Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No.

1, Juni 2020, 109-120

POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA


PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL

Julia Ratnasari Dewi

LSPR Communication & Business Institute, Jakarta, Indonesia.


juliaratnasd@hotmail.com

Abstract
The phenomenology of women with a career as a Flight Attendant was observed to overcome difficulties in
communication with their husbands, which created a crisis in their marriage, which makes the researcher
interested to raise this topic. The crisis in marriage starts from a misunderstanding in the communication.
When the differences begin to arise is not done through excellent communication, often to be ignored so that
it continues growth until separated. This study aims to look at the ten communication patterns of relational
development model in a relationship when it begins, grows, survives and ends - starting from the five stages
of coming together and followed by five stages of coming apart. The method used in this study is qualitative
and supported by relational development model with some characteristics of interpersonal communication.
The results of the study show that all flight attendants experienced all the elements in the stage of coming
together with excellent communication and interaction. Two flight attendants reached the end element of
coming apart, which is terminating (divorce). One flight attendant survived through marriage counseling,
and one flight attendant stuck in the avoiding stage. The cause is from various factors.

Keywords: interpersonal communication, marriage communication, relational development model, social


construction theory

Abstrak
Fenomena wanita dengan profesi Pramugari ditemukan seringkali mengalami hambatan dalam
berkomunikasi dengan pasangannya yang menyebabkan krisis dalam pernikahannya telah mengusik
peneliti untuk mengangkat topik ini. Krisis dalam pernikahan dimulai dari kesetidakpahaman dalam
berkomunikasi. Dimana saat perbedaan mulai timbul seringkali tidak diselesaikan melalui komunikasi yang
baik, melainkan diacuhkan sehingga terus berkembang sampai tahap berpisah. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pola komunikasi relational development model pada saat sebuah hubungan dimulai, bertumbuh,
bertahan, dan sampai berakhir. Dimulai dari lima tahap coming together dan diikuti dengan lima tahapan
coming apart. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan relational development
model dan disertai menggunakan lima aspek yang terdapat pada komunikasi interpersonal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua pramugari mengalami semua elemen dalam tahap coming together dengan
komunikasi dan interaksi yang baik. Semua pramugari pernah mencapai tahap coming apart, dua pramugari
mencapai elemen terakhir dari coming apart yaitu terminating (bercerai). Satu pramugari memasuki tahap
stagnating dan dapat melalui krisis pernikahan melalui konseling perkawinan, sementara satu pramugari
terjebak dalam tahap avoiding. Penyebabnya dari berbagai faktor.

Kata kunci: komunikasi interpersonal, komunikasi dalam pernikahan, relational development model, teori
kontruksi sosial

PENDAHULUAN sempurna. Salah satu tahap perkembangan


Sejalan dengan perkembangan hidup dalam kehidupan manusia adalah menikah.
manusia, setiap manusia ingin mengalami Hurlock (2002, pg. 290) menjelaskan bahwa
perkembangan hidup kearah yang lebih tahapan perkembangan dimana tujuan besar

Submitted: 19-04-2020, Revision: 26-05-2020, Accepted: 17-06-2020


ISSN: 1412-7873 (cetak), ISSN: 2598-7402 (online) Website: http://journal.moestopo.ac.id/index.php/wacana
Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 28/E/KPT/2019
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

dari seorang wanita yang belum menikah ini yang seringkali diacuhkan dan dibiarkan
adalah tahapan untuk menjalani pernikahan sehingga terbentuk menjadi krisis yang
dimana diperlukan penyesuaian perkawinan semakin rumit untuk diselesaikan (Luthfi,
yang dilakukan antara suami dan istri dengan 2017). Perbedaan dan kebuntuan dalam
melakukan penyesuaian seksual, penyesuaian berkomunikasi seringkali disalahkan dan
keuangan dan penyesuaian dengan keluarga dijadikan alasan utama untuk mengakhiri
dari pihak pasangan. Menikah adalah tahapan pernikahan. Padahal tidak ada perceraian yang
dari kehidupan yang merupakan suatu usaha terjadi dalam semalam. Ada proses panjang
untuk membina hubungan dengan lawan jenis sebab akibat sebelum pasangan suami-istri
untuk sebuah tujuan yang baik. memutuskan untuk bercerai. Paputungan
Pernikahan memiliki makna yang sangat (2015) mengungkapkan dalam penelitiannya
sakral dan suci namun sebagian dari manusia bahwa komunikasi merupakan salah satu faktor
ada yang menganggap kalau pernikahan kepuasan dalam pernikahan.
hanyalah sekedar menyatukan dua insan, Melihat fenomena perceraian yang
padahal jika manusia lebih memahami arti khususnya terjadi di kalangan wanita dengan
pernikahan itu secara kompleks maka mereka profesi pramugari. Wanita dengan profesi
akan selalu mendapatkan kebahagian hidup ini memiliki karir bagus sebagai pemimpin,
dalam rumah tangga yang akan mereka bina mengepalai tim dalam sebuah penerbangan
dan tentunya tidak akan terjadi perceraian jika dengan rute internasional, memiliki kehidupan
manusia benar-benar memahami arti sebuah mapan, stabil dan mandiri dalam hal keuangan
pernikahan. yang kemudian memutuskan untuk menikah,
“Komunikasi adalah nyawa bagi suatu tidak menjadi jaminan akan langgeng dalam
pernikahan.” (Parrott dan Parrott, 1995). mengarungi bahtera pernikahannya. Pekerjaan
Sebelum memasuki gerbang pernikahan ini memiliki tingkat perceraian tinggi, yaitu
ditetapkan bersama visi, misi, perencanaan 50,5% (Saunders, 2017, December 5). Beberapa
jangka pendek, menengah dan panjang untuk diantaranya seringkali mengalami hambatan-
mencapai tujuan rumah tangga yang diinginkan hambatan dalam berkomunikasi dengan
melalui komunikasi. pasangannya yang menyebabkan krisis dalam
Di dalam kehidupan sehari-hari setiap pernikahannya. Pengamatan yang dilakukan
manusia saling berkomunikasi satu dengan akan kemandirian yang dimiliki wanita dengan
yang lain dengan menggunakan bahasa yang profesi ini terkadang juga mempengaruhi
dapat dimengerti oleh setiap pihak. Sebelum cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan
menikah, setiap pasangan sudah melihat, pasangannya.
mengetahui, mempelajari dan menerima Berdasarkan data yang dimuat sebuah situs
perbedaan latar belakang dari masing- web (liputan6, 2018), dengan judul, ‘7 Jenis
masing pasangannya. Komunikasi terbuka Pekerjaan dengan Tingkat Perceraian Tinggi’
secara dua arah harus mulai dilakukan sejak memberi tahu bahwa orang-orang di industri
proses pacaran sampai memutuskan untuk perjalanan, yang mencakup profesi pramugari
melanjutkan ke jenjang pernikahan, kemudian biasanya memiliki tingkat perceraian yang lebih
berkembang setelah menikah dan dilanjutkan tinggi daripada pekerjaan lainnya. Dalam situs
secara berkesinambungan. tersebut, dijelaskan bahwa profesi pramugari
Kegagalan dalam memahami pesan yang cukup menentukan dalam menjadi penyebab
disampaikan dalam komunikasi antar pasangan perceraian, karena kurangnya waktu bersama
suami istri yang terjadi dapat menjadi pemicu dengan pasangannya. Pramugari memiliki
awal yang menyebabkan terjadinya krisis tanggung jawab untuk selalu bepergian sesuai
komunikasi dalam rumah tangga. Gejala awal dengan jadwal yang ditentukan yang bisa

110 POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

saja terjadi timbulnya godaan untuk menjalin Littlejohn dan Foss (2009, p. 892) konstruksi
hubungan dengan sesama anggota kru. Dimana sosial memiliki empat tahap yaitu pertama
profesi pramugari biasanya lebih luwes dalam konstruksi dimana individu menangkap
bersosialisasi yang terkadang seringkali suatu pengalaman dan memprosesnya hingga
diartikan “too friendly” yang mungkin kurang kemudian menjadikan suatu nilai, makna, serta
disukai oleh pasangannya. Selain waktu dan pengetahuan yang dimilikinya selama hidup
perselingkuhan, faktor perbedaan sosial- bersosialisasi berusaha untuk dipertahankan
ekonomi disinyalir juga memiliki pengaruh. dalam kehidupannya. Bagian ketiga adalah
Faktor ekonomi yang tidak seimbang atau realita itu sendiri. Dikemukakan oleh Littlejohn
mungkin lebih tinggi bisa menjadi pengaruh dan Foss (2009, p.893) realita dipisahkan
karena tanpa disadari wanita dengan profesi menjadi dua yaitu realita secara fisik yang
ini merasa mandiri dan dapat memenuhi dapat dilihat atau disentuh dan realita sosial
segala kebutuhannya tanpa bergantung pada yang membutuhkan proses konstruksi atau
pasangannya (suami) yang menyebabkan membentuk pemahaman seperti tata tertib,
pasangannya merasa kurang dihargai. norma, agama, hubungan dan lainnya yang
Yuliati (2012) melakukan penelitian merupakan bagian dari kehidupan individu
yang dilatar belakangi oleh fenomena dosen dan diciptakan oleh individu itu sendiri. Hal
sebagai perempuan bekerja dalam memaknai ini sejalan dengan fenomena yang peneliti
dan membangun perkawinannya. Dalam lakukan tentang profesi pramugari, dimana
penelitiannya digunakan berbagai teori sebagai peneliti mengamati pola komunikasi yang
kerangka pemikiran salah satunya adalah terjadi antara pramugari dengan pasangannya.
konstruksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan Profesi Pramugari tersebut merupakan bentuk
bahwa perilaku menikah merupakan tindakan konstruksi sosial dari karir yang dijalani dan
berkesadaran. Perilaku menikah didasarkan juga sebagai seorang istri yang dibentuk dari
pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai yang pola komunikasi dalam pernikahan yang terjadi
dikelompokkan menjadi tujuan normatif, antara Pramugari dan pasangannya.
psikologis, sosial dan ekonomi. Dalam mengelola hubungan, perlu juga untuk
Penelitian Yuliati sejalan dengan teori memperhatikan komunikasi interpersonal.
konstruksi sosial (social construction) yang Dalam penelitian Dewi dan Sudhana (2013),
dicetuskan oleh Peter. L Berger dan Thomas menunjukkan adanya hubungan yang
Luckmann, menurut Littlejohn dan Foss signifikan antara komunikasi interpersonal
(2009, p. 892) terdiri dari tiga bagian yaitu, dengan keharmonisan pernikahan. Selain
sosial, konstruksi, dan realita. Pertama, sosial itu, keharmonisan dari sebuah pernikahan
merupakan implikasi dari teori konstruksi sosial tergantung dari kondisi hubungan interpersonal
dimana suatu realitas sosial membutuhkan pasangan suami istri, hubungan tersebut dapat
interaksi antar individu. Interaksi yang terjalin dengan baik melalui komunikasi yang
dimaksudkan adalah mengandung unsur efektif antara suami dan istri.
kolaboratif, dimana terdapat tujuan yang Dalam penelitian ini, untuk menjelaskan
menjadi kepentingan individu atau bersama. komunikasi interpersonal yang terbentuk
Melalui kolaborasi dengan sesama individu bagi Pramugari dan pasangannya, peneliti
terciptalah pemahaman yang mengalir dari satu menggunakan konsep komunikasi interpersonal
generasi kegenerasi lainnya. Dengan demikian, yang digagas oleh DeVito (Sugiyo, 2005 : 4),
individu yang mempunyai kepentingan pasti mengemukakan bahwa dalam komunikasi
mengkonstruksi dan hal ini terjadi dikarenakan interpersonal meliputi lima aspek: Keterbukaan
adanya kata, aksi, objek, dan saluran (channel). (openness) berupa kemauan menanggapi
Kedua adalah konstruksi, menurut dengan senang hati informasi yang diterima.

POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL 111
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek model. Gagasan bahwa ada tahapan dalam
dari komunikasi interpersonal, yaitu harus pengembangan sebuah hubungan yang
terbuka kepada komunikannya; kesediaan ditandai dengan pola komunikasi yang
komunikator untuk bereaksi secara jujur berbeda bukanlah hal baru. (Knapp, 2014 :
terhadap stimulus yang datang; dan komunikator 48) telah mengembangkan salah satu model
mengakui bahwa perasaan dan pikiran tahapan relasional dalam pengembangan relasi
yang diungkapkannya adalah miliknya dan interpersonal.
bertanggung jawab atasnya.; Empati(empathy) Selanjutnya, peneliti mengadaptasi
merupakan kemampuan untuk mengetahui relational development model ini untuk melihat
apa yang sedang dialami orang lain pada pola komunikasi yang terjadi antara Pramugari
suatu keadaan tertentu. Orang yang berempati dan pasangan. Hubungan interpersonal
mampu memahami motivasi, pengalaman, Pramugari dan pasangannya dipetakan dalam
perasaan, sikap, serta harapan dan keinginan sepuluh tahapan yang dibagi dalam dua fase
orang lain sehingga dapat mengkomunikasikan yaitu, lima fase coming together, dan lima
empati, baik secara verbal maupun non-verbal.; fase coming apart. Dalam setiap tingkatan itu
Dukungan (supportiveness) Sikap mendukung terbentuk pola komunikasi yang berbeda yang
ini berupa dorongan secara positif baik verbal menandai perubahan pola komunikasi dari
maupun non-verbal (seperti sentuhan untuk Pramugari dan pasangannya, yaitu bagaimana
menenangkan) terutama ketika lawan bicara suatu hubungan dimulai dalam tahapan coming
sedang mengalami permasalahan. Individu together dan bagaimana hubungan tersebut
memperlihatkan sikap mendukung dengan memasuki tahapan coming apart yang dimulai
bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan dengan penurunan hubungan sampai hubungan
bukan strategik.; Rasa positif (positives) Yaitu tersebut berakhir.
perasaan positif yang harus dimiliki seseorang
terhadap dirinya, agar mendorong orang lain
lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan
situasi komunikasi kondusif untuk interaksi
dua arah yang efektif. Kesetaraan atau
kesamaan (equality) Suasana yang setara
akan membuat komunikasi antarpribadi lebih
efektif. Kesetaraan yaitu pengakuan bahwa
kedua belah pihak saling menghargai, berguna,
dan mempunyai sesuatu yang penting untuk Gambar 1. Staircase Model of Interaction Stages
Knapp (2014: 48)
disumbangkan. Kesetaraan meminta individu
untuk memberikan penghargaan positif Lima tahapan coming together tersebut
tak bersyarat kepada individu lain. Kelima adalah: Tahap Memulai (Initiating) merupakan
aspek tersebut dibutuhkan dalam komunikasi usaha-usaha yang sangat awal yang kita
interpersonal antara pasangan suami istri. lakukan dalam percakapan dengan seseorang
Brody, Lavebre, dan Blackburn (2016) yang baru kita kenal. Tujuannya adalah untuk
meneliti struktur faktor perilaku relasional di mengadakan kontak dan menyatakan minat.
situs jejaring sosial, hubungan antara perilaku, Biasanya komunikasi dilakukan dengan hati-
kualitas relasional dan proses awal sampai hati dan konvensional pada tahap ini.; Tahap
pemutusan hubungan. Studi ini memperluas Penjajakan (Experimenting) adalah fase
pemahaman tentang bagaimana teknologi di mana kita memulai komunikasi dengan
mencerminkan cara orang berinteraksi mengangkat topik percakapan dengan tujuan
dengan menggunakan relational development untuk mengenal satu sama lain. Biasanya kita
banyak mengajukan pertanyaan dan berbasa-

112 POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

basi. Tujuan komunikasi di sini adalah untuk bertahan dengan alasan seperti keagamaan,
mengetahui kesamaan dan perbedaan di antara keuangan, atau demi kebaikan anak-anak,
kedua belah pihak.; Penggiatan (Intensifying) dan faktorlainnya berhubungan dengan tidak
menandai awal keintiman, berbagi informasi adanya lagi dayatarik terhadap pasangannya.
pribadi, dan awal informalitas yang lebih Komunikasi verbal dan nonverbal semakin
besar. Perubahan terjadi dalam perilaku menyerupai komunikasi antara dua orang asing.
komunikasi verbal maupun nonverbal. Kemudian tahap Penghindaran (Avoiding)
Perubahan komunikasi nonverbal menjadi adalah suatu taktik untuk meminimalkan
lebih intim terlihat dari kedekatan fisik seperti penderitaan atas pengalaman hubungan yang
berpegangan tangan, dan kontak mata yang merosot sama sekali. Perpisahan secara fisik
lebih sering.; Pengintegrasian (Integrating) sering terjadi, atau walaupun mereka masih
terjadi saat dua orang mulai menganggap diri tinggal bersama/berdekatan mereka mampu
mereka sebagai pasangan. Keduanya secara menjaga kontak secara minimum. Dan terakhir
aktif memupuk semua minat, sikap dan tahap Pemutusan (Terminating) adalah tahap
kualitas yang tampaknya membuat mereka final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp,
unik sebagai pasangan. Mereka mungkin pemutusan hubungan bisa terjadi setelah suatu
juga melakukan hal itu dengan cara simbolik percakapan serius maupun setelah tumbuhnya
misal bertukar cincin, atau menyebut suatu keintiman sepanjang hidup. Umumnya,
lagu sebagai ‘lagukita’.; Pengikatan (Bonding) semakin lama dan semakin penting hubungan
adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik, itu, semakin menyakitkan perpisahan yang
bisa berbentuk pertunangan atau perkawinan, terjadi. Semua tahapan diatas digambarkan
namun “berhubungan tetap” juga merupakan dalam bentuk contoh komunikasi dalam bentuk
suatu bentuk pengikatan. Pasangan sepakat percakapan pada tabel 1.
menerima seperangkat aturan atau norma yang Tabel 1. Model of Interaction Stages
mengatur hubungan mereka, dan mereka kini
lebih sulit untuk berpisah.
Lima tahap berikutnya menggambarkan
kemerosotan yang dapat terjadi dalam
hubungan yang telah mencapai tahap
pengikatan. Perbedaan (Differentiating) terjadi
bila dua orang menetapkan bahwa mungkin
hubungan mereka ingin dibatasi. Sekarang
mereka mulai memusatkan perhatian pada
perbedaan-perbedaan daripada kesamaan-
kesamaan. Fase ini ditandai dengan seringnya
terjadi perselisihan.
Tahap pertama adalah tahap pembatasan
(Circumscribing) adalah suatu tahap yang
menunjukkan bahwa pasangan mulai
mengurangi frekuensi dan keintiman dalam
berkomunikasi dan berinteraksi. Topik-
topik tertentu yang cenderung menimbulkan
suasana menjadi panas berusaha dihindari.
Berikutnya adalah tahap Stagnasi (Stagnating)
menunjukkan kemerosotan hubungan yang
semakin jauh sehingga mereka mencoba untuk Knapp (2014: 48)

POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL 113
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

METODOLOGI pramugari A (informan satu), berusia 36 tahun,


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sudah bercerai, dan memiliki posisi sebagai
penelitian fenomenologi dengan menggunakan Cabin Manager.; Pramugari B (informan dua),
pendekatan kualitatif, dimana dalam penelitian berusia 43 tahun, bercerai dan sudah menikah
ini peneliti terjun langsung ke lapangan untuk lagi, dan memiliki posisi Cabin Manager.;
mengumpulkan atau mendapatkan data dari Pramugari C (informan tiga),berusia 42 tahun,
pengalaman narasumber yang sesuai dengan menikah, memiliki posisi sebagai Cabin
masalah yang ingin diteliti secara tatap muka. Manager. Memiliki hambatan komunikasi
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk dalam penikahannya dan sedang mengikuti
menjelaskan fenomena secara mendalam konseling pernikahan untuk menyelamatkan
melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya, pernikahannya.; Pramugari D (informan
disamping itu disini lebih ditekankan pada empat), berusia 39 tahun, memiliki posisi
kualitas maka besarnya populasi atau sampling sebagai Cabin Manager, menikah tetapi sudah
tidak diutamakan. Teknik pengumpulan data berpisah, belum memutuskan untuk bercerai.
primernya adalah melalui wawancara, dan data
sekundernya menggunakan buku-buku dan HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa jurnal ilmiah. Creswell (Sugiyono, Initiating. Pramugari A mengenal ex suami
2016:15) mengatakan bahwa hasil penelitian ditempat bekerja yang sama pada saat bertugas
ini lebih menekankan pada generalisasi. terbang untuk pertama kalinya. Percakapan
Penelitian ini, menggunakan paradigma dimulai dari menanyakan bagaimana kesan
kontruktivisme agar dapat melihat pola pertama kali terbang. Pramugari B memulai
komunikasi yang terbentuk pada setiap tahapan perkenalan di pesawat dengan bertukar kartu
komunikasi suami istri. (Eriyanto, 2002:13). nama. Komunikasi awal melalui chat dimana
Informan yang yang digunakan dalam ex suami mengucapkan terima kasih atas
penelitian ini berjumlah empat orang. Kriteria pelayanan yang sangat bagus. Pramugari C
dari informan dalam penelitian ini adalah; mengenal suaminya pertama kali saat sedang
Wanita dengan profesi pramugari yang sudah menginap di hotel tempat suaminya bekerja.
menikah, memiliki jabatan manajer (cabin Percakapan ringan dimulai ketika melakukan
manager), memiliki bawahan serta atasan, dan check-in karena Pramugari C sering bertugas
bekerja dengan waktu yang tidak umum serta untuk terbang ke kota dimana hotel tersebut
harus meninggalkan keluarga dalam jangka berada dan suaminya selalu menangani proses
waktu tertentu; berusia 30-43 tahun, karena check-in. Pramugari D berkenalan dengan
kriteria jabatan berada di tingkat middle to top suami sejak SMA saat ospek, dimana mereka
management ada pada rentang usia tersebut.; harus berkenalan dengan teman lawan jenis
bertempat tinggal di Abu Dhabi, dan Jakarta; yang sekelas kemudian saling mengisi biodata
dengan kelas sosial menengah keatas. Kriteria singkat sebagai tugas.
tersebut didasarkan pada fenomena terdekat Experimenting. Pramugari A memiliki
yang terjadi dan diamati oleh peneliti yang juga ketertarikan yang sama dengan ex suami
bermukim dan berprofesi sebagai pramugari yaitu kulineran, sehingga seringkali janjian
di negara Uni Emirat Arab. Penelitian ini untuk terbang bersama dengan alasan untuk
difokuskan pada pola komunikasi dari elemen menjelajahi kuliner di negara berbeda. Ex
yang terdapat pada coming together dan coming suami Pramugari B melakukan pendekatan
apart. Hasilnya akan dikaitkan dengan pola dengan sering mengajak bertemu di kedai kopi
komunikasi yang terjadi sejak tahap memulai karena sama-sama penikmat kopi. Pramugari
hubungan sampai tahap berpisah. C menemukan ketertarikan dengan suami
Narasumber dalam penelitian ini adalah karena keduanya suka travelling keliling dunia.

114 POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

Pramugari D memulai hubungan dekat dengan waktu dirumah dengan bermain online game
suami saat ikut ekstra kurikuler paskibraka. atau menonton televisi.
Intensifying. Ex suami pramugari Apertama Circumscribing. Pertengkaran sering
kali menyatakan rindu saat selama satu bulan terjadi ditahap ini, Pramugari A dan ex
tidak mendapatkan jadwal terbang bersama. suami pernah mengucapkan “urus saja hidup
Pramugari B mengatakan bahwa ex suaminya masing-masing”. Sementara Pramugari B
sangat perhatian dan sering memuji. Suami dan ex suaminya lebih memilih diam dan
Pramugari C selalu menyediakan bunga dengan hanya berkomunikasi seperlunya saja seperti
ucapan “welcome back, have a good rest” saat “saudara/orangtua akan berkunjung dalam
pramugari C menginap dihotelnya. Pramugari waktu dekat, sebaiknya kita siapkan hotel saja”.
D masih ingat saat suami memberikan kaset Pramugari C sering bertengkar yang disertai
lagu DEWA yang disertai dengan surat cinta. dengan pernyataan “saya ini istri kamu” atau
Integrating. Pramugari A dilamar oleh ex “saya ini suami, bukan barang yang kamu
suami saat terbang bersama sebagai tanda miliki”. Berbeda dengan Pramugari D dan
keseriusan. Ex suami Pramugari B membeli suaminya sering menghabiskan waktu dalam
properti atas nama bersama sebelum menikah. diam walaupun duduk di mobil yang sama
Pramugari C dan suaminya memiliki tabungan maupun saat berkunjung ke restoran.
bersama untuk persiapan menikah. Pramugari Stagnating. Komunikasi Pramugari A dan
D bertukar cincin dengan suami saat sebelum B tidak ada perubahan kearah yang lebih baik
lulus SMA sebagai tanda keseriusan untuk ditahap ini. Saling menyalahkan dan lebih
menikah. suka berasumsi sendiri dibandingkan bertanya
Bonding. Pramugari A, B, C, dan D memasuki langsung. Pramugari C dan suami mencari
tahap pernikahan sebagai bentuk peningkatan solusi dengan berkonsultasi melalui konseling
keseriusan dari komitmen sebelumnya ke pernikahan. Sementara Pramugari D dan suami
tahap pengesahan hubungan secara legal yaitu tidak tahu harus berbuat apa di tahap ini.
pernikahan. Avoiding. Pramugari A dan B memasuki tahap
Differentiating. Pramugari A mulai ini dimana keduanya tidak lagi berkomunikasi
merasakan perbedaan saat ex suami pindah secara langsung dengan ex suami, melainkan
bekerja di perusahaan lain, dimana ex suami melalui pengacara pernikahan. Pramugari D
lebih sering menghabiskan waktu dengan teman memasuki tahap ini melalui pisah rumah tetapi
barunya, sedangkan Pramugari A memiliki belum sepakat untuk bercerai. Pramugari C
jadwal terbang yang sangat padat. Pramugari tidak memasuki tahap ini.
B menyebut ex suaminya workaholic baik Terminating. Hanya pramugari A dan B
dirumah maupun di kantor, perkataan seperti yang memasuki tahap ini dan mengakhiri
“saya sangat sibuk” sering diucapkannya, pernikahannya.
sehingga membuat pramugari B lebih memilih
untuk memiliki jadwal terbang yang padat Pembahasan
juga. Pramugari C merasakan perubahan dalam
berkomunikasi dengan suami disaat suami Objek wanita dengan profesi pramugari
mendapatkan promosi jabatan. Perkataan digunakan peneliti sebagai informan.
seperti “saya ingin memiliki tabungan pribadi” Profesi pramugari khususnya pada maskapai
pernah diucapkan. Pramugari D merasakan internasional memiliki jadwal kerja yang padat
perubahan dalam berkomunikasi saat sehingga kurangnya waktu bersama pasangan.
menyatakan ingin berhenti bekerja dan ingin Komunikasi menjadi hambar dan tanpa disadari
segera memiliki anak. Suami pramugari D agak kemerosotan dalam hubungan pun terjadi.
mulai menghindar dengan cara menghabiskan Setiap pramugari dan pasangannya mengalami

POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL 115
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

semua elemen yang terdapat dalam tahap Perubahan akan lingkungan kerja, tekanan
coming together. Semua pasangan tersebut pekerjaan, pertemanan dan bertambahnya
saling membentuk perasaan cinta satu sama tanggung jawab dari setiap individu dapat saja
lain melalui pola komunikasi yang terjalin mempengaruhi cara berkomunikasi yang akan
sejak perkenalan. berdampak pada perubahan sikap terhadap
Komunikasi yang baik dengan pasangan pasangan.
ditandai dengan membahas hal-hal yang Sesuai dengan fokus penelitian yang
berkaitan dengan keseharian merupakan menggunakan komunikasi interpersonal
kebiasaan yang dapat memperat hubungan dalam relational development model melihat
dimana terdapat keterbukaan (openness), tahapan pola komunikasi dan interaksi sampai
empati (empathy), dukungan (supportiveness), menyebabkan krisis dalam pernikahan.
rasa positif (positives), dan kesetaraan Komunikasi interpersonal merujuk pada
(equality) yang diberikan terhadap pasangan kegiatan berkomunikasi yang terjadi
satu sama lain. Hal ini sejalan dengan secara langsung di antara dua orang dalam
penelitian Oktariani (2018) menyimpulkan mempertahankan hubungan walau terkadang
bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi hal-hal yang dibahas keduanya tidak selalu hal
komunikasi dalam perkawinan antara lain, be penting tetapi harus terus diterapkan dalam tiap
nice, communicate, be open, give assurance, tahapan komunikasi coming together, sehingga
be positive dan focus on improving yourself saat perbedaan (differentiating) timbul dapat
digunakan untuk menjalin komunikasi serta segera di selesaikan.
mempertahankan komitmen diantara masing- Dalam relational development model,
masing pasangan. Knapp menggambarkan hubungan
Hubungan diawali dengan komunikasi dan interpersonal melalui pola komunikasi dan
interaksi yang baik. Tahapan coming together interaksi hubungan dalam sebuah siklus, dari
dari intiating, experimenting, intesifying, perkenalan, menuju kebersamaan, menuju
integrating sampai mencapai tahap bonding perpisahan, dan kemungkinan kembali menuju
ditunjukkan melalui ketertarikan, menemukan kebersamaan. Pada setiap tahapnya, terdapat
banyak kesamaan visi sehingga memutuskan pola komunikasi yang memainkan peran yang
untuk berkomitmen lebih serius. Komitmen besar dalam memasuki tahap selanjutnya.
terbentuk dalam tahap bonding yang Sebagai contoh pramugari C mampu
menunjukan keseriusan karena para pasangan melewati krisis saat menyadari bahwa mereka
saling meyakini pentingnya hubungan yang membutuhkan bantuan konsultasi perkawinan,
dijalani dan mengabdikan diri serta berusaha sehingga tahapan coming apart berhenti di
untuk menjaga hubungan tersebut. stagnating.
Tahapan coming together yang indah seperti Semua pramugari mengalami tahapan
terlupakan saat timbul awal perbedaan yang coming apart tetapi tidak melewati semua
mulai terjadi. Tanpa disadari kemerosotan elemen dalam tahap tersebut. Hanya dua
hubungan dimulai melalui kurangnya waktu pramugari saja yang sampai memasuki elemen
berkomunikasi dan berinteraksi sehingga terminating dan berakhir dengan perceraian.
perbedaan yang timbul seringkali bisa Dimana tidak ada komunikasi lagi dan masing-
menyebabkan pertengkaran dimana semua masing individu saling tertutup, dingin, serta
pramugari pernah mengalami hambatan cendurung menutup diri.
berkomunikasi dengan pasangannya sampai Hanya Pramugari C yang bertahan di elemen
menyebabkan krisis dalam pernikahannya. avoiding, memutuskan untuk cooling down
Perbedaan dan perubahan sikap akan terus dengan cara hidup berpisah dalam jangka waktu
terjadi seiring berjalannya usianya pernikahan. tertentu. Pramugari C mengungkapkan bahwa

116 POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

komunikasi dengan pasangannya hampir tidak (differentiating) timbul, diawali dengan


ada sehingga menimbulkan keraguan untuk adanya lingkungan baru, kesibukan kerja yang
melanjutkan pernikahan atau bercerai. bertambah, dan tidak memelihara komunikasi
Hasil dari penelitian, semua pramugari yang baik. Seringnya perkataan seperti
dan pasangannya mengalami semua elemen “saya sangat sibuk” diucapkan oleh ex suami
tahapan coming together yang memiliki Pramugari B dan kurangnya supportivenness
pola interaksi dan komunikasi yang terdapat dalam bentuk pengertian dari Pramugari B atas
dalam relational development model. Dimana kesibukan ex suami. Hal ini terus berlangsung
didalamnya terdapat ciri-ciri dari komunikasi dan menimbulkan jarak dalam berkomunikasi.
interpersonal. Dalam tahapan coming together Berkurangnya elemen openness ditunjukkan
tergambar bahwa ada elemen openness, oleh pramugari A saat ex suami pindah kantor
empathy, supportivenness, positives dan dan lebih sering menghabiskan waktu dengan
equality dalam memasuki tiap tahapan coming lingkungan barunya, Pramugari A sering
together. menanyakan “kenapa sering menghabiskan
Elemen equality timbul pada Pramugari C waktu diluar?” dan biasanya diakhiri dengan
saat hubungan memasuki tahap integrating pertengkaran. Elemen equality juga hilang saat
melalui pembicaraan untuk membuka suami Pramugari C mengucapkan perkataan
tabungan bersama. Dalam tahap intensifying “saya ingin memiliki rekening pribadi” dalam
dan integrating tergambar bahwa Pramugari A pertengkarannya disaat suami mendapatkan
dan ex suami terdapat elemen openness melalui promosi jabatan. Pramugari C mengusulkan
ungkapan rasa rindu terhadap satu sama lain, suami harus berkontribusi dalam jumlah yang
sedangkan Pramugari D diberikan kaset DEWA sama dengannya untuk kebutuhan sehari-
19 disertai dengan surat cinta. Rasa positives hari. Kurangnya empathy ditunjukkan oleh
ditunjukan dalam tahap experimenting suami Pramugari D saat percakapan untuk
dimana Pramugari B dan ex suami sama-sama segera memiliki anak diangkat menjadi topik
penikmat kopi, sehingga sering menghabiskan pembicaraan serius. Suami lebih memilih
waktu bersama di kedai kopi untuk mencoba menyibukkan bermain game online dan
varian kopi yang berbeda. Sedangkan menonton televisi saat berada dirumah.
Pramugari C dan pasangannya memupuk Komunikasi sangat terbatas sampai berada
elemen positives dan suppportivenness dengan pada tahap krisis dan berpisah rumah.
sering melakukan travelling bersama. Elemen Keterkaitan teori konstruksi sosial dalam
empathy ditunjukkan dalam tahap intesifying relational development model pada tahapan
dimana suami Pramugari C selalu memberikan coming together terbentuk saat setiap informan
bunga dengan ucapan “welcome back, have mampu menjawab hal apa yang menarik dari
a good rest” saat menginap di hotel tempat diri setiap informan yang membuat pasangan
suaminya bekerja. menyukai informan-informan tersebut yang
Tahapan coming apart juga dialami oleh dijelaskan dalam tabel 2.
Tabel 2.
semua pramugari, tetapi tidak semuanya
Konstruksi sosial dalam tahap coming together
memasuki elemen terminating. Pramugari C
dapat mengatasi krisis pernikahannya dengan Informan Konstruksi sosial dalam tahap coming together
Informan 1 Luwes layaknya perempuan jawa
mengikuti konseling pernikahan., sedangkan Informan 2 Mandiri
Informan 3 Pandai bergaul
Pramugari D masih bertahan dalam ikatan Informan 4 Percaya diri
pernikahan walaupun hidup berpisah dengan
Informan Konstruksi sosial dalam tahap maintaining relationship
suami. Hanya pramugari A dan B yang Informan 1Sumber: data berbicara
Mengajak wawancara (2020)
dari hati ke hati, dan mengajak makan diluar.
mengalami tahapan terminating. Informan 2 Mengajak berlibur untuk mencari solusi demi menyelamatkan pern
Informan 3 Keutuhan pernikahan harus diusahakan dan dipertahankan.
Elemen positives hilang saat perbedaan Informan 4 Keutuhan pernikahan harus diusahakan dan dipertahankan.

Informan Konstruksi sosial dalam tahap coming apart


POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI
Informan 1 MASKAPAI keputusan untuk bercerai117
• MenerimaINTERNASIONAL karena tidak ada
Julia Ratnasari Dewi dipertahankan.
• Tidak ada alasan kuat untuk mempertahankan pernikahannya.
Informan 2 Memilih untuk bercerai karena tujuan pernikahan baginya ada
keturunan.
Informan 3 • Mencari bantuan konsultasi pernikahan.
• Pernikahan adalah komitmen seumur hidup sampai maut memi
Informan
Konstruksi sosial dalam tahap
maintaining relationship
Informan 1 Mengajak berbicara dari hati ke hati,
dan mengajak makan diluar.
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Informan
Volume 19,2 No.Mengajak berlibur
1, Juni 2020, 109-120untuk mencari
solusi demi menyelamatkan
pernikahan.
Informan 3 Keutuhan pernikahan harus
Setiap informan memiliki pandangan diusahakan dan
Tabel 4. dipertahankan.
bahwa hambatan yang timbul dalam sebuah Informan 4 Keutuhan pernikahan
Konstruksi sosial komunikasi dalam tahap coming
harus
diusahakan dan dipertahankan.
pernikahan bisa diusahakan untuk dicari apart
jalan keluarnya yang tergambar dari usaha- Informan Konstruksi sosial dalam tahap
usaha yang dilakukan oleh setiap informan. coming apart
Pandangan itu digambarkan dalam proses Informan 1 • Menerima keputusan untuk
wawancara dan disimpulkan melalui tabel 3 bercerai karena tidak ada yang
mengenai konstruksi sosial komunikasi dalam dapat dipertahankan.
• Tidak ada alasan kuat untuk
tahap maintaining relationship. mempertahankan
Tabel 3. pernikahannya.
Konstruksi sosial komunikasi dalam tahap Informan 2 Memilih untuk bercerai karena
maintaining relationship tujuan pernikahan baginya adalah
Informan Konstruksi sosial dalam tahap memiliki keturunan.
maintaining relationship Informan 3 • Mencari bantuan konsultasi
Informan 1 Mengajak berbicara dari hati ke hati, pernikahan.
dan mengajak makan diluar. • Pernikahan adalah komitmen
Informan 2 Mengajak berlibur untuk mencari seumur hidup sampai maut
solusi demi menyelamatkan memisahkan.
pernikahan. Informan 4 Pernikahan adalah komitmen
Informan 3 Keutuhan pernikahan harus seumur hidup sampai maut
diusahakan dan dipertahankan. memisahkan.
Informan 4 Keutuhan pernikahan harus Sumber: data olahan pribadi (2020)
diusahakan dan dipertahankan.

Sumber: data olahan sosial


pribadi dalam
(2020) tahap
terbentuk dari proses pola komunikasi
Informan Konstruksi pramugari maskapai internasional dengan
Sementara, coming
dalam apart
tabel 4 berisi mengenai
Informan 1 • Menerima keputusan untuk pasangannya ketika berada dalam tahap-
bagaimana konstruksi sosial terbentuk dari
bercerai karena tidak ada yang tahap membangun relasi yang intim (coming
setiap informan dapat
dalamdipertahankan.
tahap coming apart,
together), tahap-tahap mempertahankan
menunjukkan •cara Tidakpandang
ada alasanyangkuat berbeda
untuk (maintaining relationship) relasi yang intim
dalam menyikapi kemorosotan hubungan
mempertahankan
pernikahannya.
dalam pernikahan, dan pada tahap-tahap
pernikahan. Beberapa diantaranya mengakhiri
Informan 2 Memilih untuk bercerai karena mengakhiri relasi (coming apart) yang intim
pernikahannnya dengan alasan tertentu yang
tujuan pernikahan baginya adalah dalam pernikahannya.
merupakan hasil
memilikikonstruksi
dari keturunan. sosial tersebut.
Informan 3
Pertama, pola komunikasi antara pramugari
Hasil diatas • Mencari
menunjukkanbantuantigakonsultasi
temuan
pernikahan. dengan pasangannya cenderung tidak terlalu
tentang konstruksi sosial yang terbentuk dari
• Pernikahan adalah komitmen mendalam, pada tahapan coming together
proses pola komunikasi pramugari maskapai
seumur hidup sampai maut dimana hal-hal penting seperti rencana
internasional dengan pasangannya
memisahkan. ketika
memiliki anak tidak terlalu dibahas secara
berada dalam
Informan tahap-tahap adalah
4 Pernikahan membangun relasi
komitmen
seumur hidup sampai maut mendalam sehingga pada saat setelah menikah
yang intim (coming together), tahap-tahap
memisahkan. terjadi hambatan komunikasi yang timbul dari
mempertahankan (maintaining relationship)
pandangan suami terhadap istrinya dalam hal
relasi yang intim dalam pernikahan, dan pada
memiliki keturunan.
tahap-tahap mengakhiri relasi (coming apart)
yang intim dalam pernikahannya. Kedua, pada tahapan maintaining
relationship, pramugari berharap untuk dapat
menghabiskan waktu bersama suami ketika
SIMPULAN libur, sehingga apabila suami memiliki ritme
Berdasarkan analisis, pembahasan, dan kerja yang tidak teratur juga, akan menjadi sangat
temuan data, dalam penelitian ini menunjukkan sulit bagi keduanya untuk memiliki kualitas
tiga temuan tentang konstruksi sosial yang waktu yang baik dalam berkomunikasi dan

118 POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

berinteraksi sehingga seringkali menimbulkan Eriyanto. 2002. Analisis Framing, Konstruksi,


hambatan dalam berkomunikasi yang bisa Ideoligi, dan Politik. Yogyakarta:LKis.
menyebabkan krisis dalam pernikahannya. Hurlock, E. B. 2002. Psikologi perkembangan:
Ketiga, pola komunikasi yang terbentuk suatu pendekatan sepanjang rentang
pada tahapan coming apart merupakan kehidupan (edisi kelima) (Terjemahan).
hasil konstruksi sosial yang dialami dari Jakarta: Penerbit Erlangga.
setiap pramugari melalui komunikasi dan Knapp, M. L., Vangelisti, A.L., & John P.
interaksi antara pramugari dengan suaminya, Caughlin, J. P. (2014). Interpersonal
sehingga memutuskan untuk bercerai atau Communication And Human
mempertahankan pernikahan. Relationship, seventh edition.
Wanita dengan profesi pramugari tanpa Littlejohn, S. W & K. A. Foss. 2009. Teori
di sadari mengalami proses konstruksi sosial Komunikasi, edisi 9. Jakarta: Salemba
yang sebenarnya merupakan hasil dari jaringan Humanika.
yang terbentuk oleh lingkungan sosial dimana Luthfi, M. (2017). Komunikasi Interpersonal
pramugari itu berada. Proses tersebut secara Suami dan Istri Dalam Mencegah
sadar atau tidak telah membentuk pandangan Perceraian di Ponorogo, from https://
mengenai wanita dengan profesi pramugari, ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/
khususnya di maskapai internasional yang ettisal/article/viewFile/1413/1038
memiliki kesulitan dalam membagi waktu
yang terkadang menimbulkan hambatan Oktariani, M. (2018). Pola Komunikasi
dalam berkomunikasi dengan pasangannya. Pasangan Long Distance Relationship
Hal menarik ditemukan, dengan kepandaian Dalam Mempertahankan Hubungan
dan keluwesannya saat berkomunikasi dan Melalui Media Sosial Line. WACANA,
bernegosiasi ketika harus menjalankan Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi. 17(2),
perannya sebagai manajer kabin yang terbilang 193-200. https://doi.org/10.32509/
terampil, berbanding terbalik ketika pramugari wacana.v17i2.631
kembali kerumah dan menjalankan perannya Paputungan, F. (2015). Kepuasan Pernikahan
sebagai istri. Suami Yang Memiliki Istri Berkarir,
from https://www.academia.
edu/22785398/kepuasan_pernikahan_
DAFTAR PUSTAKA suami_yang_memiliki_istri_berkarir
Basrowi & Sukidin. (2002). Metode Penelitian Parrott, L., Parrott, L. (1995). Saving Your
Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya. Marriage Before It Starts: Seven
Insan Cendikia. Questions to Ask Before (and After)
Brody, N., Levebre, L., & Blackburn, K. (2016). You Marry. Grand Rapids, Michigan:
Social Networking Site BehaviorsAcross Zondervan.
the Relational Lifespan: Measurement Saunders. (2017, December 5). You’re More
and Association With Relationship Likely To Get Divorced If You Or
Escalation and De-escalation, from Your Partner Has One Of These 8 Jobs.
https://journals.sagepub.com/doi/ Diperoleh dari https://www.prevention.
full/10.1177/2056305116680004 com/sex/a20509570/jobs-high-divorce-
Dewi, N. R., & Sudhana, H. (2013). Hubungan rate/
Antara Komunikasi Interpersonal Sugiyo. (2005). Komunikasi Antar Pribadi.
Pasutri Dengan Keharmonisan Semarang: UNNES PRESS.
Dalam Pernikahan. Jurnal Psikologi
Udayana, 1(1), 22-31. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL 119
Julia Ratnasari Dewi
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, Volume 19, No. 1, Juni 2020, 109-120

Bandung: PT Alfabet. Yuliati, N. (2012). Pemaknaan, Penyesuaian,


Ternyata, Ini 7 Jenis Pekerjaan dengan Tingkat dan Komunikasi dalam Perkawinan
Perceraian Tinggi, https://www. pada Dosen Perempuan. MIMBAR:
liputan6.com/lifestyle/read/3215279/ Jurnal Sosial dan Pembangunan, 28(2),
ternyata-ini-7-jenis-pekerjaan-dengan- 145-156.
tingkat-perceraian-tinggi

120 POLA KOMUNIKASI DALAM KRISIS PERNIKAHAN PADA PRAMUGARI MASKAPAI INTERNASIONAL
Julia Ratnasari Dewi

You might also like