Undang-Undang PPh Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan
pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan luar negeri lainnya. PPh Pasal 23
adalah jenis pajak yang dikenakan terhadap wajib pajak badan.
b. Pemotong PPh Pasal 23
Pemotong PPh Pasal 23 terdiri dari:
1) Badan pemerintah, Subjek Pajak Badan dalam negeri, Penyelenggara
Kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya.
2) Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri (hanya memotong PPh Pasal
23 atas sewa saja) yang ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 23
(harus disertai surat penunjukan yang diterbitkan KPP, contohnya
Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pembuat Akte Tanah dan orang
pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan.
c. Objek Pajak PPh Pasal 23
Objek pajak PPh Pasal 23 terdiri dari, yaitu:
1) Dividen.
2) Bunga.
3) Royalti.
4) Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain kepada Orang
Pribadi.
5) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
6) Imbalan sehubungan dngan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain yang telah dipotong
PPh Pasal 21.
d. Tarif Pajak PPh Pasal 23
Tarif PPh Pasal 23dikenakan atas nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
atau jumlah bruto dari penghasilan. Berikut daftar tarif PPh Pasal 23:
1) Tarif 15% dari jumlah bruto atas:
22

2) Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain yang
berkaitan dengan penggunaan harta kecuali swa tanah dan/atau
bangunan.
3) Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen,
jasa konstruksi, dan jasa konsultan.
4) Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya yang diuraikan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015.
Selama melaksanakan kegiatan praktik kerja lapang di PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistic penulis diberikan tugas yang terkait dengan
PPh Pasal 23 antara lain, yaitu:
1) Membuat Bukti potong PPh 23
Penulis diminta untuk membuatkan bukti potong PPh pasal 23 atas
jasa yang diterima PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics. Bukti
potong PPh Pasal 23 diberikan oleh pemberi penghasilan kepada pihak
yang menerima penghasilan atas jasa yang diterima. Bukti potong PPh
Pasal 23 dapat dilampirkan saat perusahaan melaporkan SPT Tahunan
Badan dan dapat dikreditkan sehingga dapat mengurangi pajak terutang.
Bukti potong PPh Pasal 23 dibuat melalui situs DJP Online. Langkah-
langkah dalam pembuatan Bukti Potong PPh Pasal 23 adalah:
1. Buka dan login situs DJP Online.
2. Kemudian klik menu lapor dan pilih pra lapor.
3. Pilih pajak unifikasi.
4. Kemudian pilih pajak PPh Pasal 23.
5. Cek dan isi data perusahaan beserta nominal pajaknya.
6. Setelah semuanya sesuai ceklis persetujuan.
2) Membuat kode ID Billing PPh Pasal 23
Penulis diberikan tugas untuk membuatkan ID Billing PPh Pasal 23
melalui situs Online Pajak. Kode yang digunakan untuk mempermudah
pengecekan jenis pajak yang dibayarkan oleh DJP disebut kode ID Billing.
Penulis diminta untuk membuatkan kode ID Billing sebelum menyetorkan
PPh Pasal 23 terutang. Langkah-langkah membuat ID Billing, yaitu:
1. Buka dan login situs Online Pajak.
23

2. Masuk menu setor pilih masa pajak dan jenis pajak yang ingin
diproses lalu klik buat transaksi pajak.
3. Pilih kode akun pajak dan kode jenis setoran serta pastikan periode
pajak telah sesuai dan isikan jumlah pajak yang dibayarkan.
4. Klik buat ID Billing.
3) Merekap Bukti Potong PPh Pasal 23
PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics menjalankan kegiatan
usahanya dengan memberikan jasa pengangkutan barang ke berbagai
daerah. Jasa yang diberikan tersebut merupakan salah satu jasa yang
penyerahannya dikenakan PPh Pasal 23 oleh karena itu, setiap kali PT
Mitra Makmur Sejati Utama Logistics memperoleh penghasilan dari
pemberian jasa angkut, penghasilan tersebut akan dipotong PPh Pasal 23.
Pelanggan yang menerima jasa adalah pihak yang bertugas untuk
memungut PPh Pasal 23 dan membuatkan bukti potong PPh Pasal 23.
Sedangkan PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics akan menerima
penghasilan bersih dan bukti potong PPh Pasal 23. Bukti-bukti potong dari
pelanggan tersebut perlu direkap sebelum diarsipkan. Rekap bukti potong
PPh Pasal 23 dikerjakan dengan menggunakan aplikasi Mircosoft Excel
dan berisikan informasi terkait NPWP, no faktur, dasar pengenaan pajak,
jumlah pajak terutang, dan tanggal bukti potong.
3.3.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
a. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi
dalam negeri (daerah pabean) oleh Wajib Pajak orang pribadi, badan, dan
pemerintah, baik berupa barang kena pajak atau jasa kena pajak. PPN
merupakan jenis pajak konsumsi yang dalam bahasa Inggris disebut Value
Add Tax atau Goods and Services Tax. Ketentuan penerapan PPN wajib
pajak yang membayar PPN tidak diwajibkan untuk menyetorkan langsung
ke kas negara, melainkan melalui pihak yang memotong PPN. PPN
merupakan pungutan yang dikenakan dalam setiap proses produksi
maupun distribusi. PPN bersifat objektif, tidak kumulatif, dan merupakan
pajak tidak langsung. Subjek Pajak PPN terdiri dari Pengusaha Kena Pajak
24

dan Non PKP. Terdapat dua jenis PPN, yaitu PPN Masukan dan PPN
Keluaran. PPN dikenakan atas transaksi pembelian atau perolehan BKP
dan/atau JKP sedangkan PPN Keluaran dikenakan atas transaksi
penyerahan atau penjualan BKP dan/atau JKP.
b. Objek PPN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 42 Tahun 2009
Pasal 4 ayat (1) Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:
1) Penyerahan BKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh PKP.
2) Impor BKP.
3) Penyerahan JKP di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh PKP.
4) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean.
5) Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
6) Ekspor BKP berwujud oleh PKP.
7) Ekspor BKP tidak berwujud oleh PKP.
8) Ekspor JKP oleh PKP.
c. Tarif PPN
Tarif Pajak Pertambahan Nilai menurut UU no. 42 Tahun 2009 Pasal
7, yaitu:
1) Tarif PPN adalah sebesar 11% berlaku untuk semua produk yang
beredar di dalam negeri, termasuk di daerah Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) dan Landas Kontinen yang di dalamnya berlaku undang-
undang yang mengatur kepabeanan.
2) Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas:
 Ekspor BKP Berwujud
 Ekspor BKP Tidak Berwujud
 Ekspor JKP
1) Tarif pajak khusus untuk barang dan jasa yang terkena tarif PPN 11%,
tarif tersebut masih dapat diubah menjadi 5% hingga paling tinggi
15% mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku.
Selama melaksanakan kegiatan praktik kerja lapang di PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistic penulis diberikan tugas yang terkait dengan
25

PPN antara lain, yaitu:


1) Memperoleh NSFP dari e-Nofa
Penulis diminta untuk meminta Nomor Seri Faktur Pajak atau NSFP
melalui situs e-Nofa. Jika nomor seri faktur pajak telah habis kita bisa
meminta nomor faktur yang baru kemudian menginputkannya ke dalam
aplikasi e-Faktur sehingga dapat kembali menginputkan faktur pajak.
Langkah-langkah untuk memperoleh nomor faktur melalui situs e-Nofa
yaitu:
1. Untuk memperoleh nomor faktur, buka situs e-Nofa kemudian login.
2. Isikan nama peminta dan jabatan peminta serta jumlah nomor faktur
yang diminta.
3. Cek kembali jumlah faktur yang telah terpakai sebelumnya.
Kemudian klik proses.
4. Jika sudah mendapatkan nomor faktur barunya, selanjutnya rekam
nomor faktur di referensi.
2) Menginput faktur pajak keluaran dan masukan PPN
Penulis diberikan tugas untuk menginputkan faktur pajak keluaran dan
masukan ke dalam aplikasi e-Faktur. Setiap kali PT Mira Makmur Sejati
Utama Logistics melakukan transaksi terkait pembelian atau penjualan
BKP atau JKP maka akan muncul kewajiban untuk membayarkan PPN.
Langkah-langkah dalam peginputan faktur pajak keluaran dan masukan:
1. Menyiapkan dokumen yaitu invoice yang didapatkan dari klien.
Selanjutnya, login aplikasi e-faktur pajak pada komputer yang telah
disediakan.
2. Saat aplikasi e-faktur pajak berhasil dibuka, terdapat pilihan lokal
database (dipilih jika penginputan dilakukan melalu komputer yang
digunakan sebagai server) dan network database (dipilih jika
penginputan dilakukan melalui komputer klien). Pilih lokal database,
kemudian masukan username dan password klien.
3. Setelah berhasil login, akan muncul tampilan home aplikasi e-faktur
pajak. Untuk menginput faktur pajak keluaran, lalu pilih bagian
Faktur - Pajak Keluaran - Administrasi Faktur.
26

4. Klik rekam faktur pada sisi kiri bawah.


5. Masukan dan lengkapi data mengenai detail transaksi, jenis faktur,
tanggal, masa dan tahun pajak, nomor seri, dan referensi.
6. Langkah selanjutnya, isikan NPWP lawan transaksi (nama dan
alamat akan secara otomatis muncul).
7. Lanjutkan dengan klik rekam transaksi untuk pengisian atas barang
kena pajak/jasa kena pajak serta jumlah nominalnya, pastikan
pengisian sesuai dengan invoice lalu simpan.
8. Kemudian pilih faktur pajak keluaran yang telah dibuat, lalu klik
preview dan cek kembali transaksi sesuai invoice.
9. Lalu upload dokumen dengan memilih bagian management upload -
faktur PK (karena faktur yang diupload berupa pajak keluaran), lalu
pilih start uploader.
10. Setelah muncul tab login user PKP, masukan captcha dan password
klien.
11. Download dan cetak faktur pajak, dan arsipkan ke dalam file sesuai
perusahaan.
3) Membuat ID Billing untuk pembayaran PPN
Penulis diberikan tugas untuk membuatkan ID Billing PPN melalui
situs Online Pajak. Kode yang digunakan untuk mempermudah
pengecekan jenis pajak yang dibayarkan oleh DJP disebut kode ID Billing.
Penulis diminta untuk membuatkan kode ID Billing sebelum menyetorkan
PPN terutang.
4) Menyetorkan dan Melaporkan SPT Masa PPN
Penulis diberikan tugas untuk menyetorkan dan melaporkan SPT
Masa PPNmilik PT Mitra Makmur Sjati Utama Logistics untuk setiap
bulan. Setelah kita menginputkan faktur pajak masukan keluaran untuk
satu bulan selanjutnya kita bisa mengecek jumlah PPN terutang. Jumlah
PPN terutang disetorkan melalui situs Online Pajak sedangkan untuk
melaporkan SPT Masa PPn penulis menggunakan situs e-Faktur. Langkah-
langkah lapor SPT Masa PPN adalah:
1. Setelah login pada beranda pilih menu Administrasi SPT.
27

2. Pilih submenu Monitoring SPT.


3. Setelah itu klik Posting SPT isikan tahun pajak dan masa pajak klik
Submit.
4. Jika berhasil, maka dalam daftar SPT akan muncul status sukses.
5. Buka dan cek detail SPT pada seluruh lampiran dan masukan NTPN
dari BPN lalu klik pernyataan dan Submit.
6. Pilih Choose file dan unggah e-sertifikat lalu masukan passphrase klik
setuju.
7. Lanjutkan pengisian SPT induk dan cek semua lampiran.
8. Jika SPT kurang bayar lakukan pembayaran terlebih dahulu dan input
NTPN beserta Nominal.
9. Cek kelengkapan SPT, ceklist pernyataan.
10. Lengkapi tanggal pelaporan, tempat, nama, dan jabatan lalu simpan.
11. Lanjutkan dengan pelaporan SPT PPN, pada menu daftar SPT klik
tombol lapor.
12. Tambahkan lampiran SPT berupa BPN lalu klik lapor.
13. Cetak BPE dan SPT Masa PPN.

3.3.4 Laporan Keuangan


a. Membuat dan mencetak voucher kas
Setiap perusahaan perlu untuk melakukan pencatatan transaksinya
untuk setiap periode akuntansi. Pencatatan merupakan salah satu dari
siklus akuntansi yang penting bagi sebuah perusahaan. Pencatatan perlu
dilakukan secara kronologis dan sistematis karena salah satu fungsi
pencatatan transaksi adalah untuk memudahkan pemeriksaan apabila
dibutuhkan. Pencatatan tersebut dilakukan melalui voucher kas. Voucher
kas adalah sebuah berkas yang dipergunakan dalam pencatatan dan
pelacakan transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan.
Voucher kas dalam akuntansi dimaksudkan sebagai suatu sistem yang
mengatur pengeluaran kas dimana pencatatan pengeluaran kas terlebih
dahulu dicatat dengan register voucher dan pengeluaran kas dicatat dalam
register cek. Setiap lembaran asli voucher kas dilampiri dengan bukt
pendukung seperti faktur penjualan, order pembelian. Voucher kas dapat
28

membantu pemantauan dan pengawasan siklus perolehan dan pembayaran,


data internal dan data akuntansi perusahaan.
PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics memiliki dua jenis voucher
kas. Voucher kas berwarna merah digunakan untuk mencatat transaksi
penerimaan kas sedangkan Voucher kas berwarna putih digunakan untuk
mencatat transaksi pengeluaran kas. Pembuatan Voucher kas dilakukan
menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel. Voucher kas membuat
informasi terkait dengan nomor Voucher kas, penerima atau pemberi kas,
nominal, dan keterangan transaksi yang terjadi. Pengecekan Voucher kas
dilakukan dengan mengecek apakah Voucher kas yang telah dicetak sesuai
dengan database milik perusahaan. Voucher kas nantinya sangat
dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.
b. Mendata nomor akun kendaraan untuk keperluan penjurnalan
PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics adalah perusahaan yang
bergerak di bidang pemberian jasa angkutan darat sehingga kegiatan
operasionalnya menggunakan kendaraan seperti truck. Kendaraan-
kendaraan tersebut yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan
diakui sebagai aset milik perusahaan. Setiap kendaraan tersebut memiliki
nomor akunnya masing-masing sesuai nomor polisi kendaraan tersebut.
Setiap transaksi yang berkaitan dengan kendaraan perusahaan sebelum
penjurnalan perlu dilakukan pendataan nomor akun kendaraan yang
terlibat dalam transaksi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam
penjurnalan. Transaksi yang terkait kendaraan antara lain, pemberian uang
jalan kepada supir dan asuransi kendaraan.
c. Mengecek berkas purchase order
PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics melakukan pembelian
keperluan kendaraan seperti ban, sparepart, dan mesin kendaraan. Setiap
pembelian yang dilakukan maka perusahaan akan menerima berkas
purchase order. Berkas-berkas purchase order tersebut perlu untuk
dilakukan pengecekan untuk memastikan kesesuai pesanan. Pengecekan
berkas purchase order dilakukan dengen mengecek apakah berkas fisik
berkas purchase order telah sesuai dengan database perusahaan. Informasi
29

yang perlu dicek dari berkas purchase order adalah nama penjual dan
alamat penjual, pesanan, serta jumlah pesanan. Setelah dilakukan
pengecekan yang selanjutnya dilakukan adalah mengarsipkan berkas
purchase order.
d. Mengecek bukti invoice
PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics memberikan jasa untuk
mengirimkan produk-produk pelanggan ke berbagai tujuan. Setiap ada
pesanan untuk mengangkut barang PT Mitra Makmur Sejati Utama
Logistics akan membuatkan invoice. Invoice yang diterbitkan tersebut
perlu untuk dilakukan pengcekan secara berkala untuk memastikan
kesesuainnya. Pengecekan invoice tersebut dilakukan dengan memastikan
bahwa invoice yang terbit telah sesuai dengan database milik perusahaan.
Hal yang perlu dicek adalah terkait nama dan alamat pelanggan, nomor
invoice, tanggal invoice, dan jumlah tagihan. Setelah dilakukan
pengecekan yang selanjutnya dilakukan adalah mengarsipkan berkas
invoice.
e. Menginput data pengeluaran kas
Penginputan pengeluaran kas dilakukan baik untuk kantor pusat
maupun kantor cabang. Penginputan ini perlu dilakukan secara teratur dan
kronologis agar memudahkan penjurnalan. Penginputan dilakukan dengan
menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Informasi yang diperlukan dalam
data ini adalah tanggal transaksi, jumlah pengeluaran kas, dan penanggung
jawab. Penginputan informasi pengeluaran kas ini berguna dalam
penyusunan laporan keuangan perusahaan.
f. Melakukan penjurnalan transaksi
Penjurnalan adalah salah satu siklus akuntansi, yaitu pencatatan semua
transaksi yang dilakukan secara sistematis dan logis. Tujuan dilakukannya
penjurnalan adalah untuk melakukan pencatatan, penilaian, dan
mengidentifikasi aktivitas ekonomi dari berbagai jenis kegiatan yang
terjadi di sebuah perusahaan. Terdapat beberapa jenis jurnal seperti jurnal
umum, jurnal penyesuaian, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal
penutup. Jurnal-jurnal inilah yang nantinya menjadi acuan dalam
30

penyusunan laporan keuangan perusahaan. Penjurnalan yang penulis


kerjakan merupakan penjurnalan sederhana dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Excel.
31

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan praktik kerja lapang yang telah penulis laksanakan
selama 5 bulan di PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics
memberikan wawasan praktis yang berharga dan pembelajaran yang
mendalam terkait dengan dunia kerja. Interaksi langsung dengan
profesional di lapangan menambah pemahaman mendalam terhadap
tugas dan tanggung jawab di industri. Selain itu, melalui kegiatan
praktik kerja lapang penulis dapat memperkuat keterampilan
interpersonal, penerapan teoritis dalam konteks praktis dan membangun
jaringan profesional yang bermanfaat.
Penulis meraskan banyak sekali manfaat yang didapat melalui
pengalaman praktik kerja nyata yang penulis laksanakan di PT Mitra
Makmur Sejati Utama Logistics, sehingga penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan atas pelaksanaan PKL yang telah dilakukan,
antara lain:
a. Penggunaan aplikasi e-SPT dalam pemenuhan kewajiban PPh Pasal
21, seperti menginputkan data gaji pegawai, membuatkan bukti
potong PPh Pasal 21, serta lapor SPT Masa PPh Pasal 21.
b. Penggunaan aplikasi e-Faktur dalam pemenuhan kewajiban PPN,
Menginputkan faktur pajak masukan dan faktur pajak keluaran
serta membuat SPT Masa PPN dengan menggunakan aplikasi e-
Faktur.
c. Mempelajari pencatatan akuntansi serta membuat dan mengecek
voucher kas masuk dan keluar, mengecek purchase order, dan
invoice serta melakukan penjurnalan transaksi.
d. Mempelajari terkait akuntansi perpajakan. Pengenaan dan
penghitungan PPh Pasal 21, Pasal 23, dan PPN.
32

e. Pemenuhan administrasi perpajakan. Pembuatan ID Billing melalui


situs Online Pajak, pembuatan bukti potong dan penyetoran PPh
Pasal 23 melalui situs DJP Online, dan melaporkan SPT PPh Pasal
21, 23 dan PPN melalui situs Online Pajak.

4.2 Saran
Berdasarkan pada pengalaman kegiatan Praktik Kerja Lapang yang
telah dilakukan, penulis memiliki saran-saran yang diharapkan dapat
berguna agar kegiatan ini dapat berjalan lebih baik. Berikut saran-saran
dari penulis:
a. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapang
Adapun saran yang praktikan berikan kepada mahasiswa yang
akan melaksanakan Praktik Kerja Lapang adalah:
1. Mahasiswa harus lebih mempersiapkan diri baik dalam bidang
akademik maupun keterampilan karena semua yang dipelajari
di bangku perkuliahan baik akademik maupun keterampilan
diterapkan ketika PKL.
2. Mahasiswa harus lebih teliti dalam menyelesaikan pekerjaan
yang diberikan oleh para pembimbing.
3. Mahasiswa harus lebih disiplin terutama perihal jam kehadiran.
b. Bagi Politeknik Negeri Lampung
Adapun saran yang penulis berikan kepada Politeknik Negeri
Lampung adalah:
1. Politeknik Negeri Lampung diharapkan terus menjalin
kerjasama yang baik dengan instansi atau perusahaan agar
pelaksanaan praktik kerja lapang dapat terus berjalan dengan
baik guna menciptakan Sumber Daya Manusia yang terampil.
2. Politeknik Negeri Lampung diharapkan dapat menyediakan
lebih banyak lokasi praktik kerja lapang sesuai dengan bidang
masing-masing mahasiswa.
c. Bagi PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics
Adapun saran yang penulis berikan kepada PT Mitra Makmur Sejati
Utama Logistics adalah:
33

1. PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics diharapkan dapat


terus bekerja sama dengan Politeknik Negeri Lampung
sehingga program Praktik Kerja Lapang ini dapat dilaksanakan
di tahun berikutnya.
2. Meningkatkan sistem penyimpanan dokumen-dokumen terkait
akuntansi dan perpajakan untuk meningkatkan efisiensi dalam
kegiatan operasional perusahaan yang dijalankan.
34

DAFTAR PUSTAKA

Rahadian., A. (2023). Rugikan Negara Rp110 M Pengusaha Ini Ditangkap Ditjen


Pajak.CNBCmIndonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230911111235-4-471301/rugikan-
negara-rp110-m-pengusaha-ini-ditangkap-ditjen-pajak/amp.

Supriyanto, Edy. (2011). Perpajakan di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryani, Trisni dan Tarsis Tarmudji. (2012). Pajak di Indonesia. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Undang-Undang Republik Indonesia, 2007. Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan Ketiga atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 42 Tahun 2009 pasal 7, yang kemudian diubah dengan Undang-
Undang Harmonisasi Perpajakan (UU HPP) pada bab IV pasal 7 ayat (1).

Yamin, Mohammad. (2012). Pajak Prtambahan Nilai Jilid 2. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

(Wicaksono., 2020)
35

LAMPIRAN
36

1. Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang

2. Surat Penerimaan PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics


37

3. Surat Tugas PT Mitra Makmur Sejati Utama Logistics

You might also like