Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Gedung Prijadi Praptosuhardjo III Lantai 1-2, Jalan Budi Utomo No. 6 Jakarta 10710; Telepon: 021-3847068, 3449230 Psw. 5500;
Faksimile (021) 3864776; Laman: www.djpb.kemenkeu.go.id

Nomor : S-122/PB.6/2023 30 Desember 2023


Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Perekaman Piutang Uang Pengganti Kejaksaan pada Modul Piutang untuk
Penyusunan Laporan Keuangan Kejaksaan Tahun 2023

Yth. Kepala Biro Keuangan, Kejaksaan Republik Indonesia


Jl. Sultan Hasanuddin Nomor 1 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan

Sehubungan dengan Surat Saudara nomor B-851/C.5/Cu.3/11/2023 tanggal 22 November


2023 hal Permintaan Penambahan Menu Pilihan Kualitas Piutang untuk Pencatatan Piutang
Uang Pengganti Kejaksaan RI, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan penatausahaan piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan piutang
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) secara digitalisasi menggunakan
Modul Piutang pada aplikasi SAKTI dan dilaksanakan mulai tahun anggaran 2023,
dikecualikan terhadap transaksi piutang yang dikelola oleh Satker yang menerapkan pola
pengelolaan Badan Layanan Umum.
2. Panduan pencatatan dan penatausahaan piutang PNBP dan piutang TP/TGR sebagaimana
dimaksud angka 1 berpedoman kepada Petunjuk Teknis Akuntansi 02: Pedoman Penggunaan
Modul Piutang SAKTI Bagi Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan Surat Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor S-52/PB/PB.6/2022 tanggal 7 Desember 2022.
3. Secara sistem aplikasi SAKTI tahun 2023 telah mengakomodasi penentuan kualitas dan
perhitungan estimasi ketertagihan piutang sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 69/PMK.06/2014 sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 207/PMK.06/2019
tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara, di mana penggolongan
kualitas piutang dibedakan ke dalam klasifikasi 4 jenis kualitas piutang: lancar; kurang lancar;
diragukan; dan macet.
4. Dengan memperhatikan ketentuan proses bisnis dan tata kelola yang sudah berlangsung di
Kejaksaan terhadap jenis piutang yang timbul dari:
a. transaksi Uang Pengganti yang diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; dan
b. transaksi Denda dan Biaya Tilang Verstek,
bahwa dalam melakukan penentuan kualitas dan perhitungan estimasi ketertagihan piutang
dimaksud, dilakukan penggolongan ke dalam 3 jenis kualitas piutang: lancar; kurang lancar;
dan macet.
5. Atas hal tersebut, dapat dipertimbangkan bahwa pencatatan dan penatausahaan piutang
PNBP sebagaimana dimaksud pada angka 4 dikecualikan penerapannya menggunakan
Modul Piutang aplikasi SAKTI untuk penyusunan dan penyampaian Laporan Keuangan
Kejaksaan tahun anggaran 2023, dan teknis penyajian pendapatan dan piutangnya
menggunakan mekanisme semi manual yang sudah berlangsung melalui Modul GLP aplikasi
SAKTI, yaitu terhadap akun sebagai berikut:
2

Akun Piutang Uraian Piutang Akun Pendapatan Uraian Pendapatan


115211 Piutang PNBP 425237 Pendapatan Denda Pelanggaran Lalu
Lintas
115211 Piutang PNBP 425243 Pendapatan Uang Pengganti Tindak
Pidana Korupsi yang Telah Diputuskan/
Ditetapkan Pengadilan
6. Dalam hal secara aplikasi terintegrasi MonSAKTI menampilkan informasi selisih untuk kualitas
data rekonsiliasi internal tahun 2023 terhadap akun pendapatan dan akun piutang
sebagaimana dimaksud angka 5, maka untuk sementara waktu dapat diabaikan.
7. Pencatatan dan penatausahaan piutang PNBP sebagaimana dimaksud pada angka 4
menggunakan Modul Piutang aplikasi SAKTI diharapkan dapat diterapkan di tahun 2024
dengan memperhatikan bahwa:
a. Modul Piutang aplikasi SAKTI menyediakan menu perekaman khusus yang
mengakomodasi pencatatan dengan penggolongan ke dalam 3 jenis kualitas piutang:
lancar; kurang lancar; dan macet;
b. Sosialisasi dan pelatihan yang cukup di lingkungan unit teknis vertikal yang ada di
Kejaksaan terhadap menu baru sebagaimana dimaksud huruf a; dan
c. Unit teknis vertikal yang ada di Kejaksaan sudah dapat melakukan migrasi dan perekaman
piutangnya di periode triwulan I tahun 2024.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima
kasih.

Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Ditandatangani secara elektronik


Fahma Sari Fatma

Tembusan:
1. Direktur Pelaksanaan Anggaran
2. Direktur Sistem Perbendaharaan
3. Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan
4. Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga
5. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
6. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertfikat Elektronik (BSrE), BSSN. Untuk memastikan keaslian tanda tangan
elektronik, silakan pindai QR Code pada laman https://office.kemenkeu.go.id atau unggah dokumen pada laman https://tte.kominfo.go.id/verifyPDF
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
KEJAKSAAN AGUNG
Jl. Sultan Hasanuddin No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp / Faks. (021) 72798353 www.kejaksaan.go.id

Nomor : B-851 /C.5/Cu.3/11/2023 Jakarta, 22 November 2023


Sifat : Biasa
Lampiran : 1 (satu) lembar
Hal : Permintaan Penambahan Menu Pilihan
Kualitas Piutang untuk Pencatatan
Piutang Uang Pengganti Kejaksaan RI

Yth.
Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Kementerian Keuangan
Di
Jakarta

Sehubungan dengan surat kami nomor 658/C.5/Cu.3/09/2023 tanggal 19 September


2023 hal Progres Migrasi Piutang Kejaksaan Republik Indonesia pada Modul Piutang Aplikasi
SAKTI, dapat kami sampaikan mengenai pencatatan Piutang Kejaksaan RI pada Aplikasi
SAKTI sampai dengan bulan Oktober 2023 sebagai berikut:

1. Kejaksaan RI telah melakukan migrasi saldo awal (audited tahun 2022) untuk piutang
uang pengganti tindak pidana korupsi melalui input data debitur serta nilai piutang pada
modul Piutang aplikasi SAKTI;
2. Bahwa berdasarkan Pedoman Jaksa Agung RI nomor 22 tahun 2021 tentang Kebijakan
Akuntansi di Lingkungan Kejaksaan RI, klasifikasi kualitas piutang di Kejaksaan RI terdiri
dari 3 (tiga) kategori yaitu Lancar, Diragukan dan Macet sebagaimana terlampir;
3. Untuk Piutang Uang Pengganti Undang-Undang nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang sudah memiliki surat pernyataan tidak
mampu membayar (D.2) dari terpidana, maka piutang tersebut masuk ke dalam kategori
kualitas piutang macet meskipun umur piutang masih kurang dari 1 (satu) tahun;
4. Bahwa masih terdapat kendala dalam melakukan penatausahaan piutang uang pengganti
untuk mencatat piutang baru pada tahun berjalan yang memiliki kualitas macet, karena
pada menu sumber pencatatan piutang dengan pilihan kategori 1-Piutang Baru belum
mengakomodir pilihan kualitas piutang macet.
5. Kejaksaan RI akan melakukan pencatatan atas mutasi uang pengganti tahun berjalan di
modul piutang aplikasi SAKTI untuk bulan Desember 2023.
-2-

Berkenaan dengan hal tersebut, mohon agar dapat ditambahkan pilihan kualitas
piutang “Macet” di menu sumber pencatatan piutang dengan pilihan kategori 1-Piutang Baru
pada modul piutang aplikasi SAKTI.

Demikian untuk maklum dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala Biro Keuangan,

Ari Hastuti, S.E., S.H.

Tembusan:
1. Yth. Jaksa Agung Muda Pembinaan;
2. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Pembinaan;
(sebagai laporan)
3. Yth. Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan;
4. Arsip
Tabel Penggolongan Kualitas Piutang Uang Pengganti
UU Nomor 31 tahun 1999

Kualitas
Kriteria Klasifikasi Piutang Penyisihan
Piutang
Lancar  Untuk piutang uang pengganti yang umur 0,5%
piutangnya kurang dari 1 tahun setelah tanggal
putusan (masih dalam 1 periode pelaporan).
 Terpidana menyatakan sanggup dan mau
melakukan pembayaran atas uang pengganti
yang dituangkan dalam Surat Pernyataan
Kesanggupan Membayar.
 Telah diterima hasil lelang barang rampasan
dan/atau uang rampasan dan/atau hasil lelang
barang sita eksekusi dalam perkara tindak
pidana korupsi untuk diperhitungkan sebagai
pembayaran uang pengganti.
 Terpidana melakukan cicilan pembayaran uang
pengganti dalam periode pelaporan (dalam 1
tahun)

Diragukan  Untuk piutang uang pengganti yang umur 50%


piutangnya diatas 1 tahun setelah tanggal
terima putusan pengadilan yang telah inkracht.
 Masih terdapat barang rampasan yang
berdasarkan putusan pengadilan dirampas
Negara dan diperhitungkan untuk membayar
uang pengganti, yang belum dilelang atau
dalam proses lelang.
 Terdapat harta benda/aset terpidana yang
dapat disita eksekusi untuk membayar uang
pengganti.
 Untuk piutang uang pengganti yang pernah
terdapat cicilan pembayaran, namun pada
tahun pelaporan sudah tidak mencicil.
 Terpidana melarikan diri (DPO) namun masih
memiliki harta benda/aset.

Macet  Sudah ada D.2 (Surat Pernyataan Tidak 100%


Mampu Membayar) dan sanggup menjalani
hukuman subsider.

Sumber : Pedoman Jaksa Agung RI nomor 22 tahun 2021 tentang Kebijakan


Akuntansi di Lingkungan Kejaksaan RI

You might also like