Professional Documents
Culture Documents
Artikel Jupekhu Adinda Fania
Artikel Jupekhu Adinda Fania
Artikel Jupekhu Adinda Fania
Adinda Fania
prestasi siswa (x) juga memiliki kendala seperti dalam latihan (x) membutuhkan
waktu yang lama untuk memahami dan terkadang lupa. Upaya dalam menghadapai
kendala ini selalu dilakukan latihan secara rutin.
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, This license lets others remix, tweak, and build upon your work even for commercial
purposes, as long as they credit you and license their new creations under the identical terms ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin meraih tujuan Indonesia. Semua anak berhak mendapatkan pendidikan
tanpa terkecuali termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang
memiliki penyimpangan/kelainan dari keadaan anak normal pada umumnya dalam hal fisik, psikis atau kejiwaan
maupun karakteristik tindakan sosialnya. Anak berkebutuhan khusus tentu akan menghadapi berbagai pemasalahan
yang berkaitan dengan kekurangannya. Semua masalah tersebut perlu diselesaikan dengan memberikan pelayanan
pendidikan bimbingan serta latihan sehingga masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan baik. Anak berkebutuhan
khusus terdiri dari beberapa jenis salah satunya siswa tunagrahita.
Istilah tunagrahita digunakan untuk menyebut siswa yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-
rata.Tuna artinya rusak, kurang atau tidak memiliki sedangkan grahita artinya pikiran, ingatan, otak dengan demikian
penyandang tunagrahita rusak pikirannya menyebabkan kurang dalam pikiran, lemah ingatan,lemah otak, terbelakang
mental,retardasi mental dan lain sebagainya. Selayaknya siswa pada umumnya siswa tunagrahita juga membutuhkan
pendidikan hanya saja pada proses pendidikannya siswa tunagrahita membutuhkan pelayanan khusus. Selain
kemampuan dalam bidang akademik siswa tunagrahita juga membutuhkan pengembangan keterampilan vokasional
untuk menunjang kemampuannya di tengah masyarakat. Siswa tunagrahita umumnya tidak mengalami hambatan pada
kemampuan motorik sehingga banyak keterampilan yang dapat diberikan, salah satunya adalah keterampilan
menjahit.
Keterampilan menjahit dapat diberikan untuk siswa tunagrahita karena tingkat kesulitannya tidak terlalu tinggi
selain itu juga memiliki nilai daya jual ditengah masyarakat. Berdasarkan studi grand tour yang penulis lakukan di
SLB N 1 HARAU penulis menemukan bahwa ada seorang siswa berinisial “X”berjenis kelamin perempuan yang saat
ini tengah duduk di kelas XI merupakan siswa penyandang tunagrahita ringan dengan segala kekurangan yang
dimilikinya tidak mengurangi semangatnya dalam mengukir prestasi yang membanggakan. Prestasi yang telah diraih
hingga tingkat Provinsi dalam ajang LKSN PDBK (Lomba Keterampilan Siswa Nasional-Peserta Didik Berkebutuhan
Khusus) dan mampu meraih juara 1.
X memiliki keterbatasan namun pada kenyataannya hal tersebut tidak menghambat X untuk tetap percaya diri
dan membuktikan ia bisa meraih prestasi, walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki dan berada diantara orang-
orang awam. X mampu mengikuti pembelajaran seperti siswa lainnya, melihat prestasi yang dimiliki siswa
tunagrahita “X” dalam perlombaan cabang menjahit tunagrahita tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengungkap profil siswa tunagrahita X berprestasi bidang keterampilan menjahit di SLB N 1 HARAU.
Metode
Disuatu penelitian terlebih dahulu harus diperhatikan jenis penelitian yang akan disesuaikan dengan masalah yang
akan diteliti, jenis yang bakalan digunakan yaitu studi kasus yang termasuk dalam pendekatan kualitatif. Studi kasus
merupakan suatu serngkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatuprogram,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh
pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah
hal yang actual(real-life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah terjadi (Rahardjo, 2017)
A.1.a. Subjek/responden.
Subjek didalam penelitian ini adalah seorang siswa penyandang tunagrahitan lahir di Payakumbuh, 28 Oktober
2001. Hambatan intelektualnya sudah dimiliki sejak bayi, saat ini dia menjadi siswa di SLBN 1 Harau. Prestasi yang diraih
siswa penyandang tunagrahita ini di bidang menjahit sudah sampai pada tingkat nasional yang bertempat di Jakarta. Hal
demikian inilah yang menjadi alasan peneliti tertarik untuk menjadikan siswa penyandang tunagrahita sebagai subjek
penelitian akan dilaksanakan.
Kesimpulan
1. Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.
Daftar Rujukan
Disusun secara alfabetis terdiri dari nama pengarang, tahun terbit, judul referensi, keterangan seperti edisi, tempat, penerbit,
dan alamat situs. Referensi yang dicantumkan pada daftar pustaka sesuai dengan referensi yang dikutip pada bagian
pendahuluan.
1. Rujukan harus terdapat di akhir paper.
2. Jangan memulai dihalaman baru kecuali diperlukan
3. Penulis harus memastikan bahwa rujukan di dalam teks juga terdapat di dalam daftar rujukan dan sebaliknya
4. Daftar rujukan berpedoman pada The American Psychological Association (APA)
5. Sebaiknya menggunakan manajemen aplikasi Mendeley untuk memudahkan pembuatan daftar rujukan
6. Kemutakhiran pustaka rujukan terutama yang dipakai untuk menjustifikasi orisinalitas atau novelty (10 tahun
terakhir)?;
7. Keprimeran literatur pustaka rujukan (minimun 80% dari literatur primer)?; Jika literatur bentuk Buku sebaiknya buku
primer (yang memuat hasil penelitian langsung, bukan hasil kompilasi penelitian orang lain); Buku-buku yang berisi
konsep teori (sekunder) boleh dipakai sebagai acuan, tetapi usahakan maksimum hanya 20% saja.
8. Yang termasuk “literatur primer” adalah: artikel jurnal; artikel prosiding; buku/bab buku hasil penelitian;
skripsi/thesis/disertasi; dan lain-lain yang bersifat primer.
Van der Geer, J., Hanraads, J. A. J., & Lupton, R. A. (2000). The art of writing a scientific article.Journal of Science
Communication, 163, 51–59.
Strunk, W., Jr., & White, E. B. (1979).The elements of style (3rd ed.). New York: MacMillan.
Mettam, G. R., & Adams, L. B. (1999).How to prepare an electronic version of your article. In B. S. Jones & R. Z.
Smith (Eds.), Introduction to the electronic age (pp. 281–304). New York: E-Publishing Inc.
Fachinger, J., den Exter, M., Grambow, B., Holgerson, S., Landesmann, C., Titov, M., et al. (2004).Behavior of spent
HTR fuel elements in aquatic phases of repository host rock formations, 2nd International Topical Meeting on
High Temperature Reactor Technology. Beijing, China, paper #B08.
Fachinger, J. (2006). Behavior of HTR fuel elements in aquatic phases of repository host rock formations.Nuclear
Engineering & Design,236, 54.
Struktur teks
1. Setiap judul dibuat Bold dengan font size 10 pt.
2. Sub-Judul dibuat Bold dengan font size 10 pt.
3. Sub-judul harus dalam huruf kapital dan huruf kecil, diberi nomor (A.1.a.), dll,
4. Semua kalimat hanya dibuat menggunakan MS. Word
5. Jumlah total artikel 6-10 halaman
6. Gunakan satu spasi
7. Save As menggunakan Word 97-2003 atau Word 2007 document
Tabel
1. Semua tabel sebaiknya menggunakan angka arabik.
2. Setiap tabel sebaiknya mempunyai judul.
3. Judul diletakkan diatas tabel, bold, dan left margin
4. Hanya garis horizontal yang digunakan pada tabel.
5. Untuk lebih jelasnya, lihatlah contoh di bawah ini:
SMP 3 4
SMA 5 6
Gambar
1. Setiap gambar harus memiliki judul.
2. Semua foto, skema, grafik dan diagram harus disebut sebagai gambar.
3. Format gambar yang diterima adalah PNG, JPEG, GIF dll.