Artikel Jurnal E Commerce

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

ANALISIS PENERAPAN E-COMMERCE BERBASIS BUSINESS TO CONSUMERS

(B2C) TERHADAP PENJUALAN PRODUK MILK BUN OLEH PELAKU BISNIS DI


EXPO PEKAN RAYA BLU UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Ika Ardiani (4221097), Destia Eka Puspita (4221104)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Perbankan Syariah, UIN. K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan
ikaardiani@mhs.uingusdur.ac.id destiaekapuspita@mhs.uingusdur.ac.id

ABSTRACT
There E-commerce has become a phenomenon that has transformed the business landscape
in the digital era. The implementation of Business to Consumers (B2C) E-commerce has
significantly impacted the sales of Milk Bun products by business entities at Expo Pekan
Raya BLU UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan. This study aims to analyze the
implementation of B2C E-commerce and its impact on the sales of Milk Bun products among
the business entities at Expo Pekan Raya BLU. The research adopts a qualitative approach
with a case study method. Data is obtained through in-depth interviews with business entities
involved in the sales of Milk Bun products at Expo Pekan Raya BLU. Data analysis is
conducted by identifying patterns and themes that emerge from the interviews.

The results of the study indicate that the implementation of B2C E-commerce has a
significant impact on the sales of Milk Bun products. The business entities experience
positive changes in terms of market access, ease of transactions, and effective promotion and
marketing. Through the E-commerce platform, business entities are able to reach potential
consumers beyond the geographical area of Expo Pekan Raya BLU and provide convenience
for consumers in selecting and ordering Milk Bun products. It is expected that this study can
provide better insights into the impact of B2C E-commerce implementation on the sales of
Milk Bun products by business entities at Expo Pekan Raya BLU UIN K.H Abdurrahman
Wahid Pekalongan. The findings of this research can also serve as a reference for other
business entities who are interested in adopting E-commerce to enhance their sales and
business growth.

Keywoards:. E-commerce, Business to Consumers (B2C), Milk Bun, Expo Pekan Raya BLU.

1
ABSTRAK

E-commerce telah menjadi fenomena yang mengubah lanskap bisnis di era digital. Penerapan
E-commerce berbasis Business to Consumers (B2C) telah memberikan dampak signifikan
pada penjualan produk Milk Bun oleh pelaku bisnis di Expo Pekan Raya BLU UIN K.H
Abdurrahman Wahid Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan E-
commerce B2C dan dampaknya E-commerce B2C terhadap penjualan produk Milk Bun,
pada pelaku bisnis di Expo Pekan Raya BLU. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan
pelaku bisnis yang terlibat dalam penjualan produk Milk Bun di Expo Pekan Raya BLU.

Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi pola-pola dan tema-tema yang muncul
dalam wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan E-commerce B2C
memiliki dampak yang signifikan pada penjualan produk Milk Bun. Pelaku bisnis mengalami
perubahan positif dalam akses pasar, kemudahan bertransaksi, promosi dan pemasaran yang
efektif. Melalui platform E-commerce, pelaku bisnis dapat menjangkau konsumen potensial
di luar wilayah geografis Expo Pekan Raya BLU, serta memberikan kemudahan bagi
konsumen dalam memilih dan memesan produk Milk Bun. Diharapkan penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang lebih baik tentang dampak penerapan E-commerce B2C terhadap
penjualan produk Milk Bun oleh pelaku bisnis di Expo Pekan Raya BLU UIN K.H
Abdurrahman Wahid Pekalongan. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi
pelaku bisnis lainnya yang ingin mengadopsi E-commerce dalam upaya meningkatkan
penjualan dan pertumbuhan bisnis mereka.
Kata kunci: E-commerce, Business to Consumers (B2C), Milk Bun, Expo Pekan Raya BLU.

PENDAHULUAN
Perkembangan internet merupakan fenomena yang menarik perhatian dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, karena internet merupakan contoh
dari jaringan terbesar yang terhubung dengan jutaan komputer terbesar di dunia dan tidak
berafiliasi dengan organisasi manapun. Semua orang dapat mengakses internet, melalui
jaringan ini, semua organisasi dapat bertukar informasi secara eksternal. Dan salah satu aspek
yang membutuhkan dukungan internet adalah dunia bisnis atau perdagangan. Implementasi
teknologi informasi dalam bidang perdagangan melahirkan sarana jual beli baru yang dikenal

2
dengan E-Commerce.(Satriyo Adhy, Panji Wisnu Wirawan, 2022) Dengan adanya E-
Commerce, kegiatan pemasaran dan transaksi produk atau jasa baik dalam bentuk fisik atau
digital dapat dilakukan secara online. Dengan semakin luasnya penggunaan internet,
perdagangan elektronik (e-commerce) semakin banyak dilakukan oleh bisnis dengan berbagai
ukuran yang berbeda, mulai dari perusahaan besar hingga toko online berbasis rumahan.
Pembeli dan penjual dapat dengan mudah terhubung dengan cepat untuk menyelesaikan
transaksi, dan penjual juga dapat dengan cepat merespons apa yang diinginkan pembeli,
dengan demikian mencapai kepuasan pelanggan dan meningkatkan keuntungan bagi penjual.
(Alda, 2022).
Namun, di tengah berkembangnya e-commerce, ada juga pelaku bisnis yang memilih
untuk membuka stand secara offline. Salah satunya merupakan pelaku bisnis dalam acara
Expo Pekan Raya BLU UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan. Pusat Pengembangan
Usaha UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan telah menyelenggarakan Pekan Raya BLU
guna menyambut era PK-BLU yang salah satu agendanya adalah pameran dan acara
pengajaran Ormawa. Kegiatan ini bertempat di gedung Student Center Kampus 2 UIN K.H.
Abdurrahaman Wahid Pekalongan, dengan kehadiran kurang lebih 35 tenant yang meliputi
program dan lembaga penelitian UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan organisasi kampus kepada
mahasiswa dan masyarakat umum serta berbagai makanan, minuman dan produk dari unit
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi dan industri. Menyadari
pentingnya peranan UMKM dalam perekonomian negara ini, sudah selayaknya mendapatkan
perhatian untuk mendorong kemandirian dan keberhasilan pelaku usah.(Dono Saputro, 2020)
Acara Expo Pekan Raya BLU UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan banyak
diikuti oleh para pelaku bisnis, salah satunya organisasi Koperasi Mahasiswa UIN K.H
Abdurrahman Wahid Pekalongan atau bisa di singkat menjadi.Kopma. Kopma merupakan
salah satu dari tiga unit kegiatan khusus yang bergerak dalam bidang perekonomian dan
perkoperasian mahasiswa. Keputusan Kopma UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan
untuk mengikuti acara Pekan Raya BLU didasarkan pada tujuan organisasi yaitu untuk
mendukung UMKM lokal. Dengan mengikuti acara Pekan Raya BLU juga memberikan
kesempatan bagi anggota Kopma UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan untuk
mendapatkan pengalaman baru dan pembelajaran yang berharga, anggota dapat belajar
tentang manajemen acara, promosi, penjualan, dan berbagai keterampilan lainnya yang dapat
berguna untuk pengembangan pribadi dan profesional. Selain itu Kopma UIN K.H
3
Abdurrahman Wahid Pekalongan memiliki kesempatan untuk mempromosikan produk yang
dihasilkan oleh anggotanya yaitu Milk bun, tren makanan yang populer dan sering viral di
media sosial karena rasanya yang unik dan enak,
Dalam melakukan kegiatan jual beli pelaku usaha tetap menerapkan e-commerce
berbasis Business to Consumers (B2C) untuk memperluas jangkauan dan potensi bisnis
mereka.Penerapan e-commerce B2C oleh pelaku bisnis yang membuka stand secara offline
memberikan peluang besar dalam meningkatkan penjualan dan mencapai kepuasan
pelanggan. Dalam konteks Expo Pekan Raya BLU UIN K.H Abdurrahman Wahid
Pekalongan, pelaku bisnis dapat memanfaatkan kehadiran fisik mereka di acara tersebut
untuk menarik perhatian pengunjung dan menciptakan pengalaman yang unik. Stand mereka
dapat menjadi titik pertemuan yang menarik minat pembeli potensial untuk menjelajahi
produk yang mereka tawarkan.
Dalam menghadapi penerapan e-commerce B2C, pelaku bisnis yang membuka stand
secara offline di Expo Pekan Raya BLU UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan perlu
memperhatikan beberapa aspek penting. Mereka harus memastikan bahwa sistem e-
commerce mereka aman dan terjamin, termasuk perlindungan data pelanggan dan keamanan
transaksi online. Selain itu, strategi pemasaran yang efektif juga perlu diperhatikan untuk
mempromosikan kehadiran mereka secara online dan offline, sehingga dapat menarik minat
pembeli potensial.Setelah mengkaji latar belakang yang telah diuraikan dapat diangkat suatu
rumusan masalah tentang bagaimana penerapan E-commerce berbasis Business To
Consumers (B2C) terhadap penjualan produk Milk bun yang dilakukan oleh pelaku bisnis
khususnya pada acara Expo Pekan Raya BLU UIN.K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan.

LANDASAN TEORI
Pengertian E-Commerce
Menurut I Putu Agus Eka Pratama, ”E-Commerce didefiisikan sebagai semua bentuk
proses pertukaran informasi antara organisasi dan stakeholder berbasiskan media elektronik
yang terhubung ke jaringan internet. B2C merupakan “Bagian dari E-commerce yang
menekankan kepada proses pemesanan, pembelian, dan penjualan produk atau jasa melalui
akses internet(Dedi et al., 2016).Internet berperan sebagai media pertukaran barang atau jasa
antara agen atau antara individu dengan agen. Menurut David Baum, definisi perdagangan
elektronik yang umum distandarisasi dan disepakati adalah: “E-Commerce is a dynamic set
of technology, applications, and business process that link enterprise, consumers, and
communities through electronic transactions and the electronic exchange of goods, service,
4
and information.” E-Commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi
elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara
elektronik. Melalui e-commerce, pelaku bisnis dapat mencapai pasar yang lebih luas,
mengoptimalkan efisiensi transaksi, dan memberikan kemudahan bagi pembeli.(Kasmi &
Candra, 2017)
Kelebihan E-Commerce ada tiga aspek yaitu:
1. Kelebihan Bagi Organisasi
a. Dapat memperluas pasaran hingga pada taraf global/international.
b. Mengurangi biaya pembuatan, pendistribusian, pengambilan dan pengelolaan.
c. Meningkatkan brand perusahaan.
d. Dapat menyediakan pelayanan kepada pelanggan yang lebih baik.
e. Mempercepat dan efisiensi proses bisnis.
2. Kelebihan Bagi Pelanggan
a. Dapat memberikan layanan tanpa ada batasan waktu 1 x 24 Jam.
b. Mampu memberikan pilihan serta kecepatan dalam pengiriman.
c. Dengan banyaknya pilihan pelanggan dapat membandingkan harga satu dengan
lainnya.
d. Dapat memberikan riview komentar terkait Produk.
e. Dapat memberikan informasi lebih cepat.
3. Kelebihan Bagi Masyarakat
a. Tidak perlunya perjalanan dalam kegiatan jual beli/pemesanan.
b. Dapat mengurangi biaya Produk,sehingga harga seharusnya dapat lebih terjangkau.
c. Dapat membantu pemerintah dalam pemberian pelayanan publik.

Pengertian Produk Milk Bun


Milk bun Thailand merupakan roti sobek yang terbuat dari mentega dengan isian krim
yang ditaburi susu bubuk dan gula halus. Makanan tersebut diyakini terinspirasi dari roti susu
atau milk bun Jepang. Milk bun atau roti susu yang kini banyak digemari warga Indonesia ini
merupakan makanan hasil impor dari kafe di Thailand bernama After You Dessert Cafe.
Dibuka pertama kali pada 2007 di Bangkok, Thailand, kafe ini terkenal karena menjual
makanan penutup manis, seperti toast, chocolate lava cake, puding, dan sebagainya. Menurut
laporan tahunan kafe tersebut, After You merilis milk bun pertama kali pada September
2018. Makanan manis ini tersedia dalam bentuk kemasan untuk dibawa pulang. Ada dua jenis
5
milk bun yang dibuat, yakni “Kanom Pang Nom Sod" atau Fresh Milk Bread dan “Kanom
Pang Neay Sod" atau Fresh Butter Bread.

METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Melalui tinjauan literatur, data dan informasi dikumpulkan.
Permasalahan Ecomerce B2C diuraikan dan dijelaskan secara gamblang, obyektif, sistematis,
analitis, dan kritis melalui metodologi analisis deskriptif dan eksploratif.Terdapat dua
kategori sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah jurnal, artikel, dan buku-buku yang
relevan. Sementara itu, sumber sekunder dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi
dan mendukung sumber primer dengan menyediakan dokumentasi dan berita tentang pelaku
usaha produk Milk bun dalam menerapan e commerce B2C.
Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian.
Untuk melengkapi data-data tersebut penelitian ini menggunakan beberapa tahapan
diantaranya meliputi:
1. Observasi
Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena-fenomena
sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas
penilaian tersebut, bagi pelaksana observasi untuk melihat obyek moment tertentu,
sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan.
(Margono 2007:159).
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik komunikasi yang digunakan dalam metode penelitian untuk
mendapatkan data kualitatif dengan cara melakukan percakapan langsung dengan
responden, dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang
pengalaman, sikap, dan pandangan terkait topik penelitian..

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penerapan Ecommerce B2C Pada Penjualan Produk Milk Bun
Hasil wawancara dengan pelaku usaha yaitu salah satu anggota Kopma menunjukkan
bahwa mereka juga menetapakan E commerce berbasis bussines to concumen B2C dalam
penjualan produk mereka, khususnya produk Milk bun yang sekarang sangat diminati oleh
banyak pelanggan. Kopma membuat situs web e-commerce yang menampilkan berbagai
6
varian dan rasa Milk Bun mereka. Selama acara Expo Pekan Raya BLU UIN K.H
Abdurrahman Wahid Pekalongan berlangsumg, mereka mengarahkan pengunjung stand
mereka ke situs web melalui brosur atau spanduk yang menampilkan QR code yang dapat
dipindai. Pengunjung yang tertarik dengan Milk Bun dapat memindai QR code dan langsung
diarahkan ke halaman produk Milk Bun di situs web. Selain itu, mereka juga menyediakan
opsi untuk pengunjung melakukan pre-order Milk Bun melalui situs web sehingga pesanan
dapat diambil setelah acara berakhir. Dengan adanya e-commerce B2C, dalam hal ini stand
Kopma dapat mencapai lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan produk Milk
Bun.
Untuk memperkenalkan produk Milk Bun mereka kepada pengunjung. Kopma juga
memiliki aplikasi mobile e-commerce yang memungkinkan pelanggan untuk memesan Milk
Bun secara online. Selama acara, mereka mempromosikan aplikasi dan memberikan insentif
bagi pengunjung stand untuk mengunduh aplikasi, seperti diskon khusus untuk pesanan
pertama melalui aplikasi. Setelah acara, mereka melihat peningkatan pesanan melalui aplikasi
mereka, termasuk dari pelanggan yang mengunjungi stand mereka di acara tersebut. Dengan
menggunakan e-commerce B2C, Kopma berhasil memperluas jangkauan penjualan Milk Bun
mereka dan mencapai pelanggan yang sebelumnya tidak dapat menghadiri acara.
Dalam menjual produk Milk bun Kopma memiliki situs web e-commerce yang digunakan
untuk mempermudah pelanggan membeli produk Milk bun secara online dengan
mempromosikan situs web tersebut kepada pengunjung stand mereka. Caranya dengan
memberikan brosur atau kartu nama yang berisi informasi tentang situs web tersebut serta
menawarkan keuntungan tambahan bagi pelanggan yang melakukan pembelian melalui situs
web, seperti diskon khusus atau pengiriman gratis. Setelah acara, mereka melihat peningkatan
pesanan melalui situs web mereka dari pelanggan yang mengunjungi stand mereka di acara
tersebut.
Adapun dalam menerapkan e-commerce B2C, Kopma sebagai pelaku bisnis di Expo
Pekan Raya BLU UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan perlu memperhatikan beberapa
faktor kunci. Pertama, mereka harus memastikan keamanan transaksi online agar pembeli
merasa nyaman dan aman dalam melakukan pembelian produk Milk Bun. Keamanan data
pribadi pembeli juga harus menjadi prioritas utama. Kedua, Kopma perlu terus
mengembangkan strategi pemasaran online yang efektif untuk mempromosikan produk Milk
Bun mereka. Mereka harus memanfaatkan media sosial, iklan online, dan teknik pemasaran
digital lainnya untuk menjangkau target pasar yang tepat dan meningkatkan visibilitas
produk.
7
Dampak Positif Penerapan Ecommerce B2C Pada Penjualan Produk Milk Bun
E-commerce B2C, atau penjualan langsung kepada konsumen melalui platform
online, memiliki dampak yang signifikan pada penjualan produk milk bun. Melalui e-
commerce B2C, produk milk bun dapat dengan mudah dijangkau oleh konsumen dari
berbagai lokasi, tanpa terbatas oleh batasan geografis. Ini membuka peluang baru bagi
produsen milk bun untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan
mereka. E-commerce B2C juga membantu meningkatkan kesadaran konsumen terhadap
produk Milk bun. Melalui platform online, Kopma sebagai penjual produk Milk bun dapat
mempromosikan produk mereka dengan cara yang lebih efektif dan mencapai audiens yang
lebih besar. Gambar-gambar produk yang menarik, deskripsi yang menggugah selera, dan
ulasan positif dari konsumen sebelumnya dapat membantu menarik minat konsumen untuk
mencoba Milk bun tersebut.
Selain itu, e-commerce B2C memudahkan konsumen untuk membeli produk milk
bun. Dengan beberapa klik saja, konsumen dapat memilih dan memesan produk milk bun
melalui platform online. Kemudahan ini meningkatkan kenyamanan konsumen dalam
berbelanja dan mendorong mereka untuk mencoba produk milk bun.Dengan demikian, e-
commerce B2C memberikan dampak positif pada penjualan produk milk bun. Dengan
memanfaatkan e-commerce B2C secara efektif, produsen milk bun dapat memperluas pangsa
pasar mereka dan meningkatkan penjualan produk mereka.
Kekurangan dan Kelebihan Penerapan E comerce B2C dibandingkan dengan
Penjualan Offline
Berikut ini adalah beberapa kekurangan dan kelebihan penerapan e-commerce B2C
dibandingkan dengan penjualan offline:
Kekurangan e-commerce B2C:
1. Kurangnya interaksi manusia secara langsung: Dalam e-commerce B2C, interaksi antara
penjual dan pembeli terjadi secara virtual melalui platform online. Hal ini dapat
mengurangi pengalaman personal dan interaksi manusia yang dapat meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
2. Pembeli tidak dapat melihat dan mencoba produk secara langsung sebelum melakukan
pembelian. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi pembeli yang ingin memastikan kualitas
dan kesesuaian produk sebelum membelinya.
3. Proses pengiriman dan pengembalian barang dalam e-commerce B2C dapat memakan
waktu lebih lama dibandingkan dengan penjualan offline. Selain itu, biaya pengiriman dan
kebijakan pengembalian yang kompleks juga dapat menjadi kendala bagi pembeli.
8
Kelebihan e-commerce B2C:
1. E-commerce B2C memungkinkan pembeli untuk berbelanja kapan saja dan di mana saja
melalui perangkat elektronik dengan koneksi internet. Hal ini memberikan kenyamanan
dan fleksibilitas bagi pembeli.
2. Melalui e-commerce B2C, pembeli dapat mengakses berbagai macam produk dari
berbagai penjual atau merek. Hal ini memberikan pilihan yang lebih luas
dibandingkan dengan penjualan offline yang terbatas pada inventaris fisik penjual.
3. E-commerce B2C seringkali dapat menawarkan harga yang lebih rendah karena biaya
operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan penjualan offline. Penjual online
tidak perlu membayar biaya sewa toko fisik atau biaya operasional yang tinggi
lainnya.
4. Melalui e-commerce B2C, pembeli dapat dengan mudah membandingkan harga dan
membaca ulasan produk sebelum melakukan pembelian. Hal ini dapat membantu
pembeli dalam membuat keputusan pembelian yang lebih informasi.

KESMPULAN
E-Commerce didefiisikan sebagai semua bentuk proses pertukaran informasi antara
organisasi dan stakeholder berbasiskan media elektronik yang terhubung ke jaringan internet.
Sedangkan B2C merupakan Bagian dari E-commerce yang menekankan kepada proses
pemesanan, pembelian, dan penjualan produk atau jasa melalui akses internet. Dalam
menghadapi penerapan e-commerce B2C, Kopma sebagai pelaku bisnis yang membuka stand
secara offline di Expo Pekan Raya BLU UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan perlu
memperhatikan beberapa aspek penting. Kopma harus memastikan keamanan transaksi
online agar pembeli merasa nyaman dan aman dalam melakukan pembelian produk Milk
Bun. Keamanan data pribadi pembeli juga harus menjadi prioritas utama. Kopma juga perlu
terus mengembangkan strategi pemasaran online yang efektif untuk mempromosikan produk
Milk Bun mereka. Mereka harus memanfaatkan media sosial, iklan online, dan teknik
pemasaran digital lainnya untuk menjangkau target pasar yang tepat dan meningkatkan
visibilitas produk.
Penerapan e-commerce B2C dalam penjualan produk Milk Bun berhasil meningkatkan
penjualan dan jangkauan pasar. Kopma menyediakan situs web e-commerce dengan melalui
brosur atau spanduk yang menampilkan QR code yang dapat dipindai. oleh pengunjung dan
aplikasi mobile e commerce yang nantinya pengunjung stand dapat langsung memesan Milk
Bun secara online. Promosi aplikasi mobile e commerce juga berhasil menarik minat
9
pengunjung untuk mengunduh aplikasi dan memesan melalui apliksi tersebut. Selain itu,
dengan situs web e-commerce, Kopma dapat memperkenalkan produk kepada pengunjung
dan mendorong pembelian melalui situs web dengan insentif tambahan diskon. E-commerce
B2C juga membantu meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk Milk Bun dan
memberikan kenyamanan dalam berbelanja. Dengan demikian, penerapan e-commerce B2C
memberikan dampak positif dalam peningkatan penjualan dan memperluas pangsa pasar Milk
Bun. Penerapan e-commerce B2C memiliki kelebihan seperti aksesibilitas dan kenyamanan,
pilihan produk yang lebih luas, potensi harga yang lebih rendah, dan kemudahan
perbandingan harga dan ulasan. Namun, juga memiliki kekurangan seperti kurangnya
interaksi manusia secara langsung, tidak dapat langsung melihat dan mencoba produk, dan
keterbatasan dalam pengiriman dan pengembalian barang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Alda, M. (2022). Perancangan E-Commerce Penjualan Kue Dengan Menerapkan Model B2C
(Business To Consumer). Journal of Computers and Digital Business, 1(1), 28–36.
https://doi.org/10.56427/jcbd.v1i1.6

Dedi, Waluyo, E. T. B., & Setiawati, E. (2016). Implementasi E-commerce dengan


Menggunakan Metode B2C ( Business to Customer ). Jurnal SISFOTEK GLOBAL, 6(2),
97–103.

Dono Saputro, P. (2020). Pemanfaatan E-Commerce Business To Consumer (B2C)


Marketplace Untuk Pengembangan Usaha Mikro,Kecil Dan Menengah (Umkm). JKIE
(Journal Knowledge Industrial Engineering), 7(1), 1–10.
https://doi.org/10.35891/jkie.v7i1.2092

Kasmi, K., & Candra, A. N. (2017). Penerapan E-Commerce Berbasis Business To


Consumers Untuk Meningkatan Penjualan Produk Makanan Ringan Khas Pringsewu.
Jurnal AKTUAL, 15(2), 109–116. https://doi.org/10.47232/aktual.v15i2.27

Satriyo Adhy, Panji Wisnu Wirawan, S. N. E. (2022). Implementasi E-Commerce B2C


Bahasa Jawa untuk UMKM Jolali KaoSemarang. Jurnal Masyarakat Informatika, 10(1),
1–52. https://doi.org/10.21608/pshj.2022.250026

Kompas.com dengan judul "Mengenal Milk Bun Thailand, Roti yang Dimusnahkan Bea Cukai
Karena Tak Baizin" (https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/12/113000865/mengenal-milk-bun-
thailand-roti-yang-dimusnahkan-bea-cukai-karena-tak).

11

You might also like